i
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT bahwa Modul Praktikum Keperawatan Anak
Prodi Keperawatan Kotabumi telah selesai. Modul praktikum ini disusun sesuai dengan Surat Edaran
Mendikbud RI tentang pembelajaran tatap muka di Perguruan tinggi tahun 2021. Modul ini
membahas tentang prosedur keperawatan pada anak sehat, anak sakit, dan bayi dengan kelainan
kongenital dalam konteks keluarga.
Tujuan disusunnya Modul ini adalah agar mahasiswa mendapatkan panduan dalam meningkatkan
pengetahuan, softskill, dan keterampilan MK Keperawatan Anak. Dengan modul praktikum ini
diharapkan proses pembelajaran MK Keperawatan Anak dapat berjalan dinamis dan berfokus pada
mahasiswa (Student Learning Centre). Pembelajaran praktikum MK Keperawatan Anak ini
menggunakan Blended Learning yang merupakan gabungan pembelajaran luring dan daring.
Modul Praktikum Keperawatan Anak ini tersusun berkat kontribusi dari banyak pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur Poltekkes Tanjungkarang yang memberikan kebijakan pelaksanaan pembelajaran
Interprofesional di Poltekkes Tanjungkarang
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Kami memohon maaf bila ada
kesalahan dalam penulisan dan penyusunan modul ini. Besar harapan kami Modul MK Keperawatan
Anak ini terus disempurnakan dan bermanfaat bagi semua, Amiin.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………............................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….............................................. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………. iv
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 1
C Waktu dan Tempat 1
D Peserta 2
E Pembimbing 2
F Prosedur Tindakan 2
G. Startegi Praktikum Tatap Muka 3
H. Evaluasi 4
Prosedur 1 Pemberian O2 melalui simple mask…………………………………………………….. 6
Prosedur 2 Nebulizer ........................................…………………………………………………….. 8
Prosedur 3 Immunisasi BCG………………………………………………………………………………….. 10
Prosedur 4 Immunisasi Hepatitis, DPT dan Campak………………………………………………. 12
Prosedur 5 Transfusi darah……………………………………………………………………………………. 14
Prosedur 6 Pemeriksaan fisik pada BBL ………..............................................……………. 16
Prosedur 7 Pemeriksaan fisik pada Anak …..............................................……………. 24
Prosedur 8 Deteksi pertumbuhan pada Bayi………………………………………………………….. 33
Prosedur 9 Deteksi pertumbuhan pada Balita……………………………………………………….. 36
Prosedur 10 Deteksi perkembangan Balita……….……………………………………………………… 39
Prosedur 11 Deteksi Perkembangan : Tes Daya Lihat ……………………………………………... 41
Prosedur 12 Deteksi Perkembangan : Tes Daya Dengar …………………………………………... 43
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
1
MODUL
PRAKTIK LABORATORIUM
MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK MAHASISWA TINGKAT II
TA. 2020/2021
A. Latar Belakang
Mata Kuliah Keperawatan Anak merupakan MK yang menguraikan tentang konsep dan teori
serta praktek/aplikasi asuhan keperawatan anak pada rentang sehat dan sakit sesuai
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang aman dan
efektif melalui pendekatan proses asuhan keperawatan
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mengarah pada kompetensi keterampilan khusus
mahasiswa, maka diperlukan program pembelajaran praktik laboratorium.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran praktik laboratorium ini diharapkan peserta didik
mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien anak: anak
sehat, anak sakit dan bayi dengan pendekatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti program pembelajaran praktik laboratorium ini, diharapkan peserta
didik mampu :
a) Melakukan prosedur keperawatan pada pasien anak sehat
b) Melakukan prosedur keperawatan pada pasien anak sakit
c) Melakukan prosedur keperawatan pada bayi dengan gangguan kongenital
D. Peserta
Praktikum laboratorium KMB I diikuti oleh mahasiswa Tingkat II Reguler 1 dan 2
Tahun Akademik 2021/ 2022, yang berjumlah 100 orang (Jadwal kegiatan terlampir
2).
E. Pembimbing
Pengajaran praktik laboratorium Keperawatan Anak dibimbing oleh lima orang
dosen/ Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yaitu :
F. Prosedur Tindakan
Daring Tatap muka Dosen/PLP
1. Deteksi gangguan 1. Pengkajian Fisik pada anak HP
2. perkembangan 2. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi RPH
3. Posisi : ekstensi, fowler, semi Dini Tumbuh Kembang anak
4. fowler dan postural drainage. 3. Immunsasi RM
5. Fisioterapi dada 4. Transfusi dan Menghitung DM
6. Suction/penghisapan lendir kebutuhan cairan anak.
7. Menghitung balans cairan 5. Pemberian O2 : Simple Mask dan JM
8. Perawatan infus Nebulizer
9. Perawatan kateter
10. Pemeriksaan antropometri/IMT
11. Memberi makan melalui
NGT/OGT, feeding drip
12. Persiapan pemeriksaan CT-scan
kepala, EEG, EMG, MRI,
Angiografi serebral dan pungsi
lumbal.
13. Alat bantu jalan : kursi roda,
kruk, tripot.
14. Melatih ROM
15. Mengukur dan melatih kekuatan
otot
3
Dosen / PLP
a. Mengisi Daftar hadir
b. Mendemonstrasikan prosedur tindakan
c. Membimbing tindakan yang dilaksanakn oleh mahasiswa
d. Mengevaluasi/memberikan feedback tindakan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
e. Memberikan penilaian
2. Daring
Peserta didik :
a. Mengupload penugasan video dan SOP prosedur keperawatan anak
b. Mempelajari prosedur keperawatan anak melalui video pembelajaran
c. Melatih keterampilan keperawatan anak secara mandiri di rumah.
Dosen :
a. Memonitor dan mengevaluasi kelengkapan tugas mahasiswa/kelompok
b. Memberikan penilaian terhadap penugasan yang sudah diupload oleh
mahasiswa/kelompok.
4
H. Evaluasi
Setiap prosedur keperawatan yang dilakukan, akan diberikan penilaian oleh dosen
pembimbing, dengan nilai minimal 78.
Lampiran 2
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Cotton bud (jika diperlukan)
5. Bengkok
Jumlah
Nilai : Jumlah nilai x 25% = .............
5
Prosedur Tindakan (75%)
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Ikutsertakan / libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (pada
bayi dan anak yang lebih kecil)
4. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
5. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
6. Dekatkan alat ke klien
7. Cuci tangan
8. Cek volume oksigen dan humidifier
9. Pasang selang oksigen pada tabung
10. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas pangkuan,
semi fowler / setengah duduk / tidurkan
11. Gunakan sarung tangan
12. Bersihkan lubang hidung klien jika dalam keadaan kotor dengan
cutton bud
13. Atur volume udara oksigen dengan membuka flow meter
14. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung klien
15. Atur pengikat sampai klien merasa nyaman
16. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung
17. Tenangkan dan beri pujian pada anak
18. Jelaskan bahwa prosedur tindakan sudah selesai
19. Bereskan alat dan bahan habis pakai
20. Lepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
7
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. NaCl 0,9 %
2. Set nebulizer
3. Obat bronchodilator
4. Stetoskop
5. Sarung tangan
6. Potongan tisu
7. Perlak
8. Alas perlak
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Ikutsertakan / libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (pada
bayi dan anak yang lebih kecil)
4. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
5. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
6. Dekatkan alat ke klien
7. Cuci tangan
8. Hubungkan masker dengan mesin nebulizer
9. Hidupkan mesin nebulizer dan cek fungsi alat
10. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak di atas pangkuan,
semi fowler / setengah duduk / tidurkan
13. Jika lubang hidung anak kotor, dibersihkan dahulu dengan cutton
bud
14. Auskultasi suara napas
15. Gunakan sarung tangan
16. Masukkan obat bronkodilator dan NaCl 0,9% (1:1)
17. Pasang masker
18. Nyalakan mesin nebulizer
19. Lakukan penguapan selama ± 15-20 menit / sampai obat habis
20. Pastikan respon klien
*bila terlihat lelah beri waktu istirahat sampai terlihat lebih tenang
dan pasang kembali masker saat klien sudah tenang
21. Bersihkan lendir yang keluar dari hidung
22. Lepaskan sarung tangan
23. Cek suara napas dengan stetoskop
24. Tenangkan dan beri pujian pada anak
25. Jelaskan bahwa prosedur tindakan sudah selesai
26. Bereskan alat dan bahan habis pakai
27. Cuci tangan
28. Dokumentasikan tindakan
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam teraupetik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Ikutsertakan / libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (pada bayi
dan anak yang lebih kecil)
4. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
5. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
6. Dekatkan alat ke klien
7. Cuci tangan
8. Lakukan TTV
9. Cek prinsip benar obat, benar klien, benar dosis, benar waktu, benar
rute, benar kadaluarsa
10. Anjurkan orang tua untuk memangku anaknya atau membaringkan
anaknya di tempat tidur
11. Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan
11
12. Pasang perlak dan alas pada daerah yang akan disuntik
13. Pasang sarung tangan
14. Ambil obat BCG ( vial / ampul dalam bentuk serbuk) kemudian
encerkan dengan cairan pelarutnya.
15. Ambil obat sebanyak 0,05 cc kemudian letakan dalam bak instrumen
16. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan kapas yang
sudah dibasahi dengan air hangat yaitu pada otot deltoit
17. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik / diinjeksi
18. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 15 – 20 0 terhadap permukaan kulit
19. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
20. Tarik spuit dan bekas suntikan, tidak boleh dilakukan massage, usap
dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat
21. Tenangkan dan beri pujian pada anak
22. Jelaskan bahwa prosedur tindakan sudah selesai
23. Bereskan alat dan bahan habis pakai
24. Lepaskan sarung tangan
25. Cuci tangan
26. Catat reaksi obat terhadap obat lain dan makanan
27. Evaluasi respon (efek kerja obat setelah pemberian)
28. Dokumentasikan tindakan
Jumlah
Catatan pembimbing/penguji :
.....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
12
14. Ambil obat yang akan dimasukan dalam spuit sesuai dengan dosis (0,5
ml) kemudian letakan dalam bak instrumen
15. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan kapas yang
sudah dibasahi dengan air hangat yaitu pada otot vastus lateralis.
16. Lakukan penyuntikan pada daerah paha (vastus lateralis), renggangkan
dengan tanan kiri area yang akan disuntik atau pegang dengan kuat
otot diantara ibu jari lainnya
17. Lakukan penusukan dengan jarum dengan posisi tegak lurus
18. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah
masukan obat secara perlahan
19. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas yang telah dibasahi air hangat,
20. Tenangkan dan beri pujian pada anak
21. Jelaskan bahwa prosedur tindakan sudah selesai
22. Bereskan alat dan bahan habis pakai
23. Lepaskan sarung tangan
24. Cuci tangan
25. Catat reaksi obat terhadap obat lain dan makanan
26. Evaluasi respon (efek kerja obat setelah pemberian)
27. Dokumentasikan tindakan
Jumlah
(………………………………………. )
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
14
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Ikutsertakan / libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (pada
bayi dan anak yang lebih kecil)
4. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
5. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
6. Dekatkan alat ke klien
7. Cuci tangan
8. Buka plastik tranfusi set dengan benar
9. Tetap lindungi ujung selang steril
10. Sambungkan tranfusi set dengan cairan NaCl
11. Gantung cairan infus di standar cairan infus
12. Isi kompartemen tranfusi set dengan cara menekan kompartemen
tersebut
13. Isi selang tanfusi set dengan cairan yang benar
14. Tutup ujung selang dengan tutup dan tutup dengan
mempertahankan ke steril
15
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. kapas
2. tissue
3. Sarung tangan
4. Lubrikan/jelly
5. Senter
6. Termometer (axila, rectal, oral)
7. Spignomanometer dengan manset pediatrik
8. Stateskop
9. Selimut bayi
10. bengkok
11. Timbangan bayi
12. pita ukur/metlin
13. Pengukur panjang badan
14. Jam tangan dengan jarum detik
15. Format pengkajian fisik bayi
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
1.
pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
2. lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
3. Susun dan dekatkan alat secara ergonomis
4. Cuci tangan dengan tehnik aseptik dan antiseptik
5. Memakai sarung tangan
Lakukan pendekatan sesuai usia bayi :
Dekati bayi dengan tenang dan lembut
6.
Buka semua baju, kecuali popok/diapers
Biarkan bayi digendong oleh orangtuanya selama
17
Palpasi :
- Palpasi diatas alis mata dan setiap sisi hidung untuk
menentukan apakah ada nyeri tekan.
Mulut
Inspeksi :
23 - mulut bayi, bibir bentuk simetris/tidak, kelembaban,
pembengkakan, lesi.
- .Periksa keutuhan langit-langit, pada persambungan
antara palatum keras dan lunak, fisura, bibir sumbing
- Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum
- Periksa bentuk dan pergerakan lidaH
Jantung
Inspeksi :
Amati :postur tubuh bayi, sianosis, edema, kesulitan
bernafas, lemah.
Amati bantalan kuku, clubbing fingers
Amati bentuk dada, simetris, gerakan dada, pulsasi,
25
gerakan naik turun.
Palpasi :
Palpasi Titik Impuls Maksimal (TIM) apeks jantung (sela iga
keempat) untuk pulsasi jantung.
Palpasi untuk mengetahui getaran vibrasi dengan
menggunakan telapak tangan.
Abdomen
Inspeksi :
- Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji
adanya pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat
hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya
enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten
Auskultasi :
Auskultasi bising usus dengan menggunakan bel
stateskop di empat kuadran, dengarkan selama 1
menit penuh. Memastikan ada/tidaknya bising
usus minimal selama 5 menit, bising usus dapat
distimulasi dengan mengusap abdomen dengan
ujung jarI
26
• Perkusi :
Perkusi secara sistematik pada semua area
abdomen.
• Palpasi :
Palpasi harus dilakukan belakangan jika ada
keluhan nyeri.
Palpasi superfisial pada semua kuadran
dengan jari-jari tangan dengan tekanan
ringan. Perhatikan area nyeri tekan.
Lakukan palpasi dalam dengan menempatkan
satu tangan diatas tangan yang lain atau
menopang struktur posterior dengan satu
tangan saat palpasi struktur anterior. Lakukan
palpasi dari kuadran bawah ke atas, sehingga
pembesaran hati dapat terkaji.
Kaji iritasi peritoneal dengan menguji otot
psoas untuk mengetahui apendiksitis. Kaki
kanan bayi di fleksi pada panggul dan lutut
ketika anda melakukan tekanan ke arah
22
Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
27
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya
satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti
trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada
dua
28
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl
bedding)
Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
30 Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
30 tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
23
Pemeriksaan refleks :
• Moro : ubah posisi bayi dengan tiba-tiba atau pukul meja
• Righting : letakkan bayi dalam posisi telentang, coba tarik
perhatian bayi dari satu sisi.
• Menggengam (Palmar grasp) : Letakkan jari di telapak bayi dari
31 sisi ulnar.
• Rooting : Gores sudut mulut bayi atau garis tengah bibir.
• Kaget (startle) : bertepuk tangan dengan keras.
• Menghisap : berikan puting susu ibu.
• Tonick neck : Ubah posisi kepala bayi, maka lengan tungkai
akan ekstensi ke arah putaran kepala.
32 Jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan
33 Rapikan bayi
34 Bereskan alat
35 Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
1.
pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
2. lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
3. Susun dan dekatkan alat secara ergonomis
4. Cuci tangan dengan tehnik aseptik dan antiseptik
5. Memakai sarung tangan
Lakukan pendekatan sesuai usia anak :
Toddler : dekati anak secara bertahap, terus lakukan
hubungan fisik minimal samapi anak mengenal perawat,
6.
biarkan anak dekat dengan orangtuanya, perkenalkan dan
gunakan alat secara bertahap, biarkan anak memegang
peralatan, buka baju seminimal mungkin, dahulukan
25
Tekanan darah
Pilih tempat dan manset yang tepat.
Palpasi a. brakialis bila menggunakan lengan atau a. poplitea
bila menggunakan paha.
Pastikan manset benar2 mengempis sebelum terpasang,
pasang manset 2 jari diatas arteri brakhialis atau posisi
manset lebih ke posterior paha, posisi manometer setinggi
mata.
Palpasi a. Radialis atau poplitea, kembangkan manset sampai
30 mmHg diatas titik dimana denyutan menghilang
Kempiskan manset tunggu 30 detik.
14 Pasang earpieces stateskop pada telinga perawat dengan
tepat
Palpasi kembali a. Brachialis atau a.poplitea. Tempatkan bel
atau diafragma stateskop diatas arteri. Putir ulir tekanan
balon menurut putaran jarum jam sampai rapat, popmpa
manset hingga 30 mmHg diatas sistolik.
Longgarkan perlahan-lahan ulir untuk mengurangi tekanan
dengan kecepatan 2-3 mmHg.
Observasi titik pada saat bunyi terdengar jelas (tekanan
sistolik) dan pada saat pertama bunyi menghilang (tekanan
diastolik).
Kempiskan manset dengan cepat.
Pemeriksaan fisik
Kulit
Inspeksi : amati bau, warna, pigmentasi kulit (ikhterus,
pigmentasi, kelembaban), tekstur kulit, lesi, reaksi alergi,
urtikaria, ekzema, ruam, bercak atau tanda lahir,
Palpasi :
15
- palpasi kulit dengan punggung tangan untuk menentukan
suhu,
- Palpasi kulit untuk menentukan turgor dengan mencubit
abdomen dan melepaskannya dengan cepat .
- Palpasi kulit untuk menetukan edema dengan menekan
bagian kulit dengan telunjuk atau dua jari.
Rambut :
Inspeksi :
16
Distribusi, warna tekstur, jumlah dan kualitas rambut.
Distribusi rambut (maturasi seksual)
Kepala
Inspeksi :
- Amati bentuk dan kesimetrisan kepala.
- Ukur lingkar kepala anak tepat diatas alis dan pinna
melingkari oksipital yang menonjol.
17
Palpasi : sepanjang garis sutura dan fontanel : penonjolan,
tampilannya, jarak, ukuran dan ketegangannya, fontanel
menonjol/cekung.
27
Leher
Inspeksi : bentuk simetris, Range of Motion
(ROM)/Pergerakannya, keterbatasan pergerakan, lipatan
kulit di leher.
Palpasi :
18
- Palpasi trakea dengan menempatkan ibu jari pada salah satu
sisi trakea dan jari telunjuk di sisi lainnya.
- Palpasi kel. Tiroid dengan meletakkan jari2 diatas kelenjar
dengan lembut
- R aba seluruh klavikula periksa kemungkinan adanya fraktur
Wajah
Inspeksi : Apakah wajah tampak simetris/asimetris, ekspresi
19
wajah, kelainan wajah yang khas (sindroma down), laserasi,
paresi N.fasialis.
Telinga
Inspeksi :
- Kaji telinga luar : bentuk daun telinga, posisinya/letak
simetris/tidak, adanya kulit tambahan atau aurikel ,
penonjolan/pendataran telinga.
- Periksa saluran telinga luar : higiene, rabas, pengelupasan.
- Pemeriksaan otoskopik :
Pilih otoskop yang sesuai, pegang dalam posisi terbalik.
Periksa lubang telinga apakah ada benda asing
Luruskan liang telinga dengan menarik pinna ke atas dan ke
belakang, masukkan spekulum ke liang telinga dengan arah kebawah
dan ke depan.
Periksa liang telinga adanya : lusi, rabas dan serumen.
Periksa struktur anatomik membran timpani dan warnanya.
- Pemeriksaan ketajaman pendengaran :
- Berikan perintah : “Tolong berikan boneka itu kepada saya’
dengan jarak 0,6-0,9 m.
- Test Rinne : Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu
20 menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid
anak (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah anak
tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan
didepan meatus akustikus eksternus. (Tes Rinne positif jika
pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne
negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya).
- Test Weber : Pukulkan gaarpu tala pada telapak tangan dan
letakkan batang garputala pada garis tengah kepala anak.
Tanyakan dimana suara terdengar jelas.
- Test Swabach :
Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada
puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara
garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak
mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak
mendengar suara garputala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui
normal ketajaman pendengarannya (pembanding).
28
Palpasi :
- Tarik aurikel perlahan, kaji adanya nyeri
- Palpasi pada tulang yang menonjol (os. mastoid) untuk
mengetahui adanya nyeri tekan.
Mata :
Inspeksi :
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata
bayi terbuka.
Periksa posisi atau letak mata simetris/tidak, jarak mata :
lebar/kecil, epikantus melebar, strabismus.
Alis mata : kesimetrisan dan pertumbuhannya.
Kelopak mata : warna, pembengkakan, rabas dan lesi.
21 Konjunctiva : kaji warna konjunctiva bulbi, sekret pada mata/
konjungtivitis.
Pupil dan iris: warna, bentuk, ukuran, peradangan, berwarna
putih (katarak kongenital), periksa ukuran, kesamaan, dan
respons terhadap cahaya.
Periksa warna sklera
Lapang pandang : Minta anak jari melalui 6 lapang pandang.
Uji Snellen : Gantungkan kartu snellen atau kartu E untuk
menunjukkan arah kaki E dengan jari atau kerta karton E.
Hidung :
Inspeksi :
- Kaji ukuran dan bentuk, posisi, simetris/tidak, sekret :
bening/mukopurulen, pengelupasan, bau.
- Kaji adanya : obstruksi jalan napas karena atresia koana
22 bilateral, fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
- Kaji adanya pernapasan cuping hidung, sesak nafas
Palpasi :
- Palpasi diatas alis mata dan setiap sisi hidung untuk
menentukan apakah ada nyeri tekan.
Mulut
Inspeksi :
- Amati bau dan halitosis
- Mulut, bibir bentuk simetris/tidak, kelembaban,
pembengkakan, lesi.
23
- Periksa keutuhan langit-langit, pada persambungan antara
palatum keras dan lunak, fisura, bibir sumbing
- Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum
- Periksa bentuk dan pergerakan lidah
- Periksa gigi : jumlah, jenis, keadaan dan oklusi (gigi), carries.
- Periksa tonsil : warna, mukosa, pembesaran.
Palpasi :
Palpasi Titik Impuls Maksimal (TIM) apeks jantung (sela iga
25 keempat) untuk pulsasi jantung.
Palpasi untuk mengetahui getaran vibrasi dengan
menggunakan telapak tangan.
Perkusi :
Perkusi digunakan untuk memperkirakan ukuran jantung.
Agak sulit dilakukan, menentukan TIM merupakan indikator
ukuran jantung yang berguna.
Auskultasi :
Gunakan bel, auskultasi bunyi jantung. Evaluasi kualitas S1-
S2, frekuensi, intensitas, irama jantung.
Lakukan auskultasi terhadap bunyi tambahan : S3 dan S4,
mur-mur, prekordial friction rub.
Abdomen
Inspeksi :
- Periksa abdomen dengan posisi anak berbaring telentang
26
dengan mata setinggi abdomen : cembung, cekung: hernia
diafragmatika, penonjolan: hernia, tumor, hepatomegali,
splenomegali.
30
kaji posisinya.
Kolostomi
Muskuloskeletal : Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan
cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis
atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili
29 atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan
yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
Uji kekuatan otot tangan dengan meminta anak
menggengam jari tangan anda.
Kaji pergerakan (ROM) sendi : perhatikan
fleksibelitas dan spastisitas.
Muskuloskeletal : Tungkai
Amati cara berjalan anak.
Amati lengkung tulang belakang , kesimetrisan :
skoliosis, dislokasi panggul kongenital.
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa
panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya
gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya
30
fraktur, kerusakan neurologis, kaki pengkor ke dalam
(genu varum), kaki pengkor ke luar (genu valgum).
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki
Kaji adanya iritasi meningeal (tanda kernig) :
Memfleksi panggul dan kemudian meluruskan setiap
lutut.
Kaji kekuatan ekstrimitas bawah dengan mendorong
tangan anda dengan telapak kaki.
....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
33
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
4. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
Pengukuran Berat Badan
5. Letakkan timbangan bayi pada meja datar dan tidak mudah goyang
6. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
7. Buka pakaian bayi (sebaiknya telanjang), tanpa topi, kaos kaki dan
sarung tangan
8. Baringkan bayi hati-hati diatas timbangan
9. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
10. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan Paikal kiri.
Pengukuran Panjang Badan (PB) dilakukan 2 orang
11. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
12. Kepala Bayi menempel pada pembatas angka 0
13. Petugas 1 : Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
14. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
34
Kotabumi, …………………………….
Keterangan: Pembimbing / Penguji
4= sangat baik
3= baik
2= cukup
1= kurang (………………………………………. )
Catatan pembimbing/penguji
:….....................................................................................................................................
…..................................................................................................................................................
….................................................................................................................................................
36
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. Formulir DDTK Anak
2. Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat, 2002)
3. Grafik Lingkar kepala laki-laki/Perempuan (Nelhaus, 1969)
4. Pengukur TB (Microtoa)
5. Timbangan BB (injak)
6. Metlin pengukur Lingkar Kepala
7. Buku KIA
8. Alat tulis
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
4. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
Pengukuran Berat Badan
5. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
6. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0
7. Anak sebaiknya menggunakan baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket
8. Anak berdiri diatas timbangan tanpa dipegangi
9. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
10. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
11. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila anak terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan Paikal kiri.
37
Kotabumi, …………………………….
Keterangan:
4= sangat baik Pembimbing / Penguji
3= baik
2= cukup
1= kurang
(………………………………………. )
…..................................................................................................................................................
…..................................................................................................................................................
39
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. Formulir KPSP sesuai usia anak
2. Kit DDT
3. Buku KIA
Jumlah
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga
klien
3. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
4. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
(catatan : 1-4 jika sudah dilakukan pada prosedur pemantauan
pertumbuhan tidak usah dilakukan lagi)
5. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan
tahun anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan.
6. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak
7. Isi KPSP sesuai pertanyaan :
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
8. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
9. Tanyakan pertanyaan tersebut secara beruntun , satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban , Ya atau Tidak. Catat
jawaban tersebut pada formulir.
10. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan terdahulu.
40
......................................................................................................................................................
41
5
B.Prosedur Tindakan (75%)
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1. Beri salam terapeutik
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3. Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
4. Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
5. Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang
baik
6. Gantungkan poster E setinggi mata anak pada posisi duduk
7. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke
poster”E”
8. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk pemeriksa
9. Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri, kanan, sesuai
yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali
anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat
mengarahkan kartu “E” dengan benar.
10. Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas
11. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu,
mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil
yang masih dapat dilihat.
12. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
42
13. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang
sama
14. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang
telah disediakan :
Mata Kanan :........................
Mata Kiri : ......................
15. Interpretasikan hasil pemeriksaan :
16. Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan TDL, minta anak datang
lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya
anak tidak dapat melihat sampai
17. Jelaskan bahwa prosedur tindakan sudah selesai
18. Bereskan alat dan bahan habis pakai
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan
Jumlah
Nilai : Jumlah nilai x 75% =.............
20
TOTAL NILAI ( A+B)=.............
Kotabumi, …………………………….
Pembimbing / Penguji
Keterangan:
4= sangat baik
3= baik
2= cukup (………………………………………. )
1= kurang
Skala Nilai
No Alat
1 2 3 4
1. Instrumen TDD menurut umur anak
2. Gambar binatang (ayam, anjung, kucing), manusia
3. Maninan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
Jumlah
Nilai : Jumlah nilai x 25% = .............
5
Skala Nilai
No Tindakan
1 2 3 4
1 Beri salam terapeutik
2 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga klien
3 Berikan kesempatan pada klien / keluarga klien untuk bertanya
4 Tanyakan kesediaan klien / keluarga klien
5 Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak
dalam bulan.
6 Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur anak
7 Pada anak umur kurang dari 24 bulan :
Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh anak.
Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk
mencari siapa yang salah.
Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
secara berurutan.
Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak
Jawaban YA jika menurut orangtua/pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah,
tidak tahu atau tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
Pada anak umur 24 bulan atau lebih :
Pertanyaan-pertanyaan berupa perintahmelalui orangtua/pengasuh
untuk dikerjakan oleh anak.
44
(………………………………………. )
......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
45
Lampiran 1.
I. Ketentuan Umum
1. Mahasiswa wajib dalam keadaan sehat untuk mengikuti perkuliahan praktik
laboratorium.
2. Mahasiswa dengan salah satu dari keluhan demam, batuk, ataupun sakit
tenggorokan diwajibkan melapor kepada dosen pengajar dan memeriksakan diri ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
3. Mahasiswa wajib mengenakan masker dengan benar, menjaga jarak fisik minimal
1,5 meter dan menghindari kontak fisik.
4. Menggunakan pakaian pelindung (jaket atau kemeja lengan panjang) selama
perjalanan menuju ke kampus ataupun saat pulang.
5. Mahasiswa membawa masker cadangan, hand sanitizer, bekal makanan dan
minuman dari rumah, alas kaki khusus yang akan digunakan di dalam laboratorium,
kantong plastik dan peralatan ibadah sendiri.
4. Mahasiswa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasuki
ruangan laboratorium
5. Mahasiswa mengisi daftar hadir kegiatan perkuliahan laboratorium secara
online (link akan dibagikan on site)
6. Mahasiswa masuk ke ruang laboratorium secara bergantian, menjaga jarak fisik
dan mengikuti alur sirkulasi masuk laboratorium
7. Mahasiswa langsung menempati tempat yang telah disiapkan
8. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan tertib dan teratur
B. Setelah selesai kegiatan perkuliahan
1. Mahasiswa keluar ruang laboratorium dengan tertib sesuai alur sirkulasi keluar
masuk laboratoriumatau arahan dari dosen pengajardan tetap menjaga jarak
sesuai
2. Mahasiswa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
3. Mahasiswa meninggalkan kampus dengan mengenakan jaket pelindung,
masker, menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, etika batuk atau
bersin,
Ketua
Prodi Keperawatan Kotabumi
PUKUL HARI
Senin, Selasa Rabu Kamis, Jumat Sabtu,
08.00- Praktikum melalui Praktikum melalui Osche hari 1 Osche hari 2 Osche hari 3 Praktikum melalui
10.00 GCR GCR GCR
10.00- Praktikum Melalui Praktikum melalui Osche hari 1 Osche hari 2 Osche hari 3 Praktikum melalui
12.00 GCR GCR GCR
12.00-
13.00
13.00- Praktikum SDIDTK Praktikum melalui Osche hari 1 Osche hari 2 Osche hari 3 Praktikum melalui
15.00 melalui zoom- GCR GCR
meeting
15.00- Praktikum melalui Praktikum melalui Osche hari 1 Osche hari 2 Osche hari 3 Praktikum melalui
17.00 GCR GCR GCR
Catatan :
Kelompok yang tidak melaksanakan bimbingan praktikum luring secara OSCHE , melaksanakan praktikum luring melalui GCR.
OSCHE HARI KE-1, Rabu, 22 September 2021