NAMA PRAKTIKAN
NIM
GRUP PRAKTIKUM
TANDATANGAN
SISTEM
KOMUNIKASI
HALAMAN 1
KATA PENGANTAR
Modul praktikum ini disusun secara khusus untuk mengantisipasi kondisi ekstrim tidak
terselenggaranya praktikum offline di ruang praktikum akibat pandemi COVID19 dan
menyebabkan praktikan secara penuh harus belajar dari rumah.
APPROVED, 12092021
HALAMAN 2
DAFTAR ISI
TUJUAN praktikum...................................................................................................................13
PENILAIAN PRAKTIKUM........................................................................................................ 14
HALAMAN 3
MODUL 2 PCM (PULSE CODE MODULATION) & TRANSMISI BASEBAND ................... 37
REFERENSI ................................................................................................................................ 80
HALAMAN 4
ORGANISASI PENYUSUN MODUL
Ketua Tim • Dr. Linda Meylani, S.T., M.T.
HALAMAN 5
VISI & MISI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
VISI
Menjadi fakultas berstandar internasional yang berperan aktif dalam pengembangan
pendidikan, riset, dan entrepreneurship di bidang teknik elektro dan teknik fisika, berbasis
teknologi informasi.
MISI
1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berstandar internasional di bidang teknik
elektro dan teknik fisika berbasis teknologi informasi.
2. Menyelenggarakan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan hasil-hasil riset
berstandar internasional di bidang teknik elektro dan fisika.
3. Menyelenggarakan program entrepreneurship berbasis teknologi bidang teknik
elektro dan teknik fisika di kalangan sivitas akademika untuk mendukung
pembangunan ekonomi nasional.
4. Mengembangkan jejaring dengan perguruan tinggi dan industri terkemuka dalam
dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan, riset, dan entrepreneurship.
5. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan, riset,
dan entrepreneurship.
HALAMAN 6
VISI & MISI JURUSAN S1 TEKNIK
TELEKOMUNIKASI
VISI
Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi berstandar internasional yang
berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan teknologi telekomunikasi khususnya
wireless communication.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan unggulan dan berstandar internasional
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
telekomunikasi khususnya wireless communication yang diakui secara
internasional
3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi untuk peradaban
bangsa dan masyarakat internasional
HALAMAN 7
DESKRIPSI DOKUMEN DAN PENGESAHAN
Nama dokumen Modul Praktikum Sistem Komunikasi (Versi Pembelajaran dan Praktikum
Online)
Fungsi dokumen Pendukung Mata kuliah Praktikum TT, kode MK pada Kurikulum Tahun
2021
Program Learning 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
Outcome (PLO) menunjukkan sikap religious.
Yang Didukung
2. Memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan matematika, ilmu
(Prodi S1 Teknik pengetahuan alam, teknologi informasi dan keteknikan untuk
Telekomunikasi) mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip
keteknik telekomunikasian.
4. Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen untuk
memperkuat penilaian keteknik telekomunikasian.
HALAMAN 8
11. Memiliki kemampuan memahami kebutuhan akan pembelajaran
sepanjang hayat, termasuk akses terhadap pengetahuan terkait
isu-isu kekinian di bidang pertelekomunikasian.
Course Learning
Outcome
MK. Praktikum
TT
approved, 12092021
HALAMAN 9
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
I. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan harus hadir sebelum praktikum dimulai sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 20 menit (Waktu Laboratorium Sistem
Komunikasi) tidak diizinkan mengikuti praktikum yang bersangkutan.
3. Praktikum berlangsung maksimal 2.5 jam.
4. Praktikum dimulai setelah diizinkan oleh asisten.
5. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan praktikan selama praktikum antara lain:
a. Makan, minum, ngobrol dan merokok di room Google Meet.
b. Meninggalkan dan Off Camera room Google Meet tanpa seizin asisten.
c. Berbicara tidak sopan sesama praktikan dan asisten.
d. Membuat gaduh (keributan), melakukan hal yang dapat mengganggu
sesama praktikan.
e. Tidur saat pelaksanaan praktikum.
f. Wajib On Camera di room Google Meet.
6. Praktikan harus mengkondisikan HP-nya pada saat praktikum berlangsung.
7. Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum masing-masing.
8. Praktikum susulan dimungkinkan tidak akan diselenggarakan.
9. Wajib menggunakan laptop, apabila ada kendala harap hubungi asisten
praktikum.
10. Wajib mengenakan seragam sesuai aturan Universitas Telkom.
11. Jika ada praktikan yang melanggar peraturan praktikum, maka asisten berhak
memberikan sanksi sesuai dengan kebijaksanaan laboratorium.
HALAMAN 10
6. Waktu pengumpulan TP hari Senin, Minggu 1, jam 07.00-09.00 WIB di Google
Classroom pada Classwork yang sudah di sediakan.
7. Jika terlambat mengumpulkan TP, maka TP tidak diterima.
8. TP di scan lalu dikirim dalam format PDF.
9. TP dikumpulkan ke Google Classroom dalam bentuk PDF dengan format nama
dokumen.
TP_MODUL_KELOMPOK_NIM_NAMA
Contoh : TP_MODUL3_74_1101180000_CHOU
V. PENILAIAN PRAKTIKUM
1. CLO 1 = 30% dengan komposisi:
• Tugas Pendahuluan (TP): 20%
• Tes Awal (TA): 10%
2. CLO 2 = 70% dengan komposisi:
• Pelaksanaan Praktikum: 30%
• Jurnal Praktikum: 40%
HALAMAN 11
VI. SYARAT KELULUSAN
• Praktikan wajib mengikuti semua modul.
• Praktikan dinyatakan lulus praktikum Sistem Komunikasi jika nilai akhir
tiap modul ≥ 60. *NB: hal-hal lain yang belum tercantum diatas ditentukan
kemudian.
HALAMAN 12
MODUL 0
RUNNING MODUL
TUJUAN PRAKTIKUM
SETELAH MENGIKUTI RUNNING MODUL MAHASISWA/I DIHARAPKAN DAPAT:
1. Memahami peraturan kegiatan praktikum.
2. Memahami hak dan kewajiban praktikan dalam kegiatan praktikum.
3. Memhami komponen penilaian kegiatan praktikum.
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Praktikum diampu oleh Dosen Mata Kuliah Praktikum dan dibantu oleh Asisten
Laboratorium.
2. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Sistem Komunikasi sesuai jadwal yang
ditentukan.
3. Praktikan wajib menggunakan laptop, koneksi yang memadai dan kamera menyala.
4. Durasi kegiatan praktikum = 2 jam (120 menit).
• 15 menit untuk pengerjaan TA
• 45 menit untuk penyampaian materi
• 30 menit untuk pengerjaan jurnal dengan asisten
5. Praktikan wajib hadir minimal 75% dari seluruh pertemuan praktikum di laboratorium.
Jika total kehadiran kurang dari 75% maka nilai Mata Praktikum = 0.
6. Praktikan yang datang terlambat:
• <= 30 menit: diperbolehkan mengikuti praktikum tanpa tambahan waktu TA
• >30 menit: tidak diperbolehkan mengikuti praktikum
7. Saat praktikum berlangsung, asisten laboratorium dan praktikan:
• Wajib menggunakan seragam sesuai aturan Institusi.
• Wajib menyalakn Webcam.
• Dilarang membuka aplikasi yang tidak berhubungan dengan praktikum yang sedang
berlangsung.
• Dilarang makan, tidur, merokok dan semacamnya.
• Dilarang memberikan jawaban k praktikan lain (TP, TA, jurnal, dsb).
• Dilarang menyebarkan soal TA, jurnal, dsb.
HALAMAN 13
8. Setiap praktikan dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 modul untuk satu
praktikum.
• Praktikan yang dapat mengikuti praktikum susulan hanyalah praktikan yang
memenuhi syarat sesuai ketentuan Institusi, yaitu rawat inap di Rumah Sakit
(menunjukkan bukti rawat inap dan resep obat dari RS), tugas dari Institusi
(menunjukkan surat dinas dari Institusi), atau mendapat musibah (menunjukkan
surat keterangan dari orangtua/wali mahasiswa).
• Persyaratan untuk praktikum susulan diserahkan sesegera mungkin ke Laboran
Fakultas Teknik Elektro untuk keperluan administrasi.
9. Pelanggaran terhadap peraturan praktikum ini akan ditindak secara tegas secara
berjenjang di lingkup Kelas, Laboratorium, Program Studi, Fakultas, hingga Institusi.
10. Pelanggaran terhadap peraturan praktikum ini akan ditindak secara tegas secara
berjenjang di lingkup Kelas, Laboratorium, Program Studi, Fakultas, hingga Institusi.
PENILAIAN PRAKTIKUM
1. Komponen nilai praktikum terdiri dari: TP, TA, keaktifan pada saat praktikum dan
jurnal.
2. Seluruh komponen penilaian beserta pembobotannya ditentukan oleh dosen Mata
Praktikum.
3. Penilaian permodul dilakukan oleh asisten laboratorium, sedangkan nilai seluruh modul
diserahkan kepada Dosen Mata Praktikum.
4. Baik praktikan maupun asisten tidak diperkenankan meminta atau memberikan tugas
tambahan untuk perbaikan nilai.
5. Standar indeks dan range nilai ditentukan oleh Dosen Mata Praktikum atas
sepengetahuan Ketua Kelompok Keahlian.
INSTALL OCTAVE
1) Buka Browser.
2) Masuk pada website https://www.gnu.org/software/octave/download.html
3) Pilih file instalasi sesuai dengan Operation System yang terinstall di computer.
4) Disarankan mendownload file dengan type “installer.exe”.
5) Buka file yang telah di download.
HALAMAN 14
6) Klik Next
7) Klik Next
HALAMAN 15
8) Klik Next
9) Klik Install
HALAMAN 16
HALAMAN 17
MODUL 1
MODULASI ANALOG
1.1. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami prinsip kerja Amplitude Modulation (AM), dan Frequency Modulation
(FM) dan Phase Modulation (PM).
2. Mengetahui macam-macam bentuk gelombang dari simyal termodulasi
3. Mengetahui jenis Indeks Modulasi.
4. Dapat mengoperasikan software Octave
HALAMAN 18
1) AM Double Side Band Suppressed Carrier (AM DSB SC)
Pada AM DSB SC, spektrum frekuensi dari sinyal carrier ditekan hingga
amplitudonya mendekati nol. Hal ini menjadikan AM DSB SC dapat
menghemat daya hingga 66,7% dari total daya yang ditransmisikan.
Keterangan:
d(t):
Gambar 1.3 Spektrum sinyal informasi Gambar 1.4 Spektrum Sinyal AM DSB SC
HALAMAN 19
2) AM Single Side Band (AM SSB)
Prinsip kerja AM SSB adalah menekan salah satu side band menggunakan
Band Pass Filter (BPF), sehingga akan dihasilkan sinyal SSB Lower Side Band
(SSB-LSB) atau SSB Upper Side Band (SSB- USB), tergantung sinyal mana yang
akan dilewatkan. Dari masing-masing single side band, bila ditransmisikan akan
dapat menghemat daya hingga 83,3% dari total daya yang seharusnya
ditransmisikan.
Gambar 1.6 Spektrum sinyal SSB-LSB Gambar 1.7 Spektrum sinyal SSB-USB
Pada AM DSB FC, spektrum frekuensi dari sinyal carrier tidak ditekan hingga
mendekati nol.
