Anda di halaman 1dari 3

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS HUKUM
KAMPUS UNHAS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM. 10
MAKASSAR 90245 TELEPON/FAKSIMILI 0411-587219 EMAIL : hukum@unhas.ac.id

FORM B

FORMULIR RENCANA JUDUL SKRIPSI

MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNHAS

SKRIPSI

NAMA : MUH. NUR UDPA

NOMOR INDUK : B111 07 173

BAGIAN : HUKUM PERDATA

JUDUL : ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN


MELALUI UPAYA ARBITRASE BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

MASALAH/ISSU/KAJIAN :

1. Melalui ketentuan pasal 45 ayat (1) UUPK dapat diketahui bahwa untuk menyelesaikan
sengketa konsumen, terdapat dua pilihan yaitu melalui lembaga yang bertugas
menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan
yang berada di lingkungan peradilan umum. Dalam perkembangannya, penggunaan
sarana pengadilan kemudian dinilai tidak lagi memenuhi kebutuhan masyarakat
sebagai lembaga penyelesaian sengketa. Banyak pihak-pihak yang justru semakin
dirugikan baik dari segi waktu, biaya, dan pemikiran, sementara hasil yang diinginkan
masih jauh dari harapan untuk mendapatkan penyelesaian yang adil dan benar. Dalam
memberikan kepastian hukum dengan cara yang cepat, mudah, dan murah kepada
konsumen, maka UUPK memberikan kesempatan penyelesaian sengketa melalui jalur
alternatif penyelesaian sengketa yaitu mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Dalam
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS HUKUM
KAMPUS UNHAS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM. 10
MAKASSAR 90245 TELEPON/FAKSIMILI 0411-587219 EMAIL : hukum@unhas.ac.id

pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui ketiga hal tersebut, maka UUPK


membentuk suatu lembaga penyelesaian sengketa yaitu BPSK. Namun sangat
disayangkan eksistensi BPSK ditengah-tengah masyarakat, khususnya di wilayah kota
Makassar, menurut penulis masih sangat kurang, hal tersebut disimpulkan berdasarkan
prapenilitian yang dilakukan penulis di BPSK kota Makassar dimana jumlah putusan
yang dikeluarkan BPSK dalam hal upaya arbitrase sangatlah kurang. Berdasarkan
pengakuan salah satu anggota BPSK, bapak Qumaludin Achmad, hal tersebut
diakibatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan keberadaan BPSK. Hal
inilah yang menjadi salah satu alas an penulis untuk membahas secara terperinci
mengenai proses pelaksanaan penyelesaian sengketa konsumen, salah satunya melalui
upaya arbitrase.
2. Salah satu cara penyelesaian sengketa konsumen yang diatur dalam UUPK melalui
arbitrase. Namun jika para pihak tidak setuju dengan putusan arbitrase BPSK tersebut,
UUPK masih membuka kemungkinan untuk diajukan keberatan kepengadilan. Dalam
praktik sebagaian besar putusan arbitrase BPSK yang mengharuskan produsen untuk
memberikan ganti kerugian yang besar kepada konsumen korban tidak dilaksanakan,
karena mereka membawa perkaranya ke pengadilan melalui jalur keberatan, bahkan
berlarut-larut sampai ke Mahkamah Agung, sehingga efektivitas BPSK untuk melindungi
kepentingan konsumen menjadi tidak terlaksana. Hal ini disebabkan karena UUPK
memberi pengaturan yang berbeda, tetapi tidak memberikan penjelasan, sehingga
timbul pertentangan antara arbitrase dalam putusan BPSK, dengan putusan arbitrase
dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa, yang memerlukan penafsiran yang lebih lanjut.

RUMUSAN MASALAH :

1. Bagaimana proses penyelesaian sengketa konsumen melalui upaya arbitrase


Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa konsumen melalui upaya arbitrase Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen apabila dihadapkan dengan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa?
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS HUKUM
KAMPUS UNHAS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM. 10
MAKASSAR 90245 TELEPON/FAKSIMILI 0411-587219 EMAIL : hukum@unhas.ac.id

3. Bagaimana prosedur eksekusi terhadap putusan arbitrase Badan Peyelesaian


Sengketa Konsumen dintinjau dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian
sengketa?

TUJUAN :

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu menguraikan serta mengkaji mengenai:

1. Proses penyelesaian sengketa konsumen melalui upaya arbitrase Badan Penyelesaian


Sengketa Konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen
2. Penyelesaian sengketa konsumen melalui upaya arbitrase Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen apabila dihadapkan dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa
3. Prosedur eksekusi terhadap putusan arbitrase Badan Peyelesaian Sengketa Konsumen
dintinjau dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa

Anda mungkin juga menyukai