Anda di halaman 1dari 1

Kisah

Wirausahawan
Sukses di
Bidang
Kerajinan
by Rifa · April 16, 2021 · ! 5 minute read

Menjadi wirausahawan sukses di


bidang kerajinan, memiliki omzet besar,
dan mampu membuka lapangan
pekerjaan bagi orang disekitar, tentu
menjadi mimpi banyak orang.

Namun kesuksesan tidak akan datang


pada orang yang hanya diam dan
menunggu bukan?

Seperti kata pepatah lama yang sering


kita dengar, hasil tidak akan pernah
mengkhinati usaha.

Untuk mencapai hasil yang diinginkan,


tentu kita harus berusaha keras.
Berusaha dan terus berusaha
meskipun gagal adalah kunci
kesuksesan seseorang.

Seperti kisah perjuangan 3 pengrajin


sukses kita berikut ini.

Isi [ sembunyikan ]

Kisah Tokoh Wirausahawan Sukses di


Bidang Kerajinan
1. Dewi Tanjung Sari
2. Titik Winarti
3. Sunny Kamengmau
Akhir kata

Kisah Tokoh
Wirausahawan Sukses di
Bidang Kerajinan

1. Dewi Tanjung Sari

Gadis cantik kelahiran Malang, 17 Mei


1978 ini merupakan seorang yatim
sejak kecil. Sebagai anak satu-satunya
Dewi hanya tinggal berdua dengan
ibunya yang bekera sebagai seorang
pembantu kala itu.

Hidup tanpa seorang ayah dan


kekurangan, tidak menyurutkan tekad
dewi kecil untuk mengear cita-cita dan
mengenyam pendidikan setinggi-
tingginya.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah


Atas pada tahun 2003, Dewi
melanjutkan pendidikannya ke progam
Diploma III Universitas Brawijaya.

Pada saat itu, ibu dewi membuka


warung kecil-kecilan untuk mencukupi
kebutuhan mereka. Dari sinilah Dewi
berinisiatif untuk mencari penghasilan
tambahan guna membantu
perekonomian keluarganya.

Setiap hari setelah pulang kuliah, Dewi


mengumpulkan daun-daun kering
disekitar kampusnya untuk kemudian
dijadikan kerajinan tangan.

Mulanya dia membersihkan daun-daun


yang telah ia kumpulkan, kemudian
dikerigkan, lalu dibentuk menjadi
bermacam-macam kerajinan seperti
kotak pensil, pigura, kotak tissue, dan
masih banyak lagi.

Bermodalakn uang sebesar Rp. 50.000,


Dewi memulai merintis usahanya ini.
Awalnya Dewi memasarkan karyanya
melalui teman-teman kampusnya.

Siapa sangka, kalau karya dewi yang


dijual di pameran kampusnya itu terjual
habis.

Dewi terus menekuni usahanya ini


hingga di tahun 2004 dia bertemu
dengan seseorang yang mau bermitra
dengan De’ Tanjung.

Dewi mulai mengekspor karyanya ke


berbagai Negara seperti Hongkong,
Singapura, dan Australia. Ia pun
mampu memperkerjakan 16 orang
dalam menjalankan bisnis kerajinanya
ini.

Namun tidak berselang lama, pada


tahun 2007 perusahaan ekspor yang
bermitra denganya bangkrut. Ditengah
kebingunganya memasarkan kerajinan
yang telah diproduksi, Dewi
menghentikan bisnisnya sementara.

Tapi usahanya tidak berhenti disitu.


Dewi bangkit dari krisis dengan mulai
meletakkan contoh hasil karyanya di
warung dagangan sang ibu.
Bersebrangan dengan sebuah kantor,
warung ibunya mendatangkan satu
pesanan besar untuknya.

Salah seorang pelanggan ibunya


tertarik untuk menjadikan karya Dewi
sebagai souvenir pernikahnya.

Dari situlah De’ Tanjung bangkit


kembali dan mengantarkan Dewi
menjadi salah satu pengusaha
kerajinan yang sukses dan memiliki
omzet jutaan bahkan milyaran.

2. Titik Winarti

Memiliki pandangan lain mengenai


para difabel, wanita kelahiran
Surabaya, 11 Maret 1970 ini mampu
menjadi pengrajin sukses dan inspiratif.

Terlahir dikeluarga seorang pengrajin


kayu, kecintaan Titik pada seni sudah
mucul sejak kecil, begitu juga dengan
jiwa bisnisnya.

Saat duduk di bangku SMA Titik sudah


mulai menjual kartu-kartu yang dihias
pada teman-temanya. Usahanya ini
mendapat respon positif dan
membuatnya kebanjiran pesanan.

Hobi membuat kerajinan ini pun ia


tekuni bahkan sampai ia sudah
berkeluarga. Pada satu momen hari
raya, Titik memutuskan untuk
medesign ruamhnya dengan karya-
karya kerajinan yang ia buat.

Hal ini mendapat antusiasme yang


besar dari para tamu yang datang. Dari
sinilah Titik memutuskan untuk
membuka Tiara Handycraft dan
menekuni hobinya ini menjadi bisnis
yang serius.

Produk yang ditawarkan Tiara


Handycraft pun bermacam-macam
mulai dari souveneir pernikahan,
aksesoris rumah, hingga souvenir
untuk bayi. Mulanya Titik hanya
memperkerakan ibu-ibu disekitar
rumahnya sebagai bentuk
kontribusinya dalam membedayakan
perempuan.

Taiara handycraft pun ramai pelanggan


dan mendapatkan banyak pesanan.

Sayangnya ujian pasti hadir untuk


orang-orang yang berjuang. Sekitar
tahun 1998, usaha Titik mengalami
kejatuhan dikarenakan plagiarism yang
dilakukan seseorang terhadap
karyanya. Orang ini merekrut pegawai
yang telah dilatih oleh Titik dengan
iming-iming gaji yang lebih besar.

Banyak dari karyawanya yang tergoda


dan meninggalkan titik dalam
kejatuhan usahanya.

Kejatuhanya ini tidak lantas


membuatnya berhenti. Atas saran dari
seorang teman, Titik beserta sisa
karyawanya merekrut para difabel
penderita tuna daksa dan melatih
mereka.

Melatih para difabel tentunya


memerlukan usaha dan kesabaran
yang ekstra. Didorong oleh keinginan
mulianya untuk memberdayakan para
difabel, keuletan Titik membuahkan
hasil.

Para penderita tuna daksa ini pun


mampu membuat kerajinan tangan dan
membantu Titik kembali pada puncak
kesuksesan di industri kreatif.

Pada tahun 2002, Titik berkesempatan


untuk memamerkan produknya di
Jedda dan Singapura. Dari sini, cakupan
usaha Titik kembali meluas hingga ke
Brazil dan Amerika.

Selain itu, Titik juga berhasil meraih


penghargaan atas ushanya
memberdayakan difabel. Titik pun
didaulat untuk menyampaikan
aspirasinya pada forum Internasional
PBB.

3. Sunny Kamengmau

Pendidikan memanglah sesuatu yang


penting, namun pendidikan bukanlah
satu-satunya penentu kesuksesan
seseorang.

Bermodalkan ijazah SMP, pria kelahiran


Nusa Tenggara Timur ini merantau ke
pulau Bali. Di usianya yang ke-18 Sunny
tidaak melanjutkan pendidikan SMA
nya dan memilih untuk bekerja
serabutan di Bali.

Pekerjaan apapun ia lakoni dari


mencuci mobil, menjadi buruh renovasi
rumah, hingga akhirnya ia menetap
sebagai tukang kebun di salah satu
hotel di Bali selama satu tahun.

Pada tahun 2002, setelah satu tahun


menjadi tukang kebun, Sunny diangkat
menjadi petugas keamanan hotel atau
security.

Kepribadianya yang senang bergaul


membuatnya dekat dengan banyak
tamu hotel. Hal ini pun menumbuhkan
minatnya untuk belajar bahasa asing
seperti bahasa jepang dan bahasa
Inggris. Sunny melihat peluangnya
sebagai security yang pandai bahasa
asing.

Dengan gajinya yang hanya 50.000


rupiah, ia membelikanya sebuah kamus
inggris- Indonesia. Kemauanya belajar
bahasa asing ini lah yang pada akhirnya
mempertemukan Sunnny dengan
Nobuyuki Kakizaki, seorang pengusaha
sekaligus pemilik Real Point Inc asal
Jepang.

Persahabatan yang terjalin selama 5


tahun itu pun membuat mereka
berpikir untuk membuka usaha
bersama. Keduanya kemudian
bekerjasama dalam usaha membuat
tas.

Tas handmade nantinya akan


dipasarkan ke Jepang karena tingginya
minat masyarakat Jepang akan hasil
kerajinan buatan tangan. Namun
usahanya ini tidak berlangsung mulus.

Pada awal dibentuknya kerjasama itu,


mereka sama sekali tidak memiliki
target pasar yang pasti. Pembeli
pertama mereka pun datang dari
Jepang, namun penjualan tetap tidak
menunjukan perkembangan yang
stabil. Bahkan penghasilan yang di
peroleh pun tidak menentu setiap
bulannya.

Sembari berusaha merintis bisnisnya,


Sunny juga tetap bekerja sebagai
security di hotel. Dengan usahanya
yang gigih dalam memasarkan tas
kulitnya, pada tahun 2007 mereka
berhasil dengan stabil memasarkan
produknya. Tas Robita, begitu mereka
menamai produknya ini.

Produksi tas Robita pun mencapai


sekitar 5000 buah setiap bulannya.
Stabilnya pemasaran produk mereka ini
pun kemudian membuat keduanya
yang pada awalnya hanya mampu
merekrut 20 orang karyawan saja,
bertambah hingga 300 karyawan.

Kehilangan partner berharganya


karena kankerparu-paru dan
penurunan permintaan pasar akan tas
Robita tidak lantas menghentikan
Sunny untuk berusaha.

Dengan usaha yang gigih, lelaki paruh


baya yang saat itu masih menyewa
sepeda motor pun sekarang mampu
menjadi seorang pebisnis sukses di
bidang kerajinan kulit.

Baca juga : 10 Peluang


Usaha Kerajinan Tangan
yang Menguntungkan

Akhir kata
Sekian cerita inspiratif dari
wirausahawan sukses di bidang
kerajinan asal Indonesia yang karyanya
bisa mendunia. Semoga dapat
membantu, terutama untuk Anda yang
sedang ingin merintis usaha namun
tidak percaya diri dengan kemampuan
ataupun !nasial.

Teruslah berusaha, karena dimana ada


keinginan dan kesungguhan, disitu
akan akan terbuka.

! SHARE " TWEET #

Rifa
Blogger, internet marketer. Suka nulis di
Jakahub.com.

2 COMMENTS

Vicha ayu wardani berkata:


Oktober 8, 2020 pukul 07:22

pantang menyerah/tidak pernah putus asa, selalu


berusaha agar mendapatkan hasil yg terbaik

BALAS

Vicha ayu wardani berkata:


Oktober 8, 2020 pukul 07:27

Tetap semangat pantang menyerah

BALAS

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas


yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Email *

Situs Web

Simpan nama, email, dan situs web saya pada


peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

KIRIM KOMENTAR

" — PREVIOUS ARTICLE

17 Cara Usaha Fotocopy dan


ATK untuk Pemula + Rincian
Modalnya

NEXT ARTICLE — #

Contoh Kalimat Promosi


Instagram untuk Online Shop
yang Menarik

Dapatkan Pembaruan
Dapatkan update artikel terbaru dari saya
lewat email. GRATIS!

Enter your name

Enter your email

SUBSCRIBE

By checking this box, you confirm that you have


read and are agreeing to our terms of use regarding
the storage of the data submitted through this form.

Designed & Developed by Jaka Hub

Kebijakan Privasi

Anda mungkin juga menyukai