Anda di halaman 1dari 18

OBSERVASI JAGUNG

Mata Kuliah Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman

Disusun oleh :

Halim Santoso (20190210001)

Nikita Pricillya (20190210010)

Nabilla Zahroh Afifah (20190210014)

Putri Dwi Nurhanisa (20190210015)

Muhammad Yusuf Sulaeman (20190210042)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang penting
diIndonesia karena jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Kebutuhan
jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat sekitar 5,16% per tahun sedangkan untuk
kebutuhan pakan ternak dan bahan baku industri naik sekitar 10,87% per tahun(Roesmarkam dan
Yuwono 2002, dalam Ekowati 2011)
Jagung merupakan tanaman semusim atau biasa disebut dengan annual. Satu siklus
hidupnya sekitar 80-150 hari. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, namun ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung ini sebenarnya adalah tangkai putik dari jagung. Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman jagung. Batang jagung
tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Pada tanaman jagung terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna, Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air
pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
daripada bunga betinanya.

B. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan komoditi jagung yang dihadapi para petani jagung
2. Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan komiditi jagung yang dihadapi oleh
para petani

II. Tinjauan Pustaka

1. Botani Tanaman Jagung Tanaman jagung (Zea mays)

Jagung merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika dan melalui Eropa menyebar
ke benua Asia dan Afrika. Tanaman jagung ini merupakan jenis famili dari Graminae (Surtinah,
2008). Tanaman jagung dapat digunakan sebagai hijauan pengganti rumput untuk menjaga
kontinyuitas ketersediaan pakan hijauan. Tanaman jagung secara taksonomi dapat digolongkan
sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman C4, sehingga mudah tumbuh dan beradaptasi
dengan lingkungan serta cuaca sekitar, walaupun ada faktor yang menghambat pertumbuhan dan
produksinya yaitu temperatur dan kelembaban lingkungan .Produksi fodder jagung yang
dihasilkan dari biji jagung sebanyak 713 gram menghasilkan sekitar 2 kali lipat 5 hijauan segar
dengan umur panen 13 hari (Krisna, 2014).
2. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Tanaman jagung dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan
sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH. Tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian
antara 1000-1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Tanaman jagung
membutuhkan air sekitar 100- 140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus
memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah
mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan
pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik
dan tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini
dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Aceh miskin hara
dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik
(kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan (Surtinah, 2013).

3. Budidaya Tanaman Jagung


Berikut merupakan cara budidaya tanaman jagung :
a. Penanaman
Penanaman benih secara tugal dengan kedalaman lebih kurang 3 cm dengan jarak
tanam 40 x 50 cm. Setiap lubang tanam dimasukkan 3 benih, lalu ditutup dengan
sedikit tanah.
b. Pemupukan
Pemberian pupuk NPK diberikan 3 kali yaitu pada waktu tanam dengan dosis 3 g /
tanaman. Pupuk dibenamkan ke dalam tanah sedalam 5 cm disebelah lubang tanam
dengan jarak 5 cm, kemudian ditutup tanah. Pada saat tanaman berumur 3 minggu
setelah tanam dengan dosis 5 g / tanaman, dan 5 g/tanaman pada saat tanaman
berumur 6 minggu, pupuk dibenamkan dengan jarak 10 cm dari tanaman dengan
kedalaman 7 cm.Pupuk kandang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah
kedua dua minggu sebelum tanam dengan dosis 40 ton/ha ( 6 kg/plot ).
c. Pencegahan hama dan penyakit
Pencegahan serangan hama digunakan Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air dan
untuk pencegahan penyakit digunakan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l air,
penyemprotan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 dan 8 minggu setelah tanam.
d. Penyiraman Tanaman
Jagung manis disiram dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari dengan volume
air yang sama yaitu 1 liter/tanaman, dan pemberian disesuaikan dengan umur
tanaman.
e. Penjarangan Tanaman
Jagung manis yang tumbuh dipilih yang vigor pertumbuhannya, dan hanya disisakan
satu tanaman/lubang tanam.
f. Penyiangan dan Pembumbunan (penimbunan tanah di pangkal rumpun tanaman)
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma-gulma, dan
pembumbunan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan gulma dengan waktu
dua minggu sekali. Budidaya jagung manis pada tanah PMK yang diberi bahan
organik yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi, pemberian
bahan organik harus diiringi dengan pemberian pupuk anorganik, yang karena
tanaman jagung manis merupakan tanaman yang membutuhkan unsur hara makro N,
P, dan K dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif
(Surtinah, 2012). Kondisi tanah tempat tumbuh jagung manis sangat menentukan
pertumbuhan dan produksivitas tanaman. Pada tanah PMK jagung manis dapat
tumbuh dengan baik bila bahan organik tanah mencukupi (Lidar dan Surtinah, 2012).
Pengolahan tanah yang baik dan pemberian bahan organik pada tanah dapat
meningktakan pertumbuhan dan produksi jagung manis, seperti yang dilaporkan oleh
Krisna ( 2014) bahwa pengolah tanah maksimum memberikan potensi pertumbuhan
dan produksi yang lebih baik terhadap jagung manis dan kacang hijau. Ciri dan Umur
Panen: Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby
corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen
ketika malang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll
dipanen jika sudah malang fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah
mengering dan berwarna coklar muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku
tidak membekas.
III. Hasil Observasi

BUDIDAYA JAGUNG PETANI 1 (BPK. ANA) PETANI 2 (IBU


SUMINAH)
GAP Alamat : Lemah dadi rt 04, Alamat : Jalan Kaliurang,
Bangunjiwo, Kab. Bantul, Pakembinangun, Kec.
DIY Pakem, Kabupaten Sleman,
Komoditi : Jagung Manis DIY
varietas Hibrida ROYAL 76 Komoditi : Jagung Manis
Luas area penanaman : Varietas Hibrida GOLDEN
800m2 BOY
Luas area penanaman :
1200m2
Penyiapan Lahan Penyiapan Lahan Penyiapan Lahan
- Pengolaaan tanah : - Pembersihan lahan : - Pembersihan lahan :
1. Persiapan nya manual Manual
dilakukan dengan menggunakan menggunakan
cara memecah cangkul cangkul
bongkah tanah agar - Pengelolaan tanah : - Pengelolaan tanah
tanah menjadi dilakukan manual dilakukan
gembur menggunakan menggunakan
2. Dilakukan cangkul, waktu cangkul, dengan
pembukaan lahan pengolahan tanah ukuran bedeng lebar
dengan dilakukan saat 1 meter, panjang
membersihkan lahan memasuki musim 20m eter, jarak antar
dari sisasisa penghujan. bedeng 50 cm waktu
tanaman pengolahan tanah
sebelumnya. dilakukan saat
- Pengelolaan tanah : memasuki musim
1. Dilakukan penghujan.
pengapuran pada
tanah yang pH nya
kurang dari 5.
2. Dilakukan
pemupukan Urea =
200-300kg/ha, TSP
= 75-100kg/ha dan
KCL= 50-100KG/ha
Bahan Tanam : Bahan Tanam : Bahan Tanam :
Benih yang memiliki kualitas Benih membeli dari toko Benih membeli dari toko dan
bagus dan langsung ditanam tanpa diberi perlakuan fungisida
diberi perlakuan. untuk mencegah penyakit
bulai dengan bahan
metalaksil sebanyak 2g/kg
benih ditambah air 10 ml.
Penanaman dan sistem tanam Penanaman dan sistem Penanaman dan sistem
: tanam : tanam :
Penanaman dilakukan pada Jarak tanam : 50x60 cm Jarak tanam : 50x75 cm
petakan-petakan yang telah Waktu penanaman : pagi Waktu penanaman : pagi
dibentuk. Pada saat tanam, hari memasuki musim hari memasuki musim
tanah harus lembab tetapi tidak penghujan penghujan
becek, jarak tanam yang Cara : manual Cara : manual
digunakan 75 cm x 25 cm. Sistem tanam : monokultur Sistem tanam : monokultur
Tanah ditugal dengan kedalama Pola tanam : bergilir dengan Pola tanam : bergilir dengan
2 cm pada musim hujan, dan 4 tanaman kacang tanaman kacang-kacangan
cm pada musim kering, tanah/kedelai
kemudian dilakukan
penanaman. 
Pemeliharaan : Pemeliharaan : Pemeliharaan :
Penjarangan tanaman dapat A. Pengairan : A. Pengairan :
dilakukan pada umur 2 - 3 mengandalkan air mengandalkan air
minggu setelah tanam. hujan hujan
Dipelihara tanaman yang sehat B. Pemupukan : urea B. Pemupukan :
dan tegap sehingga diperoleh dan phonska 1. Urea : 50 kg
populasi tanaman yang Dosis : 30 kg untuk 800m2 untuk 1200m2
diinginkan. Penyulaman dapat Waktu : pagi hari dicampur,
dilakukan pada umur satu Cara : ditaburkan secara ditugal 7-10 cm
minggu setelah tanam. Periode merata disamping
kritis persaingan tanaman dan Pengendalian OPT : tanaman
gulma terjadi sejak tanam melakukan penyemprotan 2. SP 36 : 20 kg
sampai peride sepertiga atau (diatenol) untuk mencegah untuk 1200m2
seperempat dari daur hidupnya. hama ulat. caranya
Penyiangan pertama dilakukan dicampur,
pada umur 15 hari setelah ditugal
tanam dan harus dijaga agar disamping
tidak merusak atau menggangu tanaman
akar tanaman 3. KCL : 15 kg
untuk 1200 m2
caranya ditugal
10-15 cm
disamping
tanaman
C. Penyiangan
dilakukan dipinggir
bedengan.
Hama dan Penyakit (OPT) Hama dan Penyakit (OPT) Hama dan Penyakit (OPT)
- OPT  adalah  - Hama : Ulat - Hama : Ulat
Organisme Pengganggu - Penyakit : Bulai - Penyakit : Penyakit
Tanaman baik berupa Hawar Daun atau Karat
hama, penyakit yang Daun
disebabkan oleh jamur,
bahkteri, virus maupun
gulma (tanaman yang
menggangu),
- Hama : Ulat tanah
(Agrotis spp), Lalat
bibit (Atherigona spp),
Lundi (Phyttophaga
spp)
- Penyakit : Bulai
(Peronosclerospora
maydis), Bercak daun
(Helminthosporium
maydis), Hawar daun
(H.turccum)
Panen Panen Panen
Pemanenan dapat dilakukan Dilakukan manual pada Dilakukan manual padaakhir
setelah tanaman memasuki usia pertengahan bulan Januari. bulan Januari.
2 bulan atau 60 hari. Panen Hasil panen 0,3ton/ha. Hasil Panen 0,4ton/ha.
jagung manis dilakukan setelah
hari ke-63. Ini bertujuan agar
biji jagung terisi penuh. 

Pasca Panen Pasca Panen Pasca Panen


Penanganan pascapanen Dijual ke pasar Dijual ke pasar
jagung sebagai produk biji-
bijian meliputi panen, yang
dapat dilakukan pada tingkat
kadar masih tinggi (lebih dari
30%) ataupun ketika kadar
air jagung sudah cukup rendah
(20-25%), perontokan, dan
pengeringan, baik
pengeringan jagung tongkol
maupun jagung pipil.
IV. Penyelesaian Masalah
A. Identifikasi Masalah
1. Identifikasi Masalah Lahan 1 (Bantul)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami, terdapat 2
masalah yang ada pada budidaya jagung yang dimiliki oleh Pak Ana, Adapun, masalah
tersebut terdiri :
 Pertumbuhan yang tidak merata.
 Tidak dilakukan perlakuan pada benih yang akan digunakan
2. Identifikasi Masalah Lahan 2 (Sleman)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami, terdapat 2
masalah yang ada pada budidaya jagung yang dimiliki oleh Ibu Suminah, Adapun, masalah
tersebut terdiri :
 Ketersediaan air terbatas
 Hasil panen yang tidak maksimal karena hama

B. Analisis Masalah
1. Lahan 1 (Bangunjiwo, Bantul)
a) Pertumbuhan yang tidak merata
 Pemupukan yang kurang sesuai atau kurangnya pemberian pupuk
Dalam pertumbuhan vegetatif tanaman jagung sangat memperlukan hara N
yang cukup, karena hara N sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif. Nitrogen
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman jagung seperti pembentukan
daun, akar, dan batang. Nitrogen pada tanaman jagung terutama berperan dalam
pembentukan klorofil untuk fotosintesis daun
 Tumbuhan gulma yang kurang dikendalikan
Pertumbuhan jagung yang tidak teratur juga dapat dipengaruhi oleh
pertumbuhan gulma yang tidak terkendali. Gulma dapat menjadi kompetitor jagung
dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Gulma juga memiliki senyawa alelopati
yang dapat mengganggu pertumbuhan jagung. Akibat dari adanya gulma menjadikan
jagung tumbuh secara tidak beraturan. Pertumbuhanan tebu yang tidak beratuan
menjadikan sulit dalam melakukan kontrol terhadap kualitas jagung dan pemeliharaan
jagung pada lahan tersebut dan juga berpengaruh terhadap produktivitas jagung.

b) Tidak dilakukan perlakuan pada benih yang akan digunakan.


Permasalahan kedua yang dihadapi oleh petani Jagung diduga terdapat masalah
pada benih tanaman jagung yaitu menggunakan benih dari toko benih dan tidak
dilakukan perendaman benih (seed treatment), kedua hal tersebut yang menyebabkan
pertumbuhan tanaman jagung tidak optimal sehingga produktivitas menjadi menurun.

2. Lahan 2 (Pakem, Sleman)

a) Kurangnya pengairan
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman jagung manis untuk hidup, tumbuh dan
berkembang. Kekurangan air pada saat pertumbuhan jagung menjadikan tanaman
jagung berukuran kecil dan kurus. Hal tersebut karena air merupakan faktor yang
berpengaruhi dalam turgor sel. Kekurangan air menjadikan turgor sel rendah sehingga
proses pemanjangan dan pembelahan sel mengalami gangguan. Sel yang akan
melakukan pembelahan atau pemanjangan maka bagian sel harus terisi penuh oleh air
agar dapat mengembang. turgor yang rendah menjadikan sel tidak dapat mengembang
dan membelah dengan baik karena bahan membangnya sel tidak tersedia. Hal tersebut
mengakibatkan batang berukuran kecil dan kurus.
b) Hama
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh petani jagung di daerah
Sleman, tanaman jagung tersebut diserang hama ulat penyakit hawar daun atau karat
daun, hal tersebut di ketehui dari gejala- gejala yang telah terjadi seperti adanya bekas
gesekan dari larva atau ulat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tidak optimal
sehingga produktivitas menjadi menurun akibat terserang hama Ulat Penyakit Hawar
Daun atau Karat Daun.
C. Penyelesaian Masalah
LAHAN 1
1. Pertumbuhan yang tidak merata
 Pemupukan yang sesuai
Pemupukan memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan produksi yang
dicapai oleh jagung. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah
yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Kurangnya unsur hara menjadikan
tanaman akan sulit tumbuh dan berkembang karena sumber kebutuhan tanaman tidak
terpenuhi dengan baik. Kurangnya unsur hara dalam tanah juga menjadikan
pertumbuhan tidak seragam karena tanaman akan berkompetisi berebut unsur hara
dalam tanah sehingga ada pertumbuhan yang cepat ada juga yang lambat.
Kombinasi dosis pupuk yang biasa digunakan untuk tanaman jagung manis
adalah 200 kg N/ha (435 kg Urea), 150 kg P2O5/ha (335 kg TSP) dan 150 kg K2O/ha
(250 kg KCl) (Anonymous, 2002).

2. Penyiangan Gulma
Gulma merupakan pesaing utama jagung dalam memenuhi kebutuhan air dan
unsur hara dalam tanah. Unsur hara dalam tanah yang seharusnya dapat di
manfaatkan oleh tanaman menjadi tidak dapat terserap karena gulma menyerap unsur
hara tersebut. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan jagung tidak beraturan.
Penyiangan terbaik yang dilakukan adalah setiap bulan sekali sampai jagung
di panen. Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan mengguanakan tangan,
atau alat bantu seperti sabit dan cangkul. Dengan penyiangan tersebut mengurangi
resiko berebut unsur hara antara tanaman pokok dengan gulma.
 Seed treatment (perlakuan benih)
Untuk melindungi pertumbuhan awal tanaman jagung perlu dilakukan
perlindungan benih (seed treatment). Perlakuan benih
menggunakan pestisida dilakukan untuk menekan serangan OPT tular tanah dan tular
benih. Benih jagung dicampur dengan fungisida Tiplo 80WG dengan dosis 5 gram per
1 kg benih jagung.

LAHAN 2

1. Pengairan yang cukup


Kebutuhan air pada tanaman jagung harus tercukupi karena air merupakan bahan
utama fotosintesis. Kekurangan air menjadikan jagung berukuran kecil dan kurus karena
turgor sel juga menurun. Untuk mengatasi masalah pada kekurangan air maka harus
dilakukan saluran air atau irigasi pada lahan agar kebutuhan air jagung paling banyak
adalah pada awal tanam, sehingga batang jagung tidak lagi mengalami kekurusan dsn
berukuran kecil.
Pemberian air atau irigasi dibuat dengan melewatkan air melalui badengan-
badengan untuk pertumbuhan tanaman jagung sehingga jagung dapat mencukupi
kebutuhan airnya. Kebutuhan air tanaman jagung paling banyak adalah pada awal tanam,
sehingga pada saat awal tanam perlu diperhatikan kondisi kecukupan air.

2. Pengendalian hama

a) Ulat Daun (prodenia litura)

Hama ulat daun ini akan menyerang bagian pucuk daun dan biasanya tanaman jagung
yang berumur sekitar 1 bulan diserang ulat daun. Daun tanaman jagung yang bila sudah
besar menjadi rusak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang tepat seperti
folidol atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan anjuran.

b) Penyakit Hawar Daun atau Karat Daun

Penyakit Hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Hawar daun turcicumGejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya
bercak kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak tersebut
kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk seperti kumparan, bila
parah maka daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum
turcicum.

2. Hawar daun maydis

Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa bercak coklat abu-
abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit ini akan menyerang hingga
bagian jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan daun tersebut mati.

3. Hawar daun corbonum

Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala berupa bercak
coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan
daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola. Pengendalian penyakit ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan fungisida atau dengan
menggunakan thiram dan karboxin, serta pengasapan atau perawatan suhu panas selama
17 menit dengan suhu 55°C.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan ada satu permasalahan yang hampir
serupa, yaitu hasil panen dari kedua lahan ini bisa dikatakan kurang optimal walaupun
sudah menggunakan jagung hibrida yang memiliki performa bagus dengan pertumbuhan
yang lebih cepat. Untuk meningkatkan hasil panen jagung dapat dilakukan beberapa cara,
diantaranya :

- Benih

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya
tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam,
sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam). 

- Melakukan Rotasi Pertanaman

Ketika petani secara terus menerus melakukan tanaman jagung secara berulang dari
musim ke musim, maka akan berpengaruh ke produktivitasnya. Hal ini disebabkan
keterbtasan daya dukung tanah terhadap pertanaman tertentu. Selain memutus siklus
hama dan penyakit, rotasi tanaman juga mampu meningkatkan daya dukung tanah
kembali, karena terjadi diversifikasi didalam tanah.

- Melakukan Pengamatan Agroekosistem

Melakukan pengamatan di pertanaman, akan memberikan kesempatan untuk menilai atau


melihat kondisi tanah, gulma, hama dan penyakit, serta performa pertanaman secara
umum. Dengan demikian para petani akan mudah untuk melakukan penanganan jika
suatu saat terjadi serangan hama dan penyakit.

- Memastikan Irigasi Pertanaman dengan Baik dan Cukup

Pengelolaan air sangat penting untuk kelangsungan hidup tanaman dan memaksimalkan
produksi. Irigasi sangat penting untuk memastikan pertanaman mendapatkan air yang
cukup. Mengembangkan drainase yang baik di seputaran pertanaman dapat membantu
mencegah genangan air dan salinisasi di areal.

- Menggunakan Pemupukan Berimbang

Mengolah tanah dengan menambahkan pupuk organik adalah bagian penting menjaga
kondisi tanah yang optimal untuk kelangsungan produksi. Nutrisi makro seperti N, P, dan
K mutlak harus ditambahkan pada pertanaman pada jumlah, waktu, dosis, dan cara yang
tepat.

- Penanggulangan Gulma secara Tepat dan Efisien

Gulma bersifat invasife, dan menyedot nutrisi hara dari tanaman induk. Gulma harus
ditangani sedini dan sesering mungkin, menggunakan cara manual maupun kimiawi.
Melakukan pengamatan agroekosistem pertanaman mampu memantau perkembangan
gulma di seputaran areal pertanaman.
V. Kesimpulan

Dari data hasil observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Lahan 2 memiliki hasil panen yang kurang optimal karena tidak sesuai dengan GAP
2. Penanganan gulma harus dilakukan secara optimal agar hasil panen tidak terganggu
3. Pengairan di lahan jagung harus mencukupi kebutuhan tanaman jagung
4. Perlakuan benih sebelum ditanam sangat penting agar jagung tumbuh dengan optimal

Daftar Pustaka :

Ekowati, D., dan M. Nasir. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Bisi-2
pada

Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai Trisik Kulonprogo. Jurnal Manusia dan Lingkungan,
18(3): 220-231.

Krisna. 2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)
terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Ampas Nilam. Jurnal Jom
Unitas, 13(1): 20-24.
Surtinah, 2008. Umur Panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung
manis (zea mays saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol.4
(2):1-6
Surtinah, 2012. Korelasi antara waktu panen dan kadar gula biji jagung manis (Zea
mays saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 9 (1):1-5
Surtinah, 2013. Menguji 3 Varietas jagung manis di Rumbai Pekanbaru. Jurnal
Ilmiah Pertanian (Edisi khusus) Vol. 1 (1):1-10.
LAMPIRAN:

LAHAN 1 BANTUL

(dokumentasi lahan 1)

(dokumentasi dengan petani 1)


( contoh benih yang digunakan petani 1 Sumber :
http://jogjabenih.jogjaprov.go.id/detil/cb384962e4ec8bf08937555d42d2df2822fb133d59baa0de0
a8ae3547589a30e12 )

LAHAN 2 SLEMAN

( dokumentasi daengan petani 2)


( dokumentasi lahan 2)

( contoh benih yang digunakan petani 2 sumber : https://shopee.co.id/Golden-Boy-F1-benih-


jagung-manis-isi-250-gram-i.24141428.6706428909 )

Anda mungkin juga menyukai