Anda di halaman 1dari 7

MEMANDANG KEDUDUKAN WANITA SEBAGAI ISTRI DI DALAM

RUMAH TANGGA ‘TINJAUAN SEJARAH HUKUM DUNIA’


Rio Fernandia Putra
riofernandia@gmail.com

Abstract
The family is an organ in a society. In making a family, legal methods are required according to
the laws in force in the community itself. The way that can be done is through marriage.
Marriage is a thing or a sacred event to tie the sacred promise of two human beings who have a
sense of gratitude between people. After a marriage takes place, automatically inherent roles are
formed between husband and wife in the household. One thing that is reasonable and we should
discuss about the husband is the head of the family who makes a living for the household.
Meanwhile, the wife is a person who must take care of the household. In this position,
households show different roles. The division of roles is based on the view that the position of
women is subordinated to men. This view is created because there is a crystallization process of
values that places the position of men over women. Dominating patriarchal culture that existed
in ancient social groups. Related to the present patriarchal culture still exists in certain
societies. This paper aims to find out the position of women who have a role as wives in the
perspective of the history of law in the world and how their legal arrangements in the
Indonesian legal system.
Keywords: Women's Position, Wife, Legal History
Abstrak
Keluarga merupakan organ terkecil yang ada di dalam suatu masyarakat. Dalam membentuk
keluarga diperlukan suatu cara yang sah menurut hukum yang berlaku di dalam masyarakat itu
sendiri. Suatu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melalui perkawinan. Perkawinan
merupakan suatu hal atau peristiwa yang sakral untuk mengikatkan janji suci dua insan manusia
yang memiliki rasa cinta kasih tulus antar keduanya. Setelah dilangsungkannya sebuah
perkawinan, secara otomatis terbentuklah peran-peran yang melekat diantara suami dan istri
dalam rumah tangga. Suatu hal yang wajar dan seringkali kita dengar bahwa suami adalah kepala
keluarga dengan kewajiban mencari nafkah untuk keluarganya. Sementara itu, istri itu sebagai
seseorang yang wajib mengurus urusan rumah tangga. Dalam posisi tersebut menunjukkan
bahwa dalam rumah tangga terdapat pembagian peran yang berbeda. Pembagian peran itu
didasarkan atas pandangan bahwa kedudukan wanita merupakan subordinasi dari laki-laki.
Pandangan ini tercipta karena ada proses kristalisasi nilai-nilai yang menempatkan posisi laki-
laki diatas perempuan. Sehingga terdapat dominasi budaya patriarki yang terdapat pada suatu
kelompok sosial zaman dahulu. Sehingga sampai saat ini budaya patriarki masih eksis dalam
masyarakat tertentu. Dengan adanya tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan wanita
yang memiliki peran sebagai istri dalam kacamata sejarah hukum di dunia dan bagaimana
pengaturan hukumnya dalam sistem hukum Indonesia.
Kata Kunci : Kedudukan Wanita, Istri, Sejarah Hukum

