Anda di halaman 1dari 2

Usaha Budidaya Jagung BISI-18 di Lahan Kering

Tanaman jagung  mampu beradaptasi pada lingkungan dengan pH antara 5,5 sampai 7, intensitas cahaya
yang cukup sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis, hingga terbentuk bunga akan menghasilkan buah.
Suhu udara di Parepare cukup baik untuk pertumbuhan jagung antara 26-32oC. Sedangkan untuk proses
perkecambahan jagung yang paling tepat antara suhu 21-27 oC, sehingga bibit jagung butuh penyesuaian
lingkungan yang lebih panas.
Akhir musim penghujan tahun ini sekitar bulan April-Mei, dan bulan Oktober petani menggarap lahan kering
dibeberapa kelurahan di Kota Parepare antara lain; kelurahan Wt. Bacukiki, Lemoe, Lompoe, Galung
Maloang, Bumi Harapan, Lumpue, Lapadde, dan Bukit Harapan, penanaman jagung di lahan kering seluas
145 ha. Pangsa pasar yang menjanjikan memberikan harapan petani yang selama ini masih menggunakan pola
tanam secara tradisional. Petani sebenarnya sudah mengenal budidaya Jagung sistem Multikultur (penanaman
bersamaan dengan tanaman lain) ataupun Monokultur (penanaman satu jenis secara bergantian), namun karena
petani jagung hanya berpatokan pada curah hujan, maka petani tersebut begitu lahannya kehujanan ia segera
menanam jagung dengan prinsip“Asal Tumbuh― dan berharap tidak akan mengalami menkekeringan
sampai dipanen.
Sebelum ditanam bibit jagung diproteksi (pencegahan) agar bila tumbuh nanti dapat kebal terhadap penyakit
bulai. Caranya melumuri bibit jagung terlebih dahulu dengan fungisida sebelum ditanam.Tanaman Jagung
yang baik dengan jarak 20 cm x 70 cm,  hanya 1 biji per lobang tanam.
Hama/penyakit tanaman itu tidaklah sama meskipun jenis tanamannya sama, sehingga petani harus lebih teliti
memilih obat pemberantas hama/penyakit yang tepat,. dimaksud jika serangan hama penyebabnya terlihat dan
efek yang ditimbulkannya juga terlihat, sedangkan serangan penyakit tanaman penyebabnya tidak terlihat
namun dampak yang ditimbulkan terlihat jelas. Untuk pemberantasan hama/penyakit yang efektif haruslah 
aplikasinya tepat apakah menggunakan obat Sistemik (jenis obat yang disemprotkan pada daun) ataukan
menggunakan obat Kontak (jenis obat yang langsung disemprotkan pada hama biasanya berupa hewan).
Jenis-jenis hama/penyakit tanaman jagung diantaranya Ulat daun Lalat bibit, Ulat agrotis, Penggerek daun,
Penggerek batang, Ulat tongkol, Penyakit Bulai Jagung dan sebagainya.
Untuk pengendalian gulma tanaman dapat dilakukan dengan menyemprotkan herbisida dengan takaran yang
tepat. Cara mudah menghitung takaran penyemprotan yang tepat dengan melihat ketentuan penggunaan yang
terdapat pada bungkus/botol obat tersebut. Sebagai contoh jika tertulis 300 ml /1 ha maka digunakan rumus
penghitungan (luas lahan: 10.000 m2 x 300 ml), atau dapat juga menggunakan penutup botolnya yang
dilenkapi dengan takaran/dosis,herbisida ditakar dan dituakan dalam ember yang sudah diisi air diaduk sampai
merata dan dimasukkan kedalam tangki semprot sehingga disemprotan secra merata diseluruh lahan.
 Hasil panen jugung bisi 18 beberapa waktu yang lalu sesuai hasil Ubinan (2,5x2,5 m) diperoleh 5,3 kg
dengan produksi rat-rata 8 ton/ha sangat disyukuri oleh petani, apalagi pengadaan bibit bisi 18 bantuan dari
APBN Pusat dan perawatan tanaman yang tepat adalah prasyarat lain yang medukung suksesnya hasil panen.
Penyuluh Swadaya Muh. Amin menyampaikan pengalamannya mengenai keunggulan bibit jagung
 BISI-18 sudah dibuktikan dilahan garapannya sendiri dikelurahan  Galung Maloang, Kecamatan
Bacukiki, Kota Parepare dengan mampu memproduksi jagung dari bibit BISI-18 rata-rata dari tiap
1 kg bibit dapat menghasilkan hingga 7 kwintal jagung siap jual dengan umur tanam selama 100-105
hari, hal ini dibenarkan oleh salah satu petani dari bilalang kelurahan lemoe Kaharuddin yang
sudah menyempatkan diri melihat secara langsung kelokasi tersebut.
Bibit jagung Bisi-18 yang dikemas tiap 1 kg dalan kantong dan berisi hingga ± 2.200 butir biji
jagung dijual dengan harga cukup terjangkau yakni Rp. 70.000,00 tiap kantongnya (tentunya akan
berbeda jika berada ditoko pertanian). Menurut Muh. Amin, berbeda dengan varietas Bisi
sebelumnya yang menghasilkan 2 tongkol dalam 1 tanaman, untuk varietas BISI-18 hanya
menghasilkan 1 tongkol namun memiliki bobot lebih besar jika dibandingkan dengan yang bertongkol
2. Biji jagung super hibrida BISI-18 lebih berbobot dengan warna biji yang mengkilat oranye
Page 1/2

