Anda di halaman 1dari 10

Nama : OKTA VIDIA YOLANDA

Nim : 19591160

Prodi : PGMI 3F

UAS : Budaya Lokal dan Kaganga

Adat Istiadat Perkawinan/Pernikahan Sesuai dengan Budaya Rejang Lebong

Kedudukan manusia sebagai warga negara, maka peristiwa yang terpenting adalah perkawinan,
karena perkawinan adalah suatu perilaku makhluk ciptaan tuhan yang maha esa agar kehidupan
di alam dunia berkembang,. Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang meliputi
kebutuhan lahiriah maupun batinia. Kebutuhan lahiriyah tersebut terdorong oleh naluri manusia
untuk mengembangkan keturunan yang sah. Ini bersifat biologis. Sebelumnya saya akan
menjelaskan pernikahan/perkawinan yang ada di Rejang Lebong.

 Hukum pernikahan adat Rejang

Perkawinan merupakan bagian dari ritual lingkaran hidup di dalam adat-istiadat suku bangsa
Rejang di Bengkulum. Suku bangsa rejang pada dasarnya hanya mengenal bentuk kawin jujur
Akan tetapi dalam perkembangan kemudian muncul pula bentuk kawin semendo yang
disebabkan karena pengaruh adat minangkabau islam

Secara langsung maupun tidak langsung masuknya pengaruh minangkabau memberikan warna
tersendiri bagi kebudayaan suku bangsa rejang khususnya dalam adat-istiadat perkawinan.
Bentuk kawin jujur mulai digantikan dengan bentuk kawin sama doa yang merupakan tradisi
perkawinan dari minangkabau, kerap kaitan nya dengan nuansa islam sehingga secara langsung
maupun tidak langsung bentuk buah kawin yang dipraktekkan dalam kebudayaan suku bangsa
rejang juga mendapatkan pengaruh dari islam.

 Hukum pernikahan islam

Perkawinan dalam agama islam disebut "nikah" salah satu akad atau perjanjian untuk
meningkatkan diri antara seorang pria dan wanita guna menghalalkan hubungan kelamin antara
kedua belah pihak dengan sukarela dan kali doh and kedua belah pihak, untuk mewujudkan
ketenangan hidup, dan menimbulkan rasa kasih sayang antara suami istri dan anak.

 Perkawinan belekat menurut adat Rejang Lebong

Berikut adalah salah satu bentuk perkawinan dalam hukum adat sejam bentuk ini melepaskan
haknya atas calon seorang perempuan dari sistem keluarga asal dan masuk ke dalam keluarga
laki-laki atau suami, di samping memang wajib tinggal sampai meninggal di keluarga suaminya.
Sementara sang suami wajib memberikan lecet dalam bentuk uang dan barang kepada keluarga
perempuan. Akan tetapi berdasarkan pembuka katan bersama mereka dapat bertempat tinggal
jauh dari desanya dengan tidak mengurangi asas kawin jujur atau berangkat yaitu anak-anak
mereka yang kawin jujur tetap masuk suku ayah.

Kawin jujur merupakan bentuk perkawinan oksagami yang dilakukan dengan pembayaran (jujur)
dari pihak pria kepada pihak wanita kawin jujur merupakan bentuk perkawinan yang menjamin
garis keturunan patriliner(garis bapak). Dengan dibayarkan nya sejumlah uang maka pihak
wanita dan anak-anaknya nanti melepas hak dan kedudukannya di pihak kerabatnya sendiri dan
dimasukkan ke dalam kerabat dari pihak suami. Kawin jujur juga mengharuskan pihak
perempuan mempunyai kewajiban untuk tinggal di tempat suami setidaknya tinggal di keluarga
suami.

 Perkawinan beleket menurut adat Rejang di Rejang Lebong menurut fiqih

Mengenai adat dalam istilah-istilah bahasa arab adat dikenal dengan istilah adat atau 'urf yang
berarti tradisi kedua istilah tersebut mempunyai pengertian tidak jauh berbeda. Dalam
pembahasan lain ada tradisi and turun temurun atau menjadi kebiasaan bisa dijadikan patokan
hukum karena kebiasaan dalam istilah hukum sering disebut sebagai urf atau adat.

Secara umum dapat mengenai proses pernikahan dalam perkawinan beleket yang berkaitan
dengan adat kebiasaan dalam kaidah fiqih adalah kaidah fikiq yang kelima yaitu, adat kebiasaan
dapat ditetapkan sebagai hukum. Menurut para ulama adat atau tradisi dapat dijadikan sebagai
dasar untuk menetapkan hukum syara' apabila tradisi tersebut telah berlaku secara umum di
masyarakat tertentu.

 Perkawinan beleket menurut adat Rejang


Apabila hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan hukum siapakah yang lebih baik daripada
hukum allah maka orang-orang yakin (al maidah ayat 50).

Dalam perkawinan jujur atau perkawinan beleket adat Rejang seorang laki-laki wajib
memberikan beleket memberikan uang jujur atau lekat atau barang-barang lekat kepada si
perempuan yang bertujuan sebagai pengganti satuan si perempuan tersebut dalam keluarganya,
karena menurut kepercayaan masyarakat rejang dahulu masih menganut kepercayaan animisme.
Namun seiring dengan masuknya islam ke tanah rejang kepercayaan animisme yang telah turun
temurun tersebut sudah mulai hilang karena dalam perkawinan jujur atau perkawinan belekat ada
rejang barang-barang lekat seperti tombak, keris siwar dan barang-barang lainnya sulit dicari
maka sekarang barang-barang leket tersebut diganti dengan uang jujur atau lekat atau hewan
besar seperti kerbau. Jika adat rejang dahulu barang-barang luka tersebut bertujuan dan dianggap
memiliki kekuatan magis namun lain halnya dengan adat rejang sekarang karena barang-barang
lekat tersebut diganti dengan uang yang jumlahnya besar dan uang tersebut dalam adat rejang
sekarang digunakan untuk keperluan pada saat umbung atau bimbang atau proses pernikahan.
Sehingga kepercayaan masyarakat rejang dahulu yang animisme menjadi hilang.

Dalam bentuk perkawinan jujur atau perkawinan baleket adat Rejang adalah boleh uang dan
barang leket, karena uang atau barang lekat dalam adat rejang sekarang adalah sebagai
pemberian laki-laki kepada orang tua si gadis atas kesepakatan kedua belah pihak yang
digunakan untuk proses perkawinan. Selain proses perkawinan beleket yang sudah dijelaskan
bahwa alquran dan hadis di atas penulis juga menjelaskan bahwa dalam perkawinan beleket atau
kawin jujur apabila suami meninggal dunia terlebih dahulu dari pada istri maka dalam hal ini
suku rejang mengenal yang namanya gitiei tikea(ganti tikar) atau kawin ngebalau. Akibat dari
gitie tikea ini adalah bawah seorang istri yang suaminya meninggal dunia harus menikah dengan
kakak atau adik dana almarhum suaminya tersebut jika si perempuan tersebut ingin menikah
dengan seorang lain maka dia harus meminta izin kepada orang tua dari almarhum suaminya
dalam hukum islam menjelaskan bahwa setelah bercerai seorang janda berhak menikah kembali
dan pernikahan tersebut tidak boleh dialami sekalipun oleh wali nya atau ayahnya sendiri dari
penjelasan diatas.

Hadist yang diriwayatkan oleh muslim dan ahmad maksudnya adalah bahwa seorang janda
memiliki hak penuh untuk menolak atau menerima lamaran dari seorang laki-laki, dimana wali
tidak mempunyai hak apapun dalam hal tersebut. Beda halnya dengan seorang gadis di mana ia
belum pernah menikah yang sudah barang tentu akan malu mengungkapkannya oleh karena itu
izinnya (apakah ia mau atau tidak di nikahkan dengan seorang laki-laki) dengan diamnya.

 Perkawinan melekat menurut adat Rejang di Rejang Lebong menurut kaidah Allah

Mengenai adat dalam istilah bahasa arab adat dikenal dengan istilah adat atau urf yang berarti
tradisi, kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang tidak jauh berbeda. Dalam
pembahasan lain adat atau urf dipahami sebagai sesuatu kebiasaan yang telah berlaku secara
umum di tengah-tengah masyarakat. Menurut para ulama, adat atau tradisi dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan boleh atau tidaknya tradisi tersebut dilakukan syarat lain
yang terpenting adalah tidak bertentangan dengan nash, artinya sebuah tradisi bisa dijadikan
sebagai pedoman dalam menentukan boleh atau tidaknya tradisi dilakukan. Syarat lain yang
terpenting adalah tidak bertentangan dengan nash, artinya sebuah tradisi bisa dijadikan sebagai
teman hukum apabila tidak bertentangan dengan nash alquran maupun hadis karena itu sebuah
tradisi yang dimaksudkan disini adalah nah yang bersifat qathi atau pasti yakni nash yang sudah
jelas dan tegas kandungan hukumnya sehingga tidak memungkinkan adanya takwil atau
penafsiran lain.

 Perkawinan beleket adat Rejang di Rejang Lebong menurut undang-undang perkawinan


nomor 1 tahun 1974 kompilasi hukum islam
Pernikahan atau perkawinan menurut undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga yang berbahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan
YME. Sedangkan menurut kompilasi hukum islam adalah akad yang sangat kuat atau mitssaqan
ghalidzan untuk menaati perintah allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Perbedaan kh i
dan undang-undang nomor satu tahun 1974 juga tampak pada penerapan sahnya perkawinan
pasal 2 undang-undang nomor 1 tahun 1974 menjelaskan perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum agama islam, kristen, budha, hindu adalah sah menurut undang-
undang perkawinan artinya kh yg lebih menekankan perkawinan dalam konsep hukum islam
namun tetap didasarkan pada undang-undang nomor 1 1974.
Pernikahan dalam keyakinan masyarakat suku rejang adalah sebuah akan yang dipertemukan
kedua pasang manusia untuk menjadi sebuah keluarga dalam upacara yang sakral dan agung.
Pemahaman masyarakat pemahaman masyarakat suku rejang akan makna sebuah pernikahan
tersebut adalah sesuai dengan makna dan arti pernikahan atau perkawinan menurut undang-
undang perkawinan nomor satu tahun 1974 yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga. Tujuan inilah seperti
yang terdapat baik dalam undang-undang perkawinan maupun juga dalam khi adalah untuk
melaksanakan sebuah ibadah dan membentuk keluarga ya yang sakinah mawadah dan
warohmahma.
 Sebelum melamar dan saat melamar adat rejang

Di dalam adat rejang banyak sekali istilah-istilah sebelum melamar dan saat melamar yaitu
contohnya adalah bemalimg adat bemaling adalah upaya menuju jenjang perkawinan yang
biasanya dilakukan apabila keluarga dari pihak perempuan tidak menyetujui laki-laki pilihan
anaknya bemaling jadi membawa lari seorang wanita yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang
telah dikenalnya tanpa izin dari keluarga wanita. Permalink biasanya dilakukan karena hubungan
laki-laki dengan wanita tidak disetujui oleh orang tua wanita sehingga pasangan tersebut memilih
untuk memilih agar perkawinan mereka direstui. Namun ada juga alasan-alasan lain
dilakukannya bemaling di antaranya:

a) syarat-syarat pembayaran, pembiayaan dan upacara perkawinan yang diminta pihak wanita
tidak dapat dipenuhi pihak laki-laki. Tingginya mahar atau biaya-biaya lain yang diminta
keluarga wanita yang tidak dapat dipenuhi pihak laki-laki dapat menjadi faktor terjadinya
bemaling. Biasanya setelah bu maling keluarga wanita akan mengikuti kemampuan laki-laki agar
perkawinan tetap bisa terlaksana.

b) wanita sebelum diizinkan menikah oleh orang tuanya. Keluarga tidak boleh anaknya menikah
cepat-cepat misalnya dengan alasan masih harus sekolah masih kecil atau alasan-alasan lainnya.

c) orang tua menolak lamaran pihak laki-laki. Laki-laki dan keluarganya telah melamar wanita
yang ingin dinikahi nya namun ditolak oleh orang tua wanita dengan berbagai alasan seperti
keluarga wanita tidak menyukai laki-laki tersebut atau keluarga wanita pernah memiliki konflik
dengan keluarga laki-laki pada masa lalu.

d) wanita dan laki-laki tidak boleh berbuat yang bertentangan dengan hukum adat dan hukum
agama. Saat wanita dan laki-laki telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum
agama misalnya hamil di luar nikah. Mereka melakukan bemaling agar perkawinan mereka dapat
dipercepat dan tidak mendapatkan banyak hambatan dari pihak keluarga.

Bemaling dilakukan pada hari yang telah disepakati oleh laki-laki dan wanita tersebut, sebelum
meninggalkan rumah orang tua wanita laki-laki meninggalkan sejumlah uang serta sebilah keris
atau pisau di tempat yang mudah diketahui orang tua si wanita misalnya di tempat penyimpanan
beras atau di atas tempat tidur orang tuanya. Setelah satu atau dua hari setelah diketahui oleh
keluarga wanita maka kedua belah pihak keluarga akan mengadakan bekulo, dalam hal ini
perangkat adat dan pemerintah juga turut serta bekulo juga berarti musyawarah atau perasaan
dalam adat peran nikah umumnya bekulo dilakukan dengan kediaman wanita namun hal
bermaling, bekulo dilakukan di kediaman laki-laki adapun gambar dalam bekulo :

Secara terperinci tata cara pelaksanaan adat bekulo akan menempuh 12(dua belas) adab sebagi
berikut :

1. Penembei kecek kundei tukang mbigo basen (protokol) yakni memulai acara bekulo dengan
membaca basmallah

2. Iben izin kundei puko umeak magea rajo lok tema’ok mendeak, perwakilan tuan rumah
membawa sirih dengan berbagai perangkatnya menghadap rajo atau kades meminta izin untuk
menyapa dan menanyakan maksud kedatangan tamu
3. Iben ta’ok tawea kundei puko umeak magea mendeak, lajau munjuak sawo nyoa, yakni
penyampaian sirih, menyapa tamu sekaligus menanyakan maksud kedatangannya. Setelah utusan
tamu menyampaikan maksudnya ingin puko umeak dilajutkan dengan

tahap keempat

4. Iben izin magea rajo kundei mendeak lok temmau puko umeak, penyampaian sirih kepada rajo
untuk meminta izin menemui tuan rumah

5. Iben kundei mendeak magea puko umeak, semapaei lok bekulo penyampaian sirih minta izin
untuk bekulo dari pihak laki-laki kepada pihak wanita.

6. Iben izin kundei puko umeak (tukang basen) magea rajo, madeak lok bekulo. Wakil pihak
wanita minta izin kepada rajo untuk bekulo juga menyuguhkan sirih. Kemudian pihak laki-laki
menghadap pihak wanita untuk menyampaikan maksudnya, memberikan hadiah,
memusyawarahkan berbagai biaya peng’as pengindau atau walimah.

7. Kadeak kadau kundei puko umeak magea rajo baso si sudo bekulo lajau semapei pekat
bekulone magea rajo. Penyampaian hasil musyawarah sebelumnya kepada rajo yang dilakukan
oleh wakil dari tuan rumah

8. Kedeak kadau kundei tukang basen magea puko umeak, isai pekat bekulo lajau semrek pitek
inoi dik nagiak kepeak semanei. Peyampaian hasil musyawarah oleh pihak laki-laki kepada pihak
wanita sekaligus menyerahkan berbagai bahan atau biaya untuk peng’as pengindau yang sudah
diserahkan pihak laki-laki

9. Petuweak rajo, lajau makau semulen ngen bujang dik bik neket lem bekulo, tobo yo nakau lem
betunang. Pesan-pesan rajo dan sekaligus mengakui atau meresmikan bahwa telah diadakan
bekulo, sehingga lakilaki dan wanita tersebut resmi bertunangan secara adat

10. Depateak duwai kecek kundei puko umeak, kata sambutan dari pihak tuan rumah

11. Depateak duwai kecek kundei mendeak, kata sambutan dari pihak tamu

12. Mbaco du’o, pembacaan doa.

Permintaan yang boleh diajukan oleh pihak wanita pada saat bekulodiantaranya adalah:
a. Tiang kulo cao buleak lebeak kundei Rp. 20.000, caci yo untuk tukang basen, bebageak
beduwei (uang rasan tak boleh lebih dari Rp. 20.000, uang ini diberikan untuk tukang berasan
dari kedua belah pihak)

b. Rokok gak kedeu bukus, untuk nageak magea sedayo dik rapek. (rokok beberapa bungkus,
untuk dapat dinikmati oleh semua yang hadir)

c. Selpeak culeu, ujud barangne adeba selindang dugan ateu ambin, buleak kulo culeu ngen
selpo, amen genitei magea caci, coa buleak lebeak kundai Rp. 10.000, utuk kuwa’ei semulen.
(selpeak culeu, bentuk barangnya berupa selendang atau kain gendong, boleh juga kopiah,
ditambah kotak penyimpan uang bisa juga diganti dengan uang yang jumlahnya tidak boleh lebih
dari Rp.10.000. barang tau uang tersebut diberikan kepada orang tua/ibu calon mempelai wanita)
d. Sarak kundang coa buleak lebeak kendei Rp.10.000, nageak magea kuwat semulen/kuwat
baka ngenyan (sarak kundang tidak boleh lebih dari Rp.10.000, dan diberikan kepada teman
calon mempelai wanita)

e. Pelakeak papen berupo kerajat depemakei, nageak magea kakak baka ngenyan dik selawie
(pelangkah papan berupa seperangkat pakaian, diberikan kepada kakak perempuan calon
mempelai wanita)

f. Caci rajo coa buleak lebeak kundei Rp. 20.000, untuk beginde/kepalo sadie/lurah/wakeane
(uang rajo tidak boleh lebih dari Rp. 20.000, diberikan kepada kepala desa/kepala
dusun/lurah/wakilnya)

g. Upeak tuwei coa buleak lebeak kundei Rp. 20.000, caci yo naik lem kas BMA sadei (upah tua
tidak boleh lebih dari Rp. 20.000, uang ini disimpan dalam kas BMA desa)

h. Caci untuk nikeak (PPN) belek magea janjei (uang untuk nikah (PPN) berdasarkan atas
perjanjian yang telah disepakati)

i. Luwea kundei a sapie h yo, coa buleak ite minai kecuali tun mageak/tun melei (diluar poin a
sampai h, tidak boleh diminta kecuali diberi dengan sukarela)Dalam hal laki-laki dan wanita
melakukan bemaling maka dalam bekulo laki-laki akan membayar denda adat berupa uang lima
real (pada saat ini disepakati Rp. 100.000,) pertanda pihak laki-laki mengaku salah melarikan
wanita, uang ini akan disimpan di kas BMA.19 Setelah bekulo. langkah selanjutnya adalah
sembeak sujud. Sembeak sujud dapat diartikan dengan sembah sujud atau sungkeman dalam
bahasa Jawa. Sembeak sujud bagi keluarga Rejang merupakan upacara meminta maaf bagi calon
pengantin kepada kedua orang tua mereka atas kehilafan dan kesalahan yang telah mereka
lakukan selama ini. Permintaan maaf ini bukan hanya kepada orang tua saja tetapi juga pada
calon mertua, paman, bibi, beserta kakak ipar mereka.Tidak ada waktu khusus dalam sembeak
sujud, dapat saja dilakukan sebelum akad nikah ataupun sesudahnya. Dalam upacara ini yang
diperlukan sebelum pelaksanaanya adalah: bakoa iben atau tukeng lekep dan karecok iben yaitu
tempat sirih lengkap dengan isinya, daun sirih kering dan daun sirih hijau sebanyak tujuh lembar,
sapu tangan dan ditentukan pula pendamping calon pengantin (tukang dagan) serta panitia
sembeak sujud.

Upacara dimulai dengan menyuguhkan sirih meminta izin kepada rajo dari ahli rumah. Setelah
mendapat izin dari rajo, ahli rumah menyuguh sirih untuk menyapa tamu sembari memberikan
serawo nyoa berupa nasi ketan bercampur gula kelapa. Kemudian wakil dari tamu menyuguhkan
sirih kepada rajo untuk menyapa tuan rumah dengan menjemput calon pemgantin sesuai
kesepakatan. Kemudian wakil tamu menyuguhkan sirih kepada tuan rumah untuk menjelaskan
kedatangan mereka.Setelah sampai di rumah calon mertua, calon pengantin disambut dengan
rotan opot oleh calon mertua dan calon pengantin memegang ujung rotan tersebut dan calon
mertua menariknya ke dalam rumah. Sampai di pintu masuk diberikan silong dan ditetes
matanya dengan byoa tangis tepok dan disuruh sujud di depan pintu. Kemudian diberi minum air
umbut pisang kemudian dipersilahkan masuk dan duduk di tempat yang telah disediakan.Pada
saat duduk, calon pengantin menerima beberapa sirih dari calon mertua. Penyuguhan sirih ini
berfungsi memperkenalkan calon

pengantin dengan keluarga besar calon mertua dan memperkenalkan disebut dengankejei atau
bimbang. Dalam suku Rejang dikenal ada tiga tingkatan uleak yaitu uleak besar, uleak biasa,
uleak kecil. Besar kecilnya uleak dinilai dari besar kecilnya jumlah binatang yang disembelih,
lamanya waktu uleak, luasnya ruang lingkup masyarakat yang diundang serta penampilan yang
diadakan. Uleak besar dirayakan dengan kejei, uleak biasa di rayakan dengan berdzikir dan
resepsi musik, sedangkan uleak kecil dimeriahkan dengan zikir/barzanji dengan waktu satu hari
atau satu malam saja. Pelaksaan pesta pernikahan diawali dengan mempersiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan dalam pesta tersebut. Biasanya seminggu sebelum pesta pernikahan digelar,
dibentuklah kepanitiaan, yang bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan tersebut. Dalam
kegiatan pembentukan panitian diadakan sekapur sirih yaitu penyuguhan sirih basen dari tuan
rumah kepada Badan Musyawarah Adat (BMA) dan kepada rajo, untuk meminta izin
dilakukannya kegiatan tersebut. Setelah itu ahli rumah menyampaikan maksudnya kepada
hadirin dan memberitahukan hari pelaksanaan akad nikah, pesta perkawinan, mendirikan tarup
dan pembongkaran tarup serta memohon bantuan untuk membantunya dalam pesta anaknya. Ini
adalah tarian kejei dan memberi sekapur sirih kepada BMA.

Adat bemaling yang ada di Kabupaten Rejang Lebong merupakan warisan dari para leluhur yang
telah dijalankan oleh masyarakat suku Rejang yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Adat-adat
tersebut memiliki keunikan tersendiri meskipun mendapatkan respon positif maupun negatif dari
penduduk setempat. Ketika ditanya pendapatnya tentang adat bemaling suku Rejang di
Kabupaten Rejang Lebong, Bapak Akmalul Badri, salah satu tokoh adat di Kabupaten Rejang
Lebong mengatakan “bemaling memang diatur dalam adat, tetapi jika bisa tidak ada anak-anak
yang melakukan bemaling karena dapat merepotkan orang tuanya. Hal senada juga dikatakan
oleh Bapak Tabari sebagai tokoh masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, menurutnya
adatbemaling merupakan budaya yang telah ada sejak dahulu namun tidak dianjurkan kepada
anak-anak muda untuk melakukannya. Tokoh agama di salah satu desa di Kabupaten Rejang
Lebong bapak Lukman Zaini dan bapak Abdul Mutolob selaku ketua RT juga menyatakan hal
yang sama meskipun bemaling merupakan adat yang sudah lama ada dalam suku Rejang namun
bemaling pada saat ini lebih sering dipandang negatif sehingga tidak dianjurkan untuk
melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai