Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

KELEMBAGAAN PETANI
Dosen Pengampu: 1) Drs. IGN Mudita, M.Sos
2) Hamyana, SST, M.Si

ANALISIS PENUMBUH KEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI


DI DESA MOYO KECAMATAN MOYO HILIR KABUPATEN SUMBAWA

Oleh
RIKA SARTIKA
NIM 040120527

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
I. TUJUAN
Pratikum ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui mengenai analisis
kelembagaan dan perkembangan penumbuh kembangan kelembagaan ekonomi petani yang
ada di Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir ini. Selain itu juga guna memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut seperti kantor desa maupun
sebagainya.

II. MANFAAT
Manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu:
 Manfaat Teoritis
Dari segi teori praktikum ini dapat menjadi tambahan referensi ilmu pertanian
khususnya pada mata kuliah kelebagaan pertanian pada sub bab kelembagaan
ekonomi petani.
 Manfaat Praktis
Dari segi praktis, praktikum ini akan membawa dampak yang cukup besar. Dengan
mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh kelembagaan ekonomi yang ada di sekitar
mahasiswa tinggal, mahasiswa akan makin memahami masalah atau tantangan yang
ada di tempat tinggal mahasiswa. Mahasiswa serta masyarakat setempat dimasa
mendatang dapat menyusun strategi bersama agar desa ini lebih makmur dan
sejahtera.

III. LANDASAN TEORI


Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani
yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi
usahatani, baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.Kelembagaan
di tingkat petani merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang tidak bisa
dipisahkan. Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi tertentu. Kelembagaan petani baik
formal maupun informal khususnya di daerah perdesaan memegang peranan penting sebagai
salah satu pelaku dalam mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi serta
kemandirian masyarakat tani di perdesaan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Namun
sampai saat ini, kelembagaan petani masih dihadapkan pada beberapa permasalahan antara
lain: kompetensi SDM dan infrastruktur teknologi yang rendah, manajemen operasional
kelembagaan dan bisnis belum dikelola secara profesional serta belum memiliki kekuatan
hukum sehingga mempunyai posisi tawar dan aksesibilitas yang rendah terhadap sumber
pembiayaan, informasi, pasar dan teknologi. Dengan begitu Modernisasi kelembagaan di
tingkat pertain perlu dilakukan guna menunjang kinerja petani, sehingga petani mampu
mengikuti perkembangan zaman dan berdaya saing.

IV. WAKTU DAN TEMPAT


Pratikum ini dilakukan pada 3 juli 2021 di Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten
Sumbawa

V. ALAT DAN BAHAN


a) Alat tulis
b) Laptop
c) Handfon
d) Lembar pengamatan
e) Materi dan bahan bacaan

VI. LANGKAH LANGKAH


1. Memahami materi penumbuh Kembangan kelembagaan petani terutama
kelembagaan ekonomi petani.
2. Melakukan wawancara dan identifikasi kelembagaan ekonomi petani dan usahanya.
3. Melakukan analisa dari informasi yang diperoleh
4. Menyimpulkan hasil analisa dari informasi yang diperoleh.

VII. PEMBAHASAN
Kata “kelembagaan” (Koentjaraningrat, 1997) menunjuk kepada sesuatu yang bersifat
mantap (established) yang hidup (constitued) di dalam masyarakat. Suatu kelembagaan
adalah suatu pemantapan perilaku (ways) yang hidup pada suatu kelompok orang.
Merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola, berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu
dalam masyarakat, ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern, atau bisa
berbentuk tradisional dan modern, dan berfungsi untuk mengefisienkan kehidupan sosial.
Desa Moyo merupakan bagian dari Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. Rata-
rata penduduknya bekerja di sektor pertanian, peternakan dan di pemerintahan. Desa Moyo
memiliki potensi pertanian, terutama pertanian tanaman pangan dan jagung. Adapun wilayah
hutan dilakukan penanaman dan memelihara pohon jati.Kendala yang ada di Desa Moyo di
bidang pertanian antara lain : rendahnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman
pangan disebabkan karena belum diterapkannya teknologi yang direkomendasikan dan juga
petani disini kebanyakan masih menerapkan pertanian tradisional, irigasi yang terbatas pada
musim kering dan tidak ada sumber air yang kontinyu untuk mengairi tanaman. meskipun
pelatihan telah sering diikuti oleh petani, Teknologi rekomendasi tidak diterapkan secara
optimal sehingga tujuan tidak tercapai.

DESKRIPSI UMUM WILAYAH

 Batas Wilayah Desa Moyo


Batas Desa/Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Berare dan poto Moyo Hilir
Sebelah Selatan Serading Moyo Hilir
Sebelah Timur Moyo Mekar Moyo Hilir
Sebelah Barat Samapuin Sumbawa

 Luas Wilayah Menurut Penggunaan


Luas Pemukiman 11,30km2
Luas Persawahan 353ha/ma
Luas Perkebunan 8ha/m2
Luas kuburan 1 ha/m2
Luas Pekarangan 20 ha/m2
Luas Taman - ha/m2
Perkantoran 0,67ha/m2
Luas Prasarana Umum Lainnya - ha/m2
Total Luas 293,59ha/m2

TANAH SAWAH LUAS


Sawah irigasi teknis 347 ha/m2
Sawah irigasi ½ teknis - ha/m2
Sawah tadah hujan 6 ha/m2
Sawah pasang surut - ha/m2
……………………… - ha/m2
Total Luas 777 ha/m2

TANAH KERING LUAS


Tegal/Ladang 777 ha/m2
Permukiman 11,30 ha/km2
Pekarangan - ha/m2
……………………… - ha/m2
Total Luas 1.130ha/m2

 jumlah penduduk

Usia Laki-laki Perempuan Usia Laki-laki Perempuan

0-12 bln 8 14 39 tahun 23 30


1 tahun 8 5 40 25 23
2 17 16 41 21 23
3 17 14 42 17 31
4 24 22 43 22 22
5 27 20 44 14 20
6 23 21 45 25 16
7 26 25 46 19 18
8 30 27 47 21 9
9 25 13 48 11 19
10 27 26 49 16 13
11 34 28 50 11 14
12 24 18 51 11 16
13 24 21 52 18 18
14 17 16 53 6 7
15 23 22 54 10 12
16 28 22 55 5 12
17 28 22 56 11 14
18 28 14 57 20 28
19 14 12 58 13 9
20 26 22 59 11 4
21 23 21 60 7 8
22 23 27 61 5 7
23 17 11 62 7 7
24 13 14 63 3 5
25 21 25 64 7 9
26 11 11 65 7 8
27 14 17 66 6 8
28 21 21 67 10 5
29 15 23 68 3 6
30 21 29 69 1 5
31 14 23 70 4 4
32 21 21 71 3 9
33 23 23 72 3 9
34 18 27 73 2 3
35 30 31 74 5 2
36 15 17 75 2 4
37 22 23 Lebih dari 75 19 22
1.370
38 18 27 Total 1.346Orang
Orang

 kelembagaan petani

Didesa Moyo terdapat empat kelompok tani dan memiliki rata-rata luas garapan dan
status kepemilikan lahan sebagai berikut:

No Kelompok tani anggota Rata-rata Pemilik Petani


luas garapan penggarap penggarap

1 Untir semoko 20 2 √ -

2 Orong telaga 21 2 √

3 Buin sawe 18 2 √

-
4 Orong masin 17 2 √ -

 teknologi di tingkat petani

No Kelompok tani anggota Rata-rata Teknologi jumlah


luas garapan yang dimiliki

1 Untir semoko 20 2 Pompa air 2

Hand traktor 1

2 Orong telaga 21 2 Hand sprayer 2

3 Buin sawe 18 2 Pompa air 1

Hand sprayer 3

4 Orong masin 17 2 Hand traktor 1

Hand sprayer 2

Bedasarkan wawancara kepada petani mengenai umur dan pekerjaan pokok di


kelompok tani Untir semoko memiliki rata-rata 28 hingga 60 tahun. Generasi muda masih
sangat minim karena banyak kalangan muda memilih merantau dan kerja diluar desa. Dari
kelompok tani ini aktif hanya ketika dalam pengajuan bantuan dan selebihnya fakum dan tidak
melakukan pertemuan atau membahan tentang bagaimana langkah kedepannya.
Selama ini kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan melalui pendekatan kelompok
yang diawali dengan penumbuhan dan pengembangan kelompoktani (poktan) dan
dikembangkan menjadi gabungan kelompoktani (gapoktan) untuk meningkatkan skala
usahataninya. Keberadaan poktan maupun gapoktan di Desa Moyo yang belum memiliki
kekuatan hukum seringkali membuat mereka menjadi tidak berdaya apabila menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan usaha karena dianggap tidak memiliki
kekuatan di mata hukum. Sehubungan dengan hal tersebut, bagi kelompoktani dan atau
gapoktan yang berhasil dalam mengembangkan usahatani secara berkelompok, maka poktan
atau gapoktan maupun sebagian dari anggota kelembagaan petani tersebut yang memenuhi
persyaratan, berpeluang ditingkatkan kemampuannya untuk membentuk kelembagaan
ekonomi petani.

1. Hambatan kelembagaan ekonomi petani Desa Moyo belum berfungsi sesuai


dengan harapan, antara lain disebabkan karena:
 Kelembagaan petani masih belum berorientasi usaha produktif
 Akses terhadap kelembagaan keuangan/perbankan rendah
 Kelembagaan petani belum mampu melayani kebutuhan pengembangan
agribisnis bagi anggotanya
 Kelembagaan petani belum mampu menghubungkan dengan sumber-
sumber informasi, teknologi, dan pasar sehingga belum mampu bersaing
dengan pelaku usaha lainnya.

2. Tujuan dari Penumbuhan Kelembagaan ekonimo petani yang ada di Desa Moyo
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan petani untuk membentuk kelembagaan
ekonomi petani berbasis agribisnis yang berbadan hukum
 Meningkatkan kemampuan kelembagaan ekonomi petani dalam mengelola
usahatani melalui pengembangan jejaring usaha dan kemitraan dengan pelaku
usaha lainnya.

3. Manfaat pengembangan kelembagaan ekonomi petani Desa Moyo


Manfaat pengembangan kelembagaan ekonomi petani adalah:
 Mendorong kelembagaan petani berusahatani berbasis agribisnis dengan
skala ekonomi yang menguntungkan
 Mempunyai kekuatan hukum sehingga dapat mengakses permodalan usaha
 Meningkatkan posisi tawar dalam bermitra usaha dengan pihak lain.

4. Strategi yang ditempuh dalam pengembangan pemberdayaan kelembagaan


ekonomi petani dan usahatani yang ada di Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir
meliputi stategi dasar dan strategi operasional:

Strategi Dasar
 Mengubah perilaku petani agar mengembangkan usaha produktif yang dikelola
secara bersama dalam satuan skala usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar
yang menguntungkan dan efisien
 Fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelembagaan ekonomi petani
berbasiskan peningkatan kapasitas kelembagaan petani (poktan/gapoktan)
 Pemberdayaan usaha pertanian melalui pengembangan jenisjenis usaha yang
berorientasi pasar dan berskala ekonomi
 Fasilitasi pembentukan jejaring agribisnis/kemitraan antar pelaku utama dan
pelaku usaha.

Strategi Operasional
 Peningkatan kemampuan pengurus kelembagaan petani untuk
mengembangkan usahatani produktif dalam satuan skala usaha untuk
memenuhi kebutuhan pasar
 Peningkatan kemampuan pengurus kelembagaan ekonomi petani dalam
penyusunan perencanaan agribisnis sesuai dengan kebutuhan pasar
 Fasilitasi pembentukan kelembagaan ekonomi petani dengan basis
poktan/gapoktan yang berbadan hukum dalam bentuk Koperasi atau
Perseroan Terbatas (PT)
 Penguatan kapasitas kelembagaan petani dalam pengembangan organisasi
dan manajemen kelembagaan ekonomi petani melalui pendampingan oleh
penyuluh pertanian dan petugas dari instansi terkait
 Peningkatan jaringan kemitraan agribisnis antar kelembagaan ekonomi petani
dengan pelaku usaha lainnya dalam mengembangkan agribisnis di berbagai
tingkatan
 Peningkatan kemampuan anggota poktan/gapoktan dalam teknis agribisnis
melalui pendampingan oleh penyuluh pertanian, kursus tani, magang, study
banding dan lain-lain
 Peningkatan kemampuan penyuluh pertanian dalam memfasilitasi
pengembangan kelembagaan ekonomi petani.

VIII. Kesimpulan
Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani
yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi
usahatani, baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.Kelembagaan
di tingkat petani merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang tidak bisa
dipisahkan. Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi tertentu. Kelembagaan petani baik
formal maupun informal khususnya di daerah perdesaan memegang peranan penting sebagai
salah satu pelaku dalam mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi serta
kemandirian masyarakat tani di perdesaan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Namun
sampai saat ini, kelembagaan petani masih dihadapkan pada beberapa permasalahan antara
lain: kompetensi SDM dan infrastruktur teknologi yang rendah, manajemen operasional
kelembagaan dan bisnis belum dikelola secara profesional serta belum memiliki kekuatan
hukum sehingga mempunyai posisi tawar dan aksesibilitas yang rendah terhadap sumber
pembiayaan, informasi, pasar dan teknologi.
Pada dasarnya kelembagaan ekonomi petani yang ada di Desa Moyo ini masih jauh
perkenbangannya dibandikan didaerah lainnya. Hal ini sangat membutuhkan kepedulian
penting dari pemerintah untuk lebih ekstra dalam perkembngannya untuk memajukan
kelembagan ekonomi petani secara merata diseluruh indonesia.

IX. Saran
Dengan dilakukannya praktikum ini diharapkan dimasa mendatang Kelembagaan
ekonomi petani semakin berkembang kedepannya. Dari hasil praktikum ini tentunya masih
banyak kekurangan dalam menyampaikan hasil praktikum. Oleh karena itu, saya memohon
kritik dan saran kepada para pembaca untuk memperbaiki laporan praktikum selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai