1 Maret 2015 73
Oleh :
Abstract
Abstrak
Perkawinan merupakan hak dasar yang dilindungi oleh HAM, dimana setiap orang
boleh melaksanakanya, dengan ketentuan dan persyaratan yang dianggap patut oleh
masyarakat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana status laki laki yang
melaksanakan perkawinan nyentana, serta, mengetahui hak waris dalam perkawinan
nyentana. Hasil penulisan ini adalah. Status laki laki dalam sistem perkawinan nyentana di
Bali adalah sebagai penerus keturunan pada keluarga istri, yang pada dasarnya berstatus
sebagai “predana” pada keluarga istri tapi dalam perkembanganya memiliki hak dan
kewajiban yang sama dengan laki laki pada umumnya pada keluarga tersebut. Hak dan
kewajiban tersebut sebagaimana layaknya Kepala Keluarga pada umumnya. Hak waris
dalam perkawinan Nyentana dapat dikatakan hapus hak waris dari keluarga lakin laki,
karena laki laki yang melakukan perkawinan nyentana memiliki hak dan kewajiban sebagai
penerus keturunan pada keluarga istri.
Dalam kehidupan manusia dikenal RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
adanya hak hak dasar yang disebut Manusia, yang mana intinya menyebutkan
74 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015
bahwa manusia berhak untuk hidup, perkawinan adalah lembaga yang sangat
untuk hidup aman, tentram, damai melibatkan keluarga. Yang perlu diingat,
bahagia, sejahtera lahir dan batin. Berhak berbicara perkawinan juga akan merembet
perkawinan yang sah, yang hanya dapat harus benar-benar memperhatikan sistem
berlangsung atas kehendak para calon adat yang berlaku. Banyak kasus di Bali
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dengan adat yang berlaku yakni akibat
untuk melanjutkan keturunan yang tata dimana seorang laki-laki ikut dalam
caranya diatur dalam adat masyarakat keluarga istrinya, tinggal dirumah istri
seorang pria dengan wanita yang akan Menggunakan satu mekanisme saja, tata
dinikahinya. Tetapi lebih dari itu cara perkawinan secara Hukum Adat
Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015 75
berjalan dan tata cara perkawinan menurut laki laki, baik dalam hal pewarisan dan
apabila sesuai dengan aturan agama dan keluarga bersangkutan tidak memiliki
dicatatkan pada kantor catatan sipil. anak laki-laki sebagai ahli waris yang
gelahang yang telah digunakan sebagai salah satu anaknya sebagai sentana rajeg
jawaban atas fenomena perkawinan yang yang akan mencari sentana unutuk diajak
terjadi antar anak tunggal yang tidak tinggal dirumahnya. Aturan dalam
menurut hukum adat bali merupakan perkawinan biasa, lazimnya seorang lelaki
fenomena unik yang ada pada masyarakat yang melamar seorang gadis untuk
Patrilineal, yang artinya garis keturunan suaminya untuk selanjutnya diajak tinggal
keturunannya akan menjadi milik dan Esa. Dengan demikian, apapun dalilnya,
tadi. Karena konsekuensi inilah yang selama dilakukan berdasarkan unsur suka-
perempuan hanya berhak menikmati harta pembagian waris, hak asuh anak dan hak
peninggalan orang tua atau peninggalan kewajiban lain yang muncul dengan
1
I Ketut Sudantra, 2011, Pembaharuan sebagai dampak berakhirnya sebuah
Hukum Adat Bali Mengenai Pewarisan Angin
Segar Bagi Perempuan, balisruti,suara milenium perkawinan, hal hal tersebut adalah :
development goals (MDGs), Edisi I No. I Januari-
Maret 2011, hal. 22.
Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015 77
dalam penelitian ini adalah metode yuridis memberikan gambaran, menuliskan, dan
normatif empiris, yaitu pendekatan yang melaporkan suatu obyek atau suatu
yang menyatakan bahwa hukum adalah kseimpulan umum dari masalah yang
2
memperhatikan sistem adat yang berlaku.
Ronny Hanitjo Soemitro, 1988, Metode
Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, hal. 11. Banyak kasus Bali seorang anak laki-laki
78 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015
nyentana dengan perkawinan yang lazim e. Menjadi anggota desa adat yang
lelaki untuk dijadikan suaminya untuk sloka atapun pasal yang melarang
sigadis. Sementara itu keturunannya akan keluarga laki-laki akan dianggap tidak
menjadi milik dan melanjutkan keturunan memiliki harga diri. Kitab Manawa
sebutan Putrika (perempuan yang diubah warisan dari ayahnya sendiri yang tidak
anak laki-laki dapat menjadikan anaknya “Anak yang lahir dari wanita yang
yang perempuan menjadi demikian (status statusnya ditingkatkan akan menjadi ahli
lelaki) menurut acara penunjukan anak waris seperti anak sendiri yang sah
suaminya anak laki-laki yang lahir adalah untuk dari pemilik tanah itu
dibolehkan. Lelaki yang mau nyentana bali adalah berstatus sebagai predana, hak
inilah yang disebut Sentana. Dengan dan kewajiban yang melekat dalam laki
demikian, argumen yang mengatakan laki tersebut tidak terlalu berat, layaknya
harus dipandang tidak beralasan karena laki laki tersebut kehilangan hak mewaris
disebutkan, “Anak dari wanita yang adalah tetap sebagai kepala keluarga,
3
diangkat statusnya menjadi laki-laki Hindudharma.or.id., Perspektif Etika
dalam Perkawinan Nyentana.htm.
80 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015
seperti layaknya laki laki lain yang pewarisan yang dimaksud di atas adalah
hingga saat ini yang dilaksanakan oleh kekeluargaan purusa, ayah adalah
masyarakat hukum adat bali namun posisi kepala keluarga, pencari nafkah dan
laki laki disini tetap sebagai purusa atau pemilik harta keluarga yang diwarisi
sekaligus sebagai kepala rumah tangga. sebelumnya. Dalam logika ini, harta
tanggung jawab ayahnya, dan setelah ibu. Dengan demikian, maka seorang
kawin ia adalah milik dan tanggung ibu juga adalah pewaris. Lebih tepat
apapun yang dimiliki oleh pewaris saat ini adalah orang yang
ini tidak sedikit sosok ibu bekeja di Menurut pengertian umum, warisan
luar rumah dengan penghasilan yang adalah sesuatu yang diwariskan, baik
memadai, sehingga mempunyai andil berupa harta, nama baik, dan lain-
baik karena usahanya sendiri sebelum warisan tidak saja berupa barang
orang tuanya. Kontribusi ibu terhadap keluarga, melainkan juga berupa hak-
keluarga dilihat dari sumbernya dapat harta yang diperoleh oleh suami
pengertian bahwa golongan yang satu adalah kakek dan nenek pewaris,
garis hukum yang bertujuan untuk beberapa ahli waris menurut hukum adat,
isteri, tapi merupakan anak yang maka sudah jelas sekali bahwa
mengangkat anak sebagai anak Kalau kita lihat pada umumnya dalam
3) Anak tiri adalah Anak yang lahir saudara-saudara suaminya yang telah
4) Anak luar kawin adalah Anak pewaris tidak ada, sedangkan orang
yang lahir diluar ikatan tua si pewaris tidak ada pula, maka
b. Kedudukan janda dalam hukum waris Dalam hukum adat Bali yang
anaknya, yaitu kalau dilihat dari tali dapat diperhitungkan sebagai ahli waris
Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015 85
dalam garis pokok keutamaan dan garis dari kelompok keutamaan kedua, yaitu
pokok pengganti adalah para laki-laki orang tua pewaris, jika masih ada. Setelah
tcrmasuk dalam garis keutamaan pertama sebagai ahli waris pengganti. Menurut
sebagai ahli waris adalah keturunan Peswara Pewarisan Tahun 1900 yang
pewaris kenceno ke bawah, yaitu anak berhak atas harta warisan seorang duda
kandung laki-laki ataupun anak atau seorang janda yang tidak mempunyai
(sentana rajeg dan anak angkat (sentana dalam pancar laki-laki sampai derajat
paperasan). Kedudukan sentana rajeg dan kedelapan (ming telu). Dahulu ketika
sentana paperasan mempunyai hak yang jaman Kerajaan Bali, apabila ada seorang
sama dengan anak kandung laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak laki-
terhadap harta warisan. Anak perempuan laki (camput), maka harta warisannya
dan janda bukanlah ahli waris, tetapi diambil oleh Raja, sedangkan janda dan
apabila anak perempuan tersebut tidak anak perempuan jika ada yang
kawin (deha tua), maka ia berhak atas ditinggalkan, manjing ke puri (masuk
pembagian harta orang tuanya sebagai dalam Puri Raja menjadi pelayan).
nafkah hidupnya (pengupa jiwa). Apabila Sekarang hal ini tidak berlaku lagi. Jika
ahli waris dari golongan keutamaan terjadi seseorang meninggal tanpa ahli
pertama tidak ada, maka yang berhak atas waris sama sekali dari garis purusa, maka
harta warisan adalah golongan ahli waris harta warisan jatuh kepada keluarga
5
terdekat dari pihak perempuan (wadu).
Ibid.
86 Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015
Pewarisan dalam hukum adat Bali tidak waris, maka hak warisnya dapat dicabut.
harta warisan, lebih dari itu yang di atas dapat dijadikan alasan untuk
terhadap pewaris sebagai konsekuensi ahli waris. Seorang ahli waris terputus
dari hak yang diterima, seorang ahli waris haknya mendapat warisan antara lain
6 7
Ibid. Ibid.
Jurnal Advokasi Vol. 5 No.1 Maret 2015 87
keluarga istri tersebut berasal. Hak dan keturunan pada keluarga istri.
tersebut. Hak dan kewajiban tersebut Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode
Penelitian Hukum dan jurimetri,
sebagaimana layaknya kepala Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sumber Hukum