Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

• Dengue Haemoragic Fever (DHF)

ANGGOTA:
ADI KURNIAWAN
ANISA INDAH SETIA N
SISILIA ALDA PUTRI
SILIA APRIANTI
TRYSIA LYANA
YUNIKA MAULINA
Definisi
Menurut Mansjoer, Arif dalam Padila, (2013) DBD adalah
penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (arthro podborn virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus
dan Aedes
Aegeypti).

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis


virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina)
(Christantie Effendy, dalam Padila, 2013)
ETIOLOGI
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang
termasuk genus falvivirus. Virus yang ditularkan oleh nyamuk
ini tergolong RNA positif-strand virus dari keluarga falviviridae.
Terdapat empat serotipe virus DEN yang sifat antigennya
berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN-2),
virus dengue-3 (DEN 3) dan virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi
virus dengue yang dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun
1994 menunjukan bahwa masing-masing serotipe virus dengan
memiliki genotipe yang berbeda antara serotipeserotipe
tersebut (Soedarto 2012)
PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi
pertama kali memberi gejala DF. Pasien akan mengalami gejala
viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal
seluruh badan, hypermia ditenggorok, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti pembesaran
kelenjar getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda
nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan
tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut the secondary
heterologous infection atau the sequential infection of
hypothesis.Re-infeksi akan menyebabkan suatu reaksi
anamnetik antibody, sehingga menimbulkan konsentrasi
kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang
tinggi (Wijaya & Putri, 2016).
Manifestasi klinis
• Manifestasi klinis DBD di tandai dengan demam akut antara
2-7 hari dengan tipe demam menyerupai pelana kuda yang
bersifat bifasik (terus-menerus), manifestasi perdarahan
seperti uji tourniquet positif, terdapat ptekie, ekimosis, atau
purpura, perdarahan mukosa (epistaksis) (mimisan) dan
perdarahan gusi, saluran cerna (Nurarif & Kusuma, 2013).
Pemeriksaan Diagnostik
• Menurut Christantie Effendy (1995) pemeriksaan diagnostik
untuk pasien DHFadalah :
• a. Pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah
dan urine serta pemeriksaan serologi.
• Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai
• 1) Ig G Dengue positif
• 2) Trombositopenia
• 3) Hemoglobin meningkat >20%
• 4) Hemokosentrasi (hematokrit meningkat)
Penatalaksanaan Medis
• Menurut Christantie Effendy (1995) penatalaksanaan penderita dengan DHF
• adalah sebagai berikut :
• a. Tirah baring atau istirahat baring
• b. Diet makanan lunak
• c. Minum banyak (2–2,5 liter/24jam) dapat berupa: susu, jus, teh manis dan
beri
• penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
• penderita DHF
• d. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat®️)
• e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam, jika kondisi pasien memburuk,
observasi
• ketat tiap jam
• f. Periksa hemoglobin, hematokrit dan trombosit setiap hari
• g. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin
atau
• dipiron
• h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and
• Prevention, 2009), yaitu :
• 1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak
• istirahat.
• 2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu
• mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama
• fase demam.
• 3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat
• anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
• 4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
• 5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau
• output urine
• 6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin
• perlu cairan IV.
• 7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian
• kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
• 8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah
• trombosit.
• 9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg
• normal.
• 10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal
• dan berlangsung 24-48 jam.
Klasifikasi Menurut WHO
dalam buku Nurarif, (2013)
• demam berdarah dapat diklasifikan menjadi 4 derajat yaitu:
• a. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat
manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif).
• b. Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan
dikulit dan perdarahan lain.
• c. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit dingin, lembab,
gelisah, hipotensi).
• d. Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tidak dapat
diukur.
Pencegahan dan pemberantasan Demam
berdarah dengue (DBD)
• a. Memakai kelambu di ranjang tidur.
• b. Menguras bak mandi dilakukan secara teratur
• c. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air yang ada
dirumah.
• d . Mengubur sampah yang dapat menampung air
Komplikasi
• Menurut Tjokroprawiro, (2015) komplikasi Demam Berdarah
Dengue (DBD) biasanya berhubungan dengan syok yang
berat dan memanjang, perdarahan berat. Pemberian cairan
yang berlebihan selama fase kebocoran plasma efusi masif,
yang berujung pada gagal nafas, dapat terjadi gangguan
elektrolit atau metabolik atau hipoklikemia.

Anda mungkin juga menyukai