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


kekuningan. Berat per 1.000 bijinya (kadar air 15%) mencapai ± 303 gram. Dalam satu tongkol,
rata-rata berat bijinya mencapai 223 gram. Sementara berat tongkolnya sendiri rata-rata 242 gram.
Dengan melihat perbandingan berat biji per tongkol dengan berat tongkolnya seperti itu, maka bisa
dihitung bahwa jagung ini memiliki ukuran janggel yang kecil.
Hal menarik yang didapatkan petani adalah pengetahuan berbeda yang selama ini telah dilakukan,
bahwa untuk hasil yang baik hendaknya menggunakan bibit tanaman jagung yang diambil dari bibit
turunan (hasil buah yang ditanam kembali), faktanya tidak demikian, jika tidak menggunakan bibit
yang baru pertumbuhannya kurang baik, hasil produksinya juga tidak optimal, kalau bibit yang baru
tentunya sudah melalui seleksi yang ketat, dan imunisasi bibit. Selain itu, petani  juga masih terbiasa
bila menanam bibit hendaknya diisi sampai 3-5 biji per lubang dengan maksud sebagai cadangan bibit
penggati jika ada tanaman yang mati, tetapi penyisipan tanaman susah dilakukan sehingga satu
rumpun ada tiga samapi lima batang tanaman maka pertumbuhan tanaman terhabat  karena terjadi
persaingan dalam satu rumpun sehingga  kurang bagus, dan tidak perlu ditanam bibit baru
(disulami) lagi karena terjadi proses penyerbukan silang dengan tanaman jagung lainnya sehingga
waktu berbunga dari jagung haruslah bersamaan agar penyerbukan bisa sempurna menghasilkan
buah.
Bercocok tanam jagung Bisi 18 di lahan kering di Kota Parepare mengacu pada curah hujan. Waktu
bembersihan lahan dengan cara disemprot dengan herbisida pada bulan Maret untuk pertanaman
April dan bulan september untuk pertanaman Oktober sehingga tanaman dapat di panen pada bulan
Juni dan  Desember. Jarak tanaman Jagung yang baik berjarak 20 cm x 70 cm hanya menanam 1 biji
saja disetiap lobang tanam. Minggu ke dua dilakukan pembumbunan, selanjutnya dilakukan
pemupukan, Pemeliharaan tanaman, Hama/Penyakit tanaman Panen jika kelobot sudah terlihat kering
dan biji ditekan dengan kuku sudah keras maka jagung sudah siap dipanen, daun dan batang baigian
atas dipotong, kulit buah dikupas sampai bibit kering dipanen dan didros, Pasca Panen biji jagung
yang terkumpul dijemur sampai kering dengan kadar air sekitar 12% dimasukkan dalam karung
untuk dijual.
Sumber:  Data Dinas PKP 2019.
Penulis : Muh. Juhadi, S.Pt., M.Si. (Penyuluh Pertanian Madya Kota Parepare)

Page 2/2

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai