Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Statistika Bisnis

Penyajian Data

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode Disusun Oleh

02
Fakultas Ekonomi dan Manajemen S1 Tri Wahyono, SE.MM.
Bisnis

Abstract Kompetensi
Menjelaskan dan memaparkankan Mahasiswa dapat memahami tentang
tentang penyajian data. penyajian data.
SESI 2
Penyajian Data

Kopetensi Dasar:
Mahasiswa dapat:
1. Memahami dan mampu memecahkan permasalahan ekonomi dengan menggunakan
kandungan informasi dari data yang telah disajikan dengan baik.
2. Menyajikan data dalam bentuk distribusi frekuensi
3. Menyajikan data dalam bentuk grafik poligon, histogram, ogif dan bentuk grafik yang
lain.
4. Menggunakan peranti komputer berupa MS Exel atau SPSS untuk menyajikan data

2014 Statistika Bisnis


2 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENYAJIAN DATA

Banyak sekali permasalahan ekonomi baik manajemen maupun akuntansi dan


situasi ekonomi makro yang dihadapi oleh manajer, direktur, pemilik perusahaan, bahkan
karyawan dalam suatu perusahaan. Terhadap suatu permasalahan yang dihadapi,
seseorang haruslah bertindak dengan cermat dan tepat yaitu dimulai dengan melakukan
pengumpulan data yang terkait dengan permasalahan, menyajikan dan menata data
menjadi informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan.
Lagkah-langkah tersebut dalam statistic deskriptif secara skematis menurut Mason
dan Lind (1996) dinyatakan sebagai berikut:
(a) Memahami masalah dan jawaban yang diperlukan.
(b) Mengumpulkan data yang sesuai dengan masalah dan tujuan.
(c) Menata data mentah ke dalam distribusi frekuensi.
(d) Menyajikan data distribusi secara grafik.
(e) Menarik kesimpulan mengenai permasalahan.
Tujuan penyajian data adalah untuk menyajikan data mentah yang diperoleh dari
populasi atau sampel menjadi data yang tertata dengan baik, sehingga bermakna informasi
bagi pengambilan keputusan manajerial.

A. DISTRIBUSI FREKUENSI

Definisi distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori


yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori. Setiap data tidak dapat
dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori

Langkah-langkah Distribusi Frekuensi:


a. Mengumpulkan data
b. Mengurutkan data dari terkecil ke terbesar atau sebaliknya
c. Membuat kategori kelas

à rumus Sturges
Jumlah kelas k = 1 + 3,322 log n
di mana 2k>n; di mana k= jumlah kelas; n = jumlah data
d. Membuat interval kelas
Interval kelas = (nilai tertinggi – nilai terendah)/jumlah kelas
e. Melakukan penghitungan setiap kelasnya

2014 Statistika Bisnis


3 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh kasus:
1. Mengumpulkan data
Contoh kasusnya adalah data harga saham di BEI. Sebagai calon investor di pasar
modal, langkah pertama adalah mengumpulkan data harga saham yang ada di bursa
efek.
2. Mengurutkan data:
Setelah data terkumpul, kemudian mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
atau sebaliknya. Tujuan dari langkah ini adalah agar memudahkan dalam melakukan
penghiitungan pada langkah berukutnya. Rincian harga saham 20 perusahaan di BEI:
160, 290, 304, 345,
398, 400, 440, 450,
470, 465, 510, 525,
530, 552, 560, 580,
600, 620, 700, 875.
3. Membuat kategori kelas
Membuat kategori atau kelas yaitu data dimasukkan ke dalam kategori yang sama,
sehingga data dalam satu kategori mempunyai karakter yang sama.
Untuk membuat kategori atau kelas tudak ada ketentuan pasti yang mengatur berapa
banyaknya kelas. Jumlah kelas bisa hanya dua (perusahaan dengan harga saham
rendah dan tinggi), tiga (rendah, sedang dan tinggi), bahkan sepuluh atau lebih. Namun
demikian, disarankan untuk membuat kategiri yang baik dengan mengikuti cara sebagai
berikut
a. Menentukan banyaknya kategori atau kelas sesuai dengan kebutuhan. Panduan untuk
emmentukan banyaknya kelas adalah menggunakan bilangan bulat terkecil k,
sedemikian sehingga 2k ≥ n, dimana n adalah jumlah pengamatan atau data.
Jumlah data n (harga saham) = 20  2k ≥ 20
24 = 16
25 = 32
Maka supaya 2k ≥ 20 jumlah kategori atau kelas
minimal adalah 5

b. Menentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturges:


k = 1 + 3,322 log n
k = 1 + 3,322 log 20
= 5,322021646
Maka jumlah kategori atau kelas minimal adalah 5.

2014 Statistika Bisnis


4 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Interval kelas
Menentukan interval kategori atau kelas adalah batas bawah dan batas atas daru suatu
kategori atau kelas. Jadi interval kategori atau kelas adalah jangkauan atau jarak antara
kelas yang satu dengan kelas yang lainnya secara berurutan

jangkauan
interval kelas = --------------------
jumlah kelas

(nilai tertinggi – nilai terendah)


= ------------------------------------------
jumlah kelas

Dari data harga saham BEI tersebut , interval kelasnya adalah:

875 - 160
= ------------------
5
= 143

Sehingga dapat dibuat kelas dengan interval sebagai berikut:


kelas ke interval keterangan
1 160 - 303 160 + 143 = 303
2 304 - 447 304 + 143 = 447
3 448 - 591 448 + 143 = 591
4 592 - 735 592 + 143 = 735
5 736 - 878 736 + 143 = 878

Batas Kelas: nilai terendah dan tertinggi pada suatu kelas.


----0---------------------------------------------0---------------
304 447
= batas kelas bawah kelas II = batas kelas atas kelas II

5. Tabulasi

2014 Statistika Bisnis


5 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Melakukan metabulasi adalah memasukkan nilai ke dalam interval kelas. Hasilnya
sebagai berikut:

kelas ke interval frekuensi jumlah frekuensi


1 160 - 303 // 2
2 304 - 447 ///// 5
3 448 - 591 ///// //// 9
4 592 - 735 /// 3
5 736 - 878 / 1

6. Nilai Tengah Kelas:


Definisi: nilai yang letaknya di tengah kelas.

batas kelas bawah + batas kelas atas


= ---------------------------------------------------
2

Jumlah
kelas ke interval frekuensi nilai tengah kelas keterangan
1 160 - 303 2 231,5 (160 + 303)/2 =231,5
2 304 - 447 5 375,5 (304 + 447)/2 = 375,5
3 448 - 591 9 519,5 (448 + 591)/2 = 519,5
4 592 - 735 3 663,5 (592 + 735)/2 = 663,5
5 736 - 878 1 807,0 (736 + 878)/2 = 807

7. Nilai Tepi Kelas


Nilai batas antar kelas (border) yang memisahkan nilai antara kelas satu dengan kelas
lainnya.

303,5 = tepi batas kelas


----0--------------------o--------------------0---------------
303 304
= batas kelas atas kelas I = batas kelas bawah kelas II

Jumlah
kelas ke interval frekuensi tepi kelas keterangan
1 160 - 303 2 159,5 (195 + 160)/2 = 159,5
2 304 - 447 5 303,5 (303 + 304)/2 = 303,5
3 448 - 591 9 447,5 (447 + 448)/2 = 447,5
4 592 - 735 3 591,5 (591 + 592)/2 = 591,5
5 736 - 878 1 735,5 (735 + 736)/2 = 735,5
    878,5 (878 + 879)/2 = 878,5

2014 Statistika Bisnis


6 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Frekuensi Kumulatif
Frekuensi kumulatif menunjukkan seberapa besar jumlah frekuensi pada tingkat kelas
tertentu. Frekuensi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi pada kelas
tertetnu dengan frekuensi kelas selanjutnya.

Frekuensi kumulatif dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:


 Frekuensi kumulatif kurang dari
Merupakan penjumlahan dari mulai frekuensi kelas terendah sampai kelas
tertinggi dan jumlah akhirnnya merupakan jumlah data (n).
 Frekuensi kumulatif lebih dari.
Merupakan pengurangan dari jumlah data (n) dengan frekuensi setiap kelas
dimulai dari kelas terendah dan jumlah akhirnya adalah nol.

Contoh:
Jumlah frekuensi frekuensi lebih
kelas ke interval frekuensi tepi kelas kurang dari dari
1 160 - 303 2 159,5 0+0=0 20 - 0 = 20
2 304 - 447 5 303,5 0+2=2 20 - 2 = 18
3 448 - 591 9 447,5 2+5=7 18 - 5 = 13
4 592 - 735 3 591,5 7 + 9 = 16 13 - 9 = 4
5 736 - 878 1 735,5 16 + 3 = 19 4 -3 = 1
      878,5 19 + 1 = 20 1-1=0

9. Distribusi kumulatif relative atau frekuensi relative


Frekuensi Relatif adalah frekuensi relatif setiap kelas dibandingkan dengan frekuensi
totalnya. (perbandingan secara persentasi)

Contoh:
Jumlah frekuensi relatif frekuensi relatif
kelas ke interval frekuensi tepi kelas kurang dari lebih dari
1 160 - 303 2 159,5 0/20 x 100 = 0% 20/20 x 100 = 100%
2 304 - 447 5 303,5 2/20 x 100 = 10% 18/20 x 100 = 90%
3 448 - 591 9 447,5 7/20 x 100 = 35% 13/20 x 100 = 65%
4 592 - 735 3 591,5 16/20 x 100 = 80% 4/20 x 100 = 20%
5 736 - 878 1 735,5 19/20 x 100 = 95% 1/20 x 100 = 5%

2014 Statistika Bisnis


7 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
      878,5 20/20 x 100 = 100% 0/20 x 100 = 0%
B. Penyajian data dalam bentuk grafik

1. Histogram
Definisi: Histogram merupakan bentuk diagram yang mudah dipahami, merupakan diagram
balok, karena frekuensi disajikan dalam bentuk balok.
Grafik yang berbentuk balok, di mana sumbu horisontal (X) adalah tepi kelas dan sumbu
vertikal (Y) adalah frekuensi setiap kelas.

Contoh:

2. Poligon
Poligon adalah grafik berbentuk garis dan menghubungkan antara nilai tengah kelas dengan
jumlah frekuensi pada setiap kelas.

3. Kurva Ogif

2014 Statistika Bisnis


8 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kurva ogif merupakan diagram gris yang menunjukkan kombinasi antara interval kelas
dengan frekuensi kumulatif. Kurva ogif menunjukkan frekuensi kumulatif pada setiap
tingkat atau kategori. Sumbeu horizontal pda kurva ogif menunjukkan tepi interval kelas
dan sumbu vertical menunjukkan frekuensi kumulatif.

Contoh: pada kasus saham di BEI:

Daftar Pustaka
Suharyadi dan Purwanto. 2006. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 1
Salemba empat. Jakarta

2014 Statistika Bisnis


9 Tri Wahyono
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai