Artikel Skripsi Fani'Matur Rohmah - 160212602237
Artikel Skripsi Fani'Matur Rohmah - 160212602237
Fani’Matur Rohmah
Program Studi S1 Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
fanimatur15@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perjuangan yang digambarkan tokoh Ibu Itje dalam
novel Sabtu Bersama Bapak. Telah dipaparkan beberapa dampak dan kendala yang
dialami tokoh ibu dalam mendidik anak-anaknya. Jenis penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah novel karya
Aditya Mulya. Fokus penelitian ini adalah pada tokoh Itje yang berjuang sendirian
mendidik anak-anaknya. Teknik pengumpulan data yakni dlakukan dengan menganalisis
dan membaca berulang untuk mendapatkan data yang relevan. Hasil penelitian ini berupa
pendeskripsian tokoh ibu terhadap perjuangan, dampak, dan kendala.
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan media hiburan yang juga bisa memberikan nilai
moral yang dapat di contoh. Artinya moral yang dimaksudkan adalah segala aspek
yang berkonotasi positif, misalnya bermanfaat dan bersifat mendidik.
Nurgiyantoro mengatakan (1995: 430) bahwa moral dalam karya sastra biasanya
mencerminkan pandangan tentang nilai-nilai yang bersangkutan, pandangan
tentang nilai-nilai kebenaran.
Nyoman Kutha (2011:163) mengatakan karya sastra tidak semata-mata
menyajikan kebenaran faktual. Masalah yang lebih penting adalah bagaimana
kebenaran faktual dikombinasikan dengan imajinasi sehingga menjadi kebenaran
imajinasi.
Representasi yang dihadirkan dalam karya sastra memiliki daya tarik yang
kuat. Telaah yang dihadirkan sebagai refleksi keadaan sosial masyarakat.
Keberadaan individu dalam kehidupan masyarakat banyak diangkat sebagai karya
sastra, terutama perempuan. Pertimbangan dalam pengangkatan masalah tersebut
karena sudah banyak hal serupa yang banyak dialami perempuan, dan akan dikaji
dengan pendekatan feminisme.
Sugihastuti (2002:15) mengatakan bahwa dasar pemikiran dalam
penelitian sastra berperspektif feminisme adalah upaya pemahaman kedudukan
dan peran perempuan seperti tercermin dalam karya sastra. Banyak bermunculan
karya yang mengangkat tema perempuan sebagai salah satu hal yang bisa
dikatakan sebagai perjuangan.
Feminisme muncul pertama kali pada abad pertengahan di Eropa. Konsep
yang dipahami dalam feminisme mulai mempengaruhi beberapa faktor penting di
setiap aspek kehidupan perempuan. Paham tersebut membuat seseorang memiliki
perspektif yang berbeda-beda tentang feminisme. Karateristik barat yang lebih
cenderung bersifat rasional, matrealistik, dan permasalahan yang terjadi
berhubungan dengan nilai-nilai masyarakat. Sedangkan feminisme perspektif
timur lebih mengarah kekeberhasilan dalam pencapaian hidup individu.
Sementara itu, gerakan feminisme di dunia tetap mencerminkan kebangkitan
identitas sebagai perempuan tangguh.
Feminisme prespektif timur berakar pada gerakan-gerakan yang lebih
mengutamakan hak. Gerakan ini lebih mengintegrasikan feminisme dengan isu
keadilan sosial. Hal ini bertujuan agar kesetaraan gender dalam masyarakat bisa
merata. Tolak ukur kemajuan suatu negara tergantung dari keterlibatan warganya
tanpa membedakan jenis kelamin.
Banyaknya isu penting yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
tentang perempuan, sehingga bermunculan karya sastra novel yang mengangkat
tema perempuan. Alur novel yang disajikan harus menarik dari segi cerita ataupun
dari segi tokoh. Salah satunya adalah novel Sabtu Bersama Bapak karya Aditya
Mulya. Novel ini mengambil jalan cerita di sebuah keluarga yang baru saja
kehilangan seorang Bapak. Sehingga tokoh ibu Itje berperan ganda dalam
keluarga Garnida.
Gambaran dari sosok single parent sebagai perempuan yang tangguh.
Peran sebagai ibu harus menyiapkan kemandirian dalam segi fisik dan batin
anaknya seorang diri. Perjuangan inilah yang menjadi identitas seorang
perempuan yang tangguh.
Aditya Mulya pertama meluncurkan novel pada tahun 2003 dengan judul
Jomblo. Alur cerita ini sesuai dengan pengalaman pribadi pengarang yang pada
saat itu masih mencari cinta. Pada tahun 2004 dilanjut karyanya yang berjudul
“Gege Mengejar Cinta, “Catatan Mahasiswa Gila, “Mencoba Sukses”.Genre
komendi yang sekarang menjadi fokus karyanya, karena tak jauh beda dengan
karakternya sendiri sebagai pria humoris.
Alasan peneliti memilih novel Sabtu Bersama Bapak karya Adita mulya
karena cerita yang diangkat tentang seorang istri yang ditinggal suaminya
meninggal setelah divonis menderita penyakit kanker stadium 4. Setelah kematian
suaminya, tokoh Itje yang melanjutkan perjuangan dalam membesarkan anaknya.
Terdapat hal unik dalam proses cara mendidik anaknya yakni almarhum suaminya
sudah mempersiapkan semua nasihat-nasihat yang nantinya akan ditayangkan
dalam sebuah vidio setiap hari sabtu. Sehingga, kedua anaknya tidak kehilangan
sosok bapak. Namun, beberapa tahun kemudian tokoh Itje mendapat surat dari
Rumah Sakit Kanker Indonesia bahwa dirinya menderita penyakit kanker
payudara. Hal ini membuatnya terpukul dan berusaha menyembunyikannya agar
anak-anaknya tetap fokus pada karir. Selain itu juga terdapat beberapa kendala
dan dampak yang dihadapi sebagai orang tua tunggal dalam proses perjuangan
mendidik anaknya.
METODE PENELITIAN
Secara umum, penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yakni
menggunakan data sebagai bahan analisis, dan memanfaatkan teori yang
digunakan sebagai bahan pendukung untuk penelitian. Munawaroh (2013:17)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih banyak menekankan pada aspek
penalaran dan tafsiran terhaap situasi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan oleh seoran ibu sebagai
orang tua tunggal dan bagaimana saja dampak serta kendal yang dialaminya untuk
mendidik anaknya. Jenis penelitian yang digunakan adalah teori feminisme
eksistensial.
Data penelitian berupa potongan kalimat yang menyatakan bahwa terdapat
beberapa kutipan yang menyatakan bentuk perjuangan, dampak, dan kendala.
Sumber data penelitian berupa novel Sabtu Bersama Bapak yang terdiri dari 276
halaman.
Alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah karena novel Sabtu Bersama
Bapak merupakan novel best seller sehingga diadaptasi sebagai film. Keunikan
dari novel ini adalah cara mendidik anak yang unik dan penuh dengan pesan
moral yang dapat dicontoh.
Dari kutipan-kutipan diatas, tokoh ibu Itje adalah sosok perempuan dan ibu yang
kuat, bertanggung jawab, dan mandiri. Sikap kuatnya ditunjukkan ketika sepeninggal
suaminya kesedihannya ditepis dan berusaha beradaptasi dengan statusnya yang baru.
Bahwa ada anak-anaknya masih butuh dibimbing dan didik supaya mereka tidak merasa
kehilangan sosok Bapak-nya.
Persiapan yang sudah dilakukan sebelum badai datang yakni Pak Gunawan
menyiapkan beberapa vidio untuk membantu istrinya mendidik anak mereka. Sikap
bertanggung jawabnya ditunjukkannya bahwa dia mendidik anaknya dengan
ikhlas dan sabar. Sikap mandirinya yakni meskipun suaminya sudah memberi
bekal untuk kedepannya. Dia tetap bekerja untuk menstabilkan keuangannya. Hal
ini ditunjukkan dengan dia berhenti dari kerja dan memilih untuk membuka
warung nasi. Dengan membuka warung tersebut diharapkan agar dia bisa
membantu orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan karena usahanya
tersebut membuahkan hasil dan sekarang memiliki cabang ke delapan.
Tokoh ibu Itje yang digambarkan sebagai sosok ibu rela berkorban demi
anaknya. Ketika dia divonis kanker tidak ingin anaknya mengetahuinya karena dia
tahu betapa sayangnya anaknya pasti akan mengorbankan karirnya demi merawat
ibunya. Hal ini dia lakukan karena tidak ingin merepotkan karena dia
membesarkan anaknya agar mereka berdua bisa bahagia dengan meraih cita-
citanya dan bisa berguna untuk orang lain.
2. Dampak menjadi orang tua tunggal dalam novel Sabtu Bersama Bapak
Kutipan 1 Kutipan 2
Samarnya Figur Bapak Kutipan 26 (hal 30) Pak Kutipan 27 (hal 87)
Gunawan adalah perencana percakapan pak Gunawan
yang baik. dengan ibu Itje tentang
bekal pendidikan dan
keuangan untuk anaknya.
Kutipan 28 (hal 2) Pak Kutipan 29 (hal 6) Satya
Gunawan membuat vidio dan Cakra sangat
setelah kemrin lusa bersemangat saat hari sabtu
membeli handycam. karena bisa melihat
Bapaknya lagi.
Kutipan 30 (hal 15) Ibu Kutipan 31 (hal 17) Cakra
Itje menanyakan kepada belum ingin menikah karea
Cakra kapan punya pacar dia ingin siap lahir batin
karena umurnya sudah 30. karena dia mengingat
nasihat bapaknya dulu.
Kutipan 32 (hal 118) Kutipan 33 (hal 119)
Cakra berusaha memilih Cakra ingat pesan bapaknya
baju yang keren karena yang menasihati jika harga
akan berkencan dengan dirinya tidak terlihat dari
Ayu. barang yang dipakai.
Kutipan 34 (hal 128) Ryan Kutipan 35 (hal 129) Satya
cerita ke bapaknya (Satya) memberikan nasihat ke
jika dia dibully. Ryan dan memperlihatkan
vidio dari Bapaknya untuk
bekal melawan temannya.
Kutipan 36 (hal 148) Kutipan 37 (hal 149) Satya
Keinginan Miku (anak ke-2 mengingat vidio Bapak
Satya) menjadi pilot. kalau semua harus ada
deadline dan harus
direncanakan.
Kesalahan dan Kekeliruan Kutipan 38 (hal 18) vidio Kutipan 39 (hal 16) Cakra
Presepsi Bapak 12 Maret 1992 bersikukuh dengan nasihat
mengatakan Planning is di vidio tersebut sehingga
everything, dalam vidio dia lupa akan kehidupan
tersebut Bapak pribadinya bahwa dia
menceritakan bahwa laki- seharusnya sudah memiliki
laki harus siap lahir batin istri, karena umurnya sudah
ketika menjadi suami menginjak 30.
Kutipan 40 (hal 24) Satya Kutipan 41 (hal 102) Satya
memarahi Ryan dengan menyadari pengharapannya
nada tinggi dan membentak kepada anaknya terlalu
besar dorongan dan
karena tidak bisa
dukungannya berubah
mengerjakan soal menjadi tekanan bagi
matematika. Menuut Satya anaknya.
waktu dia seumuran Ryan
sudah bisa dan sekarang
Satya juga memarahi
istrinya karena tidak becus.