Anda di halaman 1dari 19

MANFAAT SERTA KENDALA MENERAPKAN FLASHCARD

PADA PELAJARAN MEMBACA PERMULAAN

Ashiong P. Munthe
ashiong.munthe@uph.edu
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pelita Harapan

Jesica Vitasari Sitinjak


jesicasitinjak2@gmail.com
Sekolah Lentera Harapan, Mamit, Papua

ABSTRACT
The beginning reading is the initial stage of reading learning that must be
taught from an early age, because it is the basis for students to be able to
move to the reading comprehension stage. In the reading beginning,
students are taught to recognize letters and letter sounds, stringing letters
into syllables, words to compose sentences. When implementing the
reading beginning with flashcard there are certainly benefits and
constraints encountered. Thus, this research was conducted to describe
the benefits and constraints encountered when applying a flascard to the
beginning reading learning. The research method used is qualitative
descriptive. Qualitative descriptive is an effort to explain facts, data, or
objects, qualitatively in the form of language or discourse by interpreting
appropriately and systematically. Data is displayed not in the form of
quantitative numbers. This research was conducted in one of the private
schools in Mamit, Papua. The class observed was grade 1 elementary
school. The benefits of applying flashcard to the beginning reading
learning is able to attract students' attention, students are not nervous
while reading, and help students remember words more easily. While the
constraints in implementing flashcards is that it takes a long time.

Keywords: Flashcard, Reading, The Beginning Reading

ABSTRAK
Membaca permulaan merupakan tahap awal dari pembelajaran membaca
yang harus diajarkan sejak usia dini, karena hal tersebut merupakan dasar
bagi siswa untuk dapat melangkah kepada tahap membaca pemahaman.
Saat membaca permulaan, siswa diajarkan untuk mengenal huruf dan
bunyi huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, kata hingga menyusun
kalimat. Saat menerapkan membaca permulaan dengan flashcard
tentunya ada manfaat dan kendala yang ditemui. Dengan demikian,
penelitian ini diadakan untuk menguraikan manfaat dan kendala yang
ditemui saat menerapkan flascard pada pembelajarana membaca
permulaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

210
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

Deskriptif kualitatif adalah upaya menjelaskan fakta, data, atau objek,


secara kualitatif dalam bentuk bahasa atau wacana dengan
menginterpretasi secara tepat dan sistematis. Data ditampilkan bukan
berupa angka-angka kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu
sekolah swasta yang ada di Mamit, Papua. Kelas yang di observasi
adalah kelas 1 Sekolah Dasar. Manfaat dari penerapan flashcard pada
pembelajaran membaca Permulaan adalah mampu menarik perhatian
siswa, siswa tidak gugup ketika membaca, dan membantu siswa lebih
mudah mengingat kata. Sedangkan kendala dalam penerapan flashcard
adalah membutuhkan waktu yang lama.

Kata Kunci: Flashcard, Membaca, Membaca Permulaan

Pendahuluan period from prenatal development


Saat mengajar, guru harus to eight years of age” (WHO,
memiliki kepekaan, yaitu peka 2012, h.5). Pada masa anak usia
atas kebutuhan belajar siswa, dini merupakan masa
peka atas lingkungan belajar, pertumbuhan anak serta aktif
peka terhadap budaya dan sosial untuk mengeksplorasi berbagai
siswa. Dengan adanya kepekaan kegiatan. Pada masa ini juga,
tersebut, guru dapat memahami perkembangan kognitif anak
dan menangkap esensi sangat cepat, sehingga
kebutuhan belajar siswa memerlukan perhatian yang
seutuhnya untuk difasilitasi. intensif. Menurut Jamaris pada
Untuk mampu memfasilitasi masa usia ini merupakan
pembelajaran yang sesuai pendidikan yang menjadi pusat
kebutuhan belajar siswa, maka perhatian para orangtua, ahli
guru sangat dituntut untuk kreatif pendidikan, masyarakat, dan
dan aktif dalam pembelajaran pemerintah (2006, hal. 1).
agar materi ajar dapat Terkait dengan penelitian
tersampaikan dengan baik. Untuk ini yang berfokus pada siswa
memenuhi kebutuhan belajar kelas 1 SD yang kisaran usianya
siswa, guru harus mencari adalah enam hingga delapan
metode yang sesuai dengan tahun. Jamaris (2006, hal. 26)
konteks siswa, lingkungan siswa mengatakan bahwa kemampuan
dan ketersediaan sarana dan kognitif anak usia akhir enam
prasarana yang mendukung tahun, anak sudah mulai mampu
metode tersebut. membaca, menulis, dan
Khusunya saat mengajar berhitung. Artinya bahwa anak
anak usia dini yaitu dari usia 0-8 pada akhir usia enam tahun atau
tahun sangat membutuhkan memasuki usia tujuh tahun
kreatifitas dari guru. Menurut seharusnya sudah memiliki
WHO bahwa usia 0-8 tahun kemampuan membaca. Namun,
merupakan anak usia dini atau berdasarkan hasil observasi,
early childhood, seperti kutipan ketika guru mengajar membaca
berikut ini “early childhood is the suku kata pada siswa kelas 1 SD

