Millenia Aurelia
H4503211011
Latar Belakang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Indonesia yang merupakan salah satu
negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia pada tahun 2015. Luas lahan
perkebunan kopi Indonesia yang cukup potensial ini dapat digunakan untuk
mengembangkan dan meningkatkan daya saing kopi Indonesia. Berdasarkan data
Kemendag (2016), pada tahun 2015 nilai ekspor kopi khususnya dalam bentuk biji
mengalami penurunan sebesar 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurunnya nilai ekspor biji kopi tersebut disebabkan oleh rendahnya
produktivitas kopi yang masih didominasi oleh Perkebunan Rakyat. Produktivitas
yang rendah pada Perkebunan Rakyat disebabkan oleh masih kurangnya modal
petani, kurangnya penanganan budidaya dan juga pascapanen. Dalam persaingan
pasar internasional, terdapat beberapa negara pesaing Indonesia dalam hal
mengekspor komoditas kopi, yaitu Brazil, Vietnam, dan Kolombia yang memiliki
nilai ekspor lebih tinggi. Daya saing antar negara semakin ketat, tentunya hal
tersebut mendorong Indonesia untuk dapat meningkatkan daya saingnya di pasar
internasional. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
perkembangan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional dan akan
dibandingkan dengan daya saing negara eksportir kopi lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series tahunan,
mulai dari tahun 2004 sampai 2013. Sumber data diperoleh dari Food Agriculture
Organization of The United Nations Statistics Division (FAOSTAT), dan
International Coffee Organization (ICO). Alat analisis yang digunakan adalah
Revealed Comparative Advantage (RCA) dan analisis keunggulan kompetitif
Berlian Porter.
Jurnal 2
Judul : The Competitiveness of Global Coffee Trade
Penulis : Aron Torok, Tamas Mizik, dan Attila Jambor
Nama Jurnal : International Journal of Economics and Financial Issues
Volume 8, Nomor 5 (2018): 1-6
ISSN: 2146-4138
Latar Belakang
Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu komoditas kopi yang memiliki
peranan penting yaitu sebagai salah satu bahan baku pertanian, oleh karena itu
kopi diperdagangkan secara internasional. Pada jurnal ini dijelaskan bahwa sisi
penawaran pasar kopi sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca dan berbagai
penyakit kopi seperti semak belukar, sedangkan sisi permintaan ditentukan oleh
kontinuitas pertumbuhan konsumen kopi, terutama di negara-negara berkembang.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian ilmiah tentang perdagangan kopi telah
dilakukan, tapi hanya memberikan perhatian khusus pada produsen kopi skala
kecil, dan daya saing kopi hanya diukur pada satu tingkat negara. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis yang komprehensif dari
perkembangan daya saing perdagangan kopi global. Pertama, penelitian ini
menyajikan karakteristik utama produksi dan perdagangan kopi. Kedua, analisis
keunggulan komparatif.
Pada tahun 1995-2015 produksi kopi dunia menunjukkan tren yang
meningkat dengan fluktuasi yang luar biasa selama bertahun-tahun. Total
produksi meningkat 65% secara global. Hal ini terjadinya karena adanya
peningkatan produksi dari beberapa negara produsen utama kopi (Brazil,
Kolombia, Indonesia, Ethiopi, dsb).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series tahunan,
mulai dari tahun 1995 sampai 2015. Objek yang diteliti adalah kopi dengan kode
HS 90111, 90112, 90121, 90122, 90130, 90140, dan 21030. Sumber data
diperoleh dari World Bank, Food Agriculture Organization of The United
Nations Statistics Division (FAOSTAT), dan International Coffee Organization
(ICO). Alat analisis yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage
(RCA) dan Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA)
Alat analisis RCA digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis
keunggulan komparatif kopi di pasar global. Jika nilai RCA yang diperoleh lebih
besar dari 1, maka dapat dikatakan bahwa suatu komoditas berdaya saing, berlaku
juga untuk sebaliknya, Semakin tinggi nilai RCA yang diperoleh, maka semakin
kuat daya saingnya.
Analisis RSCA digunakan untuk memeriksa stabilitas dan durasi RCA
indeks dalam dua langkah. Pertama, menghitung matriks probabilitas transisi
Markov dan kemudian diringkas dengan menggunakan indeks mobilitas,
mengevaluasi mobilitas lintas negara dan waktu. Kedua, mengikut Bojnec dan
Ferto (2008), fungsi kelangsungan hidup S(t) diperkirakan dengan menggunakan
non-parametrik Kaplan- Meier penaksir batas produk, yang berkaitan dengan
tingkat produk analisis distribusi indeks RSCA.
