Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh:
Nama : Dinda Pramesti
NIM : 21042258

Jurusan Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial
UNIVERSITAS NEGERI PADAN
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil wawancara ini pada tanggal 17
September 2021.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah untuk
menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila. Yaitu wawancara mengenai Perjuangan
Kemerdekaan. Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap
seorang narasumber yang bernama Bapak.M.Yatimas.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini.

Satu harapan yang saya inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan saya juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan
hasil wawancara ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

· BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Metode dan Teknis Penulisan

· BAB II ISI PEMBAHASAN


A. Topik Wawancara
B. Waktu dan Tempat Kegiatan
C. Laporan Hasil Wawancara

· BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Pendidikan
Pancasila yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber.Dengan topik yang
diberikan oleh dosen pengampu yaitu Perjuangaan Kemerdekaan.Oleh karena itu saya
mewawancarai salah satu pejuang kemerdekaan di daerah saya yang Bernama bapak
M.Yatimas

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka saya berharap telah memenuhi
tugas Pendidikan Pancasila dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermamfaat bagi para
pembacanya.

B. Maksud dan Tujuan

1. Memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.


2. Mengetahui perjuangan para tokoh untuk merebut kemerdekaan.

3. Memperoleh informasi.
5. Dapat menambah wawasan tentang sejarah

C. Metode Dan Teknik Penulisan

Metode dan Teknik penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan cara
wawancara secara langsung terhadap narasumber.
BAB II
ISI PEMBAHASAN

A. Topik Wawancara

“Perjuangaan Kemerdekaan”

B. Waktu dan Tempat Kegiatan

Acara ini dilaksanakan pada:


Hari / Tanggal : Kamis dan Jumat,16 dan 17 September 2021
Pukul :kamis,16,00 dan jumat,19.30
Tempat :Jorong Gurun,Kec.Harau,Kab.Lima Puluh Kota

C. Laporan Hasil Wawancara

Narasumber : Bpk. M.Yatimas

Pewawancara : Dinda Pramesti

Hasil dan Pembahasan

Pada hari Kamis,16 September 2021, pukul 16.00 WIB dan dilanjutkan hari Jumat,17
September 2021,pukul 19.30 WIB karena dihari sebelumnya ada sedikit kendala dan
dilanjutkan pada hari jumat. Saya pergi ke salah satu rumah orang yang ikut berjuang untuk
kemerdekaan Indonesia di jorong Gurun, Kecamatan Harau. Saya hendak mewawancarai
Bapak M.Yatimas. Beliau adalah salah saorang yang ikut berjuang di daerah tempat tinggal
saya. Bapak M.Yatimas menyambut kedatangan saya dengan ramah.Saat saya mewawancari
beliau, beliau menjawab pertanyaan saya dengan cukup jelas. Sehingga saya bisa mengerti
apa yang dijelaskan Bapak M.Yatimas.Wawancara yang kami lakukan berjalan dengan baik.
Bapak Yatimas lahir pada bulan Maret tahun 1933.Beliau lahir di Jorong Gurun.Pada
umur sekitar 3 tahun beliau pindah dan tinggal di Nagari Koto Tuo di daerah asal
ayahnya.Beliau merupakan salah seorang yang ikut berjuang di Nagari Koto Tuo saat peristiwa
Nagari Koto Tuo Lautan api.Beliau tidak berperan begitu banyak dalam melawan Belanda di
Nagari Koto Tuo ini.Bapak Yatimas ikut melakukan sabotase dan membantu penduduk untuk
mengungsi ketempat yang lebih aman.
Pada tahun 1949 orang Belanda datang ke Nagari Koto Tuo,mereka datang dalam
rombongan yang lumayan banyak. Pusat PDRI saat itu berada di Koto TInggi, maka seluruh
wilayah di Kabupaten Lima Puluh Kota harus meningkatkan kesiagaan yang lebih dari
sebelumnya. Karena sudah pasti dalam memburu para pejuang PDRI, Belanda akan
menggeledah setiap Nagari yang ada di Kabupaten ini, tanpa terkecuali Nagari Koto Tuo.
Belanda datang ke Nagari Koto Tuo dan mengeluarkan himbauan yang berisi perintah
agar para pejuang menyerah dan menghentikan sabotase terhadap jalan-jalan yang dilewati
Belanda, jika tidak maka Belanda akan melakukan pembumi hangusan terhadap Nagari Koto
Tuo.
Ancaman Belanda tersebut tidak membuat para pejuang takut dan malah
meningkatkan sabotase. Semua pohon yang ada di tepi jalan mereka tebang dan dilintangkan
kejalan yang biasa dilewati pasukan Belanda serta jembatan mereka robohkan sehingga
terputuslah jalan antara Payakumbuh dan Nagari Koto Tuo. Tindakan dari pejuang ini
membuat Belanda marah.Belanda mulai memasuki Jorong Tanjung Pati dan Jorong Pulutan
lalu menyerang jorong-jorong tersebut.Disana Belanda merusak semua bangunan dan
fasilitas umum yang ada di jorong itu.Belanda juga membunuh para pejuang di sana ,tidak
hanya merusak semuanya namun rombongan Belanda tersebut membakar bangunan-
bangunan yang tertinggal.
Saat Belanda mulai memasuki Jorong Tanjung Pati dan Jorong Pulutan para pejuang
yang lain tengah berada di Jorong Padang Rantang untuk membahas strategi yang akan
dijalankan untuk melawan Belanda. Mendengar berita bahwa Jorong Tanjung Pati dan
Pulutan diserang, pejuang marah dan melakukan serangan balasan keesokan harinya.
Pasukan yang dipimpin oleh Darisun berhasil membunuh 9 (sembilan) orang tentara Belanda.
Peristiwa pada hari itu membuat Belanda berduka dan mengibarkan bendera merah, putih,
biru setengah tiang. Belanda sangat marah dan memerintahkan pasukan yang ada di Koto Tuo
untuk menyerahkan diri jika mereka tidak juga menyerahkan diri maka Belanda akan
membumi hanguskan Nagari Koto Tuo. Melihat isi pengumuman tersebut, maka
diputuskanlah seluruh masyarakat Nagari Koto Tuo harus pergi mengungsi. Pengumuman
yang ditulis oleh Belanda itu ternyata bukan ancaman semata, terbukti pada tanggal 10 Juni
1949 Belanda melakukan pembakaran terhadap Nagari Koto Tuo dan membunuh beberapa
orang pejuang.
Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari perjuangan kemerdekaan ini adalah sikap
persatuan dan kesatuan yang kuat,saling membantu satu sama lain,bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah,sikap tenggang rasa dan saling menghargai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bapak M.Yatimas adalah salah seorang yang ikut dalam berjuang melawan belanda
pada saat itu di Nagari Koto tuo. Peristiwa Koto Tuo Lautan Api adalah peritiwa sejarah yang
terjadi pada tanggal 10 Juni 1949 dengan dibakarnya sebagian besar Kenagarian Koto Tuo
oleh Belanda.Pada saat itu pusat PDRI berada di Koto Tinggi. Sejak saat itulah seluruh wilayah
yang ada disekitar Koto Tinggi termasuk Kenagarian Koto Tuo harus membentuk barisan
pertahanan yang kuat, karena Belanda bisa saja kapanpun melakukan serangan.
Perjuangan dan perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Koto Tuo
terhadap kedudukan Belanda adalah mereka melakukan sabotase besar-besaran dengan
menebang pohon-pohon yang berada di kiri-kanan jalan dan melintangkannya dijalan yang
biasa pasukan Belanda lewati. Bukan hanya itu, mereka juga merobohkan jembatan
penghubung antara Payakumbuh dan Kenagarian Koto Tuo.
Puncak perjuangan masyarakat Nagari Koto Tuo melawan Belanda terjadi pada saat
rombongan dipimpin oleh Darisun melakukan serangan besar-besaran terhadap pasukan
Belanda yang hendak berpatroli ke Kenagarian Koto Tuo dan mesaat itu darisun dan
rombongan dapat membunuh 9 orang tentara. Dan pada hari tanggal 10 Juni 1949, Belanda
melakukan serangan balasan ke Kenagarian Koto Tuo yang melahirkan Peristiwa Koto Tuo
Lautan Api.
Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa ini adalah hangusnya bangunan-bangunan
yang ada di Jorong Tanjung Pati,Jorong Pulutan yang paling parah berada di Jorong Koto
Tuo.Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerusakan bangunan melainkan korban Jiwa dan
juga menimbulkan Trauma Bagi Korban Perang Yang Selamat.

B. Saran
Untuk generasi muda saat ini kita harus mengetahui sejarah perjuangan kemerdekaan kita
dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk melindungi negara kita
ini. Maka jangan sesekali kita meremehkan perjuangan kakek atau nenek kita yang telah
bersusah payah untuk melindungi tanah dan kekayaan alam kita agar tidak direbut oleh
penjajah.

Penutup
Demikianlah laporan hasil kegiatan wawancara ini saya buat dengan yang sebenar-
benarnya. Ucapan terima kasih kepada Allah swt. yang telah memberikan kemudahan kepada
saya sehingga terlaksananya wawancara ini.

Saya selaku pewawancara memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat


kesalahan serta kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhi tugas
Pendidikan Pancasila, Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan,
pertimbangan , serta motivasi dan koreksi bagi kegiataan wawancara selanjutnya.
Dokumentasi

Kamis,16 September 2021

pukul 16.00 WIB

Jumat,17 September 2021

pukul 19.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai