Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERENCANAAN PROGRAM GIZI

PROGRAM PEMBERIAN TABURIA

Oleh :

LA ODE HENDRA SAPUTRA

51341118013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG

PROGRAM STUDI D.III GIZI TAHUN

2021

A. TUJUAN PEMBERIAN
Tujuan Pemberian Taburia

Taburia  atau sprinkle adalah bubuk multi vitamin dan mineral  suatu inovasi baru
yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk memenuhi kebutuhan
vitamin dan mineral setiap anak balita usia 6-59 bulan dengan prioritas balita usia 6-24
bulan (Baduta)

Taburia mengandung 12 macam vitamin dan 4 mineral yang sangat dibutuhkan


untuk menanggulangi masalah kurang zat gizi mikro, khususnya penanggulangan
Anemia Gizi Besi (AGB) pada baduta. Taburia dikembangkan untuk meningkatkan
asupan gizi dengan memperbaiki kulitas makanan  baduta  khususnya dari  keluarga
miskin dan mendorong pengembangan bubuk tabur gizi bagi masyarakat umum. 

Pemberian taburia merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dan


dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan vitamin
dan mineral dan mencegah terjadinya jumlah balita yang mengalami gizi kurang
lebih banyak lagi. Kegiatan pemberian taburia bagi anak balita usia 6-24 bulan,
dimaksudkan untuk mempercepat peningkatan berat badan balita yang mengalami
kurang gizi dan juga merupakan multivitamin multimineral yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang anak balita (Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat, 2010).

B. SASARAN DARI PEMBERIAN TABURIA

Taburia diberikan kepada semua anak balita usia 6 - 24 bulan. Anak usia dibawah 6
bulan bukan sasaran Taburia kerena bayi yang usia 0 – 6 bulan hanya mendapat ASI
saja.

C. KAPAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TABURRIA


 Taburia diberikan pada semua anak Balita usia 6- 59 bulan, prioritas anak usia 6-24

bulan

 Selama satu bulan anak mendapat 15 saset taburia (1 saset Taburia taburkan  pada

makanan siap santap diberikan 2 hari sekali) dengan pemberian selama 4 bulan

 1 saset taburia sebaiknya  dihabiskan sekaligus pada saat sarapan pagi

 taburia sebaiknya tidak boleh dicampur dengan makanan berair ( sayuran berkuah)

dan minuman  ( air, susu, teh) karena akan mengubah warna makanan,

dikhawatirkann anak tidak mau menghabiskan makanan,

 Taburia tidak boleh di campur dengan makanan panas karena akan menimbulkan

rasa dan bau kurang enak.

Bagaimana cara pemberian Taburia

 Cuci tangan terlebih dahulu sebelum mengambil makanan anak.

 Taburkan satu bungkus taburia pada makanan utama yang biasa dimakan anak.

 Taburia tidak boleh dicampur dengan makanan yang berair karena akan
menggumpal dan tidak larut.

 Tidak boleh dicampur dengan makanan panas karena lemak yang melapizi zat
besi akan rusak dan akan berinteraksi dengan makanan sehingga menimbulkan
rasa yang kurang enak.

 Upayakan makanan yang sudah diberi Taburia segera dimakan dan dihabiskan
anak.
D. EVALUASI KEBERHASILAN TABURIA

Lebih terampil dalam pemberian Taburia, serta tingkat kecemasan yang lebih
rendah, mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal), memiliki
kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing
informan untuk beradaptasi dengan kondisikondisi yang ada selama pemberian
Taburia. Pemberian Taburia yang dilakukan oleh informan mendapat dorongan /
penguatan dalam bentuk referensi orang/kelompok dan dukungan sosial yang
merupakan umpan balik positif yang lebih besar yang didapatkan informan, sehingga
terjadinya kepatuhan dalam pemberian Taburia.

perilaku apapun yang diberi dorongan/penguatan akan lebih mungkin muncul


kembali dalam situasi yang sama/serupa. Strategi mendorong kepatuhan tidak boleh
hanya menangani faktor intrapsikis seperti pengetahuan tentang regimen,
kepercayaan pada manfaat pengobatan, norma subyektif, dan sikap terhadap
pengambilan obat, tetapi juga faktor-faktor lingkungan dan sosial seperti hubungan
interpersonal antara petugas dan pasien, serta dukungan sosial dari anggota keluarga
dan teman-teman.

 mengevaluasi keadaan anak sebelum dan sesudah pemberian Taburia, memiliki


sikap dengan melakukan penilaian yang menyeluruh terhadap pemberian Taburia
pada anak, norma subjektif informan terbentuk berdasarkan keyakinan dan
kepercayaan tentang pemberian Taburia menjadikan anak sehat dan pintar, situasi
yang memungkinkan informan untuk bertindak dalam pemberian Taburia, otonomi
pribadi yang dimikili informan yaitu sebagai pengambil keputusan dan penanggung
jawab dalam pemberian Taburia, dan informan memiliki pengendalian diri terhadap
konsekuensi pemberian Taburia pada anak.

Anda mungkin juga menyukai