Anda di halaman 1dari 38

TEKNIK DAN METODE

SAMPLING BAHAN BAKAR MINYAK


Oleh :
Nanang Hermawan

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
“LEMIGAS”

Jakarta, 3 Februari 2020


www.litbang.esdm.go.id Balitbang Esdm balitbangesdm Badan Litbang ESDM
SKKNI BIDANG PENGAMBILAN CONTOH

Dengan mengacu pada hasil Konvensi Nasional Standar Kompetensi


Bidang Pengambilan Contoh Minyak dan Gas Bumi dapat disusun daftar
unit kompetensi yang dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok,
yaitu :
• Umum (general)
• Inti (functional)
• Khusus (specific
UNIT KOPETENSI

No UMUM INTI KHUSUS


Melaksanakan Pemindahan dan
1 Menerapkan K3LL Mengambil Contoh Minyak Bumi
penyimpanan Contoh Minyak Bumi
Menerapkan statistik Melaksanakan Pemindahan dan
2 Mengambil Contoh Gas Bumi
pengambilan contoh penyimpanan Contoh Gas Bumi
Melaksanakan Pemindahan dan
Menerapkan sistem mutu dan Mengambil Contoh BBM, BBN
3 penyimpanan Contoh BBM, BBN
regulasi pengambilan contoh dan Pelumas
dan Pelumas
PENGETAHUAN YANG DIBUTUHKAN

• Metode standar pengambilan contoh


• Pedoman sistem mutu pengambilan contoh
• Memahami klasifikasi dan karakteristik dari contoh yang akan diambil
• Mengetahui karakteristik bahan kimia yang digunakan
• Mengetahui sumber-sumber bahaya dalam pengambilan contoh
• Mengetahui penggunaan perlengkapan safety
• Mengetahui spesifikasi peralatan pengambilan contoh
• Mengetahui cara pemindahan dan penyimpanan contoh yang telah diambil
• Kelengkapan alat pelindung diri (APD) yang dipersyaratkan
SAMPLING

Suatu kegiatan dengan METODE dan


TEKNIK tertentu yang harus diikuti bila
suatu substansi, bahan atau produk diambil
dengan TUJUAN untuk mendapatkan
sampel/conto yang REPRESENTATIF

5
URGENSI SAMPLING

• Sampling merupakan kegiatan yang sangat penting


dalam keseluruhan proses pengukuran
• Sampling memberikan kontribusi terbesar
terhadap kesalahan pengukuran
• Meskipun metode analisis yang digunakan sudah
valid, alat yang digunakan sudah modern dan
analis yang sudah kompeten, bila sampling salah
maka keseluruhan proses menjadi tidak berarti
KONTRIBUSI DERAJAT KESALAHAN
DALAM PROSES PENGUJIAN

Sampling

Preparasi
contoh
Tahap Pemekatan,
pengenceran,
pemisahan, isolasi dan
lainnya
Pengukuran

Kontribusi kesalahan
Ref.:After Scwedt, 1997
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA SAAT SAMPLING
• Uji sifat fisika dan kimia
Pengujian sifat fisika dan sifat kimia yang akan dilakukan terhadap sampel akan
menentukan prosedur sampling, jumlah sampel yang diperlukan dan beberapa
kebutuhan handling.
• Urutan sampling
Untuk menghindari kontaminasi minyak selama sampling, dianjurkan untuk
sampling dimulai dari atas kebawah dengan urutan : surface, top, upper, middle,
lower, outlet, clearance, all-level dan running sample
• Kebersihan peralatan
Semua peralatan yang akan digunakan harus bersih. Adanya material yang
tertinggal pada peralatan sampling akan merusak karakter sampel.
8
PERSIAPAN SEBELUM PENGAMBILAN CONTOH
1. Merencanakan teknik/metode sampling yang akan di gunakan.

Metode yang akan digunakan disarankan yang up date,valid sesuai keperuntukannya

Di sepakati antara produsen dan user

Apabila di gunakan metode lama harus melalui validasi dan verifikasi.

Apabila ada pengembangan metode harus tertelusur dokumennya

2. Mempersiapkan peralatan sampling sesuai metode.


Peralatan disesuaikan dengan keperluan pengujian.

Apabila ada peralatan tambahan harus disesuaikan dengan metode dan tidak menimbulkan

intepretasi yang bias.

3. Mempersiapkan perlengkapan safety untuk sampling.


Safety helm, Safety shoes, Safety uniform, Safety ear, Kacamata Safety , Sarung Tangan

4. Mempersiapkan surat/dokumen/kelengkapan administrasi yang akan di gunakan dalam


sampling.
Surat perintah pengambilan sampling, Tank tiket, Labeling, Buku catatan pengambilan sample

har/sampling/2017 9
PERSIAPAN SEBELUM PENGAMBILAN CONTOH

B. Mencatat level/isi produk di tangki yang akan di sampling.


 Sebagai referensi ukuran /level actual isi tangki

C. Melakukan pengukuran level/isi produk baik dengan metode innage atau outage sesuai
kebutuhan
 Untuk menentukan titik pengambilan sample
 Menetukan panjang tali yang akan digunakan
 Menentukan spot sample yang akan diambil

D. Memperhatikan arah angin sebelum melakukan pengambilan sample.


 Agar petugas pengambil sample tidak menghirup uap hidrokarbon berlebih
 Untuk keselamatan petugas dalam pengambilan contoh

har/sampling/2017 10
PERALATAN SAMPLING

• Alat pengambil sampel (thief)


• Botol sampel (gelas atau plastik)
• Kaleng sampel
• Penutup wadah sampel
• Gelas silinder atau peralatan ukur lain
• Peralatan lain yang bersih dan kering.

11
ALAT UKUR STANDARD
MERUPAKAN ALAT UKUR STANDAR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR SIFAT
FISIKA DARI PRODUK MINYAK BUMI, DIPALANGAN MAUPUN DALAM LABORATORIUM
SESUAI DENGAN METODESTANDAR YANG TELAH DITENTUKAN ATAU DIGUNAKAN

PITA UKUR
ASTM D. 1085 ATAU API 2545

MERUPAKAN UKUR DILENGKAPI


DENGAN
PITA RUNCING
BANDULAN YANG
ADA SKALANYA
DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR LEVEL
CAIRAN (MINYAK DAN AIR)
YANG TERDAPAT DI DALAM TANGKI
TIMBUN.

PITA UKUR INI BISA DIGUNAKAN UNTUK


MENGUKUR AIR BEBAS JIKA
TIDAK TERSEDIA WATER STICK BAR
PERSYARATAN PITA UKUR DAN
BANDUL
a. PENGUKURAN DENGAN METODE INNAGE ATAU OUTAGE
* JENIS PITA UKUR SESUAI STANDAR ASTM D. 1085-API 2545
* PANJANG PITA UKUR DISESUAIKAN DENGAN TINGGI TANKI

b. STANDAR BANDUL
* BERUJUNG RUNCING
* BERSKALA
* LEVEL CAIRAN LEBIH DARI 12 M, BERAT BANDUL 800 GRAM
* LEVEL CAIRAN KURANG DARI 12 M, BERAT BANDUL 600
GRAM

WATER STICK BAR


ASTM D. 1085
ADALAH TONGKAT YANG BERSKALA
MEMPUNYAI PANJANG ± 1 METER

DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KETINGGIAN


AIR BEBAS DITANGKI DARAT ATAU TANKER
OIL INDICATING PASTE

PASTA PENCARI MINYAK YANG MEMBERIKAN TANDA


BATAS LEVEL ATAS PADA PITA UKUR

WATER INDICATING PASTE

PASTA PENCARI AIR YANG MEMBERIKAN TANDA BATAS


LEVEL ATAS BOB PITA UKUR ATAU WATER STICK BAR
WEIGHTED BREAKER/BOTTLE
ASTM D. 270 ATAU API 2545

ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGAMBIL CONTOH


MINYAK YANG TERDAPAT DIDALAM TANGKI

CENTRIFUGE
ASTM D.96 ATAU API 2542

ALAT UNTUK MENGANALISA KADAR AIR DAN SEDIMEN


ATAU ALAT PEMUTAR TABUNG
CENTRIFUGE(KERUCUT/PEAR) YANG TERBUAT DARI
GLASS BERSKALA MM ATAU %
WEIGHTED BREAKER/BOTTLE
ASTM D. 270 ATAU API 2545

WEIGHTED BREAKER/BOTTLE
ASTM D. 270 ATAU API 2546
STANDARD METHODE SAMPLING
1.ASTM Standar
 D 3700 Practice for Containing Hydrocarbon Fluid Samples Using a Floating Piston
Cylinder.
 D 4057 Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Products.
 D 4306 Practice for Aviation Fuel Sample Contriners for Test Affected by Trace
Contamination.
 D 4177 Practice for Automatic Sampling of petroleum and Petroleum Products.
 D 5842 Practice for Sampling and Handling of Fuels for Volatility Measurements.
 D 5854 Practice for Mixing and Handling of Liquid samples of Petroleum and
Petroleum Products.
2. Standar Pengukuran Minyak, API 2547

17
Manual Sampling of Petroleum and Petroleum
Products ASTM D 4057

Ruang Lingkup
Mencakup prosedur secara manual untuk memperoleh
sampel yang mewakili (representative) dari produk
minyak yang berupa cairan, semi-cairan atau padatan
yang mempunyai tekanan uap pada kondisi ambien
dibawah 101 kPa (14,7 psia).
Ringkasan prosedur sampling dan penggunaannya
disajikan dalam Tabel 1

18
Ringkasan Metode
• Standar ini memberikan prosedur secara manual untuk
memperoleh sampel minyak bumi dan produknya yang berupa
cairan, semi-cair atau padat dari suatu tanki, pipa, drum, tong
(barrel), kaleng, tabung, kantong.
• Standar ini ditujukan secara rinci faktor-faktor yang diperlukan
yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang
representatif.
• Pertimbangan ini meliputi uji analitik yang akan diadakan
terhadap sampel, tipe wadah sampel yang akan digunakan dan
beberapa instruksi khusus yang diperlukan untuk sampling
material khusus.

19
METODE PENGAMBILAN CONTOH
DI TANKI DARAT DAN TANKI KAPAL
MACAM-MACAM METODE PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK UNTUK
KEPERLUAN MENGATAHUI KUALITAS DAN MENGHITUNG KUANTITAS
MINYAK SESUAI STANDAR ASTM D 4057-95

1. ALL LEVEL SAMPLE 9. BOTTOM SAMPLE


2. RUNNING SAMPLE 10. DRAIN SAMPLE
3. SPOT SAMPLE 11. COMPOSITE SAMPLE
4. TOP SAMPLE 12. SINGLE TANK COMPOSITE SAMPLE
5. UPPER SAMPLE 13. MULTI TANK COMPOSITE SAMPLE
6. MIDDLE SAMPLE 14. SURFACE SAMPLE
7. LOWER SAMPLE 15. OUTLET SAMPLE
8. CLEARANCE SAMPLE

20
METODE PENGAMBILAN CONTOH
A. RUNNING DAN ALL LEVEL SAMPLE
RUNNING SAMPLE: diperoleh dengan menurunkan botol contoh dalam keadaan terbuka sampai ke level
bagian bawah outlet suction tetapi di atas level air bebas, dan menarik ke atas dengan laju sedemikian
hingga sampai di atas terisi 70-85%.
ALL LEVEL SAMPLE: Diperoleh dengan menurunkan botol contoh dalam keadaan tertutup sampai ke
level bagian bawah outlet suction tetapi di atas level air bebas, kemudian tutup botol dibuka dan botol
ditarik ke atas dengan laju sedemikian hingga sampai di atas terisi 70-85%.

B. SPOT SAMPLE
Diperoleh pada titik tertentu dari dalam tanki atau dari aliran produk dalam pada waktu tertentu.
Spot sample tanki diperoleh dengan menurunkan botol contoh dalam keadaan tertutup sampai pada titik
yang ditentukan, kemudian tutup dibuka dan botol baru ditarik ke atas setelah terisi penuh.
har/sampling/2017 22
SPOT SAMPLE PADA TANGKI TEGAK

HATCH

Skim Sample
6”
Top Sample
1/6
Upper Sample Upper Third

3/6
Middle Sample Middle Third
ISI TANKI

5/6
Lower Sample Lower Third
Suction level/Outlet Sample
Bottom Sample
Sump/drain Sample
Composite sample dibuat dengan mencampur upper + middle + lower dengan proporsi yang sama
JUMLAH TITIK PENGAMBILAN CONTOH PADA TANKI TEGAK
ILUSTRASI PEMAKAIAN TABEL
PROPORSI CONTOH GABUNGAN TANGKI MENDATAR

DOMBAK/MANHOLE

70 % UPPER, 2 BAGIAN

50% MIDDLE 5 BAGIAN DIAMETER


ISI: 80% DIA

20% LOWER 3 BAGIAN


SPOT SAMPLE PADA TANGKI MENDATAR

Titik pengambilan contoh tergantung pada ketinggian relatif cairan terhadap diameter tanki

SAMPLING LEVEL COMPOSITE SAMPLE


LIQUID DEPTH % OF DIAMETER ABOVE (PROPORTIONATE Parts Of)
BOTTOM
% OF
Upper Middle Lower Upper Middle Lower
DIAMETER
100 80 50 20 3 4 3
90 75 50 20 3 4 3
80 70 50 20 2 5 3
70 50 20 6 4
60 50 20 5 5
50 40 20 4 6
40 20 10
30 15 10
20 10 10
10 5 10
PENGAMBILAN SAMPLE TANGKI KAPAL

27
PENGAMBILAN SAMPLE DI TANGKI
KAPAL
OPEN SYSTEM

28
HANDLING SAMPLE
 Sampel disimpan pada suhu yang memadai dihindari terjadinya kontaminasi silang.
 Harus dapat dicegah terjadinya deterorasi, kontaminasi dan hilangnya identitas dari
suatu sampel
 Kondisi lingkungan yang ekstrim (suhu, humiditas) yang memungkinkan perubahan
komposisi sampel harus dihindari.
 Bila perlu digunakan monitoring lingkungan ruang penyimpanan sampel dan dibatasi
adanya personil keluar masuk ruangan tersebut
 Semua personil harus memperhatikan tata cara system penanganan sampel , bila perlu
dengan suatu pelatihan yang memadai.
 Harus mempunyai kebijakan yang terdokumentasi untuk penyimpanan dan
pemusnahan sampel.
 Bila sampel tidak homogen dan sebagian akan dipindahkan ke wadah lain, maka sample
harus dilakukan pengadukan untuk meyakinkan bagian yang dipindahkan representatif

29
B. CONTOH RANDOM DARI DRUM
• Contoh diambil secara acak, dan pengujian dapat dilakukan per-drum atau komposit.
• Pembuatan komposit harus dapat mengakomodir kebutuhan pengujian, pengujian ulang, splitting, dan retensi.
• Komposit harus mengandung bagian dari seluruh drum yang diambil sample-nya pada batch yang sama

TABEL PENGAMBILAN CONTOH RANDOM


JUML CONTOH GABUNGAN UTK
JUML STOCK DRUM JML CONTOH YG HRS DIAMBIL
UJI LAB
1-3 1 1
4 – 64 4 2
65 – 125 5 3
126 –216 6 3
217 – 343 7 3
344 – 512 8 3
513 – 729 9 3
730 – 1000 10 4
1001 – 1331 11 4

Misal: terdapat 250 drum, maka diambil sample dari 7 drum secara acak.
Dari 7 sample tersebut, 3 sample dipilih acak (tetapi diidentifikasi) dicampur sehingga diperoleh sample komposit.
Dua sample lainnya dilakukan komposit, kemudian 2 sample terakhir juga dikomposit, sehingga total terdapat 3 sample komposit
untuk dianalisis.
Tap Sampling

Prosedur ini digunakan sampling


cairan yang mempunyai RVP 101
kPa (14.7 psia) atau lebih rendah,
dalam tangki yang dilengkapi kran
yang sesuai

untuk cairan yang mudah


menguap pada tangki yang
dilengkapi ventilasi udara dan
jenis atap-balon, spheroid

bila tanki tidak dilengkapi dengan Tap


Sampling, sampel diambil dari keran
pada gelas penduga, gage glass.

har/sampling/2017 31
Core Thief Bottom Sampling

Aplikasi :
• Untuk mengambil sampel bagian bawah /
dasar atau mengambil sampel dari semi
liqiud dalam tangki mobil dan tangki
timbun.
• Alat ini juga dipakai untuk mengambil
sampel pada level yang berbeda-beda.
• Untuk sample bagian bawah dari minyak
dan air yang tidak terambil pada bagian
bawah tangki, serta untuk memperoleh
perkiraan secara kuantitatif air yang ada
pada bagian bawah tangki

har/sampling/2017 32
Close Core Bottom Sampling

Aplikasi :
Close Core Bottom Sampling dapat
digunakan untuk memperoleh bottom
sample dari tanki mobil dan tanki
timbun.

Peralatan:
Desain alat pengambil dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat
memperoleh sample yang berjarak
1,25 cm (1/2 in) dari dasar tanki

har/sampling/2017 33
Extended Tube Sampling

Aplikasi :
untuk mengambil sampel air pada bagian
dasar tangki timbun, terutama pada
tangki kapal dan tongkang, tetapi cara ini
tidak dikhususkan, untuk hal-hal tertentu
gunakan cara yang biasa dipakai.

Peralatan :
Extended-tube ini terbuat dari pipa yang
lentur, yang tersambung pada pompa
penghisap, yang bekerja secara manual

har/sampling/2017 34
Manual Pipeline Sampling

Aplikasi :
untuk mengambil sampel
cairan yang mempunyai
RVP  101 kPa (14.7 psi)
dan untuk cairan yang
kental, langsung dari
pipa, pipa pengisian dan
pipa distribusi.

har/sampling/2017 35
SAMPEL HANDLING

• sampel yang sangat mudah menguap harus dijaga dari terjadinya


penguapan
• pemindahan sampel dari peralatan sampling ke wadah sampel
secara cepat
• setelah di laboratorium, sampel yang mudah menguap harus
didinginkan sebelum wadah sampel dibuka
• sampel yang sensitive UV, seperti gasoline harus dalam wadah
gelap jika pengujian meliputi parameter : warna, ON, TEL, sludge
forming characteristic, stability test.
• container outage – wadah sampel tidak diisi secara penuh untuk
ekspansi karena perubahan suhu dan kemudahan pada
homogenisasi (mixing)

har/sampling/2017 36
PACKING DAN LABELING
• Pengepakan sample dan peralatan yang digunakan untuk
menangani contoh harus dipilih bahwa seluruh permukaan yang
kontak dengan contoh harus tidak bersifat terkontaminasi.
• Label sampel harus tidak membingungkan dalam identifikasi contoh.
Pemberian label sangat penting untuk proses pengujian selanjutnya,
pembagian contoh, sub contoh maupun untuk hal lainnya.
• Pemberian label harus bisa tertempel tetap/ kuat pada pengepakan
contoh dan tahan tehadap kelenturan, pemanasan, ceceran perekasi
atau contoh itu sendiri, dan tidak berubah akibat suhu dan
kelembaban.

37
www.litbang.esdm.go.id

www.litbang.esdm.go.id Balitbang Esdm balitbangesdm Badan Litbang ESDM

Anda mungkin juga menyukai