SDSB-FC(t)=Vc[1+kam(t)]cos ct
HALAMAN 20
Keterangan: Titik A : sinyal informasi:
Gambar 1.9 Spektrum Sinyal AM DSB FC Gambar 1.10 Daya sinyal AM DSB FC
Gambar 1.11 Blok Modulator AM VSB Gambar 1.12 Spektrum sinyal AM VSB
HALAMAN 21
1.2.2. Indeks Modulasi
Indeks modulasi merupakan suatu nilai yang menunjukan kualitas modulasi.
Indeks modulasi pada sinyal AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal
informasi dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan
m, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
μ = Ka ∙ Vm
Keterangan:
2. Critical Modulation (m = 1)
HALAMAN 22
H: amplituda tinggi
h: amplituda rendah
Harga indeks modulasi untuk under modulation dan critical modulation adalah
sebagai berikut:
Sedangkan harga indeks modulasi untuk over modulation adalah sebagai berikut:
Sinyal AM DSB SC dan AM SSB hanya memiliki satu jenis indeks modulasi, yaitu
critical modulation. Sedangkan sinyal AM DSB FC memiliki ketiga jenis indeks
modulasi.
HALAMAN 23
merupakan sinyal pemodulasi asli dengan level dc. Kemudian sinyal
pemodulasi akan kembali utuh sebagai sinyal audio dengan menghilangkan
tegangan dc.
Dimana:
HALAMAN 24
Keterangan: β : indeks modulasi FM
Δf : deviasi frekuensi
Dengan menggunakan pendekatan fungsi Bessel, maka besar daya sinyal FM dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
HALAMAN 25
Spektrum frekuensi sinyal FM dapat digambarkan sebagai berikut:
Secara teoritis, bandwidth sinyal FM adalah tak hingga. Hal ini diakibatkan oleh
fungsi Bessel, sehingga bandwidth sinyal FM didekati dengan Bandwidth Carson.
Bandwidth Carson dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Prinsip kerja demodulasi pada sinyal FM adalah dengan mendeteksi sinyal informasi
dari sinyal termodulasi FM dengan operasi yang berlawanan dengan prinsip kerja
modulasi sinyal FM.
A B C D E
Keterangan: Titik A: sinyal termodulasi FM yang bercampur dengan noise dan distorsi
amplituda
HALAMAN 26
Titik C: sinyal termodulasi FM pada rentang frekuensi tertentu sesuai dengan rentang
frekuensi yang diloloskan oleh Band Pass Filter (BPF).
Titik D: pada titik ini sinyal dapat dipandang sebagai sinyal AM-FM.
HALAMAN 27
1.3. PROSEDUR PRAKTIKUM MODULASI ANALOG
1.3.1. Modulasi AM
a. Menampilkan Sinyal Modulasi dan Demodulasi (dalam time domain)
HALAMAN 28
6. Menampilkan sinyal serta spektrum informasi dan carrier (dalam time domain)
HALAMAN 29
2. Berikut gambar dari hasil syntax :
HALAMAN 30
2. Berikut gambar hasil syntax
HALAMAN 31
2. Berikut gambar hasil syntax :
HALAMAN 32
2. Berikut gambar hasil syntax :
1.3.2. Modulasi FM
a. Menampilkan sinya modulasi dan demodulasi (dalam time domain)
1. Buka Software Octave (GUI).
2. Pilih bagian editor
HALAMAN 33
3. Tuliskan Syntax dibawah ini,setelah itu pilih tools Run [ ]
HALAMAN 34
4. Simpan Script dengan syarat tidak boleh ada spasi.
5. Menampilkan sinyal dan spektrum modulasi dan demodulasi (dalam Time Domain)
HALAMAN 35
b. Menampilkan modulasi dengan AWGN (SNR 5 dan SNR 25) (dalam
Frequency Domain)
HALAMAN 36
MODUL 2
PCM (PULSE CODE MODULATION) & TRANSMISI
BASEBAND
2.1. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Transmitter PCM
HALAMAN 37
1) Sampling
HALAMAN 38
Holding merupakan penahanan pada level tegangan tertentu sehingga
sinyal hasil sampling mempunyai nilai amplituda yang konstan. Keluaran proses
sampling dan holding berupa gelombang persegi dengan frekuensi tetap dan
mempunyai amplitudo yang sesuai dengan sinyal informasinya disebut sinyal
Pulse Amplitude Modulation (PAM).
Teorema Nyquist
Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2x frekuensi yang di-sampling
(sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah).
𝑓𝑠 > 2𝑓𝑖
Keterangan:
𝑓𝑠 = Frekuensi sampling
𝑓𝑖 = Frekuensi informasi yang berharga maksimum
Menurut teorema Nyquist bila frekuensi sampling lebih kecil dari frekuensi
informasi atau sumber maka akan terjadi penumpukan frekuensi/aliasing.
HALAMAN 39
2) Kuantisasi
Pada proses kuantisasi hasil sampling dan holding diberikan level kuantisasi
tertentu (diberi nilai pada level tegangan pembanding terdekat) untuk kemudian
dilakukan pengkodean menjadi bentuk digital. Pada gambar di bawah akan
terlihat proses kuantisasi sinyal analog.
HALAMAN 40
1. Kuantisasi midrate merupakan kuantisasi dengan posisi sinyal kuantisasi
yang sejajar dengan sumbu y (keluaran).
2. Kuantitasi midrise merupakan kuantisasi dengan posisi sinyal kuantisasi
yang sejajar dengan sumbu x (masukan). Gambar dibawah
menggambarkan kuantisasi uniform midrate dan midrise dengan
pengkodean PCM-3 bit, sehingga akan dihasilkan 23=8 level kuantisasi.
3) Pengkodean (Encoding)
Setelah keluaran proses kuantisasi, sinyal dilewatkan pada encoder PCM
untuk dikodekan dalam n bit untuk setiap level kuantisasinya. Secara lebih jelas
dapat dilihat contoh proses pembentukan PCM 3-bit pada gambar di bawah.
HALAMAN 41
Timing dan Sinkronisasi PCM
Untuk mensinkronkan semua tahapan tersebut diperlukan sinyal pewaktu yang
sinkron. Untuk mendapatkan kembali informasi dari aliran data yang dikirim,
transmitter dan receiver sinkronisasinya harus sempurna. Sinkronisasi diantara
transmitter dan receiver dibagi menjadi 2 bagian:
• Sinkronisasi bit: Agar penerima mengetahui dengan tepat bit mana yang
merupakan data sinyal yang dikirim. Jika mayoritas bit di suatu perioda
sampling (sepanjang slot pada laju bit pengirim) cenderung ke bit tertentu,
maka dianggap bit tersebut yang diterima.
• Sinkronisasi frame: Data dikirim dalam bentuk blok-blok yang disebut
frame. Oleh karena itu, awal dan akhir suatu frame harus jelas.
2. Receiver PCM
HALAMAN 42
o Kelebihan
a. Biaya relatif murah (untuk area tertentu)
b. Bentuk teknologinya sederhana
c. Mudah dalam instalasi dan pemeliharaan
o Kekurangan
a. Kapasitas pengiriman terbatas
b. Untuk area yang luas dibutuhkan biaya yang relatif mahal
c. Perlu diperhatikan sambungan kabel
1. Transmitter Transmisi Baseband
Pada transmitter transmisi baseband, prosesnya meliputi
1) Receiving Filter
Receiving Filter (Filter penerima) merupakan proses untuk
mengembalikan/memulihkan sinyal-sinyal baseband dengan nilai SNR (Signal
HALAMAN 43
to Noise Ratio) sebaik mungkin dan bebas dari ISI (Inter Symbol Interference).
Filter optimum yang digunakan adalah matched filter atau correlator.
2) Equalizing Filter
Equalizing Filter (Filter penyama) merupakan filter yang bersifat opsional,
dikarenakan sifat menyebar yang dimiliki oleh kanal transmisi. Salah satu efek
yang mungkin terjadi terhadap simbol yang diterima dinamakan ISI. Equalizer
adalah filter yang digunakan untuk menghilangkan efek dari ISI.
3) Sampler
Dalam komponen sampler, terdapat informasi waktu dari transmitter dengan
detail. Contohnya, blok yang dibutuhkan untuk sinkronisasi bit dan frame. Pada
setiap akhir perioda simbol Ts, output dari sampler adalah sample Z(Ts). Sample
Z(Ts) merupakan nilai tegangan yang berhubungan langsung dengan simbol
yang ditransmisi dan daya noise.
4) Detector
Detector merupakan tahap deteksi, fungsi utamanya adalah untuk
mengeluarkan digital logic dari nilai yang disampel. Detector didesain dengan
menggunakan beberapa teorema dan algoritma pendeteksian.
HALAMAN 44
2.3. PROSEDUR PRAKTIKUM PCM
A. Inisiasi Variabel
1. Buka software octave
2. Pilih bagian editor
HALAMAN 45
4. Save script dengan syarat tidak boleh ada spasi
HALAMAN 46
C. Menampilkan Sinyal Tersampling
1. Ketikkan syntax dibawah ini pada script lalu Run
HALAMAN 47
2. Berikut gambar Sinyal Terkuantisasi
HALAMAN 48
F. Menampilkan Sinyal ditambah noise
1. Ketikkan syntax dibawah ini pada script lalu Run
HALAMAN 49
G. Menampilkan Sinyal Digital dengan Kanal Noisy
1. Ketikkan syntax dibawah ini pada script lalu Run
HALAMAN 50
J. Menampilkan Sinyal dengan Kanal Tidak Ideal dan Noise
1. Ketikkan syntax dibawah ini pada script lalu Run
HALAMAN 51
MODUL 3
MODULASI DIGITAL
Perbedaan mendasar antara modulasi analog dan digital adalah pada bentuk
sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya berbentuk analog dan
sinyal pembawanya analog. Sedangkan pada modulasi digital, sinyal informasinya
berbentuk digital dan sinyal pembawanya analog. Pada dasarnya dikenal tiga prinsip
atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.
HALAMAN 52
2. Sistem akan berhenti apabila terjadi gangguan.
3.2.1. Data Coding
1. NRZ
Sinyal non return to zero (NRZ) adalah format yang paling mudah untuk
dihasilkan karena hampir sama dengan bentuk sinyal masukannya. Sinyal NRZ
tidak kembali ke level nol sesuai clock. Pengkodean NRZ biasa digunakan untuk
komunikasi dengan kecepatan rendah dengan interface transmisi sinkronus dan
asinkronus.
a. NRZ – L
b. NRZ – I
Non Return to Zero Inverted (NRZ-I) adalah suatu kode di mana suatu
transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal
sebagai biner 1 untuk bit time tersebut. Tidak ada transisi berarti biner 0.
Sehingga NRZ-I merupakan salah satu contoh dari differensial encoding.
HALAMAN 53
2. RZ
Sinyal dengan format Return to Zero (RZ) kembali ke level tegangan nol
sesuai dengan clock. Pada pengkodean RZ dapat berupa unipolar ataupun bipolar.
3. Bipolar – AMI
4. Manchester
Suatu kode di mana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit,
transisi low ke high mewakili 1 dan high ke low mewakili 0.
HALAMAN 54
Jenis Modulasi Digital
3.2.2. Amplitude Shift Keying (ASK)
Amplitude Shift Keying (ASK) adalah salah satu modulasi digital juga sering
disebut dengan On Off Keyying (OOK) dimana sinyal termodulasi berada di dua
keadaan yaitu tidak ada sinyal jika bit 0 dan ada sinyal dengan besaran tertentu saat
bit 1, blok diagram untuk pembangkitan sinyal ASK.
Proses Modulasi:
1. Sinyal informasi berupa data biner masuk kedalam on off level encoder.
2. Keluaran dari on off encoder berupa tegangan tinggi dan off, yang selanjutnya
masuk ke mixer untuk di tumpangkan dengan sinyal carrier.
HALAMAN 55
Demodulasi ASK
Proses Demodulasi:
2. Keluaran dari rectifier berupa sinyal ASK termodulasi yang unipolar. Bagian
tegangan negatif dihilangkan. Selanjutnya, sinyal ASK termodulasi yang
unipolar masuk ke LPF (Low Pass Filter)
4. Keluaran dari LPF berupa sinyal berfrekuensi rendah yang selanjutnya masuk
ke comparator. Keluaran dari komparator merupakan data sinyal yang berupa
data biner.
3.2.3. Frequency Shift Keying (FSK)
Frequency Shift Keying (FSK) merupakan modulasi frekuensi dari suatu
informasi digital. Pada modulasi FSK, simbol atau data ditransmisikan berdasarkan
frekuensi yang berbeda. FSK yang paling sederhana adalah Binary-FSK (BFSK).
Blok diagram untuk pembangkitan sinyal FSK hampir mirip dengan pada ASK, dan
memiliki perbedaan hanya pada saat bit 0, sinyal akan dikalikan dengan frekuensi
pembawa 2 yang berbeda frekuensi dengan frekuensi pembawa 1.
2. Keluaran dari on off encoder berupa tegangan tinggi dan off, yang lalu melalui
dua jalur.
3. Pada jalur pertama saat sinyal bernilai tinggi, sinyal akan di mixer dengan
sinyal carrier dengan frekuensi A dan tidak ada keluaran pada saat bernilai
rendah.
HALAMAN 56
4. Pada jalur kedua sinyal akan melewati inverter yang akan merubah state tinggi
ke rendah dan begitu juga sebaliknya.
5. Keluaran dari inverter lalu di mixer dengan sinyal carrier dengan frekuensi B
saat sinyal bernilai tinggi, sinyal akan di mixer dengan sinyal carrier dengan
frekuensi A dan tidak ada keluaran pada saat bernilai rendah.
Keluaran sinyal:
Jika:
HALAMAN 57
a. BPSK
Binary Phase-Shift Keying (BPSK) merupakan salah satu jenis dari modulasi
fasa. Teknik modulasi BPSK dapat dinyatakan dengan mentransmisikan data yang
direpresentasikan dalam 1 bit setiap satu simbol. Karena n=1 dan M=2n, maka M=21
= 2, sehingga ada 2 phasa yang berbeda sebagai carriernya.
Modulasi BPSK
Jadi, pada modulasi BPSK informasi yang dibawa akan mengubah fasa
sinyal carrier. Proses pembentukan sinyal BPSK dapat dijelaskan sebagai
berikut:
0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 t
Data t
Data NRZ-L t
Carrier 1 t
HALAMAN 58
Carrier 2 t
Sinyal BPSK t
Demodulasi BPSK
Sinyal BPSK
Quaring loop
Divided by 2
HALAMAN 59
Keterangan:
• Pada proses sin to square mengubah sinyal sinusoidal menjadi sinyal kotak.
• Pada proses divided by 2 frekuensi dari sinyal yang berasal dari squaring loop
dibagi dua sehingganya nantinya didapat data yang sesuai dengan data
masukan.
b. 8-PSK
Sumbu horizontal sebagai basis cosine dan sumbu vertikal sebagai basis sine.
Modulasi 8-PSK
HALAMAN 60
Data dan clock sebagai sinyal input.
Demodulasi 8 PSK
Contoh: data yang ditransmisikan 000, masuk ke receiver lalu pada output
coherent detector diukur tegangan X= 5 Volt dan Y = 2.5 Volt. Maka dikodekan
HALAMAN 61
sebagai 1101 berdasarkan tegangan threshold. Selanjutnya menggunakan decoder
dikodekan kembali menjadi 000 seperti semula.
3.2.5. Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
Modulasi digital Quadrature Amplitude Modulation (QAM)) adalah
kombinasi dari modulasi digital ASK dengan PSK sehingga perbedaan antara bit,
dibit, tri bit sangat nampak dengan jelas karena bit data biner dinyatakan dengan
perbedaan amplitudo dan fase secara sekaligus. Modulasi QAM untuk menyatakan
n-bit data biner ke dalam sebuah sinyal QAM maka bit rate yang diperoleh adalah
n kali baud ratenya, dan baud ratenya adalah 2n.
Gambar 3.11 Bentuk sinyal 8-QAM untuk jumlah bit = 3 (tri bit)
Hubungan antara besarnya baud rate terhadap bit rate dapat dilihat pada gambar
berikut ini untuk masing-masing nilai baud rate sinyal modulasi digital jenis QAM.
Gambar 3.12 Hubungan nilai baud rate dengan bit rate modulasi QAM
HALAMAN 62
Contoh 1:
Sebuah diagram konstelasi terdiri dari delapan buah titik dalam sebuah lingkaran dengan
jarak ruang yang sama. Jika bit ratenya adalah 4.800 bps, berapakah baud ratenya?
Jawab:
Diagram konstelasi dengan 8 titik menunjukkan 8-PSK dengan perbedaan sudut 45 derajat.
Karena 23 = 8, maka berarti n-bit = 3 atau setiap sinyal menyatakan 3 bit (tri bit). Dengan
demikian baud ratenya adalah:
4. Kapasitas kanal dua kali lipat lebih besar karena menggunakan gelombang
sinus sekaligus gelombang cosinus dalam kanal tunggal.
HALAMAN 63
3. Untuk data level yang lebih tinggi, jarak antar titik lebih rapat sehingga
probabilitas eror lebih tinggi dan rentan terhadap noise.
4. Pada data dengan level konstelasi lebih tinggi akan sulit memecahkan
kode sinyal dengan tepat.
3.2.6. Bit Error Rate (BER)
Bit error rate (BER) adalah jumlah kesalahan bit yang diterima dari aliran data
melalui saluran komunikasi yang diubah karena noise, interferensi, distorsi, atau
kesalahan sinkronisasi bit. BER merupakan jumlah kesalahan bit per satuan waktu dan
BER tidak memiliki satuan.
HALAMAN 64
HALAMAN 65
4. Save script dengan syarat tidak boleh ada spasi
HALAMAN 66
5. Menampilkan sinyal modulasi dan demodulasi (dalam time domain)
HALAMAN 67
2. Berikut gambar :
HALAMAN 68
3.3.2 Modulasi Biner FSK
A. Menampilkan Sinyal Modulasi dan Demodulasi (dalam time domain)
HALAMAN 69
HALAMAN 70
4. Save script dengan syarat tidak boleh ada spasi
HALAMAN 71
B. Menampilkan Spektrum Sinyal (dalam frequency domain)
HALAMAN 72
2. Berikut gambar spektrum :
HALAMAN 73
4. Save script dengan syarat tidak boleh ada spasi
HALAMAN 74
5. Menampilkan sinyal modulasi dan demodulasi (dalam time domain)
HALAMAN 75
2) Berikut gambar :
HALAMAN 76
3. Tulis Syntax dibawah ini pada script lalu Run [ ]
HALAMAN 77
5. Menampilkan sinyal modulasi dan demodulasi (dalam time domain)
HALAMAN 78
2. Berikut gambar:
HALAMAN 79
REFERENSI
[1] Proakis John G., Masoud Salehi, Contemporery Communication System Using MATLAB,
International Thomson, United State of America, 1997.
HALAMAN 80