211
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

swasta Mamit, Papua, ternyata Menurut teori


siswa belum mampu membaca. perkembangan kognitif Piaget
Saat siswa disuruh membaca bahwa kisaran umur 2-7/8 tahun
suku kata, siswa hanya mampu masuk dalam preoprasional
membunyikan huruf demi huruf dengan ciri-ciri menggunakan
dari suku kata yang ditunjukan. simbol atau bahasa tanda dan
Ternyata siswa di sekolah mulai berkembangnya konsep-
tersebut, dengan usia enam konsep intuitif (Budiningsih,
hingga delapan tahun, belum bisa 2005, hal. 37). Pada fase atau
membaca. tahap ini, fungsi simbolis anak
Membaca merupakan berkembang dengan cepat.
kompetensi yang sangat penting Fungsi simbolis berkaitan
untuk dimiliki oleh siswa. Menurut dengan kemampuan anak untuk
Dalman “membaca merupakan membayangkan suatu benda
suatu kegiatan atau proses atau objek secara konkret. Oleh
kognitif yang berupaya untuk sebab itu, perkembangan
menemukan berbagai informasi bahasa anak pada fase ini
yang terdapat dalam tulisan” diwarnai oleh fungsi simbolis
(2013, hal. 5). Melalui membaca (Jamaris, 2006, hal. 33).
siswa akan mendapat informasi, Memperkenalkan huruf yang
memperkaya kosa kata dan dilambangkan dengan simbol,
membentuk wawasan dan kemudia dipadukan dengan
pengetahuan yang luas. Dengan gambar-gambar tertentu untuk
begitu banyaknya manfaat dari mempermudah siswa
membaca, sehingga menjadi mengingat huruf maupun kata.
suatu keniscayaan Dengan pemahaman
memperkenalkan dan tahap perkembangan siswa
mengajarkan membaca kepada seperti yang diuraikan di atas,
anak sejak usia dini. maka guru tentunya akan jauh
Untuk mengajari anak usia lebih mudah memfasilitasi siswa
dini membaca, harus diawali dalam pembelajaran. Salah satu
dengan tahap pengenalan huruf, yang bisa diupayakan guru,
merangkai huruf-huruf sesuai tahap perkembangan
membentuk suku kata, kata, anak tersebut dalam
hingga membentuk kalimat pembelajaran, adalah
(Dalman, 2013, hal. 86). Tahap menggunakan flashcard.
tersebut, disebut juga sebagai Dengan menerapkan flashcard,
tahap membaca permulaan. siswa akan dituntun untuk
Membaca permulaan merupakan mengenal huruf, suku kata dan
tahap awal dari pembelajaran kata yang disertakan gambar
membaca sebagai dasar untuk dari kata tersebut.
melangkah pada tahap Saat menerapkan
memahami bacaan atau yang flashcard dalam penelitian untuk
biasa disebut membaca membaca permulaan bagi kelas
pemahaman. 1 SD, tentunya banyak kendala
dan manfaat yang diperoleh.

212
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

Dengan adanya kendala dan Bahasa Indonesia selain


manfaat yang ditemukan, maka keterampilan menyimak,
sangat penting dalam penelitian keterampilan berbicara, dan
ini untuk mengeksplorasi keterampilan menulis” (2017, hal.
manfaat dan kendala dari 4). Menurut Tarigan “membaca
penelarapan flashcard di kelas 1 adalah suatu keterampilan yang
SD tersebut. Tujuan dari kompleks, yang rumit, yang
penelitian ini adalah untuk mencakup atau melibatkan
menguraikan manfaat dan serangkaian keterampilan-
kendala yang ditemukan saat keterampilan yang lebih kecil”
menerapkan flascard pada (2008, hal. 24). Menurut Dalman
pembelajaran membaca (2013, hal. 5) bahwa “membaca
permulaan bagi siswa kelas 1 merupakan suatu kegiatan atau
SD. proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai
Pengertian Membaca informasi yang terdapat dalam
Permulaan tulisan”. Dari uraian teori tersebut
Istilah membaca permulaan dapat ditarik kesimpulan bahwa
adalan istilah yang lazim dipakai pengertian membaca adalah
dalam pelajaran bahasa salah satu keterampilan
Indonesia untuk siswa SD kelas berbahasa yang didukung oleh
1. Istilah membaca permulaan keterampilan-keterampilan
dapat ditemukan dalam buku Sri lainnya, seperti pengenalan
Wahyuni yang berjudul “Cepat huruf, memahami kata dengan
Bisa Baca” dan dalam buku imajinasi tertentu terhadap kata
Farida Rahim yang berjudul tersebut dengan tujuan untuk
“Pengajaran membaca di sekolah memeroleh informasi dari sebuah
dasar”. Pengertian membaca tulisan.
permulaan, bukan pengertian Pengertian membaca
harafiah benar-benar membaca permulaan menurut Wahyuni
kata permulaan, melainkan tahap adalah keterampilan sekaligus
awal dalam membaca pada kognitif. Keterampilan diartikan
pelajaran bahasa Indonesia agar pada pengenalan dan
siswa bisa lanjut pada tahap penguasaan lambang-lambang
membaca pemahaman, sebagai fonem, sementara kognitif
lanjutan berikutnya. diartikan pada penggunaan
Secara lengkap pada uraian lambang-lambang fonem yang
berikut ini akan memaparkan sudah dikenal untuk memahami
secara teoritis mengenai makna suatu kata atau kalimat
pengertian membaca dan (2010, hal. 7). Menurut Syafi‟ie
membaca permulaan. Pengertian dalam Rahim (2007, hal. 2)
membaca menurut Irdawati, bahwa penekanan dalam
Yunidar, & Darmawan adalah membaca permulaan ialah
“salah satu dari empat proses perseptual, yaitu
keterampilan berbahasa yang pengenalan korespondensi
disajikan dalam pembelajaran rangkaian huruf dengan bunyi-

213
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

bunyi bahasa. Menurut Dewi siswa diajari untuk mengenal


(2016, hal. 942) mengatakan huruf dan bunyi setiap huruf.
bahwa “membaca permulaan Dengan mengenal huruf dan
juga dapat diartikan sebagai bunyi huruf, siswa dapat
kegiatan mengenal huruf dan merangkai menjadi suku kata dan
bunyi pelafalan huruf, kemudian suku kata tersebut dapat
mengartikan rangkaian huruf dirangkai menjadi sebuah kata
menjadi kata”. Rahmawati (2017, serta memahami makna kata
hal. 260) menambahkan dengan tersebut. Selanjutnya, dengan
mengatakan bahwa mampu merangkai kata, siswa
“pembelajaran membaca mampu menyusun kalimat hingga
permulaan di kelas 1, siswa lebih mampu memahami isi bacaan
banyak dituntut untuk melafalkan dengan baik.
lambang bunyi bahasa tulis
daripada untuk memahami dan Pengertian Flashcard
menafsirkan isi bacaan”. Menurut Sebenarnya untuk
Sofiyah bahwa “pembelajaran memahami fashcard tidaklah
membaca permulaan merupakan terlalu sulit, karena bentuknya
tingkatan proses pembelajaran berupa kartu yang mudah
membaca untuk menguasai ditemukan dalam kehidupan
sistem tulisan sebagai sehari-hari. Bahan-bahanya juga
representasi visual bahasa” relatif mudah ditemukan.
(2014, hal. 4). Menurut Kusminah Beberapa teori akan diuraikan
mengatakan bahwa “membaca untuk memaparkan tentang
permulaan merupakan aktivitas flashcard. Menurut Susilana &
membaca yang dilakukan oleh Riyana mengatakan bahwa
peserta didik untuk melafalkan flashcard adalah media
huruf, suku kata, kata, frase, pembelajaran dalam bentuk kartu
klausa, kalimat, dan wacana bergambar yang berukuran 25 x
sesuai dengan intonasi dalam 30 cm (2009, hal. 94). Menurut
bacaan” (2012, hal. 115). Arsyad (2011, hal. 120)
Menurut Wati (dalam Yawu, mengatakan bahwa “flashcard
Efendi, & Barasandji, 2017, hal. biasanya berukuran 8 x 12 cm,
57) “langkah-langkah membaca atau dapat disesuaikan dengan
permulaan adalah mengenal besar kecilnya kelas yang
unsur kalimat, mengenal unsur dihadapi”. Windura (2010,
kata, mengenal unsur huruf, hal.138) mengatakan bahwa,
merangkai huruf menjadi suku “flashcard merupakan kartu
kata, dan merangkai suku kata bolak-balik yang sangat ampuh
menjadi kata”. digunakan untuk mengingat dan
Melalui paparan teori di atas mengkaji ulang dalam proses
dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar”. Menurut Suryana dalam
membaca permulaan merupakan Hotimah (2010, hal. 12)
tahap awal dalam pembelajaran “Flashcard merupakan salah satu
membaca, khusunya bagi siswa bentuk permainan edukatif
sekolah dasar. Pada tahap ini, berupa kartu-kartu yang memuat

