Anda di halaman 1dari 80

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 6 TAHUN DENGAN PEMBERIAN


TERAPI SENAM OTAK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK DI TK NEGERI 2 LABUAPI

OLEH :

KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM


NIM.P07120117065

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D.III) KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 6 TAHUN DENGAN PEMBERIAN


TERAPI SENAM OTAK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK DI TK NEGERI 2 LABUAPI

Diajukan Untuk Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Mataram

OLEH :

KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM


NIM.P07120117065

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D.III) KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tanngan dibawah ini:

Nama : Kardinah Dwi Septyaningrum

NIM : P07120117065

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.


...............,...... ............... 2020

Pembuat Pernyataan

Kardinah Dwi Septyaningrum


NIM. P07120117065

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

H. Moh Arip, S.Kp., M.Kes Hadi Kusuma Atmaja, SST., M.Kes


NIP. 196706071989031003 NIP. 198303312008121002

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM

NIM. P07120117065 dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak Usia 6 Tahun

Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Meningkatkan

Perkembangan Motorik Anak di TK NEGERI 2 LABUAPI” telah diperiksa

dan mendapatkan persetujuan untuk diseminarkan di depan tim penguji Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III

Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2019/2020.

Mataram, 2020
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

H. MOH. ARIP, S.Kp., M.Kes HADI KUSUMA ATMAJA, SST,. M.Kes


NIP. 196706071989031003 NIP. 198303312008121002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM NIM.

P07120117065 dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak Usia 6 Tahun

Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Meningkatkan

Perekembangan Motorik Di TK Negeri 2 Labuapi” telah dipertahankan di

depan dewan penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan

Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan Mataram Tahun Akademik

2019/2020 pada:

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan:
Ketua Jurusan Keperawatan Mataram

Rusmini, S.Kep,Ns., MM
NIP. 197010161989032001

Tim Penguji,

1. Akhmad Fatoni, S.Kp.,M.Kes : Penguji I


NIP. 197208132000031001

2. H. Moh. Arip, S.Kp.,M.Kes : Penguji II


NIP.196706071989031003

3. Hadi Kusuma Atmaja, SST,.M.Kes : Penguji III


NIP. 198303312008121002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak Usia 6 Tahun

Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Meningkatkan

Perkembangan Motorik Anak di TK Negeri 2 Labuapi” dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes.selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns.,MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H. Moh. Arip, S.Kp.,M.Kes. Selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

sekaligus sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dengan penuh kesabaran, dan memberikan motivasi serta saran-

saran yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Hadi Kusuma Atmaja, SST., M.Kes. selaku pembimbing

pendamping yang telah memberikan saran danbimbingannya demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Akhmad Fathoni, S.Kp., M. Kes. Selaku Penguji Ketua yang telah

memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

iv
6. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan

kepada penulis.

7. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan semua keluarga terima

kasih atas kasih sayang, do’a, dorongan dan pengorbanannya, sehingga

penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

8. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2019/2020 kelas B Reguler D.III, terima kasih atas support dan dukungan

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahawa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah

wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Mataram, 2020
Penulis

v
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 6 TAHUN DENGAN
PEMBERIAN TERAPI SENAM OTAK UNTUK MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK DI TK NEGERI 2 LABUAPI
Kardinah Dwi Septyaningrum1, H. Moh. Arip, S.Kp., M.Kes2, Hadi
Kusuma Atmaja, SST., M.Kes3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl. Kesehatan V/10
Mataram Telp. (0370) 621383
Email: ningrum40ix@gmail.com

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak


seorang anak, pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan
kematangan saraf dan otot anak. Data dari WHO ( Sari, 2017 ) melaporkan bahwa
5-25% anak usia pra sekolah mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan
perkembangan motorik. Departement Kesehatan Rebpublik Indonesia dalam (Sari
2017) melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita di Indonesia mengalami gangguan
perkembangan motorik baik perkembangan motorik halus dan kasar.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh senam otak terhadap
perkembangan motorik anak di TK Negeri 2 Labuapi. Penelitian ini dilakukan
terhadap satu responden. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
merupakan pengamatan atau pengambilan data mengenai tindakan senam otak
pada anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik di TK Negeri 2
Labuapi.
Hasil penelitian ini adalah setelah dilakukan senam otak selama 6 kali
dalam 2 minggu dengan hasil anak sudah bisa menjaga keseimbangannya dengan
satu tungkai dan satu kaki berada pada ujung jari, dan anak sudah dapat
menggunting dengan rapi sesuai dengan pola yang diberikan. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah adanya pengaruh senam otak terhadap perkembangan
motorik anak.
Kata kunci: Perkembangan Anak, Motorik Kasar, Motorik Halus, Senam Otak.

1Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram


2,3Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………...........................................


............................................................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................8
A. Konsep Tumbuh Kembang Anak.......................................................................8
B. Terapi Senam Otak...........................................................................................15
C. Asuhan Keperawatan anak..............................................................................32
BAB III METODE STUDI KASUS.............................................................................40
A. Rancangan Studi Kasus....................................................................................40
B. Subyek Studi Kasus...........................................................................................40
C. Fokus Studi.......................................................................................................41
D. Definisi Operasional..........................................................................................41
E. Instrumen Studi Kasus......................................................................................43
F. Model Pengumpulan Data................................................................................43
G. Tempat dan Waktu............................................................................................44
H. Penyajian Data...................................................................................................45
I. Etika Studi Kasus..............................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................................47
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..............................................................47

vii
B. Tinjauan Kasus..................................................................................................47
C. Pembahasan Studi Kasus..................................................................................53
D. Kendala atau Hambatan Selama Penelitian....................................................57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................58
A. Kesimpulan........................................................................................................58
B. Saran..................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................2
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Cross crawl (gerakan diagonal) ..………………………… 15


Gambar 2.2. Alphabet 8’s (Abjad 8) .……………………....…………. 16
Gambar 2.3. Double doodle (Menggambar dua tangan) ……...……….. 17
Gambar 2.4. Lazy 8 (8 Malas) …………………………..…………….. 17
Gambar 2.5. Belly breathing (Pernafasan Perut) …..…………………... 18
Gambar 2.6. The Elephant (Gajah)…………………………………...... 19
Gambar 2.7. Neck Rolls (Putar Kepala)……………………..………….. 20
Gambar 2.8. The Rocker (Pompa Bokong) ….…………………………. 20
Gambar 2.9. Cross Crawl Sit-up (Gerakan Diagonal Terlentang)……... 21
Gambar 2.10. Energizer (Kepala Korba) ……………….……………….. 22
Gambar 2.11. The Owl (Burung Hantu) ………………………………… 22
Gambar 2.12. Arm Activation (Mengaktifkan Tangan)………………….. 23
Gambar 2.13. The Footflex (Melenturkan Sendi Kaki) ………………… 24
Gambar 2.14. Calf Pump (Pompa Betis) ………………………………… 24
Gambar 2.15. The Gravity Glider (Bandul Gravitasi)…………………… 25
Gambar 2.16. The Grounder (Kuda-kuda)……………………………… 26
Gambar 2.17. Brain Buttons (Tombol Otak) ……………..…………… 26
Gambar 2.18. Earth Buttons (Tombol Bumi) ...………………………… 27
Gambar 2.19. Space Buttons (Tombol Ruang) ……….………………… 28
Gambar 2.20. The Thinking Cap (Pijat Kuping)…………….…………… 28
Gambar 2.21. Blance Button (Tombol Keseimbangan)………………… 29
Gambar 2.22. The Energy yawn (Pijat otot menguap)…………………… 29
Gambar 2.23. Cook’s Book Up (Duduk Angkat Kaki Jari Bersentuhan).... 30
Gambar 2.24. Positive Points (Titik Positif) …………………………… 31

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan UntukMengikuti Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Format Asuhan Keperawatan Anak Sehat

Lampiran 5 Prosedur Senam Otak

Lampiran 6 Dokumentasi

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan (growth) yaitu bertambahnya jumlah, ukuran,

dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.Anak tidak hanya

bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-

organ tubuh dan otak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan

(skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel

tubuh, jaringan, organ, dan system organ yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhifungsinya [ CITATION

Soe15 \l 1057 ].

Perkembanganyang paling menonjol pada anak usia 4-6 tahun

adalah perkembangan motorik, sangat berkaitan erat dengan kegiatan fisik.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui

yang terkoordiner antara susunan saraf pusat dan otak [ CITATION Yul15 \l

1057 ].Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan

kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan

tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya. Akan tetapi, kondisi

ketidakberdayaan tersebut berubah secara cepat selama 4 atau 5 tahun

pertama kehidupan pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang

kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas yang

1
digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya.

Setelah umur 5 tahun terjadi perkembangan yang besar dalam

pengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot

yang lebih besar kecil digunakan untuk menggenggam. Melempar,

menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat[ CITATION Hur14 \l 1057 ].

Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu.

Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting

sementara yang lainnya mungkin akan bisa melompat dan menangkap

boladengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa

menangkap bola yang besar atau berguling-guling.

Demikian pula stimulasi lingkungan, status gizi, ras dan genetic

mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan motorik.Hal ini dapat

dilihat perbedaan kemampuan rata-rata perkembangan motorik anak di

berbagai Negara berbeda.Dibandingkan kemampuan motorik anak-anak di

Negara-negara Amerika dan Eropa Barat, maka perkembangan motorik

pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan

pada umur 11 bulan, dan anak-anak di Eropa antara 12 bulan. Sedangkan

di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah rata-rata umur 14,02bulan

[ CITATION Rah12 \l 1057 ]

World health organitation (WHO) melaporkan bahwa 5%-25%

anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor termasuk

gangguan perkembangan motorik (Sari, 2017).Depkes RI mengatakan,

bahwa 0,4 juta (16%) balita di Indonesia mengalami gangguan

2
perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran,

kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara.

Jumlah anak usia prasekolah (4-6 tahun) di Indonesia sebanyak

9.613.386 jiwa, dan jumlah anak usia prasekolah (4-6 tahun) di Nusa

Tenggara Barat sekitar 200.716 jiwa.Dinas Kesehatan Provinsi Nusa

Tenggara Barat mendata bahwa terdapat sebanyak 483.736 anak berusia 0-

5 tahun pada tahun 2014 dan terdapat sebnyak 472.119 anak berusia 0-5

tahun pada tahun 2015 terjadi penurunan jumlah anak dari tahun

sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2015)

Berdasarkan hasil wawancara pada Tanggal 20 November 2019

dengan kepala sekolah mengatakan bahwa di Tk Negeri 2 Labuapi belum

pernah dilakukan senam otak pada anak dan belum pernah dilakukan

skrining atau deteksi tentang perkembangan anak terutama perkembangan

motorik anak. Adapun setelah dilakukan wawancara kepada salah satu

guru mengatakan bahwa di kelas A masih banyak murid yang kesulitan

untuk menggambar, menulis nama sendiri belum bisa hanya sekedar

mengikuti tulisan yang ada, mengkobinasi warna masih sulit, dan ada

beberapa murid yang masih kaku memegang pensil, sedangkan untuk

penilaian dari tugas yang diberikan, apabila tuntas diberikan bintang 3 dan

apabila tidak tuntas akan diberi bimbingan.

Dalam penelitian yang dilakukan dr Widodo

Judarwanto.SpAterdapat kelompok anak yang mempunyai perkembangan

motorik kasar atau kecerdasan olahraganya sangat bagus, tetapi kelompok

ini kemampuan motorik halusnya tidak baik. Sedangkan kelompok

3
lainyang mempunyai perkembangan motorik kasar buruk, ternyata

mempunyai kemampuan motorik halus sangat baik. Meski jarang terdapat

juga kelompok anak yang mempunyai perkembangan motorik keduanya

sangat baik. Sebaliknya terdapat kelompok anak yang mempunyai

kemampuan motorik kasar dan halus sama buruknya. Hal ini terjadi pada

anak dengan gangguan susunan saraf pusat seperti adanyakelainan infeksi

dan genetic yang mengganggu otak[ CITATION Rah12 \l 1057 ].

Anak yang mengalami mengalami gangguan atau hambatan dalam

perkembangannya, maka kemampuan motorik pun akan ikut terhambat.

Perkembangan fisik individu meliputi empat aspek yaitu sistem syaraf,

otot, kelenjar endokrin, dan struktur tubuh atau fisik. Sistem syaraf sangat

mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. Otot-otot

mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.

Kelenjar endokrin menyebabkan munculnya tingkah laku baru. Struktur

fisik atau tubuh meliputi tinggi, berat dan proporsi. Aspek fisik yang

paling penting adalah otak sebagai pusat atau sentral perkembangan dan

fungsi perkembangan. Otak mempunyai pengaruh yang sangat

menentukan bagi perkembangan individu lainnya. Motorik merupakan

perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang

terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak [ CITATION san07 \l 1057 ].

Upaya yang dilakukan dengan adanya gangguan pada motorik

halus maupun kasar adalah dengan cara mengasah gerak-gerakan

sederhana dan permainan edukatif seperti senam otak atau Brain gym,

bermain bola, lompat tali, puzzle, menggambar, bermain lego,

4
menggunting, dan lain sebagainya. Senam otak atau brain gym ini

berfungsi untuk merangsang perkembangan seluruh bagian otak, baik otak

kanan, otak kiri, otak depan, maupun otak belakang secara sinergis

[ CITATION Den \l 1057 ]

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia 4-6 Tahun

Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Peningkatan Motorik Anak

di TK Negeri 2 Labuapi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ BagaimanakahAsuhan Keperawatan Pada Anak Usia 6

Tahun Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Peningkatan Motorik

Anak di TK Negeri 2 Labuapi? “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

MenggambarkanAsuhan Keperawatan Pada Anak Usia 6 Tahun Dengan

Pemberian terapi Senam Otak Untuk Peningkatan Motorik Anak di TK

Negeri 2 Labuapi.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada anak usia 6 tahun yang

mengalami keterbelakangan perkembangan motorik di TK Negeri 2

Labuapi.

5
b. Melakukan diagnosa keperawatan pada anak usia 6 tahun yang

mengalami keterbelakangan perkembangan motorik di TK Negeri 2

Labuapi.

c. Melakukan intervensi pada anak usia 6 tahun yang mengalami

keterbelakangan perkembangan motorik di TK Negeri 2 Labuapi.

d. Melakukan implementasi pada anak usia 6 tahun yang mengalami

keterbelakangan perkembangan motorik di TK Negeri 2 Labuapi.

e. Melakukan evaluasi pada anak usia 6 tahun yang mengalami

keterbelakangan perkembangan motorik di TK Negeri 2 Labuapi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dalam Pengembangan Ilmu Keperawatan

Anak

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang tua

Dapatmelakukan senam otak dirumah untuk meningkatkan motorik

anak.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai Program kegiatan di TK Negri

2 Labuapi untuk melakukansenam otak dapat meningkatkan motorik

anak usia6 tahun.

6
c. Penelitian Selanjutnya

Sebagai acuan dalam melakukan penelitian khususnya yang

menyangkut tentang pemberian terapi senam otak untuk

meningkatkan motorik anak pada usia6 tahun.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tumbuh Kembang Anak

1. Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,

maupun individu.Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik,

melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemmapuan fungsi

tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan atau maturitas. Perkembangan

menyangkut proses difrensiasi seltubuh, organ tubuh, jaringan tubuh,

sistem yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2015).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Menurut (Soetjiningsih, 2015), faktor yang mempengaruhi hasil

akhir proses tumbuh kembang anak yaitu; faktor genetik, faktor

lingkungan, faktor internal.

1) Faktor Genetik

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Faktor genetic yang dapat diturunkan adalah jenis kelamin,

ras, dan kebangsaan

8
2) Faktor Lingkungan

Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak adalah faktor prenatal, faktor perinatal dan factorpostnatal.

a) Faktor prenatal

Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada

waktu masih dalam kandungan, antara lain gizi ibu hamil,

infeksi, obat dan zat teratogenik yang digunakan ibu (talidomid,

antikanker, rokok, alkohol), radiasi, anoksia embrio, dan stress.

b) Faktor perinatal

Merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak,

khususnya tumbuh kembang otak, antara lain: trauma lahir,

asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan infeksi.

c) Faktor postnatal

Digolongkan menjadi:

1) Lingkungan biologis: umur, gizi, perawatan kesehatan,

penyakit kronik, dan hormone.

2) Lingkungan psikososial: rangsangan/stimulasi, motivasi,

belajar, stress, kasih sayang, dan kualitas interaksi keluarga.

3) Lingkungan keluarga dan adat istidat: status sosial ekonomi,

pendidikan orangtua, dan jumlah anggota keluarga.

3) Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak mencakup kecerdasan, pengaruh hormonal terutama

9
somatotrapik dan hormone tiroid yang menstimulasi metabolism

tubuh serta pengaruh emosi orangtua terutama ibu.

3. Pengertian Anak Pra Sekolah

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 0-6 tahun

(Soetjiningsing, 2015). Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), anak usia

pra sekolah adalah anak yang berumur 5-6 tahun. Pada masa ini

pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan

aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkat keterampilan dan proses

berfikir. Memasuki masa pra sekolah, anak mulai menunjukkan

keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Pada

masa ini selain lingkungan dalam rumah maka lingkungan diluar rumah

mulai diperkenalkan.Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak

mulai berteman bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian

besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke

taman-taman bermain, taman-taman kota atau ke tempat-tempat yang

menyediakan fasilitaspermainan untuk anak-anak. Sepatutnya lingkungan-

lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untu

anak (child friendly environment).

4. Ciri-ciri Anak Usia Pra Sekolah

Menurut (Handayani, 2015), cirri-ciri anak usia pra sekolah sebagai

berikut:

1) Ciri fisik, anak pada umumnya sangat aktif mereka telah memiliki

penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

10
kegiatan yang dilakukan sendiri seperti lari, memanjat, dan

melompat.

2) Ciri sosial, anak pada umumnya dapat secara cepat menyesuaikan

diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang

dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian

berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.

3) Ciri emosional, anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan

bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada

usia tersebut.

4) Ciri kognitif, anak pra sekolah umumnya terampil dalam berbahasa.

Sebagian dari mereka senang berbicara, dan sebagian dari mereka

juga dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.

5. Kebutuhan Dasar Anak

Menurut (Soetjiningsih, 2015) kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

kembang, digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

1) Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH)

Kebutuhan fisik biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan

terpenting) perawatan kesehatan dasar (antara lain; imunisasi,

pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan

kalau sakit), papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan,

sanitasi lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-

lain.

11
2) Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (ASIH)

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang,

erat, mesra dan selaras antara ibu/pengasuhdan anak merupakan

syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik

fisik, mental, maupun psikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh

sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi.

Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan

mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak secara fisik,

mental, sosial, emosi yang disebut sindrom depresi mental. Kasih

sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan erat

dan kepercayaan dasar.

3) Kebutuhan Stimulasi Mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar

(pendidikan dan penelitian) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini

merangsang perkembangan mental psikososial; kecerdasan,

keterampilan, kemandirian kreativitas, agama, kepribadian, moral-

etika, produktivitas dan sebagainya.

6. Aspek-aspek Perkembangan

Menurut Depkes RI (2006) aspek-aspek perkembangan anak usia

pra sekolah diantaranya adalah :

1) Perkembangan Motorik Kasar

Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh melibatkan otot-otot

besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.

12
2) Perkembangan Motorik Halus

Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengawasi sesuatu, menjimpit,

menulis dan sebagainya.

3) Perkembangan Bicara dan Bahasa

Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Perkembangan Sosialisasi dan Kemandirian

Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan

setelah selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dan

sebagainya.

7. Konsep Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol

pergerakan badan melalui koordinasi aktvitas saraf pusat, saraf tepi, dan

otot.kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-refleks

yang dimulai sejak lahir (Soetjiningsih, 2015).

Pergerakan motorik dibagi menjadi 2 yaitu Motorik Kasar (Gross Motor)

dan Motorik Halus (Fine Motor) (Soetjningsih, 2015).

13
a. Motorik Kasar

Menurut Soetjningsih 2015 : Perkembangan motorik kasar

merupakan aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur

(posisi tubuh). Perkembangan motorik kasar seorang anak

berdasarkan umur adalah:

1. Pada umur 4 tahun, anak bisa berjalan mengikuti lingkaran,

dan bisa menjaga keseimbangan dengan satu kakiberada di

depan kak yang lain untuk waktu 8-10 detik. Anak juga bisa

melakukan gerakan menangkap dantisipasi dengan lengan

terbuka dengan sedikit fleksi pada siku dan kaki bersama-

sama.

2. Pada umur 5 tahun, anak-anak mampu memainkan lompat tali

(skipping) yang merupakan variasi yang kompleks dari

melompat-lompat.

3. Umur 6 tahun, anak bisa menjaga keseimbangan pada satu

tungkai dan satu kaki pada ujung jari. Pada umur ini, ketika

menangkap bola, anak melakukan gerakan ke depan kea rah

bola dengan satu kaki di depan kaki lainnya, lengan

membengkok untuk menangkap bola dengan kedua tangan.

b. Motorik Halus.

Perkembangan motorik halus merupakan koordinasi halus pada

otot-otot kecil yang memainkan suatu peran utama. Suatu

keterampilan menulis huruf “a” merupakan serangkaian berates-

ratus koordinasi saraf otot, pergerakan terampilan proses yang

14
sangat kompleks (Soetjningsih, 2015). Adapun perkembangan

keterampilan motorik halus pada anak dapat dilihat berdasarkan

umur yaitu :

1. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah

semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain

balok, kadang sulit menyusun balok sampai tinggi sebab

khawatir tidak akan sempurna susunannya.

2. Pada umur 5 tahun, anak mampu membuat gambar sebuah

segitiga dan juga mampu membuat tangga dengan 6 kubus.

3. Pada umur 6 tahun, anak sudah mampu menggambar sesuai

gagasan-nya, menggunakan alat tulis dengan benar,

menggunting sesuai pola. Anak juga sudah memiliki

koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tanga, lengan,

dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak.

B. Terapi Senam Otak

1. Pengertian Senam Otak

Senam otak merupakan kumpulan gerakan-gerakan sederhana dan

bertujuan untuk menghubungkan/menyatukan pikiran dan tubuh. Senam

otak merupakan bagian dari proses edukasi kinesiologi. Kinesiology

merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh dan hubungan

antara otot-otot dan postur terhadap fungsi otak [ CITATION Den \l 1057 ]

2. Manfaat Senam Otak

Senam otak berfungsi untuk merangsang perkebangan seluruh bagian

otak, baik otak kanan, otak kiri, otak depan, maupun otak depan secara

15
sinergis [ CITATION Den \l 1057 ]. Gerakan-gerakan dalam senam otak

atau Brain Gym memiliki manfaat seperti menyeimbangkan otak kanan

dan otak kiri, sehingga logika maupun kreativitas anak menjadi

seimbang, dapat membangun kepercayaan diri, serta berpengaruh

positif, terhadap peningkatan konsentrasi, daya ingat, dan pengalihan

emosi anak. Senam otak selain berfungsimembantu segala hal yang

berhubungan dengan kecerdasan, juga bisa membantumengatasi

keterlambatan bayi dalam berjalan atau berlari, dan membantu anak

yang tidak bisa lepas dari orang tuanya, serta meningkatkan motivasi

dan semangat dirinya. Bayi yang mendapat rangsangan secara cepat

tepat dan berkesinambungan tentu akan mempengaruhi perkembangan

otaknya. Dengan begitu, diharapkan perkembangan fisik, mental dan

intelektualnya akan melampaui kemampuan dasar atau potensi

genetiknya. [ CITATION Yul151 \l 1057 ]

3. Gerakan Senam otak

Setiap gerakan senam otak (Brain Gym) memiliki system kerja sendiri-

sendiri dan memiliki dimensi-dimensi yang berbeda. Masing-masing

dimensi mempunyai tugas tertentu sehingga gerakan senam yang

dilakukan dapat bervariasi[ CITATION Den \l 1057 ]. Macam-macam

gerakan senam otak antara lain:

16
1) Cross crawl (gerakan diagonal)

Gambar 2.1cross crawl (gerakan diagonal)


Gerakan ini meingkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua

himisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasu

persarafan di corpus callosum sehingga kounikasi antara kedua

hemisfer bertambah cepat dan lebih terintegrasi.Gerakan ini

berfungsi meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran,

kemampuan kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan

mendengar, membaca, menulis dan daya ingat. Koordinasikan

gerkan supaya kalau satu tangan bergerak, kaki yang berlawanan

bergerak pada saat yang sama. Gerakkan badan ke depan, ke

samping, ke belakang dan arahkan mata kesemua jurusan.

2) Alphabet 8’s (Abjad 8)

Gambar 2.2Alphabet 8’s (Abjad 8)

17
Gerakan ini memadukan gerakan-gerakan yang terlibat dalam

pembentukan huruf.Gerakan ini mampu membuat anak untuk

menulis lebih otomatis dan memacu otak untuk berfikir kreatif.

3) Double doodle (Menggambar dua tangan)

Gambar 2.3 Double doodle

Gerakan melukis dengan 2 tangan sebelah menyebelah akan

membangkitkan keterarahan dan orientasi ruang,karena terikat

dengan garis tengah tubuh. Kegiatan ini melatih kemampuan kedua

mata secara bersamaan dan membantu pengembangan koordinasi

tangan, 2 mata untuk meningkatkan keterampilan menulis.

Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama ke dalam,

ke atas dan ke bawah.

4) Lazy 8 (8 Malas)

Gambar 2.4 Lazy 8 (8 Malas)

18
Gerakan memadukan bidang pengelihatan kiri dan kanan sehingga

meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus

meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.Gerakan ini

dapat meningkatkan ketrampilan baca, tulis dan pemahaman. Mulai

di bagian tengah, pertama gerakkan tangan berlawanan arah jarum

jam: ke atas, membentuk lingkaran. Kemudian searah jarum jam:

ke atas, membentuk lingkaran dan kembali ke titik tengah. Buatlah

gerakan ini 3 kali tiap tangan, kemudian 3 kali dengan kedua

tangan.

5) Belly breathing (Pernafasan Perut)

Gambar 2.5Belly brathing (Pernafasan Perut)

Gerakan meningkatkan persendian oksigen untuk seluruh tubuh,

terlebih untuk otak. Kegiatan ini merelakskan SPP sambil

meningkatkan kadar energi, gerakan ini terbukti meningkatkan

kemampuan membaca dan berbicara.

Taruh tangan di perut.Buang napas pendek-pendek, lalu ambil

napas dakam dan pelan-pelan.Tangan mengikuti gerakan perut

waktu membuang dan mengambil nafas.

19
6) The Elephant (Gajah)

Gambar 2.6The Elephent (Gajah)

Gerakan ini mengaktifkan dan menyeimbangkan semua system

pada tubuh dan pikiran kita.Mengaktivasi system vestibuler

terutama kanalis semisirkularis demikian juga koordinasi tangan

dan mata.Gerakan ini memadukan sisi kiri dan kanan otak untuk

pengelihatan, pemahaman, pendengaran, memori jangka

pendek/panjang dan berpikir abstrak.

Tekuk lutut sedikit, letakan kepala kebahu dan tangan lurus

kedepan. Gunakan tulang dada untuk menggerakan seluruh badan

atas membuat gerakan Lazy 8. Lihat ke jari anda dan ulangi

dengan tangan satuan.

20
7) Neck Rolls (Putar Kepala)

Gambar 2.7 Neck Rolls (Putar Kepala)

Gerakan ini mampu menurunkan tegangan otot leher,

meningkatkan kemampuan melaksanakan kegiatan mental tanpa

tekanan.Gerakan ini meningkatkan pernafasan dan relaksasi titik-

titik vocal untuk pembicara yang lebih beresonansi.Karena ada

peningkatan di dalam kemampuan menggerakkan mata dari kiri ke

kanan melewati bidang tengah pengelihatan, maka kemampuan

baca juga meningkat.

Tundukkan kepala kedepan, dan pelan-pelan putar dari satu sisi

kesisi lainnya.Tengadahkan kepala kebelakang, dan putar lagi

kekiri kekanan.Ulangi dengan bahu turunkan.

8) The Rocker (Pompa Bokong)

21
Gambar 2.8 The Rocker (Pompa Bokong)

Gerakan ini mengurut lengan dan paha, membantu menurunkan

tegangan otot di bagian belakang tubuh yang menghalangi anda

bergerak ke depan dengan mudah.meningkatkan aliran cairan

serebrospinal ke otak, jadi meningkatkan kemampuan untuk focus,

konsentrasi dan pemahaman.

Duduk di lantai, tangan ditaruh di belakang, ditekuk, ke 2 kaki

diangkat sedikit, dan gerakkan pinggul memutar beberapa kali

sampai rileks.

9) Cross Crawl Sit-up (Gerakan Diagonal Terlentang)

Gambar 2.9Cross Crawl Sit-up

(Gerakan Diagonal Terlentang)

Gerakan ini mengaktifkan kedua belahan otak secara serempak.Ia

menggabungkan otak untuk koordinasi pengelihatan, pendengaran

dan kemampuan kinestetik. Jadi meningkatkan kemampuan

mendengar, membaca, menulis dan daya ingat.

22
10) Energizer (Kepala Korba)

Gambar 2.10Energizer (Kepala Korba)

Gerakan ini terdiri dari menarik napas panjangdan dalam sehingga

meningkatkan oksigenasi, relaksasi otot leher dan bahu. Gerakan

ini membangkitkan sistem terutama setelah bekerja di depan

computer dan duduk dalam waktu yang lama. Dapat memperbaiki

postur konsentrasi dan perhatian, secara khusus berguna selama

kita bekerja di depan computer.

11) The Owl (Burung Hantu)

Gambar 2.11The Owl (Burung Hantu)

23
Kegiatan ini menurunkan tegangan otot bahu dan leher.Pada saat

otot leher rileks kemampuan mendengar, berpikir dan berbicara

meningkat.

Cengkeram otot bahu, gerakan kepala menengok ke belakang, tarik

napas dalam dan tarik bahu ke belakang, kemudian menengok

kesisi yang lain. Tundukkan kepala, napas dalam, biarkan otot

relaks. Ulangi dengan mencengkeram bahu yang lain.

12) Arm Activation (Mengaktifkan Tangan)

Gerakan 2.12 Arm Activation

(Mengaktifkan Tangan)

Gerakan ini meregangkan otot bahu dan dada atas.Gerakan ini

merilekskan dan mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta

membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan,

mengucap dan menulis kreatif.

Luruskan satu tangan ke atas, ke samping kuping. Buang napas

pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan

melawan tangan satunya keempat jurusan (depan, belakang,

kedalam dan keluar).

24
13) The Footflex (Melenturkan Sendi Kaki)

Gambar 2.13The Footflex (Melenturkan Sendi Kaki)

Gerakan ini mengembalikan ukuran panjang alamiah sendi-sendi

bagian belakang kaki. Gerakan ini akan merelakskan refleksi untuk

bertahan sekaligus meningkatkan kemampuan komunikasi,

konsentrasi dan menyelesaikan pekerjaan.

Cengkram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki,

betis, dan belakang lutut satu persatu, sementara pelan-pelan kaki

digerakkan ke luar dan ke dalam.

14) Calf Pump (Pompa Betis)

25
Gambar 2.14Claf Pump (Pompa Betis)

Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah bagi otot

dan tulang di bagian belakang tubuh. Kegiatan ini mempermudah

reflex bertahan dan membebaskan perasaan-perasaan uang

membuat kita tidak mampu ikut serta dalam melakukan kegiatan

yang positif.

Pompa ini meningkatkan konsentrasi perhatian, pemahaman yang

mendalam dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai

selesai.

Waktu anda memajukan badan ke depan dan buang napas, pelan-

pelan tekan telapak kaki kebelakang lantai, kemudian angkat ke

atas sambil ambil nafas dalam. Ulangi 3x tiap kaki.

15) The Gravity Glider (Bandul Gravitasi)

Gambar 2.15 The Gravity Glider (Bandul Gravitasi)

Gerakan ini merelakskan kelompok otot, ini penting untuk

keseimbangan dan koordinasi seluruh tubuh dan membantu

pemahaman.

26
Silangkan kaki, lutut tetap relaks. Tundukkan badan ke depan

dengan tangan lurus, buang napas waktu turun, dan ambil napas

waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki.

16) The Grounder (Kuda-kuda)

Gambar 2.16The Grounder (Kuda-kuda)


Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot dip aha

yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh. Melakukan

gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, memori jangka

pendek, ekspresi dan ketrampilan organisasi.

Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki

kiri tetap lurus kedepan.Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu

ambil napas wkatu lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi 3 x,

kemudian ganti dengan kaki kiri.

17) Brain Buttons (Tombol Otak)

27
Gambar 2.17Brain Buttons (Tombol Otak)

Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen melalui

arteri karotis ke otak.Tombol ini membantu membentuk kembali

pesan-pesan yang terarah dari bagian tubuh ke otak dan

pengelihatan, jadi meningkatkan hubungan silang antara otak untuk

membaca, menulis, berbicara dan mengikuti petunjuk.

Sambil menyentuh pusar, pijat keras sisi kiri dan kanan tulang

tengah (sternum) di bawah tulang dada.

18) Earth Buttons (Tombol Bumi)

Gambar 2.18Earth Buttons (Tombol Bumi)

Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak dan menyegarkan

kembali kelelahan mental yang beratk, mampu meningkatkan

ketrampilan organisasional dan meningkatkan kemampuan untuk

terfokus pada objek yang dekat.

Taruh 2 jari di bawah bibir dan tangan yang satu di os

pubis.Napaskan energi ke atas, ke tengah-tengah badan.

28
19) Space Buttons (Tombol Ruang)

Gambar 2.19Space Buttons (Tombol Ruang)

Menekan 2 titik ini merangsang gerakan seluruh system yang

meningkatkan perhatian, fokus, motivasi dan intuisi pengambilan

keputusan.

Taruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang ekor selama

1 menit, napaskan energi keatas tulang punggung.

20) The Thinking Cap (Pijat Kuping)

Gambar 2.20The Thinking Cap (Pijat Kuping)

Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan

memori.Sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, memori

jangka pendek dan ketrampilan berpikir abstrak.

29
Pelan-pelan buka daun kuping keluar, 3 kali dari atas ke bawah.

21) Blance Button (Tombol Keseimbangan)

Gambar 2.21Blance Button (Tombol Keseimbangan)

Kegiatan ini merangsang system keseimbangan tubuh di telinga

bagian dalam. Gerakan ini akan memperbaiki keseimbangan,

merilekskan mata dan bagian lain tubuh anda serta mempermudah

perhatian anda untuk berpikir dan melakukan kegiatan.

Pengambilan keputusan, konsentrasi dan pemecahan masalah

semuanya akan meningkat pada saat organiasi tubuh meningkat.

Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga dan taruh tangan satunya di

pusar. Napaskan enersi keatas, setelah 1 menit sentuh belakang

telinga yang lain.

22) The Energy yawn (Pijat otot menguap)

30
Gambar 2.22The Energy Yawn(Pijat otot Menguap)

Lebih dari 50% hubungan syaraf dari otak ke bagian lain tubuh

berjalan lewat persambungan rahang.Mengurut-urut bagian otot

yang menggeakan mulut untuk buka tutup merelakskan rahang,

memperlancar hubungan-hubungan syaraf untuk meningkatkan

otak secara keseluruhan.

Taruh jari di rahang yang terasa tegang.Buat suara menguap lebar

dan relaks, sambil memijat pelan untuk melepas ketegangan.

23) Cook’s Book Up (Duduk Angkat Kaki Jari Bersentuhan)

Gambar 2.23Cook’s Book Up (Duduk Angkat Kaki Jari Bersentuhan)

Kegiatan ini menyeimbangkan dan menghbungkan dua

hemisfer.Kegiatan ini memperkuat energy elektris tubuh, terlebih

dalam situasi yang penuh tekanan dan tidak bisaseperti pada saat

bekerja dengan computer, TV, AC.

