Laporan PKL
Laporan PKL
Disusun Oleh :
Nama : Mulyani
NIS : 7118
Program Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas
Menyetujui/Disahkan
Kepala SMK Negeri 1 Wanareja
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja
industri dan menyusun laporan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Navi Hardiati Dian Mintarsih selaku Kepala Sekolah di SMK N 1
WANAREJA.
2. Hj. Mufti selaku direktur Sukahati Poultry.
3. Ir. R. Sugeng Jatmiko selaku Kaprodi Agribisnis Produksi Ternak.
4. Herdis selaku pembimbing dalam pembuatan Laporan Praktik Kerja
Industri.
Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang
tua penulis yang telah memberikan dorongan moral dan materil, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri yang pertama ini.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun.Besar
harapan penulis, semoga laporan yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang PKL.................................................................................1
B. Tujuan PKL..............................................................................................1
C. Waktu dan Tempat PKL...........................................................................2
D. Metode pelaksanaan PKL.........................................................................2
E. Sejarah Perusahaan...................................................................................2
1. Latar belakang pemilik......................................................................2
2. Produk pemasaran..............................................................................3
3. Sejarah singkat perusahaan................................................................3
4. Struktur Organisasi............................................................................4
iv
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................25
A. Jenis dan Strain Ayam ............................................................................25
B. kandang dan Peralatan Kandang ............................................................25
C. Persiapan Kedatangan DOC ...................................................................28
D. Pemeliharaan Ayam ................................................................................30
1. Pemberian Pakan..............................................................................31
2. Pemberian Air Minum......................................................................32
3. Pemeliharaan Kesehatan...................................................................33
4. Penyakit dan Pengobatan Penyakit...................................................33
5. Pemanenan........................................................................................34
BAB IV PENUTUP............................................................................................35
A. Kesimpulan............................................................................................35
B. Saran dan Komentar................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................36
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................37
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan PKL
Tujuan praktik kerja lapangan ini adalah untuk menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan dalam tatalaksana pemeliharaan ayam broiler, serta
menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah dan belajar membekali diri dari
keterampilan untuk tujuan dunia kerja.
1
Selain itu, tujuan praktik kerja lapangan ini yaitu untuk belajar bekerja
sama, melatih sikap mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan hidup
bermasyarakat.
E. Sejarah Perusahaan
1. Latar Belakang Pemilik
Nama lengkap pemilik : Hj. Mufti
Pendidikan
SD N Cigalontang
SMP N Singaparna
SMA N Tasikmalaya
2
2. Produk dan Pemasaran
Sampai saat ini SUKAHATI POULTRY SHOP memproduksi
ayam pedaging (broiler). Bobot ayam yang dijual disesuaikan dengan
permintaan pasar. Pemasaran hasil produksi dijual ke pasar tradisional di
Jakarta.
3
Ayam (RPA), bengkel otomotif pribadi, toko elektronik, Mini Market
dan membuka yayasan pendidikan.
Sekilas mengenal latar belakang berdirinya Sukahati Poultry Shop
Cabang Karangnunggal. Sukahati Poultry Shop Cabang Karangnunggal
didirikan dengan maksud untuk mengembangkan usaha,mengingat
bahwa potensi di Karangnunggal khususnya di bidang peternakan cukup
menjanjikan. Untuk itu pada tahun 1995, didirikanlah kantor cabang
Karangnunggal.
Sukahati Poultry Shop Cabang Karangnunggal pertama berdiri di
Simpang dengan gedung kantor ngontrak, kemudian pindah ke Ranca
Bakung, Cinunjang. Mulai tahun 2000 menempati kantor milik sendiri
yang terletak di Jl. Raya Karangnunggal No.2 Kp. Cibeunying, Desa
Cikupa, Kecamatan Karangnunggal Tasikmalaya.
Terhitung mulai Januari 2004 semua kegiatan administrasi kantor
cabang ditarik ke kantor pusat dengan perhitungan efisiensi, sehingga
semua kegiatan administrasi dan gudang terpusat di Tasikmalaya. Untuk
pengiriman pakan dan kelengkapannya ke peternak di daerah dikirim dari
kantor pusat Tasikmalaya.
4. Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan struktur organisasi adalah suatu gambaran
mengenai pembagian wewenang dan tugas yang jelas. Fungsi pembagian
ini adalah untuk memudahkan para karyawan untuk bekerja dan
bertanggung jawab bagi diri mereka. Struktur organisasi usaha budidaya
ayam broiler komersial umumnya dibuat berdasarkan kebijakan
perusahaan dan besar kecilnya skala usaha. Adapun struktur organisasi
di Sukahati Poultry Shop Tasikmalaya disajikan pada gambar berikut :
4
Struktur Organisasi
Sukahati Poultry Shop Tasikmalaya
t
k
e
r
u
i
D
D
l
i
k
a
W
r r
u
t
k
e
r
H
.
r
I
l
i
a
m
s
I
u
M
.
j
H i
ft
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. Jenis dan Strain Ayam
1. Ayam Broiler
Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut
ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama
jenisnya. Karakteristik ekonomi dari ayam broiler adalah pertumbuhan
cepat serta penghasil daging dengan konversi pakan efisien. Bobot badan
ayam broiler ini cukup tinggi (Indarto, 2010).Sedangkan menurut Rasyaf,
(2008) ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang
memiliki karakteristik pertumbuhan cepat, masa panen pendek dan
konversi pakan rendah.
2. Strain
DOC adalah singkatan dari (Day Old Chick) atau anak ayam yang
masih berumur sehari.Ayam modern saat ini menetas di hatchery atau
tempat penetasan ayam skala besar. Bibit sangat menentukan tinggi
rendahnya produktivitas dalam suatu usaha peternakan. Jika dalam
pemilihan bibit kurang selektif terhadap bibit yang di ternakan,tentu akan
menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan (Indarto,2010).
Menurut Alex (2013) bibit DOC yang baik dan sehatmempunyai ciri-
ciri diantaranya :
1. Bulu berwarna kuning muda dan mengkilap.
2. Mata cerah.
3. Warna paruh dan kulit kaki kuning kecoklat-coklatan.
4. Gerakannya lincah.
5. Tidak memiliki cacat tubuh.
6. Memiliki nafsu makan yang baik.
7. Tidak terdapat lekatan tinja di duburnya.
8. Suaranya nyaring.
1. Lokasi Kandang
6
Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki
sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, serta udara bersih
yang cukup. Selain itu, lokasi kandang juga mudah terhubung dengan
akses alan dan listrik (Ustomo, 2016). Sedangkan menurut Tamalluddin
(2012) ada beberapa syarat pemilihan lokasi kandang antara lain yaitu
sebagai berikut:
a. Sumber air yang baik dan memadai.
b. Dekat dengan pemasaran.
c. Akses jalan mudah.
d. Jauh dari lokasi pencemaran dan peternakan lain.
e. Jauh dari pemukiman penduduk.
f. Kondisi dan struktur tanah rata.
g. Memungkinkan untuk pengembangan.
2. Jenis Kandang
Kandang harus sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Adapun
jenis-jenis kandang ayam broiler adalah sebagai berikut :
a. Kandang Postal
Kandang postal adalah kandang yang berlantai rapat seperti
lantai tanah atau semen. Alas pada kandang postal ditaburi bahan
organik (litter) seperti sekam padi, serbuk gergaji (Rasyaf, 2007)
Menurut Ustomo (2016) kelebihan penggunaan kandang postal
yaitu dapat mengurangi problem kaki lecet pada ayam, serta
mengurangi kanibalisme pada ayam. Penggunaan kandang postal
juga pada awalnya membutuhkan biaya investasi yang lebih murah.
Namun, kelemahanya adalah rawan terhadap masalah-masalah yang
berhubungan dengan kualitas litter termasuk penyakit cocsidiosis,
cacing dan lainnya, rawan terhadap heat stress dan kepadatan
kandang.
7
Kandang postal
b. Kandang Panggung
Kandang panggung adalah kandang yang dibuat dengan sistem
kolong sehingga lantai kandang renggang atau slat (Setyono dan
Ulfah, 2011). Menurut Ustomo (2016) keunggulan dari kandang
panggung yaitu kotoran ayam akan langsung jatuh ke kolong
kandang sehingga lantai tetap kering dan tidak kotor. Hal ini dapat
mengurangi resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan
kotoran dan litter. Selain itu, tekanan stress karena panas dapat
berkurang. Kelemahan kandang panggung yaitu membutuhkan biaya
lebih mahal pada investasi awal.
Kandang panggung
8
3. Luas Kandang
Menurut Indarto (2010) ukuran kandang yang umum digunakan
adalah 1 m2 dihuni oleh 8 ekor ayam dan lebar kandang sebaiknya 7-10
meter, sehingga semakin banyak populasi ayam akan semakin panjang
kandang kandang yang dibangun.
Ukuran kandang erat kaitannya dengan kepadatan kandang. Berikut
adalah tabel kepadatan kandang untuk pemeliharaan ayam broiler :
Tabel 1. Umur dan kepadatan kandang ayam broiler.
No. Umur (hari) Kepadatan (ekor/m2)
1. 1-3 40-50
2. 4-6 25-35
3. 7-9 15-20
4. >10 10-15
Sumber : Ustomo (2016).
4. Atap Kandang
Menurut Rasyaf (2008) genteng merupakan bahan yang baik untuk
kontruksi kandang, karena bahannya yang ringan, murah, dan tidak
mengantar panas. Menurut Ustomo (2016) atap bentuk monitor dapat
membuat sirkulasi udara lebih lancar sehingga kandang menjadi lebih
sejuk. Selain itu, atap monitor juga membantu mengeluarkan debu dan
amonia dari dalam kandang.
Adapun beberapa model atap kandang sebagai berikut :
5. Dinding kandang
9
Dinding adalah bagian tepi atau batas dari kandang yang memiliki
fungsi sebagai pengaman dan menghalangi atau mengurung ayam yang
berada di dalamnya (Alex, 2009).
Menurut Indarto (2010) dinding kandang di daerah tropis berbeda
dengan kandang yang berada di daerah subtropis. Adanya empat musim di
daerah subtropis mengharuskan peternak membuat kandang yang tertutup.
Mereka harus mengontrol suhu, sehingga peralatan dan perlengkapan jauh
lebih banyak, misalnya kipas angin, pemanas, pendingin, termometer,
higrometer dan berbagai alat pengukur lainnya agar suasana kandang
sesuai dengan yang diinginkan ayam.
6. Gudang Pakan
Gudang pakan berfungsi untuk menampung pakan sebelum
digunakan. Letak gudang pakan harus terpisah dari kandang agar tidak
terjadi kontaminasi penyakit ke dalamnya. Lokasi gudang pakan harus
mudah untuk akses keluar-masuk kendaraan. Gudang harus memiliki
pertukaran udara yang bagus dan atapnya tidak bocor agar kualitas pakan
tetap terjaga (Tamaluddin, 2012).
1. Nampan/baki
10
2. Tempat pakan gantung (hanging feeder)
Tempat pakan gantung harus ditempatkan menggantung.
Untuk menggantungnya diperlukan bambu atau kayu dan
tambang plastik. Kapasitas tempat pakan gantung bervariasi, yaitu
5 kg dan 10 kg.
1) Pemanas
Pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang
cukup, stabil dan terfokus. Beberapa jenis pemanas yang biasa
dipakai oleh peternak adalah gasolek, semawar (sumber panas dari
minyak tanah), batu bara, lampu bohlam, serbuk gergaji dan
sumber panas lainnya (Ustomo, 2016).
Setiap pemanas efektif memanaskan ruangan dengan radius
dan suhu tertentu, karenanya setiap pemanas mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda yang diukur dengan satuan
kapasitas ayam sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 2. Jenis pemanas berdasarkan sumber energinya.
No Sumber Energi Alat Pemanas Kapasitas (ekor)
.
1. Minyak tanah Kompor Semawar 250-700
2. Gas LPG Gasolek 1000-1500
3. Batu bara Kompor batu bara 750-1200
4. Listrik Lampu 40-100 watt 100-250
5. Sekam Kompor sekam 100-500
Sumber : indarto (2010).
11
2) Brooder
Menurut Nastiti (2013) brooder adalah tempat yang
berfungsi sebagai induk buatan bagi DOC agar tidak kedinginan.
Untuk kandang ayam broiler komersial yang besar perlu dibuatkan
brooder di dalam kandangnya. Di dalam brooder, pemanas
ditempatkan untuk menghangatkan udara dalam kandang.
Menurut Setyono dan Ulfah (2011) indukan berperan untuk
menggantikan fungsi induk ayam. Kisaran suhu yang baik
tergantung dari jenis bahan indukan. Suhu yang disiarkan pada saat
periode indukan adalah 32°C (90°F) pada hari hari pertama dan
menurun sekitar 2,8°C (5°F) per minggu, kemudian mencapai 20°C
(70°F) pada umur 5 minggu hingga panen. Terdapaat dua metode
panas buatan, yaitu pemanasan setempat (spot brooding) dan
pemanasan seluruh kandang (whole house brooding).
d. Tirai Plastik
Adanya tirai kandang bertujuan untuk mengatur suhu dan
kelembapan kandang, mencegah terpaan angin, serta sinar matahari
dan hujan secara langsung agar ayam merasa nyaman. Bahan tirai
dapat terbuat dari plastik atau karung bekas pembungkus pakan
(Ustomo, 2016).
e. Chick Guard
Chick Guard adalah pembatas ayam yang fungsinya untuk
menahan ayam agar berada dalam satu kesatuan atau tidak keluar dari
batas yang telah ditetapkan. Chick Guard bisaterbuat dari berbagai
macam bahan, misalnya seng, karpet talang, pagar bambu dan
potongan kardus DOC. Ketinggian chick guard cukup pendek saja,
sekitar 40 cm sehingga petugas (anak kandang) bisa leluasa
melangkah masuk atau keluar pembatas. Panjang chick guard yang
terbuat dari seng dan karpet talang minimal 3,5 meter karena seiring
dengan umur ayam, chick guard akan dilebarkan.Chick guard yang
terbuat dari seng dan karpet talang akan membentuk brooder
12
(indukan) berbentuk lingkaran.Chick guard yang terbuat dari pagar
bambu dan potongan kardus DOC akan berbentuk kotak atau persegi
panjang. Bentuk lingkaran lebih bagus karena meniadakan sudut
biasanya ayam menyukai istirahat dan berkumpul di sudut (Nastiti,
2013).
4. Pemasangan Pemanas
Pemanas jenis semawar dipasang dengan ketinggian 60-80 cm diatas
litter dan diletakan di tengah-tengah brooder tujuannya agar suhu merata
ke seluruh ruang brooder (Nastiti, 2013).
13
untuk 50 ekor dan satu tempat minum galon manual untuk 50 ekor.
Tempat pakan dan tempat minum ditempatkan secara berselang-seling
(Ustomo, 2016).
D. Pemeliharaan Ayam
1. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada anak ayam periode starter sampai finisher
dilakukan dengan metode ad libitum, yaitu metode pemberian pakan
dengan cara ayam makan sepuasnya atau tidak terbatas. Tempat pakan
yang digunakan pada umur 0-7 hari berbentuk nampan (chick feeder tray).
Pemberian pakan anak ayam sampai umur satu minggu dilakukan sesering
mungkin +6-8 kali sehari tergantung habisnya pakan dalam chick feeder
tray (Indarto, 2010). Menurut Rasyaf (2008) fungsi pakan pada prinsipnya
14
harus dapat memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk sel-sel dan
jaringan tubuh, serta mengganti bagian-bagian tubuh yang rusak.
Pemberian pakan pada ayam dibagi berdasarkan dua fase, yaitu fase
starter (0-4 minggu) dan fase finisher (4-6 minggu). Berikut adalah tabel
kualitas pakan yang diberikan pada fase starter dan finisher.
15
Menurut Ustomo (2016) pemeberian air hangat dilakukan saat DOC
datang bersamaan dengan pemberian gula merah untuk mempermudah dan
mempercepat kuning telur yang ada dalam perut cepat dicerna. Pemberian
air yang dimasak minimal selama tiga hari, hal ini dapat meminimalkan
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh ayam.
3. Pemeliharaan Kesehatan
a. Biosecurity
Menurut Nastiti (2013) biosecuritas merupakan suatu sistem
untuk mencegah penyakit baik klinis maupu sub klinis, dan bagian
untuk mensejahterakan hewan (animal welfarere). Beberapa program
boisecurity yang baik di sekitar kandang adalah kontrol lalu lintas,
vaksinasi, pencatatan riwayat flok dan sanitasi.
1) Kontrol lalu lintas
Kontrol lalu lintas meliputi pembatasan terhadap orang
maupun kendaraan yang masuk ke peternakan, pencegahan
terhadap masuknya hewan baik itu hewan liar maupun domestik
(Ustomo,2016).
2) Vaksinasi
Menurut Rasyaf (2008), terdapat tiga jenis vaksinasi pada
ayam pedaging yang sering kita gunakan, seperti tertera pada
tabel 4.
Tabel 4. Program vaksinasi ayam pedaging.
Jenis penyakit Cara pemeberian Umur
ND/Tetelo Tetes mata/hidung 0-4 hari
Air minum 18 hari
Suntik atau 4 hari
parental
IBD/Gumboro Tetes mulut 12 hari
Air minum 12 hari
Avian Influenza/ Suntik 7 hari
flu burung
Sumber : Suryadi dan Santosa (1994)
16
Sedangkan menurut Nastiti (2013) vaksin bisa dalam bentuk
hidup atau mati. Vaksin hidup terdiri atas mikroorganisme hidup.
Vaksin ini dapat diberikan pada umur lebih muda daripada vaksin
mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum, atau tetes mata.
3) Pencatatan riwayat flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk
menjaga kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa
kesehatannya ke laboratorium, dengan mengecek sample
darahnya terhadap penyakit tertentu (Nastiti, 2013).
4) Sanitasi
Menurut Ustomo (2016) sanitasi adalah program yang
bertujuan untuk mencegah berkembangnya atau memotong siklus
hidup mikroorganisme yang merugikan kesehatan ayam. Sanitasi
yang biasa dilakukan adalah sanitasi kandang, peralatan, petugas
kandang dan transportasi. Sanitasi kandang biasa dilakukan
setelah panen dan melalui tahap-tahap pencucian kandang,
pengapuran, dan penyemprotan dengan desinfektan.
17
1) Gejala
Ayam pedaging yang terkena penyakit ND biasanya
memperlihatkan tanda-tanda umum seperti gangguan pernapasan
(batuk, sesak nafas, ngorok, lendir keluar dari hidung), gangguan
pencernaan (diare berwarna hijau keputihan), gangguan syaraf
(tubuh gemetar, kejang, kelumpuhan kaki dan sayap, tortikolis,
dan ayam berputar-putar) (Tamaluddin,2012)
2) Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virusParamyxo dan hingga
saat ini belum ada obatnya. Namun, untuk pencegahannya sudah
ditemukan vaksinasinya (Tamaluddin, 2012)
3) Pengendalian
Satu-satunya cara untuk pencegahannya adalah dengan
vaksinasi. Hanya saja vaksinasi harus dilakukan dengan cara yang
benar, jangan asal melakukan vaksinasi. Dalam pelaksanaannya
sebaiknya diperiksa dahulu terutama mengenai jenis vaksin dan
waktu kadaluarsanya (Rasyaf, 2008)
18
2) Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus.Virus IBD tergolong virus
RNA dari genus avibirnavirus dan family birnaviridae.Dalam
tubuh ayam, virus ini bertahan hidup lebih dari 3 bulan dan setelah
itu masih bersifat infektif (Nastiti, 2013).
3) Pengendalian
Cara pencegahan yang paling efektif adalah melakukan
vaksinasi. Ada 2 jenis vaksin yang biasa digunakan yaitu vaksin
aktif (live vaccine) dan vaksin inaktif (killed vaccine). Vaksin
aktif yang berasal dari strain standar terdiri dari strain yang ringan
(mild), strain keras (intermediet) dan strain varian (Rasyaf, 2008).
5. Pemanenan
a. Persiapan Pemanenan
Menurut Jatmiko (2013)agar proses pemanenan ayam broiler
(pedaging) dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik maka semua
peralatan yang diperlukan didalam kegiatan pemanenan ternak perlu
dipersiapkan dengan memadai. Adapun macam dan jenis alat – alat
yang diperlukan didalam kegiatan pemanenan ternak ayam broiler
antara lain sebagai berikut :
1) Tali
Tali rafia ini digunakan untuk mengikat kaki ayam agar
memudahkan pada saat proses penimbangan. Tali sebaiknya
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan sakit
pada ayam yang sedang dipanen. Tali rapia ini dibuat dengan
ukuran panjang kurang lebih 80 cm, kemudian masing – masing dari
kedua ujung tali tersebut disambung dibuat lingkaran. Dengan
tujuan agar pada saat pelaksanaan pemanenan tali mudah digunakan
untuk mengikat dan mudah untuk dilepas.
2) Timbangan
Pada umumnya timbangan yang dipergunakan untuk
menimbang ayam broiler (pedaging) saat dipanen adalah timbangan
19
gantung (salter) dengan kapasitas maximum 25 kg. Jenis timbangan
ini lebih mudah dipergunakan dan lebih praktis dalam
penggunaannya, karena bisa dibawa atau dipindahkan kemana-mana.
3) Kawat atau pagar penyekat
Untuk mempermudah pada saat proses pemanenan ayam
broiler,maka perlu adanya alat bantu yang berupa kawat atau pagar
penyekat ruangan kandang. Untuk menyekat ruangan kandang agar
ayam tidak leluasa bergerak saat ditangkap.
4) Alat Tulis Kantor (ATK)
Alat tulis kantor diperlukan untuk mencatat bobot ayam-ayam
yang sudah ditimbang. Berapa kg setiap sekali penimbangan ayam
dan berapa kwintal atau berapa ton setiap kali transaksi penjualan.
Serta berapa ekor ayam yang sudah dijual.Dilain itu ATK dapat
dipergunakan juga untuk mencatat jenis kendaraan yang
dipergunakan untuk mengangkut ayam, nomer kendaraan, nama
sopir kendaraan, pembeli ayam, alamat pembeli dan lain sebagainya.
Tanpa adanya ATK kegiatan pemanenan kemungkinan tidak akan
berjalan sukses, karena catatan atau rekaman –rekaman kegiatan
selama pemanenan tidak ada, pada hal daya ingat seseorang itu
terbatas.
5) Karamba/krat
Karamba untuk memuat ayam bisa terbuat dari plastik atau dari
bambu. Keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk
memuat ayam. Hanya saja karamba ayam (krat) yang terbuat dari
bambu lebih berat apabila dibandingkan dengan karamba (krat) yang
terbuat dari plastik buatan pabrik.
b. Pelaksanaan Panen
Kegiatan pelaksanaan pemanenan ayam broiler (pedaging), dimulai
setelah semua alat yang diperlukan dalam pemanenan telah siap. Alat-
alat tersebut seperti apa yang disebut diatas seperti tali untuk mengikat
kaki ayam, timbangan, kawat atau pagar pembatas, keramba ayam dan
20
alat tulis kantor (ATK). Untuk mendapatkan hasil yang baik ada
beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman pada saat
memanen ayam broiler (pedaging) yaitu mengeluarkan semua peralatan
kandang seperti tempat pakan, dan tempat minum, sehingga
memudahkan dalam penangkapan ayam.
1) Memasang kawat atau pagar penyekat didalam ruangan kandang.
2) Menangkap Ayam
Pada saat menangkap ayam lakukan dengan hati-hati dan
hindari perlakuan yang kasar. Sebab apabila ayam ditangkap dengan
perlakuan yang kasar ayam bisa setress dan bahkan bisa mati, kalo
hal ini terjadi mak yang rugi adalah petani peternak itu sendiri.
Ayam ditangkap dibagian kakinya, lakukan penangkapan ayam
dengan tangan kanan pada salah satu kaki ayam. Kemudian tangan
kiri dengan sigap mengumpulkannya, setelah 4-5 ekor barulah diikat
dengan tali rapia yang telah disiapkan.
3) Menimbang Ayam
Ayam yang telah ditangkap dan diikat kemudian ditimbang
serta dicatat hasil timbangannya. Pada saat menimbang ayam, sekali
timbang bisa sebanyak 10 ekor, 15 ekor atau 20 ekor. Tergantung
besar kecilnya ukuran bobot badan ayam. Dalam pelaksanaan
penimbangan, apabila menggunakan timbangan gantung maka posisi
kepala ayam dibawah.
4) Memasukan Ayam kedalam Karamba (Krat)
Setelah ayam ditimbang kemudian ayam dimasukan kedalam
karamba ayam (krat) dengan cara melepas tali pengikat ayam
tersebut. Jangan memasukan ayam kedalam karamba ayam (krat)
dalam posisi kaki ayam dalam keadaan terikat. Setiap karamba ayam
bisa diisi kurang lebih 15 ekor ayam, tergantung dari besar kecilnya
ayam.
5) Pengangkutan Ayam
Proses pengangkutan ayam diusahakan tidak dilakukan pada
siang hari, namun dalam kondisi keadaan temperatur udara dingin
21
yaitu siang menjelang sore atau sebaiknya dilakukan pada malam
hari, karena pada malam hari, karena pada malam hari kondisi
teperatur udara tidak panas sehingga ayam tidak mudah setress saat
diangkut. Apabila ayam saat diangkut dalam kendaraan keadaan
setres, maka kemungkinan besar terjadi kematian sangatlah
besar.Kendaraan atau alat angkut yang dapat dipergunakan untuk
mengangkut hasil panen berupa ayam ini, pada umumnya berupa
mobil truk dan mobil col terbuka (pick up).
E. Analisis Usaha
1. Rumus-rumus
Dalam dunia peternakan ayam terdapat sistem perhitungan sebagai
parameter keberhasilan atau kegagalan. Beberapa penilaian tersebut
seharusnya dipelajari oleh peternak sehingga peternak tahu apakah usaha
peternakan yang dijalankan termasuk kategori baik atu buruk.
a. FCR (Feed Convertion Ratio)
FCR merupakan nilai yang paling populer di kalangan
peternak. Pengertian konversi pakan adalah perbandingan antara
pakan yang dikonsumsi dengan bobot badan yang dihasilkan.
Semakin kecil FCR, pakan semakin efisien (Tamaluddin, 2012)
Adapun rumus nilai FCR adalah :
Total pakan yang dihabiskan (kg)
bobot daging yang dihasilkan(kg)
b. Deplesi
Deplesi adalah persentase kematian/penyusutan, yaitu
persentase jumlah ayam yang mati dan afkir. Deplesi didapat dari
hasil pengurangan total ayam yang dipelihara dengan rotal ayam
dijual atau dengan rumus berikut :
¿¿
22
c. Rataan Berat Ayam yang Dijual
Rumusnya adalah :
Total berat ayam yang dijual ( kg )
Total ayam dijual ( ekor )
e. IP (Indeks Perfomance)
Disebut juga PN (Perfomance Numerical) atau Broiler
Index. Merupakan nilai indeks keberhasilan, semakin tinggi
nilainya, berarti semakin baik perfoma ayam dan semakin tinggi
pula hasil panennya. Dengan kata lain, jika IP tinggi, maka
perfoma dan keuntungan rupiahnya tinggi. Sebaliknya, jika IP
rendah, maka perfomanya jelek dan bisa dipastikan menanggung
kerugian.
Adapun rumus IP adalah :
Rataan berat panen x % ayam hidup
X 100
Rataan umur panen x FCR
23
R/C ratio (Revenue Cost ratio) adalah total penerimaan
dibagi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Adapun
rumus R/C ratio adalah:
Total penerimaan( Rp)
Total biaya produksi yang dikeluarkan(Rp)
24
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
2. Jenis kandang
Di farm Nagrog menggunakan kandang panggung tipe postal,
biaya yang dikeluarkan untuk membuat kandang jenis ini lebih besar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ustomo (2016) bahwa kandang
panggung membutuhkan biaya lebih mahal pada investasi awal. Akan
tetapi pemakaian sekam lebih sedikit jika dibandingkan dengan kandang
postal lantai litter.
3. Kontruksi kandang
Kontruksi kandang terdiri dari atap, dinding dan lantai kandang.
a. Atap kandang
Atap kandang pada farm Nagrog menggunakan atap yang
terbuat dari genteng karena harganya yang murah, ringan dan tidak
menghantarkan panas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf
(2008) bahwa genteng merupakan bahan yang baik untuk kontruksi
atap kandang karena bahannya yang ringan, murah dan tidak
menghantarkan panas.
b. Dinding kandang
Kandang di farm Nagrog menggunakan dinding yang terbuat
dari bambu yang dibelah-belah dan dipasang dengan jarak sekitar 3-
5 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Ustomo (2016) dinding
berfungsi sebagai pelindung dari cuaca yang kurang baik serta
binatang liar. Untuk kandang sistem terbuka bahan dinding dapat
berupa bilah bambu atau ram kawat.
c. Lantai kandang
Lantai kandang di farm Nagrog terbuat dari bilah-bilah bambu
yang dipasang jarang-jarang atau slat. Pada pemeliharaan 1-17 hari
bilah bambu ditutup dengan terpal kemudian ditabur sekam setebal 5
cm, setelah itu pada hari ke-18 hingga panen lantai litter dan terpal
dilepas sehingga hanya menggunakan lantai slat yang membuat
sirkulasi udara dari bawah kandang jadi lebih baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ustomo (2016) bahwa penggunaan slat pada lantai
26
kandang membuat sirkulasi udara menjadi lebih baik dan dapat
menguragi kontak pada ayam dengan kotoran.
4. Peralatan kandang
Peralatan yang digunakan di Sukahati PS farm Nagrog untuk
pemeliharaan ayam pedaging adalah tempat pakan, tempat minum dan
pemanas.
a. Tempat pakan
Tempat pakan yang digunakan di farm Nagrog menggunakan
tempat pakan chick feeder tray. Tempat pakan tersebut digunakan
pada umur 1-7 hari dan pada umur 8 sampai panen, menggunakan
tempat pakan gantung atau hanging feeder dengan kapasitas 3-5 kg.
Hal ini sesuai dengan pendapat Indarto (2010) khusus untuk
pemeliharaan ayam berumur satu hari (DOC) sampai satu minggu
menggunakan tempat pakan nampan (feeder tray). Sedangkan
menurut Ustomo (2016) mulai umur 5 hari tempat pakan diganti
secara bertahap menggunakan hanging feeder.
b. Tempat minum
Di farm Nagrog menggunakan berupa gallon yang berukuran
kecil yang digunakan pada umur 1-6 hari, dan pada hari ke-7 sampai
panen, menggunakan tempat minum otomatis bell drinker
(automatic bell drinker). Penggunaan tempat minum otomatis bell
drinker pada dilakukan lebih cepat, karena selain waktu
pemeliharaan yang singkat yaitu 26 hari, cara kerja bell drinker juga
memudahkan anak kandang dalam memberi minum ayam yakni
cukup dengan mengalirkan air minum melalui slang yang
dihubungkan ke sebuah torn, sehingga mambantu dalam usaha
efisiensi tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Ustomo (2016)
bahwa pada umur 0-3 minggu, pemberian air minum menggunakan
27
galon manual sedangkan pada umur 22 hari mulai menggunakan
galon otomatis.
c. Pemanas
Jenis pemanas atau brooder yang digunakan di farm Nagrog
adalah pemanas semawar dengan bahan bakar gas. Pemanas ini
digunakan pada umur 1-5 hari. Setelah bahan bakar gas habis,
pemanas diganti dengan menggunakan pemanas batubara. Pemanas
batubara memiliki bentuk seperti tabung yang berlubang-lubang,
dengan tinggi kira-kira 1 meter, diameter + 20 cm, dan terbuat dari
besi. Menurut Ustomo (2016) jenis pemanas yang biasa dipakai yaitu
gasolek, sumber panas dari LPG, minyak tanah atau batu bara.
28
3. Pemasangan tirai brooding
Pemasangan tirai di sekitar brooding dilakukan dengan memasang
tirai plastik di sekeliling brooding membentuk persegi empat dengan
bagian bawah tirai menempel litter sehingga seluruh bagian brooding
tertutup rapat sehingga kondisi brooding semakin hangat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ustomo (2016) bahwa pemasangan tirai dilakukan
dengan mengitari chick guard membentuk persegi empat. Jarak bibir
bawah tirai yaitu 30 cm diatas litter dan 30 cm dari chick guard.
4. Pemasangan pemanas
Pemanas (brooder) dihidupkan satu jam sebelum DOC masuk,
sampai temperatur di sekitar pemanas mencapai suhu 32 - 35°C. Hal ini
sesuai dengan pendapat Setyono dan Ulfah (2011) kisaran suhu yang baik
tergantung dari jenis bahan indukan. Suhu yang disiarkan pada saat
periode indukan adalah 32°C (90°F) pada hari hari pertama.
29
penghitungan jumlah DOC. DOC yang baru datang dikeluarkan dari
dalam box sambil dihitung dan memindahkan DOC ke dalam brooder.
Setelah vaksinasi ND selesai DOC langsung ditempatkan ke dalam
brooder dan diberi air gula dengan konsentrasi 4%. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nastiti (2013) pemberian air gula 2-5% untuk mengganti energi
yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Selain itu, pemberian ransum
juga dilakukan dengan menabur pakan pada chick feeder tray secukupnya.
Menurut Nastiti (2013) pemberian ransum secara dini akan emecu
perkembangan vili dan perpanjangan usus.
Pengecekan dilakukan setelah DOC beberapa jam di dalam brooder
yang meliputi pengecekan suhu, air minum dan pakan, jika pakan dan air
minum habis maka perlu ditambah. Pengecekan suhu yang dilakukan di
farm Nagrog tidak menggunakan thermometer akan tetapi dilakukan
dengan cara mengamati tingkah laku DOC. Menurut Nastiti (2013). Cara
mendeteteksi suhu yang sesuai yaitu dengan melihat dari tingkah laku
DOC . jika menyebar merata artinya suhu sesuai dengan yang dibutuhkan,
jika DOC mendekati pemanas artinya suhu terlalu rendah, dan jika DOC
menjauhi pemanas artinya suhu terlalu tinggi.
D. Pemeliharaan Ayam
Ayam yang dipelihara di Sukahati PS farm Nagrog berjumlah 13.900
ekor. Berikut adalah tatalaksana pemeliharaan yang meliputi pemberian
pakan, pemberian air minum, pemeliharaan kesehatan, manajemen
penanganan penyakit dan pemanenan.
1. Pemberian Pakan
Pemberian pakan di farm Nagrog dilakukan secara ad libitum (tidak
dibatasi, pakan tersedia secara terus-menerus). Hal ini sesuai dengan
pendapat Indarto (2010) Pemberian pakan pada anak ayam periode starter
sampai finisher dilakukan dengan metode ad libitum, yaitu metode
pemberian pakan dengan cara ayam makan sepuasnya atau tidak terbatas.
Pakan yang digunakan di farm Nagrog yaitu pakan pre-starter
dengan kandungan protein 23% dan pakan starter dengan kandungan
30
protein 22%. Pakan pre-starter diberikan sampai umur 8 hari, sedangkan
pakan starter diberikan dari umur 9-panen. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nastiti (2013) bahwa fase starter membutuhkan protein 23-24% dn fase
finisher , membutuhkan protein 19-22%.
Adapun tabel kandungan nutrisi beberapa jenis pakan yang
digunakan saat pemeliharaan ayam broiler di Sukahati PS farm Nagrog
adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Kandungan nutrisi jenis pakan.
Kandungan Jenis Pakan
Nutrisi QL(pre QL (starter) BR-
starter) 88(starter)
Kadar air Maks. 13% Maks.13 Maks. 12,0%
Protein Kasar Maks. 23% Maks.22% Min. 21,0%
Lemak Kasar Maks. 6% Maks.7% Maks. 7,4%
31
Tabel 6. Kegunaan dan dosis vitamin.
Vitamin Kegunaan Dosis
32
3. Pemeliharaan Kesehatan
a. Biosecurity
Biosecurity yang di terapkan di farm Nagrog masih sangat
sederhana dengan cara mencuci tempat minum secara rutin,
mengontrol ayam yang sakit setiap hari, sanitasi lingkungan kandang,
membangun pagar di sekeliling kandang, dan melakukan program
isolasi. Menurut Ustomo (2016) biosecurity meliputi kontrol lalu
lintas, sanitasi dan pencatatan riwayat flok.
b. Vaksinasi
Vaksinasi yang dilakukan di farm Nagrog yaitu vaksin ND dan
IBD (gumboro). Vaksin ND dilakukan pada saat ayam tiba yaitu pada
umur 1 hari melalui tetes mata, kemudian pada umur 13 hari
dilakukan vaksin gumboro. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf
(2008) vaksin yang biasa digunakan pada pemeliharaan ayam broiler
yaitu vaksin ND yang dilakukan pada umur 0-4 hari dan vaksin
gumboro yang dilakukan pada umur 12 hari.
33
5. Pemanenan
a. Persiapan pemanenan
Persiapan pemanenan yang dilakukan di farm Nagrog yaitu
menyiapkan alat-alat seperti tali rafia, alat tulis, timbangan, alat
pemikul, dan menghentikan pemberian antibotik 5 hari sebelum
pemanenan.
b. Tahap pemanenan
Tahap pemanenan yang dilakukan di farm Nagrog adalah sebagai
berikut :
1) Lima hari sebelum pemanenan ayam tidak diberi antibiotik.
2) Pada saat pemanenan ayam diambil 5 ekor dengan memegang salah
satu kakinya lalu diikatkan menggunakan tali rafia.
3) Setelah itu ditimbang menggunakan timbangan gantung dan
beratnya dicatat.
4) Setelah berat dicatat, ayam dibawa dan dimasukkan ke dalam
keramba yang ada di mobil.
5) Setelah semuanya selesai, lakukan pengecekan ulang.
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasilPraktek Kerja Lapangan (PKL) di Sukahati PS dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Lokasi kandang yang digunakan sudah baik karena jauh dari pemukiman
warga, dekat dengan sumber air, sumber air yang berasal dari sumur bor,
sarana transportasi mudah karena dekat dengan jalan aspal, letak kandang
lebih tinggi dari pemukiman warga, jauh dari pohon-pohon besar, sumber
listrik mudah di dapat, untuk pemasaran cukup luas.
2. Strain yang digunakan yaitu COBB sudah cukup bagus karena dapat
menghasilkan bobot mencapai 1,2 kg dalam waktu 28 hari.
3. Mortalitas terlalu tinggi kebanyakan terjadi di awal pemeliharaan karena
DOC terlalu lama di perjalanan sedangkan total mortalitas yaitu 4,7%.
4. Pakan yang digunakan sudah sesuai yaitu pakan QL pre-starter dengan
kandungan protein 23% dan pakan QL starter dengan kandungan protein
22%.
35
DAFTAR PUSTAKA
Alex, S. 2013, Jurus sukses berternak ayam pedaging. Pustaka baru press.
Yogyakarta.
Indarto, Novo.2010. Sukses dan untung besar berternak ayam broiler. Pustaka
baru press. Yogyakarta.
Nastiti, Rima. 2013. Menjadi miliyarder budidaya ayam broiler. Pustaka baru
press. Yogyakarta.
Rasyaf, Muhammad. 1994. Beternak Ayam Peterlur.Penebar swadaya: Jakarta.
Rasyaf, Muhammad. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Setyono dan Ulfah. 2011. 7 jurus sukses menjadi peternak ayam ras pedaging .
Swadaya: Jakarta.
Tamaluddin, Ferry. 2012. Ayam Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Ustomo, Edy. 2016. Kenapa ? 99% Gagal Beternak Ayam Broiler. Penebar
Swadaya : Jakarta.
36
Lampiran 1
Foto Kegiatan
DOC
37
Pemanas
38
Jenis – Jenis Vaksin
Sanitasi
39
Pemanenan
40