214
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

gambar dan kata yang sengaja bertuliskan kata, sementara pada


dirancang untuk meningkatkan sisi lainnya ada gambar yang
berbagai aspek diantaranya: sesuai dengan kata. Fungsi
mengembangkan daya ingat, utama dari gambar adalah untuk
melatih kemandirian, dan melatih daya ingat siswa
meningkatkan kosa kata”. terhadap kata yang sedang
Flashcard yang digunakan dipelajari. Dengan memanfaatkan
dalam pembelajran biasanya flashcard akan memperbanyak

Gambar 1 Contoh Flashcard


Sumber Gambar: google.com, dari dokumen (Jesica, 2017)

memuat gambar di satu sisinya kosa kata yang dimiliki siswa dan
dan di sisi lainnya ada kata yang siswa lebih mudah untuk
sesuai dengan gambar tersebut. mengingat setiap kosa kata.
Kata pada bagian depan dan Flashcard hanya dapat dipakai
gambar pada bagian belakang pada kelas yang jumlah siswanya
flashcard atau sebaliknya, tidak lebih dari 30 siswa. Selain
disesuaikan dengan kebutuhan itu, ukuran flashcard yang akan
siswa serta materi yang akan dipakai di dalam kelas dapat
diajarkan. Gambar yang terdapat disesuaikan dengan besar kelas
pada satu sisi flashcard yang diajar. Hal yang perlu
tujuannya adalah untuk diperhatikan dalam pemilihan
mempermudah siswa mengingat kata-kata yang akan digunakan
dan memahami kata yang pada flashcard adalah dengan
terdapat pada sisi lain flashcard. menggunakan kata-kata yang
Flashcard sangat membantu umum dan mudah dipahami oleh
siswa untuk melatih daya ingat siswa. Dengan begitu, siswa
mereka terhadap kata yang dapat memahami kata yang
sedang dipelajari. Menggunaka siswa baca dan gambar yang
flashcard dalam pembelajaran diperlihatkan pada flashcard. Di
harus melihat idealnya siswa, bawah ini, pada gambar 1,
karena flashcard lebih cocok adalah salah satu contoh
digunakan untuk kelompok kecil flashcard yang sudah dibuat:
yang tidak lebih dari 30 orang
siswa (Susilana & Riyana, 2009, Langkah-langkah Membuat
hal. 94). Flashcard
Dari paparan ahli di atas, Di bawah ini akan diuraikan
dapat disimpulkan bahwa mengenai langkah-langkah
flashcard merupakan kartu membuat flashcard yang bisa
dengan dua sisi. Sisi satu dijadikan referensi. Menurut

215
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

Susilana & Riyana (2009, hal. 95- sesuai dengan nama objek
96) langkah-langkah dalam gambar yang telah
membuat flashcard, sebagai ditempelkan.
berikut: Hal yang sama juga
1. Siapkan kertas yang lumayan dikemukakan oleh Indriana
tebal, seperti kertas duplek. (2011, hal. 136), yaitu dengan
Kertas ini sebagai tempat menyiapkan kertas yang cukup
untuk menempelkan gambar tebal, ukur kertas tersebut
dan kata yang akan diajarkan dengan ukuran 25 x 30 cm.
dalam pembelajaran. Setelah kertas telah diukur,
2. Kertas diukur dengan ukuran kertas tersebut dapat digunting
25 x 30 cm dan diberikan sejumlah yang dibutuhkan.
tanda lalu garis sesuai dengan Dengan begitu, kertas yang
tanda yang sudah diberikan. telah digunting tersebut akan
3. Potonglah kertas yang sudah berbentuk kartu. Pada kartu
diukur, sehingga membentuk tersebut, diberi gambar, gambar
seperti kartu-kartu yang yang akan dimuat dapat
berukuran 25 x 30 cm. merupakan gambar yang sudah
Potonglah kartu sesuai dengan ada, seperti yang terdapat pada
jumlah gambar dan kata yang toko atau di pasar, dapat juga
akan diajarkan. gambar yang dibuat sendiri.
4. Jika objek gambar dibuat Bisa juga memakai gambar
langsung dengan tangan, yang sudah tersedia di internet.
maka kertas tersebut perlu Gambar-gamar tersebut dicari
dilapisi dengan kertas halus dan disesuaikan dengan
untuk menggambar, misalnya kebutuhan pembelajaran,
kertas HVS, kertas concort kemudian dicetak dengan
atau kertas karton. berwarnah penuh.
5. Gambarlah dengan alat Bila gambar yang dimuat,
gambar, seperti kuas, cat air, merupakan gambar yang sudah
spidol, pensil warna, atau ada, maka gambar tersebut
membuat desain tinggal dipotong dengan
menggunakan komputer menyesuaikan ukuran katu yang
dengan ukuran yang sesuai telah dibuat. Bila gambarnya
lalu langsung ditempelkan dibuat sendiri, maka kartu
pada alas kertas tersebut. tersebut dapat dilapisi dengan
6. Jika ingin menggunakan kertas lagi sebagai alasnya,
gambar yang sudah ada, kemudian dapat mulai
misalnya gambar-gambar yang menggambar dengan alat
dijual di toko, di pasar, maka gambar pada alas yang sudah
gambar tinggal dipotong dan disediakan. Sesudah itu, berilah
ukurannya disesuaikan, tulisan yang sesuai dengan
kemudian ditempelkan gambar yang telah ditempelkan
menggunakan perekat. pada setiap kartu. Tulisan
7. Bagian akhir, berikan tulisan sebaiknya berupa cetak dengan
pada kartu-kartu tersebut kombinasi warna-warna.

216
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

Flashcard yang digunakan belakang kartu diisi


dalam pembelajran membaca dengan gambar yang
permulaan ini diadopsi dan ada sesuai dengan kata yang
modifikasi dari langkah-langkah telah dituliskan.
yang telah diuraikan oleh 6. Persegi yang telah
Susilana & Riyana (2009) dan terdapat “suku kata”,
Indriana (2011), yakni sebagai “kata”, dan gambar pun
berikut: diprint.
1. Menyiapkan kertas HVS 7. Persegi yang telah dicetak,
sebagai tempat tulisan langsung digunting,
„suku kata‟, „kata‟ dan sehingga berbentuk
tempat gambar yang akan seperti kartu-kartu.
diajarkan pada 8. Kartu bagian depan (berisi
pembelajaran membaca „suku kata‟ dan „kata)
permulaan. ditempelkan dengan kartu
2. Kertas HVS tersebut bagian belakang (berisi
dibuat berbentuk persegi gambar) yang gambarnya
dengan ukuran 8 x 12 cm. sesuai dengan kata yang
Bentuk persegi ini diukur terdapat pada bagian
dan disesuaikan dengan depan. Dengan begitu,
sentimeter yang ada kartu yang telah dibuat
dalam microsoft word. berjumlah 10 kartu.
3. Bentuk persegi yang telah
diukur, diberikan bordir Langkah-langkah Penerapan
berwarna. Flashcard
4. Persegi yang telah jadi Ada beberapa penerapan
kemudian diperbanyak flashcard dari beberapa ahli yang
sejumlah 20 persegi. akan dijelaskan pada bagian ini.
Rinciannya adalah 10 Langkah-langkah penggunaan
persegi sebagai sisi depan flashcard menurut Susilana dan
kartu yang berisi tulisan Riyana (2009, hal. 16) sebagai
“suku kata” dan “kata”. berikut:
Untuk 10 persegi yang 1. Kartu yang sudah disusun,
lainnya sebagai sisi dipegang setinggi dada dan
belakang kartu, yaitu dihadapkan kepada siswa.
isinya adalah gambar yang 2. Guru mencabut satu per satu
sesuai dengan kata yang kartu setelah selesai
tertulis. menjelaskan isi setiap
5. Persegi untuk bagian sisi kartunya.
depan kartu dituliskan 3. Memberikan kartu yang telah
„suku kata‟ dan „kata‟ dijelaskan kepada siswa yang
dengan warna yang berada di dekat guru, siswa
berbeda pada setiap satu tersebut diberikan waktu
„suku kata‟ dan „kata‟ yang untuk mengamati dan
akan dipakai. Pada mengulang kata dari huruf
persegi bagian sisi yang diberikan setelah itu.

217
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

4. Media flashcard tersebut setinggi dada dan


diteruskan kepada siswa lain menghadap siswa. Usahakan
yang berada di dekatnya kartu dapat dilihat oleh
hingga semua siswa seluruh siswa dalam kelas.
mendapat bagian untuk 3. Saat pembelajaran dimulai
melihat secara lagsung setiap dengan flashcard, maka Guru
media flashcard yang akan mencabut satu per satu
digunakan selama materi kartu yang telah dipersiapkan
pembelajaran membaca sembari menjelaskan isi
huruf. setiap kartunya.
Langkah-langkah penggunaan 4. Setelah selesai menunjukkan
flashcard menurut Indriana (2011, kartu satu demi satu. Guru
hal. 138-139) sebagai berikut: masih tetap memegang kartu
1. Kartu-kartu yang sudah tersebut untuk memberikan
disusun dipegang setinggi waktu kepada siswa
dada dan menghadap siswa. mengamati dan mengulang
2. Cabutlah satu persatu kartu setiap „suku kata‟ serta „kata‟
tersebut setelah guru selesai yang terdapat pada kartu
menerangkan. tersebut secara bersama-
3. Berikan kartu-kartu yang sama.
telah diterangkan kepada
siswa yang duduk di dekat Metode Penelitian
guru. Mintalah siswa itu Metode penelitian yang
mengamati kartu tersebut, diterapkan adalah metode
lalu teruskan kepada siswa kualitatif deskriptif. Pada
yang lain hingga semua penelitian ini tidak ada data
siswa kebagian. kualitatif atau berupa angka-
4. Jika sajian menggunakan angka statistik yang disajikan.
jenis atau cara permainan, Semua data dipaparkan secara
letakkan kartu-kartu tersebut deskriptif atau naratif. Seperti
dalam sebuah kotak secara paparan para ahli diantaranya
acak dan tidak perlu disusun. Sugiarto (2015, hal. 8)
Berdasarkan langkah-langkah mengatakan bahwa “Penelitian
yang dikemukakan oleh dua ahli kualitatif adalah jenis penelitian
di atas, maka langkah-langkah yang temuan-temuannya tidak
penerapan flashcard yang diperoleh melalui prosedur
diterapkan dalam pemebelajaran statistik atau bentuk hitungan
membaca permulaan adalah, lainnya dan bertujuan
sebagai berikut: mengungkapkan gejala secara
1. Guru menyusun kartu yang holistik-kontekstual melalui
telah dibuat secara berurutan pengumpulan data dari latar
sesuai dengan kata-kata alami dengan memanfaatkan diri
yang akan diajarkan. peneliti sebagai instrumen kunci”.
2. Guru memegang susunan Yusuf berpendapat bahwa ada
kartu yang sudah berurutan dua ciri penelitian deskriptif yaitu,
di depan kelas dan dipegang “pertama, memusatkan

