Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kliping Matematika

Nama : Mediana Septia Ela S.


No. Absen : 19
Kelas : VIII H

SMP N 2 WLINGI
Jl. Ki Hajar Dewantara 727 Wlingi
BENTUK ALJABAR

1. OPERASI BENTUK ALJABAR


A. Penjumlahan dan Pengurangan Aljabar
a) Sifat Komutatif :a+b=b+a
b) Sifat Asosiatif : (a+b) + c = a + (b+c)
c) Sifat Distributif : a (b+c) = ab + ac
Contoh :
6mn + 3mn = 9 mn
6m + 3(m – n ) – 2m + 3n
2 2 2 2
= 6m + 3m2 – 3n2 – 2m2 + 3n2
= m2 + 6m
B. Perkalian Bentuk Aljabar
a) Perkalian satu suku dengan suku dua
contoh
–9p(5p – 2q) = -45p2 + 18 pq
b) Perkalian suku dua dengan suku dua
contoh
(x+5) (x+3) = (x+5) x + (x+5) 3

= x2 + 5x + 3x + 15

= x2 + 8x + 15

C. Pembagian Bentuk Aljabar


“pembagian bentuk aljabar akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk pecahan”
Contoh
9x : 3 = 9x/3 = 3x
15pq : 5q = 15pq / 5 q = 3p
D. Perpangkatan Bentuk Aljabar
Materi pangkat sebenarnya sudah dipelajari dikelas 7 SMP. Pada intinya sama,
bilangan pangkat didefinisikan sebagai:
an = a x a x a x … x a (a sebanyak n)
Contoh jika diaplikasikan dalam bentuk aljabar
o (2a)3 = 2a x 2a x 2a = 2 x 2 x 2 x a x a x a = 8a
2 2
o (4x y) = 4x2y x 4x2y = 16 x4 y2
o (a+b)2 = a2 + 2ab + b2
o (a-b)2 = a2 – 2ab + b2
2. PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR
A. Pemfaktoran menggunakan Sifat Distributif
Contoh:
Coba sobat tentukan Faktor dari 5ab + 10b untuk menentukan faktor dari 5ab
+ 10b sobat cari dulu faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 5 dan 10 serta dari ab
dan b. FPB dari 5 dan 10 adalah 5 dan persekutuan terbesar ab dan b adalah b. Jadi
kita keluarkan 5b.
5ab + 10b = 5b (a+2b)
B. Pemfaktoran Selisih Dua Kuadrat
Yang disebut dengan bentuk selisih dua kuadrat adalah:
a2 – b2 = (a+b) (a-b)
Contoh
25x2 – y2 = (5x + y) (5x – y)
20p2 – 5q2 = 5 (4p2 – q2) = 5 (2p + q) (2p – q)
C. Pemfaktoran Bentuk Kuadrat
a) Pemfaktoran ax2 + bx + c dengan a = 1
Bentuk aljabar kuadrat x2 + (p + q)x + pq dapat sobat difaktorkan menjadi (x +
p) (x + q).
Misalkan, x2 + (p + q)x + pq = ax2 + bx + c sehingga a = 1, b = p + q,dan c =
pq.
Dari pemisalan tersebut, dapat dilihat bahwa p dan q merupakan faktor dari c.
Jika p dan q dijumlahkan, hasilnya adalah b. Dengan demikian untuk
memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1, tentukan dua bilangan yang
merupakan faktor dari c dan apabila kedua bilangan tersebut dijumlahkan,
hasilnya sama dengan b.
Contoh
x2 + 5x + 6 = (x + …) (x + …)
Sobat misalkan, x2 + 5x + 6 = ax2 + bx + c, diperoleh a = 1, b = 5, dan c = 6.
Untuk mengisi titik-titik, tentukan dua bilangan yang merupakan faktor dari 6
dan apabila kedua bilangan tersebut dijumlahkan, hasilnya sama dengan 5.
Faktor dari 6 adalah 6 dan 1 atau 2 dan 3, yang memenuhi syarat adalah 2 dan 3
karena 2 + 3 = 5
Jadi, x2 + 5x + 6 = (x + 2) (x + 3)
b) Pemfaktoran Bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1
Sebelumnya, sobat telah memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1.
Sekarang kamu akan mempelajari cara memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c
dengan a ≠ 1.
Perhatikan contoh berikut:
(x + 3) (2x + 1) = 2x2 + x + 6x + 3

= 2x2 + 7x + 3
Dengan kata lain, bentuk 2x2 + 7x + 3 difaktorkan menjadi (x + 3) (2x + 1).
Adapun cara memfaktorkan 2×2 + 7x + 3 adalah dengan membalikkan tahapan
perkalian suku dua di atas.
2x2 + 7x + 3 = 2x2 + (x + 6 x) +3
= (2x2 + x) + (6x + 3)
= x (2x + 1) + 3(2x + 1)
= (x + 3)(2x+1)
Dari penjelasan di atas sobat dapat menyimpulkan untuk melakukan
pemfaktoran ax2 + bx + c dengan a ≠ 1 dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Uraikan bx menjadi penjumlahan dua suku yang apabila kedua suku
tersebut dikalikan hasilnya sama dengan (ax2)(c). –> b = a x c
2. Faktorkan bentuk yang diperoleh pada langkah 1 dengan menggunakan
sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan
2x2 + 11x + 12 = 2x2 + 3x + 8x + 12
(11 diuraikan 3 dan 8, 3 x 8 = 2 x 12)
= (2x2 + 3x) + (8x + 12)
= x(2x + 3) + 4(2x + 3)
= (x + 4)(2x + 3)

3. PECAHAN DALAM BENTUK ALJABAR


A. Pengurangan dan Penjumlahan Pecahan dalam Bentuk Aljabar
Pada prinsipnya sama, cara menjumlahkan dan mengurangkan pecahan bentuk
aljabar adalah sama dengan menjumlahkan dan mengurangkan pada pecahan
biasa, yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Silahkan sobat
perhatikan contoh berikut:

untuk pengurangan simak contoh berikut


B. Perkalian dan Pembagian Bentuk Aljabar
 Perkalian
Caranya hampir sama persis dengan perkalian pecahan. Pembilang kali
pembilang, penyebut kali penyebut lalu sederhanakan jika ada yang bisa
disederhanakan. Rumusnya:

Contoh

 Pembagian
Cara pembagian peahan aljabar sama dengan pembagian pecaha. Sobat
bisa mengubahnya ke bentuk perkalian dengan membalik pecahan aljbar
pembagi. Rumusnya:

contoh soal:

C. Penyederhanaan Pecahan bentuk Aljabar


Untuk bisa menyederhanakan pecahan aljabar sobat harus memegang prinsip,
ketika ada faktor persekutuan yang sama antara pembilang dan penyebut maka
bisa disederhanakan. Faktor persekutuan bisa berupa angka maupun variable
dengan jenis dan pangkat yang sama. Simak contoh berikut:
Sederhanakan pecahan
10p/24pr
Dari pecahan di atas, ada faktor persekutuan yang sama antara pembilang dan
penyebut yaitu 2p. Faktor persekutuan ini kita coret sehingga menjadi
10p/24pr = 2p . 5 / 2p . 12 r = 5/12r
Dalam beberapa kasus soal biasanya penyederhanaan pecahan dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan pemfaktoran. Berikut contohnya
RELASI DAN FUNGSI

Apa itu relasi?


Sobat mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah relasi. Sobat sering menyebutnya sebagai
“hubungan”. Untuk lebih jelasnya yuk simak uraian berikut.
Contoh, ada 4 orang anak Eko, Rina, Tono, dan Dika. Mereka diminta untuk menyebutkan
warna favorit mereka. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Eko menyukai warna merah
Rina menyukai warna hitam
Tono menyukai warna merah
Dika menyukai warna biru
Dari hasil uraian di atas terdapat dua buah himpunan. Pertama adalah himpunan anak, kita
sebut dengan A dan himpunan warna yang kita sebut dengan B. Hubungan antara A dan B
digambarkan seperti ilustrasi di bawah ini:

Kesimpulannya, relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah “suka dengan warna”. Eko
dipasangkan dengan merah karena eko suka dengan warna merah. Rina dipasangkan dengan
warna hitam karena rina menyukai warna hitam, dan seterusnya. Dari uraian di atas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa definisi relasi adalah
“Relasi antara dua himpunan, contoh himpunan A dengan himpunan B adalah suatu aturan
yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.”
Bagaimana menuliskan sebuah relasi?
Hubungan atau relasi antara dua himpunan dapat dituliskan atau dinyatakan menggunakan
tiga buah cara sebagai berikut:
a. Diagram Panah
Perhatikan gambar di bawah ini. Relasi antara himpunan A dengan himpunan B dinyatakan
dengan panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.
Karena penggambarannya menggunakan bentuk panah (arrow) maka disebut dengan diagram
panah.

b. Himpunan Pasangan Berurutan


Sebuah relasi juga dapat dinyatakan dengan menggunakan pasangan beruturan. Artinya kita
memasangkan himpunan A dengan himpunan B secara berurutan.
Eko menyukai warna merah
Rina menyukai warna hitam
Tono menyukai warna merah
Dika menyukai warna biru
Sobat bisa menyatakan relasinya dengan pasangan berurutan sebagai berikut:
(eko, merah), (rina, hitam),(tono, merah),(dika, biru).
Jadi relasi antara himpunan A dengan himpunan B dapat dinyatakan sebagai pasangan
berurutan (x,y) dengan x ∈ A dan y ∈ B.
c. Diagram Cartesius
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan ke dalam pasangan berurutan yang kemudian
dituangkan dalam dot (titik-titk) dalam diagram cartesius. Contoh dari relasi suka dengan
warna di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram cartesius sebagai berikut:

Fungsi
Selain fungsi dikenal juga istilah pemetaan. Keduanya memiliki makna yang sama. Perhatikan
ilustrasi di bawah ini:

Dari gambar di atas terdapat dua himpunan yaitu himpunan P ={Ali, Budi, Cahrlie, Donie,
Eka} dan himpunan Q ={A,B,O,AB}. Setiap orang dalam himpunan P dipasangkan tepat
dengan satu golongan darah yang merupakan anggota himpunan Q. Bentuk relasi yang seperti
inilah yang disebut dengan fungsi. Jadi definisi fungsi atau pemetaan adalah
“Fungsi atau pemetaan adalah hubungan atau relasi spesifik yang memasangkat setiap
anggota suatu himpunan dengan tepat satu anggota himpunan yang lain.”
Domain, Kodomain, dan Range Fungsi
Dalam materi fungsi dikenal istilah Domain, Kodomain, dan juga Range Fungsi. Coba sobat
perhatikan gambar di bawah ini.
Dari diagram panah tersebut himpunan A atau himpunan daerah asal disebut dengan Domain.
Himpunan B yang merupakan daerah kawan disebut dengan Kodomain sedangkan anggota
daerah kawan yang merupakan hasil dari pemetaan disebut dengan daerah hasil atau range
fungsi. Jadi dari diagram panah di atas dapat disimpulkan
Domain (Df) adalah A = {1,2,3}
Kodomain adalah B = {1,2,3,4}
Range Hasil (Rf) adalah = {2,3,4}
Grafik Fungsi
Grafi fungsi adalah grafik yang menggambarkan bentuk suatu fungsi dalam diagram cartesius.
Grafik ini diperoleh dengan menghubungkan noktah-noktah yang merupakan pasangan
berurutan antara daerah asal (sumbu x) dan daerah hasil (sumbu y).
Menghitung Nilai dari Sebuah Fungsi
1. Notasi Fungsi
Sebuah fungsi dinotasikan dengan huruf kecil seperti f, g, h, i, dan sebagainya. Pada fungsi g
yang memetakan himpunan A ke himpunan B dinotasikan dengan g(x). Misal ada fungsi f
yang memetakan A ke B dengan aturan f : x → 2x + 2. Dari notasi fungsi tersebut, x
merupakan anggota domain. fungsi x → 2x + 2 berarit fungsi f memetakan x ke 2x+2. Jadi
daerah bayangan x oleh fungsi f adalah 2x + 2. Sobat dapat menotasikannya dengan f(x) = 2x
+2. Kesimpulan
Jika fungsi f : x → ax + b dengan x anggota domain f maka rumus fungsi f adalah f(x) = ax
+b
2. Menghitung nilai dari Sebuah Fungsi
Menghitung nilai dari sebuah fungsi cukup sederhana. Sobat hanya perlu mengikuti rules dari
fungsi tersebut. Semakin susah fungsi yang memetakannya maka akan semakin susah
menghitung nilai fungsinya. Terkadang soal-soal membalik fungsi tersebut, diketahui daerah
hasil kemudian diminta mencari daerah asal. Yuk mari dismak contoh berikut:
Diketahui fungsi f : x → 2x – 2 dengan x anggota bilangan bulat. Coba sobat tentukan nilai
dari
1. f(3)
2. f(4)
3. bayangan (-3) oleh f
4. nilai f untuk x = -10
5. nilai a jika f(a) = 14
Jawaban
fungsi fungsi f : x → 2x – 2 dapat dinyatakan dengan f(x) = 2x – 2
1. f(x) = 2x – 2
f(1) = 2(3) – 2 = 4
2. f(x) = 2x – 2
f (4) = 2(4) – 2 = 6
3. f(x) = 2x – 2
f(-3) = 2(-3) – 2 = -8
4. f(x) = 2x – 2
f(10) = 2(10) -2 = 18
5. f(a) = 2a – 2
14 = 2a -2
2a = 16
a=8
3. Menentukan Rumus sebuah fungsi
Sebuah fungsi dapat sobat temukan rumusnya apabila ada nilai atau data yang diketehui.
Kemudian dengan menggunakan aljabar sobat bisa dengan mudah menemukan rumus dari
fungsi tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa sobat simak contoh berikut:
Fungsi g yang berlaku pada himpunan bilangan riil ditentukan oleh rumus g(x) = ax + b
dengan a dan b adalah bilangan bulat. Jika g(-2) = -4 dan g(1) = 5. Coba sobat tentukan nalai
dari:
1. nilai dari a dan b
2. rumus fungsi
3. g (-3)
Jawaban
1. Untuk mencari nila a dan b kita buat persamaan dulu dari himpunan pasangan
berurutan yang diketahui.
g(-2) = -4 → -4 = -2a + b → b = 2a – 4 …(1)
g(1) = 5 → 5 = a + b …(2)
kita substitusikan persamaan 1 ke persamaan 2
5 =a+b
5 = a + 2a – 4
5 = 3a – 4
9 = 3a
a =3
2. b = 2a – 4
b = 2(3) -4
b=2
jadi nilai a = 3 dan b = 4
3. rumus fungsinya g(x) = 3a + 2
4. g(x) = 3a + 2
g(-3) = 3 (-3) + 2
g (-3) = -7
Demikian sobat bmateri dari kami tentang relasi dan fungsi matematika kelas 8 SMP.
Semoga bisa membantu belajar kalin di rumah.
TEORIMA PYTHAGORAS

