Anda di halaman 1dari 32

Lagu PNK

* S’MAKIN BAIK, S’MAKIN BAIK

S’MAKIN BAIK S’TIAP HARI

S’MAKIN BAIK DIMANA SAJA

S’MAKIN BAIK TEKADKU

*BELAJAR DARI MATAHARI

YANG MENYINARI SETIAP ORANG

ATAU HUJAN YANG MENYIRAMI SETIAP TEMPAT

TAK MEMBEDAKAN SUKU

ATAU WARNA KULIT

KASIH ADA BAGI YANG KAYA DAN MISKIN

KASIHI SEMUA.. SAYANGI SEMUA

KASIH SAYANG DAN KEDAMAIAN YANG KITA PERLUKAN

KASIHI SEMUA…SAYANGI SEMUA…

DALAM PIKIRAN, PERKATAAN DAN TINDAKAN

CERITA INSPIRATIF

3. Buah Kebaikan
Suatu hari diceritakan ada sebuah rumah di tengah hutan yang dihuni oleh seorang ibu dan
anak. Anak dari ibu tersebut terbilang masih dalam usia kecil. Pada waktu berikutnya anak
tersebut berada di halaman rumah untuk bermain.

Pada saat yang bersamaan datanglah seekor rusa. Rusa tersebut berusaha memasukkan
tanduknya ke dalam pakaian sang anak kecil tadi. Sehingga anak kecil tersebut seperti
terangkat di atas tanduk rusa. Seketika anak tersebut ketakutan terhadap rusa dan
menangis sambil berteriak memanggil ibunya.
Secara refleks sang ibu keluar dari rumah dan mulai melihat yang terjadi. Tak disangka
anak tersebut sudah dibawa lari ke dalam hutan oleh rusa. Sang ibu sekuat tenaga
berusaha mengejar rusa tersebut masuk ke dalam hutan.

Namun sampai di dalam hutan, anak kecil yang dibawa rusa tersebut sudah berada di area
rerumputan luas dan bermain seperti biasanya. Sang ibu begitu bahagia telah menemukan
anaknya dan mulai menggendong anaknya.

Mereka kembali pulang ke rumah yang ditinggali. Namun apa yang terjadi, ternyata rumah
tersebut telah tertimpa oleh pohon besar. Tentunya kondisi rumah tersebut menjadi rata
luluh rantak. Sang ibu mulai berpikir jika ia masih di dalam tanpa mengejar sang anak apa
yang akan terjadi padanya.

Seketika ia ingat pada beberapa tahun sebelumnya ia menyelamatkan anak rusa dari
incaran pemburu. Ibu tersebut menutupi anak rusa dengan berbagai macam kain agar tak
ketahuan oleh para pemburu. Ketika para pemburu sudah tiada di tempat tersebut, sang ibu
mulai mengambil kain yang menutupi rusa dan mulai melepaskan rusa tersebut ke dalam
hutan.

Tanpa disangka jika rusa yang membawa anaknya tadi adalah anak rusa yang telah ia
selamatkan dulu. Seakan-akan anak rusa tersebut berusaha untuk mengucapkan terima
kasih kepada sang ibu dengan cara membawa anaknya lari ke hutan untuk menyelamatkan
keluarga ibu dari hatman pohon tumbang.

Dari kejadian tersebut ibu berkata kepada sang anak jika membantu semua makhluk
ciptaan Tuhan meski sekecil apa pun kelak tetap akan berbalik pada diri kita.

Dari cerita kecil tersebut kita juga bisa belajar bagaimana pentingnya untuk membantu
makhluk Tuhan tanpa membedakan hal apa pun. Sebab semua benih kebaikan yang kita
tanamkan kelak akan kita tuai di kemudian hari.

Jika tidak kita yang menuai, mungkin yang akan menuai adalah anak cucu kita kelak. Tidak
akan rugi untuk membantu ciptaan Tuhan. Oleh karena itu jangan ragu untuk membagi
kebaikan seperti yang dirangkum di buku “Chicken Soup For The Soul – Berbagi
Kebaikan”. Buku ini membagikan 101 kisah inspiratif yang menghangatkan dan
menginspirasi.
Cerita Inspirasi – Lima Menit Lagi

Ada seorang nenek yg duduk di dekat seorang pria. Mereka sedang


mengamati anak dan cucunya bermain di taman kota.

“Lihatlah, gadis kecil yg berbaju kuning itu cucuku,” kata sang nenek sambil
menunjuk ke arah gadis kecil yg sedang bermain ayunan.

“Wah cantik sekali cucu anda,” jawab pria itu. “Anda lihat anak laki-laki yg
sedang bermain pasir mengenakan jaket berwarna cokelat? Dia anakku,” ujar
pria itu.

Sambil memandangi jam tangannya, pria itu memanggil anaknya dan


menyuruhnya untuk segera pulang.
“Ayah, beri aku waktu lima menit lagi ya. Aku belum puas bermain,” kata
anaknya dengan wajah memelas.
“Baiklah, lima menit lagi,” jawabnya.

Sang anak kembali bermain pasir dengan riangnya. Lima menit kemudian, pria
itu berdiri dan memanggil anaknya kembali, “Nak, ayo pulang, sudah lima
menit berlalu.”

Lagi-lagi anaknya memohon, “Ayah, lima menit lagi ya. Kan hanya lima menit
saja. Boleh ya, ayah.”
Pria itu hanya menggangguk menyetujui permintaan anaknya.
“Wah, anda ternyata seorang ayah yg sabar ya,” kata nenek itu.

Pria itupun terseyum kecil lalu menjawab, “Anak sulungku terbunuh oleh sopir
yg ugal-ugalan saat sedang bermain di taman. Aku tidak pernah mempunyai
waktu yg cukup untuk menemainya bermain. Untuk sekarang ini, aku akan
memberikan seluruh waktuku yg ada untuk anakku meskipun hanya lima
menit lagi. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yg sama.

Mungkin bagi anakku, dia mendapat bonus waktu lima menit untuk bermain
pasir, bermain ayunan dan bermain yg lainnya. Padahal sesungguhnya akulah
yg mendapat waktu tambahan untuk bisa terus melihatnya bermain,
menikmati kebersamaan dan melihat canda tawanya.”

Hidup ini bukanlah suatu perlombaan. Hidup adalah tentang membuat skala
prioritas. Prioritas apa yg kita miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yg kita
kasihi, lima menit saja dari waktu yg kita miliki dan kita pastilah tidak akan
menyesal selamanya.

Cerita Motivasi – Seekor Kura-Kura


Seorang nenek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan
pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu
mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik
kakinya dan kepalanya masuk dibawah tempurungnya. Si anak mencoba
membukanya secara paksa.

“Cara demikian tidak akan berhasil, nak!” kata nenek. “Saya akan coba
mengajarimu.”

Mereka pulang. Sang nenek mencoba meletakkan kura-kura didekat perapian.


Beberapa menit kemudian kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya
sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.

“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala sesuatu, nak!”, nasehat


nenek. “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

Ingatlah selalu nasehat nenek diatas bila anda merasa mulai dijauhi oleh
teman, pacar atau bahkan isteri anda!

Cerita Motivasi – Cintai Semua Nyawa

“Apakah kamu merasa lebih baik hari ini?”” tanya Fan. Ia tahu istrinya
menderita TBC, dan tidak mudah untuk disembuhkan, tetapi dia menjaganya
dengan lembut dan sepenuh hati. “Terima….kasih..atas…perhatianmu,” istrinya
berkata terengah-engah, dengan mimik sangat kesakitan.

Fan meminta dokter terbaik di Chingk’ou, Chen Shihying untuk mengobati


istrinya. Dokter Chen memeriksa istrinya dengan hati-hati dan menyuruh Fan
untuk menunggu.

“Ada satu cara untuk mengobatinya, karena dia cukup parah,” Kata dokter
tersebut. “Ambil seratus kepala burung pipit, dan buat mereka menjadi obat
sesuai resep ini. Kemudian pada hari ketiga dan ketujuh makan otak burung
pipit tersebut. Itu adalah caranya. Ini merupakan rahasia turun-temurun dari
nenek moyangku, dan tidak pernah gagal. Tetapi ingat, kamu harus
mempunyai seratus burung pipit. Kamu bahkan tidak boleh kekurangan satu
pun.”

Fan ingin sekali menolong istrinya, sehingga dia langsung pergi membeli
seratus burung pipit. Burung-burung itu berdesakan dalam satu sangkar yang
besar. Mereka menciap-ciap dan berlompatan sangat memilukan, sebab
tempatnya terlalu sempit bagi mereka untuk menikmati diri mereka sendiri.
Bahkan mungkin mereka tahu kalau mereka akan dibunuh.

““Apa yang kau lakukan pada burung-burung tersebut?”” tanya Nyonya Fan.

““Ini adalah resep spesial dokter Chen! Kita akan membuat mereka menjadi
obat dan kamu akan segera sembuh,”” suaminya dengan gembira menjawab.

““Tidak, jangan lakukan itu!” Nyonya Fan duduk di atas ranjangnya. “Kamu
tidak boleh mengambil seratus nyawa untuk menyelamatkan satu nyawa saya!
Saya lebih baik mati daripada membiarkan kamu membunuh semua burung
pipit itu untukku!””

Fan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

““Jika kamu benar-benar mencintai saya,”” istrinya melanjutkan, “”Lakukan


sesuai permintaan saya. Buka sangkarnya dan lepaskan semua burung pipit itu
pergi. Lalu jika saya mati, maka saya akan meninggal dengan tentram.””

Apa yang dapat Fan lakukan? Fan mengambil sangkar itu dan dia bawa ke
hutan kemudian dia membebaskan semua seratus burung pipit itu. Mereka
terbang ke dalam semak-semak dan pohon-pohon dan bernyanyi serta
berciap-ciap. Mereka terlihat dan bersuara seperti amat senang karena bebas.

Dalam beberapa hari, Nyonya Fan dapat bangun dari ranjang lagi, walaupun
dia tidak minum obat apa pun.
Teman-teman dan saudara-saudaranya berdatangan untuk menyelamatinya
karena kesembuhannya yang cepat dan relatif singkat dari penyakit yang
mengerikan itu. Semuanya sangat senang.

Tahun berikutnya, keluarga Fan mendapat bayi laki-laki. Dia amat sehat dan
lucu, tetapi yang lucu adalah di setiap lengannya terdapat sebuah tanda lahir
berbentuk seperti burung pipit.

(Disadur dari buku “Mencintai Kehidupan”)

Cerita Motivasi – Cincin Ajaib

Seorang bapak tua yang memiliki 3 orang putra, sedang bingung. Ia merasa
memiliki sebuah cincin yang dianggapnya bertuah karena sejak digunakan
selalu membawa keberuntungan & kesuksesan bagi dirinya. Cincin itu
rencananya ingin diwariskan kepada salah satu anaknya, tapi dia khawatir anak
yg lain akan mrasa iri. Sebagai solusi, ia pergi ke tukang cincin & membuat 2
cincin yang sama seperti cincin ajaib miliknya.

Keesokan harinya, ia memanggil ketiga putranya, lalu berkata, “Anak2ku,


cincin ini sama baiknya, siapa yg memakainya maka dia akan beruntung”.

Tak lama berselang, sang bapak tua itu meninggal dunia. Seiring berjalannya
waktu, ketiga putranya tahu bahwa hanya satu cincin yang asli.
Mereka lalu pergi ke seorang hakim yang bijaksana untuk mencari tahu mana
cincin yang asli & meminta jalan keluar dan pembuktian.

Setelah merenung & berpikir, hakim bijaksana itu berkata: “Aku tidak dapat
menolong kalian, tapi aku tahu sebuah cara utk memastikan cincin yg asli.”

Pakailah cincin kalian masing2..


Kalian yang hrs membuktikan bahwa cincin kalian asli, yaitu dengan bertindak
& bekerja dengan baik sehingga kalian menjadi orang yang beruntung”.

Ketiganya bertekad untuk membuktikan cincin mrk yg asli & bertuah.


Mereka berusaha membuktikan pada diri sendiri bahwa keberhasilan &
keberuntungan mrk adalah karena cincin ajaib asli pemberian bapak mereka.

Setelah beberapa tahun berlalu, sukses demi sukses mereka raih bersama.
Akhirnya merekapun sadar & mengerti bahwa bukan cincin yang membuat
mereka sukses, melainkan karena mereka sendiri.

Bukan sesuatu di luar diri Anda yg membuat Anda sukses atau beruntung.
Bukan cincin Anda, busana Anda, atau apapun yg Anda kenakan.

Tetapi yg menentukan keberhasilan adalah keuletan, Doa, bersyukur,dan


Usaha diri Anda sendiri.
Cerita Motivasi Terbaru – Cangkir Yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi berbelanja di sebuah toko souvenir untuk
mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada
sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu”, kata si nenek kepada suaminya.
“Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat”, ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud itu
berbicara, “Terimakasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku
dulunya tidaklah cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku
hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada
seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda
berputar.”

“Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop!


Stop! Teriakku, tetapi orang itu berkata, Belum!, lalu ia mulai menyodokku dan
meninjuku berulang-ulang”.

“Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa
menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih parah lagi ia memasukkan aku ke
dalam perapian.”

“Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Cukup! Teriakku lagi. Tapi
orang ini kembali menyahut, Belum!”

Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Tapi, ternyata belum. Setelah
dingin, ia menyerahkan aku ke seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, “Belum!”. Lalu ia memberika aku kepada seorang pria dan
ian memasukkan aku ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. “Tolong!
Tolong! Hentikan penyiksaan ini”, sambil menangis aku berteriak sekuat-
kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.
Setelah puas ‘menyiksaku’ kini dibiarkannya diriku menjadi dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita mengangkat dan


menempatkanku didekat kaca. Aku melihat diriku dan aku terkejut sekali.
Hampir-hampir aku tidak percaya, karena dihadapanku telah berdiri sebuah
cangkir yang begitu cantik. Semua penderitaan dan kesakitanku yang lalu
menjadi sirna tatkala aku melihat diriku sekarang ini.

Seperti itulah Tuhan membentuk kita. Ibarat sebuah cangkir yang cantik. Pada
saat Tuhan membentuk kita mengarungi hidup ini, tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara
Tuhan untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan
kemuliaan-Nya.

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh kedalam berbagai


cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan kekuatan.
Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda
menjadi sempurna dan utuh, tidak kurang suatu apapun.
Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan berkecil hati. Karena Dia
sedang membentuk anda. Proses pembentukannya memang menyakitkan dan
membuat penderitaan. Namun, percayalah, setelah semua proses itu selesai,
anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan menghasilkan anda.

Cerita Motivasi – Raja dan Laba-Laba

Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce. Dia sudah
enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang melawan sang
agresor dari England , namun selama enam kali pertempuran itu, pasukannya
selalu babak belur dihajar oleh musuh, hingga terpaksa mengalami kekalahan
dan melarikan diri ke hutan.

Akhirnya, dia sendiri juga bersembunyi di sebuah gubuk kosong di dalam


hutan belantara.

Suatu hari, hujan turun dengan derasnya, air hujan menerobos dari atap
rumah yang bocor mengenai muka Bruce, sehingga dia terbangun dari
tidurnya. Sesaat dia merenungi nasibnya yang malang karena tidak dapat
mengalahkan musuh, walaupun dia telah mengerahkan segala daya upaya.

Semakin dia memikirkan hal ini, hatinya semakin pedih dan hampir putus asa.

Pada saat itu, mata Bruce menatap ke atas balok kayu yang melintang diatas
kepalanya, disana ada seekor laba-laba sedang merajut sarangnya.

Dia dengan seksama memperhatikan gerak gerik laba-laba tersebut,


dihitungnya usaha si laba-laba yang telah enam kali berturut-turut berusaha
sekuat tenaga mencoba mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu
yang berada di seberangnya, namun akhirnya gagal juga.

“Sungguh kasihan makhluk kecil ini.”


kata Bruce, “Seharusnya kau menyerah saja!”

Namun, sungguh diluar dugaan Bruce, walaupun telah enam kali si laba-laba
gagal mengaitkan ujung benangnya, dia tidak lantas putus asa dan berhenti
berusaha, dia coba lagi untuk yang ke tujuh kalinya, dan kali ini dia berhasil.
Melihat ini semua, Bruce sungguh merasa kagum dan lupa pada nasib yang
menimpa dirinya.

Bruce akhirnya berdiri dan menghela napas panjang, lalu dengan lantang dia
berteriak: “Aku juga akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!”

Bruce akhirnya benar-benar mendapatkan semangatnya kembali, ia segera


mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya, lalu mengatur strategi
dan menggempur lagi pertahanan musuh, dengan susah payah dan
perjuangan yang tak kenal menyerah, akhirnya Bruce berhasil mengusir
pasukan musuh dan merebut kembali tanah airnya.
Cerita Motivasi – Anak Kecil Penjual Bunga

Di sebuah pusat perbelanjaan ada seorang anak perempuan kecil yang


menjual bunga mawar kepada orang-orang yang lewat. Anak itu biasa
berjualan di sana dari siang hari hingga petang.

Suatu siang saat melewati pusat perbelanjaan, anak kecil itu mendekatiku. ‘Om
mau beli bunga mawar, Om? Bisa buat istri atau pacarnya Om, murah kok lima
ribu aja.’ kata anak itu. Kutolak dengan halus tawaran itu karena aku terburu-
buru. Sempat kulihat di keranjang anak itu masih tersisa sekitar dua puluh
tangkai mawar.

Sore harinya aku lewat pusat perbelanjaan itu lagi dan melihat si anak kecil
masih menawarkan bunganya. Ia menawarkan bunga lagi padaku, tampaknya
lupa siang tadi telah menawarkan bunga. Kutengok keranjangnya masih
sekitar empat belas tangkai mawar.

Aku iba dengannya tapi karena aku masih memiliki urusan dan tidak
membutuhkan bunga, kutolak dengan halus lalu kuberi anak itu selembar
uang lima ribu. Anak itu mengambil uangku lalu memberikannya pada
seorang pengemis di dekat sana.

Kutanya anak itu, ‘Kenapa uangnya dikasih ke pengemis? Adik nolak rezeki?’

Anak itu menjawab, ‘Saya ke sini karena disuruh ibu jualan, yang ke sini buat
minta-minta pengemis itu. Om salah kasih rezeki.’

Cerita Motivasi – Bangun, Bergeraklah dan Menang

Suara letusan peluru dari sebuah pistol, tanda pertandingan dimulaipun


terdengar. Hari ini adalah hari pertandingan para kelinci memperebutkan
sebuah piala wortel terbesar dan terlezat di kota kelinci. Sebuah alat peledak
kecil menempel di pinggang setiap pemain. Itu adalah bom waktu, yang akan
meledak pada saat waktu yang diberikan kepada setiap pemain telah habis.
Hmm..benar-benar pertandingan yang penuh resiko.

Little rabitpun ikut dalam pertandingan itu. Dia kelihatan berlari begitu penuh
semangat. Sekali-sekali dia melirik ke arah penonton. Wah…banyak sekali
kelinci yang datang. Ada yang berteriak memberi dia semangat, ada yang
mengejeknya, dan berusaha menjatuhkan semangatnya.”Aku pasti menang”
katanya.

Tapi tiba-tiba : “Ups… apa ini ?” Oh..ternyata dia jatuh di dalam sebuah lubang
jebakan yang dalam. Dia sangat sedih.Tiba-tiba dia mendengar suara “Ayo
little rabit, bangunlah kamu harus terus berlari” “Suara apa itu ?” Oh ternyata
itu adalah suara sahabatnya.” Terima kasih sobat,aku akan terus berlari”
katanya pelan. Diapun bangun, dan berlari lagi.

Tapi tak beberapa lama kemudian…Ups..dia jatuh lagi ke sebuah lubang yang
lebih dalam lagi. Dia melirik ke bom waktunya. Oh.. masih ada waktu untukku.
Tapi…dilihatnya peserta-peserta lomba yang lain telah mendahuluinya.
“Apakah aku akan menang? Ataukah semuanya telah percuma untuk
diteruskan ?” “Ayo..little rabbit, jangan berhenti karena jebakan itu. Kau harus
menang !” Oh..suara itu lagi. Dia pun bangkit dan meneruskan perlombaan.

Tapi untuk yang ketiga kalinya, dia jatuh, dan kali ini, dia benar-benar putus
asa. Didengarnya orang-orang mulai mentertawakan dia. “Wah..benar-benar
kelinci yang bodoh !” kata mereka. Diapun menangis, menyalahkan diri
sendiri,”Tidak..aku tidak bisa lagi..aku telah kalah dan bom waktu di
pinggangku ini pasti akan meledakkan tubuhku dan..oh sahabatku, apakah dia
juga telah pergi meninggalkan aku, apakah dia juga ikut mengejekku seperti
yang lainnya karena kebodohanku ?”.

Tapi tiba-tiba, “Hai little rabbit, aku masih di sini !!. Ayo cepat bangun, aku
telah menunggu untuk memberimu selamat atas kemenanganmu. Kau harus
menang. Bangkit, terus maju, dan menanglah. Jangan biarkan dirimu tertipu
lagi oleh jalan-jalan berlubang ini. Ini jebakan yang harus kau lewati” “Ya…kau
benar.Inilah yang dinamakan perlombaan. Masalahnya bukan pada lubang-
lubang jelek itu, tapi masalahnya ada pada kita sendiri. Aku harus melaluinya.
Terima kasih sahabatku.” Nah..kali ini little rabbit melangkah dengan penuh
hati-hati. Dia berlari secepat mungkin sambil berhati-hati dengan lubang-
lubang jebakan itu. Dia berlari…terus berlari..melewati yang lainnya..dan.. yes..
diapun memenangkan pertandingan itu.

Sambil memegang piala wortel yang besar, dia berkata : “Hidup ini adalah
sebuah perlombaan, dengan banyak sekali jebakan di dalamnya. Dan pada
saat kau jatuh, tak perduli untuk yang ke berapa kalinya, Kamu harus bangkit,
berlari terus, dan menangkan perlombaanmu.”

Cerita Motivasi Inspirasi – Dua Ekor Singa

Suatu sore di tengah telaga, terlihat dua orang yang sedang memancing.
Tampaknya, ada ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka
disana. Dengan perahu kecil, keduanya sibuk mengatur joran dan umpan. Air
telaga bergoyang perlahan, membentuk riak-riak air. Gelombangnya
mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang
berjalan beriringan. Suasana begi
tu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.

“Ayah.”
“Hmm..ya..” Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung
kailnya yang terjulur. “Beberapa malam ini,” ucap sang anak, “Aku bermimpi
aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang tampak sedang berkelahi
dalam hatiku. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk
mencakar dan menggeram, seperti saling ingin menerkam. Mereka tampak
ingin saling menjatuhkan.”

Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, “Singa yang
pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya
pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar
menenangkan buatku.”

Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan.


“Tapi, Ayah, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak
beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu
yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan.”

“Aku bingung, apakah maksud dari mimpi ini. Apakah singa-singa itu adalah
gambaran dari sifat-sifat baik dan buruk yang aku punya? Lalu, singa yang
mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka
sama-sama kuat?”

Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai
angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda gagah di depannya. Sambil
tersenyum, ayah berkata, “Pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri
makan.”

Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu


hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta
kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu
kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga.
Begitulah. Setiap diri kita, punya dua ekor “singa” yang selalu bersaing.
Keduanya, memang selalu saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk
menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Pertarungan diantara mereka, tak
pernah tuntas, karena bisa jadi sering terjadi pergantian pemenang bagi
keduanya. Kalah-menang, dalam persaingan macam ini, layaknya mata koin
yang selalu berganti-ganti. Dan kita sering dibuat bingung, sebab kedua
kekuatan baik-buruk ini terlihat sama kuatnya.

Tapi, siapakah pemenangnya saat ini dalam diri Anda? Singa yang kokoh,
dengan bulu-bulu yang teratur, dan gerakan yang mantap serta pasti, ataukah
singa yang sibuk menerjang kesana kemari, dengan bulu-bulu yang koyak,
dan seringai yang menakutkan? Lalu, singa macam apa yang kini sedang
menguasai Anda, “singa” yang optimis, pantang menyerah, tekun, sabar,
damai, rendah hati, dan toleran, ataukah “singa” yang pesimis, tertekan,
mudah menyerah, sombong dan penuh dengki?

Saya percaya, kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua


singa-singa itu. Jika kita sering memberi “makan” pada singa yang damai tadi,
maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk
memupuk optimis dan pantang menyerah, maka “singa” keberhasilan lah yang
akan kita peroleh. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah,
menebar prasangka dan dengki, bersikap tak sabar dan mudah menyerah,
maka, akan jelaslah “singa” macam apa yang jadi pemenangnya.

Biarkan “singa-singa” penuh semangat hadir dalam jiwa Anda. Rawatlah singa-
singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu
kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung
optimisnya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya. Biarkan singa
ini yang jadi pemenang.
Namun, jangan biarkan “singa-singa” pemarah menguasai pikiran Anda.
Jangan pernah berikan kesempatan bagi kedengkian itu untuk membesar, dan
menjadi penghalang keberhasilan. Jangan biarkan rasa pesimis, jiwa yang
gundah, tak sabar dan rendah diri menjadi pemimpin bagi Anda.

Saya percaya, imbalan yang kita peroleh, adalah gambaran dari apa yang kita
berikan hari ini. Lalu, singa mana yang akan Anda beri makan hari ini?

Cerita Motivasi Pendek – Batu Besar

Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang senang pergi keluar istana dan
mengamati rakyatnya. Suatu hari, ia memutuskan untuk menaruh sebuah batu
besar di persimpangan jalan lalu bersembunyi di semak.

Setelah beberapa jam, muncul dua orang pedagang yang menaiki kereta kuda.
Melihat batu besar yang menghalangi jalan, mereka menggerutu dan memilih
jalan memutar. ‘Hah! Bagaimana sih raja ini? Ada batu besar seperti ini tidak
segera dibereskan,’ ucap salah satu pedagang kesal.
Beberapa jam setelah pedagang itu lewat, muncul seorang petani yang
memikul sayur-sayuran. Melihat batu besar menghalangi jalannya, ia pun
menaruh sayurannya di tepi jalan dan mulai mendorong batu itu.

Sedikit demi sedikit batu besar itu bisa digeser dan jalan kembali normal.
Petani itu kemudian kembali ke tempat ia meletakkan sayurannya. Ia
menemukan sekantung koin emas beserta sebuah catatan dari raja, ‘Kuberikan
emas ini sebagai hadiah telah memindahkan batu besar itu.’

Cerita Motivasi Super – Buah Pisang Yang Hilang

Buah pisang di kebun kecil kami raib diserobot pencuri. Kepada kami cuma
ditinggalkan bekas-bekasnya, ceceran kotoran bekas cacahan di mana-mana.
Semakin kami pandangi aneka kotoran ini semakin kami merasa terintimidasi.
Mencuri ya mencuri, tetapi ya jangan sambil meledek seperti ini. Kotoran itu,
seperti sengaja diacak-acak sedemikian rupa agar efek kehilangan ini lebih
terasa. Maka setiap memandangi serpihan itu, yang terbayang adalah serpihan
hati kami sendiri.

Tetapi yang disebut kami itu sebetulnya cukup diwakili oleh Bapak saya.
Kebun sepetak itu adalah ladang kegembiraan di masa tuanya. Beliau pula
yang merawat, mencintai dan memperlakukan kebun itu sebagai teman di hari
tuanya, tak terkecuali pisang yang hilang itu. Setiap detail pertumbuhan
pisang ini, tidak lepas dari pengamatannya. Ketika ia sudah mulai berbunga
dan menongolkan jantungnya, Bapak berkabar dengan gembira. ”Pisang di
kebun kita mulai ada hasilnya,” katanya waktu itu.

Pisang ini melulu yang ia bicarakan setiap saya berkunjung kepadanya. ”Sudah
mulai muncul buahnya,” kata Bapak. ”Kau perlu menengoknya,” tambahnya.
Saya biasanya selalu mengiyakan dan pura-pura gembira terhadap tema ini
walau pikiran saya sebetulnya mengembara ke mana-mana. Ke sejumlah
pekerjaan yang belum usai, ke rencana-rencana yang masih terbengkalai, ke
target-target hidup yang memenuhi benak. Maka persoalan pisang itu pasti
menjadi tema yang menyebalkan jika yang berbicara bukan bapak saya.

Di hari-hari berikutnya, pisang ini lagi yang menjadi tema wajib dialog kami.
”Ia telah membesar. Beberapa minggu lagi telah bisa dipotong. Tengoklah
kalau ada waktu,” katanya. Lama-lama saya penasaran juga. Toh jarak kebun
itu hanya sekelebatan dari rumah, maka tak ada salahnya menengok buah
yang menjadi isu terpanas dalam keluarga besar kami. Woo boleh juga.
Ranum, mulus, dan penuh. Buah ini tumbuh sempurna dan dari pisang jenis
kesukaan saya pula. Kini ganti sayalah yang bersemagat bicara tentang pisang
ini. ”Ini panen pertama sejak kebun ini jadi milik kita,” kata saya kepada istri.
”Nanti ajak anak-anak menengoknya,” kata istri. ”Tengok sekarang juga!”
teriak anak-anak. Pisang ini, telah menjadi kegemparan di rumah kami. Sampai
kemudian hari penentuan itu tiba….

Kami telah menghitung hari. Bapak adalah pihak yang pasti amat cermat soal
ini. Mulai dari membangun rumah, menentukan hari pernikahan saya, sampai
hari kapan memanen buah pisang, tak pernah lepas dari hitung-hitungan ”hari
baik” Bapak. Tetapi mungkin karena saking telitinya menghitung, Bapak malah
kalah cepat dengan pencuri yang ternyata juga memiliki hari baiknya sendiri.
Pisang kebanggaan kami lenyap, dan yang tinggal hanya cacahan kotoran di
sana-sini. Saya melihat Bapak yang terpukul dan amat kecewa.
Saya mengerti betul kekecewaan jenis ini. Karena ada saja pagar-pagar yang
lebih baik dibiarkan kosong, padahal ia bisa dirembeti oleh tanaman anggur,
tetapi batal dilakukan cuma karena jika ia berbuah, kita khawatir kalah cepat
dengan pencuri. Ada seorang yang memilih menebang pohon buahnya,
karena tak tahan melihat betapa pohon ini tak pernah tenteram dari
gangguan. Ketimbang diganggu, lebih baik sama sekali tidak menanam. Dari
pada sakit hati, lebih baik semuanya tidak makan. Begitulah kejamnya
kekecewaan ini, sehingga seseorang merasa lebih tidak menanam sama sekali,
dan puncaknya; lebih baik sama-sama tidak makan!

Saya dan Bapak saya pasti juga tidak terlepas dari kekecewaan semacam ini.
Cuma kami berdua sepakat untuk saling menyemangati, ayo tanam lagi,
meskipun akhirnya cuma untuk dicuri lagi. Karena jika jika seseorang enggan
membangun cuma karena takut rusak, enggan mandi cuma karena takut kotor
lagi, ogah makan cuma karena pasti lapar lagi, bumi bisa berhenti berputar
dan kehidupan akan macet.

Maka pisang yang hilang ini membuat kami malah menjadi semangat sekali.
Belum pernah terjadi dalam hidup kami, pencuri malah menyemangati kami
seperti ini!
Cerita Motivasi bijak – Selimut Untuk Keselamatan

Ketika saya baru saja lulus dari sebuah seminari, istri saya, Kathy, dan saya
pindah bersama dengan putra kami yang berusia 2 tahun, Nate, ke sebuah
desa kecil di Alaska. Pesawat kecil berpenumpang 3 dan 4 yang kami
tumpangi untuk penerbangan lanjutan kami sangat menakutkan putra kecil
kami sehingga ia mengambil selimut kesayangannya dan menutupi kepalanya
sampai kami mendarat di jalur landasan kecil yang terbuat dari tanah.

Kemudian, selama bulan-bulan penyesuaian yang panjang, ketika kami belajar


bagaimana cara hidup di tempat yang baru di antara orang-orang baru yang
mempunyai kebudayaan yang berbeda, putra saya membawa selimut
pengamannya kemanapun ia pergi, dan akhirnya selimut itu cepat menjadi
lunak dan kumal. Ia tidak dapat tidur sebelum ia mendapatkan selimutnya dan
menyelinap ke dalam kehanggatannya.

Tahun ke 2 kami berada di desa tersebut, saya mendapat kesempatan sebagai


pembicara tamu di sebuah konferensi misi di Seattle. Ketika saya sedang
berkemas untuk perjalanan tersebut, putra saya mengikuti saya di sekeliling
ruangan, bertanya ke mana saya akan pergi, dan berapa lama saya bepergian,
dan mengapa saya harus berbicara kepada orang-orang tersebut, dan apakah
ada yang akan menyertai saya?

Karena sedang mempersiapkan pidato saya di dalam pikiran saya, saya agak
terganggu dan khawatir apakah dapat mengejar pesawat kecil yang ke luar
dari desa itu tepat pada waktunya.

Putra saya tampaknya paling khawatir mengenai keharusan saya untuk


terbang dalam cuaca buruk di dalam salah satu pesawat kecil yang sangat
ditakutinya.

Saya meyakinkan dia bahwa saya akan baik-baik saja, dan saya memintanya
untuk menjaga ibunya sampai saya pulang.
Dengan sebuah pelukan di pintu, saya pergi ke jalur pendaratan desa tersebut
dan ke tempat konferensi.

Ketika saya tiba di hotel di Seattle, saya tidak sempat mengeluarkan isi kopor
sampai malam harinya, dan saya sangat ketakutan saat saya membuka kopor
saya dan menemukan selimut pengaman anak saya di dalamnya.

Saya membayangkan istri saya berusaha dengan susah payah untuk


menemukan selimut tersebut saat ia menyiapkan putra kami untuk tidur. Saya
segera berlari ke pesawat telepon untuk menghubungi Kathy dan
memberitahukan bahwa selimut tersebut ada di dalam kopor saya, sehingga ia
dapat meyakinkan putra kami yang panik.

Kathy menerima telepon itu dan hampir tidak mempunyai kesempatan untuk
menjawab ketika saya mulai menjelaskan bahwa selimut tersebut ada di dalam
kopor saya dan saya tidak tahu bagaimana selimut itu bisa secara tidak
sengaja ikut terkemas. Saya sedang di tengah-tengah usaha untuk
meminta maaf ketika Kathy menenangkan saya dengan berita bahwa ia sudah
mengetahui di mana selimut itu berada.

Ia memberitahukan saya bahwa ia telah mengendong Nate dan membawanya


ke dekat jendela agar ia dapat mengawasi saya pergi dari rumah. Ia
mengusulkan agar mereka berdoa untuk “Ayah supaya mendapatkan
perjalanan yang aman.”

Sebab kami tahu bahwa putra kami paling takut dengan penerbangan
menggunakan pesawat kecil ke lapangan terbang utama, istri saya berdoa,
“Tuhan yang terkasih, tolonglah agar Ayah merasa aman di dalam pesawat
kecil itu.” Ketika doa tersebut selesai, putra kami Nate berbicara dan
menenangkan ibunya.

“Jangan khawatir, Bu, saya memberikan selimut saya kepada Ayah untuk
menjaganya agar tetap selamat.”
Cerita Motivasi – Belajar Dari Sebuah Kepompong

Hidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan
menjadi manusia sukses maka anda pun harus melalui sebuah proses yang
terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja
yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu
sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam
menghadapi kerasnya kehidupan ini. Pada artikel ini saya akan mencoba
menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh sangat inspiratif
untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik dan
sudah lama saya beli, tetapi baru sempat saya baca beberapa waktu yang lalu,
buku tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong” karya parlindungan
marpaung.

Berikut adalah kutipannya :

Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di


sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada
lubang kecil disana.

Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor
kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui
lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia
kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar
melalui lubang kecil di ujung kempompongnya.

Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk
membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil
gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar
kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.

Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan


tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak
masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama
sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa
membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di
taman.

Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung


tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan
merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih
berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya
tidak mampu terbang seumur hidupnya.

Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan


usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil
yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke
dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh
kebebasan.
Cerita Inspiratif – Berkelahi di Lubang

Suatu siang, seekor musang sedang duduk santai menikmati angin sepoi-
sepoi. Tak lama kemudian, datanglah seekor rubah yang hendak
memangsanya.

Musang itu pun lalu berkata, ‘Jika kamu memang kuat, kutantang kau
berkelahi di dalam lubang.’

Rubah yang merasa percaya diri tak akan kalah melawan musang pun
menyetujui usulan itu. Ia berpikir, ‘Mau di lubang atau di luar sama saja, aku
jauh lebih kuat darinya.’

Lima menit kemudian, musang itu keluar sambil membawa paha rubah.

Musang kembali ke tempatnya berjemur tadi. Tak lama kemudian muncul


seekor serigala yang hendak memangsanya.

Si musang pun berkata, ‘Jika kamu memang kuat, kutantang kau berkelahi di
dalam lubang.’

Serigala terkekeh, ia geli dengan tingkah musang yang sok kuat dan
menyetujui usulannya. ‘Mau di lubang mau di hutan, aku tetap lebih kuat dari
musang kecil ini,’ gumam serigala.

Dua puluh menit kemudian musang itu keluar dengan menggondol paha
serigala.

Sore pun tiba dan hari semakin gelap. Musang kemudian berteriak ke dalam
lubangnya, ‘Sudah hampir gelap, kita lanjutkan besok lagi.’

Sesaat kemudian muncul sesosok harimau dari dalam lubang. Harimau itu
berkata, ‘Bagus juga idemu.’
Cerita Motivasi Hidup – Kentang, Telur, dan Biji Kopi

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada
ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia
akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu.Tampaknya
hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan, kemudian masalah
yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.

Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci
dengan air dan menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut
mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci,
beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga.

Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor


agar mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya.
Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah
ayahnya lakukan.

Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil


kentang dari panci dan menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat
telur dan meletakkannya di mangkuk.

Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia


beralih menatap putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.


“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya
melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya
bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah memintanya untuk
mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk
mencicipi kopi. Aroma kopi yang kaya membuatnya tersenyum.

“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.

Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-
masing telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.

Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih,
ketang tersebut menjadi lunak dan lemah.

Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang
cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam
telur menjadi keras.

Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air
mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.

“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.
“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya?
Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”

Pesan Moral dari cerita ini adalah Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi
di sekitar kita. Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal
yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.

KATA MUTIARA

" Setiap orang berpikir untuk mengubah dunia, tapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah
dirinya sendiri." - Leo Tolstoy

" Pejuang yang sukses adalah orang biasa, dengan fokus seperti laser." - Bruce Lee

" Hal terpenting dalam hidup adalah belajar bagaimana memberikan cinta, dan membiarkannya
masuk." - Morrie Schwartz

" Jika kamu hidup, kamu adalah orang yang kreatif." - Elizabeth Gilbert

" Tujuan hidup kita adalah menjadi bahagia." - Dalai Lama

" Kamu hanya hidup sekali, tapi jika kamu melakukannya dengan benar sekali sudah cukup." -
Mae West

" Kebahagiaan hidupmu bergantung pada kualitas pikiranmu." - Marcus Aurelius


" Jangan berdoa untuk kehidupan yang mudah, doakanlah kekuatan untuk menanggung
kehidupan yang sulit." - Bruce Lee

" Hidup adalah petualangan, beranikan dirimu." - Bunda Teresa

" Pelajaran paling berharga dalam hidup tidak dapat diajarkan, itu harus dialami." - Liam Payne

" Jadikan setiap hari mahakarya Anda. Hidup sekarang. Hidup bukan nanti." - John Wooden

" Hidup itu sangat sederhana, tapi kita berkeras untuk membuatnya menjadi rumit." - Confucius

" Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup. Pendidikan adalah hidup itu sendiri. " - John
Dewey

" Hidup adalah tarian antara mewujudkan dan membiarkannya terjadi." - Arianna Huffington

" Hidup adalah serangkaian langkah kecil." - Hoda Kotb

" Rahasia hidup adalah menikmati berlalunya waktu." - James Taylor

" Kesuksesan dan kegagalan adalah sama-sama bagian dalam hidup. Keduanya hanya
sementara." - Shah Rukh Khan

" Jangan pernah menyesali apa pun yang membuatmu tersenyum." - Mark Twain

" Sesorang yang berani menyia-nyiakan satu jam waktu, belum menemukan nilai kehidupan." -
Charles Darwin

" Jadilah dirimu sendiri dan katakan apa yang kau rasakan, karena mereka yang peduli tidak
penting, dan mereka yang peduli tidak keberatan." - Dr. Seuss
" Hitunglah umurmu dengan teman, bukan tahun. Hitunglah hidupmu dengan senyum, bukan air
mata." - John Lennon

" Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan."
- Bertrand Russell

" Hidup adalah sebuah film. Tuliskan akhir cerita yang kamu inginkan. Tetap percaya." - Jim
Hensen

" Betapapun sulitnya hidup, selalu ada sesuatu yang dapat kamu lakukan dan berhasil." - Stephen
Hawking

" Hidup bukan tentang menemukan dirimu sendiri. Hidup adalah bagaimana membangun
dirimu." - George Bernard Shaw

" Cintai hidup yang kau jalani. Jalani hidup yang kau cintai. " - Bob Marley

" Kekayaan terbesar adalah hidup puas dengan sedikit." - Plato

" Hal terbaik dalam hidup bukanlah benda." - Art Buchwald

Anda mungkin juga menyukai