218
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

pemecahan masalah yang ada membaca permulaan. Dengan


pada masa sekarang, atau latar belakang demikian, guru
masalah/kejadian yang aktual merancang Rencana
dan berarti, kedua, penelitian ini Pelaksanaan Pembelajaran
dimaksudkan untuk (RPP) dengan ide menerapkan
mendeskripsikan situasi atau flashcard pada pelajaran
kejadian secara tepat dan akurat, membaca permulaan.
bukan untuk mencari hubungan Untuk menerapkan
atau sebab akibat” (2014, hal. flashcard dalam pelajaran
63). Menurut Wibowo (2011, hal. membaca permulaan dirancang
43) “deskriptif-kualitatif adalah dalam dua pertemuan. Pada
penggambaran secara kualitatif pertemuan pertama, guru terlebih
fakta, data, atau objek material dahulu menyusun RPP sesuai
yang bukan berupa rangkaian dengan langkah-langkah
angka, melainkan berupa penerapan flashcard. Langkah-
ungkapan bahasa atau wacana langkah ini diadopsi dan
(apapun itu bentuknya) melalui dimodifikasi sesuai kebutuhan
interpretasi yang tepat dan pembelajaran dari teori yang
sistematis”. Untuk memperoleh sudah dipaparkan pada langkah-
data dalam penelitian ini langkah penerapan flashcard.
menggunakan wawancara dan Pada langkah-langkah penerapan
hasil observasi. Penelitian ini flashcard dimasukkan uraian
dilakukan di salah satu sekolah materi pembelajaran dengan
swasta yang ada di Mamit, tema benda-benda yang ada di
Papua. Kelas yang di observasi lingkungan sekitar. Pada dua sisi
adalah kelas 1 B SD. flashcard dipersiapkan gambar
dan tulisan kata. Satu sisi dari
Analisis dan Pembahasan flashcard berisi gambar dan di
Penerapan Flashcard dalam sisi lainnya berisi „suku kata‟ dan
Pembelajaran „kata‟ yang sesuai dengan
Berdasarkan hasil gambar.
wawancara dan observasi bahwa Adapun penerapan
ide awal untuk menerapkan flashcard pada pertemuan
flashcard dalam pembelajaran pertama ini dapat dideskripsikan
adalah dikarenakan saat sebagai berikut ini: Setelah
pembelajaran, guru menemukan, memulai pembelajaran dengan
ternyata siswa belum bisa menyapa dan menjelaskan tujuan
membaca suku kata. Saat siswa pembelajaran kepada siswa, guru
diajar untuk membaca suku kata, langsung mengikuti langkah demi
yang terjadi adalah siswa hanya langkah penerapan flashcard.
membunyikan satu persatu huruf Guru menunjukkan flashcard
dari suku kata yang ditunjuk. kepada siswa dengan posisi
Selama proses pembelajaran setinggi dada, serta
berlangsung, terlihat bahwa memperhatikan setiap siswa
siswa kelas 1 SD swasta Mamit, untuk memastikan bahwa seluruh
Papua, memang kesulitan siswa dapat melihat kartu. Untuk

219
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

memastikan lagi, bahwa seluruh Guru menjelaskan materi


siswa dapat melihat kartu, guru pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, “apakah menerapkan flashcard pada
bisa melihat media flashcard pertemuan kedua ini, dengan
dengan baik?”. Jawaban siswa mengikuti tahap-tahap penerapan
menjadi penentu bahwa posisi seperti dalam pertemuan
flashcard sudah baik. Jika posisi pertama. Guru mengangkat
flashcard sudah baik, maka guru flashcard setinggi dada dengan
siap melanjutkan ketahap menunjukkan “suku kata”, “kata”
berikutnya, yaitu, guru mulai dan gambar sembari
menjelaskan tujuan dan menjelaskan satu persatu. Saat
kegunaan dari flashcard yang guru membacakan “suku kata”
dipakai guru. dan “kata” sembari diikuti oleh
Setelah siswa mengetahui siswa secara bersama-sama.
dan memahami tujuan dari Guru menjelaskan kata benda
penggunaan kartu tersebut, guru yang terdapat pada bagian satu
mulai menjelaskan nama benda sisi flashcard dan satu sisi lagi
yang ada pada gambar flashcard. gambar bendanya. Dengan
Pada tahap berikutnya, kartu memperlihatkan gambar, siswa
dibalik dengan menunjukkan dapat memahami benda
tulisan “suku kata” dan “kata” konkretnya dan membaca “suku
sembari dibaca oleh guru. Tahap kata” dan “kata” dari benda
demi tahap dilakukan hingga tersebut.
sepuluh kartu yang sudah Setelah selesai
dipersiapkan ditunjukkan kepada menjelaskan materi pelajaran.
siswa. Setelah selesai Tiba saatnya bagi guru untuk
menjelaskan “kata”, “suku kata” memberi tes kepada setiap
dan gambar melalui media kelompok. Setiap kelompok yang
flashcard, maka guru akan ditunjuk guru akan maju ke depan
memberikan tes membaca kelas dan membunyikan huruf
kepada siswa satu per satu. yang ada di kartu. Siswa akan
Mekanismenya adalah siswa dikoreksi secara langsung, jikalau
dipanggil satu persatu untuk masih ada siswa yang salah
membaca tulisan “kata” dan dalam membunyikan huruf yang
“suku kata” yang ada di kartu. ditunjuk, maka siswa akan
Pada pertemuan kedua mengulang bacaan dengan
penerapan flashcard, guru dituntun oleh guru dan diikuti oleh
membagi siswa menjadi tiga seluruh siswa dalam kelompok.
kelompok sesuai dengan barisan Kelompok yang akan maju
tempat duduk siswa. Tujuannya digilir secara berurutan untuk
adalah agar siswa bisa sekaligus menghadap guru. Setiap
diajari, dikoreksi dan sama-sama kelompok akan mendapat
mengulang ketika guru meminta perlakuan yang sama. Saat
membaca “kata” dan “suku kata”. memperbaiki yang salah dan
Nama-nama kelompok diberi diulang kembali, ada kalanya
dengan abjad, yaitu A, B, dan C. guru tidak akan membantu siswa

220
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

dalam membacanya. Melainkan, peluang mendapat bantuan dari


siswa akan membaca sendiri siswa lainnya. Dengan
atau membaca secara personal memanggil siswa satu per satu
“kata” atau “suku kata” yang menghadap guru, maka akan
salah dibaca oleh siswa. lebih jelas bagi guru
Setelah selesai mendengarkan suara siswa dan
pembelajaran membaca lebih mudah juga untuk
permulaan secara kelas, maka mengoreksi setiap kesalahan
ada waktu yang disediakan oleh siswa.
guru untuk melakukan tes
individual terhadap siswa. Manfaat dan Kendala Saat
Tujuannya adalah untuk Menerapkan Flashcard
mengukur dan mengetahui Manfaat Penerapan Flashcard
kemampuan siswa dalam Dari hasil analisis penelitian
membaca permulaan secara ini ada beberapa manfaat yang
perorangan. Proses pelaksanaan diperoleh dengan menerapkan
tes ini akan memanggil setiap flashcard dalam pembelajaran
siswa satu per satu menghadap membaca permulaan. Manfaat
guru. Guru duduk di kursi dengan yang diperoleh adalah sebagai
memegang flashcard, lalu siswa berikut:
akan membaca “suku kata” dan 1. Menarik perhatian siswa
“kata” yang ditunjukan oleh guru. Flashcard dapat
Saat tes berlangsung, menarik perhatian siswa,
siswa lainnya yang tidak tes karena setiap tulisan “suku
diberi aktivitas mandiri sembari kata” dan “kata”, diberi warna
menunggu giliran dipanggil untuk yang berbeda-beda untuk
melakukan tes, yaitu meniru membedakan antar “suku
menggambar pemandangan yang kata” maupun “kata”. Pada
digambar oleh guru. Di dalam bagian belakang flashcard
gambar pemandangan tersebut, yang terdapat gambar, juga
guru menyisipkan benda-benda diberi warna yang menarik.
yang mudah ditemui di sekitar Dengan adanya warna yang
sekolah. Seluruh siswa diminta berbeda-beda pada gambar,
untuk meniru gambar tersebut. “suku kata” dan “kata” dalam
Siswa yang ada di dalam kelas flashcard tersebut, siswa tidak
sangat senang menggambar dan bosan dan bisa menarik
setiap siswa akan tenang dan perhatian siswa.
fokus bila diminta untuk Ketertarikan siswa
menggambar. dengan adanya flashcard
Saat seluruh siswa sudah terlihat, yaitu awalnya
tenang menggambar, maka satu sebelum menggunakan
persatu siswa dipanggil untuk flashcard, saat pembelajaran
diberi tes membaca „suku kata‟ membaca, selalu
dan „kata‟ yang terdapat pada menggunakan papan tulis
flashcard. Dengan begitu, setiap untuk menulis “suku kata” dan
siswa dapat membaca tanpa ada “kata”. Setelah guru menulis

221
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

“suku kata” dan “kata” di berada secara berdekatan. Ini


papan tulis, kemudian siswa dilakukan tujuannya adalah
membaca secara bersama. agar tidak mengulang-ulang
Pada saat itu, terlihat banyak untuk menulis “suku kata” dan
siswa yang tidak fokus dan kata lainnya di papan tulis.
siswa kurang tertarik melihat Siswa juga telihat fokus
ke papan tulis. Ekspresi siswa dengan adanya warna pada
yang terlihat adalah siswa setiap suku kata yang mereka
memainkan pensil dan hanya baca.
mengikuti suara teman yang 2. Meningkatkan antusias siswa
menyebut “suku kata” atau dalam membaca
“kata” secara keras. Dari hasil diobservasi
Namun, ada perbedaan beberapa kali pengalaman
dari respons siswa ketika guru yang mengajar
mengajar membaca dengan membaca, apabila meminta
menggunakan flashcard. siswa secara langsung untuk
Siswa terlihat fokus pada membaca sendiri “suku kata”
pembelajaran, yaitu respons dan kata yang ditunjuk oleh
yang diberikan siswa terlihat guru, maka banyak dari siswa
selalu menunggu kata demi yang ada di dalam kelas,
kata dan gambar demi gambar seketika keringat dingin, tidak
dari setiap kartu yang tenang, bahkan terdapat siswa
perlihatkan. Siswa yang menangis. Saat tiba
menunjukkan rasa penasaran pada pembelajaran membaca,
untuk melihat gambar dan beberapa siswa menunjukkan
kata yang akan muncul pada sikap dan wajah yang tegang.
kartu-kartu berikutnya. Sepertinya ada rasa khawatir
Ketertarikan ini juga didukung dalam diri siswa, kalau
bahwa siswa di Mamit sangat ditunjuk guru untuk membaca,
jarang melihat gambar dan takutnya tidak bisa, sehingga
tulisan kata yang penuh menunjukkan ekspresi yang
dengan warna-warna. cemas.
Selain itu, dengan Namun, saat
adanya perbedaan warna menerapkan flashcard untuk
pada setiap “suku kata” dan pembelajaran membaca
“kata, memudahkan siswa permulaan, siswa terlihat
untuk membacanya. Siswa antusias dan semangat
juga lebih fokus untuk karena melihat gambar-
membaca “suku kata” dan gambar yang terdapat pada
“kata” yang ada di flashcard, flashcard. Rasa penasaran
karena tidak ada gangguan siswa untuk belajar semakin
dengan hadirnya “suku kata” bertambah. Dengan situasi
dan “kata” yang lainnya. Kalau dan kondisi yang demikian,
memakai papan tulis saja, suasana kelas semakin hidup
maka tentunya ada “suku dan meriah dan tidak tegang
kata” dan “kata” lainnya lagi. Ketika siswa ingin

222
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

membaca, selalu ditekankan kata”, “kata” dan gambar yang


agar tetap fokus pada warna sudah dipersiapkan. Hal ini
dari setiap “suku kata” dan dapat terlihat saat penerapan
“kata” yang ditunjuk. Ketika flashcard tahap kedua, yaitu
gambar yang sesuai dengan menjelaskan. Guru harus
“suku kata” dan “kata” menjelaskan setiap kartu
diperlihatkan, para siswa kepada siswa. Guru telah
langsung bertepuk tangan menyiapkan sepuluh kartu
kegirangan, karena senang yang akan diajarkan kepada
melihat gambar tersebut. siswa, dengan demikian guru
3. Membantu daya ingat siswa harus menjelaskan satu per
Dalam penerapan satu dari sepuluh kartu
flashcard terdapat satu tersebut. Pada langkah ketiga
langkah yang menuntun siswa juga demikian, guru
untuk memerhatikan dan membacakan „suku kata‟ dan
mengulang kembali membaca „kata‟ yang terdapat pada
„suku kata‟ dan „kata‟. sepuluh flashcard yang
Pengulangan ini dilakukan selanjutnya diikuti oleh seluruh
untuk memperbaiki atau siswa. Dalam langkah ini juga
mengoreksi ketika siswa salah dilakukan pengulangan.
membaca “suku kata” dan Untuk dapat
“kata” yang ada dalam memastikan bahwa siswa
flashcard. Setiap kesalahan sudah mampu membaca
akan diulang-ulang hingga permulaan, guru meminta
siswa benar membacanya. siswa secara personal dan
Metode pengulangan, ada mandiri membaca “suku kata”
kalanya dilakukan secara acak dan “kata”. Apabila siswa
dengan “suku kata” dan “kata” masih melakukan kesalahan
yang lainnya. Dengan adanya dalam membaca, maka guru
pengulangan tersebut, membantu siswa untuk
tentunya akan membantu mengulang kembali sampai
siswa lebih mengingat „suku benar. Dengan adanya
kata‟ dan „kata‟ yang sudah pengulangan demi
dipelajari. pengulangan, untuk
memastikan siswa memahami
pembelajran, sehingga
Kendala Penerapan Flashcard membutuhkan waktu yang
1. Butuh waktu yang lama untuk lama di dalam kelas.
menerapkannya 2. Proses pembuatan flashcard
Pada saat menerapkan butuh waktu yang lama
flashcard pada pembelajaran Komponen yang
membaca permulaan, ternyata terdapat pada flashcard
membutuhkan banyak waktu, adalah gambar dan tulisan
sehingga melebihi waktu yang “suku kata” dan “kata”. Untuk
sudah ditentukan untuk membuat flashcard
menjelaskan setiap “suku memerlukan waktu, yaitu

223
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

mencari gambar-gambar yang konsep, bukan sekedar


bisa dimuat dalam kartu. melafalkan.
Pemilihan gambar juga harus Untuk mengajar siswa
selektif agar gambar yang membaca permulaan, guru
ditampilkan sesuai dengan membutuhkan waktu yang lama
karakter usia anak. Gambar dan kesabaran yang lebih. Salah
yang dipilih juga harus bisa satu upaya yang bisa dilakukan
merepresentasikan “suku guru untuk membantu siswa
kata” dan “kata” yang akan mampu membaca “suku kata”
dipelajari siswa. Gambar yang dan “kata” adalah menerapkan
dipilih juga merupakah flashcard. Flashcard merupakan
gambar yang umum dan kartu yang berisi kata pada sisi
mudah ditemukan dalam depan dan berisi gambar pada
kehidupan sehari-hari. sisi belakang kartu. Flashcard
Pemilihan warna pada sangat cocok digunakan untuk
flashcard sebaiknya warna kelas satu SD, sebab kartu ini
yang bisa menarik perhatian berisi gambar yang sesuai
siswa. Dengan begitu, dalam dengan “suku kata” dan “kata”
mencari dan menentukan serta diberi warna-warna yang
gambar yang akan dipakai berbeda untuk menarik perhatian
pada flashcard membutuhkan siswa. Selain itu, gambar yang
waktu yang lama, karena terdapat pada flashcard
mencari gambar dan membantu siswa untuk
menentukan gambar juga mengingat kata yang sudah
sulit. dibaca.
Saat proses penerapan
Kesimpulan flashcard di dalam kelas, ada
Membaca permulaan manfaat dan kendala yang
merupakan tahap awal yang ditemukan oleh guru. Manfaat
diajarkan pada siswa kelas kecil. menerapkan flashcard
Membaca permulaan adalah diantaranya mampu menarik
mengajar siswa untuk mengenal perhatian siswa, meningkatkan
huruf dan melafalkan bunyi dari antusia untuk membaca atau
setiap huruf, sehingga dari huruf- tidak gugup lagi saat disuruh
huruf tersebut, siswa dapat untuk membaca dan membantu
merangkai menjadi “suku kata” daya ingat siswa. Kendala yang
dan “kata”. Setiap kata yang dihadapi guru adalah
sudah terangkai tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama
sekedar dilafalkan tetapi siswa untuk proses pembuatan dan
dapat memahami maknanya. penerapanya. Khususnya saat
Oleh karena itu, untuk mengajar penerapan membutuhkan waktu
siswa membaca, bukanlah yang lama, karena setiap kartu
perkara yang mudah, sebab harus dijelaskan dan diulang-
dalam mengajar membaca, siswa ulang untuk melatih siswa
harus dituntun untuk mengerti mampu membaca “suku kata”
serta “kata”.

224
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

media flashcard pada


Saran siswa tunagrahita
Saat guru hendak kategori ringan kelas 1
menerapkan flashcard, sebaiknya sekolah dasar di SLB
guru harus memastikan bahwa ia Wiyata Dharma 2 Sleman
telah menguasai setiap langkah- Yogyakarta. Jurnal Widia
langkah penerapannya. Apabila Ortodidaktika, 5(9), 941-
belum menguasai setiap langkah, 949
kemungkinan siswa akan bingung
mengikuti pembelajaran dan guru Hotimah, E. (2010). Penggunaan
bisa tidak konsisten untuk media flashcard dalam
menjelaskan maupun mengulang meningkatkan
materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan siswa pada
saat membuat perencanaan pembelajaran kosa kata
untuk menerapkan flashcard, bahasa Inggris kelas II MI
alokasikanlah waktu sebaik Ar-Rochman Semarang
mungkin. Perlu diperhatikan Garut. Jurnal Pendidikan
bahwa langkah-langkah Universitas Garut, 4(1),
penerapan flashcard memang 10-18. Diambil dari
sedikit, tetapi saat diterapkan https://www.google.co.id/
akan membutuhkan waktu yang url?sa=t&rct=j&q=&esrc=
banyak. Oleh sebab itu, mengatur s&source=web&cd=1&ca
waktu sangatlah penting, agar d=rja&uact=8&ved=0ahU
pembelajaran dengan KEwjTs_OE4JjYAhVHto8
menerapkan flashcard dapat KHSb_CVQQFgguMAA&
terlaksana dengan baik hingga url=https%3A%2F%2Fjou
dapat memberi tes kepada siswa. rnal.uniga.ac.id%2Findex
.php%2FJP%2Farticle%2
Fdownload%2F30%2F30
ACUAN PUSTAKA &usg=AOvVaw2ELlKZjSJ
MM-6udkUbdZsx
Arsyad, A. (2014). Media
pembelajaran. Jakarta: Indriana, D. (2011). Ragam alat
PT Raja Grafindo bantu media pengajaran.
Persada Jogjakarta: Diva Press
Budiningsih, C., A. 2005. Belajar
dan pembelajaran. Irdawati, Yunidar, & Darmawan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta (2017). Meningkatkan
kemampuan membaca
Dalman, H. (2013). Keterampilan permulaan dengan
membaca. Jakarta: PT menggunakan media
Raja Grafindo Persada gambar kelas 1di Min
Buol. Jurnal Kreatif
Dewi, R. P. (2016). Peningkatan Tadulako Online, 5(4), 1-
kemampuan membaca 14. Diambil dari
permulaan menggunakan https://media.neliti.com/m

225
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

edia/publications/121599- e%2F5200%2F18%2Farti
ID-meningkatkan- cle.pdf&usg=AOvVaw3F
kemampuan-membaca- VDfKKfD8-
permulaan.pdf t4GO8uEUnWS

Jamaris, M. (2006). Prastowo, A. (2017). Menyusun


Perkembangan dan rencana pelaksanaan
pengembangan anak pembelajaran (RPP)
usia taman kanak-kanak. tematik terpadu. Jakarta:
Jakarta: PT. Grasindo Kencana. Diakses dari
https://books.google.co.id
Kusminah. (2012). /books?id=_JBBDwAAQB
Pengembangan model AJ&pg=PA43&dq=proses
pembelajaran induktif +pembelajaran+adalah&h
kata bergambar l=en&sa=X&ved=0ahUKE
bermuatan nilai-nilai wjH6Mqz7JjYAhVIuY8KH
pendidikan karakter TeDA5MQ6AEIMDAB#v=
aspek membaca onepage&q=proses%20p
permulaan sekolah embelajaran%20adalah&f
dasar. Journal of =false
Educational Research
and Evaluation, 1(2), Rahim, F. (2007). Pengajaran
113-119. Diambil dari membaca di sekolah
file:///C:/Users/Windows dasar. Jakarta: Bumi
%208/Downloads/884- Aksara
Article%20Text-1726-2-
10-20121227.pdf Rahmawati. (2017). Strategi
pembelajaran membaca
Maghfiroh, L. (2013). dan menulis permulaan
Penggunaan media melalui media kata
flashcard untuk bergambar. Jurnal SAP.
meningkatkan hasil 1(3), 259-270. Diambil
belajar IPS pada dari
pembelajaran tematik di file:///C:/Users/Windows
Sekolah Dasar. Jurnal %208/Downloads/1159-
Pendidikan Guru Sekolah 3893-1-PB%20(2).pdf
Dasar, 1(2), 0-216.
Diambil dari Sanjaya, W. (2008). Kurikulum
https://www.google.co.id/ dan pembelajaran (teori
url?sa=t&rct=j&q=&esrc= & praktek KTSP).
s&source=web&cd=3&ca Jakarta: Prenadamedia
d=rja&uact=8&ved=0ahU Group. Diakses dari
KEwjTs_OE4JjYAhVHto8 https://books.google.co.id
KHSb_CVQQFghBMAI& /books?id=BJFBDwAAQ
url=http%3A%2F%2Fejou BAJ&pg=PA227&dq=pro
rnal.unesa.ac.id%2Farticl ses+pembelajaran+adala

226
Munthe & Sitinjak, Manfaat serta Kendala Menerapkan Flashcard pada
Pelajaran Membaca Permulaan

h&hl=en&sa=X&ved=0ah mpuan%20Membaca%20
UKEwjH6Mqz7JjYAhVIu Permulaan%20dengan%
Y8KHTeDA5MQ6AEIKTA 20Menggunakan%20Med
A#v=onepage&q=proses ia%20Gambar%20pada
%20pembelajaran%20ad %20Siswa%20Kelas%20I
alah&f=false I%20SDN%202%20Wos
u%20Kecamatan%20Bun
Sugiarto, E. (2015). Menyusun gku%20Barat%20Kabupa
proposal penelitian ten%20Morowali
kualitatif : skripsi dan
tesis. Yogyakarta: Suaka Tarigan, H. G. (2008). Membaca
Media. Diakses dari sebagai suatu
https://books.google.co.id keterampilan berbahasa.
/books?id=jWjvDQAAQB Bandung: Angkasa
AJ&printsec=frontcover&
dq=metode+penelitian+k Wibowo, W. (2011). Cara cerdas
ualitatif+adalah&hl=en&s menulis artikel ilmiah.
a=X&ved=0ahUKEwjtoo7 Jakarta: PT Kompas
A- Media Nusantara.
I7ZAhWHRY8KHfJbAbs Diakses dari
Q6AEIQzAE#v=onepage https://books.google.co.id
&q=metode%20penelitian /books?id=NDg9rcOjHU
%20kualitatif%20adalah& MC&pg=PA44&dq=peneli
f=false tian+deskriptif+kualitatif+
adalah&hl=en&sa=X&ved
Susilana, R & Riyana, C. (2009). =0ahUKEwiCl_-
Media pembelajaran M_Y7ZAhUK448KHT2VC
hakikat, pengembangan, qsQ6AEIVjAG#v=onepag
pemanfaatan, dan e&q=penelitian%20deskri
penilaian. Bandung: ptif%20kualitatif%20adala
Wacana Prima h&f=false

Sofiyah. (2014). Meningkatkan Windura, S. (2010). Memory


kemampuan membaca champion @ school.
permulaan dengan Jakarta: PT Elex Media
menggunakan media Komputindo
gambar pada siswa kelas
II SDN 2 Wosu Wahyuni, S. (2010). Cepat bisa
Kecamatan Bungku Barat baca. Jakarta: PT
Kabupaten Morowali. Gramedia. Diakses dari
Jurnal Tadulako Online, https://books.google.co.id
3(2), 1-12. Diambil dari /books?id=5P3Q4BlLhNo
http://download.portalgar C&pg=PT12&dq=cepat+b
uda.org/article.php?articl isa+baca&hl=en&sa=X&v
e=174563&val=5150&title ed=0ahUKEwi99K7O24jZ
=Meningkatkan%20Kema AhXJq48KHRSyB7EQ6A

227
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 210-228

EIJzAA#v=onepage&q=c World Health Organization (2012)


epat%20bisa%20baca&f= Early childhood
false development and
disability: a discussion
Yawu, S., Efendi, & Barasandji, paper. Geneva 27: WHO
S. (2017). Peningkatan Press. Diakses dari
kemampuan siswa http://apps.who.int/iris/bit
membaca permulaan stream/handle/10665/753
melalui metode 55/9789241504065_eng.
permainan bahasa di pdf;jsessionid=AAAE2A8
kelas I SDN Mire. Jurnal 17719C8210B430916C0
Kreatif Tadulako Online, C87A5B?sequence=1
5(2), 52-63. Diambil dari
http://download.portalgar
uda.org/article.php?articl
e=296279&val=5150&title
=Peningkatan%20Keme
mpuan%20Siswa%20Me
mbaca%20Permulaan%2
0Melalui%20Metode%20
Permainan%20Bahasa%
20di%20Kelas%20I%20S
DN%20Mire

Yusuf, A. M. (2014). Metode


penelitian: kuantitatif,
kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta:
Kencana. Diakses dari
https://books.google.co.id
/books?id=RnA-
DwAAQBAJ&pg=PA63&d
q=penelitian+kualitatif+de
skriptif+adalah&hl=en&sa
=X&ved=0ahUKEwiU8YS
c-
47ZAhUBtI8KHd8kAfEQ6
AEIbDAJ#v=onepage&q=
penelitian%20kualitatif%2
0deskriptif%20adalah&f=f
alse

228

Anda mungkin juga menyukai