Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2021
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang penting
diIndonesia karena jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Kebutuhan
jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk
kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun(Roesmarkam dan
Yuwono 2002, dalam Ekowati 2011)
Jagung merupakan tanaman semusim atau biasa disebut dengan annual. Satu siklus
hidupnya sekitar 80-150 hari. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, namun ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung ini sebenarnya adalah tangkai putik dari jagung. Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman jagung. Batang jagung
tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Pada tanaman jagung terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna, Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air
pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
daripada bunga betinanya.
B. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan komoditi jagung yang dihadapi para petani jagung
2. Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
para petani
Jagung merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika dan melalui Eropa menyebar
ke benua Asia dan Afrika. Tanaman jagung ini merupakan jenis famili dari Graminae (Surtinah,
2008). Tanaman jagung dapat digunakan sebagai hijauan pengganti rumput untuk menjaga
kontinyuitas ketersediaan pakan hijauan. Tanaman jagung secara taksonomi dapat digolongkan
sebagai berikut:
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman C4, sehingga mudah tumbuh dan beradaptasi
dengan lingkungan serta cuaca sekitar, walaupun ada faktor yang menghambat pertumbuhan dan
produksinya yaitu temperatur dan kelembaban lingkungan .Produksi fodder jagung yang
dihasilkan dari biji jagung sebanyak 713 gram menghasilkan sekitar 2 kali lipat 5 hijauan segar
dengan umur panen 13 hari (Krisna, 2014).
2. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan
sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian
antara 1000-1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Tanaman jagung
membutuhkan air sekitar 100- 140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus
memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah
mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan
pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik
dan tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini
dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Aceh miskin hara
dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik
(kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan (Surtinah, 2013).
B. Analisis Masalah
1. Lahan 1 (Bangunjiwo, Bantul)
a) Pertumbuhan yang tidak merata
Pemupukan yang kurang sesuai atau kurangnya pemberian pupuk
Dalam pertumbuhan vegetatif tanaman jagung sangat memperlukan hara N
yang cukup, karena hara N sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif. Nitrogen
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman jagung seperti pembentukan
daun, akar, dan batang. Nitrogen pada tanaman jagung terutama berperan dalam
pembentukan klorofil untuk fotosintesis daun
Tumbuhan gulma yang kurang dikendalikan
Pertumbuhan jagung yang tidak teratur juga dapat dipengaruhi oleh
pertumbuhan gulma yang tidak terkendali. Gulma dapat menjadi kompetitor jagung
dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Gulma juga memiliki senyawa alelopati
yang dapat mengganggu pertumbuhan jagung. Akibat dari adanya gulma menjadikan
jagung tumbuh secara tidak beraturan. Pertumbuhanan tebu yang tidak beratuan
menjadikan sulit dalam melakukan kontrol terhadap kualitas jagung dan pemeliharaan
jagung pada lahan tersebut dan juga berpengaruh terhadap produktivitas jagung.
a) Kurangnya pengairan
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman jagung manis untuk hidup, tumbuh dan
berkembang. Kekurangan air pada saat pertumbuhan jagung menjadikan tanaman
jagung berukuran kecil dan kurus. Hal tersebut karena air merupakan faktor yang
berpengaruhi dalam turgor sel. Kekurangan air menjadikan turgor sel rendah sehingga
proses pemanjangan dan pembelahan sel mengalami gangguan. Sel yang akan
melakukan pembelahan atau pemanjangan maka bagian sel harus terisi penuh oleh air
agar dapat mengembang. turgor yang rendah menjadikan sel tidak dapat mengembang
dan membelah dengan baik karena bahan membangnya sel tidak tersedia. Hal tersebut
mengakibatkan batang berukuran kecil dan kurus.
b) Hama
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh petani jagung di daerah
Sleman, tanaman jagung tersebut diserang hama ulat penyakit hawar daun atau karat
daun, hal tersebut di ketehui dari gejala- gejala yang telah terjadi seperti adanya bekas
gesekan dari larva atau ulat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tidak optimal
sehingga produktivitas menjadi menurun akibat terserang hama Ulat Penyakit Hawar
Daun atau Karat Daun.
C. Penyelesaian Masalah
LAHAN 1
1. Pertumbuhan yang tidak merata
Pemupukan yang sesuai
Pemupukan memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan produksi yang
dicapai oleh jagung. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah
yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Kurangnya unsur hara menjadikan
tanaman akan sulit tumbuh dan berkembang karena sumber kebutuhan tanaman tidak
terpenuhi dengan baik. Kurangnya unsur hara dalam tanah juga menjadikan
pertumbuhan tidak seragam karena tanaman akan berkompetisi berebut unsur hara
dalam tanah sehingga ada pertumbuhan yang cepat ada juga yang lambat.
Kombinasi dosis pupuk yang biasa digunakan untuk tanaman jagung manis
adalah 200 kg N/ha (435 kg Urea), 150 kg P2O5/ha (335 kg TSP) dan 150 kg K2O/ha
(250 kg KCl) (Anonymous, 2002).
2. Penyiangan Gulma
Gulma merupakan pesaing utama jagung dalam memenuhi kebutuhan air dan
unsur hara dalam tanah. Unsur hara dalam tanah yang seharusnya dapat di
manfaatkan oleh tanaman menjadi tidak dapat terserap karena gulma menyerap unsur
hara tersebut. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan jagung tidak beraturan.
Penyiangan terbaik yang dilakukan adalah setiap bulan sekali sampai jagung
di panen. Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan mengguanakan tangan,
atau alat bantu seperti sabit dan cangkul. Dengan penyiangan tersebut mengurangi
resiko berebut unsur hara antara tanaman pokok dengan gulma.
Seed treatment (perlakuan benih)
Untuk melindungi pertumbuhan awal tanaman jagung perlu dilakukan
perlindungan benih (seed treatment). Perlakuan benih
menggunakan pestisida dilakukan untuk menekan serangan OPT tular tanah dan tular
benih. Benih jagung dicampur dengan fungisida Tiplo 80WG dengan dosis 5 gram per
1 kg benih jagung.
LAHAN 2
2. Pengendalian hama
Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya tanaman jagung
yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun tanaman jagung yang bila sudah
besar menjadi rusak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang tepat seperti
folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan anjuran.
1. Hawar daun turcicumGejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya
bercak kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak tersebut
kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk seperti kumparan, bila
parah maka daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum
turcicum.
Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa bercak coklat abu-
abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit ini akan menyerang hingga
bagian jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan daun tersebut mati.
Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala berupa bercak
coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan
daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan
menggunakan thiram dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama
17 menit dengan suhu 55°C.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan ada satu permasalahan yang hampir
serupa, yaitu hasil panen dari kedua lahan ini bisa dikatakan kurang optimal walaupun
sudah menggunakan jagung hibrida yang memiliki performa bagus dengan pertumbuhan
yang lebih cepat. Untuk meningkatkan hasil panen jagung dapat dilakukan beberapa cara,
diantaranya :
- Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya
tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam,
sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
Ketika petani secara terus menerus melakukan tanaman jagung secara berulang dari
musim ke musim, maka akan berpengaruh ke produktivitasnya. Hal ini disebabkan
keterbtasan daya dukung tanah terhadap pertanaman tertentu. Selain memutus siklus
hama dan penyakit, rotasi tanaman juga mampu meningkatkan daya dukung tanah
kembali, karena terjadi diversifikasi didalam tanah.
Pengelolaan air sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman dan memaksimalkan
produksi. Irigasi sangat penting untuk memastikan pertanaman mendapatkan air yang
cukup. Mengembangkan drainase yang baik di seputaran pertanaman dapat membantu
mencegah genangan air dan salinisasi di areal.
Mengolah tanah dengan menambahkan pupuk organik adalah bagian penting menjaga
kondisi tanah yang optimal untuk kelangsungan produksi. Nutrisi makro seperti N, P, dan
K mutlak harus ditambahkan pada pertanaman pada jumlah, waktu, dosis, dan cara yang
tepat.
Gulma bersifat invasife, dan menyedot nutrisi hara dari tanaman induk. Gulma harus
ditangani sedini dan sesering mungkin, menggunakan cara manual maupun kimiawi.
Melakukan pengamatan agroekosistem pertanaman mampu memantau perkembangan
gulma di seputaran areal pertanaman.
V. Kesimpulan
Dari data hasil observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Lahan 2 memiliki hasil panen yang kurang optimal karena tidak sesuai dengan GAP
2. Penanganan gulma harus dilakukan secara optimal agar hasil panen tidak terganggu
3. Pengairan di lahan jagung harus mencukupi kebutuhan tanaman jagung
4. Perlakuan benih sebelum ditanam sangat penting agar jagung tumbuh dengan optimal
Daftar Pustaka :
Ekowati, D., dan M. Nasir. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Bisi-2
pada
Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai Trisik Kulonprogo. Jurnal Manusia dan Lingkungan,
18(3): 220-231.
Krisna. 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)
terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Ampas Nilam. Jurnal Jom
Unitas, 13(1): 20-24.
Surtinah, 2008. Umur Panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung
manis (zea mays saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.4
(2):1-6
Surtinah, 2012. Korelasi antara waktu panen dan kadar gula biji jagung manis (Zea
mays saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 9 (1):1-5
Surtinah, 2013. Menguji 3 Varietas jagung manis di Rumbai Pekanbaru. Jurnal
Ilmiah Pertanian (Edisi khusus) Vol. 1 (1):1-10.
LAMPIRAN:
LAHAN 1 BANTUL
(dokumentasi lahan 1)
LAHAN 2 SLEMAN