Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu perusahaan perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatannya
seperti

perencanaan

anggarannya

dan

lain-lain.

Perencanaan

(planning)

merupakan proses dasar bagi suatu perusahaan untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses
proses perencanaan. Fungsi perencanaan merupakan fungsi pertama dan utama
dalam kegiatan manajemen perusahaan. Oleh karenanya berbagai faktor yang
terkait degan perencanaan perlu untuk dipelajari dan dipahami sebelum kegiatan
dijalankan. Hal ini dikarenakan perencanaan akan menentukan kemana
perusahaan diarahkan. Pada perakteknya, para manager sering kali menghadapi
masalah baik yang terkait dalam kegiatan perusahaan secara umum, maupun yang
terkaitan dengan kegiatan perencanaan. Oleh karena itu perlu dipelajari dan
dipahami bagaimana masalah sebaiknya dipecahkan dan bagaimana sebaiknya
keputusan diambil. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan). Pada makalah ini akan dibahas mengenai elemen-elemen tertentu dari

proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan


masalah dan pengambilan keputusan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa pengertian perusahaan ?
2. Apa pengertian perencanaan ?
3. Apa saja jenis-jenis perencanaan (planning) ?
4. Apa tujuan melakukan perencanaan ?
5. Bagaimana fungsi perencanaan di dalam suatu perusahaan ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari perusahaan
2. Untuk mengetahui pengertian perencanaan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis perencanaan
4. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan
5. Untuk mengetahui fungsi perencanaan di dalam suatu perusahaan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna
memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi
dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam
dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya dilakukan untuk
memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk
mencari laba. Seperti yayasan sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat
berupa barang dan jasa. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang
sama, yaitu memaksimalkan laba.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi perusahaan:

MOLENGRAAFF
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan dengan cara
memperdagangkan

atau

menyerahkan

barang

atau

mengadakan

perjanjian perdagangan
UU No.8 TAHUN 1997, PASAL 1 (1)
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara
tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba
bersih, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan

usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang

didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara RI


MURTI SUMARNI (1997)
Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan

masyarakat.
MUCH NURACHMAD
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak,
milik orang perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum,
baik milik swasta maupun milik negara yang mempekrjakan pekerja
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain atau usaha usaha sosial dan usaha - usaha lain yang mempunyai pengurus dan
memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.

Bentuk Badan Usaha yang utama adalah


1. Perusahaan Perseorangan, yaitu perusahaan yang keseluruhannya dimiliki oleh
perseorangan.
2. Persekutuan ( Firma dan CV ), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh dua orang
atau lebih dengan adanya suatu perjanjian yang ada diantara mereka.
3. Perseroan Terbatas, yaitu badan hukum terpisah yang dibentuk berdasarkan
hukum, dimana pemiliknya dibagi dalam bentuk saham-saham.

Ketiga badan usaha diatas merupakan badan usaha swasta yang artinya didirikan
oleh orang atau badan - badan swasta. Secara garis besar perusahaan dapat di
golongkan menjadi :
1. Perusahaan Jasa ( service firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya menjual
jasa. Contohnya adalah kantor akuntan, kantor pengacara, Salon dll.
2. Perusahaan Dagang ( merchandising firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya
membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa melakukan pengolahan
terhadap barang tersebut. Contohnya dealer, Toserba, toko kelontong, dll.
3. Perusahaan Manufaktur / Pabrik / Industri ( manufacturing firm ) Yaitu
perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan
kemudian menjual barang jadi tersebut. Contohnya adalah pabrik sepatu, pabrik
roti, dll.

2.2 Pengertian Perencanaan


Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar atau fundamental manajemen, karena
fungsi-fungsi manajemen yang lain harus terlebih dahulu direncanakan.
Perencanaan

ini

di

tujukan

pada

masa

depan

yang

penuh

dengan

ketidakpastian,karena adanya perubahan kondisi dan situasi.1 Hasil perencanaan


baru akan diketahui pada masa depan. Agar risiko yang di tanggung itu relatif
kecil, hendaknya semua kegiatan,tindakan,dan kebijakan direncanakan terlebih
dahulu. Perencanaan ini adalah masalahmemilih,artinya memilih tujuan,dan
1

Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Bumi aksara. Jakarta: 2006.hal.91

cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang
ada.Tanpa alternatif,perencanaan pun tidak ada. Perencanaan pun tidak ada.
Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.
Perencanaan diproses oleh perencanaan (planner),hasilnya menjadi rencana (plan).
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan rencana. Produk dari
perencanaan adalah rencana.
Perencanaan dan rencana sangat penting ,karena:
1. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga
banyak pemborosan.
3. Rencana adalah dasar pengendalian,karena tanpa ada rencana pengendalian
tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses
manajemen pun tidak ada.
Definisi Planning Menurut Para Ahli :
1. Harold Koontz dan Cyril ODonnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, programprogram dari alternatif-alternatif yang ada.
2. G.R.Terry
7

Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat


serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai
hasil yang diiginkan
4. Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan
timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
5. Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi
pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Perencanaan secara garis besar diartikan seagai
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang
dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa
(what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan
bagaimana (how).2 Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan

dengan

pemilihan

dari

sekumpulan

kegiatan-kegiatan

dan

pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program


yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi manajemen tidak akan berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal
adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota
2

Ulbert Silalahi, Studi tentang Ilmu Administrasi, Sinar Baru Algesindo, 2009,
hlm. 166.

suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Dalam sebuah perencanaan terdapat
unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan. Unsur pertama adalah
tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus
dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan
tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan
yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan,
terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada
setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa
yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan
siapa yang akan mengerjakannya. Kebutuhan mengenai perencanaan ada pada
semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen
yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang
paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada
umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan
dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang
lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk
jangka waktu yang lebih pendek.
9

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang


tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan
khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh
perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan
tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara
perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu
penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Asas-Asas Perencanaan (Principles Of Planning)
a)

Principle of contribution to objekctive


Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada

b)

pencapaian tujuan
Principle of efficiency of planning
Suatu perencanaan efisien, jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya

c)

dapat mencapai tujuan dengan biaya uang sekecil-kecilnya.


Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan)
Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi

d)

lainnnya, organizing, staffing, directing, dancontrolling.


Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan)
Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat
pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan

e)

bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu.


Principle of planning premise (asas patokan perencanaan)
Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab
premis-premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang

f)

g)

akan datang.
Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja)
Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja, dan
program-program kerja tersusun.
Principle of timing (asas time)
10

h)

Adalah perencanaan waktu yang relative singkat dan tepat


Principle of planning Communcation
Perencanaan dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap
orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh

i)

penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya.


Principle of alternative (asas alternative)
Alternative ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi
pemilihan rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga

j)

tercapai tujuan yang telah ditetapkan.


Principle of limiting factor (asas pembatasan factor)
Dalam pemilihan alternative-alternative, pertama harus ditujukan pada
factor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah.
Asas alternative dan pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam

k)

penetapan keputusan.
The commitment principle (asas keterikatan)
Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu keterikatan yang

l)

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.


The principle of flexibility (asas fleksibilitas)
Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti

m)

mengubah tujuan.
The principle of navigation change (asas ketetapan arah)
Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus
terhadap kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk

n)

mempertahankan tujuan.
Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis)
Dalam kondisi tertentu manajer harus memilih tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai
dengan efektif.3

2.3 Jenis-jenis perencanaan (planning)


3

Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Bumi aksara. Jakarta: 2006.hal.93

11

1. Dari segi keluasan dan waktu, rencana dapat dibedakan menjadi :


a. Rencana strategis atau rencana jangka panjang (strategic plans or longtems plans)
Rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi
atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan (strategic goals or organizational objectives).
Bagaimana agar perusahaan bisa menjadi market leader dalam makanan
siap saji disusun dalam rencana strategis ini
b. Rencana taktis atau jangka menengah (tactical plans or mid-term plans)
Rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan
sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang. Bagaimana
peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen dirumuskan dalam
perencanaan taktis atau jangka menengah ini.
c. Rencana operasional atau jangka pendek (operational plans or short-term
plans)
Rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan
sebgai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah. Bagaimana
peningkatan penjualan makanan siap saji di setiap outlet yang dimiliki
perusahaan dirumuskan dalam rencana ini.
2. Dari segi kejelasan, rencana dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Rencana spesifik (specific plans)
Rencana yang rumusannya sudah jelas dan tidak memerlukan interpretasi.
Sebagai contoh, menejer yang menetapkan adanya peningkatan pangsa
pasar sebesar 30 persen barangkali akan membuat recana yang sangat jelas

12

seperti prosedur kerja yang spesifik, alokasi angaran yang ketat, dan
penjadwalan yang sudah jelas dan ketat.
b. Rencana direktif (direction plans)
Rencana yang dirumuskan untuk pencapaian tujuan tertentu, akan tetapi
pada pencapaiannya memberikan keluasan atau fleksibilitas untuk
pencapaianya. Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen
dapat dicapai barangkali tidak memerlukan rencana yang begitu spesifik.
Manager dapat menyerahkan sepenuhnya pada pimpinan dibawahnya
untuk secara kreatif melakukanperencanaan dengan target yang sudah
disepakati, yaitu peningkatan pagsa pasar sebesar 30 persen.
Dari segi frekuensi pengunaan, rencana dapat dibagi menjadi rencana sekali pakai
(single-use plans) dan rencana pengunaannya secara terus menerus (standing
plans). Rencana sekali pakai biasanya dilakukan untuk organisasi yang bersifat
kegiatannya temporal. Adapun rencana yang pengunaannya terus-menerus
biasanya digunakan oleh sebuah organisasi yang kegiatannya terus berkelanjutan
dari waktu ke waktu. Contoh rencana standing plans, misalnya kebijakan,
prosedur, dan aturan kerja yang digunakan secara berkelanjutan oleh seluruh
anggota organisasi, apakah kegiatan yang terkait single-use plans maupun
multiple use plans berjalan maupun tidak.

2.4 Tujuan Melakukan Perencanaan


Peroses perencanaan melibatkan dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan
rencana (plan).

13

1. Pengertian Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan)


Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih
atau dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian
bahsa Ingris, kadangkala dibedakan antara objectives dan goals sering kali
diartikan sebagai target. Bahkan lebih jauh kadangkala kedua istilah juga
digantikan dengan istilah purposes, aims, destinations, yang ketiganya memiliki
arti yang kurang lebih sama.
Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
megambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya
perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari peruses pencapaian tujuan, hinga
segala hal terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer
perencanaan, tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.
2. Beberapa Jenis Tujuan (Type of Goals)
Dari sisi jumlah tujuan yang ingin dicapai, ada yang dinamakan tujuan
tunggal (single gaols) dan tujuan yang banyak (multiple goals). Dari sisi kejelasan
tujuan juga dapat dibedakan menjadi tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan
tujuan yang actual dan nyata (real goals). Tujuan yang dinyatakn (stated goals)
adalah tujuan yang dinyatakan secara formal oleh sebuah organisasi kepada
public, dan menjadi jaminan akan kejelasan perusahaan di mata publik. Adapun
tujuan actual dan nyata (real goals) adalah tujuan yang tidak dinyatakan oleh
public, tetapi secara actual dan nyata, berusaha dicapai oleh anggota didalam
sebuah organisasi.

14

Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a. Tujuan strategis (strategic goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama, biasanya antara 3 hingga5 tahun, atau juga lebih. Sebagai contoh tujuan
strategis adalah untuk menjadi market leader dalam bisnis makanan siap saji .
Pencapaian tujuan ini jelas tidak dapat dicapai dalam hitungan hari , akan tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Tujuan taktis (tactical goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu menengah,
relative lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan ini antara 1
hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan taktis ini minsalnya meningkatkan
pangsa pasar 30 persen.Peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen jelas akan
membantu perusahaan tersebut untuk menjadikan market leader dalam jangka
panjang. Dapat kita lihat bahwa pencapaian tujuan strategis akan tercapai jika
tujuan taktis juga tercapai.
c. Tujuan Operasional (operational goals)
adalah tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan perusahaan,
biasanya 6 bulan hingga 1 tahun. Kadang kala juga dapat mencapai 2 tahun.
Sebagai contoh dari tujuan operasioanal adalah meningkat penjualan makanan
siapa saji sebesar 20 persen setiap outlet. Peningkatan penjualan makanan siap

15

saji sebesar 20 persen di setiap outlet akan menunjukan bahwa jumlah pelanggan
yang membeli kepada perusahaan tersebut meningkat, dan dengan demikian akan
mendukung pencapaian tujuan taktis,yait memperluas pangsa pasar menjadi 30
persen. Dari contoh di muka, secara jelas kita dapat melihat keterkaitan dalam
ketiga jenis tujuan tersebut. Tujuan operasional akan mendukung tercapainya
tujuan taktis, dan tujuan taktis akan mendukung

tecapainya tujuan strategis.

Tujuan strategis inilah yang kemudian menjadi indicator tercapainya tujuan


organisasi keseluruhan.
Tujuan perencanaan (objective of planning) :
1.

Perencanaan

bertujuan

untuk

menentukan

tujuan,

kebijakan-

kebijakan,prosedur,dan program serta memberikan pedoman cara-cara


2.

pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan


Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis,karena

3.

semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.


Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi

4.

pada masa yang akan datang.


Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur

5.

dan bertujuan.
Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang

6.
7.
8.

seluruh pekerjaan
Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.
Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement

9.

dalam penempatan karyawan.


Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna
organisasi.

16

2.5 Fungsi Perencanaan Di Dalam Suatu Perusahaan


Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi
dari perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan
meminimalkan dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan
dan kesia-siaan, serta perencanaan menetepkan standar dalam pengawasan
kualitas.

Perencanaan sebagai Pengarah


Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara
lebih terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan
sangat mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan
sumber daya, dan ketidak berhasilan dalam pencapaian tujuan karena
bagian-bagian dari organisasi bekerja secara sendiri-sendiri tanpa ada
koordinasi yang jelas dan terarah. Perencana dalam hal ini memegang

fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi.


Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu didunia ini akan mengalami perubahan.
Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan
sering kali sesuai degan apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang
pula diluar perkiraan kita sehingga menimbulkan ketidak pastian pada
perusahaan. Ketidak pastian inilah yang coba diminimalkan melalui

kegiatan perencanaan.
Perencanaan sebagai Minimalisasikan pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasikan pemborosan sumber
daya organisasi yang digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan
17

baik, maka jumlah sumber daya yang dilperlukan, dengan cara


bagaimana pengunaannya, dan untuk pengunaan apa saja yang lebih baik
dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian pemborosan
yang terkait dengan pengunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan
akan bisa diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan

menjadi meningkat.
Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasas Kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan kualitas yang harus dicapai
oleh perusahaan dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan
manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan,
perusahaan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan
realisasi dilapangan, membandingkan antara setandar yang ingin dicapai
dengan realisasi dilapangan, mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi, hingga mengambil tindakan yang diangap perlu
untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Perencanaan yang paling penting bagi suatu perusahaan adalah perencanaan


strategis. Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan
penetapan metode-metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan
kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi juga merupakan
proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan
organisasi. Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis.
Pertama, perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan-

18

perencanaan lainnya. Kedua, pemahaman terhadap perencanaan strategis akan


mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya. Ketiga, perencanaan
strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan
organisasi.
Terdapat dua jenis utama dari rencana yaitu rencana strategis dan rencana
operasional. Rencana strategis merupakan rencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang luas dari perusahaan yaitu untuk melaksanakan tugas-tugas
perusahaan.

Sedangkan

rencana

operasional

merupakan

rencana

yang

memberikan rincian tentang bagaimana rencana strategis itu akan dilaksanakan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungsi perencanaan selain berfungsi sebagai fungsi pertama dalam kegiatan
manajemen, namun juga menetukan arah dan tujuan dari sebuah organisasi bisnis
dan perusahaan. Perencanaan dapat berfungsi sebagai minimalisasi ketidak
pastian, pengarah, dan juga penetapan standar pencapaian kualitas dari apa yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Perencanaan memiliki persyaratan untuk
memenuhi kriteria realistis dan faktual, fleksibel, logis dan rasional, memiliki
komitmen, dan komprehensif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

19

perencanaan strategik sangatlah penting di dalam perusahaan. Karena dengan


suatu perencanaan dapat memberikan kerangka yang jelas untuk mencapai tujuan
yang telah ditargetkan oleh suatu perusahaan. Dan memberikan gambaran secara
keseluruhan kepada manajemen tentang operasi yang sedang dijalankan. Serta
membantu pihak manajemen menentukan program-program yang akan digunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan. sehingga manajemen dapat
mengambil keputusan yang lebih baik, menghindari resiko yang mungkin akan
terjadi

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta : BPFE , 1999
Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Siswanto, Bedjo, Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi, Bandung : Sinar Baru
Stoner, James A.F. Manajemen (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan

20

Anda mungkin juga menyukai