Anda di halaman 1dari 20

"Produksi Bersih pada Pengolahan Industri Tepung Sagu"

Kimia Industri - Bu Dr. Hj. Siti Suryaningsih M.Si.

Aisyah Nursa'adah
(11190162000046)

Fitri Maulina Solehah Fuja fujayanti


(11190162000040) (11190162000050)
Latar belakang industri 1 Produksi limbah dan contoh
6
tepung sagu cara pengolahan limbah
industri tepung sagu
Definisi produksi bersih 2 Prinsip 5R 7
Tujuan produksi bersih 3 Produksi bersih yang
dilakukan untuk
8
industri tepung sagu
meminimalisir limbah
Proses pembuatan
tepung sagu
4 Metode keselamatan dan 9
perlindungan lingkungan
Macam-macam limbah 5 Kesimpulan 10
yang dihasilkan
Daftar pusaka 11
01

Peningkatan permintaan olahan sagu berdampak pada peningkatan produksi


tepung sagu. Peluang produksi tepung sagu kemudian dimanfaatkan
sebagian pengusaha untuk memproduksi dengan skala pabrik.

Meningkatnya daya saing antar pengusaha menyebabkan banyak aspek


diperlukan untuk menaikkan kualitas pemasaran diantaranya usaha untuk
mengurangi limbah yang dihasilkan dari setiap proses produksi.

Penelitian dan persentasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses


produksi tepung sagu dan memberikan rekomendasi minimalisasi limbah dan
teknologi bersih pada industri tepung sagu.
(Maulidia Vera, dkk., 2020.)
02
Produksi bersih merupakan suatu tindakan preventif yang terpadu dan
terintegrasi yang bisa diaplikasikan dalam proses produksi, dan jasa untuk
meningkatkan efesiensi bagi proses tersebut dan mengurangi dampak buruk bagi
manusia dan lingkungan
(Thrane, et al 2009).
Produksi bersih (cleaner production) menjadi strategi yang potensial
diterapkan pada industri tepung sagu karena ada peran aktif pelaku
industri, nilai tambah langsung, dan pengurangan resiko lingkungan (Fauzi
dkk., 2008).
03

Produksi bersih dapat meningkatkan daya


saing industri tepung sagu dan menciptakan
industri yang ramah lingkungan

Dengan produksi bersih, produksi tepung sagu


menjadi maksimal dan efisien karena ada
peran aktif pelaku industri, nilai tambah
langsung, dan pengurangan resiko pencemaran
lingkungan.
04
INPUT PROSES LIMBAH

lamantak

820 Kg

10 Kg Karung bekas
Pembongkaran 10 Kg Ceceran lemantak

10.400 Kg

0,5 KWH Listrik 4800 L Air


9600 L Air Pelunakan 0,5 KWH Listrik

5600 Kg

100 Kg Ampas lamantak


Penyaringan 200 L Air

5600 Kg Bubur
14.900 Kg pati sagu
04
INPUT PROSES LIMBAH

0,5 KWH Listrik Pencucian 1 15 Kg Debu dan tepung


9600 L Air 0,5 KWH Listrik
4800 L Air

14.885 Kg

15 Kg Debu dan tepung


0,5 KWH Listrik Pencucian 2 0,5 KWH Listrik
4800 L Air
4800 L Air
14.870 Kg

0,5 KWH Listrik 10 Kg Debu dan tepung


4800 L Air
Pencucian 3 0,5 KWH Listrik
4800 L Air

14.860 Kg

10 Kg Debu dan tepung


0,5 KWH Listrik
0,5 KWH Listrik
4800 L Air Pencucian 4 4800 L Air

14.850 Kg
04
INPUT PROSES LIMBAH

5 Kg Debu dan tepung


0,5 KWH Listrik Pencucian 5 0,5 KWH Listrik
4800 L Air

10.045 Kg

0,5 KWH Listrik Pemisahan Air 3 Kg Ceceran tepung


& Tepung 7042 L Air
0,5 KWH Listrik

3000 Kg

2 Kg Ceceran Tepung
0,5 KWH Listrik Pencacahan 0,5 KWH Listrik

2998 Kg

2348 L Uap air


100 Kg Kayu bakar 20 Kg Abu kayu
Pengovenan Uap panas

650 Kg
04
INPUT PROSES LIMBAH

0,5 KWH Listrik Pengayakan

650 Kg

50 Kg Tepung 600 Kg Tepung


sagu kasar sagu halus

Diolah kembali

1 Kg Plastik
Pengemasan Potogan sisa karung &
1 Kg Karung
plastik, benang & karton
1 Gulung benang serta gabungan benang

12 Karung tepung
sagu 50 Kg
05

• 10 Kg karung bekas
• 10 Kg ceceran lamantak
PADAT
Total volume • 100 kg ampas sagu
timbulan limbah yang • 60 kg ceceran tepung sagu
dihasilkan pada • 20 kg abu sisa pembakaran
proses produksi
• 50 kg tepung sagu kasar.
tepung sagu
meliputi:
CAIR Air bekas sebanyak 36.042 liter
06
Ampas sagu abu sisa pembakaran
karung bekas

Pengambilan Ampas Penjemuran Ampas Pengayakan menggunakan


di bawah terik matahari kawat kasa
Tahap Mengolah
Ampas Sagu Menjadi
Ditempatkan di Fermentasi dengan ragi tape Pengukusan sampai
Pakan Ternak Bebek
wadah tertutup atau Aspergillus niger teksturnya lengket
yang bebas dari
air dan minyak Pengemasan
06

Re-think (berpikir ulang) Reuse (Penggunaan kembali)


01 suatu konsep pemikiran 02 Upaya yang memungkinkan
yang harus dimiliki pada suatu limbah dapat digunakan
saat awal kegiatan akan kembali tanpa perlakuan fisika,
beroperasi, dengan implikasi kimia atau biologi
(Purwanto, 2005). (Purwanto, 2009).

03 Reduce (pengurangan)
Upaya untuk menurunkan
atau mengurangi timbulan
limbah pada sumbernya

(Purwanto, 2009).
06

04 Recovery
upaya mengambil bahan - bahan
yang masih mempunyai nilai ekonomi
tinggi dari suatu limbah, kemudian 05
dikembalikan ke dalam proses produksi
dengan atau tanpa perlakuan fisika, Recycle (daur ulang)
kimia dan biologi. Upaya mendaur ulang limbah untuk
(Purwanto, 2009).
memanfaatkan limbah dengan
memrosesnya kembali ke proses
semula melalui perlakuan fisika, kimia
dan biologi.
(Romli dan Suprihatin 2009 dalam Ibrahim et al. 2014).
07
01 a. Limbah Karung Bekas 02 a. Penghematan air (memberi tanda batas air
dijadikan kerajinan tangan dalam bak pengadukan hingga volume mencapai
b. Ceceran yang jatuh -> 9.600 L
dikumpulkan -> dimasukkan ke
b. Sisa air proses pengendapan
kembali -> bak pelunakan Pelunakan dan
Pengadukan Bak I -> Produksi selanjutnya
mengurangi limbah ceceran
Pembongkaran sagu hingga 10 kg. mengurangi penggunaan air
dan penyurahan sebanyak 4.800 L

04 a. Pengerukan kotoran -> sekop

b. Pemanfaatan endapan bagian atas


pencucian -> pakan ternak bebek
03 Pemanfaatan ampas yang tersaring
(mengurangi limbah debu dan dijual untuk pakan ternak bebek.
tepung sebanyak 55kg)
mengurangi limbah ampas
c. Pemanfaatan kembali air (pencucian 1 dan 2)
untuk tahap pelunakan sebanyak 9.600 L. sagu hingga 100 kg.

Pengadukan dan d. Pemanfaatan kembali air : mengurangi


~ Pencucian 3 -> Pencucian 1 penggunaan air
Pencucian Bak II Penyaringan
~ Pencucian 4 -> Pencucian 2
baru hingga
~Pencucian 5 -> Pencucian 3
14.400 L
07

05
a. Air digunakan kembali untuk
proses pengadukan dan pencucian 4 06 a. Pemberian wadah dibawah mesin Belt
Conveyor untuk mewadahi tumpahan tepung.
dan 5 sebanyak 7.042 L.
b. Pemberian wadah dibawah mesin b. Tumpahan tepung -> diolah kembali ->
Hydrator untuk tumpahan tepung. memasukkan kembali tumpahan tepung ke
c. Tumpahan tepung dikumpulkan dan dalam bak pembongkaran dan penyurahan.
diolah kembali ke dalam bak (mengurangi limbah tumpahan
pembongkaran dan penyurahan. Pencacahan tepung hingga 2 kg)
Pemisahan Air
dan Tepung (mengurangi limbah tumpahan
tepung hingga 3 kg)

08 07
Tepung kasar dikumpulkan dan diolah
kembali -> di masukkan ke dalam Pemanfaatan abu kayu sisa
bak pembongkaran dan penyurahan. pembakaran -> di jual kembali ->
abu gosok.
(mengurangi pembentukan (mengurangi limbah abu kayu
limbah tepung kasar hingga sebanyak 20 kg)
50 kg dalam sekali produksi)
Pengovenan
Pengayakan
08 (K3)

1. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Pemberian masker filter udara atau masker


corong dan penutup kepala pekerja

Pemberian sarung tangan pada proses pengemasan.

