Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI

PENYULUHAN HUKUM
“Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Tentang Hukum Terkait Tingginya Permasalahan
Penelantaran Rumah Tangga”

Palembang, 28 Januari 2020

I. PEMBUKAAN

Acara dimulai pada pukul 19.00 WIB dan dibuka oleh Kharisma Yatini, S.H, selaku
perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum Palembang (LBH Palembang).
Penyuluhan hukum adalah salah satu kegiatan bantuan hukum non - litigasi yang
diberikan oleh Lembaga Bantuan Hukum Palembang yang merupakan salah satu
lembaga yang telah terakreditasi pada Kementerian Hukum dan HAM. Dan
sebagaimana tema penyuluhan hukum yang diangkat, maka dalam acara penyuluhan
hukum yang diadakan ini target/sasaran utamanya adalah warga Lr. Gang Lama 6 RT
08 Kelurahan Bagus Kuning Kecamatan Plaju Ulu Kota Palembang.

II. PENYAMPAIAN MATERI

Pemateri : Kharisma Yatini, S.H.

Hukum dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam masyarakat yang bertujuan
untuk merealisasikan terbentuknya sebuah masyarakat yang nyaman dan berkeadilan.
Namun tidak semua masyarakat memahami tentang kehadiran hukum dalam
berkehidupan sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan hukum yang
terjadi. Permasalahan hukum tersebut merupakan akibat dari ketidakpatuhan hukum
dan pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu
pelanggaran hukum yang marak terjadi di kehidupan masyarakat saat ini adalah
permasalahan penelantaran rumah tangga.

Secara garis besar penelantaran rumah tangga termasuk salah satu bentuk Kekerasan
Dalam Rumah Tangga yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan juga
diatur dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan. Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Secara yuridis, tindakan penelantaran rumah
tangga merupakan bagian dari tindak pidana, karena merupakan kejahatan yang
merebut hak – hak orang yang berada dibawah tanggungjawabnya, baik dalam segi
fisik, ekonomi, social, dan emosional.
Pertanggungjawaban pidana oleh pelaku kejahatan (penelantaran) bukanlah
pertanggungjawaban pidana terhadap kerugian/penderitaan korban secara langsung
dan konkret, tetapi merupakan pertanggungjawaban pidana yang bersifat pribadi atau
individual. Selain itu, upaya hukum bagi korban penelantaran rumah tangga dapat
dilakukan secara keperdataan yaitu karena ada hak-hak keperdataan yang dilanggar
seperti halnya jika tidak diberi nafkah untuk hidup dan kehidupannya yang
seharusnya menjadi tanggungjawab menurut hukum yang berlaku. Penelantaran
rumah tangga dalam konteks ini, biasanya terjadi pada salah satu dari suami atau istri
tidak diberi hak nafkah lahir dan/atau batin selama dalam perkawinannya.
Jika terjadi penelantaran rumah tangga yang dirasakan oleh salah satu pihak pasangan
suami-istri, maka yang harus dilakukan dalam hal ini adalah membangun kesadaran
bahwa persoalan KDRT berupa penelantaran rumah tangga merupakan persoalan
social bukan individual dan salah satu pelanggaran hukum yang terkait dengan Hak
Asasi Manusia. Selan itu, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pola
relasi gender yang harmonis antara laki-laki dan perempuan.

III. SESI TANYA JAWAB

Pertanyaan dari beberapa penanya ada yang beberapa di luar tema dari Penyuluhan
Hukum yang telah ditetapkan yaitu;

1. Ahmad Riji
Pertanyaan : Apakah sama dimata hukum dalam melindungi laki-laki
dalam KDRT yang dilakukan oleh seorang istri?
Jawaban : Dalam kehidupan nyata terdapat kasus bahwa sang istri
membunuh suami karena dikhianati dan pada saat itu
hakim
memutuskan untuk membebasi sang istri dengan alasan
bahwa sang istri memiliki gangguan metal.
2. Husrin Nawawi
Pertanyaan : Perkara macam apa yang bisa dibantu gratis oleh LBH
Palembang? Dan bagaimana bentuk gratis tersebut serta
sampai mana proses perkara tersebut dilakukan dengan
biaya gratis?
Jawaban : Untuk pidana semua bisa dibantu kecuali Bandar Narkoba
dan untuk perkara perdata juga semuanya bisa. Program
Bantuan Hukum Gratis dapat dilakukan sejak Konsultasi
Perkara, Pembuatan Surat Kuasa hingga Putusan
Pengadilan. Dalam lingkup hukum lingkungan juga sejak
dilaksanakan Advokasi.

3. Armen
Pertanyaan : Dalam masalah Ketenagakerjaan, jika terjadi PHK karena
Surat Pemberhentian tidak sesuai dengan tanggal penerbitan
dan juga permasalahan mengenai pembayaran gaji tidak
sesuai dengan UMR untuk gaji pegawai sebagaimana
mestinya.
Apakah bisa dibantu sampai tuntas oleh LBH Palembang?
Jawaban : Tentu bisa dibantu sampai tuntas jika telah memenuhi
Persyaratan yang ditentukan oleh LBH Palembang dan
tidak
ditemukan kendala dalam setiap proses hukum yang
berjalan

4. Mardiah
Pertanyaan : Berkaitan dengan Lingkungan, ada pabrik dan baunya
sangat
menyengat sehingga menganggu kenyamanan warga,
apa yang harus kami lakukan? Karna pabrik itu ada sebelum
penduduk tinggal disini.
Jawaban : Bisa ditempuh melalui mediasi dan juga bisa diajukan
gugatan
melalui pengadilan jika mediasi tersebut tidak menemukan
titik penyelesaian

5. Putri
Pertanyaan : Seandainya ada perkara terkait konsumen dimana pedagang
memberikan data yang tidak benar, apa yang harus dilakukan
jika ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan apakah
ada kerjasama dengan LBH Palembang
Jawaban : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia secara umum hanya
menerima pengaduan awal serta pengaduan secara online.
Selain itu, YLKI hanya berperan sebagai perantara antara
konsumen dengan pihak perusahaan atau pedagang yang
terkait. YLKI tidak memiliki kerjasama dengan LBH
Palembang sehingga jika ingin dilakukan gugatan tetap
tergantung pada konsumen tersebut apakah akan
menggunakan pedampingan hukum kepada LBH Palembang
atau tidak
IV. PENUTUP

Dengan mengucapkan Hamdallah, acara penyuluhan hukum “Meningkatkan


Pemahaman Masyarakat Tentang Hukum Terkait Tingginya Permasalahan
Penelantaran Rumah Tangga” ditutup pada pukul 21.00 WIB.

Palembang, 28 Januari 2020

Narasumber Moderator

(Kharisma Yatini, S.H) (Linda, S.H)

Mengetahui:

Lembaga Bantuan Hukum Palembang

Direktur

(Taslim, S.H., M.H)

Anda mungkin juga menyukai