Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO

OLEH KELOMPOK 5 :

UNIVERSITAS HALUOLEO

TAHUN 2021
1. HUKUM OHM

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir


melalui sebuah penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk
semua jenis penghantar, tetapi istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan
sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Di mana:
V=IR
 I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere.
 V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
 R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah
paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada
tahun 1827.

2. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL


A. Rangkaian Seri
Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang hambatannya
disusun secara bersebelahan/sejajar. Contohnya, rangkaian pada gambar
berikut:

Pada rangkaian seri, kuat arus (I) akan mengalir dari sumber energi
(baterai) yang ada dari satu hambatan ke hambatan lain melewati satu kabel.
Setelah membayangkannya, kamu pasti jadi sadar kalau untuk arus listrik
yang melewati hambatan 1, nilainya akan sama besar dengan arus yang
melewati hambatan 2. Karena alirannya tidak kemana-mana lagi.

Nah, itu berarti, kuat arus total sama dengan kuat arus yang ada di
hambatan 1, maupun hambatan 2. Secara matematis dapat ditulis menjadi:

Di sisi lain, tegangan yang mengalir di hambatan 1, tidak sama dengan


yang ada di hambatan 2. Tetapi, apabila seluruh tegangan yang ada di
hambatan pada rangkaian itu dijumlahkan, hasilnya akan sama dengan
tegangan yang ada di sumber. Atau dengan kata lain;

Sehingga, hambatan totalnya sama dengan jumlah dari seluruh hambatan


yang ada di rangkaian itu. maksud dari tanda titik-titik (...) di rumus itu untuk
menandakan kalau ada resistor lain. Jadi, kalau resistor/hambatannya lebih dari 2,
tinggal dilanjutkan :

B. Rangkaian Paraler
karena terdapat “percabangan”, kuat arus listrik yang diterima oleh
hambatan 1 dan hambatan 2 tidak akan sama. Alhasil, kuat arus sumber
energinya akan sama dengan jumlah dari seluruh kuat arus semua hambatan. Oleh
karena itu, kita dapat menuliskannya menjadi:

Di sisi lain, tegangan yang ada pada hambatan 1 dan hambatan 2 akan
bernilai sama besar. Maka, kita dapat menuliskannya menjadi:

Lalu, bagaimana cara kita menghitung hambatan listrik untuk rangkaian


paralel? Kalau kamu perhatikan, konsep antara seri dan paralel tadi terbalik.
Maka, cara mencari hambatannya adalah sebagai berikut:

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Pada rangkaian seri, jika salah satu komponen rusak maka seluruh
rangkaian akan ikut rusak. Hal ini karena rangkaian seri hanya memiliki satu jalur
listrik, jika terdapat gangguan maka listrik tidak dapat mengalir lagi.

Berbeda dengan rangkaian paralel yang memiliki banyak cabang sehingga


saat satu komponen rusak, maka komponen dalam jalur lainnya masih dapat
berfungsi.

Kerusakan dalam rangkaian seri sulit dideteksi, karena kita harus


mengecek satu persatu mana komponen yang rusak dan mana yang masih
berfungsi. Sedangkan dalam rangkaian paralel, jika ada yang rusak kita hanya
perlu memeriksa jalur yang rusak tersebut.

Namun rangkaian paralel lebih mahal karena membutuhkan lebih banyak


kabel konduktor untuk membuat jalur listrik. Tidak seperti rangkaian seri yang
hanya membutuhkan satu kabel konduktor saja.

3. CARA MENGHITUNG GELANG RESISTOR

Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri


2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk
bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga
kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung
dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh
Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah
diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri
dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada
juga yang 5 Gelang.

Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna
lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan
nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :


Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)


Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka
tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

Contoh :

Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm
dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)


Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka
tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm
dengan toleransi 10%.

 Contoh-contoh perhitungan lainnya :


Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan
5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm
dengan 10% toleransi

Cara menghitung Toleransi :


2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm

Anda mungkin juga menyukai