Efek compton ini di ungkapkan ilmuan yang bernama Compton pada tahun 1923
dengan eksperimennya.
Saat itu dia melakukan eksperimen penembakan sinar X yangdikeluarkan dari bahan
radioaktif lempengan tipis.
Pada percobaan ini kita dapat melihat bahwa panjang gelombang foton dating lebih
pendek daripada foton yang terhambur.
Dimana
E = Energi (J)
m= massa (kg)
c = kecepatan cahaya (m/s)
Rumus Energi Foton Planck
E = hf
p = hf
p = h/λ
dimana
Pada tahun 1932, efek compton ini diungkapkan oleh ilmuwan yang bernama
Compton melalui eksperimennya.
Pada percobaan ini, kamu bisa melihat kalo panjang gelombang foton datang
lebih pendek, daripada foton yang terhambur.
Inverse hamburan Compton juga ada dan terjadi saat dikenakan transfer
partikel bagian dari energi buat foton
Efek Compton penting, karena menunjukkan kalo cahaya gak bisa dijelaskan
murni sebagai fenomena gelombang.
Tapi, efeknya akan jadi kecil pada intensitas cahaya yang cukup rendah
terlepas dari panjang gelombang.
Cahaya harus bersikap seolah – olah itu terdiri dari partikel buat menjelaskan
intensitas rendah hamburan Compton.
Di dalam kehidupan nyata efek Compton ini diterapkan dalam beberapa hal untuk
kepentingan dan kebutuhan manusia. Beberapa contoh dari penerapan Compton,
yaitu:
1. Spektroskopi Gamma
Sinar gamma adalah sinar yang tidak bisa dilihat oleh mata secara langsung. Sinar
ini dihasilkan dari bahan radioaktif, sehingga untuk mengetahui keberadaannya
perlu menggunakan alat detektor.
Detektor yang digunakan untuk menangkap sinar gamma adalah Nal (TI). Ketika
sinar gamma dikenai detektor yaitu efek fotolistrik, efek compton, dan bentuk
pasangan. Efek fotolistrik dapat terjadi pada sinar gamma yang mengenai elektron di
kulit K pada atom.
Sehingga, terjadi sebuah transisi elektron yang diisi dengan elektron dari kulit lain.
Saat sinar gamma mengenai elektron yang berada di paling luar dengan daya ikat
yang kecil maka akan terjadi efek compton yang membuat hamburan pada elektron
bebasan.
Efek bentukan pasangan akan terjadi pada sinar gamma yang melaju di dekat inti
atom dengan bantuan dari sinar gamma yang cukup. Pasangan yang terbentuk yaitu
positron dan elektron. Ketiga efek tersebut menghasilkan pancaran cahaya atau
sintilasi.
Semakin kecil resolusi tenaga dari spektroskopi gamma maka data yang diperoleh
semakin bagus, namun apabila semakin besar maka data yang diperoleh tidak valid.
Pada tingkatan atas terdapat sebaran kosmik yang merupakan elektron dalam suatu
sintilator menyebarkan sinar gamma compton. Selanjutnya, di tingkatan kedua
bahan sintilator tersebut menyerap foton tersebar yang membuat foton akan
bergerak secara sendiri ke bawah.
Prinsip kerja dari compton teleskop yaitu lapisan pertama memiliki warna biru dan
lapisan kedua memiliki warna hijau. Foton yang masuk dari atas akan menyebarkan
compton ke lapisan pendeteksi pertama yang kemudian diserap oleh lapisan hijau
atau lapisan kedua.
Sinar gamma compton akan tersebar di lapisan atas dan hanya sebagian kecil dari
area yang mampu dideteksi oleh teleskop pencar compton. Setiap lapisan hanya
mampu menyimpan hasil pengukuran energi dengan resolusi energi detektor yang
dibatasi dengan ketidakpastian.
Walaupun begitu hasil yang didapatkan cukup baik yaitu 5% sampai 10%. Sekarang,
penelitian mengenai teleskop compton hanya menekankan pada pelacakan elektron
yang berada di tingkat atas, sehingga solusi untuk masuk dari sinar gamma bisa
diketahui.