Pertama, taruh menyilang kaki kiri di atas paha kanan atau

sebaliknya.Lalu tangan kanan memegang pergelangan kiri dan

tangan kiri pada telapak bawah kaki kanan.Kedua, turunkan kaki,

satukan kedua tangan sambil terus napas dalam selam 1 menit lagi.

31
24) Positive Points (Titik Positif)

Gambar 2.24Positive Points (Titik Positif)

Titik positif adalah titik-titik tekanan di dahi yang khusus diketahui

untuk reflex menghadap sesuatu atau lari dari sesuatu, jadi

menurunkan tekanan stress emosional. Sentuh perlahan the positive

point, dua tonjolan di dahi.

Aplikasi gerakan-gerakan senam otak dalam kehidupan sehari-hari

tergantung dari kebutuhan seseorang.Misalnya dalam pekerjaan

akuntansi yang memerlukan kemampuan metematis, maka

gerakan-gerakan senam otak adalah tombol bumi, tombol ruang,

tombol keseimbangan, pijat kuping, burung hantu dan pijat otot

menguap.

C. Asuhan Keperawatan anak

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan.

Sebelum memualai seluruh proses, tenaga keperawatan akan melakukan

32
pengkajian awal terhadap kondisi pasien. Pasien akan diberikan

pertanyaan , serta akan diberikan sejumlah tes, baik fisik maupun psikis.

Itu semua dilakukan agar pertanyaan-pertanyaan awal muncul saat

pengkajian [ CITATION Pra17 \l 1057 ].Pengkajian yang perlu dilakukan pada

anak sehat diantaranya yaitu:

1) Identitas Anak dan orangtua (nama, umur, jenis kelamin,

agama,alamat, pendidikan, pekerjaan).

2) Riwayat Neonatal (riwayat prenatal, riwayat natal, dan riwayat

postnatal)

3) Riwayat Pemberian Imunisasi (Imunisasi BCG, Hepatitis B, DPT,

Polio, Campak, MMR, Meningitis).

4) Pola kebutuhan Sehari-hari (Pola Nutrisi, Pola aktifitas, Pola

Istirahat/tidur, Pola Eliminasi, Pola Kebersihan Diri)

5) Pengkajian Pertumbuhan dan perkembangan anak pemeriksaan

antropometri seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar

lengan, lingkar dada.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah sebuah diagnosis yang dibuat oleh

petugas keperawatan profesional. Diagnosis menggambarkan tanda dan

gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang dirasakan pasien atau

klien sebagai berikut:

a. Pengelompokan Data

Kegiatan ini tidak berbeda analisis dan sintesis pada asuhan

keperawatan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian

33
dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnose

keperawatan.

b. Perumusan diagnosa keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan menggunakan aturan yang telah

didepakati, terdiri dari:

1) Masalah (promblem) adalah pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh anak

2) Penyebab (Etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah

3) Tanda (symtom) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif

yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak

langsung yang mendukung masalah dan penyebab.

Adapun diagnosa anak sehat yaitu:

a. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan

berhubungan dengan situasi yang terjadi di lingkungan

b. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

kurang pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru

c. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan keadaan

tumbang dan lingkungan.

d. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak

berdasarkan tumbuh kembangnya.

e. Gangguan rasa aman (cemas) berhubungan dengan kurang

pengetahuan ibu tentang tumbang anak

34
f. Kesiapan meningkatkan status imunisasi berhubungan

dengan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi.

[ CITATION won041 \l 1057 ]

c. Perencanaan

Perencanan adalah pengembangan stategi desain untuk mencegah,

mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah di identifikasi

diagnosis keperawatan. Desain perencanaaan menggambarkan sejauh

mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan

efektif dan efesien [ CITATION Pra17 \l 1057 ].

Adapun perencanaan asuhan keperawatan anak sehat yaitu:

a. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan

dengan situasi yang terjadi di lingkungan

1. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai

dengan kelompok usia

Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada

anak

2. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan

dan gerakan pada anak.

Rasional: mainan dan gerakan dapat meningkatkan rangsangan

anak dalamtumbuh kembang anak.

3. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa

takut.

Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan

4. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.

35
Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak

c. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru.

1. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti

makanan yang baik sesuai umur anak, cara menggendong, cara

memberikan ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan

bayi.

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap

perawatanan anak

2. Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting

sebagai role model anaknya.

Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi

contoh yang baik bagi anaknya

3. Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang

harus dilewati anak sesuai dengan umurnya

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap

tumbang

d. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan keadaan tumbang dan

lingkungan.

1. Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi

Rasional:mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas

2. Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu

Rasional:mengurangi risiko cedera pada kaki anak

3. Beri makanan yang aman untuk usia anak

36
Rasional: mencegah risiko keracunan makanan

4. Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan

Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air

mandi yang terlalu panas

e. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan

tumbuh kembangnya.

1. Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi

Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap

tumbang

2. Bantu orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang

tahapan tumbang yang dilewati anak dengan masa

pertumbuhandan perkembangan

Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang

anaknya

3. Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak

Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan

anaknya

f. Gangguan rasa aman (cemas) berhubungan dengan kurang

pengetahuan ibu tentang tumbang anak

1. Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada

anak saat ini sesuai umur

Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya

2. Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang

diberikan

37
Rasional: mengurangi kecemasan ibu

3. Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan

anaknya dan tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan

anak

Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga

g. Kesiapan meningkatkan status  imunisasi berhubungan dengan

Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan 

oleh anaknya

Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus

didapatkan oleh anak

1. Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat

diberikan kepada anaknya selain imunisasi yang harusnya

didapatkan

Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi

tambahan

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan

untuk mencegah penyakit yang bisa diderita oleh anaknya

Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.

[ CITATION won041 \l 1057 ]

d. Implementasi

Implementasi merupakan bagian aktif dari asuhan keperawatan, yaitu

perawat melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat

intelektual, teknis, dan interpersonal berupa berbagai upaya memenuhi

kebutuhan dasar klien. Tindakan keperawatan meliputi yaitu:

38
1) Tindakan keperawatan

2) Tindakan observasi

3) Pendidikan kesehatan/keperawatan

4) Tindakan medis yang di lakukan perawat (Tugas limpah)

[ CITATION Pra17 \l 1057 ].

e. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Kemungkinan yang terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat di

atasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul

masalah baru. Adapun evaluasi asuhan keperawatan anak sehat dengan

kriteria hasil yaitu:

1. Dx 1 : Orang tua mengetahui tugas pekembangan anak yang sesuai

dengan kelompok usia.

2. Dx 2 : Orang tua mengerti bagaimana cara merawat anaknya

3. Dx 3 :Anak bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya

diidentifikasi dan lingkungan rumah. Keluarga akan menekankan

dan mendemonstrasikan kegiatan yang aman di rumah.

4. Dx 4 : Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang

pada anaknya dan informasi yang diberikan.

5. Dx 5 :Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan

perkembangan anak

39
6. Dx 6  : ibu dapat memberikan imunisasi tambahan yang bisa didapat

oleh anaknya selain imunisasi yang harus didapat oleh anaknya.

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Rancangan/desain studi kasus yang dilakukan adalah deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dimasa

kini.Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencangkup pengkajian

satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok,

komunitas atau institusi, meskipun jumlah subjek cendrung sedikit namun jumlah

variable yang diteliti sangat luas (Nursalam, 2015).

Penelitian ini menggunakan studi kasus pada Asuhan Keperawatan Anak Usia6

Tahun Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Meningkatkan

Perkembangan Motorik Anak di TK Negeri 2 Labuapi.

B. Subyek Studi Kasus

Peneliti menggunakan subyek pada anak usia6 tahun yang mengalami

keterbelakangan perkembangan motorik di usia 6 tahun di TK Negeri 2 Labuapi.

kriteria yang di gunakan dalam pemilihan Subyek Studi Kasus:

1. kriteria inklusi

a) anak usia 6 tahun di TK Negeri 2 Labuapi

b) anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik di usia 6

tahun dengan gejala:

40
a. Motorik Kasar

1. Umur 6 tahun, anak bisa menjaga keseimbangan pada satu

tungkai dan satu kaki pada ujung jari. Pada umur ini, ketika

41
2. menangkap bola, anak melakukan gerakan ke depan kea rah

bola dengan satu kaki di depan kaki lainnya, lengan

membengkok untuk menangkap bola dengan kedua tangan.

b. Motorik Halus.

1. Pada umur 6 tahun, anak sudah mampu menggambar sesuai

gagasan-nya, menggunakan alat tulis dengan benar,

menggunting sesuai pola. Anak juga sudah memiliki

koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tanga, lengan,

dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak.

c) Keluarga dan klien bersifat kooperatif

d) Keluarga dan klien bersedia diberikan ashuhan keperawatan.

