Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PEMINATAN

“UPAYA PENYELESAIAN DIPLOMASI KONFLIK


INDONESIA BELANDA”

Clara Shintya (0042599517)


Dea Seviani (0041138696)
Delvina Pidrianti (0040714296)
Guru Pembimbing: Kms. Gerby Novario S.Pd (NIP.199411082019031008)

Kementerian Agama Kota Palembang


Madrasah Aliyah Negeri 1
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul “Upaya Penyelesaian Diplomasi Konflik Indonesia
Belanda” Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dalam mata
pelajaran sejarah peminatan

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada


Bpk. Kms. Gerby Novario selaku guru mata pelajaran sejarah peminatan.Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Wasalammualaikum Wr.Wb.

Palembang, 07 Oktober 2021

penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................ 1

Pendahuluan ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ................................................................................................. 4

BAB II ............................................................................................................. 5

Pembahasan ....................................................................................................... 5

2.1 Penyebab pemerintah menempuh jalur diplomasi dalam mempertahankan


kemerdekaan Indonesia ........................................................................ 4

2.2 Proses Jalannya Diplomasi Dalam Mempertahankan


Kemerdekaan Indonesia Dalam Kurun Waktu Tahun 1946-1949 .......... 5
2.3 Efektivitas Diplomasi Yang Dijalankan Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Dalam Kurun 1946-1949 ................................ 4

BAB III................................................................................................................

Penutup................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia


memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai
negara terjajah. Kemerdekaan merupakan kebebasan dan pernyataan berdirinya
negara Republik Indonesia. Negara yang bebas darisegala penjajahan bangsa
asing yang menguasai seluruh kepulauan Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia disambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia.
Kegembiraan tersebut ditunjukkan dalam karangan P.R.S. Mani berjudul Jejak
Revolusi 1945 Sebuah Kesaksian Sejarah, dikatakan bahwa :Di Jawa, pusat
kebangkitan nasional, perasaan ini lebih kuat. Bendera-bendera dan panji-panji
berkibar di setiap tempat yang tinggi dan tentara maupun kelompok liar bersenjata
berjalan hilir mudik dengan riangnya, menyandang senjata mereka yang beraneka
macam. Patroli sering diadakan di setiap sudut jalan, semua jalan, dan jalan raya.
Begitu pula rintangan jalan diletakkan di sana sini untuk mengintai musuh-musuh
republik, yaitu bangsa Belanda yang mungkin saja kembali untuk kembali
berkuasa di Indonesia.

Belanda menentang kemerdekaan Republik Indonesia. Belanda tidak akan


menyerahkan tanah air Indonesia. Tidak demikian dengan Bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia menginginkan kemerdekaan yang berdaulat penuh.
Kemerdekaan yang diakui oleh bangsa-bangsa di dunia,bangsa Indonesia
mendambakan kemerdekaan bagi seluruh rakyatIndonesia. Kemerdekaan yang
telah dinantikan selama 350 tahun.Merdeka berarti bebas dari penjajahan bangsa
asing. Bangsa bebas,merdeka yang dapat membangun masa depannya sendiri.
Untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa yang bebas dari campur tangan
kekuatan asing, tidaklah mudah karena berbagai hal. Banyak konflik yang terjadi
setelah kemerdekaan.
1.2 Rumusan Masalah

Diplomasi merupakan suatu cara yang dilakukan pemimpin bangsa Indonesia


dalam memperoleh dukungan dunia internasional.Bagi bangsa Indonesia,
perjuangan diplomasi yang dijalankan bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan
penuh agar terciptanya perdamaian di Indonesia. Untuk itu skripsi yang berjudul
Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Masa Revolusi
(1946-1949),dapat dirumuskan dalam beberapa permasalahan. Adapun
permasalahannya sebagai berikut :

1. Penyebab pemerintah menempuh jalur diplomasi dalam


mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam kurun 1946-1949?
2. Bagaimana proses jalannya diplomasi dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dalam kurun waktu tahun 1946-1949?
3. Bagaimana efektivitas diplomasi yang dijalankan dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam kurun 1946-1949

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penulisan sebagai
berikut :
a. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis latar belakang
digunakan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dalam kurun 1946-1949.
b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan diplomasi
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam kurun 1946-1949.
c. Untuk mengetahui efektivitas diplomasi yang dijalankan para
pemimpin dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam
kurun 1946-1949

1.4 Manfaat
a. Secara umum penelitian sejarah tentang diplomasi diharapkan dapat
bermanfaat untuk memberikan informasi yang sangat penting bagi pengembangan
pengetahuan tentang fakta-fakta peristiwa sejarah awalawal Kemerdekaan
Republik Indonesia.
b. Membantu memberikan gambaran dampak perjuangan diplomasi yang
dijalankan pemimpin bangsa Indonesia kurun waktu 1946 – 1949 suatu tulisan
ilmiah. Penulis berharap bermanfaat bagi pembaca untuk penelitian
lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyebab pemerintah menempuh jalur diplomasi dalam


mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam kurun 1946-1949
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda
tidak langsung mengakui kemerdekaan Indonesia. Namun Belanda melalui
Netherlands Indies Civil Administration (NICA) berupaya untuk membentuk
kembali pemerintahan Hindia Belanda dan menjadikan kembali Indonesia sebagai
wilayah jajahan Belanda.Hal ini menyebabkan perjuangan senjata untuk melawan
upaya penjajahan kembali Belanda dalam berbagai pertempuran di berbagai
daerah.
Contoh konflik antara Pasukan Sekutu yang ditunggangi dan pejuang
Indonesia ini adalah pertempuran Ambarawa (20 Oktober 1945 – 15 Desember
1945) dan pertempuran Surabaya (10 November 1945).Kemerdekaan Indonesia
diraih dan dijaga bukan hanya karena hasil perjuangan senjata saja, namun juga
hasil perjuangan diplomasi.
Para pejuang di bidang diplomasi ini memperjuangkan pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh negara lain, menjalin hubungan kerjasama dan
mendapatkan bantuan diplomatik untuk menekan Belanda agar menghentikan
agresi militer mereka.Upaya diplomasi dilakukan dalam Perjanjian Linggarjati,
Perjanjian Renville dan Konferensi Meja Bundar.Perjanjian Linggarjati adalah
perjanjian pada 15 November 1946 oleh pemerintah Belanda dan Republik
Indonesia.Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda
yang ditandatangani di atas kapal perang Amerika Serikat, USS Renville.
Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 dan dibuat sebagai
dampak Agresi Militer I Belanda. Setelah upaya menduduki kembali Indoensia
mendapat perlawanan dari para pejuang, akhirnya Belanda bersedia berunding
dalam Konferensi Meja Bundar pada 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den
Haag. Perundingan ini berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan untuk
Indonesia.
2.2 Proses Jalannya Diplomasi Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia Dalam Kurun Waktu Tahun 1946-1949
Berbagai pertempuran lokal yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia
merupakan sebuah wujud perlawanan rakyat terhadap aksi Kolonialisme Belanda.
Belanda sangat membahayakan masa depan keberadaan Republik Indonesia.
Keinginan Belanda bercokol di Indonesia setelah Perang Dunia II memiliki tujuan
menjadikan Indonesia bagian dari negaranya. Belanda tidak ingin begitu saja
kehilangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA)
berlimpah-limpah untuk membangun kembali negaranya setelah Perang Dunia II
yang ada di Indonesia.
Penjajahan Belanda yang telah terjadi selama berabad-abad menyebabkan
rasa trauma bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Rakyat Indonesia yang
mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mulai
melakukan pergolakam sebagai bentuk perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan
terhadap pihak kolonial Belanda merupakan keinginan murni rakyat Indonesia,
yang muncul dari atas kesadaran sebagai bangsa yang telah merdeka. Munculnya
perjuangan fisik, perjuangan para pejuang, laskar dan tentara yang diawali oleh
rasa kecemasan rakyat Indonesia terhadap pendudukan Belanda di masa awal
kemerdekaan. Sehingga menimbulkan keresahan juga pada pihak pemerintah
Kolonial Belanda di Indonesia, oleh karena itu LetnanGubernur Jendral Dr. H. J.
van Mook sebagai wakil Belanda di Indonesia menyadari situasi tersebut.
Pergolakan rakyat harus segera diredam hingga Van Mook bersama direktur
kabinetnya Dr. P. J. A Idenburg berinisiatif menawarkan suatu perundingan untuk
menyelesaikan konflik kepada pihak Republik Indonesia. Van Mook menawarkan
sebuah kerjasama, rencana tersebut ditolak oleh Soekarno Hatta dengan alasan
mau bekerja sama apabila pemerintah Belanda setelah terlebih dahulu mengakui
keberadaan Republik Indonesia sebagai pengakuan de facto. Penolakan tersebut
menimbulkan reaksi negatif pemerintah Belanda di negeri Belanda. Kecemasan
dan keresahan di kalangan politisi dan petinggi Pemerintah Belanda keras kepala,
tetap pada pendiriannya tidak akan mengakui kemerdekaan Indonesia karena hal
tersebut berarti menyatakan diri telah mengintervensi sebuah negara merdeka.
Namun selalu mendesak Indonesia untuk segera melaksanakan perundingan,
dengan harapan dapat segera dibentuk sebuah Uni antara Belanda dan Indonesia
demi masa depan yang lebih baik.

2.3 Efektivitas Diplomasi Yang Dijalankan Dalam


Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Dalam Kurun 1946-1949
Pendekatan politik digunakan untuk mengetahui sejauh mana diplomasi yang
dijalankan bangsa Indonesia dapat menarik simpati dan dukungan dunia
internasional. Politik yang dijalankan oleh para pemimpin bangsa Indonesia
merupakan bagian dari efektivitas diplomasi dalam mempertahankan
kemerdekaan. Muara dari diplomasi yang diinginkan pemimpin bangsa adalah
mendapatkan pengakuan secara de facto dan de jure dari dunia Internasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan

Diplomasi adalah praktik mempengaruhi keputusan dan perilaku


pemerintah asing atau organisasi antar pemerintah melalui dialog, negosiasi, dan
cara non-kekerasan lainnya.[1] diplomasi biasanya mengacu pada hubungan
internasional yang dilakukan oleh antar diplomat profesional dengan
memperhatikan berbagai isu dan topik yang dibahas antar kedua belah
pihak.[2] praktisinya disebut seorang diplomat.
Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan
dengan kata-kata yang halus. Perjanjian-perjanjian internasional umumnya
dirundingkan oleh para diplomat terlebih dahulu sebelum disetujui oleh pejabat-
pejabat tinggi negaranya. Istilah diplomacy diperkenalkan ke dalam bahasa
inggris oleh edward burke pada tahun 1796 berdasarkan sebuah kata dari bahasa
prancis yaitu diplomatie.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/21765/3/3%20REVISI%20BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai