Anda di halaman 1dari 4

SOP (Standing Operation Procedure)

Deteksi dan Pemadaman Hot-spot pada Coal Stock-pile

Deskripsi
Hot-spot (swa-panas dan swa-bakar - self-heating and spontaneous combustion) dapat terjadi di dalam dan/atau
pada permukaan timbunan (stock-pile) atau bunker/silo batubara. Hot-spot terjadi dalam beberapa
tahapan proses, dimana setiap tahap berlangsung dengan temperatur, waktu dan emisi gas yang
berbeda.

Metoda terbaik pemadaman swa-panas dan swa-bakar (hotspot) pada stock-pile adalah dengan
menginjeksikan langsung cairan pemadam ke titik hotspot yang telah diketahui. Penginjeksian dilakukan
dengan menggunakan batang pemadam hotspot (piercing rod).
Batang piercing rod ditancapkan/dicucukkan ke dalam stockpile mencapai titik hotspot, kemudian cairan
pemadam diinjeksikan/dipancarkan, sehingga memadamkan titik hotspot trersebut. Batang piercing rod
dapat disambung-sambung hinggan panjang yang dibutuhkan, dan ditancapkan dari atas atau dari
samping stockpile.

Tujuan Praktek
Setelah mengikuti praktek, peserta mampu mendeteksi terjadi hot-spot, menentukan letak titik hot-spot
dan memadamkan hot-spot sedini mungkin untuk mencegah swa-panas membesar menjadi swa-bakar,
sehingga bahaya kebakaran yang lebih besar terhindari.

Alat Pelindung Diri APD (Personal Protectitive Equipment PPE)

 Topi pengaman (Safety helmet - Hardhat)


 Baju tahan panas (Flame Resistant Cloth - Hi Visibility Flame Resistant (FR) level 3 clothing as a
minimum)
 Sepatu pengaman dari kulit (Safety Shoes - steel toed boots)
 Kacamata (Goggle - Glasses with side shields)
 Saringan udara pernafasan (Respirator - Air purifying particle filtering respirator (p100 filters))
 Sarung tangan kulit (Work gloves)
 Pelacak gas beracun (Poisonic Gas Detector)
 Pelacak temperatur (Infra-red Camera – Thermography)

Peralatan
 Air Injector
 Heater Stick
 Deep Stick Temperatur Sensor
 Piercing Rod
 Gas Leakage Detector
 Infra Red Camera

Pengoperasian Stock-pile
Persiapan:
1. Pakai APD dengan sempurna
2. Coal Stock-pile dalam keadaan terisi penuh batubara
3. Catu udara bertekanan sudah tersedia di Panel Operasi Udara Pemanas (sistem Udara Kompresi
kondisi normal)
4. Atur tekanan pada tabung distribusi udara di dalam Panel Operasi Udara Pemanas melalu
Pressure Regulator hingga tekanan P = 4 bar
5. Yakinkan catu tegangan listrik telah tersedia di terminal (stop contact) untuk Pemanas batubara
(Coal Heater)
6. Siapkan kabel terminal pemanas batubara di area stock-pile, dan sambungkan ke terminal (stop
contact)nya, yakinkan kondisinya normal
7. Siapkan selang (hose) udara pemanas batubara di area stock-pile, dan sambungkan ke terminal
dari tabung distribusi udara
8. Siapkan pipa injeksi udara pemanas (Air Injector) di area stock-pile, yakinkan katup udara dalam
keadaan tertutup
9. Siapkan batang pemanas batubara (Heater Stick) di area stock-pile
10. Siapkan batang pengukur temperatur batubara (Deep Stick Temperature Sensor) di area stock-
pile
11. Siapkan selang (hose) air pemadam, dan sambungkan ke Fire Hydrant terdekat, yakinkan
kondisinya normal
12. Siapkan batang pemadam swa-panas dan swa-bakar (Hot Spot) batubara (Piercing Rod) di area
stock-pile, pastikan katup air pemadam dalam keadaan tertutup.
13. Siapkan dan sambungkan tabung bladder bahan kimia surfactant ke sistem air pemadam (Fire
Hydrant system). Pastikan katup keluar cairan surfactant dalam keadaan tertutup. Siapkan juga
sejumlah cairan kimia surfactant di area sistem Hydrant.

Pembuatan Simulasi hot-spot


 Masukkan pipa injeksi udara pemanas (Air Injector) ke dalam batubara melalui lubang injeksi
udara yang dilipih di area stock-pile
 Sambungkan selang (hose) udara pemanas batubara pipa injeksi udara pemanas (Air Injector)
 Buka katup udara perlahan-lahan hingga 45O,
 Perhatikan dan atur tekanan udara keluar Pressure Regulator di panel distribusi udara hingga 4
bar.
 Perhatikan permukaan batubara di bagian atas posisi injeksi udara, apakah ada semburan udara
dan atau debu. Jika ada, segera kecilkan pembukaan katup udara.
 Tunggu hingga beberapa jam, pantau temperatur permukaan batubara dengan alat IR camera
(thermograph camera), dan emisi gas CO,CO2, H2O, O2 dan CH4 dengan alat Gas Detector. Atur
pembukaan katup udara, sesuaikan dengan laju emisi gas.
 Masukkan batang pemanas batubara (Heater stick) ke dalam stockpile di posisi atas pipa injeksi
udara, nyalakan dengan masukkan steker ujung kabel ke stop kontak, pantau kenaikan
temperatur permukaan batubara dengan IR camera, dan emisi gas CO,CO2, H2O dan CH4.
 Matikan batang pemanas batubara jika sudah terlihat keluar asap putih kebiruan, atau setelah
15 menit. Ulangi menyalakannya kembali 5. menit kemudian
 Perhatikan asap yang keluar dari permukaan batubara, jika berwarna putih kebiruan dan
membesar; segera cabut batang pemanas.
 Perhatikan permukaan batubara, apakah ada bara api atau nyala; segera tutup katup udara.
Pendeteksian Hotspot
1. Lakukan pendeteksian dan pengukuran hotspot dengan alat yang tersedia dan catat/rekam
setiap hasilnya.
2. Pantau temperatur permukaan batubara dengan alat IR camera (thermograph camera), dan
emisi gas CO,CO2, H2O, O2 dan CH4 dengan alat Gas Detector.
3. Perhatikan apakah ada asap yang keluar dari permukaan batubara
4. Jika terpantau ada titik pada permukaan batubara bertemperatur ≥ 70OC dan/atau terlihat ada
asap putih, hal ini merupakan indikasi telah terjadi hotspot pada lokasi titik tersebut (titik
hotspot).
5. Masukkan (cucukkan) batang pengukur temperatur batubara (Deep Stick Temperature Sensor)
dari atas permukaan titik hotspot secara perlahan-lahan sambil membaca temperatur yang
terukur. Pada temperatur terukur yang tertinggi, maka itulah titik hotspot yang telah terjadi.
Tandai posisi hotspot dan perkirakan kedalaman titik hotspot tersebut, dan dicatat.

Pemadaman Hotspot
1. Isi tabung bladder dengan cairan bahan kimia surfactant.
2. Sambungkan Batang Pemadam Hotspot (Piercing rod) dengan selang air pemadam (Fire Hydrant
Hose), buka katup keluar air pemadam. Cek tekanan air pemadam, dan periksa apakah ada
kebocoran air pada selang.
3. Angkat dan panggul, pegang Batang Pemadam Hotspot dengan posisi mendatar. Buka katup
keluar tabung bladder. Buka katup air masuk perlahan-lahan, perhatikan bentuk pancaran air
keluar dari nosel pancar di ujung batang. Jika normal, tutup kembali katup masuk air pemadam.
4. Masukkan/cucukkan ujung batang kedalam batubara dari samping hingga mencapai posisi
hotspot yang ditemukan dalam batubara (jika sulit dimasukkan, bantu dengan cara membuka
sedikit katup masuk air pemadam).
5. Jika posisi hotspot telah dicapai, perlahan-lahan buka katup masuk air pemadam; tunggu
beberapa saat dan perhatikan asap yang keluar dari hotspot apakah mulai berkurang.
6. Jika asap yang keluar dari hotspot sudah sangat berkurang, tutup katup keluar bahan kimia pada
tabung bladder, dan batang pemadam Hotspot dapat mulai ditarik keluar, sambil katup masuk
air pemadam ditutup perlahan-lahan.
7. Pantau temperatur permukaan batubara dengan alat IR camera (thermograph camera), dan
emisi gas CO,CO2, H2O, O2 dan CH4 dengan alat Gas Detector.
8. Perhatikan apakah masih ada asap yang keluar dari permukaan batubara
9. Jika hotspot diyakini telah padam, katup keluar air pemadam (Fire Hydrant) dapat ditutup,
Batang Pemadam Hotspot dapat dikeluarkan dan dilepas.
10. Selang air pemadam dapat digulung kembali.

Pelaporan praktek
Buat laporan hasil praktek uji ledak sesuai format yang ditentukan

Anda mungkin juga menyukai