Standar Prosedur
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme
2 8
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/ 1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
2017
Standar Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (SP APU dan PPT) Bank Mandiri ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.Dilarang memperbanyak baik sebagian maupun
seluruhnya dalam bentuk dan cara apapun (cetakan, copy elektronik dsb), disimpan dalam media apapun tanpa
persetujuan tertulis dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
KATA PENGANTAR
SP APU PPT ini mengatur mengenai prosedur yang harus dilaksanakan oleh jajaran Bank
terutama pegawai yang terkait dengan pelaksanaan fungsi APU PPT, baik di unit bisnis,
cabang serta unit kerja operasional lainnya.
SP APU PPT ini merupakan revisi dari SP APU PPT edisi 2 revisi 1 tahun 2015 dimana
perubahan yang cukup signifikan dalam SP APU PPT ini adalah adanya ketentuan
mengenai Pertukaran Informasi dan Penilaian RBA Model.
Demikian, agar SP APU PPT ini menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja dalam
menerapkan program APU PPT.
28
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Kantor Pusat 8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
Ogi Prastomiyono
0 /
Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Direktur
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG I-A-1
B. MAKSUD DAN TUJUAN I-B-1
C. RUANG LINGKUP I-C-1
D. DASAR HUKUM I-D-1
28
8:
1. Direksi II-A-1
2. Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
5 II-A-1
3. Satuan Kerja Kepatuhan di Kantor Pusat
1 0: II-A-2
17
4. Unit Kerja Khusus APU dan PPT II-A-2
5. Pelaksanaan APU dan PPT di Unit Kerja Terkait 0 II-A-4
B. KEWENANGAN
0 /2 II-B-1
0 /1
BAB. III PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
- 1
A. KETENTUAN UMUM 0 5 III-A-1
8 2
1. Risiko Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme III-A-1
3
2. Area Berisiko Tinggi
0 III-A-2
6
8 Keuangan Mencurigakan
7
3. Deteksi Transaksi
0 Nasabah Berdasarkan Risk Based Approach
4. Pengelompokan
III-A-4
III-A-5
B. PROSEDUR PENERIMAAN, IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI III-B-1
1. Customer Due Diligence (CDD) III-B-1
2. Walk In Customer III-B-13
3. Beneficial Owner III-B-13
4. Penerimaan Nasabah yang Dilakukan oleh Pihak Ketiga III-B-15
5. Bank sebagai Agen Penjual Produk Lembaga Keuangan Non Bank III-B-17
6. Bank Kustodian III-B-17
7. Cross Border Correspondent Banking III-B-21
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ii
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
Halaman
C. NASABAH PENGGUNA PRODUK DAN JASA BERISIKO TINGGI III-C-1
1. Prosedur Transfer Dana III-C-1
2. Private Banking (Nasabah Prioritas) III-C-3
3. Alternative Remittance III-C-3
4. EDD terhadap Jasa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust) III-C-3
5. Produk Kartu Kredit III-C-4
6. Penggunaan Produk dan Jasa BerisikoTinggi lainnya III-C-5
D. PENUTUPAN HUBUNGAN USAHA DAN PENOLAKAN TRANSAKSI III-D-1
E. KNOW YOUR EMPLOYEE III-E-1
F. PELATIHAN III-F-1
G. PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT KANTOR LUAR
NEGERI DAN PERUSAHAAN ANAK BANK MANDIRI III-G-1
1. Kantor Luar Negeri 8 III-G-1
2. Perusahaan Anak
8 :2 III-G-2
3. Pertukaran Informasi
5 III-G-3
4. Review Terhadap Ketentuan APU dan PPT di Tempat Kedudukan
Kantor Luar Negeri
1 0: III-G-3
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme iii
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
LAMPIRAN 1
A. Daftar High Risk Customer
B. Politically Exposed Persons (PEPs)
C. Produk dan Jasa BerisikoTinggi
D. Usaha BerisikoTinggi
E. Kriteria Negara yang Menjadi Sarana TPPU-TPPT
LAMPIRAN 2
A. Contoh Daftar High Risk Customer
LAMPIRAN 3
Contoh Transaksi, Aktivitas dan Perilaku Tidak Wajar (Red Flag)
LAMPIRAN 4
Daftar Istilah yang Lazim Digunakan Dalam APU dan PPT
LAMPIRAN 5
Dasar Hukum
28
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
A. LATAR BELAKANG
Selain hal tersebut seiring dengan perkembangan ketentuan APU dan PPT serta
kompleksitas transaksi jasa keuangan, maka Bank Mandiri sebagai Entitas Utama
memiliki kewajiban untuk menerapkan manajemen risiko pada konglemerasi keuangan,
28
termasuk di bidang APU dan PPT.
8 :
: 5
Untuk kebutuhan tersebut, maka diperlukan penerapan manajemen risiko secara
terintegrasi (integrated risk management) dalam bidang APU dan PPT, diantaranya 1 0
dengan menjadikan SP APU dan PPT Bank Mandiri sebagai rujukan penerapan APU dan
1 7
0
PPT di Perusahaan Anak dalam Mandiri Group sesuai dengan industry masing-masing
2
Perusahaan Anak.
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme I-A-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - I
PENDAHULUAN
28
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme I-B-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - I
PENDAHULUAN
C. RUANG LINGKUP
Standar prosedur ini mengatur hal-hal yang harus dipedomani dan sebagai referensi
utama bagi seluruh pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Perusahaan Anak dalam
menerapkan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
dalam kegiatan perbankan sehari-hari secara bankwide, yang meliputi unit kerja Kantor
Pusat, Kantor Cabang, Perusahaan Anak dan Kantor Luar Negeri.
28
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme I-C-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - I
PENDAHULUAN
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tanggal 25 Maret 1992 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
Perbankan.
2. Undang-Undang (UU) No. 8 tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
3. Undang-Undang (UU) No. 9 Tahun 2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
4. Undang-Undang (UU) No. 24 Tahun 2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang
Administrasi Kependudukan.
5. Undang-Undang (UU) No. 9 Tahun 2017 tanggal 23 Agustus 2017 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2017
tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan Menjadi Undang-
Undang.
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 12/POJK.01/2017 tanggal 16 Maret 2017
tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
28
Terorisme di SektorJasa Keuangan.
8 :
7. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.03/2017 tanggal 22 Juni 2017
: 5
tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme di Sektor Perbankan. 1 0
8. 1 7
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 38/SEOJK.01/2017 tanggal 18 Juli 2017
2 0
tentang Pedoman Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Nasabah Di Sektor
0 /
Jasa Keuangan Yang Identitasnya Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan
Organisasi Teroris.
/ 1
9.
1 0
Keputusan PPC tanggal 12 September 2017 mengenai pemberlakuan Revisi Standar
-
Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
5
0 dan PPT ini secara lengkap tercantum dalam
Lampiran 5. 8 2
Pencantuman dasar hukum terkait SP APU
3 0
8 6
0 7
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme I-D-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - II
ORGANISASI DAN KEWENANGAN
A. ORGANISASI
Dalam rangka meningkatkan efektifitas penerapan Program APU dan PPT di Bank, perlu
didukung pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris. Peran Direksi dan Dewan
Komisaris dalam melakukan pengawasan akan mempengaruhi tingkat pencapaian tujuan
organisasi dalam penerapan Program APU dan PPT. Selain itu, peranan Direksi dan
Dewan Komisaris juga dapat memotivasi pegawai dan unit kerja dalam mendorong
terbentuknya budaya kepatuhan di seluruh jajaran organisasi.
Kewenangan Direksi dan Dewan Komisaris terkait dengan pengawasan aktif dalam
penerapan program APU dan PPT diatur dalam Kebijakan APU dan PPT, termasuk dalam
hal ini pengelolaan risiko APU dan PPT di Perusahaan Anak.
Adapun peran dan tanggung jawab Direksi, Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Unit Kerja Khusus (UKK) APU dan PPT
serta Unit Kerja terkait penerapan program APU dan PPT termasuk penerapannya di
Perusahaan Anak adalah sebagai berikut :
1. Direksi
2 8
a. Memastikan bahwa Bank memiliki kebijakan dan prosedur penerapan 8
:
program APU
dan PPT secara tertulis dan komprehensif; : 5
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan RBA dan eksposur 1 0 risiko yang
diambil oleh Bank secara keseluruhan;
1 7
senior; / 20 persetujuan pejabat
c. Menetapkan dan mengevaluasi transaksi yang memerlukan
0
1penetapan
d. Memastikan ketepatan kebijakan, prosedur dan
yang berisiko tinggi, Politically Exposed 0
/ tingkat risiko dari area
Utama; dan 3 0
usaha Perusahaan Anak dan memperhatikan penerapan APU dan PPT di Entitas
2 0
0 /
c. Meyakini seluruh Unit Bisnis dan Unit Kerja Operasional telah mengerti, memahami
dan mematuhi (comply) terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
terkait penerapan program APU dan PPT. / 1
1
d. Membantu Direktur yang Membawahkan Fungsi
0 Risk Management dan Kepatuhan
-
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terkait APU dan PPT.
0 5
4. Unit Kerja Khusus APU dan PPT8
2
3 0PPT adalah Unit Kerja Khusus (UKK) yang secara
8
struktural berada di bawah
6SKK – KP yang dibentuk dalam rangka melaksanakan
Unit Kerja Kepatuhan APU dan
e. Melakukan review dan monitoring pemenuhan tugas dan tanggung jawab Unit Kerja
Pembina Sistem CIF dalam melakukan pengkinian data profil Nasabah;
f. Melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan program APU
dan PPT dengan unit kerja terkait;
g. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur telah sejalan dengan ketentuan APU
dan PPT yang terkini, risiko produk Bank, kegiatan dan kompleksitas usaha Bank,
serta volume transaksi Bank;
h. Melakukan analisa kesesuaian transaksi keuangan dengan profil Nasabah,
khususnya Nasabah HRC dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku dan
sumber informasi yang memadai;
i. Menyusun Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan melaporkan
transaksi keuangan Nasabah antara lain dalam bentuk lainnya yaitu Laporan
Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan Transaksi Keuangan dari dan ke Luar
Negeri (LTKL) dan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu (SIPJT) sesuai
ketentuan yang berlaku;
j. Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan (red flag) dari
unit kerja terkait yang berhubungan dengan Nasabah dan melakukan analisis atas
laporan tersebut, sesuai ketentuan yang berlaku;
28
k. Memantau bahwa :
8 :
1) Terdapat prosedur dan ketentuan mengenai pelaporan dari setiap satuan kerja : 5
terkait kepada UKK APU dan PPT atau kepada pejabat yang bertanggung
1 0
jawab terhadap penerapan program APU dan PPT dengan memperhatikan
ketentuan kerahasiaan informasi. 1 7
2 0
2)
/
Unit kerja terkait telah melakukan fungsi dan tugas dalam rangka
0
mempersiapkan laporan mengenai dugaan Transaksi Keuangan Mencurigakan
/1
sebelum menyampaikannya kepada UKK APU dan PPT atau pejabat yang
1 0
bertanggung jawab terhadap penerapan program APU dan PPT.
-
l. Memantau, menganalisis, dan merekomendasi kebutuhan pelatihan program APU
dimaksud; 2 05
dan PPT bagi pegawai Bank; termasuk menjadi nara sumber dalam kegiatan
8
APU dan PPT kepada 6 30dengan regulator
m. Melakukan koordinasi dan monitoring
atau
pemenuhan tindak lanjut pelaporan terkait
dan/atau otoritas yang berwenang
8
antara lain PPATK, KPK, BNN, dan Mabes POLRI;
07 monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan
n. Melakukan koordinasi,
program APU dan PPT dengan unit kerja terkait;
o. Melakukan review atas semua Produk dan Aktivitas Baru yang akan dikeluarkan
oleh Bank.
p. Memberikan advis atau tanggapan terkait permasalahan dalam penerapan APU dan
PPT yang terjadi di Bank Mandiri;
q. Melakukan koordinasi dan supervisi terhadap unit kerja khusus APU dan PPT di
Cabang termasuk mengajukan usulan pengembangan dan capacity plan UKK APU
dan PPT di Cabang kepada Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan;
r. Mendokumentasikan dan memelihara dokumen terkait APU dan PPT.
-
05
2) Memastikan bahwa persetujuan penerimaan dan/atau penolakan permohonan
8 2
pembukaan rekening atau transaksi oleh calon Nasabah/WIC yang tergolong
berisiko tinggi diberikan oleh Pimpinan Cabang.
3) 3 0
Memantau proses verifikasi dokumen pendukung pada saat pembukaan
8 6
rekening dan/atau transaksi keuangan terkait dengan pencucian uang dan/atau
7
pendanaan terorisme.
0
4) Mengkoordinasikan dan memantau proses pengkinian data Nasabah dan
memastikan bahwa pengkinian data tersebut sejalan dengan Rencana Kegiatan
Pengkinian Data Nasabah.
5) Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan dari
Cabang/Unit Kerja terkait, mengidentifikasikan, dan melakukan analisis atas
laporan tersebut, untuk selanjutnya dilaporkan sebagai LTKM kepada SKK di
Kantor Pusat apabila memenuhi kriteria transaksi keuangan mencurigakan
sesuai hasil analisa.
6) Meminta data/dokumen pendukung informasi baik lisan maupun tertulis yang
diperlukan kepada Cabang/Unit Kerja terkait dalam rangka analisa transaksi
keuangan yang terindikasi mencurigakan.
7) Memberikan masukan yang terkait dengan penerapan APU dan PPT kepada
pegawai di Kantor Cabang dan/atau UKK APU dan PPT di SKK di Kantor
Pusat.
8) Melakukan koordinasi dengan UKK APU dan PPT di SKK di Kantor Pusat
terkait penerapan program APU dan PPT.
9) Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan APU
dan PPT para pegawai di Kantor Cabang kepada Pimpinan Cabang setempat
dan berkoordinasi dengan SKK di Kantor Pusat dan Satuan Kerja yang
membawahkan fungsi pelatihan dan pengembangan pegawai.
10) Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan dari
Cabang/Unit Kerja terkait, mengidentifikasikan, dan melakukan analisis atas
laporan tersebut.
11) Pelaporan penerapan program APU dan PPT di wilayah.
a) Mekanisme pelaporan periodik dari AMLO kepada Compliance Group
diperlukan untuk mengukur performance dan efektifitas AMLO dalam
menerapkan APU PPT di wilayahnya.
b) Laporan dilakukan secara berkala setiap bulan yang selanjutnya akan
dilaporkan Satuan Kerja Kepatuhan di Kantor Pusat kepada Direktur yang
28
Membawahkan Fungsi Kepatuhan dan selanjutnya setiap semester akan
8 :
dilaporkan dalam Laporan Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
: 5
kepada regulator.
1 0
disupervisinya dan mewakili Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) dalam1 7
12) Melakukan koordinasi pengendalian gratifikasi di unit kerja Region/area yang
1
oleh sistem monitoring dan pelaporan yang memadai.17
2) Memastikan bahwa penerapan program APU dan PPT di KLN telah didukung
B. KEWENANGAN
1. Kewenangan memutus
Yaitu kewenangan Direksi/Pejabat/Pegawai level tertentu untuk memberikan
keputusan atas suatu aktifitas yang terkait dengan penerapan program APU dan
PPT.
Kewenangan memutus diatur sebagai berikut :
05
6. Memutus pembukaan rekening untuk calon Nasabah yang Kepala
8 2
termasuk dalam kategori area berisiko tinggi. Cabang/Kepala Unit
Kerja /Pejabat yang
3 0 ditunjuk
7.
8 6
Memutus pembukaan rekening Efek yang dianggap
dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi.
Kepala Unit Layanan
Kustodian Bank
8. 07
Memberikan keputusan pembukaan atau penutupan
hubungan usaha dengan calon Bank Penerima dan/atau
Kepala Unit
International Banking
Bank Penerus dalam rangka Cross Border Correspondent & Financial Institution
Banking
9. Menghentikan atau membatalkan transaksi atau hubungan Unit International
koresponden terhadap Bank Koresponden yang memiliki Banking & Financial
Payable Through Account (PTA). Institution
Catatan :
Dalam hal Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan berhalangan karena cuti,
dinas ataupun berhalangan sakit, maka kewenangan dialihkan kepada pejabat sesuai
SK Penetapan Daftar Direktur Pengganti. Pengaturan terkait pengalihan kewenangan
juga berlaku bagi Pejabat Pemegang Kewenangan, sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pejabat Pengganti/Alternate.
Pembatasan Kewenangan Memutus LTKM lebih lanjut diatur pada PTO LTKM dan
rincian mengenai PEP disebutkan pada Lampiran 1 A. dan 1 B.
1
antara lain :0
Statistik LTKM berdasarkan
1 7metodologi
1 0 Kebutuhan training
- Concern lain yang
05
diperlukan untuk perbaikan
lainnya.
4. Laporan berkala tentang
8 2 Kepala KLN Kepada SKK di Kantor Pusat.
8 6
7
3. Kewenangan Akses (Access Level)
0
Yaitu Kewenangan pejabat/pegawai
level tertentu pemegang User-Id untuk
mengakses atau mengoperasikan sistem terkait penerapan program APU dan
PPT.
A. KETENTUAN UMUM
1. Risiko Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
Pencucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan,
membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar
negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud
untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga
seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
Berdasarkan sifat produk dan jasa yang disediakan, Bank sangat rentan
terhadap kemungkinan digunakan sebagai media pencucian uang dan atau
pendanaan terorisme. Pada industri perbankan tersedia banyak pilihan transaksi
bagi pelaku pencucian uang atau kegiatan terorisme yang memberikan
kesempatan bagi mereka untuk menyamarkan uang hasil kejahatan menjadi
seperti uang halal termasuk transaksi pengiriman uang yang memungkinkan
uang berpindah tempat dalam waktu yang sangat singkat.
Untuk menghindari risiko digunakannya Bank sebagai sarana pencucian uang
dan pendanaan terorisme, seluruh jajaran Bank wajib memahami modus yang
dilakukan.
28
Beberapa modus pencucian uang yang pada umumnya dilakukan oleh para
8 :
pelaku adalah melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
: 5
a. Smurfing, yaitu upaya untuk menghindari pelaporan dengan memecah
transaksi yang dilakukan oleh banyak pelaku 1 0
b. 1 7
Structuring, yaitu upaya untuk menghindari pelaporan dengan memecah
transaksi sehingga jumlah transaksi menjadi lebih kecil
2 0
c. 0 /
U Turn, yaitu upaya untuk mengaburkan asal usul hasil kejahatan dengan
/1
memutarbalikkan transaksi yang kemudian dikembalikan ke rekening
asalnya
1 0
d. -
Cuckoo Smurfing, yaitu upaya mengaburkan asal usul sumber dana
2 05
dengan mengirimkan dana dari hasil kejahatannya melalui rekening pihak
ketiga dari luar negeri dan tidak menyadari bahwa dana yang diterimanya
0 8
tersebut merupakan “proceed of crime”
e. 6 3
Pembelian asset / barang-barang mewah, yaitu menyembunyikan status
8
07
kepemilikan dari asset/barang mewah termasuk pengalihan asset tanpa
terdeteksi oleh sistem keuangan.
f. Pertukaran barang (barter), yaitu menghindari penggunaan dana tunai atau
instrument keuangan sehingga tidak dapat terdeteksi oleh sistem keuangan.
g. Underground banking/Alternative Remmittance Services, yaitu kegiatan
pengiriman uang melalui mekanisme jalur informal yang dilakukan atas
dasar kepercayaan.
h. Penggunaan Pihak Ketiga, yaitu transaksi yang dilakukan dengan
menggunakan identitas pihak ketiga dengan tujuan menghindari
terdeteksinya identitas dari pihak yang sebenarnya merupakan pemilik dana
hasil tindak pidana.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
i. Mingling, yaitu mencampurkan dana hasil tindak pidana dengan dana dari
kegiatan usaha yang legal dengan tujuan untuk mengaburkan sumber asal
dananya.
j. Penggunaan identitas palsu, yaitu transaksi yang dilakukan dengan
menggunakan identitas palsu sebagai upaya untuk mempersulit terlacaknya
identitas dan pendeteksian keberadaan pelaku pencucian uang.
Berbeda dengan pencucian uang yang tujuannya untuk menyamarkan asal-usul
harta kekayaan, maka tujuan tindak pidana pendanaan terorisme adalah
membantu kegiatan terorisme, baik dengan harta kekayaan yang merupakan
hasil dari suatu tindak pidana ataupun dari harta kekayaan yang diperoleh secara
sah.
Pendanaan terorisme adalah penggunaan harta kekayaan secara langsung atau
tidak langsung untuk kegiatan terorisme. Pendanaan terorisme pada dasarnya
merupakan jenis tindak pidana yang berbeda dari Tindak Pidana Pencucian
Uang (TPPU), namun demikian, keduanya mengandung kesamaan, yaitu
menggunakan jasa keuangan sebagai sarana untuk melakukan suatu tindak
pidana.
2. Area Berisiko Tinggi
: 28
Dalam mengelompokan area berisiko tinggi, Bank berpedoman pada
yang dikeluarkan oleh otoritas berwenang atau yang telah menjadi : 58international
ketentuan
best practice.
10
a. Produk dan Jasa Berisiko Tinggi
1 7
Karakteristik dari high risk product dan high risk 0
/ 2 services adalah produk/jasa
yang ditawarkan kepada Nasabah yang mudah
1 0 dipindah-pindahkan dari satu
dikonversikan menjadi kas
atau setara kas, atau yang dananya mudah
/
yurisdiksi ke yurisdiksi lainnya dengan0maksud mengaburkan asal usul dana
tersebut.
- 1
Sejumlah produk dan jasa yang
0 5 berisiko tinggi yang perlu mendapatkan
Lampiran 1.C. 8 2
perhatian (awareness) bagi unit kerja pemilik produk dan jasa sesuai
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 8
Antigua and
Barbuda
Dominica Mauritius
:
St. Lucia
8
: 5
Bermuda Gibraltar Montserrat
17
Bahamas Grenada Niue
Grenadines
Bahrain Guernsey
2
Nauru 0 Turks & Caicos Islands
0 /
-1
British Virgin
Jersey Samoa Vanuatu
Islands
0 5
Liberia Panama Cayman Islands
8 2
6) Dikenal memiliki tingkat korupsi yang tinggi berdasarkan Transparency
3 0
International Corruption Perception Index;
7) 8 6
Dianggap merupakan sumber kegiatan terorisme, seperti yang
0 7
diidentifikasikan oleh Office of Foreign Asset Control (OFAC);
8) Terkena sanksi, embargo atau yang serupa; misalnya sanksi dari PBB;
9) Negara yang memiliki tingkat tata kelola (good governance) yang rendah
sebagaimana ditentukan oleh World Bank;
10) Negara yang termasuk dalam Daftar Non-Cooperative Countries
Territories (NCCT).
Kriteria negara-negara yang sering menjadi sarana untuk melakukan pencucian
uang dan pendanaan terorisme terdapat pada Lampiran 1.E.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 05
rekening adalah petugas / pejabat Front Liners yaitu :
a) Customer Service Representatives
8
b) Customer Service Officers atau Relationship Manager
0
3
c) Kepala Cabang atau Kepala Unit Kerja
6
2)
8
Kewajiban melakukan verifikasi dokumen
07
Petugas/pejabat tersebut di atas wajib meminta dokumen dan informasi
dari Nasabah serta melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung
dan informasi dengan sumber lainnya yang dapat dipercaya,
independen serta memastikan bahwa data tersebut adalah data terkini.
Permintaan dokumen pendukung dan informasi dimaksud juga
dilakukan atas pihak lain, apabila Nasabah bertindak untuk dan atas
nama pihak lain.
b. Pada waktu transaksi dilakukan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi karakteristik transaksi
Nasabah. Membandingkan karakteristik transaksi dengan profil Nasabah
adalah satu cara untuk meyakinkan Bank bahwa tidak ada indikasi Nasabah
melakukan tindak pidana pencucian uang atau pendanaan terorisme.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 4
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
8 2
3) Profil Nasabah
3 0memiliki pendapatan tetap.
6 Nasabah PEP atau memiliki hubungan dengan PEP.
a) Nasabah tidak
8
7
b) Merupakan
0
c) Pegawai Instansi Pemerintah yang terkait dengan pelayanan publik.
d) Aparat Penegak Hukum.
e) Orang-orang yang melakukan jenis-jenis kegiatan atau sektor usaha
yang rentan terhadap pencucian uang.
4) Jumlah dan Frekuensi transaksi
a) Pada saat pembukaan rekening, Nasabah melakukan transaksi
dengan nilai besar atau signifikan namun informasi mengenai
sumber dana dan tujuan transaksi tidak sesuai dengan profil
ataupun tujuan pembukaan rekening.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 5
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 0(sehingga
kepemilikan Perusahaan tersebut didasarkan pada saham dalam
bentuk atas unjuk
mudah terjadi).0 8 perubahan pemegang saham sangat
3
7)
86 kriteria dari faktor dengan tingkat risiko tinggi, antara
Produk dan jasa
Beberapa7contoh
lain : 0
a) Layanan Nasabah Prima;
b) Kartu Kredit;
c) Kustodian (custodian);
d) Safe deposit box;
e) Kegiatan usaha penukaran valuta asing;
f) Penitipan dengan pengelolaan (trust);
g) Letter of credit (L/C); dan/atau
h) Penerimaan pembayaran dengan jumlah yang signifikan dalam
bentuk tunai, wesel atau cek tunai
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 6
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
28
c) Untuk Nasabah risiko tinggi wajib diberlakukan Enhanced Due
Dilligence (EDD) - Uji Tuntas Lanjut.
:
c. Sejalan dengan penerapan RBA, maka setiap pembukaan rekening
dilakukan oleh calon Nasabah yang termasuk dalam kategori : 58area berisiko
yang
1 0 misalnya di
tinggi wajib disetujui oleh pimpinan unit kerja operasional,
/
Sehubungan dengan area berisiko tinggi tersebut20 di atas, Cabang/Unit Kerja
/ 10
wajib meneliti adanya Nasabah dan/atau Beneficial Owner yang memenuhi
kriteria berisiko tinggi tersebut dan mendokumentasikannya dalam daftar
1 0
tersendiri. Ketentuan terkait penerapan RBA diatur dalam Petunjuk Teknis
Operasional RBA APU dan PPT. -
0 5
8 2
3 0
8 6
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - A - 7
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
B. PROSEDUR PENERIMAAN, IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI
1. Customer Due Dilligence (CDD) - Uji Tuntas Nasabah
Merupakan kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang
dilakukan Bank untuk memastikan transaksi sesuai dengan profil, karakteristik,
dan/atau pola transaksi Calon Nasabah, Nasabah atau WIC.
a. Ketentuan Umum CDD
1) Prosedur CDD dilakukan pada saat :
a) Melakukan hubungan dengan calon Nasabah.
b) Melakukan hubungan Usaha dengan Walk in Customers (WIC).
2) Terhadap nasabah akan dilakukan CDD ulang apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :
a) Terdapat peningkatan nilai transaksi yang signifikan.
b) Terdapat perubahan profil Nasabah yang bersifat signifikan.
c) Informasi Nasabah yang tersedia dalam CIF belum lengkap atau
28
belum sesuai dengan informasi yang dipersyaratkan atau terdapat
informasi meragukan yang diberikan Nasabah, penerima kuasa 8 :
atau Beneficial Owner.
0 :5
d) Terdapat transaksi keuangan yang tidak 1 terkait
wajar
dengan
7
pencucian uang, pendanaan terorisme, korupsi dan tindak pidana
1
lainnya misal Narkotika.
0
e)
0 /2
Adanya indikasi rekening yang menggunakan nama fiktif.
3) Setelah dilakukan CDD kepada / 1 Nasabah, maka Bank akan
1 0 3 (tiga) kategori risiko Nasabah
mengklasifikasikan nasabah ke dalam
- (RBA), yaitu Low Risk, Medium Risk
berdasarkan Risk Based Approach
dan High Risk.
0 5
Prosedur tersebut dilakukan
8 2 untuk mendapatkan informasi yang terkini
3 0 yang dilakukan.
mengenai profil Nasabah
Nasabah dengan transaksi
sehingga dapat dipastikan kesesuaian antara profil
b. Penerimaan dan 8 6
Identifikasi Nasabah
07 wajib diidentifikasi dan diklasifikasikan ke dalam kelompok:
Calon Nasabah
Perorangan (natural person),
Korporasi (Perusahaan), dan
Perikatan Lainnya (legal arrangements) sebelum diterima sebagai
nasabah bank. Contoh Perikatan Lainnya (legal arrangements)
adalah trustee.
Dalam hal calon Nasabah adalah Nasabah Korporasi maka identifikasi juga
dilakukan kepada pengurus Perusahaan atau pihak pengendali selaku
Beneficial Owner.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
1) CDD Sederhana
a) Untuk kepentingan bisnis tertentu Unit Bisnis dapat menerapkan
prosedur CDD sederhana terhadap calon Nasabah atau transaksi
yang tingkat risiko pencucian uang atau pendanaan terorisme
tergolong rendah dan memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
(1) Tujuan pembukaan rekening hanya untuk pembayaran atau
penerimaan gaji.
(2) Calon Nasabah berupa emiten atau Perusahaan publik
(Perusahaan yang terdaftar pada bursa efek) yang tunduk
pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
kewajiban untuk mengungkapkan kinerjanya;
(3) Calon Nasabah Perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh Pemerintah.
(4) Calon Nasabah berupa Lembaga Negara atau Instansi
Pemerintah.
(5) Tujuan pembukaan rekening terkait dengan program
pemerintah dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
(6) Calon Nasabah yang berdasarkan penilaian risiko terjadinya 28
Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme tergolong
8 :
rendah dan memenuhi kriteria Calon Nasabah dengan profil
: 5
dan karakteristik sederhana.
1 0
b)
7
Informasi dan dokumen pendukung yang wajib diminta terhadap
1
calon Nasabah perorangan dengan tujuan pembukaan rekening
2 0
untuk penerimaan gaji (CDD sederhana) terdiri dari :
0 /
1
0/
Dokumen
No Informasi
-1
Pendukung
c. 6 3
Alamat tempat tinggal sesuai dokumen
tangan
8
identitas
07Alamat tempat tinggal lain apabila ada
d.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
No Dokumen Pendukung
Calon Nasabah Perusahaan
(selain Bank) Lembaga
Informasi Negara/
Bukan Usaha
Usaha Mikro Instansi
Mikro dan
dan Usaha Kecil Pemerintah
Usaha Kecil
a. Nama Dokumen Dokumen Surat
Perusahaan identitas identitas penunjukan
Perusahaan ; Perusahaan ; bagi pihak
- NPWP - NPWP berwenang
- Surat Ijin - Surat Ijin mewakili
Tempat Usaha Tempat dalam
- TDP (Tanda Usaha melakukan
Daftar - TDP (Tanda hubungan
Perusahaan) Daftar usaha dengan
- Surat Ijin dari Perusahaan) Bank
Instansi yang - Surat Ijin dari
berwenang Instansi yang
28
sesuai bidang berwenang
8 :
usahanya sesuai bidang
usahanya : 5
1 0
1 7
b. Alamat Spesimen tanda
2 0Dokumen Spesimen
kedudukan tangan dan
kuasa kepada
1 0/ identitas
anggota Direksi
tanda tangan
0
pihak yang/ yang berwenang
-1
ditunjuk mewakili
mempunyai Perusahaan
0 5 wewenang dalam
8 2 bertindak untuk
dan atas nama
melakukan
hubungan usaha
8 6 dalam melakukan
hubungan usaha
0 7 dengan Bank
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
1 7
Kepala Desa dimana Calon Nasabah
berdomisili yang mencantumkan foto
2 0
diri; atau
0 /
e. kartu tanda pelajar bagi Calon Nasabah
05
lain yang bertanggungjawab terhadap
Calon Nasabah tersebut.
b.
8 2
Alamat tempat tinggal sesuai Spesimen tanda tangan
0
dengan dokumen lain yang
3
8 6
digunakan sebagai pengganti
dokumen identitas
07
c.
d.
Tempat dan tanggal lahir
Pekerjaan
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 4
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Lembaga Negara,
Instansi
Perusahaan Pemerintah,
Yayasan/
Perorangan (termasuk lembaga
Perkumpulan
Bank) internasional,
perwakilan negara
asing
a. Nama lengkap Nama Nama yayasan/ Nama Lembaga
termasuk alias. Perusahaan perkumpulan Negara, Instansi
Pemerintah,
lembaga
internasional,
perwakilan negara
asing
b Nomor dokumen Nomor izin Nomor izin bidang Alamat kedudukan
. identitas usaha dari kegiatan/usaha
instansi yang (termasuk bidang
berwenang kegiatan/usaha) atau
Bidang usaha tujuan yayasan atau
nomor bukti pendaftaran
2 8
pada instansi yang
8 :
berwenang,
: 5
c. Alamat tempat tinggal
yang sesuai dengan
Alamat
kedudukan
Alamat kedudukan
1 0
d
dokumen identitas
Alamat tempat tinggal Tempat dan 1 7
Tempat dan tanggal
. lain apabila ada tanggal pendirian
20
pendirian
0 /
1
0/
e Tempat dan tanggal Bentuk badan Bentuk badan hukum
. lahir hukum
f. Nama Ibu Kandung Nama
-1 Nama pendiri
0 5
Pemegang
saham dan
perkumpulan
8 2
Pengurus
g Kewarganegaraan
3 0 Identitas Identitas Beneficial
.
8 6 Beneficial
Owner apabila
Owner apabila memiliki
h 0
Sumber dana
7 memiliki
Sumber dana Sumber dana
.
i. Jenis kelamin Maksud dan Maksud dan tujuan
tujuan hubungan usaha
hubungan
usaha
j. Status perkawinan Informasi lain Informasi lain
k. Identitas Beneficial
Owner apabila ada
l. Pekerjaan (nama
Perusahaan/institusi,
alamat Perusahaan
/institusi, dan jabatan)
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 5
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Lembaga Negara,
Instansi Pemerintah,
Perusahaan
Yayasan/ lembaga
Perorangan (termasuk
Perkumpulan internasional,
Bank)
perwakilan negara
asing
m. Perkiraan nilai Informasi lain Informasi lain Alamat kedudukan
transaksi
dalam 1 tahun
n. Rata-rata
penghasilan
o. Maksud dan
tujuan
hubungan
usaha
p. Nomor NPWP
q. Informasi lain
3 0
terhadap kemungkinan pencucian uang atau pendanaan terorisme.
6
berikut : 78
Calon Nasabah/Nasabah yang tergolong berisiko tinggi adalah sebagai
0
a) PEP dan Pihak Terkait PEP :
1) PEP meliputi :
PEP Asing, yaitu orang yang diberi kewenangan untuk
melakukan fungsi penting (prominent function) oleh negara
lain (asing).
PEP Domestik, yaitu orang yang diberi kewenangan untuk
melakukan fungsi penting (prominent function) oleh negara.
Orang yang diberi kewenangan untuk melakukan fungsi
penting (prominent function) oleh organisasi internasional.
Rincian PEP tercantum pada Lampiran 1.A. dan 1.B.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 6
Edisi : 2 Berlaku sejak tanggal : 10 Juli 2015 Diverifikasi oleh :
Revisi ke : 1 Tanggal yang digantikan : 20 Juni 2013
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
20
0 /
Setiap pembukaan rekening yang dilakukan oleh calon Nasabah yang
termasuk dalam kategori berisiko tinggi wajib disetujui oleh Kepala Unit
Kerja. /1
c. Permintaan Dokumen Pendukung 1 0
-
05
Permintaan informasi Nasabah dalam proses pembukaan rekening wajib
8 2
didukung dengan dokumen identitas yang masih berlaku. Rincian mengenai
dokumen calon Nasabah yang harus diminta oleh Petugas Bank adalah
sebagai berikut :
3 0
1)
8 6
Nasabah Perorangan
a)
07
Warga Negara Indonesia (WNI) :
(1) Passport/Kartu Keluarga/Akta Kelahiran yang sah dan masih
berlaku.
Pembukaan rekening dengan menggunakan Identitas Luar
Wilayah (diterbitkan oleh Pemerintah Daerah/Instansi di luar
wilayah operasional Kantor Cabang, kecuali untuk Identitas
Jabodetabek) harus dilampiri dengan dokumen pendukung
yang diterbitkan oleh institusi terkait yang beroperasi di wilayah
yang sama dengan wilayah kerja kantor Cabang.
(2) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP wajib diberlakukan terhadap :
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 7
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 8
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 9
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
4) Perkumpulan
Dokumen pendukung yang wajib diserahkan :
a) Identitas penyelenggara.
b) Akte Pendirian atau Perjanjian Pendirian/Kuasa Umum beserta
perubahannya yang terakhir.
c) Struktur Organisasi/Daftar Susunan Pengurus, berikut bukti identitas
Pengurus yang berwenang mewakili Perkumpulan/Organisasi.
d) Surat Ijin Pendirian (sesuai peraturan perundang-undangan).
5) Lembaga Negara/ Pemerintah, Lembaga Internasional, Perwakilan
Asing
Dokumen pendukung yang wajib diserahkan Surat penunjukan bagi
pihak-pihak yang berwenang mewakili lembaga atau perwakilan dalam
melakukan hubungan usaha dengan Bank.
6) Nasabah Badan Hukum Asing (BHA)
Pembukaan rekening oleh pihak asing perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
28
a) Pelaksanaan CDD berupa permintaan informasi Nasabah dan
dokumen legalitas calon Nasabah BHA, harus dilakukan oleh unit 8 :
bisnis pengelola Nasabah sesuai segmentasinya.
0 :5
b) Informasi yang diperlukan dalam pembukaan 1 dalam
rekening tersebut
1 7 copy dokumen
adalah sejenis dengan informasi yang diperlukan pembukaan
0
rekening Perusahaan di Indonesia. Sedangkan yang
diperlukan adalah yang sejenis dengan
anggaran dasar serta dokumen 0
/2 akte pendirian dan/atau
legalitas Perusahaan BHA yang
sesuai dengan peraturan otoritas/ 1di negara tempat kedudukan BHA
tersebut, sebagai berikut : 0
(1) Copy akte pendirian - 1 dan/atau anggaran dasar beserta
0 5 usaha atau izin lainnya dari instansi yang
perubahannya, Izin
2 dokumen legalitas Perusahaan (Copy of :
berwenang serta
Certificate 8
0 of Incorporation, Business Registration Certificate
and 3Company’s Registration Certificate, Company’s
6
8 pengurus BHA.
Memorandum and Articles of Association).
0 7
(2) Daftar
(3) Copy paspor dan copy KIMS/KITAS seluruh pengurus BHA.
(4) Copy dokumen Nasabah tersebut di atas dilegalisasi oleh :
(a) Pejabat yang berwenang atas otentifikasi dokumen yang
akan digunakan di negara lain, pada instansi yang
berwenang di negara asal BHA; dan
(b) Pejabat yang berwenang atas bidang tersebut pada
Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal RI di negara asal
BHA; atau
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 10
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
3
Dalam hal0 ini Bank dibebaskan dari segala tuntutan ganti rugi
8 6 langsung
maupun klaim dalam bentuk apapun baik langsung maupun
0 7
tidak
Nasabah dan
sehubungan dengan dibukanya rekening
penutupan rekening oleh Bank.
d. Verifikasi Dokumen
Informasi yang disampaikan oleh calon Nasabah/Nasabah/WIC beserta
dokumen pendukungnya wajib diteliti kebenarannya dengan melakukan
verifikasi terhadap dokumen pendukung tersebut berdasarkan dokumen
dan/atau sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya dan independen
serta memastikan bahwa data tersebut adalah data terkini.
Proses verifikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Pertemuan langsung (face to face) dan wawancara dengan calon
Nasabah.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 11
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 05
mensyaratkan rekening Koran dari bank lain. Dapat juga digunakan
tagihan listrik dan tagihan telepon atas nama calon Nasabah.
d)
0 8
Meneliti Daftar Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) dan Daftar
3
Proliferasi Senjata Pemusnah Massal yang bersumber dari
6
8
otoritas/regulator.
e) 07
Meneliti Daftar Hitam Nasional (DHN) yang dipelihara oleh
regulator.
f) Meneliti Daftar lainnya (apabila ada).
g) Proses verifikasi identitas calon Nasabah dan/atau BO harus sudah
selesai sebelum membina hubungan usaha dengan calon Nasabah
atau melakukan transaksi dengan Walk in Customers.
Dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, kemudahan bisnis dengan
tanpa mengurangi kualitas hasil verifikasi CDD, pelaksanaan proses
verifikasi CDD tersebut dapat dilaksanakan oleh Pihak Ketiga, yang
mengacu pada prosedur Penerimaan Nasabah Yang Dilakukan Oleh
Pihak Ketiga.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 12
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
3. Beneficial Owner
Cabang/Unit Bisnis wajib memastikan apakah Nasabah / calon Nasabah atau
WIC yang membuka hubungan usaha atau melakukan transaksi bertindak untuk
diri sendiri atau untuk kepentingan Beneficial Owner.
Yang dimaksud dengan Beneficial Owner adalah setiap orang yang :
28
a. Berhak atas dan/atau menerima manfaat tertentu yang berkaitan dengan
rekening Nasabah; 8 :
: 5
b. Merupakan pemilik sebenarnya dari dana yang ditempatkan pada Bank
1 0
(ultimately own account). Pemilik sebenarnya dari dana yang dimaksud di
7
sini termasuk sumber asal dana yang ditempatkan, contoh Nasabah dengan
1
0
profil ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan, maka suami
menjadi Beneficial Owner dari Nasabah tersebut;
0 /2
c. Mengendalikan transaksi Nasabah,
/1contoh
Nasabah dengan profil
-
05
d. Memberikan kuasa untuk melakukan transaksi, contoh seorang lanjut usia
memberikan kuasa kepada anaknya untuk melakukan transaksi dengan
8 2
Bank, termasuk pembukaan rekening atas nama anaknya, maka seorang
0
lanjut usia tersebut menjadi Beneficial Owner dari rekening yang dibuka oleh
3
anaknya;
8 6
07
e. Mengendalikan Perusahaan atau perikatan lainnya, contoh Nasabah
Perusahaan A dikendalikan oleh seseorang yang bernama B yang namanya
tidak tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan A, namun terdapat bukti
bahwa B mengendalikan Perusahaan A, maka B menjadi Beneficial Owner
dari Perusahaan A; dan/atau
f. Merupakan pengendali akhir dari transaksi yang dilakukan melalui badan
hukum atau berdasarkan suatu perjanjian, contoh Nasabah Perusahaan X
dikendalikan oleh seseorang yang bernama Y yang namanya tidak
tercantum dalam anggaran dasar. Selanjutnya berdasarkan sumber yang
diyakini oleh Bank, Y dikendalikan lagi oleh seseorang bernama Z dan
menetap di tax haven country. Dalam hal ini Z menjadi pengendali akhir
(Ultimate Beneficial Owner) dari Nasabah Perusahaan X.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 13
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
8 6 efekadanya
terdaftar di bursa (listing) namun kebijakan internal Perusahaan
7 menjelaskan mengenai
tersebut mewajibkan
publik 0untuk
Public Expose yang memaparkan kepada
kinerja Perusahaan tersebut
sebagaimana yang berlaku pada Perusahaan yang terdaftar di bursa
efek (listing).
Prosedur yang dilakukan terhadap Nasabah yang bertransaksi untuk
kepentingan Beneficial Owner wajib dipastikan dan dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Melakukan prosedur CDD terhadap Beneficial Owner yang sama ketatnya
dengan prosedur CDD bagi calon Nasabah atau WIC.
b. Dalam hal Beneficial Owner tergolong sebagai PEP, maka prosedur yang
diterapkan adalah prosedur EDD, contoh calon Nasabah ibu rumah tangga,
pelajar/mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan sendiri, dengan sumber
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 14
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
dana berasal dari suami/orang tua yang tergolong PEP maka terhadap calon
Nasabah tersebut dilakukan prosedur EDD.
c. Terhadap Beneficial Owner (BO), Cabang/Unit Bisnis wajib memperoleh
bukti atas identitas dan/atau informasi lainnya yang sama dengan calon
Nasabah ditambah dengan bukti informasi lainnya terkait BO sesuai
ketentuan yang berlaku sebagai berikut :
1 0
-
*Dokumen identitas pemilik atau pengendali akhir dapat berupa surat pernyataan atau dokumen
05
lainnya yang memuat informasi mengenai identitas pemilik atau pengendali akhir.
**)Bank lain di luar Negeri yang dimaksudkan adalah Bank lain di luar negeri yang menerapkan
2
Program APU dan PPT yang relatif setara dengan ketentuan regulator.
8
d. 0
Apabila Beneficial Owner berupa lembaga negara atau instansi pemerintah
3
8 6
atau Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara atau
Perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listing), maka kewajiban
07
penyampaian dokumen dan/atau informasi identitas pemilik/pengendali akhir
yang berupa surat penugasan, surat perjanjian dan surat kuasa, dikecualikan
atau tidak berlaku. Cabang wajib mendokumentasikan data Nasabah yang
mendapatkan pengecualian untuk menyampaikan dokumen / identitas.
e. Apabila Unit Kerja Cabang/Unit Bisnis meragukan atau tidak dapat meyakini
identitas Beneficial Owner, Cabang/Unit Bisnis wajib menolak untuk
melakukan hubungan usaha atau transaksi dengan calon Nasabah atau
WIC.
4. Penerimaan Nasabah Yang Dilakukan Oleh Pihak Ketiga
Dalam proses penerimaan Nasabah, Unit Bisnis/Cabang dapat mempergunakan
hasil CDD yang telah dilakukan oleh pihak ketiga terhadap calon Nasabahnya
yang telah menjadi Nasabah pada pihak ketiga tersebut. Dalam hal ini Unit
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 15
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Bisnis/Cabang tetap wajib melakukan identifikasi dan verifikasi atas hasil CDD
yang telah dilakukan oleh pihak ketiga, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Pihak ketiga dalam proses CDD sebagaimana dimaksud di atas adalah
lembaga keuangan dan penyedia barang dan/atau jasa dan profesi tertentu
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Memiliki prosedur CDD sesuai ketentuan yang berlaku;
2) Memiliki kerja sama dengan Bank dalam bentuk kesepakatan tertulis;
3) Tunduk pada pengawasan dari otoritas berwenang (antara lain
Lembaga Pengatur dan Pengawas seperti Bank Indonesia dan OJK)
sesuai ketentuan yang berlaku;
4) Bersedia memenuhi permintaan informasi yang paling kurang berupa
informasi mengenai:
a) Nama lengkap sesuai dengan yang tercantum pada kartu identitas;
b) Alamat, tempat dan tanggal lahir;
c) Nomor kartu identitas; dan
d) Kewarganegaraan dari calon Nasabah.
28
serta salinan dokumen pendukung apabila dibutuhkan oleh Bank dalam
rangka pelaksanaan program APU dan PPT. Kesediaan dimaksud 8 :
dituangkan dalam kesepakatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam : 5
huruf b;
1 0
5) 7
Bersedia memenuhi permintaan salinan dokumen pendukung segera
1
0
apabila dibutuhkan oleh Bank dalam rangka pelaksanaan program APU
dan PPT; dan
0 /2
6) Berkedudukan di negara yang tidak1tergolong berisiko tinggi. Informasi
0 / antara lain dapat dilihat dalam
mengenai tingkat risiko suatu negara
1
website www.fatf-gafi.org atau www.apgml.org.
-
b. Kesediaan pihak ketiga untuk
0 5pendukung
memenuhi permintaan informasi dan
permintaan salinan dokumen
8 2
tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf
dituangkan dalam kesepakatan
a angka 2);
c. 0
Pihak ketiga berupa3Perusahaan non keuangan yang melakukan CDD atas
dasar perjanjian 6
7 8 dimaksudkan dalam ketentuan ini.
pihak ketiga yang
kontrak (outsourcing atau agen) tidak termasuk sebagai
0
Mengingat outsourcing atau agen merupakan perpanjangan tangan Bank
dimana proses CDD masih tetap mengacu kepada Bank tersebut, bukan
pada pihak ketiga.
d. Dalam hal pihak ketiga berkedudukan di negara yang tergolong berisiko
tinggi maka pihak ketiga tersebut wajib memenuhi kriteria:
1) Kelompok usaha yang sama dengan Bank, dimana Pemegang Saham
Pengendali antara Bank pengguna hasil CDD adalah sama;
2) Kelompok usaha tersebut telah menerapkan CDD, Penatausahaan
dokumen, dan program APU PPT secara efektif sesuai dengan
rekomendasi FATF; dan
3) Kelompok Usaha tersebut diawasi oleh otoritas yang berwenang.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 16
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
e. Tanggung jawab akhir atas hasil identifikasi dan verifikasi calon Nasabah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Bank.
f. Unit Bisnis/Cabang bertanggung jawab untuk melaksanakan penatausahaan
dokumen hasil CDD yang dilakukan pihak ketiga serta data hasil identifikasi
dan verifikasi yang dilakukan oleh Unit Bisnis/Cabang.
g. Dalam hal Bank menggunakan hasil CDD yang dilakukan oleh pihak ketiga
yang merupakan Konglomerasi Keuangan yang sama dengan Bank, maka
Bank sebagai Entitas Utama harus memastikan bahwa :
1) Konglomerasi Keuangan menerapkan program APU dan PPT, ketentuan
CDD, dan penatausahaan dokumen.
2) Konglomerasi Keuangan diawasi oleh Otoritas yang berwenang dalam hal
mengimplementasikan CDD dan penatausahaan dokumen.
5. Bank Sebagai Agen Penjual Produk Lembaga Keuangan Non Bank
a. Apabila Bank bertindak sebagai agen penjual produk lembaga keuangan
lainnya (misal reksadana), maka selaku agen penjual, Bank wajib memenuhi
permintaan informasi hasil CDD dan salinan dokumen pendukung apabila
dibutuhkan oleh lembaga keuangan lainnya (misal Manajer Investasi) dalam
rangka pelaksanaan Program APU dan PPT.
2 8
b. :
8 sebagai
Kewajiban dimaksud dituangkan dalam bentuk kesepakatan tertulis yang
antara lain memuat kesediaan Bank untuk memberikan informasi
: 5
berikut :
1 0
7
1) Nama lengkap sesuai dengan yang tercantum pada kartu identitas;
1
20
2) Alamat, tempat dan tanggal lahir;
/
10
3) Nomor kartu identitas; dan
4) Kewarganegaraan dari calon Nasabah. /
0penjual produk keuangan non Bank,
c. Pada saat Bank bertindak sebagai 1
maka penjualan produk lembaga -keuangan non Bank kepada Nasabah Bank
0 5 berikut:
harus memenuhi ketentuan sebagai
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 17
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
5
0 pekerjaan;
(7) Kewarganegaraan;
b) 2
8kerja dan nomor telepon;
Keterangan mengenai
c)
3 0
Alamat tempat
d) 8
Spesimen6 tanda tangan;
e)
7
0 Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi Nasabah yang diwajibkan
Nomor
memiliki NPWP sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f) Keterangan mengenai sumber dana;
g) Rata-rata penghasilan;
h) Maksud dan tujuan investasi;
i) Nama Bank Nasabah dan nomor rekening Nasabah di Bank; dan
j) Informasi dan dokumen lain yang memungkinkan Penyedia Jasa
Keuangan di bidang Pasar Modal untuk dapat mengetahui profil
calon Nasabah.
2) Calon Nasabah Perusahaan, badan hukum, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisir, sekurang-kurangnya terdiri dari:
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 18
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 19
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 20
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
f. Dalam hal calon Nasabah merupakan PJK di luar negeri yang menerapkan
Prinsip Mengenal Nasabah yang sekurang-kurangnya setara dengan
Peraturan ini, maka Bank cukup menerima pernyataan tertulis bahwa PJK
tersebut telah memperoleh dokumen pendukung Pihak lain dan telah
melakukan verifikasi dan identifikasi atas dokumen dimaksud dan bersedia
memberikan informasi dan salinan dokumen pendukung Nasabah jika
dibutuhkan oleh Bank.
g. Persetujuan pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dapat
diberikan setelah meyakini kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen
calon Nasabah serta mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
memungkinkan Nasabah melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau
Pendanaan Kegiatan Terorisme, antara lain catatan, dokumen, daftar,
informasi mengenai pelanggaran dan/atau kejahatan.
h. Bank dilarang untuk membuka atau memelihara rekening Efek anonim atau
rekening Efek yang menggunakan nama fiktif.
i. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah
yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Kepala Unit Layanan Kustodian
Bank.
28
7. Cross Border Correspondent Banking
8 :
Cross Border Correspondent Banking adalah Correspondent Banking di mana
: 5
salah satu kedudukan Bank Koresponden atau Bank Responden berada di luar
wilayah Negara Republik Indonesia. 1 0
1 7
a. Sebelum menyediakan jasa Cross Border Correspondent Banking, Bank
0
0 /2
wajib melakukan proses CDD terhadap calon Bank responden baik yang
bertindak sebagai Bank Penerus maupun sebagai Bank Penerima.
Proses CDD dilakukan dengan meminta/1 informasi mengenai :
0
1) Profil calon Bank Penerima1dan/atau Bank Penerus antara lain
mencakup susunan anggota- Direksi dan Dewan Komisaris, kegiatan
usaha, produk perbankan 0 5yang dimiliki, target pemasaran, dan tujuan
pembukaan rekening.2 Sumber informasi untuk memastikan informasi
0
dimaksud berdasarkan8 informasi publik yang memadai yang dikeluarkan
dan ditetapkan
internasional 6
3 oleh otoritas yang berwenang atau lembaga
7 8 antara lain Banker’s Almanac.
2) Reputasi0 Bank Penerima dan/atau Bank Penerus berdasarkan informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan, termasuk reputasi yang bersifat
negatif, misalnya :
a) Sanksi yang pernah dikenakan oleh otoritas kepada Bank Penerima
dan/atau Bank Penerus terkait dengan pelanggaran ketentuan
otoritas dan/atau rekomendasi FATF; atau
b) Bank Penerima dan/atau Bank Penerus sedang dalam proses
penyidikan dan/atau pembinaan oleh otoritas yang berwenang terkait
dengan pencucian uang atau pendanaan terorisme.
b. Tingkat penerapan Program APU dan PPT di negara tempat kedudukan
Bank Penerima dan/atau Bank Penerus yang dapat dilihat antara lain dari
tingkat risiko negara tempat kedudukan bank tersebut yang dikeluarkan oleh
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 21
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
8
perundang-undangan yang 2 berlaku.
memperhatikan ketentuan kerahasiaan (secrecy act) sesuai ketentuan
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - B - 23
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Produk dan jasa berisiko tinggi (high risk product dan high risk services) adalah
produk atau jasa yang ditawarkan kepada Nasabah yang mudah dikonversikan
menjadi kas atau setara kas, atau yang dananya mudah dipindah-pindahkan dari satu
yurisdiksi ke yurisdiksi lainnya dengan maksud mengaburkan asal usul dana tersebut.
1. Prosedur Transfer Dana
a. Prosedur CDD pengiriman dana adalah sebagai berikut :
1) Unit Bisnis/Cabang meminta informasi dan melakukan identifikasi serta
verifikasi terhadap Nasabah/WIC pengirim dan/atau Nasabah/WIC
penerima, meliputi :
a) Nasabah atau WIC pengirim :
Nama; nomor rekening; alamat Nasabah atau WIC; nomor dokumen
identitas; nomor identifikasi; atau tempat dan tanggal lahir dari
Nasabah atau WIC.
b) Nasabah atau WIC penerima :
Nama; nomor rekening; alamat Nasabah atau WIC; sumber dana
28
c) sumber dana Nasabah atau WIC pengirim;
8 :
d) jumlah uang dan jenis mata uang; dan : 5
e) tanggal transaksi. 1 0
1 7
2) Dalam hal Nasabah/WIC Pengirim menolak untuk
/ 20 memenuhi permintaan
10
informasi dari Bank, maka Unit Bisnis/Cabang wajib menolak
melaksanakan perintah transfer.
/
0 yang dijalankan oleh Bank tidak
berhubungan dengan sanksi yang 1
3) Memastikan bahwa seluruh transaksi
-List.
diberlakukan FATF maupun sanksi yang
5
terdapat dalam OFAC Sanction
0
2 seluruh transaksi Transfer Dana.
4) Bank wajib mendokumentasikan
8
b. Prosedur CDD penerusan
3 0 dana adalah sebagai berikut :
8 6
1) Memastikan kelengkapan informasi mengenai Nasabah/WIC pengirim dan
07
Nasabah/WIC penerima :
a) Nasabah atau WIC pengirim :
Nama; nomor rekening; alamat Nasabah atau WIC; nomor dokumen
identitas; nomor identifikasi; atau tempat dan tanggal lahir dari
Nasabah atau WIC.
b) Nasabah atau WIC penerima :
Nama; nomor rekening; alamat Nasabah atau WIC; sumber dana
c) sumber dana Nasabah atau WIC pengirim;
d) informasi dan underlying transaction document;
e) jumlah uang dan jenis mata uang; dan
f) tanggal transaksi.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - C - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2) Meneruskan pesan dan perintah transfer dana yang diterima dari Bank
Pengirim.
3) Memastikan kelengkapan informasi Nasabah/WIC pengirim dan
Nasabah/WIC penerima terhadap transaksi transfer dana ke luar wilayah
Indonesia dengan pola straight-through processing.
4) Memastikan bahwa seluruh transaksi yang dijalankan oleh Bank tidak
berhubungan dengan sanksi yang diberlakukan FATF maupun sanksi yang
terdapat dalam OFAC Sanction List;
5) Apabila terdapat indikasi transaksi tidak wajar, unit bisnis/cabang
melaporkan transaksi tersebut sebagai Transaksi Keuangan yang
Mencurigakan.
c. Ketentuan mengenai prosedur transfer dana tidak berlaku bagi :
1) Transfer dana yang menggunakan kartu debet, kartu ATM maupun kartu
kredit.
2) Transfer dana yang dilakukan antar penyedia jasa keuangan dan untuk
kepentingan penyedia jasa keuangan dimaksud, seperti transfer dana yang
dilakukan oleh Nasabah Perusahaan berupa Perusahaan sekuritas untuk
tujuan kegiatan sekuritas Nasabah dimaksud.
28
d. Permintaan Informasi
8 :
1) Apabila dalam kegiatan transfer dana di dalam wilayah Indonesia (transfer: 5
dana domestik), informasi yang disampaikan kepada Bank Penerima
1 0
transaksi Nasabah/WIC Pengirim, maka Bank Pengirim wajib 1 7
hanya informasi nomor rekening Nasabah Pengirim atau nomor referensi
2 0
menyampaikan secara tertulis informasi yang dibutuhkan Bank Penerima
0 /
dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejak permintaan tertulis diterima dari Bank
Penerima.
/1
1 0
2) Pemenuhan permintaan informasi dari Bank Penerima dilakukan dalam
-
rangka tukar menukar informasi antar Bank, sehingga dikecualikan dari
ketentuan tentang rahasia Bank.
2 05
3) Dalam hal terdapat beberapa Transfer Dana dari satu Nasabah atau WIC
0 8
pengirim yang tergabung dalam satu dokumen yang ditujukan kepada
3
beberapa Nasabah atau WIC penerima, dokumen tersebut wajib memuat
6
7 8
informasi mengenai Nasabah/WIC Pengirim dan informasi mengenai
Nasabah atau WIC penerima secara lengkap.
4)
0
Bank wajib menolak melakukan Transfer Dana apabila Nasabah atau WIC
pengirim maupun penerima tidak memenuhi kelengkapan informasi yang
diminta oleh Bank.
5) Apabila Bank menerima perintah transfer dari Bank Pengirim yang
berkedudukan di luar negeri namun tidak dilengkapi dengan informasi,
maka sebagai Bank Penerima dapat :
a) Melaksanakan Transfer Dana;
b) Menolak untuk melaksanakan Transfer Dana; atau
c) Menunda transaksi Transfer Dana,
disertai dengan tindak lanjut yang memadai.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - C - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 0
0 /
b. Penerimaan transfer dana dalam beberapa tahap dan setelah mencapai
akumulasi jumlah tertentu yang cukup besar kemudian ditransfer ke luar
secara sekaligus. / 1
c.
0
1 dana dalam jumlah yang sama
Penerimaan dilanjutkan dengan pengiriman
atau hampir sama serta dilakukan- dalam jangka waktu yang relatif singkat
(pass by).
0 5
d.
8 2 dana yang dilakukan dalam jumlah relatif
Penerimaan dan/atau pengiriman
0 yang tinggi.
kecil namun dengan frekuensi
3
e. Penerimaan dan/atau
tinggi (high risk7 86 pengiriman dana dari atau ke pihak lain yang berisiko
customers).
f. 0
Penerimaan dan/atau pengiriman dana dari atau ke negara yang penerapan
program APU dan PPT lebih longgar.
g. Penerimaan dan/atau pengiriman dana dengan menggunakan lebih dari 1
(satu) rekening baik atas nama yang sama ataupun atas nama yang berbeda.
4. EDD terhadap Jasa Penitipan dengan Pengelolaan(Trust)
Jasa penitipan dengan pengelolaan (Trust) adalah kegiatan usaha Bank berupa
penitipan dengan pengelolaan atas harta yang dititipkan oleh pemilik harta.
a. Jasa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust) wajib dilakukan EDD terhadap :
1) Pemilik harta yang dititipkan pengelolaan hartanya (settlor); dan
2) Penerima manfaat dari harta yang dititipkan (beneficiary).
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - C - 3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
Dalam hal settlor juga bertindak sebagai beneficiary maka proses EDD yang
dilakukan hanya pada settlor atau beneficiary dengan menjelaskan bahwa
settlor dan beneficiary adalah pihak yang sama.
b. Informasi yang wajib diminta terhadap calon settlor sama dengan ketentuan
yang berlaku kepada penerimaan calon Nasabah Perusahaan.
c. Informasi yang wajib diminta terhadap beneficiary paling kurang:
1) Berpedoman kepada ketentuan yang berlaku kepada calon Nasabah
perorangan dan calon Nasabah Perusahaan;
2) Nomor rekening; dan
3) Nama bank yang menerima pemindahan dana dari rekening settlor.
d. Dalam hal bank yang menerima pemindahan dana dari rekening settlor berada
di luar negeri, maka terhadap bank di luar negeri tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki prosedur CDD sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
2) Berkedudukan di negara yang tidak tergolong berisiko tinggi. Informasi
mengenai tingkat risiko suatu negara antara lain dapat dilihat dalam
website www.fatf-gafi.org atau www.apgml.org.
2 8
:
8bank di luar
e. Dalam hal bank di luar negeri sebagaimana dimaksud pada butir d di atas
berkedudukan di negara yang tergolong berisiko tinggi, maka
: 5
negeri tersebut wajib memenuhi kriteria :
1 0
1
tercatat, dimana Pemegang Saham Pengendali antara 7 bank dimana settlor
1) Berada dalam kelompok usaha yang sama dengan Bank dimana settlor
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - C - 4
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
7) Ketentuan lebih lanjut terkait dengan hal-hal tersebut diatas akan diatur
dalam Ketentuan Produk Kartu Kredit.
b. Bank dalam kedudukannya sebagai acquirer
1) Bank melakukan analisa Merchant baru berdasarkan RBA untuk
menentukan profil Nasabah yang tergolong High Risk Customer (HRC).
2) Apabila dari proses butir 1). Kriteria HRC terpenuhi, maka perlu dilakukan
proses Enhanced Due Dilligence (EDD).
3) Setiap perubahan profil nasabah, akan dilakukan penyesuaian oleh Bank
sesuai dengan ketentuan pengelolaan HRC.
4) Bank akan melakukan analisa proses transaksi kartu kredit melalui
Merchant untuk mengidentifikasikan transaksi kartu kredit yang
mencurigakan berdasarkan threshold atau parameter tertentu, misalnya
praktek gesek tunai.
5) Hasil analisa tersebut merupakan transaksi mencurigakan yang dilaporkan
oleh Unit Pengelola Nasabah sebagai LTKM kepada SKK-KP.
6) Selanjutnya LTKM tersebut diproses oleh SKK-KP untuk diteruskan kepada
regulator.
28
7) Ketentuan lebih lanjut terkait dengan hal-hal tersebut diatas akan diatur
dalam Ketentuan Layanan E-Banking. 8 :
: 5
6. Penggunaan Produk dan Jasa Berisiko Tinggi Lainnya
1 0
Dalam berhubungan dengan calon Nasabah, WIC ataupun Nasabah yang
1 7
tergolong berisiko tinggi terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan
0
Enhanced Due Diligence (EDD).
0 /2
terorisme, Bank wajib melakukan prosedur CDD yang lebih mendalam atau
/
Apabila dari hasil EDD yang dilakukan terhadap1 Nasabah terdapat transaksi tidak
1 0 atau alasan yang jelas, maka
sesuai dengan profil, namun diperoleh underlying
-
terhadap transaksi tersebut dilakukan pemantauan sebagaimana biasanya.
Sedangkan apabila dari hasil EDD5tidak diperoleh underlying atau alasan yang
jelas, maka terhadap transaksi 2 0tersebut wajib dilaporkan dalam LTKM dan
0 8 ketat.
dilakukan pemantauan yang lebih
6 3
7 8
0
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - C - 5
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2 0
organisasi teroris. 0 /
4) Calon Nasabah / Nasabah terdapat dalam daftar terduga teroris dan
/ 1
1 0
c. Apabila Unit Kerja Cabang/Bisnis tetap memelihara hubungan usaha dengan
Existing Customer di atas sebagaimana dimaksud pada butir b. maka Unit
-
kerja Cabang/Bisnis paling kurang harus :
1) Memiliki alasan yang kuat 0
5
2 untuk tetap memelihara hubungan usaha, dan
2) Melaporkan Nasabah8 tersebut dalam Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan. 30
d. Terhadap Nasabah 8 6 yang ditutup hubungan usahanya, Unit Kerja
Cabang/Bisnis 7wajib memberitahukan secara tertulis kepada Nasabah
0
mengenai penutupan hubungan usaha tersebut.
e. Pemberitahuan tertulis dapat dilakukan dengan penyampaian surat yang
ditujukan kepada Nasabah sesuai dengan alamat yang tercantum dalam
database Bank atau diumumkan melalui media cetak, media elektronik
maupun media lainnya.
f. Apabila setelah dilakukan pemberitahuan tertulis Nasabah tidak mengambil
sisa dana yang tersimpan di Bank, maka penyelesaian terhadap sisa dana
Nasabah tersebut dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku, antara lain dengan menyerahkan sisa dana ke Balai Harta
Peninggalan.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - D - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
g. Dalam hal penutupan hubungan usaha terkait dengan transaksi transfer dana,
maka prosedur penutupan hubungan usaha dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai transfer dana.
28
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - D - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
E. KNOW YOUR EMPLOYEE
Untuk mencegah digunakannya Bank sebagai media atau tujuan pencucian uang
atau pendanaan terorisme dan juga untuk mencapai penerapan kebijakan Anti
Pencucian Uang yang efektif di jajaran Bank, maka Bank juga menerapkan Know
Your Employee (KYE).
1. Definisi
Know Your Employee (KYE) adalah prinsip yang diterapkan Bank untuk
mengenal dengan baik profil pegawainya yang mencakup karakter, perilaku dan
gaya hidup.
2. KYE sebagai Bagian Integral dari Kebijakan Anti Pencucian Uang
KYE merupakan bagian integral dari manajemen risiko operasional, reputasi dan
legal bagi Bank, dimana dalam hal ini Bank perlu meyakini bahwa seluruh
pegawai yang seharusnya menerapkan program APU dan PPT di Bank tidak
menjadi target pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku atau menjadi
pelaku money laundering baik yang aktif maupun potensial.
3. KYE dimulai dari Rekrutmen Pegawai
Rekrutmen pegawai merupakan hal yang krusial dan perlu mendapat perhatian
28
seksama dalam mendukung penerapan KYE. Bank wajib memastikan bahwa
8 :
seluruh informasi penting mengenai calon pegawai telah diperoleh secara
: 5
tersebut selain sebagai tindakan preventif terhadap kemungkinan pegawai 1 0
lengkap, akurat dan up to date pada tahap awal seleksi. Penggalian informasi
7
melakukan tindakan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, fraud atau
1
0
menjadi pelaku money laundering, juga akan menjadi informasi pendukung untuk
2
0 /
kegiatan pengembangan pegawai selama bekerja di Bank. Penggalian informasi
yang kurang akurat, lengkap dan up to date dapat menimbulkan risiko
operasional, reputasi dan legal bagi Bank. /1
4. Data dan Informasi Pegawai 1 0
-
05
Data dan informasi pegawai yang wajib diketahui dan di up date secara terus
menerus oleh Bank.
a. Nama 8 2
b. Tempat tanggal lahir
3 0
8 6
c. Alamat sesuai KTP dan alamat lain apabila berbeda dengan KTP
d. Daftar keluarga inti (Nuclear Family) sesuai Kartu Keluarga seperti : Istri /
07
Suami dan Anak.
e. Riwayat pendidikan, pekerjaan, penghargaan dan hukuman.
5. Tindakan Preventif Oleh Kepala Unit Kerja
Dalam rangka menerapkan prinsip KYE, beberapa tindakan preventif yang dapat
dilakukan oleh Kepala Unit Kerja terhadap setiap pegawai yang menjadi
bawahannya antara lain :
a. Memperhatikan dan menilai karakter, perilaku dan gaya hidup setiap
pegawai.
b. Memperhatikan perubahan perilaku pegawai bawahannya untuk mendeteksi
adanya penyimpangan perilaku ke arah yang dapat menimbulkan risiko bagi
Bank. Perubahan perilaku antara lain, gaya hidup, catatan kehadiran, tingkat
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - E - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
c. emosional, bertingkah laku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Bankir (kode
etik), serta perilaku lainnya.
Contoh gaya hidup pegawai yang perlu mendapat perhatian Kepala Unit
Kerja antara lain sebagai berikut :
1) Melakukan aktivitas perjudian.
2) Sering mangkir dari tempat tugas tanpa alasan yang jelas.
3) Tidak pernah melaksanakan cuti tahunan secara block leave.
4) Secara kasat mata diketahui memiliki harta kekayaan yang tidak sesuai
dengan penghasilannya di Bank dan tidak diketahui underlying bisnisnya.
5) Bersikap sangat dermawan yang tidak sesuai dengan penghasilannya di
Bank dan tidak diketahui underlying-nya.
d. Memperhatikan riwayat kinerja dan peningkatan karir pegawai dari waktu ke
waktu.
e. Melaksanakan pemisahan fungsi tugas (segregation of duties) di front office
dan back office sehingga prinsip dual control dapat berjalan dengan efektif.
f. Melaksanakan rotasi pegawai dari satu bidang pekerjaan ke bidang
pekerjaan yang lain pada kurun waktu tertentu dengan tetap memperhatikan
28
kebutuhan organisasi. Rotasi pegawai sangat efektif untuk memberikan
8 :
:
penyegaran kepada pegawai yang telah terlalu lama menduduki suatu bidang5
pekerjaan tertentu sekaligus memperkecil kesempatan pegawai untuk
1 0
melakukan tindakan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, fraud
atau menjadi pelaku money laundering.
1 7
g. Mengawasi terlaksananya fungsi internal kontrol,0
/ 2 dengan cara :
1) Mengingatkan setiap pegawai bawahannya
/ 10 untuk
benturan kepentingan antara tugas kedinasan
menghindari terjadinya
dengan pribadi (conflict of
interest)
1 0
-
2) Mewajibkan setiap pegawai bawahannya untuk patuh terhadap ketentuan
0 5
kode etik pegawai, code of conduct atau ketentuan terkait lainnya.
3) Membuat rencana cuti8 2
setiap pegawai dan mengatur pelaksanaannya.
0 bawahannya ke area tertentu (controlled area)
4) Membatasi akses3pegawai
8 6 hal-hal yang tidak diinginkan.
guna menghindari
6.
07 Jika Terjadi Indikasi Penyimpangan / Pelanggaran
Mekanisme Pelaporan
Apabila ditemukan adanya indikasi terjadinya penyimpangan, pelanggaran, fraud
yang dilakukan oleh pegawai, maka Kepala Unit Kerja wajib melaporkan hal
tersebut kepada Internal Audit untuk dilakukan investigasi lebih lanjut, dengan
tembusan kepada SKK di Kantor Pusat.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - E - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
F. PELATIHAN
Bank wajib memberikan pelatihan tentang penerapan APU dan PPT kepada semua
jajaran Bank yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan Bank.
Seluruh pegawai (unit kerja kantor pusat dan cabang) wajib mengikuti pelatihan APU
dan PPT minimal 1(satu) kali dalam masa kerjanya.
1. Peserta Pelatihan Wajib (Mandatory)
a. UKK APU dan PPT di Kantor Pusat
Pegawai UKK APU dan PPT di Kantor Pusat wajib diberikan pelatihan,
seminar, workshop secara berkesinambungan untuk mengkinikan
pengetahuannya dan meningkatkan keterampilannya dalam melakukan
analisis transaksi dan memberikan advis/rekomendasi penerapan APU dan
PPT.
b. Pejabat/petugas yang berhubungan langsung dengan Nasabah
Pejabat/petugas yang berhadapan langsung dengan Nasabah sebelum
penempatan wajib mendapat pelatihan APU dan PPT sesuai dengan bidang
tugasnya, dengan penekanan pada :
2 8
:
58
1) Pemahaman tentang kebijakan dan prosedur penerimaan Nasabah
sesuai dengan bidang tugasnya.
:
2) Pemahaman terhadap tata cara identifikasi transaksi0yang tidak normal
1
atau tidak sesuai dengan profil Nasabah.
3) Pemahaman terhadap langkah-langkah yang1
7
20
diperlukan sebagai tindak
/
lanjut bila terdapat transaksi yang mencurigakan.
4) Pemahaman terhadap pengkinian profil
/ 10Nasabah.
c.
1 0
Pejabat/petugas yang melakukan pengawasan
Pejabat/petugasyang melakukan- pengawasan mendapat pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, dengan
0 5 penekanan pada :
1) Pemahaman tentang 8 2kebijakan dan prosedur pemantauan profil dan
transaksi Nasabah.
3 0
2) Pemahaman 6
8 terhadap
atau tidak7sesuai
tata cara identifikasi transaksi yang tidak normal
dengan profil Nasabah.
0
3) Pemahaman terhadap langkah-langkah yang diperlukan sebagai tindak
lanjut bila terdapat transaksi yang mencurigakan.
4) Pemahaman terhadap pengkinian profil Nasabah.
d. Pegawai Baru
Pegawai baru wajib mendapat pelatihan mengenai penerapan APU dan
PPT. Pelatihan selanjutnya disesuaikan dengan penempatan pegawai yang
bersangkutan.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - F - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2. Program Pelatihan
Program pelatihan maupun sosialisasiAPU dan PPT ditentukan berdasarkan
kebutuhan jenis pelatihan dan kelompok karyawan yang membutuhkan pelatihan.
2 8
8 :
: 5
1 0
1 7
20
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - F - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
G. PENERAPAN PROGRAM APU DAN PPT KANTOR LUAR NEGERI DAN
PERUSAHAAN ANAK BANK MANDIRI
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - G - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
2. Perusahaan Anak
a. Perusahaan Anak di Luar Negeri
1) Bank wajib meneruskan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT
keseluruh Perusahaan Anak yang berkedudukan di luar negeri.
2) Apabila di negara tempat kedudukan Perusahaan Anak memiliki peraturan
yang lebih prudent dari peraturan di Indonesia, maka Perusahaan Anak di
luar negeri tunduk pada ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas Negara
setempat.
3) Apabila di negara tempat kedudukan Perusahaan Anak belum mematuhi
rekomendasi FATF atau sudah mematuhi, namun standar program APU
dan PPT yang dimiliki lebih longgar dengan yang diterapkan di Indonesia,
maka Perusahaan Anak wajib menerapkan program APU dan PPT
sebagaimana diatur oleh regulator di Indonesia.
4) Dalam hal terdapat peraturan/ketentuan di Indonesia mengenai APU dan
PPT yang mengakibatkan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-
undangan yang berlaku di negara tempat kedudukan Perusahaan Anak
28
tersebut, maka pejabat Perusahaan Anak wajib menginformasikan kepada
Unit Kerja Khusus APU dan PPT di Kantor Pusat.
:
5) Dalam rangka pemantauan terhadap pelaksanaan program APU
: 58 dan PPT,
APU dan PPT secara berkala kepada Unit Kerja Khusus 1 0 APU dan PPT di
Perusahaan Anak di luar negeri harus melaporkan pelaksanaan program
0
a) Laporan statistik Suspicious Transaction
0 /2setempat.
Report (STR) dan Cash
/1
Transaction Report (CTR) kepada Otoritas
b) Pelaksanaan audit oleh internal0maupun eksternal auditor dan tindak
lanjut atas hasil audit tersebut. 1
- ketentuan terkait dengan APU dan PPT
5
c) Ketentuan baru atau perubahan
0
(jika ada).
2
8 dan sosialisasi kepada pegawai terkait program
0
d) Pelaksanaan training
APU dan PPT. 3
e) Ketentuan 8
6
07 dengan regulasi setempat ataupun sebaliknya (jika ada).
dalam Kebijakan dan Standar Prosedur APU dan PPT yang
bertentangan
f) Pergantian pejabat Compliance Officer yang berwenang untuk
mengelola pelaksanaan dan pelaporan penerapan program APU dan
PPT (jika ada).
g) Kendala-kendala yang dihadapi oleh Perusahaan Anak di luar negeri.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - G - 2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
3. Pertukaran Informasi
a. Sebagai implementasi ketentuan Pertukaran Informasi untuk tujuan Customer
Due Diligence (CDD) dan Manajemen Risiko terhadap pencucian uang dan
pendanaan terorisme dalam satu Konglomerasi Keuangan (Financial Group),
maka dimungkinkan dilakukan pertukaran informasi antara Bank Mandiri
dengan Perusahaan Anak dan sebaliknya, serta antar Perusahaan Anak.
b. Adapun informasi yang dapat diberikan ataupun diminta terbatas dalam hal
penerapan program APU PPT diantaranya terkait profil nasabah, rekening dan
transaksi serta tipologi dan modus TPPU-TPPT.
2 8
:
8 sebagai
c. Mekanisme pertukaran informasi antar Perusahaan Anak, baik permintaan
maupun penyampaian informasi, dilakukan melalui Bank Mandiri
: 5
Entitas Utama, yaitu Compliance Group pada APL Department.
1 0
1 7
d. Program APU dan PPT wajib diterapkan di seluruh Kantor Luar Negeri dan
Perusahaan Anak Bank Mandiri di dalam dan di luar negeri.
2 0 program APU dan PPT
antara lain : 0 /
Entitas Utama wajib memantau pelaksanaan penerapan
/ 1
a. Kebijakan dan prosedur pertukaran 0informasi untuk tujuan CDD dan
manajemen risiko terhadap pencucian 1
uang dan pendanaan terorisme;
-
0 5 infomasi
b. Pengaturan, pada fungsi kepatuhan, fungsi audit, dan fungsi APU dan PPT
a. Pelaksanaan Review
Terkait dengan penerapan program APU PPT pada Perusahaan Anak, Bank
Mandiri sebagai Entitas Utama memastikan bahwa Kantor Luar Negeri dan
Perusahaan Anak di dalam maupun di luar negeri memiliki kebijakan dan
standar prosedur APU PPT yang selaras dengan Entitas Utama.
Dalam hal ketentuan APU PPT dimana Kantor Luar Negeri berdomisili lebih
prudent, maka penerapan APU PPT mengacu pada ketentuan otoritas
setempat, sebaliknya apabila lebih longgar maka mengacu pada ketentuan dari
regulator di Entitas Utama.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - G - 3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - III
PROSEDUR PELAKSANAAN APU DAN PPT
/ 10 di Kantor Pusat.
ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
1 0
-
0 5
8 2
3 0
8 6
0 7
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme III - G - 4
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - IV
MITIGASI RISIKO
Dalam penerapan program APU dan PPT, Bank tidak terlepas dari risiko yang melekat
(inherent risk).Bank tidak dapat menghindar dari risiko-risiko yang ada, diantaranya risiko
operasional dan risiko kepatuhan.
Secara umum risiko-risiko yang timbul, penyebab dan mitigasi risiko dalam penerapan
program APU dan PPT dapat digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi
No Jenis Risiko Penyebab Risiko Mitigasi Komponen SPI
Risiko
1. Identifikasi dan Verifikasi
a Operasional Data/informasi Nasabah tidak Melakukan Control
identitas tidak memberikan verifikasi Activities
sesuai dengan informasi yang informasi
profil Nasabah sebenarnya kepada
institusi/instansi
berwenang
Nasabah tidak Meminta
Control
memberikan dokumen
Activities
dokumen pendukung
pendukung tambahan
2 8
yang valid
Melakukan on-
8 :
site visit atau
: 5 Control
konfirmasi via
telepon 1 0 Activities
Nasabah tidak 1 7
Meminta
datang ke
2 0
Nasabah
Cabang (tatap
0 / datang ke
Control
muka)
/ 1 Cabang untuk
melakukan face Activities
1 0 to face meeting
b Operasional Profil risiko -
Nasabah tidak Melakukan Control
Nasabah tidak
akurat 2 05
memberikan
informasi yang
cross check
informasi
Activities
(Nasabah
0 8 lengkap, benar kepada pihak
tidak ter- 6 3
berisiko tinggi dan up to date yang
direkomendasik
capture) 8 an atau pihak
07 instansi/institusi
dimana
Nasabah
bekerja atau
Nasabah
beraktifitas
Kesalahan input Melakukan Control
oleh frontliner verifikasi atas Activities
hasil scoring
(notifikasi risiko)
dengan aplikasi
pembukaan
rekening
Identifikasi
No Jenis Risiko Penyebab Risiko Mitigasi Komponen SPI
Risiko
2. Transaksi
Operasional Transaksi tidak Nasabah Melakukan Monitoring
terdeteksi dengan sengaja verifikasi
sebagai TKM tidak (menggali
memberikan informasi
atau sumber dana
menyamarkan dan tujuan
informasi transaksi),
sumber dana apabila
dan tujuan diperlukan
transaksi meminta
dokumen
pendukung
transaksi
Parameter alert Melakukan
Monitoring
system AML review secara
Solution tidak berkala atas
dapat keakuratan
mendeteksi parameter alert
2 8
transaksi
8 :
mencurigakan
: 5
3. Pelaporan
1 0
17
a Operasional Keterlambatan Analis tidak Membuat Log Monitoring
menyampaikan melakukan book/obligo
kewajiban monitoring Nota
2 0
pengajuan Nota
0/
laporan kepada LTKM yang LTKM
regulator/otorita
s (LTKM)
diajukan kepada
Direksi atau / 1
0
-1
setelah Pejabat
mendapat berwenang
persetujuan
Direksi atau 0 5
Pejabat
8 2
berwenang
3 0
86
Kegagalan Penyampaian Monitoring
system laporan secara
07 pelaporan on-
line GRIPS
manual
Identifikasi
No Jenis Risiko Penyebab Risiko Mitigasi Komponen SPI
Risiko
b Kepatuhan Keterlambatan Kegagalan Monitoring Monitoring
menyampaikan system accessibility
LTKL dan LTKT pelaporan on- database
line GRIPS internal Bank
Kesalahan pada Melakukan Monitoring
perumusan review/checking
parameter berkala atas
transaksi parameter
transaksi LTKT
Tidak Supervisor Control activity
berjalannya memastikan
rekonsiliasi data jumlah laporan
laporan yang LTKL dan LTKT
dikirim di GRIPS sama
melaluiaplikasi dengan di Web
GRIPS dengan Register PPATK
Web Register
PPATK
2 8
Pegawai lupa
menyampaikan
Membuat
monitoring 8 : Monitoring
1 0/ internal Bank
dan monitoring
0 / jaringan
-1
pelaporan
online ke
0 5 PPATK secara
berkala dan
8 2 konfirmasi
3 0 kepada PPATK
selaku pemilik
8 6 sistem
0 7 Supervisi Membuat
monitoring
Monitoring
pelaporan tidak
efektif pelaporan LTKL
dan LTKT
Kesalahan pada Melakukan Monitoring
perumusan review/checking
parameter berkala atas
transaksi parameter
transaksi LTKT
Membuat
Pegawai lupa monitoring Monitoring
menyampaikan pelaporan LTKL
Laporan dan LTKT
kepada PPATK
Unit Kerja1 0
tersedia dari Kerja Pembina
Sistem CIF
-
Pembina Sistem setiap akhir
2 05
CIF sesuai
waktu yang
triwulan dan
posisi awal
0 8 ditetapkan
(setiap bulan
Desember
tahun berjalan
6 3 Desember)
g Hukum
7 8
Timbulnya Pegawai Bank Mengingatkan Information &
0 hukum
gugatan
akibat adanya
lalai telah
menginformasi-
pegawai untuk
melakukan Anti
Communication
Identifikasi
No Jenis Risiko Penyebab Risiko Mitigasi Komponen SPI
Risiko
Memberikan Information &
pelatihan dan Communication
sosialisasi
terkait
kerahasiaan
pelaporan
LTKM
h Operasional Tidak Tidak Melaksanakan Control Activites
terimplementasi terlaksananya training secara
nya program training/ berkesinambunga
APU dan sosialisasi n melalui metode
PPTdengan kepada pegawai classroom/ e-
baik. khususnya learning ataupun
frontliner sosialisasi
Tidak
memadainya
pemahaman/
pengetahuan
pegawai terkait
penerapan
program APU
2 8
dan PPT
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
A. PENATAUSAHAAN DOKUMEN
Unit Kerja Cabang/Bisnis wajib menatausahakan data atau dokumen dengan baik
sebagai upaya untuk membantu pihak yang berwenang dalam melakukan penyidikan
terhadap dana-dana yang diindikasikan berasal dari hasil kejahatan atau membantu
pelaksanaan tugas dari otoritas berwenang. Dengan demikian, dokumen yang
dimiliki/disimpan Bank harus akurat dan lengkap, sehingga mudah pencariannya jika
diperlukan.
