Anda di halaman 1dari 3

Nama: stevany nasarany r.

Kelas: 7c

1. Homo soloensis 

Homo e. soloensis, Homo erectus soloensis, atau Homo soloensis (sering pula disebut


Manusia dari Solo atau Solo Man) adalah hominid atau manusia purba yang diperkirakan
hidup di daerah Sungai Bengawan Solo purba pada Zaman Batu Tua atau Paleolitikum.

Subspesies yang telah punah ini sempat diklasifikasikan sebagai Homo sapiens soloensis,
tetapi sekarang dimasukkan ke dalam spesies Homo erectus. Oleh sebagian ahli, Homo
soloensis dianggap segolongan dengan Homo neanderthalensis yang merupakan manusia
purba dari Asia, Eropa, dan Afrika
2. Homo wajakensis 

Homo wajakensis (Manusia Wajak) adalah manusia purba[1] yang pernah hidup di Indonesia.


Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh van Riestchoten pada tahun 1889 di sebuah ceruk di
lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Dan
manusia wajak kedua ditemukan di tempat yang sama oleh Eugene Dubois pada tahun 1890.
Manusia wajak sementara dapat disejajarkan perkembangannya dengan manusia modern
awal dari akhir Kala Plestosen.

Temuan Wajak menunjukkan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Indonesia sudah didiami
oleh Homo sapiens yang rasnya sukar dicocokkan dengan ras-ras pokok yang terdapat
sekarang, sehingga manusia Wajak dapat dianggap sebagai suatu ras tersendiri. Diperkirakan
dari manusia Wajak inilah sub-ras Melayu Indonesia dan turut pula berevolusi menjadi ras
Austromelanesoid sekarang.
3. Homo floresiensis 

Homo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan oleh


kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan
volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya
membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun
2001. Kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur
paling tinggi sepinggang manusia modern (sekitar 100 cm).

Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan


berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak
memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. Usia seri
kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai