1
KONTEN PRESENTASI
1 5
Latar Belakang MODEL-MODEL DAN
TAHAPAN OR
2
Sistem dan Sistem 6
Terintegrasi PENYELESAIAN MASALAH
OPERATIONAL RESEARCH
3
7
Masalah
STUDI KASUS
4
8
Sejarah dan Definisi
Operational Research KESIMPULAN DAN SARAN
2
LATAR BELAKANG
3
LATAR BELAKANG
4
LATAR BELAKANG
5
SISTEM DAN
SISTEM TERINTEGRASI
6
SISTEM
ELEMEN
INTERAKSI INTERAKSI
INTERAKSI
INTERAKSI
INTERAKSI INTERAKSI
ELEMEN
SISTEM
LINGKUNGAN
7
SISTEM
• CIRI SISTEM:
TUJUAN
BATASAN
KONTROL
FEEDBACK
8
SISTEM
• KLASIFIKASI SISTEM:
Abstract system VS. Physical system
9
PENDEKATAN SISTEM TERINTEGRASI
bukan independen,
tetapi integrated
10
PENDEKATAN SISTEM TERINTEGRASI
11
MASALAH
12
DEFINISI MASALAH
Gap
Masalah 1 Masalah 3, dst
Masalah 2
13
ELEMEN-ELEMEN MASALAH
14
TAHAP-TAHAP PENYELESAIAN MASALAH
• Memandang perusahaan
Usaha Definisi • Identifikasi Solusi Alternatif
sebagai Sistem • Evaluasi solusi alternative
• Mengenali sistem lingkungan • Bergerak dari tingkat sistem ke • Memilih solusi terbaik
• Mengidentifikasi subsistem subsistem • Menerapkan solusi
perusahaan • Menganalisis bagian-bagian • Membuat tindak lanjut untuk
sistem sesuai urutan tertentu memastikan solusi efektif
Usaha
Usaha Solusi
Pengenalan
15
4 SEJARAH DAN DEFINISI
OPERATIONAL RESARCH
16
SEJARAH OPERATION RESEARCH
17
SEJARAH OPERATION RESEARCH
• 1928, TC. Fry, membuat tambahan yang berarti terhadap dasar-dasar statistik teori
antrian, ia mulai mengupas penggunaan teori probabilitas sebagai dasar
pemahaman teori antrian
• 1930, Sir Ronald Fisher’s memperkenalkan metode statistik modern.,
• 1917, AK Erlang, seorang ahli matematika Denmark meluncurkan ”Pemecahan
persoalan Teori Probabilitas atas pentingnya pola pemanggilan Telepon secara
otomatis. Tulisan ini berisi formula waktu menunggu yang telah dikembangkan
berdasarkan teori antrian.
• 1920-1930, Horace C. Levinson, memulai operasi risetnya dengan menggunakan
metode ilmiah terhadap persoalan bisnis dan persoalan lainnya, seperti hubungan
antara advertensi dan tingkat penjualan serta hubungan antara pendapatan
konsumen, lokasi rumah, dan jenis barang yang dibeli.
18
SEJARAH OPERATION RESEARCH
• 1930, Wassily Leontieff, memperkenalkan teori input output antara industri dan
pengukurannya dan berhasil mengembangkan programa linear yang
menggambarkan ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan.
• 1942, Angkatan Darat Amerika Serikat, melalui instansi khusus Operation Research
Office (Research Analysis Corporation) di Chevi Chase, Maryland oleh Ellis A. Johnson
sebagai direkturnya.
• 1942, Angkatan Laut AS (Navy) membentuk Operation Evaluation Group di bawah
pimpinan Profesor Morse (MIT)1947, George B. Dantzig, mengembangkan
pemecahan metode simpleks untuk persoalan program linear yang dirintis Leontieff.
• 1948, Di Inggris, ahli mulai tertarik membentuk Operation Research Club kemudian
berubah menjadi Operational Research Society of the United Kingdom dan 1950
jurnal pertama dinamakan Operation Research Quarterty.
19
SEJARAH OPERATION RESEARCH
20
SEJARAH OPERATION RESEARCH
21
OPERATION RESEARCH
Definisi OR:
Morse & Kimball : Metode ilmiah untuk mengambil
keputusan secara kuantitatif dari suatu kegiatan.
Churchman, Arkoff & Arnoff : Aplikasi metode,
teknik dan alat ilmiah untuk pemecahan masalah
secara optimum.
Miller dan M.K Starr : Alat manajemen dari
berbagai dispilin ilmu untuk memecahkan masalah
secara optimal.
Mc Closky & Trefthen : Metode pengambilan
keputusan yang dikembangkan dari studi operasi
militer selama Perang Dunia II
22
OPERATION RESEARCH
24
OPERATION RESEARCH
26
MODEL-MODEL OPERATION RESEARCH
27
TAHAPAN OPERATION RESEARCH
• Penentuan dan perumusan tujuan yang jelas dari suatu
Identifikasi Masalah permasalahan dalam sistem model yang dihadapi. Identifikasi
variable yang digunakan sebagai kriteria untuk pengambilan
keputusan yang dapat dikendalikan maupun tidak dapat
dikendalikan.
Mengobservasi Sistem • Pembentukan model merupakan ekspresi kuantitatif dari tujuan dan
kendala-kendala persoalan dala variable keputusan.
28
6 PENYELESAIAN MASALAH
OPERATIONAL RESEARCH
29
Linier Programming
30
Linier Programming
32
7 STUDI KASUS
33
Studi Kasus Optimalisasi Masalah Transshipment dan Aplikasinya dengan
Program Solver Pada Distribusi Kain Mori di PT. PRIMATEXCO
Jenis Produk
Pabrik Jumlah
Kain Prima Kain Satin Kain Primis
Jumlah produk 442.000 413.000 347.000 1.202.000
Jenis Produk Kota Biaya per
Kota Tujuan Jumlah
Kain Prima Kain Satin Kain Primis Asal
PT. Garuda Batik 11.000 10.000 26.000 47.000
Tujuan 1000 yard
Textile, Jakarta Pusat
PT. Adi Luhur Batik, 14.000 12.000 27.000 53.000
Pabrik Pekalongan 5.165
Jakarta Selatan Primatexco Bandung 5.015
PT. Batik Danar Hadi, 12.000 23.000 18.000 53.000 PT. Garuda Batik Textile, Jakarta Pusat 10.700 1. Biaya pendistribusian produk
Bandung
Hasan Batik, Cirebon 14.000 21.000 8.000 43.000
PT. Adi Luhur Batik, Jakarta Selatan 9.815 ke setiap kota transit telah
Batik Ike, Cirebon 22.000 13.000 9.000 44.000 PT. Batik Danar Hadi, Bandung 9.005 ditentukan dari agen yang
Sentra Batik Tulis 28.000 22.000 12.000 62.000 Hasan Batik, Bandung 8.990 bertugas menyalurkan produk
Trusmi, Cirebon
EB. Tradisional, 25.000 23.000 17.000 65.000
Batik Ike, Cirebon 7.280 kain ke setiap kota transit.
Cirebon Pekalongan Sentra Batik Tulis Trusmi, Cirebon 7.385
CV. Batik Tobal, 28.000 25.000 12.000 65.000 EB. Tradisional, Cirebon 6.905 2. Kemudian biaya
Pekalongan
CV. Batik Tobal, Pekalongan 5.030 pendistribusian per 1000 yard
CV. Liex Batik, 30.000 19.000 20.000 69.000
Pekalongan CV. Liex Batik, Pekalongan 5.150 dari kota transit sampai ke
CV. Batik Martha, 27.000 19.000 17.000 63.000 CV. Batik Martha, Pekalongan 5.045 setiap tujuan dihitung dalam
Pekalongan
Ravena Batik 18.000 15.000 11.000 44.000
Ravena Batik Garmenindo, Pekalongan 5.030 rupiah
Garmenindo, ADMTex, Pekalongan 5.105
Pekalongan 3. Jarak pabrik dengan agen
CV. Batik Tobal, Pekalongan 5.135
ADMTex, Pekalongan 21.000 24.000 15.000 60.000
CV. Liex Batik, Pekalongan 5.045
transit di Pekalongan adalah
Batik Putra Laweyan, 35.000 20.000 11.000 66.000
Solo CV. Batik Martha, Pekalongan 5.150
11 Km, dengan agen transit di
PT. Batik GrahaBuana, 19.000 23.000 20.000 62.000 Ravena Batik Garmenindo, Pekalongan 5.150 Batang 1 Km.
Solo
Cahaya Putra Batik, 22.000 20.000 15.000 57.000
ADMTex, Pekalongan 5.225 4. Biaya total pendistribusian
Solo Batik Putra Laweyan, Solo 7.745 produk kain mori ke tempat
PT. Alfa Manunggal 19.000 28.000 29.000 76.000 Batang PT. Batik GrahaBuana, Solo 7.775
Tezindo, Solo tujuan pada bulan
Cahaya Putra Batik, Solo 7.745
PT. Poetro Soetomo 11.000 26.000 20.000 57.000 Januari 2013 adalah sebesar
1953, Yogyakarta PT. Alfa Manunggal Texindo, Solo 7.820
Koperasi Batik Karang 35.000 38.000 23.000 96.000
Rp 15.002.810,-.
PT. Poetra Soetomo 1953, Yogyakarta 8.210
Tunggal, Yogyakarta
CV. Batik Indah Rara 29.000 17.000 20.000 66.000
Koperasi Batik Karang Tunggal, Yogyakarta 8.105
Djonggrang,
Yogyakarta CV. Batik Indah Raya Djonggrang, Yogyakarta 8.240
PMT Batik Medari, 22.000 15.000 17.000 54.000
Yogyakarta
Jumlah 442.000 413.000 347.000 1.202.000 PMT Batik Medan, Yogyakarta 7.790
34
Alokasi Pengiriman Produk Kain Mori
Biaya yang diperlukan untuk pengangkutan Biaya yang diperlukan untuk pengangkutan
semua produk berdasarkan kebijakan perusahaan semua berdasarkan produk Solver hanya
adalah sebesar Rp 15.002.810,- memerlukan biaya sebesar Rp 14.983.010,-.
35
8 KESIMPULAN DAN SARAN
36
KESIMPULAN
37
SARAN
• Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan
pembahasan studi kasus yang menerapkan
Operational Research selain alokasi
pengiriman, seperti masalah antrian atau
masalah persaingan.
38
THE END
THANK YOU!
39