Anda di halaman 1dari 5

Enhanced Recovery After Cesarean Section

(ERACS)
Checklist
Checklist Prabedah
Rekomendasi Intervensi Dilakukan Tidak dilakukan Keterangan TTD
Puasa Optimal Puasa makanan
padat 6 jam
prabedah
Minum hingga
2 jam prabedah
Loading Minum Teh manis
karbohidrat Hangat 2 jam
prabedah
Edukasi Pamflet/Diskusi
IMD Pamflet/Edukasi
Optimalisasi Periksa DR
Hb
**IMD = Inisiasi Menyusui Dini, Hb = Hemoglobin, DR: Darah Rutin
Checklist Intrabedah
Rekomendasi Intervensi Dilakukan Tidak dilakukan Keterangan TTD
Antibiotik 30 menit
profilaksis sebelum
insisi kulit
Optimalisasi Tidak lebih
cairan dari 3L
intravena
Pencegahan & Pemberian
Tatalaksana vasopressor
Hipotensi (Ephedrin)
terkait anestesi
spinal
Jaga Penggunaan
normotermia penghangat /
Suhu OK 22-
24°C
Uterotonik Dosis - - Oxytocin : 20
optimal uterotonika IU habis dalam
6 jam
Profilaksis Penggunaan
IONV & Vasopresor
PONV Kombinasi
setidaknya 2
antiemetik
Eksteriorisasi
uterus
Analgesia MO intratekal
multimodal Analgetik
non-opioid
Infiltrasi
luka/TAP
Block/QL
IMD Dilakukan di
Kamar operasi
Klem Tunda klem
umbilical 30-60 detik
Intake oral dan Minum dan
analgetik segera pemberian PCT 2
tablet 1 jam
pasca bedah di
Ruang Pulih
Sadar
**TAP = Transversus Abdominis Plane, QL = Quadraus Lumborum, IMD = Inisisasi Menyusui
Dini, IONV = Intra-Operatif Nausea and Vomiting, PONV = Post Operative Nausea and
Vomiting, MO = Morfin
Checklist pascabedah
Rekomendasi Intervensi Dilakukan Tidak dilakukan Keterangan TTD
Pasang
stopper IV
cath setelah
drip oxytocin
selesai
Makanan ringan
dalam 4 jam
pascabedah
Mobilisasi dini Mobilisasi segera
setelah fungsi
motorik pulih
Aff kateter Aff kateter dalam
segera 6 jam
Kontrol Gula
darah (pasien
diabetes)
Waktu istirahat Batasi interupsi
istirahat
Percepatan Minimalkan
pemulihan konsumsi opioid
fungsi Permen karet
pencernaan pascabedah
Analgesia MO Intratekal
multimodal NSAID on-time
Parasetamol on-
time
Earlydischarge
Skrining anemia Cek Hb
Pascabedah (atas
indikasi)
Dukung Laktasi Praktik
Edukasi Red Flag Pamflet dan
(tanda bahaya) Diskusi
Prosedur tiap fase :
Fase rawatan prabedah
1. Diskusikan pada pasien mengenai program ERAC (tahapan, tujuan, manfaat dan risiko)
2. Edukasi program laktasi terutama mengenai IMD
3. Pastikan hasil laboratorium kadar hemoglobin optimal
4. Hindari puasa yang terlalu lama, atur jam makan/minum, makanan padat terakhir 6
jam sebelum jam operasi, minum (air putih, teh manis, jus buah tanpa bulir}
5. Minum teh manis hangat sebanyak 1 sajian (+ 200 mL) tepat 2 jam sebelum bedah.
Alternatif madu 2-3 sendok makan
6. Pasang IV line dan drip cairan rumatan (terutama setelah fase puasa
total) Fase intrabedah
1. Pastikan suhu kamar operasi 22-24 °C atau pasien dipasang penghangat
2. Pastikan antibiotik profilaksis telah diberikan setidaknya 30-60 menit sebelum insisi kulit
3. Regimen spinal anestesia sesuai kondisi pasien dan ditambahkan MO 0.05-0.1 mg
4. Cegah dan atasi segera mual muntah yang dicetuskan hipotensi akibat spinal. Selain
loading cairan penggunaan vasopressor seperti fenilefrin/efedrin dapat dijadikan
upaya agresif tatalaksana hipotensi
5. Cegah mual muntah intra dan pascabedah, gunakan setidaknya dua kombinasi
antiemetik. Hindari manipulasi uterus berupa eksteriorisasi dan manipulasi usus.
6. Sesuai dengan keadaan janin, upayakan delayed cord clamping 30-60 detik
7. Jika bayi dan ibu stabil, inisiasi IMD yang diawasi oleh 1 orang perawat anak/bidan
yang bertugas
8. Penggunaan obat-obatan uterotonik seoptimal mungkin, hindari penggunaan berlebihan
9. Analgesia Multimodal (NSAID dan Paracetamol)
10. Intake oral dan anlagesia dini (minum dan pemberian analgesi dalam 1 jam pascabedah)

Fase pascabedah

1. Pasien BOLEH diposisikan head up 30-45o di ruang rawat.


2. 2 Jam pasca operasi pasien dimotivasi untuk duduk di tempat tidur dan memberikan ASI
3. Dalam 6 jam pascabedah : aff kateter urin. Periksa kontraksi uterus pasca drip oxytocin,
jika baik, IV line dipasang stopper. Mobilisasi segera dan bertahap dengan duduk di
pinggir tempat tidur-berdiri dengan didampingi-berjalan dengan bantuan di kamar
rawat.
4. Percepatan pemulihan fungsi pencernaan. Setelah minum peroral pasien dapat diminta
mengunyah permen karet untuk mempercepat pemulihan fungsi pencernaan, jika
tidak mual, muntah ataupun kembung, pasien dapat segera diberikan kudapan ringan
(roti tawar, biscuit, dll)
5. Dukung laktasi
6. Optimalkan waktu istirahat/tidur pasien dengan meminimalkan interupsi untuk
pemberian obat, pemeriksaan TTV (Sesuaikan jam sehingga tidak berulang kali masuk
kamar rawatan)
7. Skrining anemia sesuai indikasi dengan melihat kadar Hb prabedah dan
estimasi perdarahan intrabedah.
8. Jika protokol ERACS dapat dilaksanakan dengan baik, kondisi pasien stabil, rasa
nyeri minimal, toleransi minum/makan peroral, mobilisasi pasien baik dan luka
operasi baik, pasien dapat dipulangkan pada hari kedua/ketiga.
9. Edukasi pasien mengenai komplikasi pasca operasi yang mengharuskan pasien segera
kembali ke RS ( perdarahan abnormal, infeksi luka operasi, nyeri hebat, demam
tinggi, sulit bernapas, masalah saat buang air kecil, dan keputihan dengan bau tidak
sedap)
After Discharge
1. Lakukan video call untuk memastikan keadaan pasien saat dirumah.

Anda mungkin juga menyukai