Anda di halaman 1dari 10

PERJUANGAN SEORANG IBU SEBAGAI SINGLE PARENT

DALAM MENDIDIK ANAK PADA NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK


KARYA ADITYA MULYA

Fani’Matur Rohmah
Program Studi S1 Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang
fanimatur15@gmail.com

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perjuangan yang digambarkan tokoh Ibu Itje dalam
novel Sabtu Bersama Bapak. Telah dipaparkan beberapa dampak dan kendala yang
dialami tokoh ibu dalam mendidik anak-anaknya. Jenis penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah novel karya
Aditya Mulya. Fokus penelitian ini adalah pada tokoh Itje yang berjuang sendirian
mendidik anak-anaknya. Teknik pengumpulan data yakni dlakukan dengan menganalisis
dan membaca berulang untuk mendapatkan data yang relevan. Hasil penelitian ini berupa
pendeskripsian tokoh ibu terhadap perjuangan, dampak, dan kendala.

Kata Kunci: Sabtu Bersama Bapak, Perjuangan Ibu, Mendidik Anak

PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan media hiburan yang juga bisa memberikan nilai
moral yang dapat di contoh. Artinya moral yang dimaksudkan adalah segala aspek
yang berkonotasi positif, misalnya bermanfaat dan bersifat mendidik.
Nurgiyantoro mengatakan (1995: 430) bahwa moral dalam karya sastra biasanya
mencerminkan pandangan tentang nilai-nilai yang bersangkutan, pandangan
tentang nilai-nilai kebenaran.
Nyoman Kutha (2011:163) mengatakan karya sastra tidak semata-mata
menyajikan kebenaran faktual. Masalah yang lebih penting adalah bagaimana
kebenaran faktual dikombinasikan dengan imajinasi sehingga menjadi kebenaran
imajinasi.
Representasi yang dihadirkan dalam karya sastra memiliki daya tarik yang
kuat. Telaah yang dihadirkan sebagai refleksi keadaan sosial masyarakat.
Keberadaan individu dalam kehidupan masyarakat banyak diangkat sebagai karya
sastra, terutama perempuan. Pertimbangan dalam pengangkatan masalah tersebut
karena sudah banyak hal serupa yang banyak dialami perempuan, dan akan dikaji
dengan pendekatan feminisme.
Sugihastuti (2002:15) mengatakan bahwa dasar pemikiran dalam
penelitian sastra berperspektif feminisme adalah upaya pemahaman kedudukan
dan peran perempuan seperti tercermin dalam karya sastra. Banyak bermunculan
karya yang mengangkat tema perempuan sebagai salah satu hal yang bisa
dikatakan sebagai perjuangan.
Feminisme muncul pertama kali pada abad pertengahan di Eropa. Konsep
yang dipahami dalam feminisme mulai mempengaruhi beberapa faktor penting di
setiap aspek kehidupan perempuan. Paham tersebut membuat seseorang memiliki
perspektif yang berbeda-beda tentang feminisme. Karateristik barat yang lebih
cenderung bersifat rasional, matrealistik, dan permasalahan yang terjadi
berhubungan dengan nilai-nilai masyarakat. Sedangkan feminisme perspektif
timur lebih mengarah kekeberhasilan dalam pencapaian hidup individu.
Sementara itu, gerakan feminisme di dunia tetap mencerminkan kebangkitan
identitas sebagai perempuan tangguh.
Feminisme prespektif timur berakar pada gerakan-gerakan yang lebih
mengutamakan hak. Gerakan ini lebih mengintegrasikan feminisme dengan isu
keadilan sosial. Hal ini bertujuan agar kesetaraan gender dalam masyarakat bisa
merata. Tolak ukur kemajuan suatu negara tergantung dari keterlibatan warganya
tanpa membedakan jenis kelamin.
Banyaknya isu penting yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
tentang perempuan, sehingga bermunculan karya sastra novel yang mengangkat
tema perempuan. Alur novel yang disajikan harus menarik dari segi cerita ataupun
dari segi tokoh. Salah satunya adalah novel Sabtu Bersama Bapak karya Aditya
Mulya. Novel ini mengambil jalan cerita di sebuah keluarga yang baru saja
kehilangan seorang Bapak. Sehingga tokoh ibu Itje berperan ganda dalam
keluarga Garnida.
Gambaran dari sosok single parent sebagai perempuan yang tangguh.
Peran sebagai ibu harus menyiapkan kemandirian dalam segi fisik dan batin
anaknya seorang diri. Perjuangan inilah yang menjadi identitas seorang
perempuan yang tangguh.
Aditya Mulya pertama meluncurkan novel pada tahun 2003 dengan judul
Jomblo. Alur cerita ini sesuai dengan pengalaman pribadi pengarang yang pada
saat itu masih mencari cinta. Pada tahun 2004 dilanjut karyanya yang berjudul
“Gege Mengejar Cinta, “Catatan Mahasiswa Gila, “Mencoba Sukses”.Genre
komendi yang sekarang menjadi fokus karyanya, karena tak jauh beda dengan
karakternya sendiri sebagai pria humoris.
Alasan peneliti memilih novel Sabtu Bersama Bapak karya Adita mulya
karena cerita yang diangkat tentang seorang istri yang ditinggal suaminya
meninggal setelah divonis menderita penyakit kanker stadium 4. Setelah kematian
suaminya, tokoh Itje yang melanjutkan perjuangan dalam membesarkan anaknya.
Terdapat hal unik dalam proses cara mendidik anaknya yakni almarhum suaminya
sudah mempersiapkan semua nasihat-nasihat yang nantinya akan ditayangkan
dalam sebuah vidio setiap hari sabtu. Sehingga, kedua anaknya tidak kehilangan
sosok bapak. Namun, beberapa tahun kemudian tokoh Itje mendapat surat dari
Rumah Sakit Kanker Indonesia bahwa dirinya menderita penyakit kanker
payudara. Hal ini membuatnya terpukul dan berusaha menyembunyikannya agar
anak-anaknya tetap fokus pada karir. Selain itu juga terdapat beberapa kendala
dan dampak yang dihadapi sebagai orang tua tunggal dalam proses perjuangan
mendidik anaknya.

