Abstract
The purpose of this study was to describe the e-Health Service as innovation to improve the quality of health services in the
Pucangsewu Clinic. E-Health is a health service that aims to minimize the long queue at the counter of the Clinics and hospitals, the
acceleration of the flow of services to patients in the medical referral, and composed health’s database residents the city of Surabaya.
In this study the theory used is the theory of typology and the category innovation by Khairul Muluk, theory innovation level by
Mulgan and Albury. This research using qualitative research methods, and a descriptive research type. The location of the research is
Clinic Pucangsewu, Surabaya. The technique for informant determination is purposive sampling. Data collection done by
observation, in-depth interviews, and documentation. Conclusion of this research are : the typology of innovation of e-Health
services, which is, the service innovation process, method’s innovation, policy innovation, and system’s innovation. Category e-
Health service innovations is a sustaining innovation. And level of service e-Health Innovation is incremental level.
Pendahuluan
Seperti yang sudah umum diketahui bahwa pendapatan perkapita dari penduduk negara berkembang
negara-negara yang ada di dunia diklasifikasikan ke menurut Bank Dunia adalah antaraUS $ 766 – 3.035.
dalam dua kutub, yakni, negara maju dan negara Kedua, ekspor suatu negara juga menentukan
berkembang atau negara dunia ketiga. Negara maju apakah negara tersebut termasuk negara sedang
adalah negara yang menang dalam perang dunia kedua, berkembang atau negara maju. Ekspor negara sedang
sedangkan negara dunia ketiga adalah negara korban berkembang kecenderungannya adalah ekspor bahan-
perang dunia yang berusaha melakukan pemulihan di bahan mentah hasil dari sumber daya alam negara
sektor infrastruktur disaat negara lain sudah melakukan tersebut, sedangkan ekspor negara-negara maju
pembangunan di sektor pendidikan, teknologi, serta kebanyakan berupa ekspor barang sekunder atau barang
pembangunan yang sifatnya lebih mengacu pada hasil proses industri.
perkembangan sumber daya manusia. Ketiga, angka harapan hidup penduduk dalam
Pada intinya, ketertinggalan inilah yang suatu negara juga termasuk salah satu indikator atau ciri
menyebabkan negara berkembang disebut sebagai yang bisa menerangkan sebuah negara masuk ke dalam
negara dunia ketiga.Untuk mengenali suatu negara kelompok negara maju atau negara berkembang. Pada
termasuk ke dalam kategori negara maju atau negara maju karena infrastruktur kesehatan rata-rata
berkembang ada beberapa ciri-ciri yang bisa digunakan sudah memenuhi standar dan pelayanannya bagus, maka
sebagai acuan. Ciri-ciri lain yang bisa mengidentifikasi pada umunya angka harapan hidup penduduk pada
suatu negara termasuk ke kelompok negara maju atau negara maju cenderung tinggi. Semisal Jepang yang
berkembang diantaranya adalah : masuk dalam kategori negara maju pada tahun 2012
1. Pendapatan per kapita penduduk memiliki angka harapan hidup penduduk mencapai usia
91 tahun. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang
2. Ekspor terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Angka
harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2013
3. Angka harapan hidup adalah 72 tahun (Kemenkes, 2013). Kendati mengalami
peningkatan angka harapan hidup, Indonesia masih jauh
4. Angka kelahiran
tertinggal dari segi pelayanan kesehatan dan penyediaan
5. Tingkat ketergantungan infrastruktur kesehatan.
Keempat, angka kelahiran penduduk negara
Indikator yang paling sering digunakan untuk maju relatif rendah dibandingkan dengan negara
mengidentifikasi suatu negara termasuk negara berkembang. Pada negara maju, penduduknya sudah
berkembang atau negara maju adalah melalui memiliki kesadaran akan banyaknya beban atau
pendapatan perkapita penduduknya. Pendapatan per tanggungan ketika memiliki banyak anak dalam satu
kapita penduduk dari negara maju menurut Bank Dunia keluarga. Hal inilah yang kurang dipahami oleh
(World Bank) adalah lebih dari US $ 9.386, sedangkan sebagian besar masyarakat di negara berkembang. Pada
negara maju juga tingkat kematian ibu dan anak pada
saat proses persalinan cenderung rendah akibat daya beli (purchasing power parity) masyarakat
infrastruktur kesehatan yang memadai. Beda halnya terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari
dengan apa yang sering dialami oleh negara-negara rata-rata besarnya pengeluaran per kapita. Berdasarkan
berkembang. Tingkat kematian ibu dan anak di negara- skala internasional, capaian/nilai IPM dapat dibagi
negara berkembang cukup tinggi dan ada tren kenaikan menjadi empat kategori, yaitu kategori tinggi (IPM
tiap tahunnya akibat buruknya infrastruktur kesehatan ≥80), kategori menengah atas (65≤IPM<80), kategori
yang ada di negara berkembang. menengah bawah (50≤IPM<66) dan kategori rendah
Ciri terakhir yang menandakan suatu negara (IPM<50).
termasuk ke dalam kelompok negara berkembang atau Indikator terkait bidang kesehatan yang
negara maju adalah tingkat ketergantungan suatu negara mempengaruhi nilai IPM, yaitu Angka Harapan Hidup
terhadap negara lainnya. Umumnya, negara yang sudah (AHH). AHH adalah perkiraan lama hidup rata-rata
maju memiliki tingkat ketergantungan yang rendah penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
terhadap negara lain. Hal ini diakibatkan kuatnya mortalitas (kematian) menurut umur. AHH merupakan
pengaruh negara maju terhadap negara berkembang. Hal angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan untuk
sebaliknya dirasakan oleh negara berkembang. Negara bertahan hidup lebih lama. Selain itu, AHH merupakan
berkembang cenderung memiliki tingkat ketergantungan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
yang tinggi terhadap negara lain seperti misalnya meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,
ketergantungan terhadap impor produk jadi dan bantuan dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
(grant) dari negara lain. (sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2014, Kementerian
Jika dikaitkan dengan beberapa ciri-ciri Kesehatan RI). Dunia internasional selalu berlomba-
tersebut, Indonesia masuk ke dalam kategori negara lomba meningkatkan angka harapan hidup negaranya
sedang berkembang karena pendapatan per kapita masing-masing dengan peningkatan berbagai fasilitas
masyarakat Indonesia pada tahun 2013 hanya berkisar dan pelayanan diberbagai bidang terutama bidang
US $ 3.499,9 (BPS, 2014). Dari segi ekspor, Indonesia kesehatan. Dari total 192 negara di dunia, 5 negara
masih mengandalkan ekspornya pada ekspor komoditi dengan angka harapan hidup tertinggi antara lain
hasil alam dan jumlahnya jauh diatas ekspor barang atau Jepang, Swiss, San Marino, Singapura, dan Italia.
produk jadi. Lalu dari indikator angka harapan hidup Sedangkan Indonesia berada pada urutan 115, angka
juga tidak ada perkembangan yang signifikan. Angka harapan hidup Indonesia dibanding negara-negara
harapan hidup masyarakat Indonesia untuk tahun 2013 ASEAN lainnya masih dibawah Brunei (50), Vietnam
berada pada angka 72 tahun kendati mengalami (64), Thailand (76), dan Malaysia (94). (sumber:
kenaikan angka harapan hidup sejak tahun 2004. Angka www.worldlifeexpectancy.com/history-of-life-
tersebut jauh dari negara maju seperti Jepang yang usia expectancy diakses pada Kamis, 18 Februari 2016 pukul
harapan hidup masyarakatnya mencapai 91 tahun. Dari 12.21).
indikator angka kelahiran juga menguatkan citra Sudah selayaknya bagi pemerintah untuk lebih
Indonesia sebagai negara berkembang dengan tingginya memperhatikan bidang kesehatan karna kesehatan
angka kelahiran yang mencapai 4,5 juta bayi lahir tiap merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
tahunnya. Terakhir adalah mengenai ketergantungan dipenuhi , apabila bidang kesehatan ini sudah tersedia
Indonesia terhadap negara lain terutama negara pemberi secara merata, mudah untuk mendapatkan akses, dan
bantuan atau pinjaman. Pada Oktober 2013 tercatat terfasilitasi dengan baik, diharapkan sumberdaya
hutang luar negeri Indonesia adalah sebesar US $ 262.4 manusia yang dimiliki Indonesia semakin berkualitas
Milliar (Bank Indonesia, 2013). Angka yang sangat dan mampu berkontribusi pada bidang-bidang lainnya
besar meskipun ada tren perlambatan hutang luar negeri dan menjadikan masyarakat Indonesia lebih baik dan
pada tahun 2013. Hutang luar negeri yang sedemikian sejahtera.
besar bisa mempengaruhi tingkat ketergantungan suatu Di dalam Rencana Pembangunan Jangka
negara terhadap negara lain. Negara yang terlalu Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang
bergantung terhadap negara lain merupakan negara yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden No 5 Tahun 2010 ,
tidak mandiri dan negara yang tidak mandiri akan ditujukan untuk lebih memantapkan kualitas sumber
kesulitan dalam upaya menyejahterakan warga daya manusia di segala bidang termasuk pengembangan
negaranya. ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya
Menurut United Nations Development saing perekonomian. Dalam RPJMN tersebut ditetapkan
Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia Visi Indonesia 2014 adalah : Terwujudnya Indonesia
(IPM) mengukur capaian pembangunan manusia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM Selanjutnya visi tersebut dijabarkan dalam Misi
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, sebagai Pembangunan 2010-2014 dimana misi tersebut antara
ukuran kualitas hidup, yaitu umur panjang dan sehat, lain : Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia
pengetahuan dan kehidupan yang layak. Untuk yang Sejahtera, Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi, dan
mengukur dimensi umur panjang dan sehat (dimensi Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang. Untuk
kesehatan) digunakan angka harapan hidup waktu lahir. mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-
Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan 2014, pemerintah menetapkan 5 agenda utama
gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata pembangunan , yaitu :
lama sekolah. Sedangkan untuk mengukur dimensi • Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan
kehidupan yang layak, digunakan indikator kemampuan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016
• Agenda II : Perbaikan Tata Kelola biasa disebut dengan konsep pelayanan prima. Sehingga
Pemerintahan aparatur pemerintah harus selalu memperbaiki kualitas
pelayanannya, dan bentuk perbaikan pelayanan tersebut
• Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi harus memiliki arah yang jelas yaitu bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ruang lingkup
didalam pelayanan publik antara lain :
• Agenda IV : Penegakan Hukum dan
Pemberantasan Korupsi
• Pendidikan
• Agenda V : Pembangunan yang Inklusif dan
Berkeadilan • Pengajaran
percontohan pada awal peluncuran e-Health ini antara nyaman dan mudah bagi masyarakat untuk
lain Puskesmas Dupak, Puskesmas Jagir, Puskesmas menikmatinya. Peneliti melakukan penelusuran terhadap
Kalirungkut, Puskesmas Ketabang, Puskesmas Kedurus, studi terdahulu terkait inovasi layanan e-Health untuk
Puskesmas Simoloyo, Puskesmas Tanah Kalikedinding, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian
dan Puskesmas Pucangsewu. Peneliti memilih sebelumnya tentang “Survei Kepuasan Masyarakat
Puskesmas Pucangsewu sebagai lokasi penelitian terkait terhadap Layanan e-Health Di Puskesmas Ketabang
layanan e-Health selain karna sebagai puskesmas Surabaya” oleh Nusrinda Putri Perdana, dimana dalam
percontohan tetapi juga karna puskesmas ini mendapat penelitian beliau ditemukan bahwa secara keseluruhan
penghargaan sebagai Puskesmas Terbaik se-Jawa Timur layanan e-Health di Puskesmas Ketabang Surabaya
dari kategori Pelayanan Primer Terbaik tingkat sudah berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan
Puskesmas. Penghargaan ini diberikan oleh BPJS yang memuaskan. Kemudian penelitian tentang
Kesehatan Divisi Regional VII Jawa Timur pada tahun “Telemedik : Sarana Peningkatan Pelayanan Kesehatan
2014. (Sumber : dengan Teknologi Informasi” oleh Weny Lestari, dimana
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/index.php/puskesmas dalam penelitian beliau menyebutkan bahwa teknologi
ku/mendapat-penghargaan-langsung-dari-dirut-bpjs- bidang informasi dan mikroelektronika harus
kesehatan-fachmi-idris/ diakses pada 10 Februari 2016 dikembangkan demi pembangunan infrastruktur
pukul 13.20) Indonesia khususnya di bidang informasi kesehatan.
Dengan makin berkembangnya kemajuan akan Pentingnya pelayanan publik dibidang kesehatan saat ini
teknologi terutama di bidang kesehatan, adanya layanan menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian
publik berbasis TIK seperti e-Health ini diharapkan mengenai inovasi pelayanan publik di bidang kesehatan.
mampu menjawab harapan masyarakat demi terciptanya
pelayan publik di bidang kesehatan yang semakin
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
diskriptif kualitatif yakni untuk menggambarkan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
bagaimana inovasi layanan e-Health dalam digunakan peneliti dengan reduksi data, penyajian data
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di dan penarikan kesimpulan serta teknik keabsahan data
Puskesmas Pucangsewu Kota Surabaya. Teknik dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.
penentuan informan menggunakan teknik purposive
Sementara inovasi radikal merupakan pendaftaran dan rujukan pasien. Sebelum e-Health
perubahan mendasar dalam pelayanan publik atau diluncurkan produk pelayanan ini sudah ada dan
pengenalan cara-cara yang sama sekali baru dalam berjalan, hanya bedanya setelah ada layanan e-Health,
proses keorganisasian dan pelayanan. Inovasi jenis ini pelayanan terhadap pendaftaran dan rujukan sudah bisa
jarang dilakukan karena membutuhkan dukungan politik dilakukan dengan cara online dan terkomputerisasi.
yang sangat besar karena umumnya memiliki resiko Sistem informasi puskesmas sudah berjalan sejak
yang yang lebih besar pula.Inovasi radikal diperlukan sebelum e-Health diluncurkan hanya saja masih bersifat
untuk membawa perbaikan yang nyata dalam kinerja offline untuk internal puskesmas saja. Dengan adanya
pelayanan publik dan memenuhi harapan pengguna layanan e-Health saat ini, sistem informasi puskesmas
layanan. Inovasi jenis ini jarang dilakukan karena sudah diintegrasikan dengan data kependudukan warga
membutuhkan dukungan politik yang sangat besar Surabaya yang dimiliki oleh Dispendukcapil.
karena umumnya memiliki resiko yang lebih besar
pula.Inovasi radikal diperlukan untuk membawa Penerapan Inovasi Layanan E-Health di Puskesmas
perbaikan yang nyata dalam kinerja pelayanan publik Pucangsewu
dan memenuhi harapan pengguna layanan yang lama E-Health mulai digunakan di Puskesmas
terabaikan.Sedangkan inovasi transformatif atau Pucangsewu sekitar awal tahun 2014, Puskesmas
sistematis membawa perubahan dalam struktur angkatan Pucangsewu sendiri merupakan salah satu dari 10
kerja dan keorganisasian dengan mentransformasi puskesmas percontohan e-Health. E-Health merupakan
semua sektor, dan secara dramatis mengubah aplikasi pendaftaran online yang diluncurkan oleh
keorganisasian. Inovasi jenis ini membutuhkan waktu Pemerintah Kota Surabaya guna mempermudah warga
yang lebih lama untuk memperoleh hasil yang Surabaya untuk mendapatkan layanan kesehatan. e-
diinginkan dan membutuhkan perubahan yang mendasar Health dapat diakses melalui 203 unit Kios Pelayanan
dalam susunan sosial,budaya dan organisasi. Publik dengan rincian 154 unit di kantor kelurahan, 31
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka unit di kantor kecamatan. 10 unit di Puskesmas, dan 2
layanan e-Health termasuk dalam inovasi inkremental unit di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
karena hadirnya e-Health tidak mengubah struktur Surabaya. Selain melalui mesin e-Kios, pendaftaran
organisasi Puskesmas Pucangsewu dan hanya memberi pasien secara online ini juga dapat dilakukan melalui
perubahan kecil dari prosesnya, antara lain, pendaftaran gadget masing-masing dengan website
pasien secara online, penyederhanaan proses pelayanan www.ehealth.surabaya.go.id.
pada rujukan medis, dan sistem informasi puskesmas Penerapan layanan ini di Puskesmas
(SIMPUS) yang terintegrasi. Kedepannya e-Health akan Pucangsewu memberikan beberapa manfaat baik bagi
terus disosialisasikan dan terus diinformasikan kepada pasien maupun satuan kerja perangkat daerah terkait
masyarakat selaku penikmat jasa layanan, diharapkan (SKPD), antara lain:
layanan e-Health ini akan terus digunakan dan semakin 1. Memudahkan pasien dalam mengambil nomor
banyak masyarakat yang memahami layanan ini. antrian tanpa harus datang ke puskesmas,
dengan menggunakan layanan e-Health pasien
tidak perlu mengantri untuk memperoleh
pelayanan kesehatan karena sudah ada estimasi
waktu periksa sehingga pasien cukup datang
Kategori Inovasi Layanan E-Health ketika waktu periksanya sudah tiba, sementara
Kajian selanjutnya mengenai inovasi adalah terkait apabila menggunakan antrian manual, pasien
dengan kategori inovasi itu, inovasi juga dapat memperkirakan sendiri waktu periksanya, hal
dibedakan dalam dua kategori yaitu: ini lah yang menyebabkan penumpukan pasien
1) Sustaining innovation (inovasi terusan) di ruang tunggu.
merupakan proses inovasi yang membawa
perubahan baru namun dengan tetap 2. Memudahkan pasien yang hendak melakukan
mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan rujukan medis karena pengambilan antrian
sistem yang sedang berjalan atau produk yang dirumah sakit yang dituju dapat dilakukan
sudah ada. melalui poli di puskesmas tanpa melalui loket
depan rumah sakit sehingga mempercepat alur
2) Discontinues innovation (inovasi terputus) proses pelayanan.
merupakan proses inovasi yang membawa
perubahan yang sama sekali baru dan tidak lagi 3. Bagi SKPD terkait layanan e-Health ini
berdasar pada kondisi yang sudah ada memudahkan mereka dalam pendataan pasien
sebelumnya. karena pendaftaran yang menggunakan NIK
(Nomor Induk Kependudukan). Dimana data
Berdasarkan 2 kategori tersebut dapat diketahui diri pasien yang ber-KTP Surabaya sudah
bahwa inovasi layanan e-Health ini membawa terdata berdasarkan data NIK yang dimiliki
perubahan namun tetap mendasarkan diri pada kondisi Dispendukcapil.
pelayanan dan sistem yang sedang berjalan atau produk
yang sudah ada (Sustaining Innovation), yaitu
Tipologi Inovasi Layanan E-Health di Puskesmas terhadap layanan ini peneliti rasa masih kurang sehingga
Pucangsewu belum banyak masyarakat yang mengetahui dan
Inovasi layanan e-Health termasuk kedalam menikmati layanan ini. Terkait pendaftaran pasien akan
inovasi proses layanan, inovasi metode layanan, inovasi lebih baik dan mempercepat alur pelayanan apabila
kebijakan, dan inovasi sistem. Inovasi proses karena pengambilan nomor antrian tidak hanya untuk nomor
pengambilan nomor antrian dan rujukan yang antrian di loket depan puskesmas tetapi juga sampai
sebelumnya dilakukan secara manual, saat ini dapat pada pengambilan nomor antrian pada poli puskesmas.
dilakukan secara online. Inovasi metode karena pasien
tidak perlu lagi datang ke puskesmas untuk pengambilan DAFTAR PUSTAKA
antrian dan terkait rujukan pasien dapat didaftarkan Buku
langsung melalui poli puskesmas untuk pengambilan A. F. Al-Assaf. (2001).Health Care Quality An
nomor antrian dirumah sakit yang dituju untuk rujukan. International Perspective, World Health
Inovasi kebijakan karena wewenang mengenai Organization, India, hlm. 16
pendaftaran pasien saat masih dengan cara tradisional Anggraeny, Cindy. (2012) Inovasi Pelayanan Kesehatan
berdasarkan pada kebijakan puskesmas, sedangkan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan di
pendaftaran melalui e-Health wewenangnya ada di Puskesmas Jagir Kota Surabaya, Jurnal Kebijakan
Pemkot Surabaya selaku instansi yang menggagas dan Manajemen Publik, vol 1.
layanan ini, Dispendukcapil terkait data NIK, dan Atep, Adya Barata. (2004). Dasar-dasar Pelayanan
Dinkominfo terkait server. Inovasi sistem karena sistem Prima. Jakarta: Elex Media Komputindo
informasi puskesmas (SIMPUS) yang sebelumnya C.S. Hutasoit. (2011). Pelayanan Publik (Teori dan
offline saat ini sudah terintegrasi dengan layanan e- Aplikasi), MAGNAScript, Jakarta.
Health guna pendaftaran online. Chitwood, dalam H.George Fredericksion. (1984).
Administrasi Negara Baru Jakarta: LP3ES.
Level Inovasi Layanan E-Health di Puskesmas Djam’an satori dan Aan Komariah. (2010). Metode
Pucangsewu Penelitian Kualitatif, ALFABETA, Bandung.
Inovasi layanan e-Health di Puskesmas Dr.H.Amin Ibrahim, Drs., MA. (2008). Teori dan
Pucangsewu ini berada pada level incremental karena Konsep Pelayanan Publik Serta
hanya memberikan perubahan yang kecil yaitu Implementasinya.Bandung: CV. Mandar Maju.
pendaftaran pasien dan rujukan medis online dalam Fandy Tjiptono. (2005). Prinsip-Prinsip Total Quality
pengambilan nomor antrian dan sistem informasi Service, ANDI, Yogyakarta.
puskesmas (SIMPUS) yang terintegrasi guna Hardiansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik:
memudahkan pendataan data diri dan riwayat kesehatan Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya,
pasien. Meskipun perubahan yang ada tergolong kecil Gava Media, Yogyakarta.
tetapi layanan e-Health ini akan terus digunakan dan Ibrahim, Amin. (2008). Teori dan konsep pelayanan
diperkenalkan pada masyarakat. publik serta implementasinya, Bandung.
Lexy J. Moleong. (2002). Metode Penelitian Kualitatif
Kategori Inovasi Layanan E-Health di Puskesmas (Cetakan ketujuhbelas), PT Remaja Rosdakarya,
Pucangsewu Bandung.
Inovasi layanan e-Health di Puskesmas Maramis, Willy F. (2006) Ilmu Perilaku dalam
Pucangsewu ini dikategorikan sebagai Sustaining Pelayanan Kesehatan, Airlangga University Press,
Innovation karena membawa perubahan namun tetap Surabaya.
mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan sistem Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman. (1992).
yang sedang berjalan atau produk yang sudah ada, yaitu Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
pendaftaran dan rujukan pasien. Sebelum e-Health Metode-Metode Baru, UI-Press, Jakarta.
diluncurkan produk pelayanan ini sudah ada dan Muluk, Khairul M. R. Dr. (2008). KNOWLEDGE
berjalan, hanya bedanya setelah ada layanan e-Health, MANAGEMENT Kunci Sukses Inovasi Pemerintah
pelayanan terhadap pendaftaran dan rujukan sudah bisa Daerah. Jatim. Bayumedia Publishing.
dilakukan dengan cara online dan terkomputerisasi. Muninjaya, Gde. (2011). manajemen mutu pelayanan
Sistem informasi puskesmas sudah berjalan sejak kesehatan, buku kedokteran EGC, jakarta.
sebelum e-Health diluncurkan hanya saja masih bersifat Pasolong, Harbani. (2007). Teori Administrasi Publik.
offline untuk internal puskesmas saja. Dengan adanya Bandung: Alfabeta hal 129
layanan e-Health saat ini, sistem informasi puskesmas Ratminto & Atik Septi W. (2005) Manajemen
sudah diintegrasikan dengan data kependudukan warga Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual,
Surabaya yang dimiliki oleh Dispendukcapil. Penerapan Citizen’s Charter dan Standar
Pelayanan Minimal. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Saran Rogers dalam Suwarno, Yogi. (2008). Inovasi di Sektor
Berdasarkan hasil penelitian mengenai inovasi Publik. Jakarta: STIA-LAN press
layanan e-Health di Puskesmas Pucangsewu, layanan ini Rogers, Everett M. (2003).Diffusion of Innovations 5th
sudah berjalan dengan baik, sarana dan prasarana sudah edition. Free Pass: New York.
tersedia dan mudah untuk diakses masyarakat, tujuan Sampara Lukman. (2000). Manajemen Kualitas
dari layanan ini pun sangat baik guna peningkatan Pelayanan, STIA LAN press, Jakarta.
kualitas pelayan bagi masyarakat, hanya saja sosialisasi
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 3, September - Desember 2016