Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KONSEP DASAR HOME CARE

KELOMPOK 13 :

- Diyan Siti Nurhasanah (344070180054)

- Ratu Ayu (344070180086)


- Tria Ayu Mustika (344070180093)

D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep
Dasar Home Care” dengan baik tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas atau materi
ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan bimbingan dosen
pengampu.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini dan dalam penulisan makalah ini kami ucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Home Care .............................................................................................................3


2.2 Pemahaman tentang Norma dan Kaidah Home Care .........................................................12
2.3 Home Care sebagai Bagian Tanggung Jawab Profesi.........................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................

3.2 Saran...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan dirumah yang merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan merupakan suatu komponen rentang pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan
keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Meningkatnya penyakit
kronis dan paling banyak pada populasi lansia yang membutuhkan perawatan
rutin dan jangka panjang menjadi sesuai bila perawatan yang dilakukan adalah
perawatan berbasis homecare (Markkanen, 2008; A Lang, 2008, 2010). Pelayanan
adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instasi
pemerintah di pusat, daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara/ Daerah
dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang
undangan (Wijono, 1999).
Home Care adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang
diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal mereka (di
rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan,
meningkatkan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko
kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan (Warhola dalam Bukit, 2008). National
Association for Home Care (1996) mendefinisikan, Home Care disediakan
kapanpun saat seseorang lebih memilih tinggal di rumah namun membutuhkan
perawatan secara terus menerus yang tidak mudah dan tidak efektif jika dilakukan
sendiri oleh keluarga dan teman. Selanjutnya yang perlu diperhitungkan untuk
melakukan perawatan homecare ini adalah mendekatkan akses pelayanan antara
agensi penyedia pelayanan ini dengan pasien. Salah satu yang bisa dilakukan
adalah pelayanan homecare berbasis layanan elektronik (e-homecare services).
Penggunaan tehnologi ini juga akan menimbulkan manfaat signifikan dibidang

1
kesehatan dengan kecepatan aksesnya. (C Liddy, 2008; S V Hoecke, 2010; SH.
Landers, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Home Care?
2. Bagaimana Pemahaman tentang Norma dan Kaidah Home Care?
3. Bagaimana Home Care sebagai Bagian Tanggung Jawab Profesi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Home Care.
2. Untuk mengetahui Pemahaman tentang Norma dan Kaidah Home Care.
3. Untuk mengetahui Home Care sebagai Bagian Tanggung Jawab Profesi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Home Care


A. Defenisi Home Care

Home care adalah komponen dari pelayan kesehatan yang disediakan untuk
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan,
mempertahankan, atau memaksimalkan level kemandirian serta meminimalkan
efek ketidakmampuan dan kesakitan termasuk di dalamnya penyakitnya terminal.
Defenisi ini menggabungkan komponen dari home care yang meliputi pasien,
keluarga, pemberian pelayanan yang professional (multidisiplin) dan tujuannya,
yaitu untuk membantu pasien kembali pada level kesehatan optimum dan
kemandirian (Bukit, 2008).

Neis dan Mc. Ewen (2010) menyatakan home care adalah system dimana
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang
cacat atau orang-orang yang bagus harus tinggal di rumah kerena kondisi
kesehatannya.

Menurut Amerika Medicine Associatin, Home care merupakan penyedian


peralatan dan jasa pelayanan keperawatan kepada pasien di rumah yang bertujuan
untuk memulihkan dan mempertahankan secara maksimal tingkat kenyamanan
dan kesehatan. Dalam kasus apapun efektifitas perawatan berbasis rumah
membutuhkan upaya kolaboratif pasien, keluarga, dan professional .

Sedangkan Dapertemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care


adalah pelayanan kesehatan yang berkesinabungan dan komperhensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit.

3
Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan RI
dalam makalahnya pada seminar Nasional 2007 tentang Home Care: “Bukti
Kemandirian Perawat” menyebutkan bahwa pelayanan keperawatan kesehatan di
rumah sebagai salah satu bentuk praktik mandiri perawat. Pelayanan keperawatan
di rumah merupakan sintesis dari pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dan ketrampilan teknis keperawatan klinik yang berasal dari spesialisasasi
keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan kesehatan, memelihara ,dan
meningkatkan kesehatan fisik, mental, atau emosi pasien. Pelayanan diberikan di
rumah dengan melibatkan pasien dan keluarganya atau pemberi pelayanan yang
lain.

Dari beberapa literature yang didapatkan home care dapat didefenisikan


sebagai berikut:

1. Perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah


sakit yang sudah termasuk rencana pemulangan dan dapat dilaksanakan
oleh perawat rumah sakit semula oleh perawat komunitas dimana pasien
berada atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan dirumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga
sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan berbasis di rumah merupakan suatu komponen
rentang keperawatan kesehatan yang berkesinanambungan dan
komperhensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka.
4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh pemberi pelayanan
yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980.
Dalam pengembangan model praktek mandiri keperawatan di rumah yang
disusun PPNI dan Departemen Kesehatan )

B. Tujuan Home Care

4
Menurut Stanhope (1996), tujuan utama dari home care adalah mencegah
terjadinya suatu penyakit dan meningkatkan kesehatan pasien. Tujuan yang paling
mendasar dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari
penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin
yang dilakukan secara komperhensif dan berkesinambungan (Tribowo, 2012).
Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan RI
dalam makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang home care:“ Bukti
Kemandirian Perawat “ menyebutkan bahwa tujuan umum dari pelayanan
kesehatan di rumah adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga.

Secara khusus home care bertujuan untuk meningkatkan upaya promotif,


prefentif, kuratif, dan rehabilitative, mengurangi frekuensi hospitalisasi,
meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran. Menurut Direktorat
Bina Universitas Sumatera Utara pelayanan Keperawatan Dapertemen RI dalam
makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang Home Care:“Bukti Kemandirian
Perawat” menyebutkan bahwa tujuan khusus dari pelayanan kesehatan di rumah
antara lain:

1. Terpenuhi kebutuhan dasar bagi pasien secara bio-psiko-sosio-spritual


2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan
3. Terpenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai
kebutuhan pasien

C. Manfaat Home Care

Manfaat pelayanan Home Care dalam Home Care for seniors (2011) adalah

1. Memberikan individu yang membutuhkan perawatan harkat dan


kemadirian;
2. Dapat membantu mencegah atau menunda perawatan di rumah sakit atau
panti jompo;
3. Mengizinkan kebebsaan maksimal dan kenyamanan bagi individu;
5
4. Menawarkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan
keluarga;
5. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka;
6. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.

Hoecke ( 2010) menyebutkan karena tekanan pertumbuhan keuangan dalam


perawatan kesehatan dan pergeseran patologi, perawatan ini diselenggarakan di
luar lembaga medis, yang membutuhkan peran yang lebih besar dari pasien dalam
pegobatan dan perawatan penyakit kronis mereka dibandingkan rawat inap.
Melalui cara ini, perawatan di rumah berevolusi pada pendekatan berbasis
kebutuhan, dimana aplikasi tidak hanya berfokus pada tujuan medis namun juga
pada perawatan dan integrasi sosial. Konsep yang berpusat pada pasien ini yang
membawa perawatan dari Rumah Sakit ke rumah pasien diharapkan menghasilkan
biaya yang lebih rendah dan peningkatan kualitas hidup.

D. Lingkup Pelayanan Home Care

Menurut Nuryandari (2004), menyebutkan ruang lingkup pelayanan home


care adalah:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan


2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan
6. Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social (Ode, 2012)

E. Prinsip – Prinsip Home Care


1. Mengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh
perawat /TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
2. Mengaplikasi konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan
komprehensif secara terus menerus.

6
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa
keperawatan.
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi
dan pemulihan.
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarga terhadap
intervensi keperawatan.
8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarga akan pelayanan yang
bermutu melalui manejemen kasus, rencana penghentian asuhan
keperawatan (discharge planning) dan koordinasi dengan sumber-sumber
di komunitas.
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan
yang dilakukan anggota tim saling mendukung.
10. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontribusi pada
pertumbuhan kemampuan professional tenaga yang lain.
11. Berpartipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik
keperawatan
(Tribowo, 2012).

F. Lingkup praktek keperawatan di rumah (home care)

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,


asuhan keperawatan neonatal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan
dewasa, asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dan asuhan
keperawatan gerontik dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan
tanggung jawab. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan:

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian


bio, psiko, sosio, spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah
7
keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertangungjawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan yang diberikan
3. Melakukan kooordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan
secara berkelompok
4. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut
ke rumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan
standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan atau
asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekuensi dan lamanya perawatan kesehatan di rumah
dilakukan mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus
dilakukan.

G. Mekanisme pelayanan home care

Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat


merupakan rujukan dan klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas, namun klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan
keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh
pelayanan. Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlihat terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di
rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat
dirumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah,
kemudian bersama-sama klien dan kelurga akan menentukan masalahnya
dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
8
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran,
serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan (Ode, 2012)

Persyaratan klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah adalah :

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau


menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(informed consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan
haknya dalam menerima pelayanan (Bukit, 2008).

Tahapan mekanisme pelayanan home care adalah :

1. Proses penerimaan kasus


a. Home care menerima pasien dari rumah sakit puskesmas, sarana lain,
keluarga.
b. Pimpinan home care menunjuk manajer kasus untuk mengelola kasus.
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses pelayanan home care
a. Persiapan
1. Pastikan identitas pasien
2. Bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien
3. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
9
5. Siapkan file asuhan keperawatan
6. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4. Membuat rencana pelayanan
5. Lakukan perawatan langsung
6. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi, dll.
7. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
8. Dokumentasikan kegiatan.
c. Monitoring dan evaluasi
1. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
2. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan.
d. Proses penghentian pelayanan home care dengan kriteria:
1. Tercapai sesuai tujuan
2. Kondisi pasien stabil
3. Program rehabilitasi tercapai secara maximal
4. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5. Pasien di rujuk
6. Pasien menolak pelayanan lanjutan
7. Pasien meninggal dunia (Ode, 2012).

H. Pemberi pelayanan Home Care


1. Dokter
Pemberian Home Care harus berada di bawah perawatan dokter. Dokter
harus sudah menyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe
pelayanan dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis,
kemungkinan untuk rehabilitasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang
diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.
10
2. Perawat
Bidang keperawatan dalam home care, mencakup fungsi langsung dan
tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua
yang membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang
termasuk dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka,
injeksi, pemasangan dan penggantian kateter, dan terapi intravena. Direct
care juga mencakup tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga
bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect care terjadi
ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal dengan perawat.
Tipe perawatan ini terlihat saat perawat home care berperan sebagai
konsultan untuk personil kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia
perawatan di rumah sakit.
3. Physical therapist
Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan penyembuhan
pada pasien di rumah. Perawatan yang diberikan meliputi perawatan
langsung dan tidak langsung. Perawatan langsung meliputi: penguatan
otot, pemulihan mobilitas, mengontrol spastisitas, latihan berjalan, dan
mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung
meliputi konsultasi dengan petugas home care lain dan berkontribusi
dalam konferensi perawatan pasien.
4. Speech pathologist
Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu pasien
mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara dan berbahasa.
Speech pathologist juga bertugas memberi konsultasi kepada keluarga
agar dapat berkomunikasi dengan pasien, serta mengatasi masalah
gangguan menelan dan makan yang dialami pasien.
5. Social wolker (pekerja social)
Pekerja social membantu pasien dan keluarga untuk menyesuaikan diri
dengan faktor sosial, emosional, dan lingkungan yang berpengaruh pada
kesehatan mereka.
6. Homemaker/home health aide
Tugas dari home health aide adalah untuk membantu pasien mencapai
level kemandirian dengan cara sementara waktu memberikan personal
11
hygiene. Tugas tambahan meliputi pencahayaan rumah dan keterampilan
rumah tangga lain (Bukit, 2008).

I. Skill dasar yang harus dikuasai perawat

Home Care, SK Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada


23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care
antara lain

1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang kateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka dekubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan 02
9. Penyuntikan (IM, IV, IC, SC)
10. Pemasangan infuse maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Pendidikan kesehatan
16. Konseling kasus terminal
17. Pengambilan sampel darah
18. ROM
19. Memberian diet pasien
20. Perawatan luka
21. Kegawat daruratan
22. Pemeriksaan KGD, Kolestrol, Asam urat
23. EKG

12
2. Pemahaman Tentang Norma Dan Kaidah Home Care

Fungsi hukum dalam praktik perawat adalah :

1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang


sesuai hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri.
4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

Landasan hukum praktek perawat adalah :

1. UU Kes. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.


2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Universitas Sumatera
Utara
4. UU No. 29 tentang praktik kedokteran.
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat.
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
puskesmas.
8. SK Menpan No. 94 /KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional
perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan .
10. Permenkes No. 920 tahun 1966 tentang pelayanan medik swasta (Ode,
2012)

3. Home Care sebagai Bagian Tanggung Jawab Profesi

Praktik Keperawatan Profesional adalah merupakan tindakan mandiri


perawat profesional melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien
dan /atau Tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan lingkup, kewenangan dan tanggung jawab
perawat (Pokja Keperawatan CHS, 1992). Praktik tersebut memungkinkan
13
seorang perawat dapat melayani klien secara holistik dan komprehensif
secara mandiri dengan tidak mengesampingkan sifat kolaboratif intervensi
yang diberikan kepada klien

Praktik Keperawatan Profesional merupakan cerminan dari hubungan


profesional perawat klien dimana perawat melaksanakan Asuhan Keperawatan
berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan dan memperhatikan aspek kemanusiaan
dalam merawat klien (Human care).

Praktik Keperawatan Profesional adalah praktik yang dilakukan oleh


Perawat profesional atau tim perawat profesional yang mengintegrasikan
berbagai kemampuan untuk mengatasi masalah klien, kemampuan dimaksud
adalah kemampuan Intelektual, Kemampuan Interpersonal, kemampuan
teknikal, dan kemampuan Etik.

Karakteristik Praktik Keperawatan Profesional, dapat dilihat bila seorang


dapat merawat kliennya dengan:

 Otoritas Profesi sesuai lingkup kewenangannya,


 Bertanggung gugat atas segala tindakan profesionalnya,

 Mempunyai kemandirian dalam pengambilan keputusan klinis,

 Bertindak sebagai Advokasi dalam sistem pelayanan kesehatan,

 Menjadi fasilitator dan selalu memfasilitasi kepentingan klien,

 Menerapkan standar Praktik dan Kode etik profesi.

Sehingga bila kita telaah berbagai pengertian diatas maka bentuk praktek
keperawatan di rumah atau kunjungan rumah adalah tepat untuk dapat
menerapkan berbagai konsep praktik keperawatan yang profesional sesuai
dengan karakteristiknya.

14
Tujuan Pelayanan

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar (biologis, psikologis,


sosiokultural dan spiritual) bagi pasien secara mandiri
2. Meningkatnya kemandirian keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan dan perawatan pasien di rumah

3. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di


rumah

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan keperawatan kesehatan di rumah meliputi :

1. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara


komprehensif pada proses penyembuhan kesehatan,
rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan,
2. Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya tentang kondisi yang dialami.

3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga


dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih
baik.

Prinsip-Prinsip Pelayanan

1. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah


dilaksanakan oleh perawat / Tim yang memiliki keahlian
khusus bidang tersebut,
2. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan
dalam praktik,

3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan


sistematis, akurat dan komprehensif secara terus
15
menerus,

4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk


menetapkan diagnosa keperawatan,

5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada


diagnosa keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-
tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan,

6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka


menjaga kenyamanan, penyembuhan, peningkatan
kesehatan, dan pencegahan komplikasi,

7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan


keluarganya terhadap intervensi keperawatan,

8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarganya akan


pelayanan yang bermutu melalui; manajemen kasus, rencana
penghentian asuhan keperawatan (discharge planning), dan
koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas,

9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk


menjamin agar kegiatan yang dilakukan anggota tim saling
mendukung,

10. Mengembangkan kemampuan profesional dan


berkontribusi pada pertumbuhan kemampuan
profesional tenaga yang lain,

11. Berpartisipasi dalam aktifitas riset untuk


mengembangkan pengetahuan pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah,

12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam


melaksanakan praktik keperawatan.

Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Healthcare


16
Peran:

1. Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan


anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau
pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian
pelayanan,
2. Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung
dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh
anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver),
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat
dan komprehensif secara terus menerus,
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan
diagnosa keperawatan,
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada
diagnosa keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-
tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan,
6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga
kenyamanan, penyembuhan, peningkatan kesehatan, dan
pencegahan komplikasi,
7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan
keluarganya terhadap intervensi keperawatan,
8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarganya akan
pelayanan yang bermutu melalui; manajemen kasus, rencana
penghentian asuhan keperawatan (discharge planning), dan
koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas,
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin
agar kegiatan yang dilakukan anggota tim saling mendukung,
10. Mengembangkan kemampuan profesional dan berkontribusi
pada pertumbuhan kemampuan profesional tenaga yang lain,
11. Berpartisipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan
pengetahuan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah,

17
12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan
praktik keperawatan.

Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Healthcare

Peran:

1. Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan


anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau
pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian
pelayanan,
2. Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung
dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh
anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver),

3. Pendidik: Mengajarkan keluarga tentang sehat sakit dan


bertindak sebagai penyedia informasi kesehatan.

4. Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan yang diterima


oleh keluarga dan mengkolaborasikan dengan keluarga
dalam merencanakan pelayanan,

5. Pembela (Advocate): Melakukan pembelaan terhadap


pasien melalui dukungan peraturan,

6. Konselor: Membantu pasien dan keluarga dalam


menyelesaikan masalah dan mengembangkan koping yang
konstruktif,

7. Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan: Melibatkan diri


dalam menemukan kasus di keluarga dan melakukan
rujukan secara cepat,

8. Penata lingkungan rumah: Melakukan modifikasi lingkungan


bersama pasien dan keluarga dan tim kesehatan lain untuk
menunjang lingkungan sehat,
18
9. Peneliti: Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari
jawaban melalui pendekatan ilmiah.

Fungsi:

1. Fungsi sebagai Manajer Kasus:

 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga


terhadap pelayanan kesehatan,
 Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan
kesehatan lainnya di rumah,

 Mengkoordinir aktifitas tim kesehatan multidisiplin


dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien
di rumah,

 Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan


kesehatan lainnya yang diberikan kepada pasien di rumah.

2. Fungsi sebagai Pemberi Asuhan:

 Melakukan pengkajian asuhan keperawatan secara


komprehensif,
 Menetapkan masalah (diagnosa keperawatan),

 Menyusun rencana keperawatan dengan


mempertimbangkan kebutuhan pasien dan potensi
keluarga,

 Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup


tindakan mandiri dan tindakan kolaboratif,

 Melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan dan


perkembangan/respon pasien,

 Membantu pasien dan anggota keluarga mengembangkan


19
perilaku koping yang efektif,

 Melibatkan anggota keluarga dalam memberikan perawatan


pasien di rumah,

 Membimbing semua anggota keluarga dalam melakukan


aktifitas promosi dan pemeliharaan kesehatan,

 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan,

 Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

3. Fungsi sebagai Pendidik:

 Mengidentifikasi pasien dan keluarga akan pendidikan


kesehatan,
 Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah
pasien dan keluarga,

 Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan,

 Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan


masalah kesehatan pasien,

 Mengajarkan anggota keluarga tentang keterampilan


dan strategi yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota
keluarga yang sakit,

 Mendorong keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan


dan peningkatan kesehatan melalui perilaku hidup sehat,

 Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.

4. Fungsi sebagai Kolaborator:

 Melakukan kerjasama dengan anggota tim

20
kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah
kesehatan pasien,
 Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber/fasilitas
pelayanan yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan
masalah kesehatan pasien.

5. Fungsi sebagai Pembela:

 Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien


dan keluarga di rumah,
 Menghormati hak pasien,

 Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan,

 Melaksanakan fungsi pendampingan,

 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait


dengan sumber- sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah kesehatan,

 Memfasilitasi pasien dalam memanfaatkan sumber-sumber


untuk mengatasi masalah kesehatannya.
6. Fungsi sebagai Konselor:

 Membantu penyelesaian masalah pasien dan keluarganya,


 Membantu pasien dan keluarga mempertimbangkan
berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih
baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

 Menunjang komunikasi efektif keluarga untuk


meningkatkan penyelesaian masalah,

 Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab


memilih alternatif penyelesaian masalah.

21
7. Fungsi Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan:

 Mengembangkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan


gejala atau faktor yang berkontribusi dengan kondisi atau
masalah yang akan dicari,
 Menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi
potensi masalah kesehatan atau kondisi tertentu,

 Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai,

 Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu


penanganan dari tim kesehatan lainnya,

 Menyediakan pelayanan tindak lanjut terhadap kasus yang


teridentifikasi.

8. Fungsi Penata Lingkungan Rumah

 Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan


peningkatan kesehatan pasien,
 Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan
pasien mandiri dalam perawatan dirinya.

9. Fungsi Peneliti:

 Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti,


 Merancang dan melakukan penelitian keperawatan,

 Menyebarluaskan hasil penelitian,

 Mengaplikasikan temuan hasil riset ke dalam praktik.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Home care adalah komponen dari pelayan kesehatan yang disediakan untuk
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan,
mempertahankan, atau memaksimalkan level kemandirian serta meminimalkan
efek ketidakmampuan dan kesakitan termasuk di dalamnya penyakitnya terminal.
Defenisi ini menggabungkan komponen dari home care yang meliputi pasien,
keluarga, pemberian pelayanan yang professional (multidisiplin) dan tujuannya,
yaitu untuk membantu pasien kembali pada level kesehatan optimum dan
kemandirian (Bukit, 2008).

B. Saran
Dengan adanya makalah ini para pembaca terutama kepada perawat
diharapkan dapat mempelajari, memahami, dan menerapkan dalam bidang
kewirausaan dan kita mampu memahami dan mengetahui karakter-karakter
untuk kewirausahaan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Suswati Irma, Setiawan Febri Endra Budi, Prasetyo Yoyok Bekti, Tilaqsa Andri. 2018.

Panduan Tutorial dan Homevisit Kesehatan Keluarga. Malang : UMM Press

Journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id

24

Anda mungkin juga menyukai