Anda di halaman 1dari 148

Leadership & Transformation

HOW TO BECOME
A LIFELONG LEARNER
AMID DISRUPTION
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas
hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa
aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000
(seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dr. Harry Patria

Leadership & Transformation

HOW TO BECOME
A LIFELONG LEARNER
AMID DISRUPTION

Editor
Dr. (Cand) Uruqul Nadhif Dzakiy
LEADERSHIP & TRANSFORMATION
HOW TO BECOME A LIFELONG LEARNER AMID DISRUPTION

Harry Patria

Editor : Uruqul Nadhif Dzakiy


Proofreader : Meyta Lanjarwati
Desain Cover : Herry R Munadji
Designer: Rizky Agung Prasetyo
Tata Letak : Zulita A.
Ukuran : xv, 131 hlm, Uk: 17,5x25 cm

ISBN Elektronik: 978-623-8138-07-4 (PDF)


Tahun Terbit Digital: 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis


Isi diluar tanggung jawab percetakan

All Right Reserved


Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh


isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Copyright © 2023 by Bukunesia Publisher

Bukunesia
Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033,
Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581
Website: www.bukunesia.com
E-mail: Admin@bukunesia.com
Telp: (0274) 283-6082
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Untuk istriku, Wita

dan kedua anakku, Daanish dan Emery

v
Leadership & Transformation

DARI EDITOR

Saya sangat senang ketika diajak untuk membantu Dr. Harry dalam
menyusun buku ini karena saya bisa belajar secara langsung dengannya.
Saya melihat sedikit orang yang memiliki latar belakang sepertinya yakni
kombinasi sempurna antara dunia akademik dan dunia profesional.
Umumnya orang cenderung salah satunya, apakah akademiknya saja
yang menonjol atau dunia profesionalnya saja. Dr. Harry ini dua-duanya,
di waktu kapan pun dia belajar dan di waktu kapan pun Ia juga bekerja.
Artinya Ia ini mampu mengawinkan antara pengetahuan dan pengalaman
yang terkadang orientasinya berseberangan. Kombinasi sempurna ini pada
akhirnya Ia wujudkan dengan mendirikan sebuah perusahaan konsultan
data bernama Patria & Co.
Proses untuk mengawinkan antara pengetahuan dan pengalaman
ini membutuhkan waktu panjang dan berliku. Kita bisa lihat dari cerita
hidup dari Dr. Harry di buku ini. Ia beberapa kali pindah perusahaan
dan mengambil pendidikan formal S-2 hingga tiga kali dan S-3 dua kali.
Ternyata semua dilakukannya tidak hanya untuk gelar dan prestise semata
namun atas nama transformasi. Ia meyakini bahwa melalui transformasi,
perubahan hidup akan terwujud dan pada akhirnya akan bermakna buat
banyak orang. Transformasi yang dimaksud di sini tidak sekedar gagal
menjadi sukses, namun merupakan perjalanan hidup yang kontinu.
Tidak ada kamus gagal dari beliau yang membuatnya terus melaju untuk
mengejar sebuah keyakinan dan tekad. Pandangan ini yang menarik dari
apa yang menjadi cerita hidup dan perspektif Dr. Harry yang diulas di
buku ini.
Cerita hidup dan juga perspektif yang diulas dalam buku ini
merupakan kompilasi dari status LinkedIn Dr. Harry selama kurang dari
setahun terakhir. Dr. Harry dikenal sebagai infleuencer Linkedin dengan
follower lebih dari 50 ribu orang di mana setiap hari minimal 5 status
yang Ia tulis di sana. Kompilasi dari statusnya yang mendapatkan banyak

vi
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

atensi publik ini menarik untuk disajikan di buku ini, tentunya dalam
format penulisan yang berbeda. Maka untuk mendapatkan benang merah
di status-status yang sudah terkompilasi, saya beberapa kali melakukan
interview dengan Dr. Harry via Zoom. Sejauh ini aku belum pernah
bertemu langsung dengannya karena saat ini Dr. Harry masih studi di
United Kingdom (UK).
Secara umum, buku ini terbagi menjadi dua bagian besar yang terdiri
atas perjalanan transformasi Dr. Harry dan perspektifnya akan berbagai hal
mulai dari self-development, career, business, leadership, dan data science.
Adapun perjalanan hidup yang ditulis mulai dari masa remaja sampai saat
ini lebih menekankan pada sisi transformasinya. Tema transformasi ini
dipilih karena memang buku ini diharapkan dapat menciptakan inspirasi
pembacanya khususnya kalangan middle executive, dosen, dan mahasiswa.
Dr. Harry sering kali menyebut dirinya bukan sebagai orang pintar, tapi
seorang yang suka belajar. Semoga dengan membaca buku ini, semangat
beliau ini dapat menular ke para pembaca semua.

Dr. (Cand) Uruqul Nadhif Dzakiy

vii
Leadership & Transformation

SAMBUTAN
Sari Wahyuni, Ph.D.
President Indonesia Strategic Management Society,
Dosen Universitas Indonesia

Saya mengenal Harry Patria sebagai salah satu mahasiswa yang


sangat berbakat yang saya miliki khususnya dalam hal kepemimpinan,
pola pikir, ketekunan, dan pemikiran analitis. Saya pertama kali bertemu
Harry ketika dia menjadi mahasiswa di kelas penulisan disertasi dan
dinamika kompetitif S-3 UI yang saya ajar. Dia adalah mahasiswa doktoral
termuda di kelas, tetapi dia adalah siswa yang sangat berprestasi. Bukan
saja berhasil lulus S-3 dengan predikat cum laude tapi juga tercepat di
angkatannya.
Harry adalah perencana yang berdedikasi dan baik serta
berpengetahuan luas dan mudah beradaptasi. Ia tidak segan-segan
untuk menerima tantangan penelitian yang dibuktikannya dengan
kelincahan, kemampuannya untuk memecahkan masalah dengan cepat,
dan kemauannya untuk mengambil tugas dan melakukannya dengan cara
terbaik.
Harry menghadiri banyak asosiasi profesional di luar kampus
dan belajar secara mandiri tentang keterampilan analisis. Selama
penelitiannya, Ia diminta sebagai fasilitator untuk memberikan lokakarya
analisis data baik untuk korporasi maupun lembaga publik bekerja sama
dengan beberapa asosiasi profesi. Dalam kehidupan akademik, salah satu
dari karya kami diterbitkan di makalah seminar dengan topik analisis
sentimen menggunakan perangkat lunak komputasi paling mutakhir.
Di antara banyak prestasi yang dicapainya, beberapa di antaranya yaitu
Harry dianugerahi sebagai karyawan dengan inovasi terbaik oleh Elnusa
Tbk. pada tahun 2019.

viii
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Dari pengalaman akademik dan profesionalnya yang sangat kaya


tersebut, saya tidak memiliki keraguan sedikit pun bahwa buku yang
diterbitkan Harry berjudul Leadership & Transformation: How to Become a
Lifelong Learner Amid Disruption akan menjadi karya yang insightfull dan
perlu dibaca oleh para eksekutif muda, mahasiswa, dan bahkan dosen. Buku
yang berisi perjalanan hidupnya yang penuh dengan transformasi dan juga
pandangannya akan berbagai topik seperti halnya self-development, career,
business, leadership, dan data science akan menarik dibaca dan dicermati
oleh kita semua. Tidak banyak orang yang dapat excellent di akademik dan
profesional sekaligus. Harry adalah salah satunya.
Seperti halnya tema transformasi yang diangkat dalam buku ini, saya
berharap para pembaca buku ini dapat mengambil pelajaran dari kisah
Harry dalam upayanya secara terus menerus melakukan transformasi.
Saya mendengar dia akan melanjutkan studi S-3 lagi di bidang Scenario
Planning & Strategic Foresight University of Strathclyde, Glasgow dengan
beasiswa penuh UK Research Innovation. Saya yakin itu adalah satu bentuk
transformasi yang tengah Ia lakukan. Saya tidak tahu ada hal baru apakah
yang akan dilakukan Harry ke depan tetapi saya yakin pasti suatu yang
besar. Saya berharap Harry tetap selalu terus menginspirasi melalui karya
nyata yang dapat dinikmati banyak orang.

ix
Leadership & Transformation

KATA PENGANTAR
Dr. Harry Patria

Transformasi merupakan hal sangat penting di tengah dunia yang


kian tidak menentu. Transformasi dalam artian sederhana merupakan
perubahan mindset dan tindakan ke arah yang labih baik. Melalui
kemampuan ini, kita akan memiliki kapabilitas yang relevan dengan
kebutuhan dan kemudian dengan itu kita mampu memiliki kemampuan
inti (core competency). Pada akhirnya dengan kemampuan inti tersebut,
kita akan menjadi pribadi terdepan dengan keunggulan kompetitif
(competitive advantage) yang kita punya.
Buku merupakan biografi singkat saya dalam proses transformasi
kehidupan yang saya alami sejauh ini baik di dalam kehidupan pribadi,
akademik, professional, maupun aktivitas kewirausahaan dalam
pengalaman saya membangun sebuah perusahaan. Selain itu, buku ini
juga berisi pandangan saya terkait dunia profesional seperti halnya
pengembangan diri (self-development), karir, bisnis, kepemimpinan,
dan data science. Adapun konten utama buku ini bersumber dari status
LinkedIn saya dalam 10 bulan terakhir. Data terakhir saya ambil pada 20
Juni 2022
Saya memiliki dua motivasi dalam menulis buku ini. Pertama, saya
ingin sharing pengalaman ke pembaca yang lebih luas dari LinkedIn di
mana dari sini saya dapat menebar manfaat ke masyarakat luas khususnya
para middle executive dan akademisi seperti mahasiswa master dan PhD.
Kedua, semoga buku ini mampu menjadi inspirasi bagi para pembaca
untuk terus bertransformasi baik dalam kehidupan pribadi maupun dunia
profesional. Semoga pengalaman transformasi yang saya miliki dapat
menjadi salah satu studi kasus untuk menjadi pembelajaran bagi para
pembaca semua.

x
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Dalam proses penulisan ini, sangat berterima kasih ke pada berbagai


pihak yang membantu langsung maupun tidak langsung penulisan buku
ini seperti Uruqul Nadhif Dzakiy yang mengedit keseluruhan isi buku ini
dan Rizky Agung Prasetyo yang membantu desain poster serta Herry R
Munadji yang membuat cover buku ini. Selanjutnya, Penerbit Bukunesia
yang bersedia menerbitkan buku ini. Tak lupa saya sampaikan kepada
dosen pembimbing saya selama studi di Program Doktor Universitas
Indonesia, Bu Sari Wahyuni yang bersedia memberikan kata sambutan di
buku ini.
Terakhir, saya berharap para pembaca buku ini dapat terinspirasi
dari pengalaman saya dengan terus belajar untuk bertransformasi menjadi
pribadi yang semakin relevan dengan kebutuhan zaman. Kemampuan
untuk terus belajar ini merupakan hal yang penting di perubahan dunia
yang amat cepat. Kedua, semoga para pembaca juga tergerak untuk
menjadi pribadi yang lebih baik di setiap harinya dan pada akhirnya
mampu berkontribusi pada dunia yang lebih baik.

xi
Leadership & Transformation

DAFTAR ISI

DARI EDITOR......................................................................................................... vi
SAMBUTAN ..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................x
DAFTAR ISI............................................................................................................ xii
PERJALANAN HIDUP: SEBUAH TRANSFORMASI..........................................2
KENAKALAN REMAJA......................................................................................4
Preman Jalanan......................................................................................................... 4
Suka Bolos................................................................................................................... 5
Diusir dari Rumah.................................................................................................... 6
JUARA KELAS......................................................................................................8
Role Model................................................................................................................... 8
Determinasi & Persisten........................................................................................ 9
Kasmaran pada Belajar ......................................................................................... 9
KULIAH DI ITB BELAJAR TEKNIK.............................................................11
Merantau ke Bandung......................................................................................... 11
Mahasiswa Biasa.................................................................................................... 11
Lulus dengan IPK Rendah.................................................................................. 12
SENIOR MANAJER TERCEPAT.....................................................................14
Transformasi Karier ........................................................................................... 14
Menjadi ‘Lebah’: Mengasah Kepemimpinan.............................................. 15
Memulai Portofolio Konsultan......................................................................... 16
KULIAH S-2 DUA JURUSAN .........................................................................18
Kuliah untuk Upgrade Diri................................................................................ 18
Lulus S-2 ke-2 Bonus Nikah.............................................................................. 18

xii
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

MENDIRIKAN PERUSAHAAN......................................................................21
Berawal dari Proyek............................................................................................ 21
Mendirikan Patria & Co...................................................................................... 22
Identitas, Strategi dan Model Bisnis ............................................................ 24
Kenapa Bukan Startup?...................................................................................... 27
Hire PhD/lulusan S-3 sebagai konsultan.................................................... 30
Ekspansi ke Market Global................................................................................ 30
MENGAJAR SEBAGAI BALAS JASA............................................................. 34
Doktor Tercepat & Terbaik UI......................................................................... 34
Data & Strategic Management .................................................................. 36
Menjadi Dosen ....................................................................................................... 36
KULIAH S-2 & S-3 LAGI ................................................................................39
S-2 di Data Science................................................................................................ 39
Ikut Hackaton & Juara......................................................................................... 41
S-3 Ke-2 Bidang Scenario Planning & Strategic Foresight.................... 43
Transformasi Infiniti............................................................................................ 46
PERSPEKTIF..........................................................................................................49
SELF-DEVELOPMENT....................................................................................51
Kenapa Transformasi.......................................................................................... 51
Kenali Diri................................................................................................................. 53
Membangun Core Competency......................................................................... 54
Belajar sebagai Strategi Hadapi Ketidakpastian ..................................... 56
Menjadi Multitasking................................................................................... 58
Kenapa Knowledge Penting?............................................................................. 60
Tipologi Pembelajar............................................................................................. 62
INVESTASI PENGEMBANGAN DIRI............................................................ 65
Memahami Teori................................................................................................... 66
Berstrategi dalam Hidup.................................................................................... 68
Life Balance.............................................................................................................. 70
Cognitive Bias.......................................................................................................... 71
Men-counter Fallacy ............................................................................................ 73
Imposter Syndrome............................................................................................... 74
Pentingnya Konsisten.......................................................................................... 75
Menjadi Orang Baik Tidak Cukup................................................................... 77
Growth Mindset....................................................................................................... 79

xiii
Leadership & Transformation

CAREER............................................................................................................. 82
Menyusun Resume/CV....................................................................................... 82
Tip Saat Interview.................................................................................................. 84
Upgrade Gaji dengan Belajar Lagi.................................................................. 85
Networking............................................................................................................... 86
Future Career........................................................................................................... 87
BUSINESS.......................................................................................................... 90
Perubahan Mindset di Bisnis............................................................................ 90
Berbisnis dengan Value...................................................................................... 91
Membangun Visi Perusahaan........................................................................... 92
Mindset & Skillset................................................................................................... 93
Strategic Planning................................................................................................. 95
Digital Transformation........................................................................................ 96
Business Strategy................................................................................................... 96
Customer Centric.................................................................................................... 97
LEADERSHIP................................................................................................ 100
Menjadi Seorang Transformational Leader..............................................100
Entrepreneurial Mindset & Social Capital..................................................101
Paranoia, Group Think & Escalation of Commitment............................103
A Leader Creates Other Leaders.....................................................................104
Mentalitas Founder.............................................................................................105
DATA SCIENCE.............................................................................................. 107
Kenapa Data?.........................................................................................................107
Mastering Data Competency...........................................................................111
Machine Learning................................................................................................113
Data Visualization...............................................................................................114
Predictive Analytics.............................................................................................116
Data Analytics.......................................................................................................117
Ambidexterity in Data Science........................................................................118
Data Scientist.........................................................................................................119
REFERENSI......................................................................................................... 121
PROFIL PENULIS............................................................................................... 123

xiv
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Qur’an Surah Al-Insyirah ayat 5-6

xv
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

1
Leadership & Transformation

1 PERJALANAN HIDUP:
SEBUAH TRANSFORMASI

P erjalanan hidupku merupakah sebuah transformasi. Di masa Sekolah


Menengah Pertama (SMP) aku terjebak di kenakalan remaja yang suka
tawuran, bolos sekolah, dan bandel yang membuatku harus diusir dari
rumah. Akademik pun jeblok yang membuatku harus tinggal kelas dan
pindah ke sekolah pinggiran di Kabupaten Medan. Di sekolah ini aku tetap
malas-malasan sampai nilai akhir SMP hanya rata-rata 4 yang merupakan
nilaiku kedua terburuk di kelas.
Untungnya dengan nilai buruk tersebut aku masih bisa diterima di
Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di pinggiran kota Medan. Ibu sampai
menangis haru saat aku dinyatakan lulus meskipun rangking kedua dari
bawah, “..Masih beruntung ya Nak bisa kuliah di sekolah negeri”, ucap Ibuku.
Namun, di sekolah ini justru aku mendapatkan titik balik. Akademisku
membaik dengan mendapatkan ranking ke-20 dan terus membaik sampai
menjadi juara kelas di kelas 2 SMA dan kemudian menjadi lulusan terbaik
saat kelas 3. Di beberapa tryout di bimbingan belajar setiap semester,
nilaiku semakin membaik mulai dari diterima di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) universitas daerah sampai menjelang lulus diterima di PTN di
kampus besar di Pulau Jawa.
Akademik yang membaik membuat semakin yakin bisa diterima
di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengikuti jejak pamanku yang kini
bekerja di salah satu perusahaan migas terbesar dunia. Aku pun mengikuti
Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) dan diterima di jurusan Teknik
Kimia ITB. Namun saat di ITB aku bukan siapa-siapa. Akademikku tidak
sebaik saat SMA. Aku pun lulus 4,5 tahun dengan IPK kurang dari 3.0. Hal
itu membuat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) atau swasta besar di bidang migas karena
mensyaratkan IPK yang tinggi.

2
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Aku pun pada akhirnya masuk perusahaan swasta kecil namun


beruntungnya terletak di Jakarta. Di sini, jiwa belajarku kembali muncul.
Tak lama setelah menjadi pegawai, aku ambil S-2 di Teknik Kimia
Universitas Indonesia (UI) dan lulus dengan sangat baik. Selanjutnya aku
ambil S-2 lain di jurusan Ilmu Ekonomi di kampus yang sama dan lulus
dengan predikat cumlaude. Kuliah ini aku ambil untuk upgrade kualitas
sehingga layak menjadi seorang manajer. Untuk meningkatkan skillset
leadership, aku yang saat itu sudah enak di salah satu BUMN memilih untuk
keluar dan masuk ke perusahaan migas swasta meskipun dengan fasilitas
yang tidak sebanding.
Strategiku berhasil karena di perusahaan ini aku bisa menduduki
posisi sampai senior manager. Selanjutnya aku kembali mendaftar di
salah satu anak perusahaan BUMN dan posisiku pun tinggi di sini. Namun
ternyata posisiku tidak sepenuhnya mampu mengubah kondisi perusahaan
yang memiliki tradisi birokrasi yang ketat. Aku pada akhirnya memilih
keluar meskipun di saat yang bersamaan aku harus siapkan untuk sidang
S-3 di manajemen Universitas Indonesia.
Bagiku S-3 tidak sekedar mendapatkan gelar namun upgrade
kualitas diri. Bidang S-2 aku yang fokus pada ekonomi energi menghasilkan
kesempatan untuk mendapatkan proyek yang bahkan lebih besar nilainya
dari gaji sebagai manajer di BUMN. Aku pun setelah mengundurkan diri
dari perusahaan bertekad untuk menjalankan proyek secara mandiri.
Proyek-proyek ini menuntun untuk mendalami data analytics. Sampai
akhirnya pada 2021 aku mendirikan sebuah perusahaan yang fokus pada
data yang bernama Patria & Co. di bawah PT Transforma Infiniti.
Kesibukan menjalankan proyek di perusahaan baru ini, tidak
membuatku selesai untuk berhenti di dunia akademis. Aku diminta
mengajar di berbagai universitas terkemuka di Indonesia sejak lulus
program doktor di tahun 2020 mulai dari Universitas Indonesia (UI),
Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), dan Bina Sarana Informatika University (Binus). Secara bersamaan
aku juga mengambil kuliah S-2 ketiga di jurusan Data Science Newcastle
University UK. Menjelang lulus aku tengah mempersiapkan kuliah S-3 di
University of Strathclyde, Glasgow UK bidang Scenario Planning & Strategic
Foresight. Aku ingin mengasah kemampuan di bidang data yang menjadi
ciri khas dari perusahaan yang baru aku dirikan.

3
Leadership & Transformation

KENAKALAN REMAJA

Di masa remaja aku terlibat kenakalan yang itu kusadari setelah


mendapatkan ilham. Bagiku sukses kala itu adalah bagaimana bisa
menjadi orang sangar yang ditakuti teman-teman. Aku pun suka bolos
sekolah dan aktif nge-band amatiran yang membuat nilai akademik jatuh
bebas. Aku pun lulus SMP dengan nilai terendah kedua di sekolah. Orang
tua khususnya Ibu sering kali menasihati sampai akhirnya nasihat beliau
kudengar juga. Aku dikenalkan dengan sosok Paman yang merupakan
profesional di bidang migas. Kariernya yang baik membuatku kala itu
termotivasi ingin menjadi sepertinya. Sejak saat itu aku mulai memandang
berbeda definisi sukses.

Preman Jalanan
Masa remaja lebih sering aku habiskan di luar kelas. Aku lebih suka
main band dibandingkan dengan belajar. Di band aku pegang semua posisi
mulai dari drum, basis, sampai gitar. Hanya posisi vokal saja yang tidak
karena memang suaraku buruk. Menjadi anggota band di usia remaja
adalah keren saat itu. Hal itu membuatku menjadi siswa yang beda dengan
yang lain. Mereka yang rajin di kelas adalah siswa yang cupu, tidak seperti
aku dan teman-teman yang lebih gaul.
Uang jajanku aku sisihkan untuk nge-band mulai dari sewa
studio sampai mini konser di berbagai event di Medan. Meskipun tidak
dibayar tapi aku tetap merasa keren. Kekerenan ini membuatku merasa
percaya diri meskipun nilai jelek di kelas. Teman-teman kelas umumnya
menganggapku anak nakal. Tapi bagiku tidak masalah karena posisi
tersebut membuat ditakuti oleh banyak teman di kelas. Aku sering kali
memalaki teman yang lewat di depanku.
“Minta uangmu dong!” sambil berlagak angkuh adalah ungkapan
yang sering aku berikan ke teman-teman yang melewati lingkaran aku dan
geng-ku. Lumayan jika dikumpulkan uang hasil palak ini untuk nantinya

4
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

dipakai nge-band. Sikap ini membuatku ditakuti oleh teman-teman apalagi


aku deket sama preman cukup terkenal di lingkungan sekolah. Aku juga
dipandang buruk sekali oleh guru dan jadi langganan untuk dipanggil di
ruang BK.
Panggilan guru BK tidak membuatku berubah kemudian. Bermain
band dengan teman-teman adalah hal yang sangat menyenangkan kala
itu. Apalagi ditemani sebatang rokok. Jadi berandal sekolah itu sangar
dan itu membuatku bisa menarik cewek meskipun sekedar cinta monyet.
Untungnya kala itu aku belum mengenal obat-obatan terlarang atau
narkoba dan juga minuman keras.

Suka Bolos
Sekolah sering kali aku tinggalin demi kesenanganku kongkow-
kongkow dengan teman-teman satu geng. Aku pamit ke Ibu untuk pergi
ke sekolah namun setibanya di sekolah aku pilih bolos. Aku lebih suka
nge-band atau sekedar nongkrong sambal ngrokok dan maen kartu sama
teman. Perilaku berandal dengan memalak orang itu justru lebih menarik.
Guru Matematika yang super membosankan dan galak menguatkan
alasanku untuk tidak sekolah. Sekolah bikin aku terpenjara. Begitulah
pikiranku saat itu.
Selain langganan dipanggil BK, aku juga langganan dikirimi surat
peringatan dari sekolah. Bahkan aku yang bersekolah di SMP 11 Medan
saat itu dikeluarkan oleh sekolah lantaran aku yang suka bolos. Keluargaku
sangat malu kala itu dan membuatku disekolahkan di SMP kecil di pinggiran
Kabupaten Medan. Karena aku anak buangan, motivasi belajarku di SMP
ini tidak naik juga. Aku justru mendapatkan teman-teman yang sama-
sama memberontak sepertiku.
Mendapatkan satu geng di sekolah kampung dengan kompetisi
yang tidak seketat di SMP yang mengeluarkan aku membuatku menjadi-
jadi. Kebiasaanku untuk bolos tetap jalan, begitu pula nge-band, memalak.
Guru dan orang tua terus memarahiku namun tetap saja aku woles saja.
Setiap semester, nilai merah sering aku dapatkan. Sampai pada kelulusan
SMP nilaiku terendah ke dua di sekolah dengan nilai rata-rata Nilai Akhir
(NEM) empat koma. Saat ujian aku sama sekali tidak tahu harus jawab apa
mengingat tidak pernah belajar.

5
Leadership & Transformation

Diusir dari Rumah


Orang tuaku yang guru berkali-kali menasihati dan aku tetap tidak
mau berubah. Tidak ada motivasi yang membuatku ingin berubah ke
kebiasaan lain. Surat-surat dari sekolah perihal laporan buruk perilakuku
ditambah akademik yang super jeblok membuat orang tua marah besar
sama aku. Sudah tak terhitung pukulan rotan ayah sudah berapa kali kena
di kulitku. Ditambah dengan omelan Ibu yang tak ada henti-hentinya.
Sampai pada akhirnya kemarahan orang tua memuncak. Aku diusir
dari rumah dan dikirim ke rumah nenek. Aku pun tinggal dengan nenek
selama kurang lebih 6 bulan. Diusir bukannya sadar malah menjadi-jadi.
Aku justru merasa lebih bebas apalagi kini tidak ada lagi yang secara
langsung me-monitoring aku. Aku tetap tak berubah, suka memalak orang,
suka nge-band, dan merokok. Guru BK tetap secara aktif memanggil di
setiap kasus yang aku buat.

6
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“Genius is 1% inspiration, and 99% perspiration.”

-Thomas Edison

7
Leadership & Transformation

JUARA KELAS

Role Model
Nasihat orang tua awalnya memang aku cuekin, namun saking
seringnya dinasihati khususnya karena Ibu akhirnya apa yang diminta
mereka aku ikuti. Sejak pindah sekolah di SMP aku sudah mulai ikut
bimbingan belajar (bimbel), meskipun dengan sangat terpaksa. Pemaksaan
ini memang sangat berat namun setelah dilakukan terus-menerus menjadi
biasa. Aku pun semakin rajin untuk datang kelas dan mulai memahami
setiap materi. Perlahan akademik membaik dan aku mulai meninggalkan
lingkungan lamaku dulu. Teman-temanku kini adalah mereka yang suka
belajar.
Di bimbel aku mendapatkan pandangan baru bahwa sukses itu bisa
masuk kampus besar dan kemudian mendapatkan pekerjaan di perusahaan
besar pula. Di sini aku mulai kenal Institut Teknologi Bandung (ITB) dan
juga alumninya yang terkenal seperti Presiden Ir. Soekarno dan Presiden
BJ. Habibie. Aku baca biografi mereka dan juga tokoh-tokoh hebat lainnya
hampir setiap sebelum tidur. Aku juga semakin gandrung dengan belajar.
Soal-soal dan materi bimbel dengan semangat aku selesaikan.
Semesta pun menjawab dengan didapatkannya aku akan role model
selain tokoh-tokoh besar tersebut yaitu paman aku sendiri. Pamanku adalah
lulusan ITB jurusan Teknik Perminyakan. Ia bekerja di perusahaan minyak
multinasional dan sering ke luar negeri. Dari sini aku kemudian tetapkan
cita-citaku untuk masuk ITB di jurusan Teknik. Semangatku terpompa
terus karena role model adalah orang terdekat. Aku tahu paman, dia suka
kasi uang ketika lebaran. Semakin mantap saja aku belajar di bimbel ini.
Soal-demi soal di buku bimbel aku selesaikan dengan baik. Tidak ada opsi
lain selain bisa masuk ke kampus ITB.

8
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Determinasi & Persisten


Masuk ITB ternyata tingkat kelulusan (passing grade)-nya tinggi di
ujian SPMB. Karena satu-satunya jalur masuk ke kampus teknik tertua di
Indonesia ini harus melalui ujian saringan nasional tersebut, aku harus
belajar mati-matian. Maka bagaimana memantaskan untuk diterima di
ITB, aku ikut ujian Try Out (TO) yang mulai aku ikuti sejak SMA kelas 1. Di
ujian TO ini aku melihat seberapa pantas aku masuk ITB. Di awal-awal TO
nilaiku hanya cukup untuk masuk di universitas negeri kecil di Sumatra,
kemudian merangkak naik ke kampus besar di Pulau Sumatra seperti
Universitas Andalas.
Karena konsisten belajar dan kesuksesan kecil diraih seperti juara
kelas saat kelas 2 SMA, aku pun semakin percaya diri dan terus konsisten
belajar. Soal-soal khususnya matematika dan fisika aku sampai hafal
tanpa harus menghitung karena saking seringnya aku berinteraksi dengan
soal-soal. Akhirnya di TO aku lulus untuk masuk di kampus di Pulau Jawa
seperti halnya Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemudian disusul kampus
tujuan yaitu ITB. Meskipun ini adalah ujian simulasi namun bagiku adalah
kesuksesan kecil yang menjadi vitamin bagi diri untuk lebih percaya diri.
Aku bahkan pernah mendapatkan nilai TO tertinggi di Medan di mana
mampu kalahkan mereka yang sekolah di SMA favorit.

Kasmaran pada Belajar


Kesukaanku pada belajar dan didorong oleh motivasi besar untuk
kuliah di kampus terbaik di negeri ini membuatku menjadi sangat
kompetitif. Jika dulunya aku tidak dianggap sama sekali saat di sekolah
bahkan jadi benalu, kini namaku menjadi contoh murid-murid sekolah.
Selain juara kelas, aku diutus ke berbagai lomba olimpiade matematika di
mana beberapa kali aku juara. Bahkan aku sampai bisa menjadi guru di
kelas mengingat materi yang diajarkan di kelas sudah aku pelajari dulu
di bimbel. Aku pun jadi rujukan teman-teman untuk belajar bersama.
Jika dulunya aku dijauhi, kini banyak orang yang mendekati aku. Sebuah
transformasi hidup.
Belajar bagiku pada akhirnya adalah suatu yang menyenangkan.
Kesuksesan kecil seperti nilai TO yang tinggi, juara kelas, dan ikut berbagai
lomba mengubah definisi sukses yang dulu aku yakini yakni anak muda
yang sangar dan bisa nge-band. Melihat kemajuan pesat akademisku ini,

9
Leadership & Transformation

orang tua sangat senang dan mendukung penuh. Aku bahkan dibelikan
satu set alat band di mana di waktu sela aku main dengan abang atau
kakak. Di sini aku sadari di mana belajar dengan konteks yang jelas akan
memberikan semangat dan gairah hidup yang membuat semesta pada
akhirnya akan mendukung. Pada akhirnya aku tutup masa SMA sebagai
lulusan terbaik.

10
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

KULIAH DI ITB BELAJAR TEKNIK

Merantau ke Bandung
Kerja kerasku selama SMA terbayar tuntas. Aku diterima di ITB
melalui jalur SPMB di jurusan Teknik Kimia. Tercatat aku adalah angkatan
2003. Sebelum ITB, aku sebenarnya sudah diterima di jurusan Teknik
Sipil UGM melalui jalur mandiri namun tidak diambil. Aku ingin kuliah di
kampus Paman dan menjadi engineer hebat. Bandung adalah perantauan
pertama aku di pulau Jawa. Pertama pula aku naik pesawat. Aku bahkan
teringat nama maskapai penerbangannya “Jatayu”. Di Bandung aku tidak
punya keluarga satu pun dan menjadi minoritas.
Kebanyakan anak yang kuliah di ITB berasal dari kota besar seperti
Bandung, Jakarta, Surabaya, Jogja, dan lain-lain. Dari kota Medan juga
lumayan banyak namun tidak ada satu pun yang aku kenal karena memang
aku sekolahnya di SMA pinggiran Medan Kabupaten. Sebagai minoritas
sering kali aku minder karena susah bergaul dengan mereka yang dari
kota itu. Logatku yang sangat Medan membuatku kurang percaya diri
ketika bergaul dengan mereka yang terbiasa menggunakan logat gaul “lo”
“gue” Jakarta.

Mahasiswa Biasa
Menjadi mahasiswa inferior semakin lengkap ketika aku sukar
menjalankan proses belajar di kuliah. Di ITB kita dituntut untuk memahami
materi secara mendalam dalam waktu yang relatif pendek. Satu semester
bisa hanya butuh waktu 3,5 bulan. Aku yang merupakan produk bimbel
dengan umumnya mempelajari banyak materi dengan cara pintas pun
akhirnya keteteran. Akibatnya nilaiku banyak yang jelek. Satu yang baik
hanya Kalkulus, di mana aku bisa mempertahankan mendapatkan nilai A.
Ini karena dari dulu memang aku suka pelajaran Matematika.
Susah dalam pergaulan aku rasakan di awal-awal kuliah namun
seiring berjalannya waktu aku mencoba aktif dengan masuk di organisasi

11
Leadership & Transformation

mahasiswa. Aku aktif di Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM ITB) di divisi


inovasi dan pengabdian masyarakat. Aku sempat menjadi panitia ITB Fair,
satu event skala nasional, kala itu. Aku juga aktif di Mahasiswa Muslim
Medan di mana sempat menjadi ketua di sana. Satu organisasi utama
mahasiswa yang justru aku tidak ikut adalah Himatek atau Himpunan
Mahasiswa Teknik Kimia. Di sini aku jelaskan alasannya.
Aku sebenarnya sangat tertarik dengan program-program himpunan,
namun satu yang tidak suka kala itu yaitu proses atau mekanisme masuk
himpunan. Kala itu perploncoan masih ada di mana sebagai junior aku
harus hormat ke senior dengan mengikuti serangkaian program yang
menurutku cuma sandiwara saja. Karena terbiasa keras sedari dulu,
idealisme menguat dan akhirnya aku putuskan untuk tidak ikut kaderisasi
Himpunan. Alasan utama saat itu bahwa karena pernah menjadi preman
maka berlagak layaknya preman sangat tidak sesuai dengan prinsip dan
nilaiku. Meskipun aku non-Himp aku tetap bergaul dengan teman-teman
seangkatanku. Bahkan sampai sekarang tetap menjalin komunikasi.

Lulus dengan IPK Rendah


Sampai menjelang lulus aku tetap tidak menemukan cara belajar
baru. Akhirnya aku tetap memakai cara belajar SMA. Bisa ditebak bahwa
nilaiku akhirnya tidak bisa optimal. Asalkan lulus tidak mengulang, sudah
cukup. Hanya kalkulus saja pelajaran utama yang aku mendapatkan nilai
A. Sembilan semester atau 4,5 tahun aku habiskan waktu untuk studi,
lumayan molor tapi untungnya tidak terlalu sampai bertahun-tahun
bahkan sampai Drop Out (DO). Aku akhirnya lulus dengan IPK kurang dari
3.00, seingatku 2,94. Tapi itu cukup buat apply kerja kemudian.
Meskipun IPK rendah, tapi untungnya aku mendapatkan pelajaran
berharga saat skripsi. Tema skripsi aku adalah tentang reaktor aliran
terbalik (reversed flow reactor) untuk proses intensifikasi. Di riset skripsi
ini, aku membuat alat uji di mana aku setiap 10 menit harus bergantian ambil
data dengan teman untuk memastikan bahwa alat itu benar-benar bekerja.
Alat ini akhirnya berhasil kami buat dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh
adik angkatan kemudian. Dari skripsi ini aku mulai berinteraksi secara
riil dengan data yang justru ternyata itu masa depanku. Meskipun dengan
tertatih-tatih, aku akhirnya resmi menjadi sarjana Teknik atau engineer.
Engineer mengajarkan untuk belajar apa saja secara praktis, fokus pada
aplikasi dan manfaatnya.

12
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“We live in the best of all possible worlds”

– Gottfried Wilhelm Leibniz

13
Leadership & Transformation

SENIOR MANAJER TERCEPAT

Transformasi Karier
Karena IPK di bawah 3,00, maka opsi untuk bekerja di BUMN atau
perusahaan swasta besar di bidang energi memiliki peluang kecil. Diseleksi
administrasi hampir dipastikan tidak lulus. Perusahaan-perusahaan besar
tersebut secara umum mensyaratkan IPK di atas 3,00, bahkan ada yang
sampai 3,50. Meskipun demikian nothing to lose, aku tetap daftar puluhan
perusahaan. Dari puluhan perusahaan tersebut yang memanggil aku untuk
interview ada delapan dan beberapa sudah sampai offering gaji. Namun
akhirnya perusahaan yang memilih aku adalah perusahaan swasta kecil di
bidang energi yang berlokasi di pusat Jakarta bernama PT RE. Posisiku saat
itu sebagai process engineer dan bekerja sejak September 2008, dua bulan
setelah saya lulus sarjana. Meskipun gaji yang ditawarkan kecil namun aku
terima tawaran ini. Alasannya karena di Jakarta aku bisa upgrade skillset
dengan kuliah pascasarjana.
Di perusahaan kecil ini karier aku menanjak sampai terdapat
lowongan untuk bekerja di perusahaan pelat merah. Prestasi di perusahaan
awal menjadi modal aku untuk dapat tempat yang cukup strategis di
sebuah Regulator industri minyak dan gas. Dengan tetap meng-upgrade
kemampuan melalui kuliah S-2 di Teknik Kimia UI dan kemudian S-2 di
bidang ekonomi, aku mencoba pelan-pelan memahami dinamika korporasi
di sektor migas. Di perusahaan pelat merah ini beberapa capaian aku raih
seperti halnya karyawan terbaik. Namun setelah aku hitung-hitung untuk
menjadi manajer butuh waktu lama 10-12 tahun, aku akhirnya berpikir
untuk pindah kerja.

14
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Muara Badak, Kalimantan Timur tahun 2013

Menjadi ‘Lebah’: Mengasah Kepemimpinan


Aku pada akhirnya memilih untuk keluar dari Regulator industri
migas ke sebuah perusahaan swasta di Jakarta bernama EPU sebagai
senior business development manager. Di perusahaan ini aku bekerja
dari Februari 2015 sampai Oktober 2018. Perusahaan ini berlokasi di
Kawasan Kelapa Gading yang satu ruko dengan berbagai tempat karaoke.
Jika dulu di perusahaan pelat merah saat dinas selalu di hotel bintang
5 dan maskapai Garuda di business class, kini saat perjalanan dinas aku
nginepnya di hotel bintang 1 bahkan tidak ada bintangnya. Maskapai yang
aku naiki juga downgrade ke kelas ekonomi. Bahkan kantor aku pun harus

15
Leadership & Transformation

campur dengan karyawan lainnya yang masih junior meskipun posisi aku
sudah senior manager.
Meskipun tidak enak, aku jalani dengan optimal pengalaman
baru aku ini. Aku saat itu berprinsip bahwa tujuan utama bekerja di sini
adalah untuk menjadi senior manager di mana aku diberi tanggung jawab
yang besar oleh perusahaan yang itu tidak aku dapatkan saat bekerja di
perusahaan pelat merah. Benar aku diberi amanah untuk memimpin
proyek pembangkit yang nilai proyeknya hingga lebih dari 1 triliun.
Ini adalah pengalaman berharga aku yang membuat leadership skillset
meningkat tajam.

Memulai Portofolio Konsultan


Berbekal posisi senior manager dari perusahaan swasta tersebut,
aku mencoba kembali kesempatan untuk masuk di perusahaan pelat
merah. Saat itu tengah ada lowongan untuk menjadi pimpinan perusahaan
dengan posisi vice president. Aku dengan percaya diri mendaftar di
sebuah anak perusahaan PTM bernama EP. Selain berbekal pengalaman
di pekerjaan sebelumnya, saat itu aku sudah menyelesaikan S-2 ke-2 di
bidang ekonomi. Aku pun semakin percaya diri untuk dapat menciptakan
perubahan besar.
Setelah kembali masuk di perusahaan milik negara ini dengan posisi
tinggi, ternyata perubahan masih sangat sukar dilakukan. Di posisi atas
aku masih terdapat dua level yaitu Direktur Utama dan juga perusahaan
induk yaitu Pertamina itu sendiri. Praktis di atas aku masih banyak layer
untuk dilalui jika harus mengambil keputusan. Seiring berjalannya waktu
aku kemudian sadar bahwa mengubah sistem tidaklah mudah. Maka aku
cari aktivitas lain yang lebih produktif seperti kerjakan proyek dengan
menjadi konsultan dan juga kuliah lagi. Aku pun jadi masuk golongan Jam
5 Teng Langsung Pulang atau “TengGo”. Di saat bekerja di sini juga aku
mulai kuliah S-3 di manajemen strategik UI, almamater yang sama, mulai
2017.

16
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Traveling di markas Liverpool, Anfield Stadium

17
Leadership & Transformation

KULIAH S-2 DUA JURUSAN

Kuliah untuk Upgrade Diri


Sejak di tempat kerja pertama dengan gaji relatif kecil, aku putuskan
untuk ambil S-2. Alasannya adalah untuk upgrade skillset di bidang
Teknik Kimia yang di saat sarjana tidak bisa optimal. Kebetulan saat itu
aku masih lajang, jadi beban tidaklah besar, hanya untuk membiayai diri
sendiri saja. Setelah lulus S-2 di jurusan yang sama dengan sarjana, aku
mendapatkan pengetahuan yang jauh lebih mendalam terkait teknologi
proses. Aku menjadi lebih percaya diri ketika dihadapkan pada proyek
seputar keteknikan.
Namun setelah bekerja di Regulator
industri migas, aku melihat
kemampuan teknikal tidaklah cukup.
Aku butuh wawasan lain di luar
bidang engineering. Aku akhirnya
milih ambil jurusan S-2 Ekonomi UI
untuk mendalami ekonomi energi. Di
kantor, pengetahuan dari kuliah ini
lebih menekankan pada sisi
kebijakan di bidang energi untuk
semua industri Migas di Indonesia.
Menguasai ilmu ekonomi dalam
bayanganku menjadi sangat powerful
nantinya sehingga menjadi
keunggulan yang banyak dimiliki oleh karyawan lain.

Lulus S-2 ke-2 Bonus Nikah


Ternyata mengusai bidang yang dibutuhkan perusahaan dan juga
berprestasi tidaklah cukup untuk menjadikan karier aku lebih cepat naik

18
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

lagi. Senioritas dan birokrasi tak dapat dihindari dari sebuah lembaga mana
pun. Aku pun akhirnya dengan berat hati harus resign dari perusahaan
pelat merah ini dan segera hijrah ke sebuah perusahaan swasta yang
mampu berikan prospek karier yang lebih cepat. Perpindahan ini menjadi
pengalaman yang sangat berkesan karena di waktu tersebut aku telah
menyelesaikan S-2 ke-2 dan menikah. Aku mendapatkan pasangan yang
akan menemani sepanjang hidup aku nanti. Kala itu aku berusia 30 tahun.
Keluar dari Regulator industri migas, aku mampu menduduki posisi
manajer di sebuah perusahaan swasta. Berbagai keistimewaan yang aku
dapatkan sebelumnya tidak lagi didapatkan, namun tanggung jawab
yang besar menjadi amanah yang diberikan ke aku. Aku diposisikan
sebagai manajer. Di posisi tersebut, pertama kalinya aku handle sebuah
proyek besar lebih dari 1 triliun nilainya. Kemampuan leadership aku pun
berkembang di sini dan tentunya gaji juga meningkat. Setelah paham ritme
berjalannya perusahaan, aku putuskan untuk kembali mengambil kuliah.
Aku ambil S-3 di jurusan Strategic Management Universitas Indonesia.

Wisuda S-2 ke-2 di UI jurusan Ilmu Ekonomi, aku sudah beristri saat itu

19
Leadership & Transformation

“The best way to predict the future is to create it.”

-Peter Drucker

20
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

MENDIRIKAN PERUSAHAAN

Berawal dari Proyek


Saat sedang ambil S-3 di Strategic Management Universitas
Indonesia, teman-teman kuliah aku kebanyakan adalah eksekutif di
berbagai perusahaan. Karena menjadi salah satu mahasiswa termuda, aku
ingin tunjukkan salah satu yang terbaik di kelas. Jika di awal semester aku
tidak dianggap alias no body, perlahan aku coba mem-branding diri aku
sebagai somebody. Tugas di kelas aku buat sesempurna mungkin. Di kelas
aku coba aktif. Contohnya adalah tugas membuat artikel atau paper. Jika
teman-teman banyak membuat hanya 2-3 halaman, aku puluhan halaman
dengan berbagai referensi paper yang telah aku baca. Dari sini aku terlihat
menonjol dan pada akhirnya nama aku pun diperhitungkan di kelas.
Di semester berikutnya aku menjadi seorang yang didambakan
teman kelas saat pemilihan untuk tugas kelompok. Dari kelompok kecil ini,
cerita di antara para eksekutif muncul. Aku mendengar dengan seksama
persoalan perusahaan mereka di dalam obrolan-obrolan informal. Dari
sini aku coba menawarkan solusi melalui pengalaman penelitian aku
sebelumnya saat S-2. Kuliah doktoral aku ini kebetulan melanjutkan dari
apa yang sudah lakukan saat S-2 dulu. Framework yang sudah aku pelajari
seperti MonteCarlo berhasil meyakinkan salah satu dari teman-teman
kelas. Dapatlah proyek dengan nilai yang lumayan. Saat itu aku dapatkan
proyek pertama dari PGN yaitu membangun GTM Information System.
Hasil proyek ini bahkan bisa aku publikasi di konferensi ilmiah di Atlanta
USA di Electrochemical Society dengan judul “Are Electric Vehicle Stocks in
ASEAN Countries Investible during the Covid-19 Pandemic?”.

21
Leadership & Transformation

GTM Information System, proyek pertamaku

Mendirikan Patria & Co.


Seiring dengan bertambahnya proyek yang aku dapatkan, pada akhir
2018 aku memberanikan diri untuk menjalankan sebuah perusahaan
consulting. Adapun proyek yang dikerjakan sebenarnya sudah dimulai
saat bekerja di perusahaan aku sebelumnya. Waktu itu aku sudah punya
3 kerjaan sekaligus, 1 full time, 2 lagi project basis & research. Tidak
mengherankan jika aku selalu berupaya pulang “TengGo”, karena harus
ke kantor klien setelah office hour. Itulah kenapa aku malas involve urusan
politik kantor, karena aku berpikir lebih mending ngembangin kompetensi
melalui proyek-proyek di luar perusahaan. Niat ini menguat setelah ada
niatan untuk membangun usaha sendiri. Selain pengalaman didapat, aku
juga mendapatkan income yang lebih dari cukup. Saat itu kerjaan aku
sebagai ekonom untuk global tradeflows dashboard menggunakan Tableau.

22
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Project workshop membangun operation & monitoring dashboard di Perusahaan


Gas Negara (PGN)

Sampai pada akhirnya di tahun 2021, aku secara resmi mendirikan


perusahaan yang bergerak di data bernama Patria & Co. di bawah PT
Strategi Transforma Infiniti. Tujuan dirikan perusahaan ini adalah untuk
mempercepat transformasi digital melalui data dan strategi sebagai upaya
untuk membantu perusahaan atau enterprise. Bagiku, tujuan membangun
perusahaan ini bukan pada akhirnya untuk dijual namun untuk pengabdian
hingga akhir hayat. Aku ingin perusahaan ini nantinya berusia panjang.
Adapun model bisnis perusahaan ditopang dengan fondasi learning
dan project development sehingga kami intens melakukan riset, publikasi,
belajar dan mengajar untuk selalu meng-update kompetensi (competence

23
Leadership & Transformation

development). Competence tersebut yang kami gunakan untuk melayani


klien (project & commercial development). Sebuah kombinasi epik
ambidexterity sehingga diharapkan bisa sustain untuk jangka waktu
panjang.
Gambar berikut ini sangat menjelaskan maksud aku mendirikan
perusahaan berbasis data dan strategi ini. Filosofi yang aku buat saat itu
adalah bahwa aku tidak mau berkompetisi dengan orang lain, namun akan
membuat kompetisi menjadi tidak relevan, make it different and create
a new market. Coretan ini menjelaskan esensi strategi yang diterapkan
perusahaan yaitu market positioning (above), resources positioning (below)
dan knowledge yang telah dilalui (behind) yang harus seimbang untuk
meng-achieve vision (ahead) melalui strategi dan inovasi (through).

Identitas, Strategi dan Model Bisnis


Perusahaan yang aku bangun ini berprinsip pada bisnis tanpa uang
namun dengan gagasan (value proposition), pengetahuan, networking
dan leadership. Karena uang itu bernilai (valuable) namun bukan rare
dan bukan pula tidak dapat ditiru atau inimitable, serta belum tentu bisa
optimal diorganisasikan (organizable) atau VRIO. Namun intellectual
capital, socio capital, emotional capital itu merupakan intangible asset yang
memenuhi framework VRIO tersebut.
Lima bulan perusahaan berjalan dan omzet sudah jauh di luar
harapan. Karena kita membangun perusahaan bukan pakai uang melainkan
dengan ilmu, empati, pengetahuan, dan pengalaman. Perusahaan yang kita
bangun ini bagian dari respons terhadap persepsi dan kritik sosial bagi
banyak orang yang mengatakan bahwa tak perlu sekolah untuk menjadi
sukses, “Belajar mulu toh ujung-ujungnya hanya jadi.... dengan gajinya

24
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

gak seberapa”, ungkap mereka. Kita membuktikan bahwa pengetahuan


itu justru investasi tanpa batas, tidak terdepresiasi, nilainya semakin
digunakan justru semakin bertambah demikian juga manfaatnya.
Sebagai periset dan dosen di bidang strategi, positioning perusahaan
sangat penting baik di market maupun sumber daya atau resource. Strategi
yang kami jalankan misalkan di workshop masterclass yang diadakan
perusahaan yaitu diferensiasi produk dan fokus di segmen middle executive
ke atas sehingga tidak mengejar jumlah peserta namun kedalaman dan
kualitas pembelajaran. Untuk kelas masterclass ini kita justru membatasi
1 batch maksimal hanya 12-15 saja demi efektivitas kelas. Kenapa? Karena
kita mau belajar bersama bukan entertainment hiburan dengan penonton
ratusan. Secara proporsi, revenue stream paling banyak perusahaan aku
dari korporasi. Ini mengindikasikan bahwa level of customization dan
service quality menjadi pembeda.

Tim Patria & Co siap memberikan training ke klien

Sementara itu secara kultur, perusahaan yang kami kembangkan


yaitu agility, empathy dan open minded (egalitarian). Di perusahaan kami
tidak hanya lincah dan lihai (agile) namun punya visi untuk mengintegrasi
human & machine intelligence. Dalam proyek yang dijalankan, kami
posisikan tim sebagai partner dibandingkan tutor atau instructor, karena
kami mengerti concern klien atas pentingnya transfer pengetahuan
dengan kolaborasi langsung dengan users membentuk small project team.

25
Leadership & Transformation

Branding yang kami kembangkan adalah scholar & practitioner. Kita


menyeleksi secara objektif lulusan top notch dengan mengedepankan
egalitarian bukan feodalisme. Jadi level paling tinggi di perusahaan kami
untuk proyek dan klien adalah partner sesuai dengan kompetensi dan
tanggung jawab dalam mengelola proyek bersama klien. CEO lebih fokus
untuk corporate strategy perusahaan. Aku bahkan sendiri terjun langsung
menjadi partner hands on di berbagai proyek dan kelas. Jadi sense-nya
lebih dapat dan dalam.
Perusahaan aku menganut Blue Ocean Strategy yaitu fokus pada
layanan bukan lawan. Banyak perusahaan bersaing sibuk dengan ngurusin
kompetitor, namun perusahaanku lebih banyak berupaya bagaimana
manfaat layanan kita semakin dikenal, dirasakan dan digunakan oleh
masyarakat dan klien. Kita ingin menciptakan market dengan layanan
yang berbeda. Make it competition irrelevant. By creating new market, new
services, new products.
Sebagai perusahaan data dan strategi, semua alat atau aplikasi
analytics, coding serta berbagai frameworks bisnis, operation dan strategi
kita gunakan dan optimalkan dalam seluruh layanan. Di layanan kita
kelas masterclass sebagai contoh, kita tidak hanya mengajarkan cara
menggunakan, namun logika bahkan filosofi sampai bagaimana cara
mengoptimalkan analytical tools untuk mempercepat transformasi digital
kita ajarkan.

26
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Sebagai konsultan data & strategy, modal kami adalah kemampuan


belajar dan beradaptasi (agility), kemampuan berinovasi (innovative), tak
mengenal sekat ilmu karena sudah multidisiplin antara computing, math/
statistics & domain knowledge (unlimited), menyederhanakan hal sulit
menjadi mudah ke users (empathy) serta berupaya mendengar aspirasi
dari users (open minded). A-I-U-E-O itu menjadi budaya dan nilai kami di
Patria & Co. Accelerating the digital transformation through data, strategy,
design & innovation.

Kenapa Bukan Startup?


Kenapa perusahaanku bukan startup? Karena kita ingin berbisnis
tidak pakai modal dari investor. Aku desain perusahaan ini dengan model
bisnis tanpa gagal, tanpa rugi. Dedikasi, komitmen, engagement dan
networking itu jauh lebih penting untuk modal menjalankan perusahaan.
Di perusahaan ini, kita rekrut para PhD, master dan profesional sebagai
konsultan dengan model kerja berbasis proyek seperti halnya seorang
profesor mengerjakan proyek penelitian di universitas. Oleh karena tanpa
modal, maka kami tidak pakai strategi bakar uang. Kami juga adopsi
pekerjaan berbasiskan proyek sehingga tidak ada fixed cost, semua kami
pandang sebagai variable cost.

27
Leadership & Transformation

Kami tidak mau seperti startup


yang selain terapkan strategi
bakar untuk mengatraksi
market dan strategi exit saat
valuasinya tinggi. Alhasil
growth at all cost menjadi
strategi mereka bukan
mengejar profit. Terbukti di
pasca pandemi ini, banyak
startup banyak yang rontok.
Berikut analisis aku mengenai kegagalan kebanyakan startup. Banyak
faktor penyebab kegagalan tersebut. Namun ada faktor yang secara umum
menyebabkannya adalah market, competition, dan resources.
MARKET. Produknya bukan solusi, meski ada pelanggan namun
pelanggan semu karena bakar duit untuk kapitalisasi pasar. COMPETITION,
kompetitor berinovasi menyesuaikan produk sehingga lebih sesuai dengan
harapan dan perubahan perilaku konsumen. RESOURCES. Orkestrasi
sumber daya tidak sesuai dengan proyeksi pertumbuhan sehingga
membebani cash flow perusahaan. Model bisnis tidak bisa dealing with
current challenges. Pada level microfoundations, terdapat kekeliruan
dalam visi, leadership dan foresight. Visi ke arah mana perusahaan mau
dibawa padahal foresight menjawab kemampuan pemimpin untuk
memprediksikan arah pasar, pelanggan dan persaingan.
Model bisnis sebagian startup tidak sesuai dengan dinamika pasar.
Implikasinya lebih besar pasak dari pada tiang. Gagal sebelum berkembang.
Hanya mengandalkan pendanaan investor tidak akan sustain. Saat terjadi
disrupsi, investor riskan untuk pull out. Dari sini terdapat pelajaran yang
dapat kita ambil. Ketika mau membangun perusahaan, fokuskan value-
nya apa? Apa mau mendapatkan profit instan atau menjawab kebutuhan
pasar? Hati-hati dengan banyak yang latah terkait startup fenomena
yang dikenal mimetic isomorphism, bandwagon effect atau FOMO.
Hingga kurang mengerti filosofi bisnis dan cara menjalankannya. Ke-2,
bersabarlah dalam berbisnis. Lakukan determinasi dan persistensi,
kemudian lalui kesulitan demi kemudahan berikutnya. Berempati
kepada para karyawan yang terkena lay off. Semoga segera menemukan
pekerjaannya yang baru.

28
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

29
Leadership & Transformation

Hire PhD/lulusan S-3 sebagai konsultan


Perusahaan sedari awal dibentuk tidak dengan modal kapital atau
uang yang banyak, melainkan intangible asset yakni pengetahuan dan
pengalaman. Aset yang tidak terlihat ini yang menjadi strategi perusahaan
untuk tetap tumbuh mengingat perusahaan tidak menghabiskan waktu
dengan melihat gerak-gerik kompetitor melainkan lebih fokus pada
customer. Pengetahuan pengalaman ini dalam framework VRIO (Valuable,
Rare, Inmitable, and Organizable) sehingga sulit didapati perusahaan
serupa dengan PT Transforma Infiniti.
Dengan kompleksitas persoalan yang tinggi yang coba diselesaikan
perusahaan, kami membutuhkan modal manusia skillful di bidang data
dan strategi untuk membantu mewujudkan misi perusahaan. Perusahaan
menilai sumber daya skillful dengan VRIO adalah mereka yang lulusan
program doktor atau sedang menempuh program postdoctoral. Mereka
ini yang menjadi fellow atau partner perusahaan. Mereka tidak diragukan
lagi kemampuan analitikalnya. Pola kerja yang project-based menjadikan
mereka fokus pada penyelesaian persoalan seperti apa yang telah biasa
dipecahkan dalam riset. Apakah ada perusahaan dengan tim para lulusan
S-3? Ada tapi sangat jarang. Inilah keunggulan Patria & Co.

Sertifikat dari klien ke Patria & Co (PT Strategi Transforma Infiniti)

Ekspansi ke Market Global


Patria & Co. telah genap berusia 1 tahun. Dengan berbagai ketekunan,
kedisiplinan menjalankan pekerjaan sebagai chief data strategist untuk
18+ proyek yang telah dan sedang kami kerjakan, 100+ alumni masterclass,
100+ webinar dan seminar, 15+ artikel riset terindeks Scopus dan Sinta,

30
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

mengajar 500+ mahasiswa di 3 kampus ternama setiap tahunnya dan yang


paling aku syukuri yaitu bisa meng-influence 40000+ sahabat LinkedIn
setiap hari dengan status 4-5 posting.

Traveling ke London UK

Meski baru membangun perusahaan, kami sudah mendapat


kepercayaan untuk menjadi konsultan data dan strategi untuk perusahaan
multinasional. Proyek yang sangat demanding kami bisa selesaikan on
schedule dengan kolaborasi intens mengintegrasikan domain knowledge
dari users, statistics & machine learning serta economic & strategic analysis
dari kami sebagai konsultan. Kami juga sudah menandatangani perjanjian
atau MoU partnership dengan perusahaan di Malaysia sebagai entry
strategy untuk ekspansi market di Asia.

31
Leadership & Transformation

Setelah 2 bulan di UK, akhirnya akan bakal merekrut ekspatriat


untuk data scientist yang akan menjadi bagian strategi ekspansi Patria &
Co. dalam melayani klien di India, Middle East dan Europe. Jadi konsultan
ini yang akan mendukung aku secara langsung dari UK untuk menjalankan
berbagai proyek di luar Indonesia maupun yang berjalan saat ini di
Indonesia. Beliau memiliki latar belakang Computer Science lulusan
salah satu universitas bereputasi di India dan studi Computer Science di
Newcastle University, United Kingdom.
Dalam jangka menengah kita akan merekrut beberapa data scientist,
business analyst dari berbagai negara. Kami coba kembangkan diverse
culture tanpa batas waktu dan tempat sehingga saling mengenal dan
melengkapi satu sama lain serta memperluas networking dan channel
ke berbagai klien di berbagai negara dan sektor industri. Dalam jangka
panjang, aku bermimpi akan mendirikan HQ di UK atau Europe sehingga
Patria & Co. Indonesia nanti menjadi cabang di Benua Asia dan kita akan
buka cabang di benua lain di antaranya Eropa, US dan Afrika.
Dengan semakin banyaknya kepercayaan dari klien, kami terus
berupaya berinovasi tidak hanya tentang teknologi tapi people competence.
Apa yang kami deliver bukan hanya tentang Python, R, Dashboard, Tableau
dan Power BI, namun sesungguhnya kompetensi dan knowledge. Itulah
mengapa kami tak pernah lelah untuk terus belajar, mengajar, riset dan
publikasi untuk mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan demi
layanan kepada klien di corporate dan public masterclass.

32
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka


dia mendapatkan pahala dari orang-orang yang
mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikit pun
pahala orang yang mengerjakannya itu.”

-Nabi Muhammad saw. diriwayatkan Ibnu Majah

33
Leadership & Transformation

MENGAJAR SEBAGAI BALAS JASA

Doktor Tercepat & Terbaik UI


Saat menduduki posisi Senior Manager of Corporate Planning &
Communication EP, anak perusahaan dari Pertamina, aku putuskan untuk
mengambil S-3 di Universitas Indonesia di jurusan Strategic Management.
Awalnya aku ingin masuk S-3 Ekonomi sehingga linear dengan S-2 namun
karena kuliah di jurusan tersebut harus masuk reguler setiap hari maka
aku urungkan sehingga harus cari jurusan yang masuknya akhir pekan.
Aku akhirnya tahu terdapat jurusan Strategic Management yang masuk
setiap Jumat dan Sabtu. Selanjutnya aku segera apply jurusan ini dan
diterima. Senin sampai Kamis aku habiskan waktu untuk fokus bekerja.
Di awal-awal aku meragukan jurusan ini. Mahasiswa yang ambil
jurusan ini kebanyakan adalah top level management baik di BUMN
ataupun swasta. Aku yang punya pengalaman bekerja profesional di
korporasi dengan posisi senior manager ternyata tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan banyak teman di kelas yang merupakan seorang
direktur atau direktur utama di perusahaannya. Setelah aku masuk kelas,
ternyata materi-materinya menarik dan cukup relevan dengan skillset lain
yang aku butuhkan. Apalagi tak hanya belajar materi di kelas melainkan
juga aku bisa belajar dari pengalaman teman-teman. Ternyata apa aku
dapatkan melebihi ekspektasi awal. Selain materi dari kelas dan teman,
aku juga mendapatkan proyek baru. Teman direktur menjadi klien aku.
Aku pun semakin yakin dengan perspektif jurusan ini setelah lulus nanti.
Sebelum pandemi Covid-19 terdeteksi masuk ke Indonesia awal
2020, aku akhirnya bisa mengikuti prosesi wisuda untuk studi doktor di
program S-3 Manajemen Stratejik Universitas Indonesia. Pengorbanan
untuk menyelesaikan studi ini tidak bisa diceritakan. Aku habiskan
waktu 3 hari untuk begadang selesaikan laporan disertasi. Sering kali
aku habiskan waktu sampai dini hari untuk selesaikan tugas akhir ini
padahal esok hari harus ngantor. Pernah juga mobil ditabrak padahal mau

34
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

bimbingan menjelang ujian. Tepat pada Januari 2020 aku promosi doktor.
Aku lulus dengan waktu 2 tahun 11 bulan di usia 35 tahun dan menjadi
lulusan tercepat dan terbaik. Selain lulus, aku juga semakin yakin untuk
mendirikan perusahaanku sendiri apalagi setelah banyak teman kelas
yang pimpinan perusahaan mempercayakan proyeknya kepada aku.

Sidang Terbuka Doktor, Januari 2020

35
Leadership & Transformation

Data & Strategic Management


Kini tak hanya skillset data analytics yang aku miliki, melainkan
framework manajemen khususnya manajemen strategik. Itulah kenapa
pada akhirnya aku melabeli diri aku sebagai expert di bidang data
strategist. Dalam memahami data analytics selain tidak hanya mahir dalam
menggunakan tools seperti halnya Phyton, R, Tableu, dan sebagainya juga
algoritma yang dihasilkan dari keilmuan statistika, namun framework
penting untuk dimiliki dan selama S-3 aku mendalami ini.
Misalkan saat aku diminta untuk menyelesaikan persoalan
operasional salah satu perusahaan negara (BUMN). Secara sederhana aku
coba gunakan framework input-output dengan mengelaborasi apa saja
yang perusahaan telah alokasikan di awal dan akhirnya seperti apa. Namun,
persoalan lebih kompleks misalkan menentukan tingkat keekonomian
ekspor-impor migas. Di sini aku menggunakan framework MonteCarlo dan
masalah pada akhirnya terselesaikan.
Framework strategic management seperti resource orchestration
atau Resource Based View (RBV) sering kali aku pakai dalam menjelaskan
solusi strategis perusahaan supaya dapat terus terdepan. Framework
VRIO ini sangat membantu aku dalam positioning klien sehingga bisa tetap
kompetitif. Dan dengan pengelolaan data yang baik dengan digitalisasi
seluruh aspek operasional, perusahaan akan terbantu untuk monitoring
kesehatan perusahaannya secara real-time. Inilah keunggulan inti (core
competency) Patria & Co. yang jarang dimiliki perusahaan lain.

Menjadi Dosen
Ada yang bertanya, kenapa aku tetap memilih menjadi dosen
padahal karier sebagai konsultan sudah cukup baik? Jawabku, aku ingin
seorang yang bermanfaat. Seperti halnya Patria & Co. yang merupakan
wadah aku untuk menebar manfaat, menjadi dosen juga tempat untuk
menabur manfaat. Dari mengajar dan meneliti aku dapat inside yang begitu
berharga untuk selanjutnya aku dapat terapkan di perusahaan. Inside apa
itu? Tentunya pengetahuan baru. Pengetahuan orisinal ini sukar didapati
di korporasi dan universitas adalah sumbernya.
Belajar juga sebagai kebiasaan yang coba aku terus terapkan di
perusahaan dan aku memberikan contoh dengan mengajar sebagai
dosen. Mengajar ini sebagai alat belajar yang sangat powerful karena

36
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

pengetahuan yang aku dapatkan dapat terus diasah. Melalui mengajar


aku juga mendapatkan energi dari mahasiswa yang merupakan generasi
muda dengan semangatnya yang berapi-api. Kini dengan mengajar di tiga
universitas negeri yaitu ITB, UI, dan ITS dan swasta ternama Indonesia
yaitu Binus menjadikan aku dalam satu tahun mengajar lebih dari 1000
orang. Artinya selain aku mendapatkan ilmu dari sebanyak orang itu, aku
juga telah menginspirasi mereka menjadi orang yang lebih baik. Mengajar
ini juga aku niatkan untuk membalas budi guru-guruku baik yang masih
hidup atau yang sudah meninggal. Karena dari mereka, aku bisa mencapai
sampai titik ini. Ke depan aku memimpikan, menjadi profesor praktisi
pertama yang dimiliki Indonesia.

37
Leadership & Transformation

“Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty.


Anyone who keeps learning stays young.”

- Henry Ford

38
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

KULIAH S-2 & S-3 LAGI

S-2 di Data Science


Setelah menyelesaikan sekolah di program doktor Strategic
Management, aku melanjutkan studi di program master Data Science
at School of Computing, University of Newcastle. Sebelumnya selama
pandemi sejak 2020, aku berpetualang mendapatkan Letter of Acceptance
(LoA) dan beasiswa dari berbagai kampus di Amerika, Australia dan UK.
Karena sebelumnya sudah mendapatkan beasiswa LPDP untuk program
doktor, maka aku tidak eligible mendapatkan beasiswa dari sumber yang
sama. Namun aku tak biasa hidup pasrah dan menyerah. Berbagai cara
aku lakukan di antaranya dengan meng-apply beasiswa dari universitas.
Dengan kerja keras, akhirnya aku diterima di University of Newcastle UK.
Alasanku mengambil di universitas tersebut meskipun juga diterima
juga di kampus Amerika dan Australia adalah karena nilai beasiswanya
terbesar dibandingkan dari kampus lainnya. Kampus ini juga one of the
founding Russel Group Elite University di UK dengan Master Data Science
dengan spesialisasi Machine/Deep Learning, Visualization, Artificial
Intelligence. Beasiswa dari universitas ini sangat selektif karena aku
adalah 1 dari 11 slot mahasiswa dari berbagai negara yang diberikan oleh
Vice Chancellor. Pengetahuan baru terkait cloud computing, deep learning
akan menjadi modal intelektual aku untuk buka kelas dan layanan baru ke
depannya.

39
Leadership & Transformation

Berikut adalah esai yang aku buat saat mendaftar beasiswa di


University of Newcastle, aku terjemahkan ke versi bahasa Indonesia:
Aku akan mendedikasikan diri untuk menjadi seorang pemimpin
bisnis yang siap dengan lompatan baru dalam membantu masyarakat
dalam membuat keputusan yang terinformasi dengan lebih baik
(better-informed decisions) yang diakibatkan oleh pandemi dan krisis
ekonomi Indonesia dan Asia. Aku akan memperluas bisnis yang tengah
berjalan saat ini dengan menyediakan sebuah cara inovatif untuk klien
dan masyarakat guna membuat mereka terinformasi didasarkan atas
teknik statistik yang menciptakan dampak yang bernilai pada bisnis
dan masyarakat juga melanjutkan untuk mengajar mata kuliah bisnis
dan data science di beberapa universitas ternama Indonesia.
Selama menyelesaikan program master dan doktoral di Universitas
Indonesia, pengalaman global akan menjadi puzzle yang masih
kosong untuk berkiprah di level internasional. Aku akan mengambil
kesempatan ini tidak hanya untuk mendapatkan performa bagus
secara akademik melainkan juga untuk mengambil manfaat dari
kesempatan non-akademis guna meluaskan perspektif dalam budaya
yang beragam. Menyelesaikan program ini akan memfasilitasi aku
untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan scholar dari berbagai
latar belakang, dan belajar untuk mengintegrasikan bahasa bisnis
dan tantangan industri global.

40
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Pengalamanku dalam sebuah tesis dan proyek akan menjadi


batu loncatan di universitas dan akan menjadi pengalaman yang
sangat berharga yang melatihku dengan beberapa skillset teknikal.
Pengalaman ini menjadikan aku memiliki insight yang besar sekali,
skill problem-solving, dan sebuah tingkat berpikir kritis dari berbagai
bidang seperti halnya manajemen bisnis, finance, marketing,
operation, innovation, riset, dan pengembangan. Skillset ini akan
penting nantinya untuk memimpin sebuah perusahaan yang dapat
menyelesaikan tantangan internasional dalam berbagai sektor.

Di salah satu founding Russel Group Univ, School of Computing, Data Science,
United Kingdom

Ikut Hackaton & Juara


Pengalaman pertama ikut Hackathon langsung juara di negeri
orang. Sebelumnya aku fokus berjibaku melayani client corporate untuk
descriptive hingga predictive analytics menggunakan seluruh tools coding
(Python, R), BI (Tableau, Power BI, Google Data Studio), Statistical (Excel,
Stata, SPSS, AMOS, Lisrel), SQL and No SQL Graph Big Data with Neo4J,

41
Leadership & Transformation

Big Data using Hadoop Pyspark. Secara bersamaan, juga menjalankan


kegiatan mengajar dan riset di berbagai universitas, publikasi paper bisnis
dan predictive analytics.
Apa yang kita desain sebagai solusi kemarin merupakan bagian dari
layanan yang telah dan akan terus kita berikan ke klien. Tidak banyak
orang yang memahami cara mengintegrasikan programming tool dengan
BI tool dan itu menjadi kekuatan pembeda dengan peserta dari berbagai
negara dan universitas lain saat kompetisi beberapa hari lalu.
Awards ini kami persembahkan untuk seluruh temen-temen
pelajar Indonesia di berbagai belahan dunia bahwa kita mampu eksis dan
berdampak. Mahasiswa Indonesia mengharumkan nama bangsa pada
Hackathon Data Science di UK yang diikuti berbagai peserta dari tuan
rumah UK, Europe, India dan Asia termasuk Indonesia. Acara ini bertepatan
pada Maritime Innovation of the Week di London dan Newcastle.

The winner ~ Hackathon Maritime Week by Port of Tyne & National Innovation
Centre for Data
Case: How to reduce CO2 emission in shipping and maritime industry, zero
emission by 2030
Approach: Predictive analytics using machine learning and scenario modelling
Tools: Python and Power BI integration, doing an interactive scenario modelling
on Power Point based on Python-Power BI cloud. and we demonstrated not
only conceptual solution but also real action doing scenario modelling and
prediction on smart phone
Results: the solution provides automated report and predictive model to achieve
zero emission by replacing the existing fossil fuel with biofuel while optimizing
the operation and supply chain among plants, containers and vehicles
Two of us are MSc Student at School of Computing, Newcastle University
Dr. Harry Patria and Mariela Ayu Prasetyo yang merupakan juga data scientist
di PT. Strategi Transforma Infiniti. While the other two are Master student
from Newcastle University Business School Erine Marcelina Gunawan Danica
Vania Limawan.

42
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

S-3 Ke-2 Bidang Scenario Planning & Strategic Foresight


Pada pertengahan 2022 ini aku akan diwisuda untuk program
master. Aku selanjutnya akan melanjutkan S-3 ke-2 di bidang Scenario
Planning & Strategic Foresight University of Strathclyde, Glasgow dengan
beasiswa penuh UK Research Innovation 2022-2025. Pemerintah di sini
mendukung penuh aku melalui beasiswa untuk lanjut PhD yang kedua

43
Leadership & Transformation

kalinya. Hanya 4% pelajar internasional yang bisa mendapatkan fully


funded sepertiku ini. Kenapa aku mengambil S-3 ke-2 kalinya? Aku ingin
menambah skillset data untuk melengkapi pilar manajemen data strategis
yang telah aku dapatkan saat S-3 di Manajemen UI tersebut. Dengan
demikian skillset akan lebih utuh. Selain itu mengambil program doktor ini
melatihku untuk berpikir lebih mendalam.
Seorang PhD hakikatnya adalah seorang critical thinker. Sisi positif
dan negatif bagi seorang critical thinker itu berbeda dengan kebanyakan.
Sebagai contoh, persepsi yang dibangun oleh sekelompok orang bahwa
jika kalau mau tumbuh harus melalui hutang. Seorang PhD seharusnya
berpikir kritis. Apakah memang harus hutang? Emang tidak punya modal
lain apa untuk input produksi? bukannya hutang malah menjadi beban
perusahaan dan bisa menjadi risiko ketika bisnis tidak sesuai proyeksi?
Apalagi di tengah disrupsi, market dan bisnis makin tak menentu.
Uang bisa didapat tanpa pake utang, namun berproduksi
menggunakan keterampilan yang lain. Ketika sudah menghasilkan baru
ditabung dan disisihkan untuk membangun. Sama halnya karyawan di
mana bekerja dulu baru membeli rumah. Bukan beli rumah dengan ngutang
baru nyari kerja. Kebayang bukan kalo kerja tidak dapat tetapi terjerat
dengan utang dengan bunga yang besar. Intinya skillset modal intelektual
dan pengalaman yang akan aku asah selama studi S-3 ke-2 nanti.

44
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Studi doktoral bukanlah lari sprint, namun triathlon. Keseimbangan,


kematangan & kelincahan (3K) memainkan peran dalam setiap tahapan.
Butuh keseimbangan ketika berenang dan menyelami filsafat, ontologi,
epistemologi, dan tipologi. Butuh kematangan ketika bersepeda dengan
menjaga keseimbangan bacaan dan tulisan melalui banyaknya perkuliahan
seminar, ratusan jurnal bacaan dan halaman tulisan.
Kuncinya bukanlah pada ‘kecerdasan’, namun ‘napas yang
panjang’ dengan keseimbangan dan kematangan membaca, menulis,
dan mengomunikasikan. Kecerdasan hanya prasyarat awal untuk seleksi

45
Leadership & Transformation

pendaftaran. Selebihnya tekad dan “napas panjang” mengambil peranan,


yang menjaga kita selalu menatap garis tujuan. Tidak sedikit yang
menyerah baik di awal, di tengah atau akhir garis kemenangan.
Mental itulah membuat kita fokus, tidak terusik untuk menyerah,
berhenti sesaat untuk istirahat dan melepas dahaga, apalagi menyerah.
Mendekati garis finish, kelincahan (agility) menjadi penentu kemenangan
dalam menyelesaikan penelitian. Meski dengan sisa energi, namun tetap
fokus menatap ke depan. Orang tua, keluarga, sahabat tercinta sudah
menyambut di garis kemenangan.

Transformasi Infiniti
Kuliah di luar negeri juga tak membatasi untuk terus mengajar di
UI, ITB, ITS, dan Binus. Termasuk untuk terus melayani corporate client
dan menjalankan masterclass public. Justru itu menjadi momentum untuk
meningkatkan kompetensi, mendalami terus computer science sehingga
bisa memberikan layanan pengetahuan dan pengalaman yang jauh lebih
powerful untuk seluruh stakeholders.
Di tengah situasi ekonomi tak pasti, lanjut post graduate menjadi
salah satu pilihan. Berdasarkan survei yang aku baca beberapa waktu
lalu, ada tren meningkat di mana jumlah orang yang lanjut post graduate
mengalami peningkatan sebaliknya yang lanjut kuliah undergraduate
mengalami penurunan. Krisis ekonomi yang menyebabkan sulitnya
lapangan kerja dan peluang beasiswa menjadi salah satu penyebabnya.

46
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Dengan kembali ambil S-3 itu berarti aku kembali mendalami


keilmuan baru dan aku sangat yakin akan dibutuhkan untuk perusahaan
yang rintis. Lulusnya aku nanti sebagai expert di bidang data dengan ijazah
S-3 di bidang data science dan manajemen strategi menjadikan VRIO aku
semakin tinggi sehingga menjadi keunggulan kompetitif dan komparatif
sekaligus. Tapi yang lebih jauh dari itu, semakin luas pengalaman dan ilmu
membuat tanggung jawab aku untuk turut mencerdaskan anak bangsa
dengan ilmu dan amal semakin besar.
Meskipun secara pekerjaan aku telah mencapai berbagai posisi
strategis mulai dari senior business development di PGN (2008-2012), senior
manager of business development di EPU (2012-2018), senior manager of
corporate planning & communication di EP (2018-2020), vice president
of corporate planning and business development di BD (2020-2021), dan
direktur analitik di IKI (2022-sekarang). Bagi aku itu adalah bagian dari
transformasi perjalanan hidup. Selanjutnya akan ada transformasi lain
yang harus siap aku hadapi.

Traveling di Manchester untuk chill out agar terus produktif melayani klien

47
Leadership & Transformation

48
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

2 PERSPEKTIF

P erjalanan hidup yang panjang dan berliku dengan cerita transformasi


di dalamnya menjadikanku memiliki perspektif akan berbagai hal
khususnya di dunia korporasi, akademik, dan kepemimpinan. Pandanganku
dari kompilasi pengalaman selama ini setiap hari aku sampaikan di status
LinkedIn dan terkadang menjadi bahan diskusi publik. Sejauh ini akun
LinkedIn aku memiliki lebih dari 50 ribu followers dengan impresi lebih
dari 1 juta dalam 1 minggu terakhir (Data per 28 Juli 2022).
Seperti halnya topik yang sering kali aku share di LinkedIn, berikut
adalah kompilasi terkait perspektifku akan berbagai pokok bahasan. Untuk
memudahkan para pembaca sekalian, aku kategorikan tulisan-tulisan ini
ke dalam topik pengembangan diri (self-development), career, business,
leadership, dan data science.

49
Leadership & Transformation

“We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act,


but a habit”

– Aristotle

50
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

SELF-DEVELOPMENT

Kenapa Transformasi

T ransformasi tak bisa dilepaskan dari alur kehidupanku. Setamat dari


kuliah, aku berprofesi sebagai engineer kemudian berpindah role
ke business developer. Selanjutnya berubah lagi ke data strategist. Aku
dahulunya adalah karyawan di sebuah perusahaan swasta kemudian
BUMN namun kini aku adalah seorang entrepreneur merangkap sebagai
dosen sekaligus mahasiswa. Pernah kuliah di kampus dalam negeri mulai
dari jenjang sarjana sampai doktor, kini kuliah di luar negeri. Dulu aku
mendapatkan gaji sekarang menggaji. Dulu tinggal di kampung kemudian
hijrah ke kota besar, kemudian ibu kota, dan kini luar negeri. Itu semua
merupakan sebuah transformasi.
Transformasi ini merupakan tantangan sebuah organisasi bahkan
setiap individu. Transformasi secara harfiah berarti perubahan. Jadi
transformasi diri merupakan perubahan perilaku seseorang dari zona
nyaman ke zona tidak nyaman sehingga secara personal Ia tumbuh
menjadi pribadi yang tangguh. Langkah ini berawal dari mindset yaitu
kesadaran akan pentingnya perubahan atau anti status quo. Mindset ini
berasal dari dalam diri yang tumbuh karena tempaan diri itu sendiri. Jadi
seorang dengan mindset untuk transformasi, Ia tidak memerlukan mentor
yang terus mempengaruhi dirinya namun cukup dengan kemampuan diri
sendiri saja.
Seorang dapat melakukan transformasi karena ia memiliki visi
sehingga tahu destinasi mana yang akan dicapai. Destinasi ini tidak hanya
sekedar capaian yang sangat diharapkan untuk diraih melainkan bagaimana
cara untuk meraihnya pun diketahui dengan detail sehingga tidak salah
arah. Karena destinasi yang jelas inilah proses dalam transformasi pun
dinikmati sehingga merasa tidak ada beban. Proses mencapai destinasi itu
pun berliku, tidak semua orang sanggup menjalaninya.

51
Leadership & Transformation

Setelah mindset dan destinasi didapatkan, proses selanjutnya


adalah belajar bagaimana agar skillset didapatkan. Caranya adalah dengan
menjadi pribadi pembelajar atau lifelong learner. Bagaimana belajar
sebagai kebiasaan. Belajar untuk menambah atau meng-upgrade skillset
sehingga destinasi tidak sekedar mimpi semata melainkan suatu yang
benar-benar bisa diraih.
Cara untuk mencapai destinasi tentunya diperlukan strategi. Pertama,
harus punya kepemimpinan (leadership). Kita harus mampu memimpin
diri kita sendiri. Tanpa ada kedisiplinan dan komitmen diri, tujuan tidak
akan pernah dicapai. Ke-2, determinasi bagaimana sifat ketekunan selalu
ada dalam diri kita sehingga konsistensi ini akan memberikan hasil.
Meskipun sedikit dilakukan namun akan terus bertambah sehingga skillset
kita akan bertambah juga. Ke-3, determinasi terbut merupakan hasil dari
self-fulfilling prophecy yang merupakan perwujudan antara keyakinan dan
kelakuan yang konsisten.

52
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Kenali Diri
Banyak dari kita bingung dengan diri kita sendiri, bingung akan
kompetensi yang dipunya. Kebingungan ini membuat kita pada akhirnya
ikut apa kata orang. Tak jarang alih-alih kita bertemu kompetensi kita,
malah justru tambah bingung dan bahkan kemudian minder dan depresi.
Sangat memungkinkan kita pada akhirnya do nothing dan pada akhirnya
menjadi beban banyak orang. Oleh karenanya kita harus mengenali diri
kita dengan melihat ke dalam diri bukan keluar. Lantas mengapa kita
harus mengenali diri kita?
Mengenali diri adalah tahapan awal kita untuk menghadapi dunia.
Kita kenali apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri. Seperti apa
yang dikatakan seorang ahli strategi Tiongkok di masa sebelum Masehi,
Sun Tzu, dalam strategi perang di mana mengenali diri adalah satu dari
dua strategi berperang selain mengenali musuh. Dalam ilmu manajemen
strategi, kenali diri dapat disebut dengan resource positioning atau melihat
sumber daya atau modal apa yang telah kita punyai saat ini. Setelah posisi
diri sudah terpetakan, baru kemudian lakukan market positioning untuk
melihat di mana posisi market atau lingkungan luar saat ini. Analisis
apakah kedua modal ini sudah kita miliki atau belum.
Bagaimana strategi kita dapat mengenali diri? Pastikan kita
benar-benar melihat ke dalam diri kita apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan kita, jangan sering bandingkan diri kita dengan orang lain.
Karena hal itu sering kali berdampak buruk pada diri kita. Jadilah versi
terbaik dari dirimu. Jadikan dirimu lebih baik dari dirimu di masa lampau.
Keunggulan yang telah ada dalam diri kita teruslah diasah dengan belajar
dan latihan yang konsisten. Konsistensi inilah yang akan menjadi core
competency yang membedakan kita dengan orang lain. Saat kita mengasah
keunggulan kita, kaitkan dengan kehidupan apakah skillset kita sesuai
dengan market hari ini. Relevansi ini penting untuk menjadi dorongan kita
untuk terus belajar dan berlatih.

53
Leadership & Transformation

Membangun Core Competency


Setelah mengenali kelebihan diri, langkah selanjutnya adalah
mengasahnya secara konsisten dengan belajar dan berlatih sampai benar-
benar menjadi keunggulan kita. Sesuatu disebut menjadi keunggulan
jika teruji artinya kita leading dibandingkan dengan orang lain di satu
bidang tertentu. Dengan demikian kita mampu bersaing dengan orang

54
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

lain dan akhirnya kita bisa survive di tengah persaingan hidup yang keras.
Kemampuan untuk bersaing ini menjadi kebutuhan saat ini di mana tingkat
persaingan antar lulusan perguruan tinggi amatlah kuat. Bahkan terdapat
perusahaan yang tak lagi lihat ijazah universitas untuk merekrut pegawai
baru namun dengan langsung uji skillset spesifik. Lantas bagaimana cara
kita dapat membangun core competency kita?
Ada dua hal yang perlu kita sadari. Pertama, adalah resource
positioning, di mana letak keunggulan kita saat ini. Saat kita kenal diri
dengan baik, kita akan tahu mulai dari mana kita dapat melangkah. Kedua
adalah market positioning yang mencakup tren industri, lingkungan,
geopolitik, dan faktor eksternal lainnya. Setelah tahu diri dan lawan kita
siap seperti kata Sun Tzu, peluang kita untuk leading akan semakin tinggi.
Dari dua dimensi ini, ada beberapa skenario yang mungkin kita
dapati nantinya. Pertama, non-competitive position. Di sini tidak di strategi
bersaing, namun harus melakukan transformasi dengan memperkuat
fondasi seperti skillset. Ke-2, competitive position. Di sini, kita harus lihat
pesaingnya seperti apa, core competency lawannya seperti apa sehingga
knowledge apa yang harus dikuasai, dan ketiga leading position. Kita harus
mampu menjadi pionir untuk melahirkan core competency/inovasi yang
baru atau modifikasi yang baru, yang dibutuhkan oleh market untuk
mempertahankan sisi kompetitif kita.
Sebagai strategi praktikal, kita dapat menggunakan framework VRIO
Barney (1991). Sebagai contoh dalam aku menjalankan perusahaan. Aku
analogikan kemampuan engineering sebagai perang darat, kemampuan
ekonomi sebagai perang laut, kemampuan strategi sebagai perang udara,
dan kemampuan computing dan statistics sebagai perang digital.
1 Teknik, ekonomi, strategi, computer science berguna? → VALUABLE

2 Ada yang mau dan mampu belajar dan mendalami sebanyak itu? →
RARE

3 Mudah gak menirunya dengan kuliah semuanya butuh waktu lebih


dari 10 tahun dan sambil bekerja? → HARD TO IMITATE

4 Dengan skill dan pengalaman tersebut, bisa dimanfaatkan untuk


melayani 13 klien di sektor industri strategis baik multinasional,
BUMN, BHMN, institusi pemerintah dan perusahaan nasional
termasuk mengajar di UI, ITB dan ITS. → ORGANIZED TO CREATE
COMPETITIVE ADVANTAGE

55
Leadership & Transformation

Belajar sebagai Strategi Hadapi Ketidakpastian


Saat ini kita tengah hidup di era ketidakpastian. Kita tidak tahu ke
depan apa yang terjadi semenjak teknologi berkembang sangat cepat.
Sejak era informasi yang diistilahkan dengan Volatile, Uncertain, Complex,
Ambiguous (VUCA) kemudian Turbulence, Uncertain, Novel, Ambigous
(TUNA) yang salah satu tandanya adalah kebaruan dan turbulensinya
sangat tinggi yang membuat analisis historikal menjadi obsolete. Dari
sini kita diharuskan untuk belajar fenomena yang baru. Belajar in harus
menjadi skillset baru yang harus kita miliki. Learning capability ini
mencakup absorption capacity kita akan hal-hal baru. Dengan belajar kita
bisa menjadi semakin adaptif.
Belajar akan hal baru ini ibarat seorang anak yang mendapatkan
mainan baru sehingga gairah kita semakin tinggi dengan feel yang beda
sehingga menciptakan penasaran dan bukan sebagai beban. Belajar
menjadi hal yang sangat menyenangkan. Maka di sini syarat pertamanya
yaitu kita harus menyenangi dulu objek yang kita akan pelajari. Seperti
yang dikatakan Paulo Coelho, “Whatever you decide to do, make sure it
makes you happy.”
Dalam konteks bisnis, melalui belajar kita tidak perlu repot untuk
menghabiskan waktu mengurusi kompetitor, namun dengan belajar kita

56
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

bisa mengoptimalkan dan meng-upgrade keunggulan kompetitif dan


komparatif kita. Kita bisa fokus untuk mempelajari kebutuhan klien,
mempelajari unmet demand dari customer, kemudian mempelajari human
& machine intelligence sehingga menjadi solusi fulfilling the untapped
demand. Sementara itu, dalam konteks pribadi melalui belajar kita dapat
menarik benang merah dari pengalaman kita selama ini menjadi puzzle-
puzzle yang mendukung core competency kita kemudian. Banyak persoalan
baru yang harus diselesaikan dengan cara yang baru karena cara lama
sudah usang (obsolete).
Ada yang mengatakan bahwa sekolah itu tidak penting karena kita
bisa stand out di market dengan orang dalam. Dulu hal itu mungkin relevan
namun sekarang tidak. Penting di sekolah itu bukan sekolahnya melainkan
proses pembelajarannya dan sekolah memfasilitasi pembelajaran sehingga
lebih sistematis. Sekolah merangkum berbagai pengalaman dari berbagai
case studies, best practice yang sudah dikodifikasi sehingga memungkinkan
belajar yang lebih efektif dan efisien. Jadi kita harus pahami substansi dari
sekolah meskipun medium untuk belajar tidak hanya melalui bangku
sekolah.
Lantas kemudian, bagaimana caranya kita bisa memiliki kemampuan
belajar yang tinggi? Pertama, sadari bahwa knowledge accumulation yang
kita miliki adalah framework yang kita miliki sekarang. Itu masih relevan
untuk digunakan dalam menganalisis fenomena baru yang ada saat
ini. Jadi framework itu yang harus senantiasa kita pegang. Ke-2, jadilah
pribadi lifelong learning. Lakukan sesuatu secara konsisten meskipun
itu kecil karena pada akhirnya akan berdampak besar pada diri kita. Ke-
3, lakukan aktualisasi pembelajaran. Kita harus mampu mengaitkan apa
yang kita pelajari di kelas dengan kehidupan riil. Dengan optimalisasi
pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (real world) akan dapat
meningkatkan pengetahuan kita terus menerus. Gairah belajar pun akan
terus berkembang.
Di era ketidakpastian seperti sekarang, tipologi belajar berubah.
Jika di waktu lampau kita dituntut untuk menjadi pribadi yang ahli dalam
satu hal atau spesialis, saat ini kita dituntut untuk memiliki kompetisi
multidisiplin atau istilahnya “combination or comb” shape. Untuk
mewujudkannya, dua hal yang perlu kita miliki. Pertama mindset yang
harus dimiliki adalah open-minded dan lifelong learner dan kedua belajar

57
Leadership & Transformation

berbagai bidang dengan kemampuan untuk mengoneksikan berbagai hal


tersebut melalui logika dan framework tertentu.
Melalui belajar, kita akan memiliki pengetahuan (knowledge) di
mana merupakan modal penting untuk dapat stand out sebagai seorang
profesional atau entrepreneur. Hal ini penting karena value, cara berpikir,
dan cara bertindak kita akan sesuatu akan sangat dipengaruhi oleh tacit
knowledge kita. Pengetahuan ini juga merupakan investasi terbaik karena
jika kita gunakan tidak akan pernah mengalami depresiasi dan nilai serta
manfaatnya akan semakin luas dan bernilai tinggi.

Menjadi Multitasking
Aku memiliki berbagai aktivitas sekaligus yang membuat aku layak
disebut multitasking. Aku bekerja full-time sebagai CEO & Founder Patria
& Co, perusahaan yang aku dirikan. Di sini selain CEO aku menjadi chief
of data strategist. Selain itu aku juga bekerja full-time sebagai mahasiswa
master di University of Newcastle, UK. Di waktu bersamaan aku mengajar
di tiga kampus ternama di Indonesia yaitu ITB, ITS, dan UI secara part-
time dan juga sebagai expert untuk berbagai perusahaan. Selain aktivitas
tersebut, aku tetap aktif menulis di jurnal ilmiah dan konferensi, juga aktif

58
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

menuliskan status di platform LinkedIn. Pertanyaannya kemudian, kenapa


multitasking?
Dunia sekarang semakin tidak pasti dengan permasalahan yang
semakin kompleks. Dengan kompleksitas masalah yang semakin besar,
maka diperlukan solusi yang tidak biasa. Solusi yang dapat mampu
menjawab persoalan tersebut di mana diperlukan skillset multidisiplin.
Jika di waktu lampau kita cukup punya satu skillset dan mastering di sana
akan didapatkan satu pekerjaan yang mampu menghidupi kita. Namun
saat ini berbeda. Kita perlu memiliki skillset lainnya sehingga kita tetap
catch up dengan kondisi yang berubah ini. Jika kita memiliki keahlian
multidisiplin ini, akan menjadi daya saing kita nantinya. Lantas bagaimana
mengasah diri kita menjadi multidisiplin?
Pertama, kita perlu mengasah skillset kita melalui pengalaman
profesional dan pendidikan yang beragam. Kita perlu mencoba berbagai
role di dunia kerja. Bahkan, perlu mengambil jurusan yang berbeda atau
nonlinear. Ke-2, kita harus punya kemampuan leadership yang cukup
untuk dapat mengelola tugas, tim, dan ketidakpastian. Ke-3, kita harus
punya tolerance for ambiguity, artinya kita tidak memaksa kerjaan harus
selesai dengan hasil sempurna, namun ada kalanya pekerjaan itu hasilnya
tidak cukup bagus. Kita harus terima hasil tersebut dan tetap mengerjakan
pekerjaan tersebut dengan optimal sekuat kemampuan kita. Terakhir, kita
pandang setiap pengalaman dan pengetahuan kita sebagai puzzle yang
menjadi accumulation of knowledge dan dari sana temukan similarity of
logic-nya sehingga kita tahu benang merah atau substansi dari keilmuan
yang beragam tersebut.
Strategi di atas sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ajzen & Fishbein
dalam Theory of Behavior atau Theory of Reasoned Action1 bahwa intensi
seseorang akan sesuatu dalam mengembangkan multitasking capability
ditentukan oleh attitude toward behavior, subjective norm, dan perceived
behavioral control. Poin pertama dan ke-2 ditentukan oleh personal value
kita, sementara ke-2 dan ke-3 ditentukan oleh lingkungan di mana kita
berada. Oleh karenanya dalam mengasah multitasking capability kita, kita
perlu kembangkan baik value dalam diri kita dan bergaullah di lingkungan
yang mendukung kapabilitas Anda tersebut dapat terwujud.

1 Silahkan untuk membaca lebih lanjut dari paper literature review yang saya tulis
berikut https://ajba.um.edu.my/index.php/AJBA/article/view/17237/10921

59
Leadership & Transformation

Kenapa Knowledge Penting?


Kemampuan belajar hal yang baru di mana menjadi syarat penting di
era ketidakpastian seperti sekarang menghasilkan pengetahuan baru yang
menjadi inputan kita memahami konteks dan juga upgrade skillset yang
kita miliki. Pengetahuan baru yang kita miliki memungkinkan kita dapat
memandang sesuatu secara berbeda dibandingkan dengan orang lain.
Dengan begitu, peluang yang kita dapatkan akan lebih besar dibandingkan
orang yang tidak biasa belajar. Lantas kenapa pengetahuan (knowledge)
ini penting bagi kita?
Knowledge ini menjadi modal penting bagi kita untuk dapat stand out
baik sebagai profesional maupun entrepreneur. Hal ini karena value, cara
berpikir, dan cara bertindak (explicit knowledge) kita akan dipengaruhi
tacit knowledge yang kita miliki. Tanpa adanya knowledge, kita tidak akan
mampu memahami bagaimana teori seperti halnya konsep, gagasan, dan
tested hypothesis seperti dalam penelitian dapat bekerja. Kita pun tidak
dapat memahami asumsi dan konteks akan suatu persoalan. Selain itu,
dalam kitab suci umat Islam Al-Qur’an, ayat pertama yang diturunkan

60
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Tuhan adalah perintah untuk membaca yang substansinya adalah perintah


untuk mencari knowledge.
Lantas bagaimana caranya kita untuk memperoleh knowledge
baru? Pertama kita harus memiliki pandangan bahwa knowledge baru
itu penting. Penting untuk masa depan kita baik di dunia dan kehidupan
pasca kematian. Knowledge ini sendiri dapat kita dapatkan melalui belajar
sistematis di jenjang kehidupan formal seperti kuliah dan juga pengalaman
dalam kerja dan mengikuti berbagai pelatihan dan sumber lain. Knowledge
baru yang kita dapatkan perlu dikontekstualisasikan dengan kehidupan
riil. Melalui cara ini, kita mendapatkan benefit secara langsung atas
knowledge baru yang kita dapatkan sehingga menjadikan kita bergairah
dalam belajar. Knowledge yang kita dapatkan bukan untuk sekedar ‘keren-
kerenan’, melainkan knowledge yang kita miliki ini dapat memberikan
manfaat bagi orang banyak.

61
Leadership & Transformation

Tipologi Pembelajar
Dalam pendidikan formal, jenjang pendidikan dimulai dari usia
kita sangat belia yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), usia anak-anak yaitu
Sekolah Dasar (SD), kemudian beranjak remaja dan dewasa yaitu Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai
menemukan jati diri yakni di pendidikan kuliah mulai dari jenjang sarjana,
master, sampai doktor. Tingkatan melalui pendidikan formal tersebut
mencerminkan kedalaman kita dalam memahami persoalan melalui
pengetahuan yang kita pelajari dan dapatkan. Lantas bagaimana tipologi
dalam jenjang pendidikan formal ini?
Dalam periode anak-anak, pendidikan mengedepankan aspek
menghafal di mana kita diminta untuk sebanyak mungkin menghafal
suatu pengetahuan baru. Selanjutnya kemudian kita dikenalkan dengan
konsep-konsep teori yang sifatkan historikal dengan menekankan
pada implementasinya. Selanjutnya mulai di masa sarjana kita dituntut
untuk memahami teori tersebut secara mendalam sehingga kita paham
bagaimana memakainya (bare minimum). Di level master, kita dilatih
untuk cakap akan memahami persoalan tertentu dengan mengaitkan
dengan teori yang tepat. Baru kemudian di level doktoral, kita diharuskan
reinvent teori baru di mana kita harus mampu mendefinisikan masalah
dan teori baru untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sebagai seorang yang sudah lulus pendidikan doktor, hanya di level
doktor (PhD) kita mempelajari filosofi dan penelitian secara mendalam
di mana melalui perspektif ini kita dapat melihat suatu objek dalam
kacamata yang mungkin berbeda dengan orang lain. Sebagai contoh,
kenapa conflict of interest rentan terjadi di top management perusahaan
maupun kekuasaan? Pendalaman secara ontologis tentang kekuasaan
(power), penguasa dan organisasi akan memberikan definisi dan solusi
yang berbeda. Faktor kultur dan sosiodemografi juga berperan.
Sementara pembuktian secara epistemologi akan menjelaskan
bagaimana strategi efektif untuk mengurangi vested interest dan executive
hubris. Itulah pentingnya control dan balance untuk mengendalikan power,
bukan malah berkolusi. Kebayang tidak kalo yang diawasi dan mengawasi
malah bersekongkol. Contoh lainnya, dengan pendekatan game theory
dengan utility function maka korupsi itu terjadi ketika kekuasaan bertemu
dengan kesempatan di mana keuntungan yang diestimasi lebih besar
dibandingkan kerugian yang dipersepsikan. Dari sini kita dapat simpulkan

62
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

bahwa business even life ethics sangat penting. Power tends to corrupt.
Abuse of power sering di-exercise sementara budaya feodal memoderasi
semakin parah.

63
Leadership & Transformation

“Strive not to be a success, but rather to be of value.”

- Albert Einstein

64
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

INVESTASI PENGEMBANGAN DIRI

Investasi tanpa rugi yaitu pengembangan diri. Jangan biarkan hari


berlalu tanpa mendapat satu pun pelajaran atau kebaikan yang baru. Dari
sini hal yang dibutuhkan hanyalah kemauan, kesediaan waktu, niat, dan
usaha karena setiap orang dapat melakukannya. Jika kita terlahir kurang
beruntung, satu-satunya jalan untuk kita dapat keluar dari kemiskinan
adalah melalui pendidikan. Meskipun itu tidak menjamin, namun
pendidikan dapat membuka cara pandang kita akan dunia. Pendidikan ini
merupakan cara pertama kita dalam investasi di pengembangan diri.
Kedua adalah pengalaman. Pengalaman adalah aktualisasi kita
dalam menjalankan suatu hal. Dalam proses ini, terkadang kita harus jatuh
bangun. Namun itu semua adalah tahapan yang membuat kita kuat sampai
pada akhirnya kompetensi inti kita terbentuk. Kombinasi pengetahuan
dan pengalaman ini akan membuat skillset yang kita miliki akan memiliki
landasan yang kuat. Dengan demikian kita akan memiliki kerangka
(framework) atas suatu hal yang persoalan yang kita hadapi. Dengan
pengetahuan dan pengalaman kita yang semakin kaya, kita akan memiliki
framework yang beragam yang memudahkan kita dalam menyelesaikan
persoalan baru.
Pengetahuan dan pengalaman merupakan investasi apa yang tidak
mengalami fluktuasi return (volatility) dan tidak mengenal pensiun.
Keduanya merupakan investasi terbaik dalam kita menjalani kehidupan
yang semakin penuh dengan tantangan. Dalam pengalamanku sejauh ini,
knowledge and experience equip me with countless opportunities, misalnya
bisa membangun perusahaan, mengajar di berbagai universitas top,
speaker di berbagai conference & webinar di antaranya karena recognition,
pengakuan dari social community akan pengalaman dan pengetahuan. To
make a long story short, I have never been happier studying while dedicating
all things by which I’ve learned dedicating to all respectful klien and public.

65
Leadership & Transformation

Seperti kata Socrates, “Utamakan pengetahuan daripada kekayaan, karena


kekayaan bersifat sementara, pengetahuan akan terus eksis”.

Memahami Teori
Orang sering kali menganggap teori hanya berada di ruang kelas
semata. Teori tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata. “Ah itu
cuman teori”, begitu kata banyak orang. Apakah betul teori memang jauh
relevansinya dengan kehidupan nyata? Padahal jika kita membaca sejarah
kemajuan dunia tak dapat terlepas dengan perkembangan teori. Ingat

66
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

bagaimana ilmuwan besar seperti Socrates, Newton, sampai Einstein?


Melalui mereka cara pandang manusia akan dunia berubah 180 derajat.
Paradigm shift istilahnya. Perlu diingat juga bahwa berbagai inovasi
teknologi yang ada sampai saat ini tak dapat dilepaskan dengan sebuah
teori. Lantas bagaimana cara kita memahami teori yang betul itu?
Teori menjadi dasar dan kerangka berpikir untuk menjelaskan
apa pun itu (ontologi) dan bagaimana membuktikannya (epistemologi).
Tanpa teori, pertumbuhan ekonomi diukur dari seberapa sering pejabat
turun ke lapangan, gunting pita dan membangun miniatur legacy-nya.
Namun dengan teori, dapat dirumuskan pertumbuhan ekonomi = investasi
+ konsumsi + government spending + export - import. Teori memiliki salah
satu ciri yaitu parsimonious artinya memiliki sisi kepraktisan sehingga
dapat diimplementasikan dalam berbagai hal asalkan asumsi yang dipakai
dalam konteks tersebut relevan. Teori ini secara umum diajarkan secara
deduktif di sekolah-sekolah formal. Dari sini penting bagi kita yang sedang
belajar di universitas untuk memahami teori dengan baik sehingga paham
implementasi atas teori tersebut dengan baik.
Sebagai contoh, Theory of Planned Behavior (Ajzen & Fishbein).
Dengan memahami framework untuk menjalankan teori itu bekerja, ribuan
riset menggunakan teori ini untuk menjelaskan behavior intention dan
action. Bahkan dengan teori tersebut kita bisa membangun hypothetical
model & explanation kenapa orang tersebut memandang pesimis teori.

1 Behavioral belief: memang gak percaya, background dll.

2 Subjective norm: lingkungannya bukan lingkungan pengetahuan

3 Perceived behavioral control: gak punya motivasi atau insentif yang


didapatkan dari pengetahuan

67
Leadership & Transformation

Berstrategi dalam Hidup


Dalam menjalani kehidupan, penting kita untuk melakukan strategi.
Tanpa adanya perencanaan dan strategi, kehidupan kita tidak jelas
arahnya ke mana. Kita dapat terombang-ambing dalam kompleksitas
dunia, dapat terseret ke berbagai hal karena tidak adanya pegangan dan
strategi. Tanpa strategi, nasib kita bergantung pada lingkungan dan pada
akhirnya gambling. Bisa kiranya kita berhasil namun lebih banyak lagi

68
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

yang gagal. Meskipun dengan strategi tidak menjamin kita akan sukses
menjalani hidup, namun tanpa strategi peluang kegagalannya semakin
tinggi. Seperti kata pepatah, “Tanpa perencanaan (strategi) berarti kita
telah merencanakan kegagalan”.
Kenapa strategi begitu penting? Satu jawaban yang pasti bahwa
strategi adalah cara untuk meningkatkan daya saing (competitive
advantage) kita. Tak hanya perusahaan saja yang perlu membuat strategi,
melainkan juga kita sebagai individu. Satu alasannya adalah karena sumber
daya yang kita miliki seperti halnya uang dan waktu terbatas, sehingga
perlu bagi kita untuk mengalokasikan sumber daya kita tersebut seefektif
dan seefisien mungkin. Kemudian selanjutnya menyesuaikannya dengan
perubahan lingkungan, persaingan, dan kebutuhan pasar.
Tanpa adanya competitive advantage dalam diri, kita tidak akan
bisa bersaing dengan orang lain. Bagaimana untuk punya competitive
advantage ini? Kita perlu kenali diri kita dan juga lingkungan di mana
kita berada. Seperti kata Sun Tzu, “Know yourself, know your enemy”. Atau
kata Socrates, “To know your self is the beginning of wisdom”. Kenali diri
(awareness) ini dimulai dengan menyadari bahwa adanya kekurangan
pada diri sehingga dapat terus berintrospeksi untuk terus belajar. Setelah
muncul awareness ini, maka secara terus kapabilitas harus terus diasah.

69
Leadership & Transformation

Life Balance
Dalam kehidupan riil, kita tidak mungkin hidup hanya untuk bekerja
tanpa henti. Hidup itu ada masanya bekerja dan juga liburan, ada kalanya
berinteraksi dengan rekan kantor, ada kalanya juga berinteraksi dengan
keluarga. Kehidupan demikian disebut kehidupan yang seimbang (life
balance). Dalam praktiknya keseimbangan hidup ini sukar diraih oleh
mereka yang multitasking atau mereka yang menjalani beberapa pekerjaan
sekaligus seperti di era gig economy seperti sekarang. Pekerjaan yang
dapat dikerjakan di mana-mana (work from any where) dalam praktiknya
ternyata work in every time. Hal ini dapat berakibat buruk pada diri jika
pada akhirnya memunculkan kondisi tertekan atau stres bagi tubuh.
Lantas bagaimana kita menjalani life balance di tengah tuntutan pekerjaan
yang mengharuskan untuk multitasking?
Meskipun aku super sibuk dalam urusan pekerjaan dengan menjalani
kuliah dan juga memimpin perusahaan serta menjadi dosen di berbagai
kampus, aku tetap punya waktu untuk keluarga yang terdiri atas istri dan
dua anak aku. Pertama, blending all, not separating nor just mixing them.
Staycation menjadi salah satu solusi sehingga bisa membawa keluarga
untuk berlibur dan kita bisa lanjut bekerja atau belajar. Ke-2, keep your
mental health well. Ini tidak mudah memang tapi perlu diupayakan. Frankly
speaking, banyak kerjaan pastinya membuat lelah, menguras mental. Aku
sering lelah tidak hanya fisik namun mental. Berdoa, bersyukur, bersabar
dan ikhlas menjadi beberapa tip.
Ke-3, know your limits. Jika dah gak mampu jangan dijalankan semua.
Coba dijadwal ulang, jadi hindari angkat ‘bendera putih’. Ada beberapa
proyek dari klien yang aku coba kasi pengertian sehingga baru bisa jalanin
di tahun depan. Di sini penting sekali untuk komunikasi dengan klien atau
partner kita. Ke-4, focus on your competence. Dulu aku belajar dan ngerjain
banyak hal yang berbeda. Namun dengan extreme work-load, akhirnya
harus fokus ngerjain yang sesuai kompetensi. Dengan ‘learning curve’,
pekerjaan yang banyak menjadi seolah-olah perulangan without putting
much effort.

70
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Cognitive Bias
Dalam kehidupan riil, kita dapati sesuatu yang diulang-ulang
padahal gimmick dapat melahirkan kepercayaan bagi seseorang. Orang
sering kali percaya akan persepsi. Inilah mengapa dunia marketing
sangat berkembang tak hanya untuk sebuah perusahaan, bahkan setiap
individu pun memerankan hal yang sama. Supaya terlihat sukses, orang
tampil ke publik dengan mobil mewah, gadget mahal, dan sebagainya
untuk menciptakan kesan kaya. Budaya pamer ini pada akhirnya muncul.

71
Leadership & Transformation

Melihat kecenderungan orang secara umum demikian, aku mencoba


memanfaatkannya dengan mencoba menyebarkan pengalaman dan
pandangan aku di LinkedIn sebagai contoh.
Track record aku yang aku ceritakan berulang kali itu bukan untuk
menyombongkan diri, melainkan untuk menginspirasi banyak orang.
Langkah yang aku lakukan tersebut adalah untuk menangkal sisi bias
atau istilahnya cognitive bias dari seseorang. Misalkan begini, “Sekolah
itu gak penting, yang penting budi pekerti”. Ungkapan ini akan bias/keliru
dipahami sehingga pembenaran bagi orang malas tidak masalah tak
belajar yang penting sudah jadi orang baik. Contoh ke-2, “Semua kampus
sama saja, yang penting orangnya”. Ini akan menciptakan bias, sehingga
kompetisi untuk dapat diterima sekolah di tempat yang terbaik malah
berkurang. Padahal kualitas pendidikan juga berpengaruh terhadap
lulusannya kemudian.
Cognitive bias ini erat kaitannya akan persepsi. Maka pertanyaannya
kemudian bagaimana merekayasa persepsi sehingga hal yang muncul
adalah persepsi yang positif? Ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama,
self-fulling propechy yaitu kita mengarahkan energi dan tenaga kita ke satu
tujuan sampai tujuan kita dapat dicapai. Ke-2, dengan fokus pada solusi.
Bagaimana alam bawah sadar kita tidak fokus pada sisi sulitnya namun
pada bagaimana persoalan yang amat susah itu pasti ada solusinya.
Katakan bahwa masalah dapat kamu selesaikan dan yakinkan terus pada
diri.
Orang dengan persepsi gagal akan gagal. Maka alam bawah sadar
perlu direkayasa bahwa kita akan berhasil. Hal ini tidak mudah dalam
praktiknya, perlu dilatih terus-menerus sehingga kita punya komitmen
yang kuat akan tujuan yang akan kita capai. Dengan merekayasa
pemikiran kita ini, kita akan terus mencoba sehingga time frame akan
dapat ditingkatkan sehingga kemampuan meningkat. Perlu ditanamkan
dalam diri bahwa kesuksesan merupakan perjalanan panjang. Maka perlu
belajar terus menerus yang konsisten.

72
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Men-counter Fallacy
‘Logical Fallacy’ (LF) atau kekeliruan atau kecacatan logis yang
popular, terlanjur dipercaya oleh (sebagian) publik. LF banyak dibahas di
berbagai studi filsafat dengan berbagai konsepsi di antaranya Sophistical
Refutations (Aristoteles), False Idols (Francis Bacon), The Port-Royal Logic
(Arnauld & Nicole), Ad-Fallacies (John Locke), hingga Post-Lockean (Irving
Copi). Fallacy ini dapat muncul karena terdapat asumsi/stereotip/belief
yang merupakan bawaan dari manusia. Contohnya adalah steretotypical
bias yaitu men-judge orang cerdas/keren dari tampilannya saja. Ini akan
menciptakan persoalan jika role model kita ditentukan karena bias ini.
Bentuk fallacy lain di antaranya yaitu Bandwagon fallacy yang
bertujuan untuk membangun kebenaran berdasarkan arus mayoritas
(mainstream) meski belum dikonfirmasi validitasnya. Bandwagon dapat
digunakan untuk hal positif misalnya dalam marketing branding, namun
banyak disalahgunakan di berbagai perdebatan politik. Counter strategy
yang dapat digunakan di antaranya dengan mengkonfirmasi validitas, data
statistik, metode sampling, dan masalah subjektif bias. Lantas kenapa kita
harus menangkal bias atau fallacy ini?
Ketika kita menjadikan seseorang role model yang didapatkan
dari stereotypical bias seperti halnya flexing, bukan yang kita dapati
inspirasi melainkan justru menyesatkan. Orang yang suka flexing biasanya
cenderung suka memperlihatkan kesuksesan dengan standar tertentu

73
Leadership & Transformation

namun bias akan strategi yang rasional untuk mencapai kesuksesan


tersebut. Karena flexing di era informasi ini sangat mudah dilakukan,
kita perlu selektif dan hati-hati atas hal ini. Kita harus tahu rekam jejak
seseorang yang kita jadikan role model dengan mencermati tak hanya
kisah suksesnya, melainkan juga kisah gagalnya. Dalam penelitian untuk
memvalidasi kebiasaan ini yaitu dengan confirmation bias. Cara ini banyak
digunakan untuk membenarkan pendapat dan dugaan dengan memilih
data dan informasi yang mendukung personal belief tersebut. Biasa kita
istilahkan juga dengan “cocok”ologi. Counter strategy-nya dengan fokus
pada validitas data, informasi, metode sampling dan subjektif bias.
Bagi seorang role model, ia tidak pernah takut gagal. Ketika terjadi
loss aversion yaitu merasa down ketika gagal, ia dengan cepat bangkit
karena baginya kegagalan adalah pembelajaran yang luar biasa. Ia selalu
mengambil setiap pelajaran dari kegagalannya sehingga menjadi sebuah
portofolio dan pengalaman berharga sehingga dari sana ia selanjutnya
memilih cara baru untuk meraih kesuksesan. Gagal adalah biasa, yang tidak
biasa adalah bagaimana menyikapi kegagalan tersebut. Oleh karenanya
mindset di sini amatlah penting.
Kemudian bagaimana strategi untuk menghindari fallacy ini?
Biasanya akan berpikir substansi dengan mengajukan pertanyaan “why”,
ekstrak pesan atau sinyal yang diberikan seseorang, bukan noise apalagi
orangnya. Penting juga kita gunakan root cause dan kemudian menemukan
key issue-nya. Selanjutnya teruslah berlatih.

Imposter Syndrome
Imposter syndrome adalah bagian dari fallacy yang merupakan
kekeliruan logika di mana menganggap ketidakmampuan diri yaitu minder
atau pesimis. Ini adalah penyakit kita dalam menggapai tujuan hidup yang
kita cita-citakan. Setiap orang pada dasarnya memiliki imposter syndrome
ini namun dengan kadar yang berbeda-beda. Penting di sini adalah
bagaimana kita meminimalisasi syndrome ini dengan menumbuhkan
kepercayaan diri. Lantas apa ciri-ciri imposter syndrome ini?
Imposter syndrome adalah istilah yang menggambarkan pola
perilaku seseorang yang sering kali meragukan atau bahkan merasa tidak
pantas meraih pencapaian dan kesuksesannya sendiri. Imposter syndrome
merupakan kondisi psikologis, tetapi tidak termasuk dalam gangguan
mental. Orang yang mengalami imposter syndrome biasanya merasa bahwa

74
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

dirinya tidak secerdas, sekreatif, atau berbakat seperti yang terlihat dan
diketahui orang lain. Ia justru merasa setiap pencapaian yang diraihnya
hanya disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan semata.
Kenali gejalanya:
✓ Sering meragukan kemampuan diri sendiri

✓ Sering mengaitkan kesuksesan dan pencapaian dengan faktor


eksternal

✓ Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara


objektif

✓ Merasa takut akan gagal suatu hari nanti


✓ Merasa kecewa hingga frustrasi ketika tidak mampu memenuhi
standar yang ditetapkan sendiri

Pentingnya Konsisten
Konsistensi terbukti mengalahkan talenta dan antusiasme untuk
mencapai kesuksesan. Sukses itu hanyalah milik orang yang tekun dan
gigih yaitu mereka yang tangguh yang jatuh bangun melalui serangkaian
kegagalan. Dari kegigihan dan ketangguhan tersebut kita kemudian bisa
belajar dan berkarya apa saja. Satu yang harus selalu kita ingat bahwa
berlian meskipun berada di lumpur akan tetap sebagai belian, namun
batu meskipun dilapisi dengan emas 24 karat akan tetap menjadi batu.
Namun alangkah lebih baik dan berkilau jika berlian yang tepat berada di

75
Leadership & Transformation

tempatnya, diasah dan dipelihara sehingga terus mengkilap.


Berlian jika tidak pernah dipelihara dan diasah tidak akan mengkilap.
Begitu pula dengan skillset manusia. Jika setelah kita tahu kelebihan kita
namun tidak pernah dilatih dan ditingkatkan kemampuannya melalui
belajar dan Latihan, pada akhirnya skillset tersebut tidak akan pernah
berkembang dan pada bisa jadi akan berkarat dan akhirnya tidak lagi
relevan dengan kondisi saat ini. Ingat di era kompetitif ini, siapa yang
paling bisa cepat belajar secara konsisten akan survive. Lantas bagaimana
untuk menumbuhkan sikap konsisten?
Kita harus mengadopsi strategi kenali dirimu dan tempat di mana
kamu berada. Dalam ilmu strategi bisnis hal ini dapat disebut dengan
market and resource positioning. Kelebihan dan kekurangan dari diri kita
sedalam mungkin harus kita kenali. Kekurangan diri memungkinkan kita
untuk belajar atau berkolaborasi dengan orang lain sehingga kita tetap
humble, sementara dari kelebihan memungkinkan kita untuk menjadi
solusi atas persoalan yang ada. Kelebihan kita merupakan fondasi awal
kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Selanjutnya secara
konsisten, kita terus mengasah kelebihan kita tersebut sehingga menjadi
core competency kita.

76
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Menjadi Orang Baik Tidak Cukup


Terkadang kita mendengar celetukan dari masyarakat, “Buat apa
pintar namun miskin?”. “Buat apa ahli di bidang tertentu namun ilmunya
tidak kepakai di masyarakat?”. “Dalam hidup yang paling penting adalah
menjadi orang baik”. Pernyataan tersebut seolah mendiskretkan bahwa
menjadi orang pintar, kaya, berilmu, dan berbagai atribut lain yang
bersifat keduniawian adalah keliru. Namun terpenting dalam hidup itu
justru menjadi orang baik. Apakah memang menjadi orang baik itu cukup?
Menjadi seorang ahli (skillful) di bidang tertentu memang tidak
cukup, begitu pula menjadi orang pintar saja (knowledgeable) juga tidaklah
cukup. Begitu pula dengan menjadi seorang yang baik saja (character).
Namun dalam kehidupan, ketiganya harus dimiliki sekaligus karena
ketiganya bersifat multipler effect. Jika salah satunya tidak ada dalam diri
kita artinya kita akan memiliki added value dalam hidup. Ketiganya dapat
kita formulakan dengan Character x Skill x Knowledge.
Dalam behavioral study, karakter seseorang itu berlandaskan
personal value atau nilai yang dipegang oleh seseorang. Sementara itu skill
ditentukan oleh value hidup kita karena merupakan pilihan terbaik versi

77
Leadership & Transformation

kita masing-masing. Kemudian knowledge sendiri dipengaruhi oleh skill


dan values. Karena ketiganya merupakan perkalian maka hasilnya bisa
jadi eksponensial jika masing-masingnya bernilai besar. Maka penting
sekali untuk terus mengasah karakter diri, skill, dan pengetahuan secara
konsisten.
Lantas bagaimana strategi untuk mengasah ketiganya? Karakter
dapat didapatkan dengan mendalami personal value seperti dengan
mendalami ajaran agama, tidak hanya ibadah ritual melainkan dengan
ibadah substansial dengan memahami pesan dan value di setiap ibadah
yang kita lakukan. Skillset dapat didalami dengan mengoptimalkan
kelebihan diri dengan mengasahnya secara konsisten. Kemudian
knowledge didapatkan melalui belajar terus-menerus akan personal value
secara mendalam dan juga memperdalam skillset dengan terus membaca
dan berlatih.

78
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Growth Mindset
Banyak orang terjebak dalam status quo atau zona nyaman. Mereka
merasa puas dengan kondisi yang ada yang berakibat keengganan untuk
berubah. Mereka mencukupkan belajar terakhir di bangku kuliah dan
setelah mendapatkan ijazah selesailah masa belajarnya. Di tengah kondisi
yang cepat berubah seperti sekarang, banyak dari mereka yang tidak dapat
survive karena memang skillset mereka tidak berkembang. Maka selain
kebiasaan untuk menyukai belajar, satu hal yang harus dimiliki adalah
pola pikir untuk berkembang atau growth mindset.
Dalam organizational behavior, mindset ini terakumulasi dari
personal values seseorang, lingkungan, dan konteks. Adapun personal value
ini dibentuk dari life path seseorang dan lingkungan akan mempengaruhi
social perception atau social norms. Dari sini penting sekali untuk
membangun personal value di lingkungan yang tepat. Dengan memiliki
mindset yang tepat akan dihasilkan niatan untuk berbuat (intention)
sehingga menghasilkan tindakan (action). Melalui growth mindset akan
didapatkan action yang positif dengan semangat untuk bertumbuh juga
(growth action).
Growth mindset memungkinkan orang untuk terus belajar dan
terbuka pada kondisi yang ada. Dari sini terbuka banyak opsi sekaligus yang
membuatnya dapat memilih mana yang dapat dilakukan. Mereka dengan
growth mindset tidak pernah menganggap kegagalan adalah akhir dari
segalanya melainkan kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Proses
belajar ini naik turun, kadang berhasil kadang pula gagal. Namun proses
belajar yang konsisten akan membuat resultan ke arah positif sehingga
menuju kesuksesan. Skillset akan terus terasah dan pada akhirnya akan
dapat bertahan di era yang penuh dengan ketidakpastian ini.
Lantas bagaimana menumbuhkan growth mindset? Pertama, kenali
dirimu saat ini, apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganmu kemudian
tentukan kefokusanmu di skillset mana yang ingin kamu optimalkan
sehingga pada akhirnya menjadi core competency-mu. Terus asah skillset-
mu dengan belajar secara konsisten. Ke-2, anggap setiap proses dalam
mengasah skillset tersebut sebagai belajar, long-life learner. Selalu berpikir
positif jika di tengah proses terdapat kegagalan. Anggap kegagalanmu
sebagai bagian penting dari belajar. Selalu ingat tujuan besarmu adalah
bagaimana meningkatkan skillset diri sepanjang waktu.

79
Leadership & Transformation

80
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“The brave man is he who overcomes not only his enemies but
his pleasures”

– Democritus

81
Leadership & Transformation

CAREER

Menyusun Resume/CV
Menyusun resume atau Curriculum Vitae (CV) adalah hal familier
yang kita lakukan saat akan melamar kerja. Banyak recruiter yang hanya
menyeleksi calon pegawai hanya dengan membaca resume/CV aplikannya.
Oleh karenanya kita harus memahami cara bagaimana menyusun resume/
CV yang baik. Aku akan share bagaimana tip dan teknis menyusun resume/
CV ini.
Tip CV pada prinsipnya dua hal. Pertama, kenali diri seperti halnya
skill, kompetensi, dan portofolio. Ke-2, kenali market yang mencakup
industri tujuan kita, role-nya, tanggung jawabnya, dan requirement yang
diminta. Pastikan kedua aspek tersebut ada dalam resume/CV kita. Silakan
melihat contoh yang pernah aku share di LinkedIn2.

2 https://www.linkedin.com/posts/harry-patria_sharing-cvresume-pengalaman-50-
interview-activity-6877022127288041472-pJkn/

82
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

83
Leadership & Transformation

Adapun teknisnya dengan SMART framework:


S Specific-tulis dengan singkat dan jelas achievement atau kontribusi
sesuai pengalaman dan latar belakang

M Measurable-sertakan ukuran pencapaian dan bukti


A Attainable-logis dicapai, jangan sampai berlebihan
R Relevan dengan positioning kompetensi dan posisi yang di-apply
T Time-based yakni sertakan dengan periode pengalaman sebelumnya
seperti pendidikan, pengalaman kerja dan proyek

Tip Saat Interview


Kenapa kami perlu merekrut Saudara? Jangan sampai mengatakan
bahwa “karena saya butuh kerja”, namun berikan keunggulan Anda dan
apa yang bisa tawarkan kepada perusahaan. Berikut aku akan sharing best
practices dari 50+ interview di berbagai perusahaan BUMN, BHMN, MNC
selama 14 tahun.
Pertama, pake point of view dari recruiter dan perusahaan kenapa
perlu meng-hire kita, apa yang bisa kita kontribusikan?
Contoh:
• Kebutuhan perusahaan.... dengan tanggung jawab... (sesuaikan
dengan tupoksi, compro) selaras dengan background dan
pengalaman aku di.... sehingga (implikasi) aku bisa berkontribusi
untuk....,....., dan..... i.e., menciptakan bisnis baru, meningkatkan
profitabilitas perusahaan, mempercepat transformasi digital.
• Lalu tambahkan supporting evidences dalam bentuk stylized facts
sehingga klaim di atas menjadi convincing arguments.
• Dari pengalaman sebelumnya, aku berkontribusi untuk... melalui
inovasi.... sehingga menciptakan nilai tambah....
• Later on bisa tambahkan ke values kita. Posisi ini relate dengan
interpersonal skills aku yaitu...,.... dan....
Kemudian berikan contoh sebagai supporting evidences.
Sampai saat ini kami terus membangun kompetensi data mining
bersama klien dengan project workshop untuk market forecasting
menggunakan data market, socio-culture, demografi, lingkungan
(external) dan data sales (internal) dengan unit analisis wilayah

84
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

penjualan setiap bulan di berbagai kabupaten/kota di Indonesia.


Dengan menggunakan machine learning, kami bisa memprediksikan
lebih baik proyeksi pasar, harga dll. sehingga menjadi basis dalam
perencanaan stratejik perusahaan.
Jika setelah interview Anda ditolak,
lupakan dan apply lagi. Ketika satu
pintu tertutup, pintu lain terbuka.
Jangan terlalu lama menyesali yang
sudah berlalu. Ambil hikmahnya,
introspeksi yang kurang di mana,
lalu perbaiki ke depannya. Orang
sukses pun mengalami hal yang
sama, ditolak berkali-kali namun
bangkit juga berkali-kali tanpa
kehilangan antusiasme.

Upgrade Gaji dengan Belajar Lagi


Sekolah tidak hanya untuk meng-upgrade pengetahuan, melainkan
secara bersamaan juga dapat menaikkan pendapatan kita selama
pengetahuan yang ada meningkatkan skillset kita. Itulah mengapa kita
harus memperdalam skillset kita melalui kuliah lagi. Kuliah lagi dengan
pengalaman kerja yang bertambah akan berpotensi menaikkan pendapatan
kita dari sebelumnya.
Mereka yang dapat meraih pendidikan sampai tingkat S-2/S-3 dan
dikombinasikan dengan pengalaman kerja akan memiliki impact signifikan
yang sebanding dengan pendapatan yang semakin besar. Jika pendidikan
sarjana melatih kita akan terampil mengaplikasikan sebuah konsep,
pendidikan master menjadikan kita terampil menyelesaikan persoalan
dengan framework tertentu dan pendidikan doktoral kita dilatih untuk
menyusun teori atau framework di masalah yang kita definisikan.
Itulah kenapa kita harus memahami substansi dari setiap jenjang
pendidikan. Jika kisa memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun
ditambah dengan kita sudah S-2/S-3 maka kita dapat menerima gaji hingga
30 juta. Cukup besar bukan?

85
Leadership & Transformation

Networking
Di era yang serba cepat ini dibutuhkan skillset yang amat beragam
ketika kita running sebuah bisnis atau proyek. Untuk mastering dalam
satu bidang dibutuhkan waktu yang cukup panjang, maka hampir
mustahil kita memiliki skillset banyak sekaligus. Karena satu skillset bisa
minimal butuh waktu hingga 3-4 tahun untuk mendalaminya di jenjang
sarjana. Memperdalamnya 1-2 tahun di pendidikan master dan 3-4 tahun
di pendidikan doktor. Lantas bagaimana kita dapat running project atau
perusahaan kita dengan hasil yang baik? Jawabannya dengan kolaborasi
atau partnership. Caranya adalah dengan memiliki jaringan atau network.
Networking penting sekali untuk mendapatkan informasi serta
membangun trust dan branding. Lantas bagaimana cara menjalin network
atau networking yang tepat? Kita tentunya menjalin network dengan orang-
orang strategis yang mendukung proyek atau karier kita. Network yang
dapat berdampak lebih lama dan lebih efektif. Satu yang bisa dimanfaatkan
adalah LinkedIn, platform networking untuk orang-orang yang bekerja.
Bermain linkedin untuk memperluas koneksi dan membangun branding.
Network berbeda dengan viral effect. Jika network punya visi namun
viral hanya sekedar sensasi. Network berdampak jangka panjang sementara

86
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

viral hanya jangka pendek. Network menjalin relasi namun viral terkadang
cepat basi. Saat ini network di LinkedIn aku mencapai lebih dari 47 ribu
connection, 2% SSI Linkedin Top Percentile. Your network is your net worth.

Future Career
Di berbagai konferensi dan webinar banyak audiens bertanya,
“Apakah pekerjaan yang paling dibutuhkan ke depan?” Sebelum
menjawabnya, perlu diingat bahwa terdapat setidaknya tiga disruptor
yang mengubah landscape pekerjaan hari ini yaitu pandemi Covid-19,
digitalisasi, dan customer experience. Pandemi menjadi key disruption yang
menjadi macro driver menciptakan demand di industri kesehatan. Tidak
heran ahli medis sangat dibutuhkan saat ini dan ke depannya. Sementara
itu pertumbuhan data eksponensial dengan adanya digitization, IoT, AI
menciptakan demand fungsi pekerjaan data science/analytics, cybersecurity.
Ke-3, yaitu customer experience atau customization/personalization.
Sebuah paradoks ketika resesi ekonomi di era pandemi, justru
konsumerisme meningkat. Konsumsi itu bukan hanya pemenuhan
kebutuhan namun menjadi pengalaman dan social prestige. Sehingga
industri berbasis consumerization dan customer experience bisa eksis
dengan berbagai terobosan melalui peningkatan pengalaman konsumen.
Termasuk di tengah pandemi, layanan kesehatan juga sangat dibutuhkan
sehingga profesi kedokteran, kesehatan dan keperawatan semakin
meningkat. Secara keseluruhan, pekerjaan yang rutin dan bisa dijalankan
dengan algoritma akan digantikan oleh mesin.

87
Leadership & Transformation

Sebagai data strategist, aku merekomendasikan skillset yang paling


dibutuhkan saat ini hingga 2025.
Kuasai kompetensi data analytics menggunakan Python, R
(programming), BI tools (Tableau, Power BI) dan Low Code Machine
Learning (KNIME). Kemampuan akan data ini penting dan kini menjadi
core competency Patria & Co. Terdapat empat core competency dan pilar
yang menjadi fondasi perusahaan yang aku bentuk yaitu DATA, STRATEGY,
DESIGN, AND INNOVATION.

88
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“Get closer than ever to your customers. So close that you tell
them what they need well before they realize it themselves.”

– Steve Jobs

89
Leadership & Transformation

BUSINESS

Perubahan Mindset di Bisnis


Landscape berbisnis di era sekarang sangat berbeda di banding
era sebelumnya. Teknologi informasi yang berkembang sangat cepat
mendorong setiap perusahaan untuk memiliki kapabilitas transformasi
dari yang dulunya prosedural menjadi lebih dinamik atau behavioral. Bagi
perusahaan incumbent jika ingin tetap dapat market, maka harus catch up
dengan perubahan ini. Mindset berbisnisnya harus diubah karena dunia
sudah berubah. Apa saja mindset yang harus ditransformasi?
Pertama, profit to purpose. Perusahaan memang pada akhirnya
adalah mengejar profit namun profit tidak satu-satunya komponen dalam
menjalankan sebuah bisnis. Jika bisnis ingin usianya long lasting maka
mindset-nya harus ditempatkan ke purpose jadi bisnis untuk solving problem
tertentu yang jelas dan terukur. Ke-2, hierarcies to networks. Perusahaan
konvensional terdiri atas struktur yang rigid dan top-down sehingga ada
gap antara top level management dan employee level terbawah. Perusahaan
saat ini menghilangkan kasta tersebut dengan mengadopsi berjejaring
(networks) artinya di sini gap yang terjadi di perusahaan coba dihilangkan.
Satu model yang sering kali diadopsi adalah holacracy.
Ke-3, dari controlling ke empowering. Top down management style
memiliki konsekuensi yaitu top level management dapat mengontrol
keseluruhan proses bisnis. Namun di perusahaan dengan menghilangkan
sekat antar level mengadopsi prinsip empowering dengan menekankan
pendekatan untuk saling maju (growth mindset). Keempat adalah dari
planning to experimentation privacy ke transparency. Semakin perusahaan
melek akan data, proses bisnisnya akan semakin terukur sehingga
transparan. Pada akhirnya perusahaan akan bergerak berdasarkan analisis
data performa (evidence-based policy).

90
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Berbisnis dengan Value


Jangan memulai bisnis dengan modal uang, namun mulailah dengan
value proposition. Apa yang ingin kamu hadirkan sehingga menjadi solusi
yang bernilai tambah bagi customer? That’s the point. Pengalaman aku
menunjukkan apa yang aku yakini tersebut. Sebagai seorang business
strategist, sekaligus dosen dan researcher. Aku banyak membaca dan
menganalisis sehingga dapat menyimpulkan bahwa uang bukanlah
sumber keunggulan seorang entrepreneur.
Entrepreneurial process diinisiasi dari entrepreneurial mindset,
kemampuan untuk menemukan atau menciptakan peluang (opportunity
seeking) dan menangkap peluang dengan menciptakan solusi melalui

91
Leadership & Transformation

pengelolaan sumber daya (advantage seeking). Ke-2, memiliki capability


yang baik. Entrepreneurial mindset ini jauh lebih diperlukan dalam proses
membangun usaha.
Uang itu memang merupakan aset yang bernilai (valuable), dan
juga tidak banyak orang memiliki uang dalam jumlah banyak (rare).
Namun bukan seperti intellectual capital, socio/relational capital, dan
emotional capital yang justru sulit ditiru (inimitable) dan belum tentu bisa
dioptimalkan untuk membangun daya saing (organizable). Dalam ilmu
strategi, VRIO framework sering digunakan untuk menemukan kembali
intangible asset dan juga menentukan skillset apa yang perlu dikuasai
sehingga mampu menciptakan daya saing.

Membangun Visi Perusahaan


Strategi dimulai dari visi. Kemampuan bagaimana melihat masa
depan perusahaan adalah skillset yang harus dimiliki seorang entrepreneur.
Visi ini kemudian diturunkan menjadi misi dan pada akhirnya strategi.
Pemimpin dengan visi yang tajam dan akurat akan dapat menyusun
strategi yang cermat. Aku akan berikan beberapa contoh berikut.
Pertama seorang business analyst. Ketika kita melihat sebuah
data penjualan, secara normal data tersebut bersifat deskriptif yakni
menjelaskan penjualan yang sudah terjadi. Namun dengan visi, Ia akan
berpikir beyond the text yakni akan menyusun proyeksi ke depan dari
apa yang sudah terjadi dan mendiagnosis faktor-faktor apa yang paling
berpengaruh. Ke-2, seorang business strategist. Saat perusahaan mengalami

92
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

perlambatan dengan adanya pandemi, secara normal perusahaan akan


fokus pada penghematan biaya pengeluaran. Namun dengan visi yang jelas,
perusahaan akan reinventing market & resources positioning, mengubah
model bisnis sehingga bisa memetakan potential values.
Ke-3, entrepreneurship, solusi di tengah siang yang terik adalah
minum es kelapa. Secara normal seorang pedagang biasa akan menjual
es kelapa namun seorang pedagang dengan visi (entrepreneur), ia akan
mengolah kelapa ke dalam produk kemasan dan di-branding sebagai
minuman sehat penambah imun di tengah pandemi.

Mindset & Skillset


Bagaimana strategi agar bisa stand out from crowd? Bagaimana
memulai bisnis konsultan hingga bisa mendapatkan omzet miliaran?

93
Leadership & Transformation

Begitulah pertanyaan banyak orang. Aku dapat menjawab tiga hal yaitu
pola pikir (Mindset), pengetahuan (Knowledge), dan keterampilan (skillset).
MINDSET menunjukkan bagaimana kita berpikir, melihat, dan
menganalisis suatu persoalan. Pastikan adopsi pola pikir maju (growth
mindset) dan keluar dari zona nyaman (comfort zone). Posisikan diri kita
berada pada ekosistem yang mendukung. Lingkungan memiliki pengaruh
terhadap social norms yang selanjutnya akan mempengaruhi cara pandang
kita.
KNOWLEDGE menunjukkan akumulasi data, informasi, learning
yang sudah dikodifikasi dan dibangun relasinya sehingga menjadi best
practice dan algoritma. Tidak perlu mendengarkan orang yang bilang
“..Ah itu cuma teori”, “Ah buat apa belajar macam-macam tidak ada
uangnya”. Pertanyaan itu menggambarkan bahwa dirinya hanya sebatas
itu menghargai pengetahuan dan hanya sebatas itu saja pencapaiannya.
Aku sendiri membangun bisnis dengan omzet milyaran, alhamdulillah
dengan modal pengetahuan (intellectual knowledge), modal sosial dari
jaringan pertemanan, pergaulan, pekerjaan dan kepercayaan (social &
relational capital). Value yang kita bangun adalah agility & empathy yang
menjadi identitas partners kita. Karena kita ingin selalu menjadi pionir
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melayani klien &
masyarakat dalam mempercepat integrasi human & machine intelligence.
SKILLS menunjukkan knowledge
yang secara kontinu dipraktikkan
sehingga menjadi keterampilan.
Jangan pedulikan orang yang
mengatakan bahwa kamu tidak
bakal bisa meningkatkan (leveling
up) skills. Lebih baik fokus
praktikkan ilmu seluas mungkin
sehingga menjadi keterampilan
dan manfaat untuk orang banyak.
Rasakan setelah 100 jam pertama,
1000 jam berikutnya hingga 5000
jam. Karena ketekunan dan
ketangguhan pada akhirnya akan
membedakan kamu dengan orang lain.

94
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Strategic Planning
Bagaimana mentransformasi strategic planning agar mampu
membaca dinamika market? Tidak ada pilihan bahwa data market harus
dikumpulkan dan dijadikan fitur untuk menjelaskan tren dari market,
consumer behaviors, competition, government policy hingga level macro
geopolitics. Berdasarkan pengalamanku, sistem tersebut yang kami
bangun dengan mengintegrasikan multi-sources data berbentuk N-matrix
(OLAP) sehingga mampu menjelaskan tren supply demand hingga level
kabupaten/kota, per bulan dan jenis industri serta komoditas.
Dengan disrupsi semakin cepat, mau tidak mau strategic planning
harus agile sehingga data platform untuk menjalankan data analytics dan
deployment visualisasi interaktif menjadi kebutuhan yang saat ini telah dan
sedang kami bangun untuk berbagai klien. Dengan demikian organisasi
dapat meningkatkan profit jika didapatkan prediksi market lebih besar
atau mengurangi kerugian jika hasil prediksi menunjukkan sebaliknya.
Secara jangka menengah, budaya data-driven bisa dibangun sehingga
terjadi akulturasi antara actionable insights dari data dan knowledge/
expertise dari para stakeholders.

95
Leadership & Transformation

Digital Transformation
Bukan normative isomorphism melainkan coercive isomorphism
sebuah perusahaan mempercepat digitalisasi tidak karena internal vision
dan leadership-nya namun keterpaksaan karena pandemi Covid-19.
Pandemi merupakan driver cepatnya penetrasi teknologi informasi
ke masyarakat. Sepertinya negara lain menunjukkan hasil yang sama.
Implikasinya, penting sekali digital leadership dan blueprint ini.
Transformasi digital seperti melalui data analytics harus memiliki dampak
terhadap efisiensi operasi, layanan konsumen, pengembangan bisnis dan
penciptaan nilai tambah
Jangan hanya karena
coercive lalu mismanagement
sehingga resources yang
dialokasikan malah menjadi
mubazir. Di satu sisi banyak
perusahaan telah melakukan
digitisasi namun stuck in
boundary antara digitasi dan
digitalisasi. Sehingga hanya
mampu meng-collect data
melalui berbagai perangkat
namun gagal memonetisasi
data tersebut karena
kurangnya kemampuan dalam mengolah data dan mengintegrasikannya
ke strategi dan model bisnis. Selain itu, banyak transformasi digital gagal
karena hanya fokus di sisi teknologinya saja padahal di bawah bongkahan
iceberg of digital transformation perlu dilakukan transformasi culture,
values dan people. Sebuah paradoks jika tools-nya sudah canggih namun
mindset dan cara bekerja masih seperti yang dulu.

Business Strategy
Apa yang membedakan usaha kamu dengan yang lainnya? Itu
adalah pertanyaan awal yang harus bisa kita jawab. Strategi yang kita anut
sangat terkait dengan keberjalanan bisnis kita kemudian. Namun sebelum
kita memilih strategi, perlu kita melihat kemampuan kita sejauh mana
dan bagaimana kompetitor bergerak. Dua hal ini minimum kita perlu

96
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

perhatikan. Selanjutnya bagaimana leadership kita berperan. Di tengah


kompetisi yang semakin agresif, kita harus mampu membuat terobosan
yang berbeda.
Dua hal yang perlu kita perhatikan, yaitu harga dan kualitas produk.
Dari sini kita bisa turunkan menjadi empat matriks yang masing-masingnya
mencakup strategi khusus. Pertama, discrete strategy, targetkan customer
dengan opsi terbatas. Tawaran yang dimaksud di sini adalah higher price
but worse product. Ini pastinya tidak menjadi pilihan. Ke-2, differentiated
strategy, targetkan customer yang saat ini kurang terlayani. Tawaran di
sini adalah higher price, better product. Ini masuk kategori barang mewah.
Strategi ketiga adalah disruptive strategy dengan menangkan
customer yang lebih dilayani oleh incumbent. Tawaran ini yaitu lower price
dan worse product. Strategi ini banyak diadopsi oleh barang-barang KW
yang menggerus market share barang-barang branded. Strategi terakhir
dan layak kita adopsi yaitu dominant strategy yaitu strategi dengan target
dan menangkan semua customer lintas semua market. Strategi ini lower
price but better product. Di bisnis dengan kompetisi tinggi, strategi ini
menjadi senjata bagi perusahaan besar untuk tetap leading.

Customer Centric
Di berbagai kesempatan aku ditanya oleh klien maupun mahasiswa,
“Bagaimana cara melihat bisnis yang prospek ke depan?” Klien, partisipan,
mahasiswa banyak yang bertanya seperti itu. Selalu aku sampaikan untuk

97
Leadership & Transformation

fokus pada konsumen dan perhatikan behavior mereka. Secara makro,


kelayakan bisnis bisa diukur dari tingkat pertumbuhan bisnis, market size,
harga dll. Secara meso level, kompetisi juga memiliki peran. Namun secara
mikro, kita bisa melihat lebih dalam pada perubahan perilaku konsumen.
Ini menjadi cara paling efektif untuk memprediksi tingkat kebutuhan
konsumen, pangsa pasar ke depan.
Contoh di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, terjadi
penurunan daya beli masyarakat pada kelas bawah sementara kelas atas
justru terjadi peningkatan kesejahteraan. Lalu pertanyaannya kenapa
kelas atas kekayaannya meningkat namun tingkat konsumsinya tidak
demikian? Nah itu sudah masuk behavioral features yang menjelaskan
karena adanya perceived uncertainty sehingga tingkat saving mereka
meningkat namun investasi masih wait & see sementara konsumsi untuk
daily expenses melalui stock cenderung meningkat. Lantas bagaimana
memahami perception kalangan atas? Hal ini perlu dikaji secara behavioral
analysis. Levelnya sudah ke subconscious, sehingga customer decision
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sentimen, dan sebagainya.
That’s the reason di pertemuan dengan research fellow, aku
sampaikan bahwa kita menggunakan pendekatan ekonomi dan behavioral
analysis dalam berbagai proyek data analytics & machine learning di klien.
Karena dalam kehidupan nyata, kita tidak hanya mengolah data, namun
juga men-deliver values. Sehingga totalitas memahami market adalah
strategi yang harus dilakukan.

98
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

“I can control my passions and emotions if I can understand


their nature”

– Spinoza

99
Leadership & Transformation

LEADERSHIP

Menjadi Seorang Transformational Leader


Jika dalam lingkup individu, transformasi itu sangat dibutuhkan
untuk menjadikan pribadi yang dapat survive di tengah perubahan yang
begitu cepat. Dalam konteks organisasi, transformasi ini diperlukan
khususnya bagi level eksekutif yang memimpin roda organisasi tersebut.
Perusahaan di era gig economy dengan perubahan yang amat cepat ke
depan sangat membutuhkan seorang transformation leader. Bagaimana
sebetulnya peranan transformational leader ini?
Dalam teori leadership, salah satu dimensi dari seorang
transformational leader adalah intelectual stimulation, idealized influence
dan inspirational motivation. Mereka adalah para pemimpin dengan visi
kuat. Tidak mungkin seorang dengan kapasitas kepemimpinan yang baik
tanpa disertai dengan visi yang kuat. Theodore Hesburgh menyampaikan
“The very essence of leadership is that you have to have a vision. It’s got to be
a vision you articulate clearly and forcefully on every occasion.” Oleh karena
itu, menjadi pemimpin visioner bagi seorang transformation leader amat
diperlukan.
Apa sebenarnya arti visioner? Visioner adalah orang yang memiliki
pandangan atau wawasan ke masa depan. Istilah ini juga kadang diartikan
sebagai orang yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang. Pemimpin
visioner sehingga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menyatukan
kemampuan untuk melihat peluang dan pandangan ke depan, serta orang
yang mampu memimpin dengan baik. Visionary leader atau pemimpin
visioner akan melihat peluang, lalu merealisasikan peluang tersebut
menjadi value dengan memimpin tim.

100
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Entrepreneurial Mindset & Social Capital


Banyak orang mengatakan berbisnis itu harus punya modal
yakni uang yang banyak. Namun banyak juga bisnis dengan modal uang
yang banyak tetap saja gagal. Lantas di mana letak persoalannya? Aku
katakan modal utama dalam bisnis adalah entrepreneurial mindset dan
social capital. Dengan mindset entrepreneurial yang kuat kita akan siap
mengambil risiko ketika persoalan hadir di depan kita karena kita dapat
secara kreatif menemukan solusi. Sementara modal sosial memungkinkan
kita mulai dari jejaring yang kita punya. Aku share pengalamanku berikut.
Bisnis yang aku jalankan sangat sederhana yaitu membangun
personal branding dan memperluas networking. Aku belajar terus
menerus untuk meningkatkan kapasitas di bidang apa pun sehingga
bisnisku sulit untuk diikuti oleh orang lain. Hal ini karena dibutuhkan
determinasi, konsistensi, dan mentalitas belajar yang kuat sehingga bisnis
aku pada akhirnya berbeda dengan milik orang lain. Karena core business-
ku saat ini merupakan kompetensiku juga, aku akan tahu jika terdapat
ketidakberesan tim ketika bekerja atau ketika mereka mencoba bekerja

101
Leadership & Transformation

asal-asalan. Bisnisku sekarang yang bergerak di bidang data analytics


and strategic management, aku dalami skillset core business-nya sampai
sekarang. Mau ngerjain di persoalan economic analysis silakan karena aku
belajar secara dalam dan juga mengajar micro economy. Mau ngerjain di
strategic management, silakan. Bidang ini memang areaku sekali. Mau
ngerjain data & machine learning, silakan. Aku sudah belajar banyak dari
proyek dan tengah mendalami lagi di UK saat ini.
Adakah data scientist Indonesia yang memiliki gelar PhD dan punya
pengalaman di berbagai strategic position korporasi dan mengajar di
berbagai top universities untuk berbagai mata kuliah dan keahlian? Nah,
ini aku kira menjadi keunggulanku dan bisnis yang sedang aku jalankan
sekarang. Sekali lagi, bukan modal uang melainkan modal skillset dan social
capital yang aku miliki selama ini dan tentunya dengan entrepreneurial
mindset yang tepat.

102
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Paranoia, Group Think & Escalation of Commitment


Kenapa leader yang paranoia cenderung lebih survive? Kenapa group
think dan escalation of commitment cenderung membuat organisasi jadi
ajang egoisme? Seorang pemimpi mengatakan bahwa rel kereta bisa lurus
ketika kamu mengembusnya terus setiap hari atau sukses akan datang
sendiri pada waktunya. Kekuatan motivasi katanya. Pada praktiknya
tidaklah demikian. Real leader ini selalu melakukan action nyata dan
terukur atau dapat diistilahkan dengan rencana (plan), kerjakan (do), cek
(check), dan bertindak (action). Aku berikan gambarannya.
Real leader:
✓ Panggil teknisi/engineer, estimasi biaya, timeline, manpower, dll.
(PLAN)

✓ Design dan uji prototipe, MVP (DO)


✓ Check kelayakan once ratio benefit sehingga cost project feasible
(CHECK)

✓ Implementasi proyeknya lalu monitor dan evaluasi pelaksanaan


proyek at cost, at schedule and at quality (ACTION)

103
Leadership & Transformation

A Leader Creates Other Leaders


Kenapa organisasi bisa hancur? Kenapa negara bisa gagal? Itu semua
karena leadership, karena kepemimpinan pucuk pemimpinnya yang tidak
sanggup memimpin. Pemimpin yang baik memiliki leadership yang kuat.
Ia secara proaktif melakukan perubahan atau transformasi. Transformasi
ini sendiri tidak akan pernah berhasil tanpa adanya leadership tersebut.
Sementara leadership tak akan pernah berhasil tanpa adanya kompetensi.
Leadership itu ditempa buka dilahirkan, apalagi dibuat-buat.
Banyak yang inbox ke aku karena terinspirasi dari konten yang aku
posting di LinkedIn, termasuk yang mau kolaborasi proyek data maupun
lanjut sekolah Master dan Doktor. Hal ini tentunya menjadi sebuah
kebahagiaan jika kolega, mahasiswa mencapai apa yang diharapkan
bahkan lebih dari harapan. Sering aku sampaikan kepada hampir ribuan
mahasiswa di berbagai kelas bahwa jangan pernah berhenti belajar setelah
lulus. Lanjutkan belajar dan berkarya baik di perusahaan maupun level
doktoral. Boleh jadi achievement kalian bisa melebihi aku. itu menjadi
kebahagiaan seorang guru melihat mahasiswanya berhasil.
Sama halnya dengan guru-guru aku sejak SMA hingga universitas.
Mereka amat bangga sekali dengan pencapaianku saat ini. Bahkan kisahku
sering diceritakan sebagai role model untuk memotivasi adik-adik junior.
Niatnya bukan untuk membanggakan namun menjadi teladan, contoh
untuk generasi berikutnya. Perlu diperbanyak contoh figur teladan
sehingga generasi kita tidak salah mencontoh. Jangan sampe hanya sibuk
joget-joget buat konten viral. itu mengindikasikan rendahnya public figure
yang layak dicontoh. Contohlah public figure yang sudah matang yang
melewati berbagai ujian hidup from zero to hero. Jangan sampai terbuai
dengan packaging pencitraan. Cek track record dan konsistensinya
Maka di sini, seorang leader merupakan seorang guru yang
mengemban visi untuk mendorong terciptanya generasi dengan
karakteristik leader kemudian. Aku pada akhirnya akan tua dan mati,
namun berkat banyaknya orang yang terinspirasi dan kemudian menjadi
seperti aku bahkan melebihi. Di sini pada hakikatnya aku tidak pernah
mati. A leader creates other leaders.

104
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Mentalitas Founder
Kenapa banyak perusahaan
tidak bisa eksis ketika founder-
nya diganti? Karena founder’s
mentality-nya tidak diestafetkan
ke kepemimpinan berikutnya.
Dampaknya, tanpa founder’s
mentality di saat founder atau
top management-nya pensiun
atau berganti, kinerja
perusahaan mengalami
penurunan drastis sehingga
banyak yang gagal (default path)
bahkan menjadi kehilangan
agility. Strategi customer centric
pada akhirnya berubah dan terjebak pada birokrasi. Mentalitas founder itu
penting untuk dibudayakan karena ia menjadi values dan social norms di
perusahaan.

105
Leadership & Transformation

“The world’s most valuable resource is no longer oil, but data”

– The Economist

106
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

DATA SCIENCE

Kenapa Data?
Skillset yang dibutuhkan di era sekarang sangat terkait dengan data.
Satu dari karier penting yaitu data scientist yang menurut World Economic
Forum (WEF) merupakan profesi dengan gaji tertinggi di dunia. Lantas
kenapa data begitu berharga sampai disebut The Economist (2017) sebagai
new oil? Data sebetulnya tidak ada gunanya sama dengan raw material di
dunia pertambangan. Namun data kemudian berguna ketika ditempatkan
pada konteks yang tepat. Data sudah diolah sehingga memiliki added
value. Berdasarkan konsep, data yang diolah akan membentuk informasi,
sementara informasi yang diolah akan membentuk pengetahuan dan pada
akhirnya kebijaksanaan (wisdom). Lantas bagaimana menjadikan data
sehingga valuable?
Kita dan juga perusahaan harus memiliki kapabilitas untuk mengelola
data sehingga mampu hadirkan value. Di sini kapabilitas yang dibutuhkan
adalah analytical capability. Tanpa capability investasi itu bisa menjadi
beban perusahaan, bahkan jadi sunk cost. Inilah kenapa perusahaan yang
aku buat tidak jualan tools sehingga tidak terafiliasi dengan satu vendor
mana pun.
Namun kami mencoba mengoptimalkan penggunaan apa pun
tools melalui pengembangan capability, competence, data-driven culture
bahkan analytical mindset. Kami menggunakan seluruh tools di dalam
proyek. Sehingga klien tidak perlu meng-install tools baru. Cukup dengan
existing tools yang sudah biasa digunakan sehingga klien tidak perlu
mengalokasikan dana untuk investasi baru. Kita fokus di pengembangan
kapabilitas terkait bagaimana kemampuan descriptive bisa menjadi
predictive analytics melalui pengembangan proyek, pendampingan dan
pelatihan.

107
Leadership & Transformation

Data: Peluang atau Ancaman?

Data adalah minyak baru (The Economist, 2017). Era data ini dipicu
oleh derasnya arus informasi sejak berkembangnya teknologi komputasi
yang membuat transformasi digital sebagai keniscayaan. Aku yang dahulu
adalah seorang engineer di bidang energi namun bertransformasi dengan
merambah ke dunia data dengan menjadi data scientist. Kini aku familier
dengan Tableau, Power BI, Phyton, R, KNIME dan dapat memanfaatkannya
melalui berbagai proyek yang aku kerjakan. Dari sini orang bertanya,
“Data untuk menciptakan benefit itu bagaimana caranya? Apakah data
juga bisa menjadi ancaman?”. Aku akan mengungkapkan bagaimana data
dapat menjadi peluang sekaligus ancaman.
Data seperti raw material adalah barang yang tidak berguna.
Bergunanya data setelah mampu diolah sehingga menjadi informasi dan
pengetahuan yang memiliki value-added. Transformasi data menjadi value
inilah akan membantu organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan
performanya. Perusahaan yang cermat menganalisis behavior
pelanggannya akan dapat memprediksi market atas barang yang akan
dijualnya menjadi semakin presisi. Organisasi dengan kemampuan untuk
menganalisis foresight tren ke depan melalui data atau informasi yang ada

108
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

akan dapat terus survive karena melalui data tersebut mereka akan dapat
meningkatkan kapasitasnya jika memang diperlukan skillset baru atau
merancang strategi baru.
Namun, tanpa adanya kemampuan untuk mentransformasi data
menjadi value, data akan menjadi ancaman bagi sebuah organisasi. Tanpa
adanya kemampuan untuk memberikan added-value, data akan tetap
menjadi raw material yang tidak bernilai. Lantas apa kemampuan yang
diperlukan?

Technical capability. Bagaimana individu atau perusahaan

1 memiliki kemampuan teknikal untuk mengolah data dengan


tools atau teknik tertentu. Saat ini banyak didapati aplikasi
olah data seperti halnya R, Tableu, dan lain-lain.