Hasil Penelitian
Pada analisis menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA) di
dalam penelitian ini, didapatkan bahwa Uganda, Ethiopia dan Honduras memiliki
keunggulan komparatif tertinggi disemua periode analisis diantara negara ekspotir
kopi utama dunia, hal tersebut menunjukkan adanya potensi daya saing yang
tinggi. Guatemala, Kolombia, Vietnam dan Brazil juga memiliki komparatif yang
relatif tinggi dalam ekspor kopi global. Dengan menganalisis keunggulan
komparatif berdasarkan produk, selanjutnya terbentuk pola spesialisasi. Kopi yang
bukan panggang atau tanpa kafein serta pengganti kopi memiliki keunggulan
komparatif tertinggi diantara semua produk kelompok disemua periode waktu
analisis. Akibatnya, negara-negara pengekspor produk-produk ini seperti Uganda,
Ethiopia, dan Honduras memiliki kenggulan komparatif yang tertinggi.
Hasil keunggulan komparatif dengan RCA menunjukkan fluktuasi waktu
yang tinggi, tingkat mobilitas dalam indeks Balassa diperkirakan dengan
menggunakan mobilitas indeks berdasarkan matriks probabilitas transisi Markov.
Indeks perdagangan kopi global untuk Vietnam, India, dan Meksiko menyajikan
pola stabil dari keunggulan komparatif. Selain negara-negara ini, lebih dari 70%
kelompok produk dengan keunggulan komparatif tetap bertahan untuk Brazil,
Honduras, Indonesia dan Guatemala, sementara ukuran mobilitas terendah
berkaitan dengan negara Ethiopia, Kolombia, dan Uganda menyiratkan bahwa
sangat mengubah potensi kompetitif. Mengenai durasi keunggulan komparatif
pada ekspor kopi global, produk Kaplan Meier non parametrik memperkirakan
batas penaksiran. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa secara umum waktu
bertahan hidup tidak persisten selama periode analisis tersebut. Peluang bertahan
hidup sekitar 96-98% diawal periode tersebut turun menjadi 1-18% pada akhir
periode, hal tersebut menunjukkan bahwa persaingan ketat terjadi dalam
perdagangan kopi global.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa produksi dan perdagangan kopi secara
global sangat meningkat dan terkonsentrasi oleh negara dan produk, menunjukkan
sejumlah kecil negara yang bertanggung jawab atas sebagian besar produk yang
diperdagangkan. Brazil, Vietnam, dan Kolombia adalah produsen kopi terbesar
dan eksportir kopi greenbean pada tahun-tahun sebelumnya, sedangkan Swiss,
Italia, dan Jerman mengekspor kopi yang paling banyak dipanggang pada waktu
bersamaan. Mengenai daya saing, negara Uganda, Ethiopia, dan Honduras
memiliki keunggualan komparatif tertinggi di semua periode yang dianalisis, hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat potensi daya saing yang tinggi.
Mengenai stabilitas dan durasi daya saing, penelitian ini menyimpulkan
bahwa secara umum waktu bertahan hidup tidak persisten selama periode analisis,
menyiratkan bahwa pola persaingan yang sangat berubah.
Kritik
Pada penelitian ini hanya membahas keunggulan kopi global dari sisi
komparatif, dimana keunggulan komparatif hanya berfokus pada kelimpahan
sumberdaya alam yang dimiliki oleh setiap negara. Akan lebih baik jika
menganalisis keunggulan secara kompetitif untuk perdagangan kopi global,
sehingga beberapa faktor seperti sumber daya manusia, teknologi, dan industri
pendukung dapat dilihat bagaimana masing2 sektor tersebut mempengaruhi daya
saing kopi di pasar global. Selain itu, secara umum penjelasan pada penelitian ini
sudah sangat jelas, lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca. Penyajian data
penelitian ini juga memudahkan pembaca untuk memahami hasil analisis yang
sudah dilakukan.
Saran
Analisis daya saing secara komparatif yang telah dilakukan akan lebih
baik jika ditambahkan analisis terkait daya saing secara kompetitif, agar analisis
pada penelitian ini menjadi lebih komprehensif, karena melihat daya saing dari
dua sisi. Selain itu, dapat juga menambahkan analisis terkait faktor-faktor
penentu/faktor-faktor yang memengaruhi daya saing kopi global dengan
berorientasi pada kebijakan dan perkembangan tren saat ini.
Daftar Pustaka
Baso RL dan Anindita R. 2018. Analisis Daya Saing Kopi Indonesia. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 2(1): 1-9.
Torok A, Mizik T, dan Jambor A. 2018. The Competitiveness of Global Coffee
Trade. International Journal of Economics and Financial Issues. 8(5): 1-6.