Anda di halaman 1dari 5

Firdasari

16/PSP/40761805952

“Peran Uses Generated Content dalam melihat Fenomena Endorser


Selebgram”

Abstrak
Indonesia merupakan salah satu pengguna aktif internet terbesar
didunia, yang mana kebanyakan penggunaan internet tersebut untuk mengakses
media sosial. Instagram merupakan salah satu media sosial yang banyak
diakses oleh pengguna sosial di indonesia. Dalam perkembanganya, media
sosial digunakan sebagai media iklan yang diperankan oleh selebgram endorser
maupun selebriti endorser. Paper ini membahas bagiamana selebgram menjadi
memegang peran dalam mengiklankan sebuah produk dengan User Generated
Content untuk membangun persepsi positif terhadap sebuah produk.

Kata Kunci : Selebgram endorser, selebriti endorser, user generated content

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah aktifitas kita khususnya
dalam berkomunikasi (mengirim dan menerima pesan) dari jarak jauh. Bahkan saat ini,
komunikasi tatap muka dapat dilakukan meskipun dalam jarak yang jauh. Dengan adanya
komunikasi berjejaring yang mana dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan
serta berkomunikasi dengan saling melihat satu sama lain. Internet adalah kata kunci dari
kemudahan dalam berkomunikasi tersebut. Inilah mengapa masyarakat kontemporer saat ini
banyak menggandrungi internet.
Indonesia merupakan salah satu pengguna aktif internet terbesar didunia, yang mana
kebanyakan penggunaan internet tersebut untuk mengakses media sosial. Hal ini dibenarkan
oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang mengungkapkan
bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut,
95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. (www.kominfo.go.id)
Pada tahun 2016, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan
dalam hasil surveinya bahwa terdapat tiga (3) media sosial yang paling banyak dikunjungi.
Facebook merupakan media sosial yang berada di posisi pertama sebagai media sosial yang
paling banyak menyedot pengguna internet Indonesia, dengan 71,6 juta pengguna (54
persen). Kemudian di tempat kedua, media sosial untuk berbagi foto dan video
pendek Instagram berhasil merebut hati para pengguna internet Indonesia dengan jumlah
pengguna mencapai 19,9 juta (15 persen). Media sosial berikutnya yang paling banyak
dikunjungi pengguna internet Indonesia adalah YouTube. Layanan berbagi video tersebut
mengantongi 14,5 juta (11 persen). (www.tekno.liputan6.com)
Dalam beberapa penelitian banyak yang mengungkapakan bahwa motif dalam
penggunaan media sosial yaitu untuk menunjukan eksistensi dan mempresentasikan diri. Hal
ini banyak diungkapkan dalam penggunaan media sosial Instagram melalui postingan foto

1
selfie. Putri (2016) mengungkapkan dalam Jurnalnya yang berjudul “foto diri, representasi
identitas dan masyarakat tontonan di media sosial instagram” bahwa Dalam fenomena
foto diri di media sosial, para penampil foto diri menjadi bagian dalam masyarakat tontonan.
Mereka tidak hanya menjadi penonton dalam sebuah ruang pertunjukan visual yang massif,
tetapi dalam saat yang bersamaan mereka juga mempertontonkan dirinya kepada orang lain.
Dalam kata lain, menjadi subyek sekaligus objek tontonan. Para pelaku foto diri ini seakan
terbuai pada kesadaran palsu, dimana mereka menjadikan dirinya sebagai ‘pusat tontonan’
bagi para penontonnya yang memiliki loyalitas (dalam hal ini followers) untuk setia
mengikuti setiap aksi yang ditampilkan oleh mereka di panggung visual media sosial.
Disinilah peran ‘citra’ dimainkan sedemikian rupa.
Namun pengguna media sosial khusunya instagram saat ini menjadi lebih kreatif dan
melihat bahwa terdapat peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna instagram
selain hanya menunjukan eksistensi diri mereka. Sehingga munculah istilah yang dikenal
dengan sebutan “Endorser”. Menurut Shimp (2010: 450, dalam Ash-shiddieq, 2014),
“Celebrity Endorsement adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet dan publik
figure yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya
masing–masing dari bidang yang didukung. celebrity endorser dalam Instagram atau biasa
dikenal dengan “selebgram” merupakan sebutan bagi para mereka yang dipercaya untuk
membawakan produk-produk yang dijual secara online melalui akun Instagram. Karakteristik
sumber pesan merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi, karena
efek pesan yang diterima komunikan dapat dipengaruhi oleh kredibilitas komunikator.
Aspek-aspek kredibilitas komunikator menurut Royan biasa dikenal dengan istilah VISCAP
yang terdiri dari Visibility, Credibility, Attractiveness dan Power. (Rachmat, dkk, 2016)
Endorser dalam hal ini membuat konten kreatif untuk mempromosikan sebuah produk
atau dengan cara memberikan review terhadap suatu produk yang ia gunakan. Hal ini
dilakukanuntuk menarik simpati dari followers-nya untuk membeli produk dalam konten
kreatifnya. Dalam dunia marketing, konten kreatif merupakan bagian dari user Generated
Content (UGC).
PERMASALAHAN
Merujuk dari latar belakang diatas, maka permasalahn yang ada adalah bagaimana
peran UGC dalam melihat fenomena Endorser Instagram.
PEMBAHASAN
SELEBGRAM ENDORSER
Selebgram merupakan singkatan dari selebriti instagram yang man atercipta dari hasil
eksistensinya di instagram. Saat ini kebanyakan dari selebgram menjadikan eksistensi mereka
sebagai peluang bisnis. Hal ini juga dibenarkan oleh jurnal milik Maharani dan Totoatmojo
bahwa:
“Instagram has made a change of content uploaded by users. The photos previously
posted by users are mostly personal moments but now spread widely pictures of
business products to get the market. In fact, it gives to what is called
celebgram/selebgram (celebrity instagram) in Indonesia”.
Dilansir dari tecnhnasia.com bahwa jumlah pengguna Instagram di dunia berjumlah
600 juta pengguna aktif. Instagram mengungkapkan bahwa 500 juta pengguna terdiri dari
80% pengguna yang berasal dari luar Amerika Serikat. Indonesia menjadi negara 6 yang

2
berkontribusi pada jumlah pengguna Instagram terbanyak, selain Jepang dan Brazil.
(https://id.techinasia.com)
Menurut Belch and Blech dalam jurnal Agustinna, Purnama, & Abdurrahman (2017)
bahwa endorser merupakan individu atau kelompok yang mengkomunikasikan pesan produk
atau jasa sehingga produk atau jasa tersebut dapat dikenal masyarakat. Pesan yang
disampaikan bisa berdasarkan pendapat pribadi ataupun pernah menggunakan produk atau
jasa dari brand tersebut. Endorser adalah individu yang terkenal atau dihormati, seperti
selebritis atau ahli di dalam produk maupun jasa yang berbicara untuk sebuah perusahaan
atau brand. Sedangkan selebgram endorser selebriti instagram yang mempromosikan suatu
produk melalui akun instagram pribadinya. Diungkapkan oleh Maharani dan Totoatmojo
(tanpa tahun) bahwa ada hal yang menarik dari endorser yang hal ini jauh berbeda dengan
apa yang sering kita lihat pada iklan promosi dimedia mainstream. ia mengatakan bahwa
“The interesting thing is she always posting the product in her account doesn’t look like a
sell. She did like these items are hers. The way she did more natural than other selebgram in
Indonesia. Thus, this object is relevant to the concept of image building as an endorsment
destination17 like the steps in the marketing magazine.” Inilah mengapa kemudian hari ini
banyak kita temui akun-akun endorsment yang mempromosikan produk-produk yang juga
kita jumpai dalam iklan media mainstream.
Salah satu contoh nyata dari suksesnya Instagram menjadi platform bisnis untuk
selebgram endorser adalah sosok Karin Novilda atau Awkarin. Awkarin yang berhasil
mendulang 1,3 juta followers dan berseloroh pernah mendapat uang sebanyak 32 juta rupiah
dalam hitungan satu hari. (www.jurnalapps.co.id)
PERAN USER GENERATED CONTENT
User Generated Content (UGC) merupakan konten yang dibuat oleh konsumer, atau
pengikut dalam media sosial, baik itu blog, atau wiki. Semua konten UGC dibuat melalui
pengguna atau pihak ketiga dari sistem (Sprout Social, Inc dalam www.e-journal.uajy.ac.id)
Kaplan & Haenlein (2010) menjelaskan bahwa User Generated Content is Published content
that is “created outside of professional routines and practices”, that may be individually or
collaboratively produced, modified, shared and consumed, and “can be seen as the sum of all
ways in which people make use of social media. (Uzunoglu & Kip, 2014)
Menurut Katz’s (1960) ada 4 fungsi keppribadian yang mendorong sesorang untuk
membuat UGC Yaitu: first, utilitarian: People are motivated to gain rewards and avoid
punishment from their environment. Second, knowledge: People are driven by the need to
gain information to organize and understand their environment. Third, Value-expressive;
Allow people to express or relate their self-concepts and values, enhance one's image in the
eyes of the world through matching moral beliefs. Fourth, ego-defensive; Motivations
designed to protect people from internal insecurities or external threats, which serve the
internal function of defending one's self-image. (Daugherty, Eastin, & Bright, 2013)
Peran UGC sendiri didalam penggunaan selebgram endorser adalah untuk
membangun persepsi sehingga konten yang dihasilkan dapat menarik simpati dan minat
untuk mencoba produk yang di promosikan oleh selebgram endorser. Hal ini dijelaskan oleh
Hsu & Tsou (2011) yang menyebutkan bahwa “high-light the importance of bloggers as
“potentially powerful makers andbreakers of brands,political candidates, andnews stories”.
They also have the ability to provide current and advanced information to consumers.

3
(Uzunoglu & Kip, 2014) Salah satu kekuatan dari system UGC adalah bagaimana
membangun trust dan relasi ke audiens. Melibatkan audiens, membuat mereka merasa lebih
dekat dengan brand dan ikut menjadi bagian dalam brand tersebut. Audiens lebih percaya
dengan konten yang dibuat oleh users lain daripada yang disampaikan oleh brand. Berbicara
tentang UGC, pasti konten yang dibuat oleh users adalah hal yang otentik. Mereka akan
membagikan konten berdasarkan pengalaman atau momen mereka. Cerita-cerita yang
dibagikan ini menjadi sebuah katalog tersendiri bagi sebuah brand. Konten ini pun bersifat
kredibel, artinya ketika pengalaman seseorang mengenai sebuah produk dibagikan, pastinya
konten tersebut dipercaya. Users lain pun lebih mempercayai konten yang dibuat oleh sesame
pengguna, sehingga brand trust dari audiens pun meningkat. Bahkan untuk beberapa orang,
mereka percaya bahwa produk tersebut baik atau tidak berdasarkan review yang ada.
(www.dewina-journal.foutap.com)
Untuk melihat bagaimana UGC digunakan dalam membangun persepsi tersebut, Katz
& Lazarsfeld, (1955) menjelaskan dengan menggunakan Two-step flow theory. Two-step flow
theory menurut Katz & Lazarsfeld menyebutkan dua tahap yaitu: “Step 1; Certain people
recognized as opinion leaders interpret media information they receive and then pass it to
others, thus increasing its influence. Step 2; Opinion leaders – The individuals who were
likely to influence other persons in their immediate environment”. Dimensi opinion leader
didefiniskan oleh Katz yaitu “dimensions of opinion leaders based on three common
characteristics and behaviors: “personification of certain values (who one is); competence
(what one knows); andstrategic social location (whom one knows)”. (Uzunoglu & Kip, 2014)
Kesimpulan
Dari hasil pembahsan dapat disimpulkan bahwa pengguaan User Generated Content
memiliki peran terhadap selebgram endorser untuk mebangun persepsi dan menimbulkan
kepercayaan terhadap produk yang dipromosikan. Untuk melihat tersebut maka digunakan
two step flow theory dari Katz & Lazarsfeld.
REFERENSI
http://e-journal.uajy.ac.id/11315/4/3TF07212.pdf (diakses pada pukul 12.54)
https://id.techinasia.com/jumlah-pengguna-instagram-indonesia (diakses tanggal 18
Desember, pukul 13.01)
http://jurnalapps.co.id/article/1950 (tanggal 18 Desember 2017 pukul 14.29)
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+
Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker (diakses pada tanggal 18 Desember 2017,
pukul 10.38)
http://tekno.liputan6.com/read/2634027/3-media-sosial-favorit-pengguna-internet-indonesia
(diakses pada, pukul 10.41)
Agustinna, Kartika., Purnama, Hadi., & Abdurrahman, Muhammad S. 2017. Analisis Strategi
Personal Branding Melalui Media Sosial Instagram. e-Proceeding of Management :
Vol.4, No.1 April
Daugherty, T., Eastin, M. S., & Bright, L. (2013). Exploring Consumer Motivations for
Creating User-Generated Content. Journal of Interactive Advertising
Kadir, Latifa. 2014. Motif Remaja Terhadap Penggunaan Situs Jejaring Facebook. eJurnal
Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4

4
Maharani, Kumala & Totoatmojo. The Celebrity Endorser (Selebgram) Effect Toward
Purchase Intention On Instagram Social Media. 3rd AASIC: Sustainable Development
of Asian Community
Putri, Evania R. 2016. FOTO DIRI, Representasi Identitas dan Masyarakat Tontonan Di
Media Sosial Instagram. Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 1, Januari
Rachmat., Dita O N., Ariyanti, Maya., dkk. 2016. Pengaruh Celebrity Endorser di Media
Sosial Instagram dalam Promosi Produk Hijab terhadap Minat Beli Konsumen (Studi
Kasus pada Akun Instagram @zahratuljannah dan @joyagh). Jurnal e-Proceeding of
Management : Vol.3, No.3 December
Uzunoglu, E., & Kip, S. M. 2014. Brand communication through digital influencers:
Leveraging blogger engagement. International Journal of Information Management

Anda mungkin juga menyukai