A. Teorema Pythagoras
Pythagoras menyatakan bahwa : “Untuk setiap segitiga siku-siku berlaku kuadrat panjang
sisi miring (Hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya.”
jika c adalah panjang sisi miring/hipotenusa segitiga, a dan b adalah panjang sisi siku-
siku. Berdasarkan teorema Pythagoras di atas maka diperoleh hubungan:
c2 = a2 + b2
Dalil pythagoras di atas dapat diturunkan menjadi:
a2 = c2 – b2
b2 = c2 – a2
Catatan : Dalam menentukan persamaan Pythagoras yang perlu diperhatikan adalah
siapa yang berkedudukan sebagai hipotenusa/sisi miring.
Contoh :
Tentukan rumus pythagoras dan turunan dari segitiga yang memiliki panjang sisi miring a
dan sisi siku-sikunya b dan c.
Rumus Pythagoras : a2 = b2 + c2
Turunannya : b2 = a2 – c2
c2 = a2 – b2
B. Menghitung Panjang sisi segitiga siku-siku
Contoh :
1. Pada suatu segitiga ABC siku-siku di titik A. panjang AB= 4 cm dan AC= 3 cm.
Hitunglah panjang BC!
Jawab:
BC2 = AC2 + AB2
BC2 = 32 + 42
BC2 = 9 + 16
BC2 = 25
BC = 5 cm
2. Panjang sisi siku-siku dalam segitiga siku-siku adalah 4x cm dan 3x cm. Jika panjang
sisi hipotenusanya 20 cm. Tentukan nilai x.
AC2 = AB2 + BC2
202 = (4x)2 + (3x)2
400 = 16x2 + 9x2\
400 = 25x2
16 = x2
=x
3. Sebuah kapal berlayar ke arah Barat sejauh 80 km, kemudian ke arah utara sejauh 60
km. Hitunglah jarak kapal sekarang dari jarak semula.
jawab:
OU2 = OB2 + UB2
OU2 = 802 + 602
OU2 = 6.400 + 3.600
OU2 = 10.000
OU = 100 km
C.
D. Menentukan Jenis Segitiga jika Diketahui Panjang Sisinya dan Triple Pythagoras
1. Kebalikan Dalil Pythagoras
Dalil pythagoras menyatakan bahwa dalam segitiga ABC, jika sudut A siku-siku maka
berlaku a2= b2 + c2.
Dalam ABC, apabila a adalah sisi dihadapan sudut A, b adalah sisi dihadapan sudut B,
c adalah sisi sihadapan sudut C, maka berlaku kebalikan Teorama Pythagoras, yaitu:
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC siku-siku di A.
Jika b2 = a2 +c2 maka ABC siku-siku di B.
Jika c2 = a2 + b2 maka ABC siku-siku di C.
Dengan menggunakan prinsip kebalikan dalil Pythagoras, kita dapat menentukan apakah
suatu segitiga merupakan segitiga lancip atau tumpul.
Jika a2 = b2 + c2 maka ABC adalah segitiga siku-siku.
Jika a2 > b2 + c2 maka ABC adalah segitiga tumpul.
Jika a2 < b2 + c2 maka ABC adalah segitiga lancip.
Contoh :
Tentukan jenis segitiga yang memiliki panjang sisi
1. 5 cm, 7 cm dan 8 cm.
Jawab: sisi terpanjang adalah 8 cm, maka a= 8 cm, b = 7cm dan c = 5 cm
a2 = 82 = 64
b2 + c2 = 72 + 52
b2 + c2 = 49 + 25
b2 + c2 = 74
karena a2 < b2 + c2, maka segitiga tersebut adalah segitiga lanci
2. 8cm, 7cm dan 12 cm
Jawab: sisi terpanjang adalah 12 cm, maka a= 12 cm, b = 7cm dan c = 8 cm
a2 = 122 = 144
b2 + c2 = 72 + 82
b2 + c2 = 49 + 64
b2 + c2 = 113
karena a2 > b2 + c2, maka segitiga tersebut adalah segitiga tumpul
2. Triple Pythagoras
Yaitu pasangan tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kesamaan “kuadrat bilangan
terbesar sama dengan jumlah kuadrat kedua bilangan yang lain.”
Contoh :
3, 4 dan 5 adalah triple Pythagoras sebab, 52 = 42 + 32
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

Apa itu Persamaan Linier Dua Variabel?


Coba sobat hitung amati persamaan aljabar di bawah ini

Tampak bahwa persmaan-persamaan di atas terdiri dari dua buah variabel yang belum
diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti itulah yang disebut dengan persamaan linier dua
variabel. Sobat bisa menyimpulkan bahwa definisi persamaan linier dua variabel adalah:
“Persamaan yang hanya memiliki dua buah variabel dengan masing-masing variabel
bereksponen satu.”
Contoh
Ada persmaan
3x – 2y = 5
maka persamaan di atas merupakan SPLDV karena memiliki dua buah variabel yaitu x dan y
yang masing-masing berpangkat 1.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana sobat akan menentukan himpunan penyelesaian sebuah
persamaan linier dua variabel? Penyelesaiannya bisa sobat tentukan dengan mengganti kedua
varabel dengan angka yang memenuhi persamaan linier tersebut. Hasilnya nanti berupa
himpunan pasangan berurutan x dan y. Yuk simak contoh di bawah ini
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan linier dua variabel 3x + y = 12.
Percobaan x = 1
jika x = 1 maka 3 + y = 12 –> y = 9. Penyelesaiaanya adalah (1,9)
Percobaan x = 2
jika x = 2 maka 6 + y = 12 –> y = 6. Penyelesaiannya adalah (2,6)
Percobaan 3 x = 3
jika x = 3 maka 9 + y = 12 –> y = 3. Penyelesaiannya adalah (3,3)
Jika himpunan penyelesaian dari persamaan linier dua variabel di atas digambarkan pada
diagram cartesius akan nampak seperti di bawah ini:
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Apa itu SPLDV? apa bedanya dengan persamaan linier dua variabel? Coba sobat perhatikan
persaman-persamaan berikut:
2x + y = 6
x+y=5

*x dan y anggota bilangan cacah


dalam sistem peersamaan linier dua variabel akan ada lebih dari satu persamaan yang
masing-masing persamaan mengandung dua jenis variabel yang sama. SPLDV akan memiliki
himpunan penyelesaian yang nantinya harus memenuhi setiap persamaan dalam sistem
teresebut. Misal dari SPLDV 2x + y = 6 dan x + y = 5 kita cari satu persatu penyelesaiannya
maka akan ketemu

Coba sobat amati dari semua penyelesaian masing-masing persamaan ada penyelesaian yang
memenuhi kedua persamaan di atas yaitu (1,4).
Bagaimana Meneyelesaikan SPLDV?
Jika sobat menyelesaikan SPLDV menggunakan tabel seperti cara di atas akan memakan
waktu cukup lama. Ada metode yang lebeih cepat untuk menyelesaikan sistem persamaan dua
varibale dengan:
a. Metode Grafik (tidak penulis sarankan)
Metode ini dilakukan dengan cara menggambarkan masing-masing garis persamaan ke dalam
diagram kartesius kemudian baru mencari titik potong antara garis-garis tersebut. Cara ini
tidak penulis sarankan untuk mengerjakan soal ujian atau ulangan. Memakan banyak waktu.
b. Metode Substitusi
Metode substitusi atau penggantian dilakukan dengan cara menyatakan salah satu variabel
dalam pernyataan variabel lain. Kemudian baru sobat cari nilai dari masing-masing variabel.
Untuk lebih jelasnya sobat bisa simak contoh soal dan penyelesaiannya berikut:
tentukan penyelsaiannya SPLDV berikut
x + 5y = 13
2x – y = 4
Kita misalkan persmaan 1 dan persamaan 2
x + 5y = 13 ……(1)
2x – y = 4 ……(2)
Kita pilih persamaan 1 (boleh juga persamaan 2) kemudian kita ubah satu variabel dalam
bentuk pernyataan variabel lain
x + 5y = 13
x = 13 – 5y (variabel x dinyatakan dalam y)
Kitta substitusikan x pada persamaan dua dengan 13 – 5y
2x – y = 4
2(13 – 5y) – y = 4
26 – 10y – y = 4
– 11 y = – 22
y=2
kita masukkan ke salah satu persamaan untuk mencari nilai x
x + 5y = 13
x + 5(2) = 13
x + 10 = 13
x=3
Jadi sobat dapatkan penyelesaiannya adalah (3,2)
c. Metode Eliminasi
Seperti namanya eliminasi, metode ini menentukan penyelesaian dari sebuah sistem
persamaan linier dua variabel dengan menghilangkan (eliminate) salah satu variabelnya. Cara
ini menurut penulis lebih cepat dibandingkan dengan metode substitusi. Mari kita coba
kerjakan soal yang sama dengan menggunakan metode substitusi.
x + 5y = 13
2x – y = 4
# Langkah Pertama
tentukan variabel yang akan kita hilangkan. Pilihlah yang paling mudah (koefisien kecil atau
koefisien kelipatan). Kita pilih variabel x yang akan dihilangkan.
# Langkah Kedua
Jika variabel yang dipilih memiliki koefisiean berbeda maka setarakan dulu. Kemudian
lakukan operasi penjumlahan atau pengurangan untuk menghilangkan salah satu variabel (be
creative)

.
# Langkah Ketiga
setelah ketemu nilai satu variabel masukkan ke salah satu persamaan untuk menentukan nilai
variabel yang lain (variabel y)
x + 5y = 13
x + 5(2) = 13
x + 10 = 13
x=3
SPLDV dalam kehidupan sehari-hari
Asal sobat tahu ternyata sistem persamaan dua variabel ini bisa sangat aplikatif dalam
kehidupan sehari-hari. Beragam permasalahan terkait aritmatika sosial di kehidupan kita bisa
diselesaikan dengan menggunakan SPLDV. Peristiwa itu antara lain:

 Penentuan harga satuan barang


 Penentuan panjang dan lebar sebidang tanah
 Penentuan kombinasi barang sesuai nominal uang yang kita miliki.
 Penentuan umur dalam soal cerita
Contoh
Umur Dika 7 tahun lebih tua dari pada umur Ega. Jika umur dika dan umur ega dijumlahkan
totalnya adalah 43 tahun. Berapakah umur masing-masing?
Jawab:
Kita buat model matematikanya dahulu. Misalkan umur dika = x dan umur ega = y maka
x = y + 7 …(1)
x + y = 43 …(2)
kita substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2)
x + y = 43
y + 7 + y = 43
2y = 36
y = 18
x=y+7
x = 18 + 7
x = 25

Jadi dengan menggunakan SPLDV di atas didapat jawaban umur Dika adalah 25 tahun
sedangkan umur Ega adalah 18 tahun. Demikian sobat belajar kita tentang sistem persamaan
linier dua variabel. Pada aplikasi soal biasanya akan lebih rumit dari contoh di atas. Jika sobat
punya soal SPLDV yang susah silahkan ditanyakan lewat kolom komentar di bawah
postingan ini.
RESEP BAKSO SAPI

Bahan pentol bakso:


 Daging sapi ½ kg, giling
 Tepung kanji 50 g
 Telur 1 butir
 Lada bubuk ½ sdt
 Garam 1 sdt
 Bawang putih 4 siung, haluskan
 Es batu 40 g, hancurkan
 Air 2 L

Cara membuat pentol bakso:


1. Masukkan daging sapi yang telah digiling ke dalam wadah, campurkan tepung kanji,
telur, lada bubuk, garam dan bawang putih yang telah dihaluskan. Campur atau uleni
dengan tangan atau bisa menggunakan alat sampai semua tercampur sempurna.
2. Jika dirasa adonan masih lembek dan sulit dibentuk, maka bisa ditambahkan es batu
secara perlahan sampai dirasa adonan bisa dibentuk.
3. Rebus air dalam panci sampai mendidih
4.Ambil adonan daging dengan tangan lalu bentuk bulat baik dengan kedua tangan atau
dengan satu tangan ditekan hingga adonan keluar melalui jari telunjuk dan jempol.
5.Masukkan adonan yang telah terbentuk ke dalam air panas.
6.Lanjutkan hingga semua adonan habis.
7.Jika pentol telah mengapung maka pentol telah matang. Angkat

Anda mungkin juga menyukai