METODE PENELITIAN
Secara umum, penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yakni
menggunakan data sebagai bahan analisis, dan memanfaatkan teori yang
digunakan sebagai bahan pendukung untuk penelitian. Munawaroh (2013:17)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih banyak menekankan pada aspek
penalaran dan tafsiran terhaap situasi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menemukan bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan oleh seoran ibu sebagai
orang tua tunggal dan bagaimana saja dampak serta kendal yang dialaminya untuk
mendidik anaknya. Jenis penelitian yang digunakan adalah teori feminisme
eksistensial.
Data penelitian berupa potongan kalimat yang menyatakan bahwa terdapat
beberapa kutipan yang menyatakan bentuk perjuangan, dampak, dan kendala.
Sumber data penelitian berupa novel Sabtu Bersama Bapak yang terdiri dari 276
halaman.
Alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah karena novel Sabtu Bersama
Bapak merupakan novel best seller sehingga diadaptasi sebagai film. Keunikan
dari novel ini adalah cara mendidik anak yang unik dan penuh dengan pesan
moral yang dapat dicontoh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Perjuangan Seorang Ibu sebagai single parent dalam novel Sabtu Bersama
Bapak
Kutipan 1 Kutipan 2
Mendidik Anak Kutipan 1 (hal 4) Ibu Itje Kuipan 2 (hal 4-5) vidio
menyalakan vidio player pertama. Sapaan pertama Bapak
kepada anaknya akan tetap
membimbing mereka.
Kutipan 3 (hal 11) percakapan Ibu Kutipan 4 (hal 16)
Itje yang menyuruh Cakra untuk percakapan Ibu Itje
segera mencari calon istri. mengusulkan agar Cakra
dijodohkan.
Ekonomi Keluarga Kutipan 5 (hal 31) Ibu Itje Kutipan 6 (30) Ibu Itje
memutuskan berhenti bekerja di membuka usaha warung
Jakarta. nasi di kota halaman.
Menghindari Kutipan 7 (hal 12) Ibu Itje Kutipan 8 (hal 12) Cakra
Keresahan anak berpamitan kepada cakra untuk curiga kalau ibunya
pulang ke rumah. bertambah pucat.
Kutipan 9 (hal 83-84) Ibu Itje Kutipan 10 (hal 88) Sebab
mengunjungi makam suaminya ibu Itje tidak
meminta doa agar operasinya memberitahukan kepada
lancar. anaknya tentang
penyakitnya.
Kutipan 11 (hal 70) Ibu Itje Kutipan 12 (hal 100) Ibu
meminta izin ke Cakra untuk pergi Itje mengirimkan SMS
berlibur dengan temannya ke kepada Cakra bahwa
Padang. Alasan yang digunakan Padang sangat bagus.
ibu Itje karena akan melakukan
operasi.
Kutipan 13 (hal 155) Satya Kutipan 14 (hal 156) Ibu
menelepon ibu Itje. Itje memilih tidak
mengangkat telepon dan
membalasnya hanya dengan
SMS
Kutipan 15 (hal 175) Si bungsu Kutipan 16 (hal 175) Ibu
Cakra akhir minggu ini menginap itje menyembunyikan hasil
di rumah ibu Itje dan menyuruh diagnosis dan memakai
pak Dadang dan Bibik tidak jilbab untuk menutupi
memberitahu Cakra. rambutnya yang rontok.
Kutipan 17 (hal 176) Cakra Kutipan 18 (hal 176) Bibik
menanyakan kepada ibu Itje juga menghitamkan
kenapa tangannya menghitam. tangannya dengan alasan
kain yang dicuci luntur agar
Cakra tidak curiga.
Kutipan 19 (hal 197) Ibu Itje Kutipan 20 (hal 198)
divonis kanker lagi untuk kedua operasi harus segera
kalinya. dilakukan pada dua hari
kedepan.
Penyembuhan Kutipan 21 (hal 107) ibu Itje Kutipan 22 (hal 109)
berbaring di ranjang rumah sakit Dokter Kris memimpin
dan perawat membantunya operasi dan ibu Itje
berganti pakaian operasi. berharap agar operasinya
berjalan dengan lancar.
Kutipan 22 (hal 133) ibu Itje Kutipan 23 (hal 133) ibu
menjalani radioterapi dan Itje berharap agar dia cepat
kemoterapi. sembuh dan dapat
berkumpul dengan
keluarga.
Kutipan 24 (hal 231) Ibu Itje Kutipan 25 (hal 232) ibu
terbaring di ruang operasi untuk Itje sudah merasa tidak kuat
kedua kalinya setelah divonis menanggungnya sendiri dan
akan bercerita kepada
kanker lagi.
Cakra.

Dari kutipan-kutipan diatas, tokoh ibu Itje adalah sosok perempuan dan ibu yang
kuat, bertanggung jawab, dan mandiri. Sikap kuatnya ditunjukkan ketika sepeninggal
suaminya kesedihannya ditepis dan berusaha beradaptasi dengan statusnya yang baru.
Bahwa ada anak-anaknya masih butuh dibimbing dan didik supaya mereka tidak merasa
kehilangan sosok Bapak-nya.
Persiapan yang sudah dilakukan sebelum badai datang yakni Pak Gunawan
menyiapkan beberapa vidio untuk membantu istrinya mendidik anak mereka. Sikap
bertanggung jawabnya ditunjukkannya bahwa dia mendidik anaknya dengan
ikhlas dan sabar. Sikap mandirinya yakni meskipun suaminya sudah memberi
bekal untuk kedepannya. Dia tetap bekerja untuk menstabilkan keuangannya. Hal
ini ditunjukkan dengan dia berhenti dari kerja dan memilih untuk membuka
warung nasi. Dengan membuka warung tersebut diharapkan agar dia bisa
membantu orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan karena usahanya
tersebut membuahkan hasil dan sekarang memiliki cabang ke delapan.
Tokoh ibu Itje yang digambarkan sebagai sosok ibu rela berkorban demi
anaknya. Ketika dia divonis kanker tidak ingin anaknya mengetahuinya karena dia
tahu betapa sayangnya anaknya pasti akan mengorbankan karirnya demi merawat
ibunya. Hal ini dia lakukan karena tidak ingin merepotkan karena dia
membesarkan anaknya agar mereka berdua bisa bahagia dengan meraih cita-
citanya dan bisa berguna untuk orang lain.
2. Dampak menjadi orang tua tunggal dalam novel Sabtu Bersama Bapak
Kutipan 1 Kutipan 2
Samarnya Figur Bapak Kutipan 26 (hal 30) Pak Kutipan 27 (hal 87)
Gunawan adalah perencana percakapan pak Gunawan
yang baik. dengan ibu Itje tentang
bekal pendidikan dan
keuangan untuk anaknya.
Kutipan 28 (hal 2) Pak Kutipan 29 (hal 6) Satya
Gunawan membuat vidio dan Cakra sangat
setelah kemrin lusa bersemangat saat hari sabtu
membeli handycam. karena bisa melihat
Bapaknya lagi.
Kutipan 30 (hal 15) Ibu Kutipan 31 (hal 17) Cakra
Itje menanyakan kepada belum ingin menikah karea
Cakra kapan punya pacar dia ingin siap lahir batin
karena umurnya sudah 30. karena dia mengingat
nasihat bapaknya dulu.
Kutipan 32 (hal 118) Kutipan 33 (hal 119)
Cakra berusaha memilih Cakra ingat pesan bapaknya
baju yang keren karena yang menasihati jika harga
akan berkencan dengan dirinya tidak terlihat dari
Ayu. barang yang dipakai.
Kutipan 34 (hal 128) Ryan Kutipan 35 (hal 129) Satya
cerita ke bapaknya (Satya) memberikan nasihat ke
jika dia dibully. Ryan dan memperlihatkan
vidio dari Bapaknya untuk
bekal melawan temannya.
Kutipan 36 (hal 148) Kutipan 37 (hal 149) Satya
Keinginan Miku (anak ke-2 mengingat vidio Bapak
Satya) menjadi pilot. kalau semua harus ada
deadline dan harus
direncanakan.
Kesalahan dan Kekeliruan Kutipan 38 (hal 18) vidio Kutipan 39 (hal 16) Cakra
Presepsi Bapak 12 Maret 1992 bersikukuh dengan nasihat
mengatakan Planning is di vidio tersebut sehingga
everything, dalam vidio dia lupa akan kehidupan
tersebut Bapak pribadinya bahwa dia
menceritakan bahwa laki- seharusnya sudah memiliki
laki harus siap lahir batin istri, karena umurnya sudah
ketika menjadi suami menginjak 30.
Kutipan 40 (hal 24) Satya Kutipan 41 (hal 102) Satya
memarahi Ryan dengan menyadari pengharapannya
nada tinggi dan membentak kepada anaknya terlalu
besar dorongan dan
karena tidak bisa
dukungannya berubah
mengerjakan soal menjadi tekanan bagi
matematika. Menuut Satya anaknya.
waktu dia seumuran Ryan
sudah bisa dan sekarang
Satya juga memarahi
istrinya karena tidak becus.

Dari kutipan-kutipan diatas terlihat sosok Bapak yang sangat dicintai


anak-anaknya. Terlihat dari sifat Satya dan Cakra yang selalu mengamalkan
nasihat-nasihatnya. Meskipun Bapak-nya meninggal ketika Satya berusia delapan
tahun dan Cakra lima tahun, namun mereka berdua memiliki kenangan dan
ungkapan kasih sayangnya terhadap Bapak dengan menjadikan masing-masing
dari mereka untuk mengejar cita-cita dan karirnya.. Pak Gunawan adalah sosok
Bapak yang patut dijadikan contoh karena dia seorang kepala keluarga dan
perencana yang baik. Hal ini dikatakan karena sebelum meninggal. Dia sudah
mempersiapkan bekal parenting untuk membantu istrinya mendidik anak-
anaknya. Sehingga, dia harus memastikan jika anaknya tidak kehilangan sosok
Bapak meskipun sudah meninggal.
Setelah divonis menginap penyakit kanker dan dokter memperkirakan
bahwa umurnya hanya tersisa kurang lebih satu tahun. Hal itu tidak membuat
dirinya patah semangat. Sifat itulah yang menjadikan Pak Gunawan sebagai
kepala keluarga yang bertanggung jawab. Dia mempersiapkan vidio yang akan
diperlihatkan anaknya setiap hari Sabtu. Hal ini yang menjadikan anak-anaknya
selalu mengingat dan menyimpan kenangan tersebut.
Beberapa ada hal yang salah ditafsirkan oleh Satya dan Cakra. Sehingga
awal mula vidio tersebut positif bisa menjadi bomerang bagi dirinya sendiri.
Setiap pribadi memiliki pasion yang berbeda dan hal itu yang seharusnya
menjadikan akan pentingnya berbagi pendapat dan mendiskusikan dengan
siapapun yang dianggap sebagai orang yang tepat.
3. Kendala dalam mendidik anak-anaknya dalam novel Sabtu Bersama Bapak.
Kutipan 1 Kutipan 2
Kekaguman anak terhadap Kutipan 42 (hal 4) ibu Itje Kutipan 43 (hal 6) Bagi
vidio menyalakan vidio pertama Satya dan Cakra lebih
dan kali pertama dia senang menghabiskan
melihat Satya dan Cakra waktu dirumah setiap sabtu
tersenyum sejak bapaknya sore karena dapat melihat
meninggal. Bapak.
Kutipan 44 (hal 8-9) Kutipan 45 (hal 8) Satya
percakapan ibu Itje untuk dan Cakra menghiraukan
menyuruh Satya dan Cakra ibunya dan bergegas
malam mingguan mencari mengkopi vidio tersebut
pacar agar dia tidak karen sebentar lagi akan
dirumah saja setiap malam lulus dan pindah.
minggu.
Kutipan 46 (hal 57) Kutipan 47 (hal 159)
Masalah yang menimpa Disela pekerjaan yang
Satya bercampur aduk. menyibukkan Satya. Dia
Anggapannya ketika dia kembali menonton vidio
menonton vidio Bapak Bapak yang membuatnya
mungkin akan lebih baik ingat tentang masa lalu
karena dia sudah lama tidak dulu.
menontonnya.
Keterbatasan vidio Kutipan 48 (hal 4) Ibu Itje Meskipun terdapat vidio
membuka lemari yang untuk bekal Satya dan
terdapat ratusan vidio Cakra, terdpat kekurangan
dengan indeks dan yang mengakibatkan vidio
komperhensif tersebut menjadi bomeran
Satya dan Cakra.

Dari kutipan-kutipan diatas Satya dan Cakra sangat menyayangi orang


tuanya. Ketika Bapak meninggal mereka seperti kehilangan sosok panutan.
Namun, dengan kreatifitas Bapak dia bisa melihat Bapak dalam sebuah vidio
player yang diputar setiap hari Sabtu.
Bagi Mereka berdua hari Sabtu adalah hari yang sanggat ditunggu dan
mereka berdua dapat melewatkan kegiatan diluar rumah hanya dengan menonton
vidio. Ketika mereka beranjak dewasa kekagumannya terhadap sosok Bapak tidak
pernah pudar. Meskipun mereka sudah lulus, mereka akan tetap melihat vidio
untuk sejenak mengingat kenangan dan menyerap kembali nasihat-nasihat Bapak.
Ratusan vidio sudah disiapkan Bapak untuk bekal anaknya kecil, muda,
dewasa. Namun, kekaguman terhadap vidio Bapak mengakibatkan mereka kurang
menyaring pesan dan malah menjadi bomerang bagi rinya. Misalnya
permasalahan Satya dengan istrinya dan Cakra dengan masalah pribadinya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Perjuangan Seorang Ibu
Sebagai Single Parent dalam novel Sabtu Bersama Bapak kary Aditya Mulya
dengan menggunakan analisis feminisme eksistensialis. Eksistensi tokoh ibu Itje
yang digambarkan dalam cerita sebagai perempuan yang tangguh. Usaha yang
dilakukan untuk mengembangkan dirinya dan bisa berguna orang lain. Pandangan
peneliti diperkuat dengan ditemukannya bukti-bukt yang terdapat di kutipan
novel.
1. Perjuangan seorang ibu
Tokoh ibu dalam novel Sabtu Bersama Bapak karya Aditya Mulya adalah
ibu Itje. Ibu dua anak ini adalah sosok perempuan yang kuat, sabar, dan
bertanggungjawab. Sebagai seorang ibu dan seorang istri yang sudah ditinggal
suami. Ibu itje harus menerima peran ganda yakni sebagai kepala rumah tangga
dan juga sebagai seorang ibu. Tugas yang dia lakukakan dari mendidik anak dan
mengelola keuangan keluarga agar tetap dapat bertahan hidup. Ditengah tugas dan
tanggung jawab tersebut, Ibu Itje harus menerima kenyataan pahit bahwa dia juga
mengidap penyakit kanker payudara. Segala hal dia lakukan agar bisa sembuh dan
menyembunyikan penyakitnya dari anaknya.
2. Dampak menjadi orang tua tunggal dalam novel Sabtu Bersama Bapak
Tokoh ibu Itje menyangga tanggung jawab yang diberikan suaminya
kepadanya. Namun, sang suami juga sudah mempersiapkan bekal mereka dan cara
agar anaknya tidak kehilangan sosok Bapak. Samarnya figur bapak karena dalam
novel tersebut diceritakan Bapak telah membuat vidio yang telah dipersiapkan
untuk mendidik anaknya. Dan kesalahan presepsi yang menjadikan anak hanya
percaya kepada vidio tersebut karena kurangnya melihat pemikiran dari
pandangan orang lain.
3. Kendala dalam mendidik anak dalam novel Sabtu Bersama Bapak
Beberapa kendala yang dipaparkan adalah kekguman anak terhadap vidio
tersebut yakni anak akan menghabiskan waktu hari Sabtu dirumah hanya dengan
menontn vidio tersebut padahal mereka sudah dewasa, sehingga mereka lupa akan
kehidupan pribadinya. Keterbatasan vidio yang di smpan memang berjumlah
ratusan, tetapi pola pikir setiap tahun dan setiap orang berbeda. Sehingga, anak
harus bisa menyaring pesan yang dismpaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurgiyantoro. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Kutha Ratna, Nyoman. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari
Strkturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis, Teori dan Aplikasinya
Proceding Buku.Bandung Nuansa.

Anda mungkin juga menyukai