Anda di halaman 1dari 18

ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.

1 Maret 2018 | Page 1233

ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE PADA KARYA VIDEO KLIP “BABY SHARK”
DALAM MEMPROMOSIKAN CITRA PEJABAT DAERAH BIMA ARYA SUGIARTO DI KOTA BOGOR
THE CHARLES SANDERS PEIRCE ANALYSIS ON SEMIOTICS IN “BABY SHARK” VIDEO CLIP IN
PROMOTING THE IMAGE OF BIMA ARYA SUGIARTO REGIONAL OFFICIALS IN BOGOR CITY
Kintan Safira Maydi, Diah Agung Esfandiari, B.A., M.Si
Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom
Kintansafira12@gmail.com, Esfandiari@yahoo.com

ABSTRAK

Video merupakan sebuah media perantara yang digunakan oleh masyarakat dalam mengekspresikan diri
mereka. Namun, pada generasi millennial saat ini tanpa membuat video dan mengunggah nya ke media sosial untuk
tujuan hiburan maupun informasi sepertinya bukan hal baru lagi saat ini. Bima Arya Sugiarto adalah salah satu
pengguna media sosial instagram yang memiliki cukup banyak pengikut dalam akun instagram pribadinya. Dalam
beberapa bulan yang lalu, Bima Arya Sugiarto mengejutkan masyarakat dengan aksinya membuat video baby shark
challenge yang belakangan ini sempat viral di Indonesia. Video baby shark challenge yang dibuatnya bersama Satpol
PP kota Bogor tersebut cukup mendapatkan banyak tanggapan jika dilihat dari jumlah views dan komentar. Pasal nya
Bima Arya Sugiarto adalah seorang Walikota Bogor, cukup terbilang unik satu-satu nya pejabat daerah yang mau
melakukan aksi menarikan tarian baby shark challenge. Video tersebut berdurasi selama satu menit, yang di
unggahnya di akun instargram pribadinya. Hal ini memunculkan pertanyaan, bagaimana citra yang ingin dibangun
oleh Bima Arya melalui video challenge tersebut. Dalam meneliti promosi citra dari Bima Arya Sugiarto, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan menggunakan metode analisis semiotika
Charles Sanders Peirce. Pemaknaan dilakukan dengan Teori Segitiga Makna Peirce yakni Tanda, Objek, dan
Interpretant (penafsir). Tanda dilihat dari unsur dalam video yaitu tanda visual, kemudian dianalisis dengan melihat
objek dari aspek ikon, indeks, dan simbol. Proses analisis menghasilkan makna yang didapat dari sudut pandang
interpretant (peneliti). Hasil dari penelitian ini menunjukan citra positif yang ada didalam video baby shark challenge
tersebut terdapat dalam tokoh utamanya yakni Bima Arya Sugiarto. Bima Arya Sugiarto merupakan seorang
pemimpin daerah yang ingin tetap terlihat sangat tegas namun juga memiliki kesan humanis. Citra diri yang positif
terlihat jelas dalam video baby shark challenge Bima Arya Sugiarto.
Kata kunci: Video, Citra, Semiotika, Charles Sanders Peirce, Baby Shark

ABSTRACT

Video is a media intermediaries which is used by the people in expressing themselves. However, in a millennial
generation at this moment without making and uploading a video in a social media for the purpose of entertainment
or information is no longer a new thing. Bima Arya Sugiarto is one of the user of a social media instagram which
have a lot of followers. Few months ago, Bima Arya Sugiarto surprises the society by making a video of baby shark
challenge that is being viral recently in Indonesia. A baby shark challenge video that he makes along with a police
unit from the city of Bogor does get quite a lot of response if it is observed from the number of views and comments,
which in this case Bima Arya Sugiarto is the mayor of Bogor, it is unique that as the only local official that is willing
to dance a baby shark challenge. The video has a duration for one minute, which he uploads in his instagram account.
This action brings up a question, what image does Bima Arya wants to build using that challenge video. In researching
the promotion of Bima Arya Sugiarto’s image, the writer uses a qualitative approach with a paradigm constructivist
and uses an semiotics analysis method; Charles Sanders Pierce. The meaning is done with a theory Triangle of
meaning and that is a sign, object, and interpretation. Sign is viewed from elements such as visual sign,, then analysing
it by observing the object from the aspect of an icon, index, and symbol. The process of analysis yields meaning that
is derived from an interpretive standpoint. The result from this research shows a postivie image in the baby shark
challenge video where the main protagonist is Bima Arya Sugiarto, he is also a regional leaders that wants to be seen
as assertive yet humanist. A positive self-image is clearly shown in baby shark challenge vdieo of Bima Arya Sugiarto.
Keyword: Video, Image, Semiotics, Charles Sanders Peirce, Baby Shark
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1234

1. PENDAHULUAN
Fenomena video klip Baby Shark dalam kurun beberapa waktu yang lalu sempat menjadi viral di
Indonesia. Dengan konsep video klip yang lucu serta menarik, Baby Shark berhasil membius masyarakat
Indonesia terutama di dalam media sosial. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Indonesia yang
membuat sebuah tantangan yakni menarikan tarian Baby Shark, yang biasa disebut Baby Shark Challenge
dan harus di unggah ke akun media sosial pribadi mereka serta menggunakan hastag #babysharkchallenge..
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto pun memiliki antuasias yang sama dengan membuat video
Baby Shark Challenge dan mengunggahnya ke akun media sosial instagram pribadinya, dan cukup
mendapatkan respon yang baik. Hal ini terlihat dari jumlah views video yang di unggah Bima Arya mencapai
139 ribu lebih, dan jumlah komentar mencapai 1500 lebih komentar.
Bima Arya Sugiarto adalah seorang pejabat daerah dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai
Walikota Bogor periode 2014-2019. Seorang walikota, tentu harus memiliki sikap yang berwibawa serta
tegas dalam memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh DPRD kota.
Namun beda halnya dengan Bima Arya Sugiarto, walaupun beberapa masyarakat mengatakan bahwa aksi
yang dilakukannya terbilang cukup konyol sebagai pemimpin daerah, namun ia bahkan tak menafikan bahwa
seorang walikota juga harus bisa menghibur masyarakatnya.
Video Baby Shark Challenge yang di unggahnya pada tanggal 14 Oktober 2014, cukup menarik
perhatian masyarakat karena Bima Arya Sugiarto membuat video tersebut bersama dengan SatPol PP kota
Bogor. Hal ini terlihat dari berbagai macam komentar yang beranggapan baik dari netizen dalam video
tersebut. Bima Arya Sugiharto adalah satu-satunya pejabat daerah yang membuat video Baby Shark
Challenge sebagai sarana dalam mengajak masyarakat untuk mau berolahraga dan bergerak se dini mungkin.
Bima Arya Sugiarto memanfaatkan sosial media sebagai sarana perantara dirinya yang berbeda
kepada masyarakat. Hal ini menjelaskan bahwa, pejabat daerah ingin memperlihatkan bahwa tidak ada
perbedaan yang harus ditonjolkan dalam kehidupan sosial. Video klip Baby Shark sendiri dibuat oleh
PinkFong yang sebenarnya ditujukan kepada anak-anak sebagai media pembelajaran yang berbeda. Video
klip Baby Shark sudah di unggah sejak tanggal 12 Mei 2016, namun video ini menjadi sangat viral pada
beberapa bulan yang lalu di tahun 2017. Dalam akun YouTube dari PinkFong sendiri video klip Baby Shark
telah ditonton sebanyak 90 juta kali dan angka tersebut terus bertambah. Aksi Bima Arya Sugiarto ini
tergolong kedalam komunikasi gaya millennial. Dimana cukup dengan menggunakan media sosial untuk
berkomunikasi secara luas.
Berdasarkan pada data-data yang telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk meneliti salah satu video
baby shark challenge Bima Arya saat bersama para Satpol PP kota Bogor. Hal ini dikarenakan jumlah views
yang lebih banyak dan dalam video tersebut Bima Arya cukup terlihat mendominasi dalam frame sehingga
memudahkan peneliti untuk melihat tanda-tanda yang ada dalam video tersebut. Fenomena pejabat daerah
yang aktif di media sosial menarik untuk diteliti, untuk itu objek yang akan diteliti melalui video baby shark
challenge Bima Arya Sugiarto dalam penelitian ini adalah tanda makna dari video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto. Dalam meneliti objek tersebut, peneliti menggunakan analisis Semiotika Charles
Sanders Peirce untuk menganalisis dan menginterpretasikan data berupa penggunaan tanda-tanda ikon,
indeks, dan simbol.
Peirce tidak hanya melihat makna dari tanda, namun juga penafsir (Interpretant), dalam hal ini
penafsir dijadikan sebagai unsur pengantara. Penafsir juga terlibat dalam proses pembuatan makna, dimana
Peirce mengemukakan teori segitiga makna yaitu sign (tanda), object (objek), dan interpretant (penafsir).
Dalam penelitian ini memilih menggunakan Peirce karena dalam proses menginterpretasikan objek penelitian
ini melibatkan analisis dari penafsir. Sehingga judul penelitian ini adalah “Analisis Semiotika Charles
Sanders Peirce Pada Karya Video Klip ”Baby Shark” Dalam Mempromosikan Citra Pejabat Daerah
Bima Arya Sugiarto Di Kota Bogor”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, Fokus penelitian pada penelitian ini adalah pada
makna tanda dari video baby shark challenge Bima Arya Sugiarto bersama para Satpol PP kota Bogor. Untuk
itu permasalahan yang akan dibahas adalah:
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1235

1. Bagaimanakah penggunaan tanda dalam video Baby Shark Challenge Bima Arya Sugiarto?
2. Apakah makna dari objek (ikon, indeks, simbol) yang digunakan dalam video Baby Shark Challenge
Bima Arya Sugiarto?
3. Bagaimanakah interpretasi dari makna-makna yang terkandung dalam video Baby Shark Challenge
Bima Arya Sugiarto?

2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Citra diri
Citra adalah cara individu menampilkan dirinya pada orang lain untuk membentuk penilaian atau
konsepsi orang lain terhadap dirinya. Pencitraan merupakan cara membentuk citra mental pribadi atau
gambaran sesuatu. Bisa juga berarti sebagai suatu gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,
frasa, atau kalimat.
Citra diri dipengaruhi pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya dan pemikiran
tentang citra diri yang ideal menurut seseorang. Orang yang mampu menerima keadaan fisik atau
raganya akan memiliki citra diri positif dan orang yang tidak menerima keadaan fisik dan raganya akan
memiliki citra diri negatif.

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan masyarakat (intermasa, 1992) ada beberapa jenis
citra yaitu:

1. Citra cermin (mirror image)


Diyakini oleh perusahaan bersangkutan-terutama para pimpinannya yang selalu merasa dalam
posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar
2. Citra kini (current image)
Kesan yang baik yang diperoleh dari orang lain tentang produknya. Berdasarkan pengalaman
dan informasi kurang baik penerimaannya sehingga pihak Humas akan menghadapi resiko yang
sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk hingga muncul kesalahpahaman yang
menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil bahkan kesan negatif yang diperoleh.
3. Citra keinginan (wish image)
Seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga yang ditampilkan
tersebut lebih dikenal menyenangkan dan diterima dengan kesan yang positif.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Berkaitan dengan sosok perusahaan yang diciptakan citra perusahaan yang positif.
5. Citra serbaneka (multiple image)
Pelengkap dari citra perusahaan diatas, pengenalan perusahaan seperti atribut logo, seragam,
dekorasi perusahaan yang di identikkan keadalam satu citra serbaneka (multiple image) yang
diintergrasikan terhadap citra perusahaan.
6. Citra penampilan (performance image)
Citra ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri para
professional pada perusahaan tersebut

B. Media Baru
Media baru (new media) merupakan alat atau sarana dalam menyampaikan pesan khalayak luas
dengan menggunakan teknologi digital atau disebut juga sebagai jaringan teknologi komunikasi dan
informasi. Yang termasuk kategori media baru adalah internet, website, dan komputer multimedia.

Ciri-ciri media baru yang membedakannya dengan media massa lainnya adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan untuk mengatasi kurangnya waktu dan ruang, meskipun terbatas dengan ukuran
layar, waktu unduh, kapasitas server, dan lain-lain.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1236

b. Fleksibilitas media baru dapat menyajikan berbagai bentuk informasi yang berupa, kata,
gambar, audio, video dan grafis.
c. Immediacy: media baru dapat menyampaikan informasi dengan segera, seiring peristiwa
berlangsung. Mencakup berbagai aspek berita pada waktu bersamaan.
d. Hypertextuality: media baru dapat menghubungkan satu format informasi dengan format
dan sumber informasi lain melalui hyperlink (Nawiroh Vera, 2015: 89-90)

C. Sosial Media
Salah satu bentuk baru dalam berkomunikasi yang ditawarkan dalam dunia dunia internet adalah
media sosial. Dimana dengan menggunakan media sosial dalam internet, pengguna bisa meluaskan
perkataan ataupun hal yang dia alami.

Berdasarkan Karjaluoto (2008:4), media sosial enam macam yaitu:

1. Blog (blogs or web blogs), yaitu sebuah website yang dapat digunakan untuk memasang
tulisan, baik oleh satu orang atau kelompok, dan juga menyediakan ruang sehingga pembaca
tulisan dapat memberi komentar. Banyak macam-mavam blog di dunia, dan blog menjadi
popular karena menyediakan perspektif yang utuh dan asli mengenai topik-topik tertentu.
2. Forum (forums), yaitu sebuah situs dimana beberapa pengguna (users) dapat menyusun topik
dan mengomentari topik yang dibuat. Semua orang yang mengunjungi situs tersebut dapat
memberikan komentar. Selain itu, biasanya forum ini dijadikan rujukan bagi mereka yang
tertarik pada suatu topik. Contoh dari forum yang cukup popular adalah kaskus. Di dalam
kaskus terdapat berbagai topik yang di ciptakan oleh para pengguna situr atau diusulkan oleh
para pengunjung situs tersebut.
3. Komunitas Konten (content communities), yaitu situs yang memungkinkan pengguna (users)
untuk memasang atau menyebarkan konten. Konten yang dipasang dan disebarkan biasanya
berapa video atau foto untuk bercerita dan berbagi. Beberapa situs ini menyediakan layanan
untuk voting, sehingga pengunjung dapat ikut menentukan relevansi konten yang akan
dipasang dan disebarkan.
4. Dunia Virtual (virtual worlds), merupakan sebuah situs yang menyedikan dunia virtual bagi
para pengunjungnya. Yaitu dunia yang seolah-olah nyata, dikarenakan pengunjung bisa
saling berinteraksi dengan pengunjung lainnya, namun pada dasarnya dunia tersebut hanya
ada di dalam internet. Salah satu contoh yang cukup popular dari dunia virtual adalah situs
game online. Pengunjung dapat berinteraksi dan berjuang bersama dengan pengunjung lain
atau dapat juga bersaing dengan pengunjung lain.
5. Wikis, yaitu situs penghasil data-data atau dokumen-dokumen. Dalam situs ini, pengunjung
yang telah diterima sebagai pengguna (users) resmi dapat mengganti atau menambah konten
yang ada dalam situs dengan sumber yang lebih baik. Wikipedia merupakan salah satu contoh
dari situs wikis.
6. Jejaring Sosial (social networks), yaitu komunitas virtual yang memungkinkan pengguna
(users) untuk berkoneksi dengan pengguna (users) yang lainnya. Beberapa situs jejaring
sosial dibuat untuk memperluas jaringan kelompok (contohnya Facebook), sementara yang
lainnya dibuat berdasarkan wilayah tertentu saja (contohnya Linkedln).

D. Sosial Media Instagram


Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang popular dalam kalangan pengguna telefon pintar
(Smartphone). Nama Instagram diambil dari kata Insta yang asalnya insta dan gram dari kata telegram.
Jadi Instagram merupakan gabungan dari kata Instan-Telegram. Dari penggunaan kata tersebut dapat
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1237

diartikan sebagai aplikasi untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang
berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (share) ke jejaring sosial yang lain.
Pengguna aplikasi ini semakin berkembang pesat karena keunggulan yang ditawarkan dari berbagai
fitur aplikasi Instagram. Keunggulan itu berupa kemudahan saat penggugahan foto. Foto yang diunggah
bisa diperoleh melalui kamera ataupun di album ponsel. Instagram dapat langsung menggunakan efek-
efek yang mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki.
Dengan berlatar belakang sebagai aplikasi jejaring sosial yang dikhususkan untuk berbagi foto,
Instagram memiliki ciri menarik yakni ada batas foto ke bentur persepi, mirip dengan gambar Kodak
Instamatic dan Polaroid, yang sangat berbeda dengan rasio aspek 16:9 sekarang, yang biasanya
digunakan oleh kamera ponsel, dan durasi pengunggahan video hanya selama satu menit saja.

E. Video
Kata video berasal dari kata latin “saya lihat”. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari
videotape, dan juga perekam video serta pemutar video. Dalam kamus besar bahas Indonesia (1988),
video adalah bagian yang memancarkan gambar pada dimensi pesawat televisi atau rekaman gambar
hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi maupun computer
Ada beberapa macam shot dasar yang biasa digunakan dalam pembuatan video ataupum film, antara
lain:
1. Extreme Close Up
Shot yang mengambil detail gambar. Objek yang di shot merupakan objek atau area yang
sangat kecil sekali atau merupakan sebagaian kecil dari objek yang besar dan luas.
2. Close Up
Shot yang menampilkan seluruh permukaan wajah hingga sebagian dada. Close up akan
membawa penonton ke dalam scene, menghilangkan segala yang tidak penting untuk sesaat
dan mengisolasi apapun kejadian yang harus diberi suatu penekanan. Close up yang
digunakan dengan tepat akan dapat menambah dampak dramatic dan kejadian visual pada
kejadian (H.M.Y Biran, 1987). Dan Alban (2002) menambahkan mengenai penggunaan shot
dalam dunia animasi bahwa close up akan memberikan dampak dramatis dan bersahabat. Di
dunia digital, dalam hal ini animasi menggunakan shot close up dalam suatu dialog akan
mendekatkan penonton kepada suatu action. Selain itu juga memberikan keuntungan bagi
pembuat film karena hanya menampilkan satu objek saja.
3. Medium Close Up
Medium close up menampilkan seluruh permukaan wajah hingga bagian dada atau bagian
siku tangan atau kira-kira pertengahan pinggang dan bahu ke atas kepala (H.M.Y Biran,
1987)
4. Medium Shot
Shot ini merekam dari batas lutut ke atas, atau sedikit di bawah pinggang. Shot ini dapat
merekam beberapa wajah pemain dan segala gerak-gerik mereka ketika sedang berhadapan
atau berdialog (H.M.Y Biran, 1987). Hal tersebut diperkuat oleh Dan Ablan (2002) bahwa
medium shot digunakan untuk dialog sequence dan merekam pergerakan tubuh karakter yang
dapat menimbulkan emosi.
5. Long Shot
Shot yang mampu menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan
untuk menjelaskan kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan,
siapa saja yang terlibat dan dimana (H.M.Y Biran, 1987)
6. Extreme Long Shot
Shot ini dapat menggambarkan suasana atau pemandangan yang sangat luas dari jarak yang
sangat jauh. Shot ini mampu membuat penonton terkesan pada suasana atau pemandangan
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1238

yang hebat. Biasanya digunakan ketika pembukaan film sehingga dapat menangkap perhatian
penonton sejak awal (H.M.Y Biran, 1987)
7. Over The Shoulder Shot
Shot yang dilakukan dari belakang lawan pemain subjek, dan memotong frame hingga
belakang telinga. Wajah pemain berada pada 1/3 frame. Shot ini membantu meyakinkan
posisi pemain dan memberikan kesan penglihatan dari sudut pandang lawan pemain subjek
yang lain.

F. Komunikasi Verbal dan Nonverbal


Komunikasi Verbal adalah simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai
seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan
dan dipahami oleh suatu komunitas (Hidayat, 2012:10). Bahasa verbal adalah sarana utama untuk
menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang
merepresentasikan berbagai aspek realitas individual (Mulyana, 2007:261). Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan kata-kata, yang mencakup komunikasi bahasa lisan maupun tulisan.
Unsur penting dalam komunikasi verbal adalah bahasa dan kata.
Komunikasi Nonverbal adalah Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi yang bukan
berupa kata-kata. Tidak hanya gerakan dan bahasa tubuh, tetapi juga bagaimana kita mengucapkan kata-
kata: perubahan nada suara, berhenti, warna suara, volume, dan aksen. Aspek nonverbal ini akan
mempengaruhi makna dari kata-kata yang diucapkan. Aspek lingkungan yang memengaruhi interaksi
juga termasuk dalam komunikasi nonverbal: benda pribadi seperti perhiasan dan pakaian, penampakan
fisik, dan ekspresi wajah. Seperti dikutip dari buku Komunikasi Interpersonal – Interaksi Keseharian,
para peneliti berestimasi bahwa perilaku nonverbal memengaruhi 65% sampai 93% makna komunikasi
(Birdwhistell et al. dalam Wood, 2013:124)

G. Pesan Gestural
Rakhmat (2007:289-293) menyebutkan bahwa pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian
anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan sebagian makna. Secara tidak
langsung dengan menggerakkan salah satu anggota tubuh untuk menegaskan tujuan tertentu.

H. Warna
Kemampuan untuk mempersepsikan warna dalam berbagai wujud merupakan dasar dari banyak
aktivitas pembuatan dan penggunaan tanda di seluruh dunia. Pada level denotatif, kita menafsirkan tanda
sebagai gradasi rona dalam spectrum cahaya (Danesi, 2010:97).
Dari segi semiotik, istilah warna adalah penanda verbal yang mendorong orang untuk cenderung
memperhatikan terutama rona-rona yang disandikan oleh penanda tersebut (Danesi, 2010:103).

I. Pakaian
Metode dasar dari semiotika adalah menanyakan apa, bagaimana, dan mengapa suatu hal memiliki
makna yang saat ini dimilikinya, tidak terkecuali pada pakaian. Pakaian saat ini tidak hanya berperan
sebagai penutup badan ataupun sebagai perindungan.
Pakaian merupakan sistem tanda yang saling terkait dengan sistemsistem tanda lainnya dalam
masyarakat, dan melalui hal tersebut kita dapat mengirimkan tentang sikap kita, status sosial kita,
kepercayaan politik kita, dsb (Danesi, 2010:255). Artinya, pakaian dapat dikatakan sebagai identitas diri
dari seseorang.
Karena pakaian dikenakan di tubuh, dan keran tubuh merupakan sebuah tanda diri, pakaian dapat
didefinisikan sebagai tanda yang memperluas makna dasar tubuh dalam konteks budaya. Karena itu,
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1239

pakaian dan tubuh yang ditutupi olehnya disusupo oleh signifikansi moral, sosial, dan estetis (Danesi,
2010:255).

J. Makna
Makna merupakan konsep yang abstrak. Menurut Kincain dan Schramm (dalam Sobur, 2013:244),
makna terkadang berupa suatu jalinan asosiasi, pikiran yang berkaitan serta perasaan yang melengkapi
konsep yang diterapkan. Ada beberapa pendapat mengenai jenis dan tipe makna.
Brodbeck (dalam Sobur, 2013:262) menyajikan teori mengenai makna dengan cara yang sederhana.
Makna yang pertama adalah inferensial, yaitu makna suatu kata atau lambang adalah objek, pikiran,
gagasan, atau konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Makna yang kedua adalah arti (significance) dari
suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep yang lainnya. Makna yang ketiga adalah makna
intensional, yaitu makna yang dimaksud oleh orang yang menggunakan lambang tersebut.
Namun meskipun banyak jenis dan tipe, salah satu cara yang digunakan oleh para ahli untuk
membahas mengenai ruang lingkup makna yang lebih luas dan lebih besar ini adalah dengn membedakan
makn menjadi dua, yaitu makna denotatif dan makna konotatif (Sobur, 2013:262 )

K. Semiotika
Semiotika adalah studi mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam
pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada di luar diri. Konsep dasar
yang menyatukan tradisi semiotika adalah ‘tanda’ yang diartikan sebagai a stimulus designating
something other than it self (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri).
Pesan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam komunikasi. Terdapat dua pendekatan terhadap
tanda-tanda yang biasanya menjadi rujukan para ahli.
Pertama adalah pendekatan yang didasarkan pada pandangan Ferdinand de Saussure (1857-1913)
yang mengatakan bahwa tanda-tanda disusun dari dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam
kata atau representasi visual) dan sebuah konsep dimana citra bunyi disandarkan. Ferdinand de Saussure
berperan besar dalam pencetusan strukturalisme dan memperkenalkan konsep semiology. Kedua yaitu
pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan filsuf dan pemikir Amerika, Charles Sanders Peirce
(1839-1914). Peirce menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang
menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda atau karena
ikantan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya,
indeks untuk hubungan sebab-akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional (Sobur, 2013:34)
Danesi dalam bukunya Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mencoba menjawab pertanyaan “Apa yang
dimaksud dengan X?” X dapat berupa apapun, mulai dari sebuah kata atau isyarat hingga keseluruhan
komposisi musik atau film. “Jangkauan” X bisa bervariasi, tapi sifat dasar yang merumuskan tidak. Jika
kita merepresentasikan makna yang dikodifikasi X dengan huruf Y, maka tugas utama analisis semiotika
secara esensial dapat direduksi menjadi upaya untuk menentukan sifat relasi X=Y (Danesi, 2010:5)

L. Semiotika Charles Sanders Peirce


Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf Amerika yang paling orisinil dan multidimensional, ia
juga seorang pemikir yang argumentative. Peirce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup
semiotika, ia mengatakan bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang.
Menurut Peirce, “sign is something which stands to somebody for something in some respect or
capacity”. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground.
Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground,
object, dan interpretant.
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1240

Peirce menyebut tanda sebagai representamen dan konsep, benda, gagasan, dan seterusnya yang
diacu sebagai objek. Makna yang kita peroleh dari sebuah tanda oleh Peirce diberi istilah interpretan.
Tiga dimensi ini selalu hadir dalam signifikasi. Oleh karena itu, Peirce memandang sebagai sebuah
struktur triadik (Danesi, 2010:37)

Tanda dapat dimaknai secara terbuka, tetapi dibatasi oleh konteks, baik teks itu sendiri maupun
konteks sosial budaya, serta pengetahuan/pengalaman pembaca. Peirce mengatasnamakan denotasi dan
konotasi sebagai konsep interpretant. Bagi Peirce, yang penting adalah proses semiosis. Oleh karena itu,
dalam analisis objek amatan memegang peranan untuk menentukan alat yang tepat dan sesuai. Dalam
Sobur dikemukakan bahwa Peirce membagi tanda berdasarkan objeknya menjadi 3 (tiga), yaitu (Sobur,
2013:41-42)
1. Ikon
Ikon merupakan tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah bentuk replikasi,
simulasi, imitasi, dan persamaan. Ikon adalah tanda yang berhubungan antara penanda dan
petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan
antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya: potret dan peta. Lebih
jelasnya sebuah tanda bersifat ikonik apabila terdapat kemiripan rupa (resemblance) antara
tanda dan hal yang diwakilinya. Di dalam ikon hubungan antara tanda dari objek-nya
terwujud sebagai “kesamaan dalam beberapa kualitas”, yakni kesamaan atau “kesesuaian”
rupa yang terungkapkan oleh tanda dan dapat dikenali oleh penerimanya. Pada dasarnya ikon
merupakan tanda yang bisa menggambarkan ciri utama sesuatu meskipun sesuatu yang lazim
disebut sebagai objek acuan tersebut tidak hadir. Hubungan antara tanda dengan objek dapat
juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan
kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang
direpresentasikannya.
2. Indeks
Indeks merupakan tanda yang mewakili sumber acuan dengan cara menunjuk padanya atau
mengaitkannya (secara eksplisit atau implisit) dengan sumber acuan lain. Indeks adalah tanda
yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda, atau tanda memiliki
hubungan langsung dengan objeknya yang bersifat kausal (sebab-akibat), atau tanda yang
langsung mengacu pada kenyataan. Lebih jelasnya, sebuah tanda disebut sebagai indeks
apabila terdapat hubungan fenomenal atau eksistensial di antara tanda dan hal ditandai.
Hubungan antara tanda dan objeknya dalam indeks bersifat konkret, aktual, dan biasanya
melalui cara yang sekuensial atau kausal. Jari yang menjuk, kata keterangan seperti di sini
dan di sana, merupakan perwujudan indeksikalitas. Indeks adalah tanda yang hadir secara
asosiatif akibat terdapatnya hubungan ciri acuan yang sifatnya tetap. Kata-kata yang memiliki
hubungan indeksikal masing-masing memiliki ciri utama secara individual. Ciri tersebut
berbeda satu dengan yang lainnya, tidak dapat saling menggantikan.
3. Simbol
Simbol merupakan tanda yang mewakili objeknya melalui kesepakatan atau persetujuan
dalam konteks spesifik. Simbol adalah tanda konvensional, menunjukkan hubungan alamiah
antara penanda dengan petandanya. Simbol merupakan ekuivalen dari pengertian Saussure
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1241

tentang tanda. Hal yang penting untuk dicatat bahwa kedua penemu semiotik ini saling
berkesesuaian mengenai masalah tersebut. Istilah simbol biasa digunakan secara luas dengan
pengertian yang beraneka ragam dan, dengan demikian tentu harus selalu dipahami secara
hati-hati. Sedangkan istilah simbol dalam pandangan Peirce dalam istilah sehari-hari lazim
disebut kata (word), nama (name), dan label. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila
pengertian tanda, simbol, maupun kata seringkali tumpang tinding (Sobur, 2013:158-159)

3. METODELOGI PENELITIAN
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis, karena objek
penelitian akan diteliti dan dianalisis oleh peneliti serta dikonstruksi oleh pikiran peneliti. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada. Objek dari penelitian ini adalah mengenai promosi citra yang ingin dibangun oleh Bima
Arya Sugiarto. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan mengunduh video baby shark
challenge Bima Arya melalui akun instagram pribadinya dan tinjauan literature baik itu buku, penelitian
terdahulu dan web tertentu. Setelah data didapatkan maka peneliti menyeleksi data dengan memotong adegan
perlirik menjadi 10 gambar potongan adegan. Setelah data terkumpul, maka peneliti akan menganalisis data
menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengunaan tanda pada video Baby Shark Challenge Bima Arya Sugiarto bersama Satpol PP
kota Bogor dilihat dari unsur visual. Dari unsur visual tersebut didapatkan tanda yang terdiri
dari 10 potongan gambar adegan. Diantaranya adalah:
a. Gambar Bima Arya dan beberapa staf nya berdiri fokus menghadap kamera menggunakan
seragam.
b. Gambar Bima Arya Sugiarto dan para staf SatPol PP menari.

2. Makna dari objek dilihat dari aspek ikon, indeks, dan simbol berdasarkan tanda yang didapatkan
dari video, yakni terdapat 10 potongan gambar adegan namun beberapa diantaranya
mengeluarkan aspek ikon, indeks, yang sama.
a. Gambar 4.1 Adegan pertama
Pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge Bima Arya
Sugiarto ikon yang digambarkan adalah beberapa orang berseragam berdiri menghadap ke
depan. Pada potongan gambar adegan jelas digambarkan beberapa orang berdiri
menghadap kamera dengan menggunakan seragam adalah Bima Arya dan para staf nya
yakni Satpol PP kota Bogor.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah mimik wajah Bima Arya menghadap kamera terlihat fokus dengan
kerutan dibagian dahi akibatnya menimbulkan kesan penuh ketegasan, keseriusan dan
tingkat percaya diri yang tinggi. Terdapat tiga Satpol PP dibelakang Bima Arya Sugiarto,
terlihat tegap dan fokus menatap ke depan kamera memberikan kesan Satpol PP yang
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1242

sigap, dan sama tegasnya dengan Bima Arya. Baju dengan warna hijau akibatnya
menimbulkan kesan kesegaran, muda, dan kehidupan didukung dengan latar belakang
pepohonan sehingga gambar pada video terlihat lebih yang segar dan natural. Sudut
pandang kamera secara medium close up, sudut pandang kamera seperti ini biasanya ingin
memperlihatkan ekspresi dan keseluruhan wajah dari objeknya. Dalam video tersebut
Bima Arya Sugiarto terlihat jelas mendominasi frame sehingga memperlihatkan ekspresi
wajah yang begitu jelas sehingga menambah kesan yang penuh keyakinan. Efek kamera
dengan memburamkan bagian belakang sehingga hanya satu objek yang terlihat fokus
yakni Bima Arya menandakan bahwa objek utama dari video tersebut adalah Bima Arya
Sugiarto dalam video tersebut teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan
secara natural, teknik pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan
untuk membuat video tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat
yang digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina
Utama Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing
yang digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Kemudian, seragam dinas Satpol PP,
sabuk hitam yang digunakan Satpol PP dan mametag yang digunakan Satpol PP adalah
pakaian dinas harian dan atribut pada pakaian dinas harian untuk Satuan Polisi Pamong
Praja.

b. Gambar 4.2 Adegan kedua


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark
challenge Bima Arya Sugiarto adalah seseorang berseragam sedang menggunakan
kacamata, dan beberapa orang berdiri dibelakangnya menggunakan seragam menghadap
ke depan. Pada potongan gambar adegan jelas digambarkan beberapa orang berdiri
menghadap kamera dengan menggunakan seragam adalah Bima Arya dan para staf nya
yakni Satpol PP kota Bogor.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah mimik wajah Bima Arya dalam potongan gambar kedua ini terlihat lebih
sedikit santai karena penggunaan kacamata berwarna hitam, sehingga tidak
memperlihatkan bagaimana tatapan mata Bima Arya pada kamera. Terdapat tiga Satpol PP
dibelakang Bima Arya Sugiarto, tetap terlihat tegap dan fokus menatap ke depan kamera
memberikan kesan Satpol PP yang sigap. Baju dengan warna hijau akibatnya menimbulkan
kesan kesegaran, muda, dan kehidupan didukung dengan latar belakang pepohonan
sehingga gambar pada video terlihat lebih yang segar dan natural. Sudut pandang kameea
secara medium close up, sudut pandang kamera seperti ini biasanya ingin memperlihatkan
ekspresi dan keseluruhan wajah dari objeknya agar dapat memberikan pesan yang sesuai
untuk penonton, dalam video tersebut Bima Arya Sugiarto terlihat jelas mendominasi
frame. Efek kamera dengan memburamkan bagian belakang sehingga hanya satu objek
yang terlihat fokus yakni Bima Arya menandakan bahwa objek utama dari video tersebut
adalah Bima Arya Sugiarto dalam video tersebut teknik pencahayaan yang digunakan
adalah pencahayaan secara natural, teknik pencahayaan ini menggunakan sinar matahari
sebagai pencahayaan untuk membuat video tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat
yang digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina
Utama Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing
yang digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dalam potongan gambar kedua ini
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1243

terlihat Pin KORPRI di dada sebelah kiri Bima Arya Sugiarto terbuat dari bahan logam
warna kuning emas dan nametag di dada sebelah kanan. Bima Arya menggunakan
kacamata hitam dan jam tangan hitam menambah kesan fashionable dan sesuai dengan
karakter Bima Arya Sugiarto. Kemudian, seragam dinas Satpol PP, sabuk hitam yang
digunakan Satpol PP dan mametag yang digunakan Satpol PP adalah pakaian dinas harian
dan atribut pada pakaian dinas harian untuk Satuan Polisi Pamong Praja

c. Gambar 4.3 Adegan ketiga


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark
challenge Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata
hitam dibagian depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian
baby shark. Adegan ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana
karakter serigala pada PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti
Bima Arya lakukan bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas, tarian baby
shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat luwes
dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture
Satpol PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif.
Video ini dibuat di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge
di taman memberikan kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau
dan sinar matahari tidak terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat
dengan sudut pandang secara long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long
shot digunakan untuk menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot
digunakan untuk menjelaskan kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen
dari adegan, siapa saja yang terlibat dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby
shark challenge Bima Arya ini menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin
memperlihatkan secara kesuluran dari gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa
saja yang terlibat, dan apa saja yang digunakan sehingga penonton yang melihat dapat
mengetahui secara keseluruhan mengenai video tersebut. teknik pencahayaan yang
digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik pencahayaan ini menggunakan sinar
matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat
yang digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina
Utama Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing
yang digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang
berubah, menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya
adalah jenis sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau
Satpol PP wanita adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian
sepatu hitam Satpol PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian
Satpol PP. Gerakan tangan dengan mengatupkan bagian telunjuk dan ibu jari adalah simbol
untuk baby shark atau bayi hiu yang diperlihatkan kecil.

d. Gambar 4.4 Adegan ke-empat


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata hitam dibagian
depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian baby shark. Adegan
ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana karakter serigala pada
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1244

PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti Bima Arya lakukan
bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas, tarian baby
shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat luwes
dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture Satpol
PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat
di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan
kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak
terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara
long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk
menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan
kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat
dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini
menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari
gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang
digunakan sehingga penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai
video tersebut. teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik
pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video
tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan tangan
dengan mengatup antara empat jari pada ibu jari adalah simbol untuk mommy shark atau ibu
hiu yang diperlihatkan lebih besar.

e. Gambar 4.5 Adegan ke-lima


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata hitam dibagian
depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian baby shark. Adegan
ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana karakter serigala pada
PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti Bima Arya lakukan
bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas, tarian baby
shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat luwes
dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture Satpol
PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat
di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan
kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak
terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara
long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk
menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1245

kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat
dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini
menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari
gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang
digunakan sehingga penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai
video tersebut. teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik
pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video
tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan tangan
dengan menyatukan kedua tangan dan di buka secara lebar adalah simbol untuk daddy shark
atau ayah hiu yang diperlihatkan lebih besar dari ibu hiu

f. Gambar 4.6 Adegan ke-enam


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata hitam dibagian
depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian baby shark. Adegan
ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana karakter serigala pada
PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti Bima Arya lakukan
bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas, tarian baby
shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat luwes
dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture Satpol
PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat
di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan
kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak
terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara
long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk
menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan
kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat
dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini
menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari
gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang
digunakan sehingga penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai
video tersebut. teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik
pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video
tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1246

digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan tangan
dengan menyatukan kedua tangan, dengan jari dilipat ke dalam adalah simbol untuk grandma
shark atau nenek hiu yang diperlihatkan seperti nenek-nenek yang sudah tidak mempunyai gigi.

g. Gambar 4.7 Adegan ke-tujuh


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata hitam dibagian
depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian baby shark. Adegan
ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana karakter serigala pada
PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti Bima Arya lakukan
bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas, tarian baby
shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat luwes
dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture Satpol
PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat
di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan
kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak
terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara
long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk
menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan
kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat
dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini
menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari
gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang
digunakan sehingga penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai
video tersebut. teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik
pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video
tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan tangan
dengan menyatukan kedua tangan dengan jari lebih direnggangkan dan dibuka dengan lebar
adalah simbol atau kakek hiu yang diperlihatkan seperti ayah hiu namun memiliki gigi yang
sudah renggang karena sudah banyak gigi yang tanggal.

h. Gambar 4.8 Adegan ke-delapan


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam menggunakan kacamata hitam dibagian
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1247

depan, dan beberapa orang berseragam dibelakang juga menarikan tarian baby shark. Adegan
ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby shark dimana karakter serigala pada
PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan yang seperti Bima Arya lakukan
bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah ekspresi dan gesture Bima Arya terlihat santai namun tegas dan dalam
potongan gambar adegan ini Bima Arya bersama Satpol PP terlihat lebih ekspresif dan luwes,
tarian baby shark ini dilakukan berulang-ulang pada setiap liriknya. Gesture Bima Arya terlihat
luwes dalam video tersebut, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita dan gesture
Satpol PP laki-laki santai namun terlihat tegas yang wanita terlihat ceria dan ekspresif. Video
ini dibuat di taman, Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman
memberikan kesan hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar
matahari tidak terlihat terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut
pandang secara long shot, biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan
untuk menampilkan seluruh wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk
menjelaskan kepada penonton hingga mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja
yang terlibat dan dimana. Dalam adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya
ini menggunakan long shot dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari
gesture, ekspresi, latar tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang
digunakan sehingga penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai
video tersebut. teknik pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik
pencahayaan ini menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video
tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan tangan
simbol let’s go hunt dengan menyatukan kedua tangan lalu meliuk-liukan tangan seperti ikan
sedang berburu mangsanya di laut.

i. Gambar 4.9 Adegan ke-sembilan


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam dan beberapa orang menggunakan
kacamata hitam terlihat berlarian. Adegan ini menyerupai dengan tarian dari video klip baby
shark dimana karakter serigala pada PinkFong menarikan tarian baby shark dengan gerakan
yang seperti Bima Arya lakukan bersama staf nya.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah gesture Bima Arya dalam potongan gambar adegan ini Bima Arya bersama
Satpol PP terlihat lebih ekspresif dan luwes, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita
dan gesture Satpol PP laki-laki santai terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat di taman,
Bima Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan kesan
hidup dan segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak terlihat
terlalu terik dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara long shot,
biasanya pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk menampilkan seluruh
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1248

wilayah dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan kepada penonton hingga
mereka mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat dan dimana. Dalam
adegan ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini menggunakan long shot
dikarenakan Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari gesture, ekspresi, latar
tempat yang digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang digunakan sehingga
penonton yang melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai video tersebut. teknik
pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik pencahayaan ini
menggunakan sinar matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Gerakan run
away, yakni berlari menjauh memperlihatkan bahwa gerakan tersebut seolah kita sedang dikejar
oleh hiu sehingga harus berlari menjauh.

j. Gambar 4.10 Adegan ke-sepuluh


Ikon yang terlihat pada potongan gambar adegan dalam video baby shark challenge
Bima Arya Sugiarto adalah beberapa orang berseragam dan beberapa orang menggunakan
kacamata hitam seperti memberikan tarian sambutan.
Indeks yang terlihat melalui potongan gambar adegan video baby shark challenge
Bima Arya adalah gesture Bima Arya dalam potongan gambar adegan ini Bima Arya bersama
Satpol PP terlihat lebih ekspresif dan luwes, sama hal nya dengan gesture dari SatPol PP wanita
dan gesture Satpol PP laki-laki terlihat ceria dan ekspresif. Video ini dibuat di taman, Bima
Arya dan para staf nya menarikan baby shark challenge di taman memberikan kesan hidup dan
segar karena warna latar dominan berwarna hijau dan sinar matahari tidak terlihat terlalu terik
dalam video. Sudut pandang kamera dibuat dengan sudut pandang secara long shot, biasanya
pengambilan sudut pandang secara long shot digunakan untuk menampilkan seluruh wilayah
dari tempat kejadian. Long shot digunakan untuk menjelaskan kepada penonton hingga mereka
mengetahui semua elemen dari adegan, siapa saja yang terlibat dan dimana. Dalam adegan
ketiga dalam video baby shark challenge Bima Arya ini menggunakan long shot dikarenakan
Bima Arya ingin memperlihatkan secara kesuluran dari gesture, ekspresi, latar tempat yang
digunakan, siapa saja yang terlibat, dan apa saja yang digunakan sehingga penonton yang
melihat dapat mengetahui secara keseluruhan mengenai video tersebut. teknik pencahayaan
yang digunakan adalah pencahayaan secara natural, teknik pencahayaan ini menggunakan sinar
matahari sebagai pencahayaan untuk membuat video tersebut.
Simbol yang diperlihatkan adalah seragam dinas harian walikota yang digunakan
Bima Arya Sugiarto atau yang biasa disebut Pakaian Dinas Harian. Lalu, lencana pangkat yang
digunakan di bahu Bima Arya Sugiarto menandakan Bima Arya sebagai Pembina Utama
Madya (walikota), kancing emas di seragam Bima Arya Sugiarto adalah kancing yang
digunakan untuk pakaian dinas harian walikota. Dengan pengambilan sudut pandang berubah,
menjadikan beberapa simbol terlihat secara keseluruhan. Sepatu hitam Bima Arya adalah jenis
sepatu pantovel yang digunakan untuk pakaian dinas harian, lalu sepatu hijau Satpol PP wanita
adalah jenis sepatu kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP, kemudian sepatu hitam Satpol
PP laki-laki adalah jenis sepatu lars kulit untuk pakaian dinas harian Satpol PP. Memberikan
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1249

kesan penutup dengan melentangkan tangan, dan Bima Arya terlentang diatas tumpukan tangan
Satpol PP laki-laki menandakan tarian sudah berakhir.

3. Interpretasi dari video Baby Shark Challenge Bima Arya Sugiarto bersama Satpol PP kota
bogor secara keseluruhan adalah Bima Arya memperlihatkan kesan diri yang baik, positif, dan
sangat humanis. Hal ini memberikan citra diri yang positif bagi Bima Arya dengan membuat
video Baby Shark Challenge tersebut bersama dengan para Satpol PP kota Bogor.

5. KESIMPULAN
Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat menjawab persoalan
penelitian mengenai analisis semiotika Charles Sanders Peirce Pada Karya Video Klip “Baby Shark” Dalam
Mempromosikan Citra Pejabat Daerah Bima Arya Sugiarto Di Kota Bogor, dengan menganalisis pada bagian
objek yakni ikon, indeks, dalam video baby shark challenge Bima Arya Sugiarto terdapat citra positif yang
dibangun olehnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus M. Hardjana, 2003. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius

Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi.
Yogyakarta: Jalasutra

Darmaprawira, 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: ITB

Ibrahim. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Krisyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja

McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Nawiroh, Vera. 2016. Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. Lkis

Rakhmat, Jalaluddin, 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Yosdakarya

Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Yosdakarya

Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest. 1996. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 1250

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia

Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian, Jakarta: Salemba Human

Anda mungkin juga menyukai