Kita harus memiliki digital leadership yaitu kemampuan

2 untuk mentransformasi data menjadi inside tertentu dengan


mengelola resource yang dimiliki seperti halnya data,
infrastruktur, keuangan, dan sebagainya.

Digital vision artinya memiliki bayangan untuk menjadikan

3
value dari data atau menjadikan dari aktivitas olah data
menjadi produk yang memiliki value tertentu. Misalnya
memiliki bayangan untuk melakukan profiling dari customer
sebagai contoh.

109
Leadership & Transformation

110
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Mastering Data Competency


Setelah kita tahu pentingnya data, langkah selanjutnya adalah
mastering kompetensi dalam mengolah data. Tanpa sentuhan kapabilitas,
data akan menjadi meaningless. Berbagai negara, perusahaan dan institusi
melakukan upskilling cara mengolah data agar lebih efektif dan efisien di
antaranya dengan mentransformasi data descriptive menjadi predictive
dan prescriptive analytics. Pada level predictive, kemampuan perusahaan
memprediksi dan membuat skenario menjadi foresights yang akan menjadi
sumber keunggulan dalam bersaing.
Kita harus tahu juga perbedaan peranan antara data scientist, data
engineer, dan data analyst. Data scientist menggunakan statistika dan
machine learning untuk membuat prediksi dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan kunci bisnis. Di sini skillset yang dikuasai mencakup matematika,
programming, statistic. Sementara tools yang dapat digunakan seperti
SQL, Phyton, R dan Cloud. Data engineer membangun dan mengoptimasi
sistem yang memungkinkan data scientist dan data analyst perform pada
kerjanya. Skillset yang diperlukan di sini adalah programming, big data
dan cloud. Sementara tools yang digunakan adalah SQL, Phyton, Cloud, dan
distributed computing.
Sementara itu data analyst men-deliver value dengan mengambil
data dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya untuk membantu
membuat keputusan bisnis. Skillset yang diperlukan seorang data analyst
mencakup komunikasi dan pengetahuan terkait bisnis. Adapun tools yang
biasa digunakan seperti SQL, Excel, dan Tableu.

111
Leadership & Transformation

Untuk memiliki skillset di data, terdapat tiga pilar yang harus dipahami
yaitu domain knowledge, statistic, dan computing/programming skills.
Pertama, domain knowledge. Pahami konteks industri dari pengalaman
kerja, hands on langsung, terjun ke lapangan. Ke-2, statistics. Pilar ini
akan menjadi logic dan guidance kunci. Tanpa mendalami statistika, kita
hanya bisa Amati Tiru Modifikasi (ATM) tanpa mengerti logika behind the
algorithm. Ke-3, computing/programming skill. Setelah menguasai domain
knowledge & statistics, coding dll. harus dipelajari awalannya dengan ATM
namun setelah menyelam lebih dalam akan semakin terbiasa coding from
scratch.
Saat kuliah dan tesis S-1, aku sudah memakai aplikasi Matlab,
Minitab, Hysis lalu lanjut S-2 dengan STATA, Eviews, SPSS, Crystal Ball
dengan Monte Carlo Decisioneering Sofware dan S-3 dengan Lisrel dan

112
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Amos. Untuk publikasi S-3 malah aku menggunakan R programming untuk


sentiment analysis (bibliometric).

Machine Learning
Sejak pertama kali komputer diciptakan, manusia sudah memikirkan
bagaimana caranya agar komputer dapat belajar dari pengalaman. Pada
tahun 1952, Arthur Samuel menciptakan sebuah program, game of checkers,
pada sebuah komputer IBM. Program tersebut dapat mempelajari gerakan
untuk memenangkan permainan checkers dan menyimpan gerakan
tersebut ke dalam memorinya.
Manusia telah lama memimpikan mesin yang dapat “berpikir”,
bahkan sejak zaman Yunani Kuno, seperti Talos dalam mitos Yunani Kuno.
Talos digambarkan sebagai automaton (semacam robot) yang terbuat dari
perunggu yang diciptakan untuk melindungi Eropa.
Keingintahuan terus berlanjut sampai komputer pertama kali
ditemukan, para insinyur dan ilmuan bertanya-tanya apakah komputer
suatu hari mampu “berpikir”. Rasa ingin tahu tersebut telah melahirkan
salah satu bidang ilmu komputer yang disebut kecerdasan buatan
(artificial intelligence). Kecerdasan buatan merupakan studi tentang teori
dan pengembangan sistem komputer agar mampu melakukan tugas-tugas
yang dahulu hanya dapat dilakukan oleh manusia.
Dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, muncul
salah satu cabang kecerdasan buatan yang memperoleh banyak perhatian
dari para peneliti yang disebut Machine Learning (ML). ML mempelajari
teori agar komputer mampu “belajar” dari data. Selain itu, ML melibatkan
berbagai disiplin ilmu seperti statistika, ilmu komputer, matematika dan
bahkan neurologi. Salah satu algoritma ML yang menarik adalah jaringan
saraf tiruan, seperti namanya, jaringan saraf tiruan terinspirasi dari cara
kerja otak manusia yang disederhanakan.
Istilah machine learning pada dasarnya adalah proses komputer
untuk belajar dari data (learn from data). Tanpa adanya data, komputer
tidak akan bisa belajar apa-apa. Oleh karena itu jika kita ingin belajar ML,
pasti akan terus berinteraksi dengan data. Semua pengetahuan ML pasti
akan melibatkan data. Data bisa saja sama, namun dengan algoritma dan
pendekatan yang berbeda-beda akan didapatkan hasil yang berbeda pula.
Di berbagai proyek people analytics, kita membangun, melatih,
dan menguji model ML untuk memprediksi pengurangan karyawan baik

113
Leadership & Transformation

dari resign atau turnover menggunakan fitur-fitur seperti kepuasan kerja


karyawan, jarak dari pekerjaan, kompensasi, dan kinerja.
Proyek ini dapat diterapkan secara efektif di departemen Sumber
Daya Manusia (SDM) di mana pun untuk memprediksi karyawan mana
yang lebih mungkin untuk keluar berdasarkan atas behavior mereka
selama ini. Dengan mesin, kita bisa membangun budaya transparansi dan
data-driven untuk mengoptimalkan dukungan guna pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan.

Data Visualization
Setelah kita mendapatkan data dan mengolahnya, maka langkah
selanjutnya adalah menyajikan data ke dalam bentuk visualisasi seperti
halnya diagram, grafik, dan sebagainya. Visualisasi ini penting untuk
menyajikan kompleksitas data ke dalam bentuk yang lebih sederhana
sehingga dapat dipahami oleh banyak orang. Pertanyaannya adalah
bagaimana memvisualisasikan data yang sangat banyak seefektif dan
seefisien mungkin?
Ada dua hal yang dapat dilakukan.

Know your data. Apakah jenis data yang kamu punya, apakah
bentuknya numerik, ordinal, atau kategorikal.

114
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Know your purpose. Tujuan dari penyajian data ini apa, apakah
untuk membandingkan (comparison), distribution, correlation,
composition, dan sebagainya.

Data visualization merupakan tahapan dalam mengelola data


setelah dilakukan pengumpulan data (data collection) dan persiapan data
(data preparation). Dari visualisasi data ini, data kemudian dianalisis
dan diceritakan dalam narasi-narasi untuk menjawab tujuan awal. Di sini
kita dapat melihat bahwa visualisasi data amat erat kaitannya dengan
pengambilan keputusan melalui data (data-based decision making).

115
Leadership & Transformation

Predictive Analytics
Kenapa kita harus fokus mengembangkan predictive analytics?
Evolusi menggambarkan apa yang telah dan sedang terjadi. Lebih
dari 50% proyek yang kami kembangkan adalah predictive analytics
menggunakan seluruh tools yang paling modern seabad ini yaitu Python
dan R atau dengan tools yang paling canggih versi Gartner yaitu Power
BI dan Tableau. Banyak dari kita menganggap dengan Excel saja cukup.
Logikanya, kalau Excel itu bisa menjawab tantangan pengolahan data
saat ini, kenapa Microsoft selaku provider yang sama membuat Microsoft
Power BI dan Microsoft Azure? Tools baru ini pastinya sudah dipersiapkan
untuk menjawab tantangan saat ini yang dimiliki oleh tools sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya, sudahkah organisasi kamu memiliki
blueprint atau digital transformation roadmap? Sudahkah organisasi
kamu punya digital champion dan komite data atau digitalisasi yang
menyupervisi digital champion tersebut? Ini yang harus dijawab karena
pada prinsipnya predictive analytics dipakai untuk memprediksi apa yang
terjadi ke depan. Kemampuan prediksi ini penting mengingat kita tidak
pernah tahu perubahan apa yang akan terjadi di masa mendatang.

116
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Data Analytics
Tanpa pengetahuan (knowledge), data hanya menjadi sekumpulan
data (sorted data) yang tidak memiliki nilai. Itulah kenapa, dalam
perusahaan aku tidak hanya mengasah kemampuan mengolah data dengan
machine learning, melainkan lebih dari itu. Kami gunakan tacit knowledge
untuk membuat perbedaan sehingga data yang ada dapat kami olah untuk
menjadi sebuah narasi yang memiliki value.
Sebagai contoh dari proyek yang berjalan di klien, kami
menggunakan pendekatan makroekonomi, mikroekonomi, IO, business
model, finance, risk, operation dari memilih data predictors, membangun
hipotesis, menjelaskan dan menginterpretasi hasil hingga implikasinya
untuk pertumbuhan bisnis klien secara berkelanjutan.
Ketika kita mengarahkan data ke data analytics, prosesnya dimulai
dengan data awareness lalu competence development, kemudian baru ke
data analytics/machine learning platform development. Di sini competence
development menjadi kritikal karena membutuhkan integrasi antara
domain expertise, statistics dan computing. Di sisi lain setelah platform
jalan kita juga harus menyelaraskan data driven, tidak hanya sebagai
sebuah proses bisnis melainkan juga menjadi kultur perusahaan. Pada
level ini, perusahaan bisa leading dan stand out from crowd.
Lantas apa sebetulnya data analytics? Bagaimana mentransformasi
data menjadi value melalui data analytics? Melalui data analytics,
perusahaan kita dapat:
1. Meningkatkan layanan terhadap pelanggan, produk dan layanan
melalui actionable insights
2. Meningkatkan efisiensi melalui pengurangan waktu untuk mengelola
data
3. Mengurangi beban kerja dan kekeliruan dalam mengolah data dan
pengambilan keputusan
4. Membangun data-driven culture dan agile mindset sehingga dapat
merespons dinamika bisnis dan kompetisi
Dari prinsip ini, 1 tahun 1 bulan perusahaan kami melayani klien
dengan lebih mendapatkan kepercayaan di 22+ perusahaan, 100+ alumni
masterclass dari 40 batch yang berjalan, 10+ corporate inhouse.

117
Leadership & Transformation

Ambidexterity in Data Science


Kemampuan mengoptimalkan otak kanan dan otak kiri sekaligus
diistilahkan dengan ambidextrous thinking. Big data yang memuat
informasi beragam yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
menjadikan saat memahaminya harus menggunakan framework yang
jelas. Nah, pertanyaannya bagaimana menjadikan ambidextrous thinking
kita di bidang data science menjadi optimal?
Terdapat dua macam yang dilakukan yaitu divergent thinking dan
convergent thinking.
Divergent thinking yakni
pemahaman akan bisnis
(business understanding)
dan penyebaran visual
(visual deployment). Di
sini penekanan pada
eksplorasi kemungkinan-
kemungkinan.
Convergent thinking yakni
pemahaman akan data
(data understanding), data
modelling and evaluation.
Di sini keputusan harus
ditetapkan dan dijalankan dari kemungkinan-kemungkinan yang
ada.

118
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Data Scientist
Harvard Business Review, media bisnis terbitan Harvard University,
menyebut data scientist sebagai Profesi Terseksi Abad 21. Glassdoor, situs
pencari kerja terbesar di Amerika Serikat, juga sepakat dengan hal tersebut
dan menyebutkan bahwa data scientist adalah pekerjaan terbaik saat ini.
Glassdoor menggunakan tiga kriteria dalam melakukan penilaian profesi
terbaik, yaitu jumlah lowongan, rata-rata gaji, dan kesempatan karier. Tren
ini juga terjadi di Indonesia. Dilansir dari Tech in Asia Jobs, pada Desember
2018 terdapat 209 lowongan pekerjaan di bidang data science termasuk
analytics di Indonesia saja. Di situs Kalibrr, pada Desember 2018 dengan
kata kunci data analyst terdapat 2471 lowongan dan dengan kata kunci
data scientist terdapat 1535 lowongan di Indonesia dan Singapura. Hal
ini menunjukkan permintaan yang tinggi dari berbagai perusahaan dan
organisasi terhadap talenta yang berkecimpung di bidang data science.
Data science menjadi profesi yang paling demanding saat ini. Lantas
skillset apa saja yang perlu dilatih? Hard skill dan soft skill yang pasti. Di
tingkat hard skill, kemampuan matematika khususnya statistika dan
pemrograman menjadi skillset yang harus dimiliki, sementara soft skill
yang harus dimiliki adalah konteks untuk memahami pengolahan data
ini diperuntukkan untuk apa. Tahapan awal di data science disebut data
mining yang pada hakikatnya adalah data collection di konteks big data.
Data & business understanding menjadi tahapan data mining yang paling
krusial. Itulah kenapa di tim harus terdapat special expert di bidang
tertentu termasuk dari klien. Karena data science itu memprovide methods,
sementara domainnya itu expert sesuai bidangnya.
Salah satu paradoks yang aku garisbawahi bahwa banyak data
scientist kehilangan arah. Mereka mengolah data untuk menunjukkan
keahliannya dalam coding atau deep learning namun modelnya pun jadi
overfitting dan kurang dimengerti karena tidak adanya tacit knowledge.
Padahal tujuan kita menjalankan data mining adalah menciptakan nilai
tambah dan solusi untuk sebuah organisasi seperti korporasi.
Secara praktik, kami pernah mengikuti perlombaan di Maritime
Innovation Week 2022 Hackaton di UK. Dalam perlombaan ini kita
diberikan kasus bagaimana menurunkan emisi CO2 dalam industri
perkapalan dan maritim sehingga tercapai zero emission pada 2030. Di
kasus ini, kami menggunakan predictive analytics menggunakan machine
learning dan scenario modelling dengan Python dan Power BI. Hasilnya

119
Leadership & Transformation

kami dapat menyediakan laporan otomatis dan model prediktif sehingga


dapat mencapai zero emission dengan mengganti bahan bakar fosil yang
ada saat ini dengan biofuel sambil mengoptimalkan operation dan suppy
chain di antara pabrik (plant), kontainer, dan kendaraan. Hasilnya kami
mendapatkan juara pertama di event tersebut.

120
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

REFERENSI

Barney, J. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive


Advantage. Journal of Management, 17(1), 99–120. https://doi.
org/10.1177/014920639101700108
Giles, Lionel. (1910). The Art of War of Sun Tzu, Retrieved from http://
classics.mit.edu/Tzu/artwar.html
Sirmon, David G. and Hitt, Michael A. and Ireland, R. Duane and Gilbert,
Brett Anitra. (2010). Resource Orchestration to Create Competitive
Advantage: Breadth, Depth, and Life Cycle Effects. Journal of
Management, Vol. 37, No. 5, pp. 1390-1412, Available at SSRN:
https://ssrn.com/abstract=1994489
The Economist. (2017). The world’s most valuable resource is no
longer oil, but data, Retrieved from https://www.economist.com/
leaders/2017/05/06/the-worlds-most-valuable-resource-is-no-
longer-oil-but-data

121
Leadership & Transformation

122
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

PROFIL PENULIS

Dr. Harry Patria adalah seorang profesional, dosen,


dan CEO & Data Strategist Patria & Co. Ia menamatkan
pendidikan sarjana di jurusan Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung (2003-2008), kemudian
pascasarjana di Magister Teknik Kimia Universitas
Indonesia (2011-2013), Magister Ilmu Ekonomi
Universitas Indonesia (2013-2015), dan Doktor Ilmu
Manajemen Universitas Indonesia (2017-2020) dengan lulusan terbaik
dan tercepat. Untuk mendalami ilmu data, Ia kembali melanjutkan kuliah
dengan mengambil Master in Data Science University of Newcastle (2021-
2022). Kini Ia tengah menyiapkan studinya untuk melanjutkan ke program
doktor di bidang Scenario Planning & Strategic Foresight University of
Strathclyde, Glasgow dengan beasiswa penuh UK Research Innovation
2022-2025.
Dalam pekerjaan, Dr. Harry Patria merupakan Senior Business
Development Perusahaan Gas Negara Tbk (2008-2012), Senior Manager of
Business Development PT Elektrindo Perkasa Utama (2012-2018), Senior
Manager of Corporate Planning & Communication PT Elnusa Petrofin (2018-
2020), Vice President of Corporate Planning and Business Development
PT Berdikari (SOE) (2020-2021), dosen di berbagai universitas ternama di
Indonesia yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, dan Binus University (2020-sekarang), dan
Direktur Analitik PT Indeks Komoditas Indonesia (2022-sekarang).
Pada 2021, ia mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Strategi
Transforma Infiniti (Patria & Co.) yang fokus data analytics dan strategi
perusahaan. Sampai saat ini, perusahaan tersebut telah meng-handle lebih
dari 25 proyek analitik, workshop business strategy & data science dengan
alumni mencapai lebih dari 100 orang, berpartisipasi dalam lebih dari 50
konferensi, dan mengakselerasi predictive analytics di Badan Usaha Milik

123
Leadership & Transformation

Negara (BUMN) sebagai expert. Ia adalah expert di bidang computing skills


dan business intelligence dengan berbagai bahasa pemrograman seperti
Python, R, Tableu, dan Power BI.
Dr. Harry Patria mendapatkan beberapa capaian baik di akademik
maupun nonakademik seperti halnya mendapatkan the best GPA dan
lulusan tercepat saat studi di Program Doktor Universitas Indonesia
(2020) dan Pemenang Hackathon Maritime Innovaton Week 2022 yang
diselenggarakan oleh Port of Tyne & National Innovation Centre for Data
(NICD) United Kingdom. Selama studi doktoral di Universitas Indonesia Ia
mendapatkan beasiswa penuh dari LPDP dan Vice-Chancellor’s Excellence
Scholarship untuk program Master in Data Science Newcastle University.
Selain mengerjakan proyek-proyek di bidang data analytics dan manajemen
strategik, Ia secara aktif menerbitkan artikel di berbagai jurnal ilmiah
seperti halnya International Journal of Advanced Science Computing and
Engineering dan Economics and Finance Indonesia Journal.

124
Liputan Media Lainnya Terkait Dr.Harry Patria

Harry Patria data scientist terbaik di kancah global https://koran.tempo.co/read/info-


tempo/478867/harry-patria-data-scientist-terbaik-di-kancah-global

WNI Ini Harumkan Indonesia Lewat Bidang Data Scientist di Kancah Global
https://www.republika.co.id/berita/rmsjzo349/wni-ini-harumkan-indonesia-lewat-bidang-data-
scientist-di-kancah-global

Data Scientist Jadi Profesi yang Paling Banyak Dicari https://investor.id/business/316356/data-


scientist-jadi-profesi-yang-paling-banyak-dicari

Mahasiswa Indonesia Juarai Kompetisi Data Science di Inggris https://investor.id/it-and-


telecommunication/296888/mahasiswa-indonesia-juarai-kompetisi-data-science-di-inggris

Mahasiswa Indonesia raih penghargaan di Inggris


https://www.antaranews.com/berita/3302243/mahasiswa-indonesia-raih-penghargaan-di-inggris

Mahasiswa Indonesia raih juara di UK https://www.antaranews.com/berita/2941537/mahasiswa-


indonesia-raih-juara-di-uk

Mahasiswa Indonesia di UK, Harumkan Indonesia Lewat Bidang Data Scientist di Kancah Global
https://jakarta.suaramerdeka.com/pendidikan/pr-1346068473/mahasiswa-indonesia-di-uk-
harumkan-indonesia-lewat-bidang-data-scientist-di-kancah-global

WNI Ini Harumkan Indonesia Lewat Bidang Data Scientist di Kancah Global https://www.msn.com/id-
id/berita/nasional/wni-ini-harumkan-indonesia-lewat-bidang-data-scientist-di-kancah-global/ar-
AA15bQLw?li=AAfuAgL

Data Sains 2022 di Inggris Dimenangkan Mahasiswa Indonesia https://portalbisnis.co/mahasiswa-


indonesia-ukir-prestasi-internasional/

Doktor Asal Indonesia Harumkan Nama Bangsa Lewat Bidang Data Scientist di Maritime Innovatioan
Week UK https://www.rctiplus.com/news/detail/nasional/3195510/doktor-asal-indonesia-
harumkan-nama-bangsa-lewat-bidang-data-scientist-di-maritime-innovatioan-week-uk

Mahasiswa Indonesia Mengharumkan Nama Bangsa, Juara Kompetisi Data Science di Inggris
https://feb.ui.ac.id/2022/06/15/mahasiswa-indonesia-mengharumkan-nama-bangsa-juara-
kompetisi-data-science-di-inggris/

MARITIME INNOVATION IN ACTION https://www.portoftyne.co.uk/news-and-media/news/maritime-


innovation-in-action

Looking back on the Maritime Innovation Week 2022 Hackathons with Port of Tyne
https://nicd.org.uk/news-and-insights/looking-back-on-the-maritime-innovation-week-2022-
hackathons-with-port-of-tyne
Leadership & Transformation

Kata Mereka tentang Dr. Harry Patria

Mr. Harry is very enthusiastic & full


of curiosity, a he is always willing
to share his knowledge with others.
So when PGN is developing a BI
platform using Tableau, I directly
asked to invited Ms Harry ...

Faris Murtadi
Operation and Maintenance Management Gas Transmission
at PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Muhammad Rully Chaerul Shobar


Senior Reservoir Engineer of EOR Planning and Evaluation
at PT Pertamina Hulu Indonesia.

Harry is more than capable


of bringing us to the world of
Business Analytics. He has
also strong background as
an economist and business
management scientist...

130
How to Become a Lifelong Learner Amid Disruption

Dr. Harry has great knowledge


in data science. He has already
supported us to develop demand-
supply forecast and modeling
and help us to define the future
strategy for East-West Seed
Indonesia

Ridho Bilhaq
Acting Business Development Manager
at East West Seed Indonesia

Fery Iriyawan, SE, QIA, CISA, CFE, ERMCR CIA


General Manager Internal Audit & Risk Management
at PT Delta Dunia Makmur Tbk

Dr. Harry Patria has helped in


improving the competence of
our auditors and risk advisory
team regarding data analytics
(descriptive & diagnostics) for
business optimization

131

Anda mungkin juga menyukai