1
A. Pendahuluan keharmonisan. Peristiwa-peristiwa
Dilihat dalam Kamus Besar Bahasa yang terjadi didalam suatu wilayah itu
Indonesia (KBBI), dunia memiliki arti tidak serta merta begitu saja terjadi.
sebagai ‘bumi dengan segala sesuatu Melainkan melalui rangkaian proses
yang terdapat diatasnya’ atau ‘alam sejarah yang panjang sehingga dapat
kehidupan’ atau dapat dikatakan terbentuk suatu tatanan sosial di dalam
sebagai ‘lingkungan atau lapangan masyarakat. Dalam suatu tatanan
kehidupan’. Jadi dunia ini dapat sosial diperlukan sebuah kaidah untuk
diartikan sebagai suatu tempat yang mengatur kehidupan masyarakat mulai
sangat luas yang didalamnya terdapat dari hal-hal yang sifatnya umum dan
sebuah peradaban manusia dengan kompleks sampai dengan hal-hal yang
segala kompleksitasnya, terdapat sifatnya khusus. Salah satu contoh
banyak dan beragamnya berbagai yang ada disekitar kita adalah tentang
pengalaman manusia yang perkawinan dalam rangka
kesemuanya itu tidak bisa dilepaskan pembentukan rumah tangga yang
dari sejarah yang membentuknya. harmonis. Dalam hal itu diaturlah
Terdapat banyak sekali unsur yang mengenai kedudukan atau peran
terdapat dalam dunia itu sendiri. wanita dan laki-laki sebagai istri
Sebagai contoh adalah manusia, suatu maupun suami dalam urusan rumah
wilayah, alam semesta dan masih tangga.
banyak lagi. Ketika dunia diartikan Tulisan tentang kedudukan wanita
sebagai lapangan kehidupan, berarti sebagai istri dalam rumah tangga ini
terdapat sebuah tanda-tanda kehidupan sangatlah menarik untuk dibahas
dimana pasti ada makhluk hidup di dikarenakan masih banyak persepsi
dalamnya (dalam hal ini manusia, yang berkembang dalam masyarakat
hewan dan tumbuhan). Setiap soal kedudukan wanita dan laki-laki
manusia, hidup dalam suatu wilayah dalam rumah tangga. Ada yang
tertentu yang kemudian diikat oleh menganggap ini adalah sebuah
kaidah-kaidah untuk mengatur kemapanan yang valid, tetapi ada juga
kehidupan dengan tujuan agar tercipta yang mengatakan bahwa ini semua
kedamaian, kenyamanan dan adalah kemapanan yang semu. Suatu

2
hal yang biasa sehingga selalu terjadi Hukum Babilonia merupakan
pro dan kontra dalam masyarakat yang tatanan hukum tertua yang
menunjukkan bahwa keadaan dunia ini pernah diketemukan oleh
terus dinamis. sejarah hukum. Zaman
Fokus dari tulisan ini adalah soal Babilonia itu terletak di sekitar
pengaturan hukum tentang kedudukan Negara Irak (sekarang). Hal
maupun peran wanita sebagai istri dan yang paling spektakuler adalah
laki-laki sebagai suami dalam urusan adanya Code Hammurabi.
rumah tangga ditinjau dari segi sejarah Code Hammurabi ini mengatur
hukum yang ada di dunia. Diperlukan berbagai hal, seperti hak dan
sudut pandang dari kacamata sejarah kewajiban, perdagangan,
untuk mengetahui kedudukan wanita perkawinan, perikatan,
yang memiliki peran sebagai istri perbudakan, pemborongan
dalam urussan rumah tangga, agar kita kerja, dan pidana1. Di dalam
mengetahui beragamnya pengaturan hukum keluarga tentang
dalam sejarah peradaban tentang kedudukan istri zaman
wanita dan laki-laki dalam urusan Babilonia, itu menempatkan
rumah tangga. Oleh karena itu istri dibawah suami. Suami
permasalahan yang diangkat adalah : boleh menceraikan dan
bagaimana kedudukan wanita sebagai mengucilkan istrinya.
istri dalam kacamata sistem hukum di Sebaliknya si istri tidak boleh
dunia (sejarah hukum) dan bagaimana menceraikan suaminya. Dalam
pengaturan hukum mengenai hal hal perceraian, seorang anak
tersebut dalam sistem hukum akan diasuh oleh istri dengan
Indonesia. suami memberi nafkah. Istri
B. Pembahasan ditempatkan sebagai pengurus
1. Kedudukan wanita sebagai istri anak maupun rumah tangga
dalam berbagai sistem hukum b. Sistem hukum Mesir Kuno
dunia Mesir merupakan salah satu
a. Sistem hukum Babilonia negara besar tertua di dunia.
1
Fuady, Munir. Sejarah Hukum. 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia. Hlm. 31

3
Mesir memiliki sejarah yang subordinasi dari laki-laki.
panjang dan komprehensif Sebagai contoh adalah ketika
mengenai sejarah hukum. terdapat harta bersama
Dalam hal keluarga, sistem keluarga, disitu tidaklah
hukum Mesir Kuno memasukkan hak anak
menempatkan kedudukan perempuan. Seorang istri
wanita dan lai-laki itu sama bekerja untuk suami dalam hal
derajatnya. Padahal di wilayah mengurusi rumah tangga,
yang lain masih memberikan melahirkan anak,
posisi yang lebih tinggi kepada membesarkan anak, dan
laki-laki daripada wanita. mengurus kehidupan sehari-
Kedudukan wanita yang hari laki-laki. (Bab IX, Pasal
sederajat ini dapat membuat 11 dan 27 Code Manu).
wanita melakukan perbuatan d. Sistem hukum Cina Klasik
hukum yang sama seperti Struktur masyarakat Cina
layaknya laki-laki. Termasuk bertumpu pada etika atas unsur
dalam hal perceraian. dari pemikiran Konfusianisme,
c. Sistem hukum India Taoisme, dan Budhisme.
Sistem hukum India memakai Dalam masyarakat Cina
intisari dari hukum Hindu. memiliki tatanan yang feodal.
Hukum Hindu ini dianggap Pembagian masyarakat terdiri
sebagai perintah Tuhan yang dari kelas-kelas sosial. Prinsip
berasal dari Tuhan. Hukum feodal ini juga terdapat
Hindu ini mempunyai sifat didalam hubungan keluarga.
yang Teologic Finalistic, yang Ada lima hubungan dan
mana hukum ini bersifat perimbangan yang telah
kurang fleksibel, tidak mudah dikemukakan oleh Konfusius
untuk diubah sekaligus tinggal dan terutama Mensius : kaum
diterima oleh manusia. Dalam muda terhadap kaum tua, kaum
hal hukum keluarga masih anak laki-laki terhadap
menempatkan wanita sebagai ayahnya, istri terhadap suami,

4
sahabat terhadap sahabatnya, tentang perkawinan pada tahun
dan kaula negara terhadap 9 M bernama Lex Papia
raja2. Poppaea. Dalam keluarga
e. Sistem hukum Yunani dominasi laki-laki terdapat
Bila ditelusuri lebih jauh, dalam Kitab Undang-Undang
hukum Yunani banyak Dua Belas Pasal yang salah
dipengaruhi oleh hukum satu substansinya mengatur
Yahudi yang berakar pada bahwa laki-laki sebagai kepala
sistem hukum Babilonia. keluarga dan memiliki
Dalam keluarga pun demikian kekuasaan penuh dalam
mirip dengan Babilonia. Pihak keluarga. Dan seorang wanita
laki-laki lebih mendominasi tidak cakap berbuat meskipun
keluarga dan wanita dianggap dia sudah dewasa, dikarenakan
tidak cakap melakukan wataknya sembrono.
perbuatan hukum apapun. 2. Kedudukan wanita sebagai istri
Dalam hal perkawinan, istri di Indonesia
dianggap dibeli oleh suaminya, Persoalan kedudukan wanita
sehingga kedudukan istri disini dalam keluarga di Negara
sangat lemah dan sangat jauh Indonesia sangatlah beragam.
dibawah kedudukan suaminya. Dikarenakan Indonesia terdapat
f. Hukum Romawi berbagai hukum yang diakui
Dalam sejarah hukum, keberadaanya antara lain hukum
Romawi merupakan negara adat, hukum islam dan hukum
terhebat dalam perkembanagan nasional. Dalam hukum adat
sistem hukumnya dan masih terdapat jenis perkawinan antara
berpengaruh sampai sekarang. lain perkawinan bebas, perkawinan
Dalam awal-awal imperium jujur dan perkawinan semenda.
Romawi Klasik terdapat Dalam perkawinan bebas, antara
undang-undang yang mengatur suami dan istri masing-masing
dapat melakukan perbuatan hukum
2
Gilissen, Emeritus John. Sejarah Hukum Suatu
Pengantar. 2011. Bandung: PT Refika Aditama. Hlm. sehingga kedudukan seimbang
403

5
(Jawa). Berbeda halnya dengan wanita, oleh karena Allah telah
perkawinan jujur maupun melebihkan sebagian mereka (laki-
semenda. Dalam perkawinan jujur, laki) atas sebagian yang lain
hak dan kedudukan istri tidak (wanita) dan karena mereka (laki-
seimbang dengan hak dan laki) telah menafkahkan sebagian
kedudukan suami baik dalam dari harta mereka.” Suami
rumah tangga maupun dalam memegang tanggung jawab
kekerabatan dan masyarakat kepemimpinan atas rumah tangga
karena masih menganut sementara istri wajib
kekerabatan patrilineal (Batak, menyambutnya dan menaati
Bali, NTT). Istri tidak bebas dengan baik.
melakukan perbuatan hukum tanpa Dalam hukum nasional,
perkenaan suami, karena suami kedudukan suami dan istri diatur
sebagai kepala keluarga sedangkan dalam KUHPerdata dan UU
istri sebagai pembantunya3. Dalam Perkawinan. Kedudukan suami
perkawinan semenda hak dan istri mungkin dapat dikatakan
kedudukan suami berada dibawah seimbang karena sama-sama bisa
pengaruh istri dan kerabatnya melakukan perbuatan hukum.
dikarenakan masih menganut Akan tetapi peran yang diberikan
kekerabatan matrilineal seolah-olah berbeda. Sehingga
(Minangkabau, Bengkulu). menempatkan suami sebagai
Lain halnya dengan hukum kepala keluarga, sementara istri
islam, bahwa kedudukan suami harus mengurusi rumah tangga
lebih tinggi daripada istri sebaik-baiknya, patuh terhadap
dikarenakan itu semua merupakan suaminya, dan wajib mengikuti
ketetapan ilahiah. Sesuai dengan suaminya. Dalam hal ini terdapat
Al-Quran surah An-Nisa’ ayat 34 sebuah kemapanan yang semu
yang artinya “Kaum laki-laki itu karena ada dominasi budaya
adalah pemimpin bagi kaum patriarki yang memang
terkristalisasi. Sehingga
3
Hadikusuma, Hilman. Pengantar Ilmu Hukum Adat
Indonesia. 2014. Bandung: CV Mandar Maju. Hlm.
199

6
menempatkan wanita itu sebagai Sebagai insan manusia kita
subordinasi dari laki-laki. hendaknya selalu belajar dari
C. Penutup sejarah untuk melihat kedudukan
1. Kesimpulan wanita dan laki-laki dalam
Dengan sejarah hukum kita kaitannya dengan rumah tangga.
mengetahui berbagai sistem Kita harus juga mempelajari dan
hukum yang ada di dunia dan juga selalu mempertanyakan setidaknya
di Indonesia. Berkenaan dengan dalam pikiran agar tidak terjebak
kedudukan wanita dan laki-laki pada suatu kemapanan yang semu.
dalam rumah tangga sangatlah
Daftar Pustaka
berbeda-beda antar satu sistem
hukum dengan sistem hukum yang Fuady, Munir. 2013. Sejarah Hukum.

lain. Masih banyak sistem hukum Bogor: Ghalia Indonesia.

dunia dalam sejarah yang masih Gilissen, Emeritus John. 2011. Sejarah
menempatkan wanita sebagai Hukum Suatu Pengantar. Bandung: PT
subordinasi dari laki-laki. Refika Aditama.
Sehingga peran yang dimiliki
Hadikusuma, Hilman. 2014. Pengantar Ilmu
wanita itu tentang mengurusi
Hukum Adat Indonesia. Bandung: CV
rumah tangga, tunduk kepada
Mandar Maju.
suami dan lain-lain yang itu terasa
tidak adil bagi segelintir Wignjodipoero, Soerojo. 1983. Pengantar
masyarakat. Di Indonesia sendiri, dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: PT
dalam memandang kedudukan Gunung Agung.
wanita sebagai istri sangat
R. Subekti. 2004. Kitab Undang-Undang
beragam dikarenakan banyak pula
Hukum Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita
sistem hukum yang sah dan
berlaku. Misalnya hukum adat
yang berbeda dengan hukum islam
maupun hukum nasional.
2. Saran

Anda mungkin juga menyukai