1. Jangka waktu penatausahaan dokumen adalah sebagai berikut :
a. Dokumen yang terkait dengan data Nasabah atau WIC dengan jangka waktu
paling kurang 5 (lima) tahun sejak :
1) Berakhirnya hubungan usaha dengan Nasabah;
2) Transaksi dilakukan dengan WIC; atau
3) Ditemukannya ketidaksesuaian transaksi dengan tujuan ekonomis
dan/atau tujuan usaha.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V-A-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–B-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
2
b) Meneliti kesesuaian antara profil transaksi0dengan profil Nasabah;
/
c) Meneliti kemiripan atau kesamaan
tercantum dalam database DTTOT / 10dan Proliferasi
nama dengan nama yang
Senjata Pemusnah
0
- 1 nama dengan nama tersangka
Massal;
d) Meneliti kemiripan atau kesamaan
0 5
atau terdakwa yang dipublikasikan dalam media massa atau oleh
2
otoritas yang berwenang.
8
3)
3 0 dapat
Sumber informasi yang digunakan untuk memantau Nasabah Bank
yang ditetapkan
8 6 :
sebagai
antara lain melalui
status tersangka atau terdakwa dapat diperoleh
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–B-2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
b. Automated System
Pemantauan/monitoring secara sistem dilakukan melalui AML System
dioperasikan langsung oleh UKK APU dan PPT di Cabang dan Kantor Pusat.
Prosedur pemantauan yang dilaksanakan secara sistem oleh UKK APU dan
PPT melalui AML System diatur lebih lanjut pada PTO AML System. Prosedur
pemantauan yang dilaksanakan secara sistem oleh UKK APU dan PPT di
Cabang dan Kantor Pusat adalah sebagai berikut :
1) Memonitor alert transaksi Nasabah yang terdeteksi oleh AML System
berdasarkan parameter yang ditetapkan oleh UKK APU dan PPT di Kantor
Pusat.
2) Melakukan analisa terhadap kesesuaian antara transaksi Nasabah dengan
profil dan karakteristik Nasabah melalui pemeriksaan:
a) Data Nasabah yang terdapat pada CIF baik di AML ataupun Core
28
System.
8 :
b) Data mutasi transaksi rekening Nasabah.
: 5
c) Penjelasan tambahan dari cabang pengelola rekening mengenai
underlying transaksi Nasabah. 1 0
7
d) Informasi lain yang memungkinkan UKK APU dan PPT di Cabang dan
1
0
Kantor Pusat dapat mengetahui profil dan transaksi Nasabah.
2
0 /
3) Apabila dari hasil analisa menunjukan bahwa transaksi Nasabah
memenuhi kriteria mencurigakan, maka transaksi tersebut dicatat di BDS
/1
sebagai HRC dan dilaporkan sebagai LTKM sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
1 0
-
4) Khusus untuk hasil analisa yang dilaksanakan oleh AMLO, pelaporan
05
LTKM tersebut disampaikan kepada UKK APU dan PPT di Kantor Pusat.
8 2
3 0
8 6
07
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–B-3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V-C-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
D. PELAPORAN
Laporan terkait penerapan program APU dan PPT, meliputi Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT),
Laporan Transaksi Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (LTKL) dan Laporan
Rencana dan Realisasi Pengkinian Data Nasabah.
1. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (Suspicious Transaction
Report/STR)
a. Yang dimaksud dengan Transaksi Keuangan Mencurigakan sesuai Undang-
undang adalah :
1) Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi dari pengguna jasa yang bersangkutan;
Informasi / kejadian yang dapat mengindikasikan hal ini antara lain :
a) Nasabah/WIC yang mutasi transaksinya tidak sesuai dengan profil
pekerjaan dan aktivitas bisnisnya.
b) Nasabah/WIC yang melakukan transaksi tarik dan setor yang
seharusnya dapat dilakukan melalui pemindahbukuan, tanpa
diketahui underlying transaksinya.
28
c) Transaksi yang dilakukan Nasabah tidak memiliki tujuan ekonomis
8 :
dan bisnis yang jelas.
: 5
d) Transaksi yang dilakukan Nasabah menggunakan uang tunai dalam
1 0
luar kewajaran; atau 1 7
jumlah yang relatif besar dan/atau dilakukan secara berulang-ulang di
2 0
/
e) Aktivitas Transaksi Nasabah di luar kebiasaan dan kewajaran.
0
2)
1 pelaporan transaksi yang
Transaksi keuangan oleh Nasabah/WIC yang patut diduga dilakukan
/
dengan tujuan untuk menghindari
1
bersangkutan yang wajib dilakukan
0 oleh Bank sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang - berlaku.
3) Transaksi keuangan yang
5
0 dilakukan atau batal dilakukan dengan
8 2
menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana;
0
3 yang dapat mengindikasikan hal ini antara lain :
Informasi / kejadian
8
a) Nasabah/WIC 6 yang terinformasi (baik di media masa ataupun
0 7
informasi lainnya) sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak
pidana.
b) Nasabah/WIC yang terindikasi menggunakan rekeningnya sebagai
sarana penampungan dana hasil kejahatan, seperti penipuan dan
fraud.
4) Transaksi keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh
UKK APU dan PPT di Kantor Pusat karena melibatkan harta kekayaan
yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–D-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
b. Kriteria transaksi keuangan mencurigakan sebagaimana dimaksud pada
butir 1.a. di atas dapat diketahui oleh Unit Kerja Cabang/Bisnis berdasarkan
hasil pemantauan, dan apabila ditemukan adanya indikasi transaksi tidak
wajar, maka Unit Kerja Cabang/Bisnis wajib melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1) Menyusun laporan transaksi keuangan mencurigakan dalam form LTKM
dengan memberikan informasi sekurang-kurangnya meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a) Profil Nasabah/WIC (Nama, Nomor Rekening, Pekerjaan/Bidang
Usaha),
b) Indikasi transaksi tidak wajar (kronologis transaksi yang terdiri dari
tanggal transaksi, nominal, rekening pengirim/tujuan, underlying
transaksi, pihak terkait apabila ada).
c) Informasi tambahan lainnya (hasil verifikasi / konfirmasi).
d) Copy dokumen pendukung (ID, Voucher Transaksi, Aplikasi
Pembukaan Rekening),
2) LaporanTransaksi Keuangan Mencurigakan kemudian disampaikan
28
kepada AMLO yang mensupervisi Cabang segera setelah mengetahui
8 :
adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan. Atas LTKM yang
: 5
diterima dari Cabang dilakukan analisa oleh AMLO untuk selanjutnya
dilaporkan sebagai LTKM kepada SKK di Kantor Pusat. 1 0
1 7
3) LTKM dari Unit Kerja di Kantor Pusat disampaikan langsung kepada SKK
di Kantor Pusat.
2 0
0 /
c. LTKM yang telah disetujui oleh pemegang kewenangan dilaporkan oleh UKK
/ 1
APU dan PPT di Kantor Pusat kepada PPATK secara online paling lambat 3
1 0
(tiga) hari kerja sejak adanya persetujuan dari pemegang kewenangan
memutus LTKM. -
2.
0 5
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (Cash Transaction Report/CTR)
Laporan Transaksi Keuangan 2
8dengan
Tunai adalah laporan transaksi penarikan dan
3 0
penyetoran, yang dilakukan uang tunai atau instrumen pembayaran lain
0 7
500.000.000,00 atau
dalam satu transaksi atau beberapa
mata uang lainnya, yang dilakukan
transaksi dalam satu hari kerja.
Penyampaian LTKT kepada PPATK dilakukan secara online oleh UKK APU dan
PPT di Kantor Pusat paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
tanggal Transaksi dilakukan.
Kewajiban pelaporan atas Transaksi Keuangan Tunai dikecualikan terhadap :
a. Transaksi yang dilakukan oleh penyedia jasa keuangan dengan pemerintah
dan bank sentral;
b. Transaksi untuk pembayaran gaji atau pensiun;
c. Transaksi lain yang ditetapkan oleh Kepala PPATK;
d. Transaksi lain atas permintaan penyedia jasa keuangan yang disetujui oleh
PPATK.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–B-2
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–D-3
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - V
DOKUMENTASI, ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
E. KERAHASIAAN PELAPORAN
1. Terkait dengan pelaporan LTKM kepada PPATK dan pemberian informasi
mengenai harta kekayaan Nasabah simpanan dan simpanannya kepada
penegak hukum, seluruh pelaksanan APU dan PPT harus memperhatikan
ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang Rahasia Bank.
2. Terhadap permintaan penegak hukum (penyidik, jaksa penuntut umum dan
hakim) dalam tindak pidana yang diatur dalam ketentuan khusus seperti tindak
pidana pencucian uang, terorisme, korupsi dan narkotika, permintaan tertulis
dapat disampaikan kepada Bank tanpa harus mendapat izin pembukaan rahasia
bank dari Bank Indonesia, dengan tetap memperhatikan ketentuan dan
persyaratan sebagaimana diatur dalam Standar Prosedur Hukum (SPH).
3. Seluruh dokumen terkait penerapan program APU dan PPT termasuk aplikasi
pembukaan rekening, salinan mutasi rekening, voucher transaksi, analisa
transaksi keuangan, dokumen pelaporan transaksi keuangan mencurigakan dan
dokumen lainnya serta informasi tertulis lainnya adalah dokumen Bank yang
bersifat rahasia.
4. Anti Tipping Off (Larangan Pemberian Informasi LTKM)
Direksi, Dewan Komisaris, dan pegawai dilarang memberitahukan kepada
28
Nasabah atau pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan
cara apa pun mengenai laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang 8 :
sedang disusun atau telah disampaikan kepada PPATK.
0 :5
Pelanggaran terhadap “anti tipping off” dikenakan sanksi1pidana penjara dan
7
pidana denda sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan.
1
Larangan pemberian informasi LTKM tidak berlaku0untuk pemberian informasi
5.
kepada BI dan PPATK serta Otoritas Jasa /Keuangan 2
0 (OJK). Pemberian
informasi tersebut dilakukan atas persetujuan1Unit Kerja Khusus APU dan PPT di
Kantor Pusat. 0 /
6. Bank dapat mengecualikan Rahasia-Bank 1 terkait data Nasabah khusus untuk
0 5Pemerintah
kepentingan perpajakan, hal ini didasarkan pada Undang-Undang No. 9 Tahun
2 KeuanganPengganti
2017 tentang Penetapan Peraturan
1 Tahun 2017 tentang Akses8Informasi
Undang-Undang No.
untuk Kepentingan Perpajakan
Menjadi Undang-Undang,
mendapatkan akses 6 30 Direktur
informasi
Jenderal Pajak (DJP) berwenang
keuangan untuk kepentingan perpajakan dari
Bank sesuai standar
7 8 perpajakan.
pertukaran informasi keuangan berdasarkan perjanjian
0
internasional di bidang
Data Nasabah dimaksud paling sedikit memuat :
a. Identitas pemegang rekening keuangan;
b. Nomor rekening keuangan;
c. Identitas lembaga jasa keuangan;
d. Saldo atau nilai rekening keuangan; dan
e. Penghasilan yang terkait dengan rekening keuangan.
Mekanisme pemberian akses informasi dimaksud diatur pada Petunjuk Teknis
Operasional Izin Membuka Rahasia Bank Untuk Kepentingan Perpajakan.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme V–E-1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
BAB - VI
PENUTUP
1. Revisi Standar Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) ini mulai berlaku sejak tanggal 12 September 2017.
2. Standar Prosedur ini akan di-review secara berkala dan dilakukan penyesuaian
apabila terdapat perubahan peraturan/ketentuan eksternal dan/atau kebijakan internal
Bank.
3. Dengan berlakukannya Standar Prosedur ini maka Standar Prosedur APU dan PPT
Edisi 2 Revisi 1 Tahun 2015 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
28
8 :
: 5
1 0
1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
05
mempunyai hubungan dekat dengan PEP. Contoh
supir, asisten pribadi, sekretaris pribadi.
3. 2
pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja dalam bidang pelayanan publik
8
penerimaan negara atau daerah; 3 0
khususnya dibidang perizinan, pengadaan dan penyaluran barang dan jasa publik,
4.
8 6
pejabat, pegawai, atau setiap orang yang bekerja untuk dan atas nama penyedia jasa
07
keuangan;
5. orang atau entitas yang namanya tercantum dalam daftar Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) atau daftar terduga teroris dan organisasi teroris yang dikeluarkan oleh Pemerintah;
6. orang atau entitas yang namanya tercantum dalam dalam pedoman PPATK yang terkait
dengan Nasabah yang Berisiko Tinggi (High Risk Customers) dan sanction list yang
dikeluarkan oleh organisasi internasional; dan/atau
7. profesi tertentu diantaranya advokat, kurator, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah,
akuntan, akuntan publik, perencana keuangan, atau konsultan pajak, termasuk karyawan
yang bekerja pada kantor profesi tersebut di atas.
-
0 5
8 2
3 0
8 6
0 7
Bank Mandiri
Tempat Nama
Jenis ID Nomor ID Tanggal
No. & Warga Instansi*
No. Nama (KTP/ (KTP/ Jabatan Persetujuan Kepala
CIF Tanggal Negara Pemberi
Passport) Passport) Cabang/Unit Kerja*
Lahir Kerja
2 8
Catatan*:
1. Nama Instansi Pemberi Kerja ditulis dengan rinci/detai, sebagai contoh : Kementerian, 8 :
MPR, DPR, Dinas dll; : 5
2. Tanggal Kepala Cabang/Kepala Unit Kerja adalah persetujuan pembukaan rekening
1 0
oleh Kepala Cabang/Unit Kerja setelah dilakukan Enhanced Due Diligance (EDD)
terhadap Nasabah. 1 7
2 0
0 /
/1
1 0
-
2 05
0 8
6 3
8
07
8
07
d. Penarikan sejumlah besar uang tunai yang sering dilakukan yang tidak sesuai
dengan aktivitas bisnis Nasabah.
e. Sejumlah uang tunai ditarik dari rekening yang semula tidak aktif (dormant account)
atau dari sebuah rekening yang baru saja menerima kredit yang tak terduga dalam
jumlah besar dari luar negeri.
f. Transaksi Perusahaan, baik setoran maupun penarikan dengan jumlah yang
sangat besar dan di luar kewajaran, yang biasanya dilakukan dengan operasi
komersial yang normal dari Perusahaan, misalnya cek, LC, bill of exchange namun
dilakukan dengan uang tunai.
g. Penyetoran uang tunai dengan cara menggunakan banyak slip penyetoran dalam
jumlah kecil, yang bila digabungkan maka jumlahnya menjadi sangat besar.
h. Penyetoran dalam bentuk tunai untuk penyelesaian tagihan wesel, transfer atau
instrumen pasar uang lainnya.
i. Nasabah yang depositnya terdiri dari mata uang palsu dan instrumen tiruan.
Standar Prosedur - Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme L3 - 1
Edisi :3 Berlaku sejak tanggal : 12 September 2017 Diverifikasi oleh :
Revisi ke :0 Tanggal yang digantikan : 10 Juli 2015
j. Penyetoran uang tunai dalam jumlah besar dengan menggunakan ATM di malam
hari, untuk menghindari hubungan langsung dengan Bank.
k. Nasabah membuat penyetoran uang tunai dalam jumlah besar dan frekuensi yang
tinggi, tetapi penarikan cek atas rekening lebih banyak ditujukan untuk rekening
pihak ketiga yang tidak terkait dengan bisnisnya.
l. Beberapa Nasabah datang ke Bank secara bersamaan dan menggunakan teller
yang berbeda untuk melakukan penarikan atau penyetoran dalam jumlah besar
atau melakukan transaksi penukaran uang asing.
m. Terdapat penarikan secara tunai dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang
sama langsung disetorkan ke rekening yang lain.
2 05
memperoleh fasilitas pemberian kredit atau jasa perbankan lainnya.
j. Penolakan Nasabah terhadap fasilitas perbankan yang lazim diberikan, seperti
0 8
penolakan untuk diberikan tingkat bunga yang lebih tinggi terhadap jumlah saldo
tertentu.
6 3
8
k. Pembayaran dengan cek kepada pihak ketiga dalam jumlah besar yang dilakukan
07
oleh Nasabah besar.
l. Sebuah rekening dibuka atas nama pedagang valuta asing yang menerima
structured deposits.
m. Rekening atas nama sebuah Perusahaan offshore dengan structured movement of
funds.
n. Penyetoran dana dengan menggunakan cek Perusahaan ke rekening pegawai
yang dilakukan secara berkala.
o. Transfer dana dari rekening Perusahaan kepada rekening pegawai atau
sebaliknya.
-
n. Transaksi pengiriman uang yang dilakukan dari satu rekening ke rekening lainnya di
2 05
luar negeri dan sebagai penerima akhir adalah pengirim yang pertama kali
melakukan transaksi baik keseluruhan maupun sebagian (“U Turn” transaction).
5. Transaksi yang Berkaitan dengan Investasi
0 8
6 3
a. Pembelian surat berharga untuk disimpan di Bank sebagai kustodian yang
seharusnya tidak layak apabila memperhatikan reputasi atau kemampuan finansial
8
07
Nasabah.
b. Transaksi pinjaman dengan jaminan dana yang diblokir (back-toback deposit/loan
transactions) antara Bank dengan anak Perusahaan, Perusahaan afiliasi, atau
institusi perbankan di negara lain yang dikenal sebagai negara tempat lalu-lintas
perdagangan narkotika.
c. Permintaan Nasabah untuk jasa pengelolaan investasi dengan sumber dana
investasi yang tidak jelas sumbernya atau tidak konsisten dengan reputasi atas
kemampuan finansial Nasabah.
d. Transaksi surat berharga dalam bentuk uang tunai dalam jumlah besar yang tidak
sesuai dengan profil transaksi atas.
e. Pembelian dan penjualan surat berharga tanpa tujuan yang jelas.
f. Transfer jumlah besar atas surat berharga ke rekening yang tidak memiliki
keterkaitan.
-
l. Informasi detail mengenai Nasabah tidak jelas atau sulit untuk diverifikasi.
prosedur pengecualian. 2 05
m. Nasabah memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang terkait dengan
0 8
n. Nasabah tertutup dan menghindari pertemuan secara personal.
3
o. Nasabah menjelaskan transaksi secara berlebihan.
6
8
p. Nasabah bersikeras terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pegawai Bank.
07
q. Pertanyaan yang diajukan kepada pegawai Bank tidak sesuai atau tidak wajar.
r. Nasabah terburu-buru, panik atau gugup.
s. Informasi yang diberikan oleh Nasabah berlawanan dengan informasi yang didapat
dari sumber lain.
t. Nasabah menggunakan banyak alamat yang mirip/sama.
u. Informasi mengenai nama, alamat atau tanggal lahir tidak konsisten.
v. Nasabah menolak memberikan penjelasan atau berusaha menutup-nutupi dengan
mengalihkan pembicaraan kepada masalah lain yang tidak terkait dengan transaksi
yang ditanyakan (transaksi besar yang dilakukan Nasabah dalam periode tertentu).
w. Nasabah menjawap pertanyaan dengan nada menantang, dengan mengatakan
bahwa Nasabah adalah orang terpandang atau dekat dengan pejabat di daerah
tertentu pada saat petugas Bank mengklarifikasi data Nasabah.
x. Pola transaksi Nasabah di luar kebiasaan, misalnya Nasabah terbiasa bertransaksi
melalui kurir kemudian berubah menjadi perintah tertulis.
-
b. Pemindahan dana baik melalui transfer atau pemindahbukuan dengan sumber dana
8
c. Pembangunan kebun kelapa sawit dengan sumber dana berasal dari hasil penjualan
0
6 3
kayu yang diperoleh secara ilegal melalui upaya penipuan dan penyuapan.
d. Penjualan hasil kebun kelapa sawit dari lahan yang diperoleh melalui penipuan dan
8
07
penyuapan.
12. Tipe-tipe Transaksi Lainnya
a. Perluasan atau peningkatan penggunaaan fasilitas penyetoran/tabungan yang tidak
diikuti dengan aktivitas bisnis atau personal Nasabah yang meningkat.
b. Aktivitas rekening tidak setara dengan profile Nasabah (misal: umur, pekerjaan,
pendapatan)
c. Nasabah sering mengubah alamat dan tanda tangan.
d. Sejumlah besar dana diterima, dan tiba-tiba digunakan sebagai jaminan untuk
memperoleh fasilitas perbankan.
e. Seseorang yang baru berusia sekitar 17-26 tahun membuka rekening dan
melakukan penarikan atau transfer dana dalam waktu yang singkat, yang dapat
diindikasikan sebagai pendanaan teroris.
Anti Tipping-Off : larangan memberikan keterangan pada pihak yang tidak berhak
dengan tujuan untuk mencegah pihak yang dilaporkan (Nasabah) mengalihkan
dananya dan/atau melarikan diri untuk menjaga efektifitas penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana pencucian uang.
Bank Draft : warkat pembayaran yang diterbitkan dalam valas oleh Bank di Indonesia
yang dapat diuangkan pada Bank di luar negeri.
Bank Mandiri : yang dimaksud Bank Mandiri dalam Standar Prosedur ini adalah Bank
Mandiri sebagai Entitas Utama termasuk di dalamnya Kantor Luar Negeri.
Bank Notes : layanan ini rentan terhadap aksi pencucian uang karena Bank notes
diterima di hampir semua jenis usaha dan lokasi.
Bank Pengirim : bank yang mengirimkan perintah Transfer Dana.
Bank Penerus : bank yang meneruskan perintah Transfer Dana.
Beneficial Owner : setiap orang yang berhak atas dan/atau menerima manfaat tertentu
yang berkaitan dengan rekening Nasabah, merupakan pemilik sebenarnya dari dana
yang ditempatkan pada Bank (ultimately own account); mengendalikan transaksi
Nasabah; memberikan kuasa untuk melakukan transaksi; mengendalikan badan
hukum; dan/atau merupakan pengendali akhir dari transaksi yang dilakukan melalui
28
badan hukum atau berdasarkan suatu perjanjian.
Correspondent Banking : kegiatan suatu bank (correspondent) dalam menyediakan 8 :
layanan jasa bagi bank lainnya (respondent) berdasarkan suatu kesepakatan tertulis
: 5
dalam rangka memberikan jasa pembayaran dan jasa perbankan lainnya.
Credit : penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan 1 0
1 7
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dan pihak lain yang
0
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu
2
dengan pemberian bunga atau imbalan/bagi hasil.
0 /
Credit Card : lihat penjelasan dalam credit.
/1
1 0
Cross Border Correspondent Banking : Correspondent Banking di mana salah satu
kedudukan bank corespondent atau bank respondent berada di luar wilayah Negara
Republik Indonesia. -
2 05
Cuckoo Smurfing : adalah upaya mengaburkan asal usul sumber dana dengan
mengirimkan dana-dana dari hasil kejahatannya melalui rekening pihak ketiga yang
8
menunggu kiriman dana dari luar negeri dan tidak menyadari bahwa dana yang
0
6 3
diterimanya tersebut merupakan “proceed of crime”. Istilah ini pertama kali muncul di
Eropa karena adanya kesamaan antara modus operandi TPPU ini dengan aktivitas
8
07
dari “Cuckoo Bird”.
Custodian : jasa penitipan dan penatausahaan surat berharga yang telah
diperdagangkan di pasar modal yang dimiliki oleh perorangan atau Perusahaan baik
lokal maupun asing. Bank Custodian bertindak untuk dan atas nama Nasabah
melakukan pengurusan kepentingan Nasabahnya, seperti penerimaan dividen,
pembelian saham baru yang ditawarkan oleh suatu Perusahaan secara terbatas
(right issue), penerimaan saham bonus, pendaftaran saham atas nama pembeli
untuk dicatat sebagai pemegang saham, mencatat perubahan akibat pemecahan
saham, dan pengiriman dan penerimaan obligasi baik dari/ke broker maupun
custodian lainnya.
Customer Due Diligence (CDD) – Uji Tuntas Nasabah: adalah kegiatan berupa
identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan Bank untuk memastikan
transaksi sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau pola transaksi Calon
Nasabah, Nasabah atau WIC.
-
Internet Banking : layanan yang diberikan kepada Nasabahnya untuk melakukan
2 05
transaksi perbankan melalui komputer dalam jaringan internet.
Izin Pemanfaatan Kayu : izin ini diperoleh untuk melakukan pembukaan lahan (land
0 8
clearing) pada kawasan hutan yang telah dilepaskan menjadi kawasan bukan hutan.
3
Joint Account : rekening yang dimiliki secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih
6
8
Nasabah yang memiliki hak dan kewajiban yang sama atas rekening tersebut.
07
Konglomerasi Keuangan : PJK yang berada dalam satu grup atau kelompok karena
keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian.
Legal Risk : risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan
aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak
terpenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Letter of Credit : dokumen yang diterbitkan bagi pihak ketiga atas permintaan Nasabah
Bank penerbit. Dalam transaksi tersebut Bank penerbit berjanji untuk melakukan
pembayaran atas instruksi pihak ketiga tersebut sebagai pembayaran hutang
Nasabah Bank penerbit.
Money Laundering (Pencucian Uang) : perbuatan menempatkan, mentransfer,
membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduga merupakan Hasil Tindak Pidana dengan
2 05
tertentu (prime customer), berupa pemberian keistimewaan jasa pelayanan dan jasa
bunga/bagi hasil dan pelayanan multiproduk guna memberikan keuntungan yang
8
lebih kepada Nasabah dan pemahaman atas risiko berinvestasi yang mungkin
0
6 3
timbul. Jasa atau produk Private Banking selain produk konvensional perbankan
juga meliputi penasihat keuangan pribadi yang melibatkan officer Bank sebagai
8
07
financial analyst, economist, treasury dan product specialist untuk memberikan
advise yang optimum juga melakukan pengelolaan dana di luar negeri yang tidak
bisa diakomodasi oleh Bank di dalam negeri seperti trust fund. Selain itu ditawarkan
juga rangkaian produk keuangan yang "tailor made" sesuai kebutuhan Nasabahnya
seperti asuransi, forex trading, derivative, equity trading, bond trading, dsb.
Pengawasan terhadap private Banking perlu mendapat perhatian khusus,
mengingat besarnya potensi Nasabah untuk mempengaruhi keputusan Bank,
sehingga memungkinkan masuknya dana illegal ke dalam Bank.
Reksadana : Reksadana merupakan produk penghimpunan dana dari masyarakat
pemodal (investor) yang ditanamkan oleh Manajer Investasi dalam portofolio surat
berharga pasar modal dan pasar uang.
Reputational Risk : risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negative yang
terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.
DASAR HUKUM
05
(KPMPPABM)
14. Standar Pedoman Kepatuhan (SPKp)
15. Standar Prosedur Hukum (SPH)
8 2
16. 0
Standar Prosedur Penyertaan Modal dan Pengelolaan Perusahaan Anak.
3
8 6
07