Kasus Publius
Di susun Oleh:
Nurul izzah
A021191126
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2021/2022
Publius
Meskipun banyak orang yang percaya bahwa World Wide Web adalah
anonym dan bebas sensor, namun kenyataannya sangat berbeda. Pemerintah,
pengadilan, dan pejabat lain yang ingin menyensor, memelajari, atatu menelur sebuah
file di Web hanya perlu melihat server (komputer online) di mana tempat file tersebut
disimpan. Dengan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki, mereka bias
menyisir berbagai drive yang ada di server untuk menemukan file-file yang mereka
cari dan juga identitas orang yang membuatnya.
Pada tanggal 30 Juni 2000, para peneliti AT&T Labs mengumumkan
penciptaan Publius, sebuah program computer yang memungkinkan pengguna
Internet untuk melakukan enkipsi data (mengubah data menjadi kode rahasia) atas
file-file mereka-teks, gambar, atau lagu-memecahnya ke dalam bebarapa bagian dan
menyimpan bagian-bagian yang telah dienkripsi tersebut di berbagai server Internet
yang ada di seluruh dunia. Akibatnya, semua orang yang ingin memelajari atau
menyensor file atau ingin menelusuri jejak pembentukan file tersebut tidak bias
melakukannya karena itu berarti mereka harus memelajari isi dari berbagai server
yang ada di seluruh dunia, dan file-file dalam server tersebut dudah dienkripsi dan
terpecah dalam suatu cara yang tidak dapat diidentifikasika tanpa bantuan orang yang
menciptakan file tersebut. Namun orang yang memiliki file tersebut dapat
menemukan kembali dengan mencari di direktori website yang telah dihubungkan
dengan Publius, dan Publius akan menyusun kembali file tersebut sesuai
permintaannya. Para peneliti ini memberikan deskripsi Publius di
www.cs.nyu.edu/waldman/publis.
Meskipun banyak orang yang menyambut baik perangkat lunak yang mampu
melindungi kekebasan berpendapat di Internet, namun banyak juga yang merasa
kesal. Bruce Taylor, seorang aktivis antipornografi di National Law Center for
Children and Families, menyatakan: “ Anonim memang menyenangkan, tapi siapa
yang lebih ingin tidak diketahui identitasnya dibandingkan para penjahat, teroris,
penganiaya anak, pelaku pornografi anak, hacker, danpara berandalan pembuat virus
e-mail.” Aviel Rubin dan Lorrie Cranor, pembuat Publius berharap bahwa program
mereka bias membantu orang-orang di Negara yang membatasi kebebasan
berpendapat dan mereka dihukum karena berpendapat. Para pengguna ideal dari
Publius, kata mereka, adalah “orang Cina yang setiap hari menyaksikan pelanggaran
HAM.”
Pertanyaan
1. Pelajari etika pemasaran Publis dengan menggunakan utilitarianisme, hal
keadilan, dan perhatian. Menurut Anda apakah etis memasarkan Publius?
Jelaskan.
2. Apakah para pembuat Publius betanggung jawab atas tindakan criminal yang
terjadi dan tetap menjadi rahasia berkat Publius? Apakah AT&T secara moral
bertanggung jawab atas hal ini? Jelaskan jawaban Anda.
3. Menurut Anda, apakah pemerintah perlu mengizinkan penggunaan Publius?
Mengapa?
2. - Menurut saya, tidak etis apabila memasarkan Publius ini. Memang dengan
adanya Publius, kita dapat dengan mudah menyisir file dalam server di seluruh
dunia. Tapi di lain sisi, Publius akan sangat mengganggu privasi seseorang,
manakala file-file pribadi dapat dilihat banyak orang.
- Para pembuat Publius dapat bertanggung jawab atas tindakan criminal yang
terjadi dengan tidak memasarkan perangkat lunak tersebut secara bebas, karena
jika terjadi maka banyak orang dengan bebas menyisir berbagai drive yang ada
di server untuk menemukan file-file yang mereka cari dan juga identitas si
pembuatnya.
- AT&T secara moral memang harus bertanggung jawab dalam hal ini karena
AT&T inilah yang mengumumkan penciptaan Publius ini ke masyarakat.
Seharusnya AT&T ini memberi pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam
bentuk pengembalian nama pencipta Publius ini bahwa secara nyata Publius
tidak merugikan. Hanya saja kita sebagai user harus berpedoman kepada etika
agar tidak sembarangan menyisir file-file yang ada di drive.
KESIMPULAN :
Publius sebenarnya adalah program yang diciptakan untuk bisa membantu orang-
orang di negara yang membatasi kebebasan berpendapat dan mereka dihukum
karena berpendapat, karena Publius menyediakan sarana bagi para penggunanya
untuk meng-enskripsi file yang akan mereka unggah tanpa diketahui pihak lain,
jadi mereka bisa lebih leluasa untuk berekspresi dalam batasan yang jelas. Tapi di
satu sisi banyak beberapa komunitas yang merasa kesal karena keberadaan
Publius, sebagai contohnya Seorang aktivis antipornografi di National Law Center
For Children and Families , menyatakan bahwa siapa yang lebih ingin tidak
diketahui identitasnya dibandingkan para penjahat, teroris, penganiaya anak,
pelaku pornografi anak, hacker, dan para berandalan pembuat virus e-mail.
Menurut kami , kritikan ini tidak etis apabila dibandingkan dengan apa yang kita
dapat dengan publius ini.