2. Kriteria eksklusi

a) Anak yang tiba-tiba tidak mau di lakukan tindakan di tengah-tengah

penelitian.

b) Anak yang sakit bukan mengenai keterlambatan perkembangan motorik

C. Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang di jadikan titik acuan

studikasus [ CITATION Her17 \l 1033 ].Fokus studi dalam penelitian ini adalah

Penerapan Prosedur Terapi Senam Otak untuk Meningkatkan Perkembangan

Motorik Anak.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional berisi tentang penjelasan yang dibuat oleh peneliti

tentang fokus studi yang di rumuskan secara operasional yang digunakan pada

41
studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual yang berdasarkan

literature (Supriyatno, Heru dkk. 2017).

a) Prosedur terapi senam otak adalah gerakan-gerakan sederhana yang

mudah di ikuti anak usia6 tahun. Dan memiliki manfaat untuk

merangsang seluruh bagian otak baik kanan, kiri, depan maupun

belakang secara sinergris. Gerakan-gerakan pada senam otak ini dapat

menyeimangkan otak kiri dan kanan sehingga logika dan kreatifitas dapat

simbang.

b) Anak usia 6 tahun adalah anak dengan priode emas dalam proses

perkembangannya. Pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang

yang luar biasa baik dari segimotorik. Adapun perkembangan motorik

halus dan kasar anak usia 6 tahun yaitu:

a. Umur 6 tahun, anak bisa menjaga keseimbangan pada satu

tungkai dan satu kaki pada ujung jari. Pada umur ini, ketika

menangkap bola, anak melakukan gerakan ke depan kea rah

bola dengan satu kaki di depan kaki lainnya, lengan

membengkok untuk menangkap bola dengan kedua tangan

1) Motorik Halus

a. Pada umur 6 tahun, anak sudah mampu menggambar sesuai

gagasan-nya, menggunakan alat tulis dengan benar,

menggunting sesuai pola. Anak juga sudah memiliki

koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tanga, lengan,

dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak.

42
E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data [ CITATION Soe12 \l 1033 ]. Instrumen yang di gunakan dalam pengambilan

data yaitu dengan format asuhan keperawatan, kuesioner, video senam otak,

alat pengukuran antropometri (Timbangan, Midline, Pengukuran

TB),Prosedur terapi senam otak, Selain itu data di peroleh penulis dari data di

TK Negri 2 Labuapi , sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan.

F. Model Pengumpulan Data

Jenis instrument pengumpulan data yang sering di gunakan pada ilmu

keperawatan diklasifikasikan menjadi 5 bagian (Nursalam, 2003) diantaranya :

1. Biofisiologis ( pengukuran yang berorientasi pada dimensi fisiologis

manusia, baik invivo maupun invitro)

2. Observasi (terstruktur dan tidak terstruktur)

Observasi dapat dilaksanakan dengan beberapa model instrument,


diantaranya :
a. Catatan Anecdotal (mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa

menurut urutan kejadian)

b. Catatan Berkala (mencatat gejala secara berurutan menurut waktu

namun tidak terus menerus)

c. Daftar Ceklist (dengan daftar yang memuat nama observe disertai jenis

gejala yang diamati)

3. Wawancara (terstruktur dan tidak terstruktur)

4. Kuesioner (pengumpulan data secara formal untuk menjawab pertanyaan

tertulis)

43
5. Skala Penilaian

1) Hasil penilaian KPSP dari perkembangan motorik anak usia 72 bulan

(6 tahun) terdapat 6 pertanyaan.

a) Apabila jumlah jawaban Ya = 6-5 perkembangan anak sesuai

(S) dengan tahap perkembangannya.

b) Apabila jumlah jawaban Ya = 4-3 perkembangan anak

meragukan (M).

c) Apabila jumlah jawaban Ya = 2-1 kemungkinan ada

penyimpangan (P), maka anak tersebut memerlukan

pemeriksaan lebih lanjut atau dirujuk.

d) Untuk jawaban Tidak pada semua jawaban, maka

perkembangan anak menyimpang (D). (Dapkes RI, 2012)

G. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri 2 Labuapi. Pemilihan lokasi

tersebut dengan alasan sebagai berikut:

a. Tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

b. Berdasarkan laporan dari guru yang mengajar di TK Negeri 2

Labuapi mengatakan belum pernah dilakukan senam otak dan

skrinning deteksi perkembangan motorik pada anak didik TK

Negeri 2 Labuapi.

c. Belum ada penelitian terkait dengan Pemberian Terapi Senam Otak

untuk Meningkatkan Motorik anak.

44
2. Waktu Penelitian

a. Penyusunan proposal di mulai dari November 2019 - Februari 2020.

b. Penelitian dilakukan pada minggu ke II s/d IV bulan Maret 2020

selama 3 x dalam seminggu selama 2 minggu.

H. Penyajian Data

Penyajian data disesuaikan dengan studi kasus deskriptif yang dipilih.

Untuk studi kasus, data di sajikan secara narasi dan disertai cuplikan ungkapan

verbal dari subyek studi kasus yang merupakan data pendukung (Supriyatno,

2017).

I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian merupakan pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitan yang melibatkan pihak peneliti, pihak yang di teliti, dan

masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitan (Notoatmojo,

2010). Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan ( Informed Consent )

Informed Consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed

Consent diberikan sebelum dilakukan penelitian dengan memberikan

lembar persetujuan menjadi responden.Tujuannya yaitu agar subyek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika

subyek setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan, dan apabila

menolak maka peneliti harus menghormati hak klien (subyek) (Hidayat,

2008)

45
2. Tanpa nama ( Anonimity )

Masalah etika keperawatan yaitu masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan di sajikan. Untuk menjaga kerahasian penulis tidak perlu

mencantumkan nama secara lengkap, hanya menggunakan inisial

(Hidayat, 2008).

3. Kerahasiaan ( Confidentiality )

Etika dengan memberikan jaminan kerahasian hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah lainnya.Semua informasi yang telah

dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu

yang di laporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008).

46
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang Asuhan

Keperawatan Anak Usia 6 Tahun Dengan Pemberian Terapi Senam Otak Untuk

Meningkatkan Perkembangan Motorik Anak Di TK Negeri 2 Labuapi. Adapun

hasil penelitian yang didapatkan meliputi gambaran umum TK Negeri 2 Labuapi,

gambaran umum responden (karakteristik), serta penelitian perkembangan

motorik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri 2 Labuapi. Sampel dalam

penelitian ini adalah anak usia 6 tahun. Penelitian dilakukan pada tanggal 27

April 2020.

TK Negeri 2 Labuapi beralamat di jalan Jalan. K.H. Ahmad Dahlan,

Perampuan, Kecamatan. Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara

Barat. Jumlah peserta didik (siswa) TK Negeri 2 Labuapi tahun 2019/2020

adalah 54 siswa, terbagi menjadi 2 kelas yaitu kela A yang terdiri dari 27

siswa dan B yang terdiri dari 27 siswa. Adapun siswa (responden) berada di

kelas A. TK Negeri 2 Labuapi memiliki 4 orang tenaga pengajar dan 1 orang

Kepala Sekolah.

B. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian Data

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 27 April 2020 pada

responden yang bernama An”K” usia 6 Tahun, jenis kelamin parampuan,

beralamat di Taman Baru, sekolah di TK Negeri 2 Labuapi. An”K” adalah

47
anak pertama dari pasangan suami istri yang bernama Ny “W” berusia 36

Tahun, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai ibu

rumah tangga dan Tn “R” berusia 38 Tahun, pendidikan terakhir S1,

beragama islam serta bekerja sebagai pegawai Bank.

Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa menggunting dengan

rapi mengikuti pola yang ada dan setelah dilakukan skrining atau deteksi

tentang perkembangan anak terutama perkembangan motorik maka hasil

perkembangan motorik An ”K” Meragukan. Hal ini di dasari dengan hasil

tes yang menunjukan Klien belum bisa menggunting dengan rapi

mengikuti pola yang ada, dan klien belum bisa menjaga keseimbangan

pada satu tungkai dan satu kaki pada ujung jari.

Hasil pengkajian riwayat natal, ibu klien mengatakan Persalinan

dilakukan secara sesar (SC), penolong persalinan adalah dokter dan bidan,

tempat persalinan di rumah sakit, Berat badan bayi 2,9 kg, panjang badan

50 cm, jenis kelamin perampuan dan tidak terdapat masalah dalam

persalinan, dan Bayi diberi asi setalah melahirkan serta tidak ada tanda-

tanda bahaya pasca persalinan. Riwayat psikososial, Adanya kontak mata

dan sentuhan pada anak dan adanya respon apabila anak diajak berbicara.

Hasil pengkajian pola kebutuhan sehari-hari, klien diberikan susu

formula dan asi, klien diberikan makanan pendamping asi sejak usia 6

bulan, makanan yang di konsumsi saat ini adalah nasi. dengan frekuensi

makan 3 x sehari, sebanyak 1 piring dan jenis makanan seperti nasi, sayur,

serta lauk pauk,

48
pola aktivitas Ibu klien mengatakan anaknya dapat bergerak aktif,

dan ibu klien mengatakan anaknya dapat memberitahu ibu apabila lapar,

serta dapat memberitahu ibu apabila ingin BAB / BAK.

Pola istirahat Ibu klien mengatakan anaknya biasanya tidur siang

selama 2 jam dan tidur di malam hari selama 8 jam, pola eliminasi Ibu

klien mangatakan anaknya BAB 1 x sehari, BAB berwarna kuning dengan

konsisten padat. Dan ibu klien mangatakan anaknya BAK 5 x sehari, BAK

berwarna kuning dengan konsisten cair.

Pola kebersihan diri Ibu klien mengatakan anak mandi 2 x sehari,

yaitu pagi dan sore hari, Pola perkembangan dalam keluarga (terdapat

keterlambatan perkembangan /tidak) Ibu klien mengatakan tidak ada

keluarga yang mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya.

Kondisi lingkungan tempat tinggal, Rumah klien tampak bersih,

jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang dan stimulasi yang diberikan

kepada anak adalah bermain. Dukungan / respon keluarga atas kehadiran

anak, Keluarga sangat bahagia memiliki anak dan ia sangat mendukung

kegiatan apapun yang dilakukan oleh anaknya, dan Riwayat penyakit yang

pernah diderita bayi Ibu klien mengatakan anaknya pernah menderita

penyakit pada umumnya seperti batuk, pilek dan demam.

Keadaan umum baik, Berat badan anak 20kg, Tinggi badan 115

cm, LIKA 51,4 cm, LILA 17,00 cm, suhu 36,0°C, nadi 90 x/menit, RR 22

x/menit. Hasil pengkajian Rambut bersih tidak terdapat kutu atau ketombe,

distribusi merata, rambut berwarna hitam, tidak terdapat luka dan tidak

49
terdapat ada nya benjolan, telinga Letak simetris, tidak terdapat kotoran,

tidak terdapat lesi, dan dapat mendengar dengan jelas.

Pengkajian Mata Bentuk simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi,

konjungtiva berwarna putih, dan sclera berwarna merah muda, Tidak ada

sumbatan dalam hidung, tidak ada secret, dan tidak terdapat cuping idung.

Bibir Berwarna merah muda, tidak adanya sumbing, tidak adanya

kelainan, tidak terdapat lesi, tidak terdapat saliva yang berlebih, jumlah

gigi 29 dan terdapat cries gigi.

Pengkajian leher Tidak terdapat adanya benjolan, tidak terdapat

adanya pembengkakan, Bentuk dada simetris, tidak terdapat massa atau

benjolan.bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat otot bantu nafas, tarikan

dada normal, Bentuk perut simetris, tidak terdapat massa atau benjolan,

genetalia tidak terkaji, ekstermitas lengkap dan normal serta tidak ada

kalainan. Berikut adalah keluatan ototnya:

2. Analisa Data

Analisa data pada An “K” dengan keterlambatan perkembangan motorik

kasar adalah seperti berikut:

No DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Tumbuhan dan Potensial perubahan
- Ibu kembangan anak dan perkembangan
klien mengatakan anaknya belum berhubungan dengan
bisa menggunting dengan rapi situasi yang terjadi di
mengikuti pola yang ada. lingkungan.
DO: Faktor lingkungan
- Klie
n belum bisa menggunting dengan
rapi
- Klie Lingkungan
n belum bisa menjaga Keluarga
keseimbangan pada satu tungkai
dan satu kaki pada ujung jari.

50
3. Rumusan Masalah

Potensial perubahan dan perkembangan berhubungan dengan situasi

yang terjadi di lingkungan ditandai dengan klien belum bisa menggunting

dengan rapi dan klien belum bisa menjaga keseimbangan pada satu

tungkai dan satu kaki pada ujung jari.

4. Intervensi Keperawatan

Adapun rencana asuhan keperawatan pada An”K” adalah seperti yang

terdapat dalam tabel berikut:

Nama : An “K”
Diagnosa : Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan

berhubungan dengan situasi yang terjadi dilingkungan.


TGL/JAM DX RENCANA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
27-04-20 I Setelah dilakukan 1. Ajarkan orang tua 1. Agar orang tua
tindakan keperawatan, tentang tugas mampu melakukan
selama 6x24 jam perkembangan yang sesuai tugas tumbuh
diharapkan potensial dengan kelompok usia. kembang pada anak.
perubahan pertumbuhan 2. Tingkatkan 2. Mainan dan
dan perkembangan rangsangan dengan gerakan dapat
dapat teratasi dengan menggunakan berbagai meningkatkan
kriteria hasil: mainan dan gerakan rangsangan anak
1. Perkembangan seperti senam pada anak. dalam tumbuh
motorik halus dan kasar 3. Berikan tindakan kembang.
dapat sesuai dengan nyaman setelah prosedur 3. Mengurangi
umur. yang menyebabkan rasa rasa ketidak
takut nyamanan.
4. KIE orang tua 4. Mengetahui
untuk kontrol tiap bulan adanya keluhan dalam
tumbuh kembang
anak.

5. Implementasi Keperawatan

51
Pada diagnosa pertama melakukan senam otak pada tanggal 27 April

2020. Respondem mampu melakukan dan mengikuti instruksi yang di

berikan atau di contohkan saat melakukan senam otak.

Observasi gerakan senam otak sebagai berikut:

Pelaksanaan Tahap Gerakan Senam Otak


Hari/tangga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 15 16
l 0 1 2 3 4
27-04-2020 X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
29-04-2020 X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
01-05-2020 X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
03-05-2020 X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
05-05-2020 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
07-05-2020 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Berdasarkan tabel 4.1 responden melakukan senam otak 6 kali

selama 2 minggu pada bulan april-maret. Responden mampu melakukan

dan mengikuti gerakan yang di contohkan dari gerakan 1-16 pada tanggal

27 April – 7 Maret 2020 responden masih belum dapat menyeimbangkan

diri pada gerakan 1 dan pada tanggal 5-7 Maret responden sudah dapat

menyeimbangkan diri dengan satu tungkai dan satu kaki pada ujung jari.

6. Evaluasi Keperawatan

Skrinning atau penilaian deteksi perkembangan motorik adalah untuk

menilai perkembangan motorik responden sebelum dilakukan tindakan

senam otak, setelah dilakukan skrining penilaian perkembangan motorik

selanjutnya responden akan diajarkan senam otak selama 6 kali selama 2

minggu yaitu pada tanggal 27 April, 29 April, 1 Mei, 3 Mei, 5 Mei, dan 7

Mei 2020. Dan akan dilakukan skrining penilaian perkembangan motorik

lagi apakah ada perubahan pada responden apa tidak setelah dilakukan

senam otak.

52
Skrining perkembangan motorik dilakukan pada tanggal 27 April – 3

Mei 2020 hasilnya adalah perkembangan motorik responden dengan skor

4 (Meragukan) hal ini ditandai dengan responden belum bisa

menggungting sesuai denga pola yang di berikan dan responden belum

bisa menjaga keseimbangannya pada satu tungkai dan satu kaki pada

ujung jari. Dan setelah dilakukan skrining pada tanggal 5-7 Mei 2020

perkembangan motorik responden dengan skor 5 (Sesuai) hal ini ditandai

dengan anak sudah dapat menggunting mengikuti pola yang ada dan anak

sudah dapat menjaga keseimbangan dengan satu tungkai dan satu kaki

pada ujung jari.

C. Pembahasan Studi Kasus

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 April sampai dengan 7 Mei 2020

dengan satu responden. Penelitian ini membandingan perubahan

perkembangan motorik dari sebelum dilakukan tindakan senam otak dan

sesudah dilakukan tindakan senam otak pada salah satu anak yang memiliki

keterlambatan perkembangan motorik.

Proses pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti yaitu dimulai saat

pencarian data anak dengan keterlambatan perekembangan motorik yang

sesuai dengan kriteria insklusi dan eksklusi yang sudah di tetapkan. Kemudian

menemui responden memperkenalkan diri, menjelaskan tentang maksud,

tujuan, serta manfaat penelitian dan mengajukan infomed consent kepada ibu

responden, setelah itu responden diajarkan senam otak selama 6 kali dalam 2

minggu. Kemudian peneliti mengobservasi perkembangan motorik sebelum

dilakukan tindakan senam otak dan setelah dilakukan tindakan senam otak.

53
Proses tumbuh kembang seorang anak dipengaruhi oleh banyak faktor

[ CITATION san07 \l 1057 ], dimana faktor-faktor tersebut akan saling

berhubungan dengan proses perkembangan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Menurut [ CITATION Soe15 \l 1057 ], pendidikan orang tua

merupakan salah satu faktor yang penting untuk perkembangan anak, karena

dengan pendidikan yang baik orang tua mampu menerima informasi dari luar

terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan

anak, mendidik, dan sebagainya.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa orangtua responden pendidikannya

yaitu menengah atas (SMA). Tingkat pendidkan wali mempengaruhi

pengetahuan yang dimiliknya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya maka itu

memungkinkan orang tua mampu melakukan tes perkembangan motorik pada

anaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat[ CITATION Soe12 \l 1057 ], yang

mengatakan bahwa pengetahuan timbul karena adanya rasa ingin tahu dalam

diri seseorang. Semakin tinggi pendidikannya maka semakin baik pula

pengetahuannya. Begitupun juga sebaliknya, semakin rendah pendidikannya

maka semakin rendah pula pengetahuannya. Pendidikan akan berpengaruh

pada seluruh aspek kehidupan manusia baik pikiran, perasaan maupun

sikapnya. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula kemampuan dasar

yang dimiliki seseorang. Selain pendidkan formal, sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Artinya pengetahuan itu

diperoleh melalui informasi, baik dari media cetak ataupun elektronik.

Proses tumbuh kembang seorang anak dipengaruhi oleh banyak faktor

[ CITATION san07 \l 1057 ], dimana faktor-faktor tersebut akan saling

54
berhubungan dengan proses perkembangan baik secara langsung maupun

tidak langsung, salah satunya adalah faktor dari anak itu sendiri.

Dari hasil penelitia yang dilakukan oleh peneliti bahwa anak yang berusia

6 Tahun belum bisa menggunting dengan rapi mengikuti pola yang ada dan

belum bisa menjaga keseimbangannya dengan satu tungkai dan satu kaki pada

ujung jari. Berdasarkan kuesioner pra skrinning perkembangan motorik anak

bernilai 4 (Meragukan).

Pada analisa data responden ditemukan masalah dan penyebab, yaitu

potensial perubahan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang

terjadi di lingkungan ditandai dengan anak belum bisa menggunting dengan

rapi mengikuti pola yang ada dan belum bisa menjaga keseimbangan pada satu

tungkai dan satu kaki pada ujung jari. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

keterlambatan perkembangan motorik adalah dengan cara meningkatkan

rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dan gerakan seperti senam

otak.

Senam otak merupakan gerak-gerakan sederhana dan bertujuan untuk

menghubungkan atau menyatukan pikiran dan tubuh. Senam otak merupakan

bagian dari proses edukasi kisineologi. Kisineologi merupakan suatu ilmu

yang mempelajari gerakan tubuh dan hubungan antara otot-otot dan postur

terhadap fungsi otak. Senam otak berfungsi untuk merangsang perkembangan

seluruh bagian otak, baik otak kanan, otak kiri, otak depan, maupun otak

belakang secara sinergis [ CITATION Den \l 1057 ]. Gerak-gerakan dalam senam

otak memiliki manfaat seperti menyeimbangkan otak kiri dan kanan, sehingga

logika maupun kreatifitas menjadi seimbang, dapat membangun kepercayaan

55
diri, serta berpengaruh positif terhadap peningkatakn konsentrasi, daya ingat,

dan pengendalian emosi pada anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 27 April- 7 Mei

2020 keterlambatan perkembangan motorik disebabkan oleh beberapa faktor

baik faktor orang tua maupun faktor anak yang sudah dipaparkan diatas.

Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tingi memiliki hal untuk

kesempurnaan belajar, keyakinan akan kemampuan yang lebih positif,

orientasi kerja yang akurat dan mereka menggunakan strategi belajar yang

lebih efektif. Dan dengan adanya perubahan perkembangan motorik setelah

responden melakukan senam otak sebanyak 6 kali dalam kurun waktu 2

minggu, responden sudah dapat menggunting mengikuti pola yang sudah ada

dan responden sudah dapat menjaga keseimbangannya dengan satu tungkai

dan satu kaki berada pada ujung jari. Dengan pemberian stimulasi senam otak

pada anak, akan melatih koordinasi mata dan tangan sehingga semakin sering

anak berlatih semakin mudah pula anak melakukannya. Senam otak sangat

menyenangkan dan meningkatkan mood belajar sehingga belajar terasa lebih

mudah seperti bermain. Maka dari itu senam otak biasanya diberikan sebelum

pelajaran dimulai atau disela-sela pelajaran ketika anak mulai bosan dengan

pelajaran untuk mengembalikan mood anak.

D. Kendala atau Hambatan Selama Penelitian

56
Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian ini.

Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Adapun kendala atau hambatan peneliti selama proses penelitian

ini antara lain yaitu:

1. Mencari responden yang berumur 6 tahun dan yang sesuai dengan kriteria

insklusi dan eksklusi di luar TK Negeri 2 Labuapi

2. Konsep yang digunakan door to door atau rumah kerumah dikarenakan

adanya wabah virus corona (covid-19) sehingga tidak memungkinkan

melakukan pada satu tempat atau perkumpulan.

3. Melakukan tindakan menggunakan alat seadanya di karenakan adanya

wabah virus corona (covid-19)

BAB V

57
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan maka penulis dapat

menyimpulkan pada pengkajian dengan keterlambatan perkembangan

motorik didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif

diperoleh dari wawancara dengan ibu klien dimana ibu klien mengatakan

anak nya belum bisa menggunting dengan rapi sesuai dengan pola yang

diberikan. Dan data objektif diperoleh dari kuesioner skrining

perkembangan motorik anak usia 6 tahun mendapatkan nilai 4

(Meragukan) hal ini ditandai dengan anak belum bisa menggunting

mengikuti pola yang ada dan anak belum bisa menjaga keseimbangannya

dengan satu tungkai dan satu kaki pada ujung jari. Setelah diberikan

asuhan keperawatan dan diberikan terapi non farmakologi seperti senam

otak atau brain gym ibu klien mengatakan anaknya sudah dapat

menggunting dengan rapi sesuai dengan pola yang diberikan. Dan

dilakukan skrining perkembangan motorik dengan hasil anak sudah

mampu menggunting dengan rapi mengikuti pola yang ada dan anak sudah

bisa menjaga keseimbangannya dengan satu tungkai dan satu kaki pada

ujung jari.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Agar menambah jumlah buku sumber khususnya materi tentang

Keperawatan anak, perkembangan motorik pada anak, senam otak, dan

unutk melengkapi refrensi dalam penyusunan selanjutnya.

58
2. Bagi Orang tua

Orang tua dapat menerapkan senam otak dirumah untuk meningkatkan

perkembangan motorik pada anak.

3. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu program kegiatan di

TK Negeri 2 Labuapi untuk melakukan senam otak dapat

meningkatkan perkembangan motorik anak.

4. Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat sebagai acuan atau refrensi dalam melakukan

penelitian khususnya yang menyangkut tentang pemberian terapi

senam otak untuk meningkatkan perkembangan motorik anak.

1
DAFTAR PUSTAKA

Dennison, P. D. (2009). Brain Gym Senam Otak. Jakarta: Grasindo.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Barat tahun 2015. Dinas Kesehatan Provinsi NTB: Nusa Tenggara Barat

Depkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Depkes RI: Jakarta
Hurlock. (2014). Perkembangan Anaka. Jakarta: Erlangga.
Handayani, M.2015.Ciri-ciri Umum Perkembangan dan Tugas AnakUsia Pra
Sekolah. Http://mellyhandayanicyrys.wordpress.com/2015/05/16 Diaskes
Tanggal 26 November 2019

Kemenkes RI. 2016. Data Informasi dan Kesehatan.

Madyastuti R. 2017. Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Motorik Kasar


Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Kesehatan

Marni. (2014). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan


Pernafasan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika
Prabowo, T. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Rahardjo, M. d. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Balita Dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
santrock. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sari, L. P. (2018). Jurnal Kesehatan. Pengaruh senam Otak Terhadap
Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun .
Soetjiningsih. (2015). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Supriyatno, H. (2017). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. AIPViKI: Jakarta
Pusat.
wong. (2004). Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.
Yuliansih, A. (2015). Jurnal Kesehatan. Pengaruh Senam Irama Terhadap
Kemampuan Motorik Anak Usia5 Tahun.

2
3
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan

Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram

dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam

penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Anak Usia 6 Tahun Dengan

Pemberian Terapi Senam Otak Untuk Meningkatkan Perkembangan

Motorik Di TK Negeri 2 Labuapi.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan

keperawatan anak usia 6 tahun dengan pemberian terapi senam otak untuk

meningkatkan perkembangan motorik anak, yang dapat memberi manfaat

berupa untuk menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu keperawatan

anak, orangtua dapat melakukan senam otak dirumah untuk meningkatkan

perkembangan motorik anak, sebagai acuan dalam melakukan penelitian

khususnya yang menyangkut tentang pemberian terapi senam otak untuk

meningkatkan perkembangan motorik anak, dan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai program kegiatan di TK Negeri 2 Labuapi untuk melakukan senam

otak dapat meningkatkan perkembangan motorik anak usia 6 tahun.

Penelitian ini akan berlangsung selama 3 x seminggu selama 2 minggu.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung ± 10-15 menit.

Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

1
Lampiran 2

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan /

pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan

yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 087860424820

PENELITI

KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM

2
Lampiran 3

INFORMED CONSENT

( Persetujuan menjadi Responden)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh KARDINAH DWI SEPTYANINGRUM dengan judul

Asuhan Keperawatan Anak Usia 6 Tahun Dengan Pemberian Terapi Senam

Otak Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Anak Di TK Negeri 2

Labuapi.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

Mataram, Januari 2020


Saksi Yang memberikan
persetujuan

Mataram, Januari 2020


Peneliti

KARDINAH DWI S

DOKUMENTASI

3
Lampiran 4

4
Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai