Toaz - Info Makalah Lotus Birth PR
Toaz - Info Makalah Lotus Birth PR
TENTANG
OLEH:
EKA SUSANTI
NIM:1615301205
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Lotus Birth dalam asuhan kebidanan
B. Mengetahui sejarah Lotus Birth
C. Penghormatan terhadap plasenta di berbagai budaya Negara.
D. Langkah- langkah dalam melakukan proses Lotus Birth
E. Manfaat atau keuntungan dilakukannya Lotus Birth
F. Kerugian dilakukannya Lotus Birth
G. Kelemahan lotus birth
H. Alasan memilih Lotus Birth
I. Mitos dan fakta lotus birth.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Plasenta merupakan sumber darah bagi bayi yang banyak mengandung sel-sel
induk, besi, oksigen, hormon dan enzim-enzim. Sepertiga dari total suplai darah pada
Ketika bayi baru lahir, sesaat kemudian tali pusat akan segera diklem pada dua
tempat dan kemudian akan dipotong diantara keduanya. Dan dalam hitungan menit
kemudian, plasenta ikut lahir. Itulah prosedur persalinan yang sesuai dengan standar
asuhan persalinan normal yang selalu kita aplikasikan hingga pada saat ini. Namun, ada
fenomena yang disebut lotus birth. Lotus birth ini adalah proses persalinan tanpa
mengklem tali pusat seperti yang biasa di lakukan, apalagi sampai memotong tali pusat,
dan tali pusat ini dibiarkan sendiri hingga terlepas dari bayi secara alami.
Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang
terbuka akibat pemotongan pada tali pusat. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu
fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya
Bali dan budaya suku Aborigin Australia jauh sebelumnya. Dan keputusan Lotus birth
serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang
telah memilih dan membuat keputusan untuk asuhan lotus birth ini (informed choncen).
Persalinan ala lotus birth belum lazim di lakukan di negara Indonesia. Praktisi
medis masih pro-kontra terhadap metode lotus birth ini, kata dr Frans O.H. Prasetyadi
SpOG. Kalaupun ada, yang meminta adalah ibu dengan penganut kepercayaan tertentu
mengatakan, selama plasenta masih menempel pada ibu, ada aliran darah dari plasenta
yang masuk ke tubuh bayi. Ada sebagian ibu yang beranggapan bahwa kesatuan antara
ibu, bayi, dan plasenta tidak boleh diputus begitu saja. Dianggap ada suatu energi yang
menguatkan bayi bila berdekatan dengan plasentanya. Maka, tali pusat dibiarkan putus
sendiri.
keuntungan untuk bayi, seperti jika tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga
memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin, Bayi tetap berada
dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama
untuk bounding attachment, pemulihan tali pusat yang cepat (2-3 hari) dibandingkan
normalnya jika segera di potong dan mencegah bayi kehilangan 60 ml darah, yang
Dr. Ramelan lantas menerangkan prosedur lotus birth. Setelah bayi lahir,
bayi. Agar tidak berbau busuk, plasenta dicuci dengan garam laut atau dioleskan minyak
lavender. Jadi, saat bayi dibersihkan ada petugas yang membawa sekaligus
membersihkan plasenta, dan hal ini yang menjadi salah satu kerugian metode lotus
birth.
Setelah itu, ibu bisa melakukan inisiasi menyusu dini (IMD). Posisi plasenta
juga tak bisa jauh dari bayi. Tentu dibutuhkan petugas yang membantu mendekatkan
posisi plasenta dengan bayi. Sehingga menjadi tampak repot dan memerlukan banyak
tenaga medis, tapi jika sudah menjadi kemauan klien sendiri diharapkan ayah bayi
bersedia membantu membawa dan merawat plasenta tersebut, dan hal ini bisa
berdampak positif karena terjalinnya early bonding antara ayah dan bayi. Dalam waktu
2-3 hari setelah bayi dilahirkan, plasenta akan putus sendiri (pupak puser).
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
populer Lotus Birth, yakni proses persalinan alami tanpa memotong tali pusat bayi. Tali
bayi tidak dipotong. Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan plasenta
dibiarkan saja, tanpa dijepit atau dipotong. Tali pusat kemudian akan kering sendiri dan
akhirnya lepas secara alami dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10
hari setelah bayi lahir. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan.
Lotus Birth adalah proses persalinan pada kala III yang tidak langsung dilakukan
pemotongan tali pusat, tetapi dibiarkan tetap terhubung antara bayi dan placenta hingga
puput dengan sendirinya. Rata-rata tali pusat lepas dari perut bayi sekitar 3-10 hari
pasca persalinan.
It's called a "lotus birth," and it involves leaving the umbilical cord attached to
your baby -- rather than separating it at birth -- and letting it fall off naturally, on its own
schedule, if you will. That schedule can range from three to 10 days, depending on the
humidity in the air. The placenta remains attached to the other end of the cord for that
asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan
Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali
pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih
lanjut.”
Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik
dan rumah bersalin khusus, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi
dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses pengawetan plasenta
dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang lebih memilih untuk
anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta sampai mengerut dan
mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu contohnya adalah Orang-
orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta setelah lahir dan sering menanam
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam
mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain
yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus
mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk
akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta
not new to the natural birthing world. As Sarah Buckley, an Australia physician who
advocates for lotus births, points out on her website, a woman named Clair Lotus Day
from California began to question cutting the cord back in the 1970s. "Her searching led
her to an obstetrician who was sympathetic to her wishes and her son Trimurti was born
in hospital and taken home with his cord uncut," Buckley writes.
Negara perintis Lotus birth untuk pertama kalinya adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang
terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi
penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku
Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat
terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat
Primatolog Jane Goodall, adalah orang yang pertama kali melakukan studi
Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik
hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta nya utuh,
tidak merusaknya bahkan memotong. Hal itu dikenal dengan fakta primatologist, dan
bayi-bayi simpanse tersebut mampu hidup dan berkembang dengan sehat, demikian
juga dengan induknya tidak ada masalah. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse
Informasi mengenai lotus birth ini juga terdapat dalam ajaran Budha, Hindu,
Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan
untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan
Beda bangsa, daerah dan suku beda pula penanganannya terhadap keberadaan
ari-ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi. Dalam dunia pengobatan barat,
plasenta dianggap tidak lebih dari sekedar buangan rumah sakit, tetapi mereka
Diantara suku Navajo Indian barat daya, menjadi suatu kebiasaan untuk
menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan keluarga yang dianggap mulia,
sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat. Sementara suku Maori di Selandia
Baru memiliki tradisi yang sama yaitu menguburkan plasenta di tanah yang masih
belum tercemar. Dalam bahasa asli Maori kata untuk tanah dan plasenta tersebut
memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus
yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara benar,
keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan bisa mati.
Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan plasenta sebagai kembaran dari
bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati. Sehingga
harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta dikuburkan
dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya
akan tumbuh menjadi anak yang pintar. Kondisi Filipina ternyata tidak berbeda jauh
plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar kelak anak yang
Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu
yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu yang
saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, bahkan tidak jarang
plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan masyarakat yang
khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara bayi sampai cukup
adalah:
1. Hawai : Plasenta adalah bagian dari bayi yang harus ditanam di dekat pohon
kuburan keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan
masyarakat.
3. Suku Maori di Selandia Baru menguburkan plasenta di tanah yang masih belum
tercemar.
memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami atau ayah dari bayi harus
tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan
secara benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau
5. Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan placenta sebagai kembaran dari
bayi yang hidup, sementara placenta tersebut adalah kembaran sudah meninggal
terlebih dahulu.
6. Nepal : Plasenta adalah teman bayi sehingga harus selalu dekat dengan bayi
8. Di Filipina placenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini
suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar.
9. Di Vietnam dan China placenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis
melahirkan. Masyarakat China dan Vietnam meyakini bahwa ibu yang baru
tersebut pintar.
3. Diberikan anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
4. Selanjutnya di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di
1. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada di sekitar leher
bayi (lilitan tali pusat) cukup di longgarkan dan angkat tali pusat tersebut
menangani plasenta.
5. Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan cara menggunakan air hangat
pusat.
lahir.
4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
dipotong segera ketika lahir adalah 8-9 hari, ketika berhenti berdenyut 6-7 hari,
darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfuse ini mengandung
zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan
darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 ml darah untuk
tidak sedap.
7. Kerugian Dilakukan Lotus Birth
Metode ini rentan terjadi infeksi karena port de entry antara tali placenta, tali
pusat dan bayi masih ada. Akibatnya metode ini belum dapat sepenuhnya diadopsi
dalam praktis medis. Kontroversi ini terjadi di berbagai belahan dunia, namun
pilihan untuk menggunakan metode ini adalah hak ibu dan keluarga sehingga efek
samping jika terjadi komplikasi seperti infeksi merupakan tanggung jawab ibu dan
keluarga. Selain dapat terjadi infeksi, kekurangan lain dari metode Lotus birth
adalah:
1. Tidak bisa diterapkan pada semua seting pelayanan karena terbatas oleh
3. Perlu hati-hati dalam merawat bayi, tali pusat dan plasenta sebelum puput agar
tidak infeksi, tidak berbau dan tidak putus karena tindakan yang tidak disengaja
Hanya karena tali pusat telah berhenti berdenyut tidak berarti tali pusat menjadi
tidak berguna lagi. Ada yang masih mengalir ke dalam darah bayi. Setelah mencapai
volume darah optimal pada bayi, sisa dari jaringan akan menutup secara aktif.
Penutupan semua jaringan tidak terjadi ketika tali pusat tampak berhenti berdenyut. Tali
Setiap ibu memiliki alasan dan pendapat sendiri. Berikut ini adalah beberapa
1. Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
yang tepat.
3. Penghormatan terhadap bayi dan plasenta pada sebagian kebudayaan.
4. Asumsi ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah optimal dan
sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian dan kasih sayang
penuh.
6. Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial dari pengunjung
yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk
pusat.
10. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem
tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
11. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut bayi (adanya
luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan. sedangkan jika tidak ada luka,
Lotus Birth, Mitos yang Berkembang Lotus Birth, menurut buku karangan Javier A.
Galvan adalah sebuah kepercayaan yang lama berkembang dan menjadi tradisi
menyambut kelahiran bayi di kalangan suku aborigin dari Australia. Prkatek lotus birth
juga disinyalir dilakukan oleh sebuah suku dari Indonesia, namun tidak jelas apakah
lotus birth masih umum dilakukan di suku tersebut. Para penganut lotus birth percaya
bahwa metode ini akan memberikan bayi masa depan yang lebih sehat, secara fisik dan
spiritual, di masa depan. Lotus birth mulai populer di dunia sejak beberapa orang
mempopulerkannya melalui gerakan sosial Back to Nature. Seorang bidan asal Amerika
Serikat, Jeannine Parvati, dan seorang dokter bernama Sarah Buckley banyak
mempromosikan praktek lotus birth baik di dunia maya maupun melalui gerakan nyata.
Semakin hari penganut metode lotus birth semakin banyak di dunia, juga di Indonesia.
Para penganut lotus birth banyak mengutip artikel ilmiah yang diterbitkan oleh The
Journal of Cellular and Molecular Medicine, tentang manfaat yang didapatkan dari
delayed clamping yaitu penundaan pemotongan tali pusat. Dalam artikel itu memang
disebutkan bahwa beberapa manfaat delayed clamping adalah bayi akan mendapatkan
lebih banyak darah, oksigen dan stem cell dari plasenta dibandingkan bila pemotongan
tali pusat dilakukan segera setelah persalinan (early clamping). Namun, delayed
clamping tidak menunggu hingga tali pusat putus sendiri ("puput") yang butuh waktu 3-
10 hari. Delayed clamping yang ditulis dalam artikel ilmiah tersebut merujuk pada
metode penundaan pemotongan tali pusat antara 1-3 menit saja. Lotus Birth, Fakta yang
Otentik Beberapa blog mainstream ternyata juga bereaksi untuk menyanggah tulisan
dari web Ayah Bunda tersebut. Salah satunya yang banyak dibagikan di sosial media
adalah artikel dari blog Dokter Post. Artikel pendek berjudul, "Lotus Birth, Kenapa
Tidak Layak Dilakukan?" ini dengan keras mengkritik artikel Ayah Bunda seperti
metode nenek moyang yang masih menggunakan benda tajam tidak steril untuk
memutus tali pusat bayi. Sebuah tindakan yang sangat rentan infeksi dan mengancam
nyawa bayi. Memang menurut kaidah kedokteran berbasis bukti (Evidence Based
dipertanggungjawabkan manfaatnya secara medis. Sampai saat ini belum ada satu
penelitian pun yang berhasil membuktikan bahwa metode persalian lotus birth memiliki
manfaat yang lebih baik bila dibandingkan metode persalinan konvensional yang sudah
kita aplikasikan sehari-hari. Lotus birth bahkan memiliki implikasi serius, karena
plasenta yang tidak segera dipotong akan potensial mengalami infeksi yang sangat
favorit kuman penyebab infeksi. Infeksi yang terjadi di plasenta pada akhirnya sangat
mungkin menular ke bayi, bila tali pusat tidak segera di potong. Infeksi pada bayi
BAB III
KESIMPULAN
1. Lotus birth adalah salah satu pilihan untuk melahirkan plasenta dengan cara
2. Kontroversi metode Lotus Birth untuk diaplikasikan secara general masih terus
tali pusat telah disepakati dan di setujui oleh WHO bahwa tali pusat dijepit
buruk dan untung ruginya suatu metode agar dapat menghasilkan output
kehamilan yaitu ibu dan bayi yang aman dan sehat serta generasi penerus yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Black RE, Moris SS, Brice J. Where and why are 10 million children dying
every year? The Lancet. 2003;361(9376):2226-34. Epub 28 June 2003.
3. Black RE, Moris SS, Brice J. Where and why are 10 million children dying
every year? The Lancet. 2003;361(9376):2226-34. Epub 28 June 2003.
13. Dantes Lotus BIrth and Baby Moon2012 13 Oktober 2013. Available from:
http://www.youtube.com/watch?v=OWEThfEGTso.
16. Djami MEU. Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan2012 5
Oktober 2013. Available from: https://moudyamo.wordpress.com/2013/06/.