2. Pencegahan pencemaran IPAL


Pengolahan limbah cair total yang tidak
digunakan dari keseluruhan sebanyak 5.000 L.

diperlukan IPAL dengan kapasitas volume minimal


5.000 L.
08

1. Filtrasi Tahap Pertama


Honey Comb 1, limbah-limbah yang membawa kandungan
suspended solids serta bakteri e-coli akan disaring.
Dengan tujuan agar konsentrasi dari bakteri tersebut
dapat berkurang.
2. Filtrasi Tahap Kedua
Media bioball yang akan dilewati air limbah dan akan
terlapisi dengan mikro organisme bakteri pengurai.
Hingga akhirnya limbah dapat terurai oleh bioball dan
akan merubahnya menjadi wujud cair.
3. Filtrasi Tahap Ketiga
limbah cair akan tersaring dengan media honeycomb,
diuraikan oleh bakteri, hasilnya menjadi lebih bersih
dan tidak menimbulkan bau. Sehingga limbah tersebut
menjadi lebih ramah lingkungan.
4. Penjernihan
Penjernihan dengan klorin sehingga bakteri yang
masih terkandung didalamnya akan dibunuh. Sehingga
air limbah yang dihasilkan menjadi lebih jernih dan
bersih dari sebelumnya.
09
Produksi bersih (cleaner production) menjadi strategi yang potensial
diterapkan pada industri tepung sagu karena ada peran aktif pelaku industri,
nilai tambah langsung, dan pengurangan resiko lingkungan. Dengan produksi
bersih, produksi tepung sagu menjadi maksimal dan efisien karena ada peran
aktif pelaku industri, nilai tambah langsung, dan pengurangan resiko pencemaran
lingkungan.

Proses pada pembuatan Produksi Tepung Sagu yaitu Lamantak,


Pembongkaran, Pelunakan, Penyaringan, Pencucian 1-5, Pemisahan air & tepung,
Pencacahan, Pengovenan, pengoyakan dan Pemanasan. Metode Produksi Bersih
dan Minimalisasi Limbah yang Ditawarkan pada produksi tepung sagu adalah 3R
( Reduce, Recovery, Recycle) yang mana dapat mengurangi total volume
timbulan limbah yang dihasilkan pada proses produksi tepung sagu.

Selain persaingan didunia industri dewasa ini juga memperhatikan aspek


keselamatan pekerja dan peningkatan kepedulian pelaku industri terhadap dampak
lingkungan, Sehingga aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan penting
diterapkan pada industri tepung sagu.
10

Anak Rantau. 2021. CARA MODERN PROSES PENGOLAHAN TEPUNG SAGU FUULL //selat panjang, Kep. meranti prov. Riau. Youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=i3k7B9j2I0M
Fauzi, A.M.; Rahmawakhida, A., dan Hidetoshi, Y. 2008. Kajian Strategi Produksi Bersih di Industri Kecil Tapioka: Kasus Kelurahan
Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol. 18 (2).

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
Ibrahim, B, E. Salamah, R. Alwinsyah. 2014. Pembangkit biolistrik dari limbah cair industri perikanan menggunakan Microbial fuell Cell
dengan jumlah elektroda yang berbeda. Jurnal Dinamika Maritim. Volume IV (1) 1-9
Maulidia dkk. 2020. Peluang Penerapan Produksi Bersih pada Industri Tepung Sagu. J. Presipitasi, Vol 17 No 3: 263-271

Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih di Kawasan Industri. Disampaikan pada Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam
mendorong Terciptanya Kawasan Eco-industrial di Indonesia, diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan Standardisasi dan
Teknologi dii Jakarta 3 Juni 2005
Thrane, M., E. Holm Nielsen dan P. Christensen. 2009. Cleaner production in Danish Fish Processing – Experiences, Status and Possible Future
Strategies. Journal of Cleaner Production 17 (2009) 380–390. doi:10.1016/j.jclepro.2008.08.006
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai