Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No.

2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS


GAMIFIKASI AKUNTANSI PADA MAHASISWA NON-AKUNTANSI

THE EFFECTIVENESS OF ACCOUNTING GAMIFICATION BASED COOPERATIVE


LEARNING ON NON-ACCOUNTING STUDENTS
Oleh:
Endra Murti Sagoro
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
endra_ms@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi
akuntansi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa non-akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) Eksperimen dengan dua siklus.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D3 Manajemen Pemasaran FE UNY. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan tes. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa non-akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan dibuktikan dengan
peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest sebesar 57,17 menjadi 87,60 dan persentase pemenuhan
kriteria minimal sebelum dan sesudah penerapan tindakan sebesar 17,39% dan 82,61% serta uji Paired
Sample T-Test dengan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Penerapan metode ini juga lebih efektif jika
dibandingkan metode ceramah dan latihan dibuktikan dengan uji Independent Sample T-Test dengan
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,029.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif, gamifikasi akuntansi, PTK

Abstract

This research aims to implement cooperative learning methods based accounting gamification to
enhance the ability of non-accounting students in the preparation of financial statements. This study
design is a class action research (PTK) Experiments with two cycles. The subjects were students of D3
Marketing Management FE UNY. Data collection technique used observation, documentation, field
notes, and test. Data were analyzed using descriptive quantitative analysis and test different. The results
showed that the application of cooperative learning methods based accounting gamification can
improve the ability of non-accounting students in the preparation of financial statements evidenced by
an increase in the average value of pretest and posttest of 57.17 into 87.60 and the percentage of
fulfillment of minimum criteria before and after the implementation of the action amounted to 17.39%
and 82.61%, and Paired Sample T-test with the Sig. (2-tailed) of 0.000. Application of this method is
also more effective than a lecture and exercises proved by tests Independent Sample T-Test with the Sig.
(2-tailed) of 0.029.

Keywords: cooperative learning, accounting gamification, classroom action research

PENDAHULUAN para penggunanya (Warsono et al. 2010).


Akuntansi merupakan proses Laporan keuangan merupakan output yang
sistematis untuk mengolah transaksi menjadi dihasilkan dari proses akuntansi. Laporan
informasi keuangan yang bermanfaat bagi keuangan digunakan sebagai salah satu

63
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

bahan untuk pengambilan keputusan baik penyusunan maupun analisis laporan


perusahaan. Laporan keuangan keuangan akan membantu mereka untuk
menghasilkan informasi yang bermanfaat mengambil keputusan secara tepat.
bagi penggunanya, antara lain yaitu: Metode pembelajaran yang tepat
informasi kinerja keuangan perusahaan, dibutuhkan mahasiswa yang tidak memiliki
informasi perubahan jumlah modal pemilik latar belakang akuntansi agar kemampuan
dalam suatu perusahaan, informasi posisi mereka dalam hal menyusun laporan
keuangan perusahaan terkait dengan sumber keuangan dapat meningkat. Metode
dana dan jenis penggunaan dana, dan pembelajaran kooperatif merupakan salah
informasi pemasukan aliran kas perusahaan satu metode yang dapat digunakan untuk
(Sagoro, 2015). Setiap mahasiswa sebagai meningkatkan kemampuan mahasiswa.
calon tenaga penyusun laporan keuangan Pembelajaran kooperatif merupakan metode
atau sebagai pemilik perusahaan harus pembelajaran dengan sistem
mampu menyusun laporan keuangan secara pengelompokkan/ tim kecil, yaitu antara
tepat. empat sampai enam orang yang mempunyai
Kemampuan menyusun laporan latar belakang kemampuan akademik, jenis
keuangan diperlukan mahasiswa agar mereka kelamin, ras atau suku yang berbeda
mampu menghasilkan laporan keuangan (Sanjaya, 2013). Pembelajaran kooperatif
yang memuat informasi keuangan secara mengacu pada metode pembelajaran dimana
akurat. Namun, pada kenyataanya tidak siswa bekerja sama dalam kelompok kecil
semua mahasiswa memiliki kemampuan dan saling membantu dalam belajar (Huda,
yang memadai untuk menyusun laporan 2012). Metode pembelajaran memiliki
keuangan. Kemampuan mahasiswa kelebihan yang bermanfaat bagi mahasiswa,
khususnya yang tidak memiliki latar yaitu mahasiswa memiliki kemampuan dan
belakang pendidikan akuntansi, kemampuan keberanian untukmengemukakan dan
mereka dalam menyusun laporan keuangan membahas suatu permasalahan yang
sebagian besar rendah. Hal ini terlihat pada diperoleh mahasiswa dari belajar secara
nilai yang diperoleh mahasiswa dari luar bekerja sama dalam kelompok (Cilibert-
Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Macmilan, 1993; Karli dan Yuliariatiningsih,
Akuntansi pada mata kuliah Akuntansi. 2002). Kerjasama positif dalam
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki pembelajaran diperlukan untuk
ditentukan dari tingkatan pendidikan formal meningkatkan kemampuan mahasiswa.
yang ditempuh (Astuti, 2007). Latar Adanya target untuk mencapai sesuatu atau
belakang pendidikan yang ditempuh sebelum memenangkan sesuatu menjadi suatu hal
masuk jenjang perdosenan tinggi dapat positif yang dapat diterapkan dalam
mempengaruhi kemampuan mahasiswa. pembelajaran.
Peningkatan kemampuan mahasiswa Kerjasama untuk mencapai target
dalam menyusun laporan keuangan sangat dalam kegiatan pembelajaran akan
dibutuhkan terutama bagi mahasiswa yang menciptakan persaingan sehat di antara tim
menempuh studi di Fakultas Ekonomi seperti yang terlibat. Hal ini dapat meningkatkan
mahasiswa jurusan Manajemen, Ekonomi, kemampuan mahasiswa jika desain
atau Administrasi Perkantoran/ persaingan atau kompetisi yang dirancang
Bisnis.Lulusan dari Fakultas Ekonomi UNY dapat meningkatkan motivasi mahasiswa.
khususnya program studi non kependidikan Motivasi belajar sangat penting bagi
juga didesain untuk terjun di perusahaan mahasiswa (Dimyati, 2006). Peningkatan
sehingga mereka membutuhkan kemampuan motivasi belajar melalui pembelajaran
untuk memahami laporan keuangan. dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
Kemampuan memahami laporan keuangan, mahasiswa. Gamifikasi akuntansi menjadi

64
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

salah satu pendekatan yang dapat digunakan Aliran Kas, dan Catatan Atas Laporan
untuk meningkatkan motivasi belajar Keuangan (Suwardjono, 2002; Warsono,
mahasiswa. Gamifikasi diterjemahkan 2009; Weygandt et al, 2012; Sagoro, 2015).
sebagai pemanfaatan mekanika berbasis Pada penelitian ini, laporan keuangan yang
permainan, estetika, dan cara berpikir menjadi objek penelitian terbatas pada
berbasis permainan untuk menggugah laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
ketertarikan dan motivasi beraksi, dan laporan posisi keuangan. Ketiga laporan
mempromosikan pembelajaran, dan keuangan tersebut merupakan laporan yang
menyelesaikan perrmasalahan (Kapp, 2012). dapat segera disusun ketika mahasiswa telah
Gamifikasi dapat digunakan dalam mengerjakan neraca lajur (kertas kerja).
pembelajaran dalam rangka untuk membuat Sebelum mahasiswa menyusun laporan
pembelajaran lebih menarik (Moncada & keuangan, mahasiswa harus mampu
Moncada, 2014). menyusun neraca lajur secara tepat sehingga
Metode pembelajaran yang dapat diharapkan pada saat penyusunan laporan
meningkatkan kemampuan melalui keuangan tidak terjadi kesalahan. Hal ini
kerjasama tim dan motivasi dibutuhkan bagi berarti bahwa kompetensi menyusun laporan
mahasiswa untuk belajar menyusun laporan keuangan merupakan kemampuan untuk
keuangan. Mahasiswa yang tidak memiliki mengerjakan atau menyusun neraca lajur dan
latar belakang akuntansi membutuhkan menggunakan data-data dalam neraca lajur
motivasi lebih dan kerjasama tim yang positif tersebut untuk menyusun laporan laba rugi,
guna meningkatkan kemampuan dalam laporan perubahan ekuitas, dan laporan
menyusun laporan keuangan. Pembelajaran posisi keuangan.
kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi Laporan keuangan sangat penting
menjadi alternatif solusi bagi permasalahan bagi perusahaan (Reeves, 2011). Informasi
rendahnya kemampuan mahasiswa. Metode yang dihasilkan laporan keuangan dapat
ini diharapkan dapat meningkatkan digunakan sebagai bahan pengambilan
kemampuan mahasiswa menyusun laporan keputusan perusahaan. Laporan keuangan
keuangan. Namun, perlu dilakukan digunakan untuk menilai kinerja keuangan
penerapan dan pengujian untuk mengetahui perusahaan sehingga dapat diketahui
keefektifan metode pembelajaran kooperatif perkembangan perusahaan. Banyaknya
berbasis gamifikasi guna meningkatkan manfaat yang dihasilkan dari laporan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun keuangan, membuat perusahaan selalu
laporan keuangan, khususnya bagi membutuhkan orang yang mampu menyusun
mahasiswa di luar Prodi Pendidikan laporan keuangan secara tepat.Lulusan dari
Akuntansi dan Akuntansi. Fakultas Ekonomi diharapkan memiliki
Berdasarkan uraian permasalahan kompetensi menyusun laporan keuangan
yang telah dipaparkan, rumusan masalah sehingga saat mereka bekerja atau memiliki
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: usaha mereka mampu menyusun dan
“Bagaimana keefektifan penerapan menganalisis laporan keuangan bagi
pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi perusahaan.
akuntansi pada kompetensi untuk Pembelajaran akuntansi
meningkatkan kemampuan mahasiswa non- dikembangkan dengan berbagai metode dan
akuntansi dalam menyusun laporan media. Tujuannya sama yaitu meningkatkan
keuangan?” pemahaman dan keterampilan akuntansi bagi
Laporan keuangan merupakan hasil peserta pembelajaran. Penggunaan metode
dari proses akuntansi yang terdiri dari pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan kompetensi mahasiswa. Beberapa penelitian
Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan atau kajian tentang penerapan berbagai

65
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

metode dalam pembelajaran akuntansi telah Pembelajaran secara tim; 2) Didasarkan pada
dilakukan antara lain adalah collaborative manajemen kooperatif; 3) Kemauan untuk
learning (Cheng, 2009; Edmond & bekerja sama; dan 4) Keterampilan bekerja
Tiggeman, 2009), problem based learning sama. Pembelajaran kooperatif adalah
(DuWayne, 2012), active learning (Fowler, pembelajaran secara tim. Tim adalah tempat
2006; Brickner & Etter, 2008; Boyas, 2008; untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran
de Araujo & Slomski, 2013), meaningfull kooperatif, setiap mahasiswa dituntut untuk
learning (Mass, 2005), atau team learning saling membantu dan bekerjasama sehingga
(Opdecam & Everaert, 2012). Selain metode, keberhasilan kelompok ditentukan oleh tim.
beberapa media telah dikembangkan Kelompok yang dibentuk beragam baik dari
termasuk media berbasis permainan. segi kemampuan akademis, jenis kelamin,
Beberapa penelitian atau kajian terkait media dan latar belakang fakultas yang berbeda.
yang digunakan dalam pembelajaran Pembentukan kelompok beragam ini
akuntansi antara lain monopoly (Albrech, dimaksudkan agar mahasiswa saling
2008), snakes and ladders (Hodkiewicz, memberi dan menerima serta bertukar
2012), atau mnemonic device (Laing, 2010). pengalaman untuk mendorong keberhasilan
Salah satu metode pembelajaran yang kelompok.
digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Manajemen dalam pembelajaran
Metode ini digunakan untuk menjalin kooperatif memiliki 4 fungsi. Fungsi
kerjasama positif untuk mencapai tujuan pertama, perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran. pembelajaran kooperatif memerlukan
Pembelajaran Kooperatif merupakan perencanaan yang matang agar proses
metode pembelajaran dengan sistem pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi
pengelompokkan/ tim kecil, yaitu antara kedua, pelaksanaan menunjukkan bahwa
empat sampai enam orang yang mempunyai pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
latar belakang kemampuan akademik, jenis sesuai dengan perencanaan. Fungsi ketiga,
kelamin, ras atau suku yang berbeda organisasi menunjukkan bahwa
(Sanjaya, 2013). Strategi ini kini menjadi pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan
perhatian dan dianjurkan oleh para ahli bersama antar setiap anggota kelompok, oleh
pendidikan untuk digunakan. Huda (2012: sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung
32) menyatakan “Pembelajaran Kooperatif jawab setiap anggota kelompok. Fungsi
mengacu pada metode pembelajaran dimana keempat, kontrol menunjukkan bahwa dalam
siswa bekerja sama dalam kelompok kecil pembelajaran kooperatif perlu ditentukan
dan saling membantu dalam kriteria keberhasilan.
belajar”.Pembelajaran kooperatif dalam Keberhasilan Pembelajaran
peningkatan kompetensi menyusun laporan Kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
keuangan merupakan metode pembelajaran secara kelompok. Setiap anggota kelompok
dimana mahasiswa dibagi dalam beberapa harus diatur tugas dan tanggung jawabnya.
tim/ kelompok untuk bekerja sama dan saling Dalam pembelajaran kooperatif ditekankan
membantu dalam belajar. Di samping saling untuk saling bekerja sama dan saling
membantu, kelompok-kelompok tersebut membantu. Kemauan untuk bekerja sama itu
akhirnya juga akan berkompetisi untuk kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan
menjadi yang terbaik. kegiatan yang tergambarkan dalam
Metode Pembelajaran Kooperatif keterampilan bekerja sama. Dengan
memiliki karakteristik yang berbeda dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
metode pembelajaran yang lain. Menurut dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
Sanjaya (2013), karakteristik metode dengan anggota lain. Mahasiswa perlu
pembelajaran kooperatif ada 4, yaitu: 1) dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam

66
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga pengelolaan kelas karena dengan adanya satu
mahasiswa dapat menyampaikan ide, orang yang berkemampuan akademis tinggi,
mengemukakan pendapat dan memberikan dosen mendapatkan satu asisten untuk setiap
kontribusi kepada keberhasilan kelompok. tiga orang. Keterlibatan mahasiswa dalam
Prosedur pembelajaran kooperatif pembelajaran secara tim, mendorong
pada prinsipnya terdiri atas 4 tahap, yaitu (1) mahasiswa untuk melakukan tukar-menukar
penjelasan materi; (2) belajar dalam informasi dan pendapat, mendiskusikan
kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan permasalahan secara bersama,
tim (Sanjaya, 2013). Tahap penjelasan materi membandingkan jawaban mereka, dan
berisi proses penyampaian pokok materi mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
pelajaran sebelum mahasiswa belajar dalam Penilaian dalam pembelajaran
kelompok. Tujuan utama dari tahap ini kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau
adalah pemberian pemahaman mahasiswa kuis yang dilakukan secara individu atau
terhadap pokok materi pelajaran. Dalam kelompok. Tes individu nantinya akan
tahap ini, dosen memberikan gambaran memberikan informasi kemampuan setiap
tentang materi pelajaran yang harus dikuasai mahasiswa dan tes kelompok yang
yang selanjutnya siswa akan memperdalam memberikan informasi kemampuan setiap
materi dalam kelompok. Pada tahap ini, kelompok. Hasil akhir, kedua penilaian ini
dosen dapat menggunakan metode ceramah, digabung. Selain itu, pengakuan terhadap
curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan jika tim juga diperlukan. Pengakuan tim (team
perlu dosen dapat menggunakan recognition) adalah penetapan tim yang
demonstrasi. Untuk dapat menarik minat dan dianggap paling menonjol atau tim paling
perhatian mahasiswa, dosen dapat berprestasi untuk kemudian diberikan
menggunakan media pembelajaran. penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan
Setelah dosen menjelaskan gambaran pemberian penghargaan tersebut diharapkan
umum tentang pokok-pokok materi, dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
selanjutnya mahasiswa diminta untuk belajar dan membangkitkan motivasi tim lain untuk
pada kelompok masing-masing yang telah lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
dibentuk sebelumnya. Dalam pembelajaran Peningkatan kompetensi melalui
ini, kelompok dibuat secara heterogen kerjasama tim dapat dilakukan dengan cara
artinya kelompok dibentuk berdasarkan menggunakan metode pembelajaran
perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, kooperatif. Namun, faktor motivasi belajar
baik perbedaan gender, latar belakang juga perlu diperhatikan dalam upaya
agama, sosial ekonomi, dan etnik serta peningkatan kompetensi menyusun laporan
perbedaan kemampuan akademik. Lie (2005) keuangan. Pembelajaran harus didesain agar
dalam Sanjaya (2013) menyatakan mahasiswa tertarik dan termotivasi untuk
kemampuan akademis dalam kelompok belajar. Gamifikasi merupakan salah satu
pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang pendekatan yang dapat digunakan untuk
berkemampuan akademis tinggi, dua orang meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya Gamifikasi diterjemahkan sebagai
dari kelompok kemampuan akademis pemanfaatan mekanika berbasis permainan,
kurang. Alasan lebih disukainya estetika, dan cara berpikir berbasis
pengelompokkan heterogen adalah (1) permainan untuk menggugah ketertarikan,
kelompok ini memberikan kesempatan untuk motivasi beraksi, mempromosikan
saling mengejar dan mendukung, (2) pembelajaran, dan menyelesaikan
kelompok ini meningkatkan relasi, interaksi perrmasalahan (Kapp, 2012). Gamifikasi
antar ras, agama, etnis, gender, dan (3) digunakan untuk memunculkan ketertarikan
kelompok heterogen memudahkan seseorang dan memotivasi seseorang untuk

67
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

menyelesaikan suatu masalah. Cara berpikir metode pembelajaran kooperatif berbasis


diubah bahwa permasalahan dapat gamifikasi tersebut. Dave Ebbutt (1985)
diselesaikan layaknya menyelesaikan semua dalam Hopkins yang diterjemahkan oleh
tantangan yang ada dalam permainan. Fawarid (2011) menyatakan bahwa
Gamifikasi berbeda dengan permainan atau penelitian tindakan merupakan studi
game. Permainan merupakan sebuah sistem sistematis yang dilaksanakan oleh
“abstracted reality” (kenyataan yang diubah sekelompok partisipan untuk meningkatkan
kedalam bentuk abstrak) yang mengarahkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan
para pemain game dengan menggunakan praktis mereka sendiri dan refleksi mereka
aturan, interaktivitas, dan umpan balik. Di terhadap pengaruh dari tindakan itu sendiri.
lain pihak, gamifikasi adalah aplikasi Penelitian ini termasuk dalam PTK
dinamis berbasis permainan dalam rangka Eksperimental yaituPTK yang
mengedukasi. diselenggarakan dengan berupaya
Gamifikasi dapat digunakan dalam menerapkan berbagai teknik atau strategi
pembelajaran dalam rangka untuk membuat secara efektif dan efisien di dalam suatu
pembelajaran lebih menarik, dan terdiri dari kegiatan belajar mengajar (Chein, 1990).
8 elemen, yaitu aturan, tujuan, umpan balik Dalam penelitian ini penerapan teknik yang
dan hadiah, penyelesaian masalah, cerita, digunakan adalah penerapan pembelajaran
pemain, lingkungan yang aman, serta kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi
tantangan dan penguasaan (Moncada & dalam pembelajaran penyusunan laporan
Moncada, 2014). Karakteristik dari aktivitas keuangan. Prosedur yang digunakan adalah
gamifikasi yang didesain dengan baik adalah adopsi dan modifikasi proses penelitian
(Moncada & Moncada, 2014), yaitu: (1) tindakan metode Kemmis dan Taggart
Mengandung tujuan pembelajaran dan hasil (1988). Berikut ini merupakan diagram alur
belajar yang jelas; (2) Mengidentifikasi desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
kemampuan prasyarat yang diperlukan untuk metode Kemmis dan Taggart (1988).
aktivitas; (3) Menawarkan tantangan dan
penguasaan melalui kemenangan; (4)
Memperbolehkan adanya kegagalan dalam Reflek
percobaan; (5) Mempergunakan skema
warna yang menyenangkan; (6) Memakai
tata letak yang lega (tidak penuh sesak); (7) Renca
Penga SIK na
Mengandung instruksi yang jelas dan
LUS
lengkap; (8) Aturan permainan yang
Pelaks
sederhana dan mudah dimengerti; (9)
anaan
Memberikan umpan balik yang relevan dan
hadiah kepada peserta; (10) Mengandung isi
yang akurat dan relevan; (11) Menggalakkan
Reflek
keikutsertaan melalui interaktivitas.
Penerapan metode pembelajaran
kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi Renca
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
Penga SIKL na
mahasiswa dalam penyusunan laporan US II
keuangan. Namun, penerapan ini harus diuji Pelaks
keefektifannya dalam meningkatkan anaan
kompetensi mahasiswa. Oleh sebab itu, Gambar 1. Diagram Alur Desain PTK
diperlukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode Kemmis dan Taggart (1988)
untuk mengetahui keefektifan penerapan

68
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

Berdasarkan kajian literatur dan Tempat dan Waktu Penelitian


penelitian yang relevan, pertanyaan Penelitian ini dilakukan di Program Studi D3
penelitian yang diajukan dalam penelitian Manajemen Pemasaran. Penelitian dilakukan
ini, yaitu: selama 5 bulan dengan jumlah tindakan
1. Bagaimana keefektifan penerapan sebanyak 5 (lima) kali pertemuan dengan
pembelajaran kooperatif berbasis durasi setiap pertemuan selama 100 menit.
gamifikasi akuntansi pada kompetensi Pertemuan untuk kelas tindakan
untuk meningkatkan kemampuan diselenggarakan setelah kelas kontrol.
mahasiswa non-akuntansi dalam
menyusun laporan keuangan? Prosedur Penelitian
2. Apakah terdapat perbedaan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus
kemampuan mahasiswa non- yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
akuntansi pada kelas tindakan dan pengamatan, dan refleksi pada setiap
kelas kontrol dalam menyusun laporan siklusnya. Adapun prosedur pelaksanaannya
keuangan? adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
METODE PENELITIAN a. Perencanaan Tindakan
Jenis Penelitian Perencanaan tindakan diawali dengan
Penelitian ini termasuk dalam Penelitian membuat Satuan Acara Pengajaran
Tindakan Kelas (PTK) Eksperimental (SAP) untuk pokok bahasan materi
yaituPTK yang diselenggarakan dengan Penyusunan Laporan Keuangan
berupaya menerapkan berbagai teknik atau dengan metode pembelajaraan
strategi secara efektif dan efisien di dalam kooperatif. Pada tahap ini disusun pula
suatu kegiatan belajar mengajar (Chein, soal pretest dan posttest untuk
1990). Dalam penelitian ini penerapan teknik mengetahui peningkatan
yang digunakan adalah penerapan kemampuanmahasiswa. Selain itu,
pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi pada tahap ini dirancang aktivitas
akuntansi dalam pembelajaran penyusunan gamifikasi yang akan digunakan dan
laporan keuangan. Prosedur yang digunakan telah disesuaikan karakteristiknya
adalah adopsi dan modifikasi proses dengan desain Moncada & Moncada
penelitian tindakan metode Kemmis dan (2014). Pada tahap ini pula disiapkan
Taggart (1988), dengan melakukan 2 siklus lembar pengamatan, pedoman
untuk menyelesaikan permasalahan pengamatan, dan format catatan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun lapangan.
laporan keuangan. b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan tindakan
Subjek dan Objek Penelitian telah selesai dan matang, langkah
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa selanjutnya yaitu melaksanakan
Program Studi D3 Manajemen Pemasaran FE rencana tersebut di kelas dengan
UNY. Subjek penelitian pada kelas tindakan berpedoman pada Satuan Acara
berjumlah 23 mahasiswa, sedangkan jumlah Pengajaran (SAP) yang telah disusun
mahasiswa untuk kelas kontrol berjumlah 24 sebelumnya. Pada tahap ini diawali
mahasiswa. Objek penelitian ini adalah dengan pemberian pretest bagi
kemampuan mahasiswa dalam menyusun mahasiswa untuk mengetahui
laporan keuangan yang hendak ditingkatkan kemampuan awal mahasiswa tentang
melalui penerapan pembelajaran kooperatif materi penyusunan laporan keuangan.
berbasis gamifikasi akuntansi. Setelah mahasiswa mengerjakan
pretest selanjutnya dosen sebagai

69
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

pengajar melaksanakan tindakan tingkat keberhasilan tindakan yang


berdasarkan SAP yang telah disusun, telah ditetapkan. Langkah selanjutnya
sedangkan observer melakukan yaitu mengidentifikasi permasalahan
penelitian terhadap segala kegiatan yang muncul selama proses
yang dilakukan mahasiswa selama pembelajaran dan menyusun
proses pembelajaran dengan pemecahan atas masalah-masalah yang
menggunakan pembelajaran kooperatif muncul agar dapat dibuat rencana
berbasis gamifikasi. Pelaksanaan ini perbaikan pada siklus II.
bersifat fleksibel atau berubah-ubah 2. Siklus II
sesuai dengan situasi dan kondisi yang a. Perencanaan Tindakan
terjadi di lapangan.Pada akhir Perencanaan tindakan pada siklus II ini
pelaksanaan tindakan, mahasiswa diawali dengan membuat Satuan Acara
diberikan soal posttest untuk Pengajaran (SAP) untuk pokok
mengetahui kemampuan mahasiswa bahasan materi Penyusunan Laporan
dalam menyusun laporan keuangan. Keuangan dengan
c. Pengamatan metodepembelajaraan kooperatif. SAP
Kegiatan pengamatan dilakukan yang disusun didasarkan pada hasil
bersamaan dengan pelaksanaan refleksi siklus I. Aktivitas gamifikasi
tindakan menggunakan lembar yang disusun juga disesuaikan dengan
pengamatan dan mencatat proses refleksi pada siklus I.
pembelajaran yang berlangsung dalam b. Pelaksanaan Tindakan
catatan lapangan. Selama dosen Setelah tahap perencanaan tindakan
melaksanakan pembelajaran, observer telah selesai dan matang, langkah
melakukan pengamatan terhadap selanjutnya yaitu melaksanakan
kegiatan pembelajaran kooperatif rencana tersebut di kelas dengan
berbasis gamifikasi akuntansi dan berpedoman pada Satuan Acara
mendokumetasikan kegiatan Pengajaran (SAP) yang telah disusun
pembelajaran tersebut. sebelumnya. Dosen sebagai pengajar
d. Refleksi melaksanakan tindakan berdasarkan
Proses refleksi dilakukan dengan SAP yang telah disusun, sedangkan
diskusi antara peneliti dengan dua observer melakukan penelitian
observer mengenai pelaksanaan dan terhadap segala kegiatan yang
pengamatan rangkaian pembelajaran. dilakukan mahasiswa selama proses
Berdasarkan catatan lapangan dan pembelajaran dengan menggunakan
dokumentasi, dilakukan evaluasi pembelajaran kooperatif berbasis
terhadap pelaksanaan pembelajaran. gamifikasi. Pelaksanaan ini bersifat
Tahap refleksi ini dimaksudkan untuk fleksibel atau berubah-ubah sesuai
mengkaji secara menyeluruh tindakan dengan situasi dan kondisi yang terjadi
yang telah dilakukan berdasarkan data di lapangan. Pada akhir pelaksanaan
yang telah terkumpul. Pada tahap ini tindakan, mahasiswa kembali
dilakukan pengolahan skor hasil diberikan soal posttest untuk
pretest dan posttest untuk mengetahui mengetahui peningkatan kemampuan
apakah mahasiswa mengalami mahasiswa dalam menyusun laporan
peningkatan kemampuan dalam keuangan.
penyusunan laporan keuangan. c. Pengamatan
Berdasarkan hasil posttest pada siklus Tahap pengamatan dilakukan saat
I, sudah terdapat peningkatan, namun pembelajaran berlangsung, sehingga
ada mahasiswa yang belum mencapai tahap ini berjalan bersamaan dengan

70
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

tahap pelaksanaan. Kegiatan yang merupakan pedoman bagi observer untuk


dilakukan pada tahap ini adalah mengamati hal-hal yang akan diamati.
melakukan pengamatan dan mencatat Dalam penelitian ini, pedoman
semua hal yang terjadi selama pengamatan diisi untuk mengidentifikasi
pelaksanaan tindakan berlangsung berbagai permasalahan yang muncul pada
seperti kegiatan pengkondisian kelas, saat pelaksanaan pembelajaran dengan
kegiatan mahasiswa saat mengikuti metode pembelajaran kooperatif berbasis
berbagai aktivitas dalam pembelajaran, gamifikasi akuntansi berjalan.
pembagian kelompok, ativitas 2. Catatan Lapangan
gamifikasi, diskusi, penarikan Sumber informasi yang sangat penting
kesimpulan sampai dengan posttest. dalam penelitian tindakan kelas adalah
d. Refleksi catatan lapangan yang dibuat oleh peneliti
Tahap refleksi ini bertujuan untuk yang melakukan pengamatan
mengkaji secara menyeluruh tindakan (Wiriaatmadja, 2006). Catatan lapangan
yang telah dilakukan berdasarkan data digunakan untuk mendeskripsikan situasi
yang telah terkumpul baik dari siklus I dan kondisi saat pembelajaran di kelas.
maupun siklus II. Refleksi pada siklus Catatan lapangan ini digunakan untuk
II dilakukan setelah pembelajaran mengumpulkan data tentang situasi dan
dilakukan. Refleksi siklus II digunakan kondisi saat proses pelaksanaan tindakan
untuk mengetahui apakah skor posttest kelas, seperti proses pembelajaran,
kemampuan menyusun laporan pelaksanaan aktivitas gamifikasi, maupun
keuangan dibandingkan hasil pretest interaksi dosen dengan mahasiswa
dan posttest I telah mengalami interaksi mahasiswa dengan mahasiswa
peningkatan dan mencapai kriteria yang lain.
minimal. Skor diketahui melalui 3. Dokumentasi
analisis data berdasarkan hasil Dokumentasi dalam penelitian ini
pengamatan dan tes. Penelitian merupakan teknik pengumpulan data
tindakan ini dihentikan pada siklus II menggunakan dokumen tertulis berupa
karena skor rata-rata kemampuan administrasi dosen berupa Rencana
mahasiswa dalam menyusun laporan Pembelajaran Semester (RPS), Satuan
keuangan sudah mencapai kriteria Acara Pengajaran (SAP), dan data latar
minimal. belakang pendidikan mahasiswa serta
nilai pretest yang digunakan sebagai dasar
Teknik Pengambilan Data pembentukan kelompok dan tolok ukur
1. Pengamatan awal kemampuan mahasiswa di dalam
Pengamatan yang dilakukan merupakan pembelajaran akuntansi kompetensi
jenis pengamatan partisipatif. Pengamatan menyusun laporan keuangan.
partisipatif berarti bahwa pengamat harus 4. Tes
melibatkan diri atau ikut serta dalam Teknik pengumpulan data yang lain yaitu
kegiatan yang dilaksanakan oleh individu tes. Tes merupakan instrumen untuk
atau kelompok yang diamati (Sudjana, mengumpulkan data prestasi belajar
2012). Pedoman pengamatan digunakan peserta didik, baik melalui tes lisan,
untuk menjaring data dalam proses belajar tertulis, maupun perbuatan (Mulyasa,
mengajar. Peneliti akan lebih mudah 2009). Tes sebagai alat pengukuran dalam
mengamati aktivitas dosen dan mahasiswa evaluasi memberikan data kuantitatif
bila sudah disiapkan pedoman dalam bentuk nilai atau skor. Penelitian ini
pengamatannya (Aqib et al, 2008). menggunakan pretest dan posttestI serta
Pedoman pengamatan merupakan posttest II untuk mengetahui peningkatan

71
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

kemampuan mahasiswa. Soal pretest dan sesudah penerapan tindakan. Hal ini
posttest disesuaikan dengan indikator bertujuan untuk mengetahui keefektifan
yang telah ditentukan dalam RPS dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
SAP. berbasis gamifikasi untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun
Teknik Analisis Data laporan keuangan.
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data Indikator Keberhasilan Tindakan
deskriptif kuantitatif untuk menganalisis Indikator keberhasilan tindakan ini adalah
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam apabila minimal 75% dari jumlah mahasiswa
menyusun laporan keuangan berdasarkan mendapat nilai tes kemampuan menyusun
hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Data laporan keuangan > 75. Selain itu,
yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis keberhasilan tindakan juga dilihat pada ada
untuk mengetahui persentase skor atau tidaknya perbedaan kemampuan pada
pemahaman akuntansi sebagai berikut kelas tindakan setelah adanya tindakan.
(Sugiyono, 2009): Perbedaan peningkatan yang signifikan
1. Menentukan kriteria pemberian skor menunjukkan keberhasilan tindakan yang
terhadap masing-masing indikator diberikan.
kemampuan menyusun laporan keuangan.
2. Menjumlahkan skor untuk masing-masing HASIL PENELITIAN DAN
indikator kemampuan menyusun laporan PEMBAHASAN
keuanganyang diamati. Sebelum siklus dalam Penelitian Tindakan
3. Menghitung skor kemampuan menyusun Kelas (PTK) ini dilakukan pengelompokkan
laporan keuangan pada setiap indikator untuk menentukan mahasiswa yang akan
yang diamati dengan rumus: masuk ke dalam kelas tindakan dan kelas
Skor Tes kontrol. Subjek penelitian ini adalah
Menyusun mahasiswa baru Program Studi D3
Laporan Manajemen Pemasaran FE UNY sejumlah 46
Nilai = x 100% mahasiswa. Mahasiswa dikelompokkan
Keuangan
Skor menjadi dua kelas secara acak. Kelas
Maksimum tindakan berisi 23 mahasiswa, kelas kontrol
Rumus di atas merupakan rumus untuk juga berisi 23 mahasiswa. Perkuliahan untuk
menghitung nilai setiap mahasiswa secara dua kelas ini diselenggarakan pada hari yang
individu. Rumus yang digunakan untuk sama namun waktu yang berbeda. Setelah
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam terbagi ke dalam dua kelas, mahasiswa diberi
menyusun laporan keuangan adalah sebagai pretest untuk mengukur kemampuan awal
berikut: mahasiswa dan untuk mengetahui bahwa
Jumlah Nilai kelas tindakan dan kelas kontrol tidak
Seluruh memiliki perbedaan kemampuan. Berikut ini
Nilai Rata-rata = Mahasiswa merupakan hasil pretest pada kelas tindakan
Jumlah (KK) dan kelas kontrol (KK) dan uji
Mahasiswa Independent Sample T-Test.
Analisis data lain yang digunakan yaitu uji
beda. Uji beda digunakan untuk mengetahui
perbedaan antara nilai tes kemampuan
menyusun laporan keuangan pada kelas
tindakan dan kelas kontrol serta nilai tes
mahasiswa kelas tindakan sebelum dan

72
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

Tabel 1. Hasil Pretest EL 65 ATF 55


Kelas Tindakan Kelas Kontrol HD 45 FLD 85
(KT) (KK) AJ 55 PRD 65
Nama Nilai Nama Nilai NK 80 AGT 70
WR 45 ANS 55 FT 60 YNA 45
RD 30 TRN 40 AM 35 DLA 40
IV 75 ILY 60 UW 65 HRK 40
GT 45 SVR 50 AG 60 AZZ 55
SQ 45 DIN 65 ID 75 RFA 75
RQ 50 UMM 50 AT 60 DWI 50
PP 60 DSN 60 KT 55 RZA 85
NR 55 SLL 55 HS 50 AFN 35
WC 55 BYU 70 Rata-rata 57,17 Rata-rata 57,82
DV 80 GLG 50
NF 70 EGA 75

Tabel 2. Uji Independent Sample T-Test


Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df
tailed) Difference Difference Difference
Lower Upper
Equal
variances ,157 ,694 -,161 44 ,873 -,652 4,058 -8,831 7,526
assumed
Nilai Equal
variances
-,161 43,872 ,873 -,652 4,058 -8,831 7,527
not
assumed

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa bahwa tidak terdapat perbedaan


nilai atau skor rata-rata tes kelas tindakan kemampuan antara kelas tindakan dan kelas
sebesar 57,17 dan kelas kontrol sebesar kontrol.
57,82 masih di bawah kriteria yang Langkah selanjutnya setelah diketahui
ditetapkan yaitu 75. Selain itu, mahasiswa tidak terdapat perbedaan kemampuan
yang mampu memenuhi kriteria minimal antara kelas tindakan dan kelas kontrol
pada kelas tindakan hanya 4 mahasiswa adalah menerapkan tindakan pada kelas
atau sebesar 17,39%. Begitu pula dengan tindakan yaitu pembelajaran dengan
kelas kontrol, baru sedikit mahasiswa yang metode pembelajaran kooperatif berbasis
mampu memenuhi kriteria minimal yaitu gamifikasi akuntansi pada kompetensi
sebanyak 4 mahasiswa atau sebesar menyusun laporan keuangan. Materi yang
17,39%. Berdasarkan tabel 2 hasil uji beda dibahas adalah neraca lajur, laporan laba
Independent Sample T-Test diperoleh rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
bahwa nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,873 > laporan posisi keuangan. Pada awal
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan pertemuan, dosen membentuk tim sejumlah

73
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

6 tim dengan anggota 3-4 mahasiswa. sebesar 73,04 < 75. Terdapat 12 mahasiswa
Pembelajaran dilakukan dengan melakukan atau sebesar 52,17% yang belum mencapai
aktivitas gamifikasi dengan permainan kriteria minimal. Di kelas lain, yaitu kelas
yang telah disiapkan oleh dosen. Dosen kontrol berdasarkan hasil posttest I dapat
hanya berperan sebagai fasilitator dan diketahui bahwa rata-rata tes untuk
motivator. Setelah pembelajaran selesai dan mengukur kemampuan mahasiswa dalam
materi tuntas dipelajari oleh mahasiswa menyusun laporan keuangan juga belum
melalui aktivitas gamifikasi dilakukan mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu
posttest I untuk mengukur kemampuan sebesar 69,35 < 75. Terdapat 15 mahasiswa
menyusun laporan keuangan. Posttest I atau sebesar 65,22% yang belum mencapai
juga diberikan pada kelas kontrol yang kriteria minimal. Berdasarkan hasil posttest
menggunakan metode ceramah, latihan, I diketahui bahwa tindakan yang diberikan
dan tugas. Berikut ini merupakan hasil pada siklus I belum berhasil meningkatkan
posttest I kelas tindakan dan kelas kontrol. kemampuan sampai dengan kriteria
minimal. Oleh sebab itu, siklus akan
Tabel 3. Hasil Posttest I dilanjutkan ke siklus II. Begitu pula dengan
Kelas Tindakan Kelas Kontrol kelas tindakan, materi tentang penyusunan
(KT) (KK) laporan keuangan kembali dijelaskan.
Nama Nilai Nama Nilai Siklus II pada penelitian ini memuat
WR 65 ANS 65 materi yang sama dengan siklus I. Materi
RD 65 TRN 55 yang dibahas adalah neraca lajur, laporan
IV 85 ILY 80 laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
GT 60 SVR 70 laporan posisi keuangan. Pada awal
SQ 70 DIN 85 pertemuan, dosen kembali membentuk tim
RQ 75 UMM 70 sejumlah 6 tim dengan anggota 3-4
PP 70 DSN 75 mahasiswa. Pembelajaran dilakukan
NR 65 SLL 65 dengan melakukan aktivitas gamifikasi
WC 65 BYU 80 dengan permainan yang telah disiapkan
DV 95 GLG 60 oleh dosen. Dosen hanya berperan sebagai
NF 85 EGA 80
fasilitator dan motivator. Setelah
EL 75 ATF 65
pembelajaran selesai dan materi tuntas
HD 60 FLD 85
dipelajari oleh mahasiswa melalui aktivitas
AJ 65 PRD 70
NK 90 AGT 70 gamifikasi dilakukan posttest II untuk
FT 80 YNA 60 mengukur kemampuan menyusun laporan
AM 60 DLA 60 keuangan. Posttest II juga diberikan pada
UW 80 HRK 55 kelas kontrol yang menggunakan metode
AG 75 AZZ 65 ceramah, latihan, dan tugas. Berikut ini
ID 85 RFA 80 disajikan hasil posttest II kelas tindakan dan
AT 80 DWI 60 kelas kontrol.
KT 65 RZA 90
HS 65 AFN 50 Tabel 4. Hasil Posttest II
Rata-rata 73,04 Rata-rata 69,35 Kelas Tindakan Kelas Kontrol
(KT) (KK)
Berdasarkan tabel 3 hasil posttest I di kelas Nama Nilai Nama Nilai
tindakan dapat diketahui bahwa rata-rata tes WR 80 ANS 80
untuk mengukur kemampuan mahasiswa RD 85 TRN 65
dalam menyusun laporan keuangan belum IV 90 ILY 90
mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu GT 85 SVR 70
SQ 85 DIN 95

74
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

RQ 90 UMM 85 yang ditetapkan, yaitu sebesar 80,43 > 75.


PP 85 DSN 90 Terdapat 8 mahasiswa atau sebesar 34,78%
NR 85 SLL 85 yang belum mencapai kriteria minimal.
WC 80 BYU 90 Berdasarkan hasil posttest II dapat
DV 100 GLG 70 diketahui bahwa pemberian tindakan
NF 100 EGA 85 berhasil meningkatkan kemampuan
EL 85 ATF 70 mahasiswa dalam menyusun laporan
HD 70 FLD 90 keuangan. Rata-rata nilai atau sor tes yang
AJ 70 PRD 70 diperoleh kelas tindakan menunjukkan
NK 100 AGT 85
peningkatan, yaitu 57,17; 73,04; dan 87,60.
FT 100 YNA 85
Selain itu, jumlah mahasiswa yang mampu
AM 70 DLA 85
UW 100 HRK 60
memenuhi kriteria minimal juga semakin
AG 100 AZZ 65 meningkat yaitu pada saat pretest hanya
ID 100 RFA 90 sebanyak 4 (17,39%) mahasiswa, posttest I
AT 100 DWI 80 sebanyak 11 (47,83%) mahasiswa,
KT 85 RZA 95 sedangkan posttest II mencapai 19
HS 70 AFN 70 (82,61%) mahasiswa. Hal ini menunjukkan
Rata-rata 87,60 Rata-rata 80,43 bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
berbasis gamifikasi akuntansi berhasil
Berdasarkan tabel 4 hasil posttest II di kelas meningkatkan kemampuan mahasiswa
tindakan dapat diketahui bahwa rata-rata tes pada kompetensi menyusun laporan
untuk mengukur kemampuan mahasiswa keuangan. Keefektifan penerapan metode
dalam menyusun laporan keuangan sudah ini diuji secara statistik dengan uji beda
mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu Independent Sampel T-Test untuk
sebesar 87,60 > 75. Terdapat 4 mahasiswa membedakan kemampuan mahasiswa pada
atau sebesar 17,39% yang masih belum kelas tindakan dan kelas kontrol dan uji
mencapai kriteria minimal. Di kelas lain, beda Paired Sample T-Test untuk
yaitu kelas kontrol berdasarkan hasil mengetahui perbedaan peningkatan
posttest II dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa pada kompetensi
tes untuk mengukur kemampuan menyusun laporan keuangan di kelas
mahasiswa dalam menyusun laporan tindakan. Berikut ini hasil uji beda
keuangan juga sudah mencapai kriteria Independent Sampel T-Test dan uji beda
Paired Sample T-Test.

75
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

Tabel 5. Independent Samples T-Test


Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95%
Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df Interval of the
tailed) Difference Difference
Difference
Lower Upper
Equal
13,56
variances ,001 ,981 2,262 44 ,029 7,174 3,171 ,782
5
assumed
Nilai
Equal
2
variances 13,56
2,262 43,934 ,029 7,174 3,171 ,782
not 6
assumed

Tabel 6. Paired Samples T-Test


Paired Differences
95% Confidence Sig. (2-
Std. Std. t df
Interval of the tailed)
Mean Deviati Error
Difference
on Mean
Lower Upper
Pretest_KT -
Pair
Posttest2_K -30,435 10,103 2,107 -34,804 -26,066 -14,447 22 ,000
1
T

Berdasaran tabel 5 dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif berbasis


output Independent Sample T-Test gamifikasi akuntansi dapat meningkatkan
diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,029 kemampuan mahasiswa. Hal ini sejalan
< 0,05, maka dapat dikatakan bahwa dengan pendapat yang dikemukakan oleh
terdapat perbedaan kemampuan mahasiswa Hill & Hill (1993) bahwa pembelajaran
pada kompetensi menyusun laporan kooperatif dapat meningkatkan prestasi
keuangan antara kelas tindakan dan kelas siswa mahasiswa, memperdalam
kontrol. Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai pemahaman siswa, dan menyenangkan
Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka mahasiswa. Karli dan Yuliariatiningsih
dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan (2002) juga mengemukakan bahwa
kemampuan mahasiswa pada kompetensi pembelajaran kooperatif dapat
menyusun laporan keuangan sebelum dan mengembangkan pengetahuan mahasiswa
sesudah penerapan metode pembelajaraan dalam suasana yang bebas dengan adanya
kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi. kerjasama yang positif dengan mahasiswa
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat yang lain. Suasana yang menyenangkan,
dikatakan bahwa penerapan metode adanya unsur kerjasama, dan pencapaian
pembelajaran kooperatif berbasis target oleh tim dapat mendorong mahasiswa
gamifikasi akuntansi lebih efektif untuk untuk menikmati pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa berprestasi lebih baik.
dalam menyusun laporan keuangan. Pendekatan gamifikasi yang digunakan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dapat menambah motivasi bagi mahasiswa
pembelajaran dengan menggunakan metode untuk belajar. Mereka seolah-olah bukan

76
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

melakukan aktivitas belajar namun aktivitas DAFTAR PUSTAKA


bermain. Suasana santai dan menyenangkan Boyas, Elise A. (2008). Using PowerPoint
dapat meningkatkan motivasi dan to Encourage Active Learning: A
kemudahan mahasiswa dalam belajar yang Tool to Enhance Student Learning in
dapat berdampak pada peningkatan the First Accounting Course.
kemampuan mahasiswa. Hal ini sesuai International Journal of Information
dengan pendapat Kapp (2012) bahwa and Communication Technology
gamifikasi dapat meningkatkan motivasi. Education, Volume 4, Issue 2. USA:
IGI Global.
SIMPULAN DAN SARAN Brickner, Daniel R., Etter, Edwin R. (2008).
Simpulan Strategies for Promoting Active
Berdasarkan hasil penelitian dan Learning in a Principles of
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Accounting Course. Academy of
penerapan metode pembelajaran kooperatif Educational Leadership Journal,
berbasis gamifikasi dapat meningkatkan Volume 12, Number 2.
kemampuan mahasiswa dalam menyusun Cheng, K W Kevin. (2009). The Effect of
laporan keuangan. Selain itu, penerapan Web-Based Collaborative Learning
metode ini juga lebih efektif untuk Methods to The Accounting Course in
meningkatkan kemampuan jika Technical Education. College Student
dibandingkan dengan metode ceramah dan Journal; Volume 43, Number 3;
latihan. ProQuest Education Journal pg. 755.
Keterbatasan De Araujo, Adriana Maria Procópio;
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini Slomski, Vilma Geni. (2013). Active
memiliki keterbatasan antara lain adalah Learning Methods—An Analysis of
peneliti kesulitan untuk mengendalikan Applications and Experiences in
perilaku subjek penelitian ketika mereka Brazilian Accounting Teaching.
berada di luar kelas. Hal ini memungkinkan Creative Education. Volume 4,
adanya interaksi antara subjek di kelas Number 12B, pp. 20-27.
tindakan dan kelas kontrol sehingga dapat Deterding, Sebastian; Dixon, Dan; Khaled,
dimungkinkan berpengaruh terhadap hasil Rilla; Nacke, Lennart. 2011. From
tes. Game Design Elements to
Gamefulness: Defining
Saran “Gamification”. MindTrek’11,
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang September 28-30. Finland: Tampere.
dapat diberikan yaitu sebaiknya dosen
menggunakan metode pembelajaran Deterding, Sebastian; Dixon, Dan; Khaled,
kooperatif berbasis gamifikasi untuk mata Rilla; Nacke, Lennart. 2011.
kuliah yang diampu agar mahasiswa lebih Gamification: Toward a Definition.
termotivasi, meningkatkan kerjasama CHI, May 7–12 2011, Vancouver,
positif, dan mudah memahami materi yang BC, Canada.
dipelajari. DuWayne, L. Dockter. (2012). Problem-
Based Learning In Accounting.
American Journal Of Business
Education; Volume 5, Number 5.
Edmond, Tracie; Tiggeman, Theresa.
(2009). Accounting Experiences in
Collaborative Learning. American

77
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

Journal of Business Education; Accounting Education. Journal of


Volume 2, Number 7; ProQuest pg. Higher Education Theory and
97. Practice; Volume 14.
Fowler, Lou. (2006). Active Learning: An Mujiono dan Dimyati. (2006). Belajar dan
Empirical Study of The Use of Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Simulation Games in The Cipta.
Introductory Financial Accounting Opdecam, Evelien; Everaert, Patricia.
Class. Academy of Educational (2012). Improving Student
Leadership Journal; 2006; Volume Satisfaction in a First-Year
10, Number 3; ProQuest pg. 93. Undergraduate Accounting Course by
Gall, J., Borg. W., & Gall, M. (2003). Team Learning. Issues in Accounting
Educational Research: An Education; Volume 27, Number 1;
Introduction (7th ed.). Boston: pp. 53–82. USA: American
Pearson Education. Accounting Association.
Hodkiewicz, Melinda R. 2012. Snakes and Reeves, Henry. (2011). Financial Statement
Ladders – Identifying Risks to Asset Analysis For Small Businesses: A
Management Strategy. Third Resource Guide. Virginia: Small
International Engineering Systems Business Development Center.
Symposium. Delft University of Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna
Technology, 18-20 June 2012. Pembelajaran untuk Membantu
Kapp, Karl M. 2012. The Gamification of Memecahkan Problematika Belajar
Learning and Instruction: Game- dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
based Methods And Strategies For Sagoro, E.M. (2015). Akuntansi Tanpa
Training And Education. Pfeiffer. Stres. Yogyakarta: AB Publisher.
Kemmis, S., McTaggart, R. 1988. The Salazar, Alejandra López; Soto, Ricardo
Action Research Planner (3rd ed.). Contreras; Mosqueda, Rafael
Geelong, Victoria: Deakin University Espinosa. (2012). The Impact of
Press. Financial Decisions and Strategy on
Laing, Gregory Kenneth. 2010. An Small Business Competitiveness.
Empirical Test of Mnemonic Devices Global Journal of Business Research;
to Improve Learning in Elementary Volume 6, Number 2.
Accounting. Journal of Education for Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil
Business, Volume 85: pp. 349–358.
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Australia: Taylor & Francis Group, PT Remaja Rosdakarya.
LLC.
Suprijono, Agus. (2011). Cooperative
Liargovas, P., & Skandalis, K. (2008). Learning. Yogyakarta: Pustaka
Factor affecting firms financial Pelajar.
performance : The Case of Greece.
Athens: University of Peloponnese Suwardjono. (2002). Akuntansi Pengantar
Press. 1: Proses Penciptaan Data,
Pendekatan Sistem. Yogyakarta:
Miller, Craig. 2013. The Gamification of BPFE.
Education. Developments in Business
Simulation and Experiential Warsono, Sony, dkk. 2010. Akuntansi
Learning, Volume 40. UMKM Ternyata Mudah Dipahami
dan Dipraktikkan. Yogyakarta:
Moncada, Susan M.; Moncada, Thomas P. Asgard Chapter.
2014. Gamification of Learning in

78
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79

Weygandt, J.J., Kieso, D.E., & Kimmel,


P.D. (2007). Pengantar akuntansi
edisi tujuh. (Terjemahan Ali Akbar
Yulianto, Wasilah, & Rangga
Handika). Jakarta: Salemba Empat.
(Buku asli diterbitkan tahun 2005).
Wina Sanjaya. (2011). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

79

Anda mungkin juga menyukai