Anda di halaman 1dari 1

Paragraf Deskriptif

Untuk mencapai lokasi penelitian itu, tim arkeolog harus berjalan kaki menembus
hutan selama lebih dari 4 jam. Mereka perlu melewati sungai, rawa dan juga kondisi hutan
yang banyak dihuni oleh hewan buas seperti singa, macan, dan ular berbisa. Perbekalan
seperti makanan berat, air mineral, dan peralatan tidur telah mereka siapkan sebelumnya.
Setelah hampir 4 jam, mereka belum tiba di lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan medan
yang mereka tempuh cukup sulit. Banyak semak-semak, jalan yang curam, dan diperburuk
dengan hujan lebat sangatlah mengganggu perjalanan mereka.

Paragraf Ekspositoris.
Dalam 5 tahun terakhir terjadi tiga kali bencana banjir bandang di Kota Bandung.
Banjir bandang ini terjadi karena warga masih sering membuang sampah sembarangan dan
diperparah dengan pecahnya bendungan. Wilayah yang paling parah terkena bencana ini
adalah wilayah cimahi dan dayeuh kolot. Selain itu, bencana ini mengakibatkan kerugian
yang sangat besar. Tercatat bahwa sekitar 80 rumah warga rusak akibat banjir bandang ini
dengan kerugian secara material mencapai 2 Miliar rupiah. Bapak Gubernur Ridwan Kamil
langsung mengambil tindakan dengan membersihkan gorong-gorong dari sampah-sampah,
juga memperbesar gorong-gorong yang ada di jalan-jalan besar.

Paragraf Naratif
Dalam 5 tahun terakhir terjadi tiga kali bencana banjir bandang di Kota Bandung.
Banjir pertama terjadi pada tahun 2016, banjir ini memakan 10 korban jiwa dan kerugian
mencapai 500 juta rupiah. Banjir kedua terjadi pada Tahun 2018 dan lebih parah dari tahun
sebelumnya karena pecahnya bendungan sungai citarum. Banjir tahun 2018 memakan korban
jiwa sebanyak 100 orang dengan kerugian mencapai 1 miliar rupiah. Kerugian tersebut lebih
besar dibandingankan tahun sebelumnya. Banjir ketiga terjadi pada tahun 2019 namun tidak
separah tahun sebelumnya. Banjir kali ini hanya diakibatkan para masyarakat yang
membuang sampah sembarangan juga curah hujan yang tinggi membuat sungai-sungai di
kota Bandung meluap. Banjir ketiga tidak memakan korban jiwa dan hanya mengalami
kerugian sebesari 200 juta rupiah.

Paragraf argumentatif
Pandemi covid-19 banyak merugikan pendapatan warga Kota Bandung. Penanganan
yang lambat dari pemerintah saat awal-awal kemunculan Covid-19 membuat banyak pasien
covid meningkat dengan pesat. Memang seiring berjalannya waktu pemerintah cukup baik
dalam memegang kendali atas penanganan covid-19. Namun betapa kecewanya ketika
pemerintah memutuskan untuk membuka kembali fasilitas umum seperti bioskop disaat
pandemi ini masih belum selesai. Keputusan pemerintah Kota Bandung memberikan izin bagi
pengoperasian kembali bioskop merupakan langkah mundur penanganan pandemic covid-19.

Anda mungkin juga menyukai