2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi
akuntansi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa non-akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) Eksperimen dengan dua siklus.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi D3 Manajemen Pemasaran FE UNY. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan tes. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa non-akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan dibuktikan dengan
peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest sebesar 57,17 menjadi 87,60 dan persentase pemenuhan
kriteria minimal sebelum dan sesudah penerapan tindakan sebesar 17,39% dan 82,61% serta uji Paired
Sample T-Test dengan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Penerapan metode ini juga lebih efektif jika
dibandingkan metode ceramah dan latihan dibuktikan dengan uji Independent Sample T-Test dengan
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,029.
Abstract
This research aims to implement cooperative learning methods based accounting gamification to
enhance the ability of non-accounting students in the preparation of financial statements. This study
design is a class action research (PTK) Experiments with two cycles. The subjects were students of D3
Marketing Management FE UNY. Data collection technique used observation, documentation, field
notes, and test. Data were analyzed using descriptive quantitative analysis and test different. The results
showed that the application of cooperative learning methods based accounting gamification can
improve the ability of non-accounting students in the preparation of financial statements evidenced by
an increase in the average value of pretest and posttest of 57.17 into 87.60 and the percentage of
fulfillment of minimum criteria before and after the implementation of the action amounted to 17.39%
and 82.61%, and Paired Sample T-test with the Sig. (2-tailed) of 0.000. Application of this method is
also more effective than a lecture and exercises proved by tests Independent Sample T-Test with the Sig.
(2-tailed) of 0.029.
63
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
64
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
salah satu pendekatan yang dapat digunakan Aliran Kas, dan Catatan Atas Laporan
untuk meningkatkan motivasi belajar Keuangan (Suwardjono, 2002; Warsono,
mahasiswa. Gamifikasi diterjemahkan 2009; Weygandt et al, 2012; Sagoro, 2015).
sebagai pemanfaatan mekanika berbasis Pada penelitian ini, laporan keuangan yang
permainan, estetika, dan cara berpikir menjadi objek penelitian terbatas pada
berbasis permainan untuk menggugah laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
ketertarikan dan motivasi beraksi, dan laporan posisi keuangan. Ketiga laporan
mempromosikan pembelajaran, dan keuangan tersebut merupakan laporan yang
menyelesaikan perrmasalahan (Kapp, 2012). dapat segera disusun ketika mahasiswa telah
Gamifikasi dapat digunakan dalam mengerjakan neraca lajur (kertas kerja).
pembelajaran dalam rangka untuk membuat Sebelum mahasiswa menyusun laporan
pembelajaran lebih menarik (Moncada & keuangan, mahasiswa harus mampu
Moncada, 2014). menyusun neraca lajur secara tepat sehingga
Metode pembelajaran yang dapat diharapkan pada saat penyusunan laporan
meningkatkan kemampuan melalui keuangan tidak terjadi kesalahan. Hal ini
kerjasama tim dan motivasi dibutuhkan bagi berarti bahwa kompetensi menyusun laporan
mahasiswa untuk belajar menyusun laporan keuangan merupakan kemampuan untuk
keuangan. Mahasiswa yang tidak memiliki mengerjakan atau menyusun neraca lajur dan
latar belakang akuntansi membutuhkan menggunakan data-data dalam neraca lajur
motivasi lebih dan kerjasama tim yang positif tersebut untuk menyusun laporan laba rugi,
guna meningkatkan kemampuan dalam laporan perubahan ekuitas, dan laporan
menyusun laporan keuangan. Pembelajaran posisi keuangan.
kooperatif berbasis gamifikasi akuntansi Laporan keuangan sangat penting
menjadi alternatif solusi bagi permasalahan bagi perusahaan (Reeves, 2011). Informasi
rendahnya kemampuan mahasiswa. Metode yang dihasilkan laporan keuangan dapat
ini diharapkan dapat meningkatkan digunakan sebagai bahan pengambilan
kemampuan mahasiswa menyusun laporan keputusan perusahaan. Laporan keuangan
keuangan. Namun, perlu dilakukan digunakan untuk menilai kinerja keuangan
penerapan dan pengujian untuk mengetahui perusahaan sehingga dapat diketahui
keefektifan metode pembelajaran kooperatif perkembangan perusahaan. Banyaknya
berbasis gamifikasi guna meningkatkan manfaat yang dihasilkan dari laporan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun keuangan, membuat perusahaan selalu
laporan keuangan, khususnya bagi membutuhkan orang yang mampu menyusun
mahasiswa di luar Prodi Pendidikan laporan keuangan secara tepat.Lulusan dari
Akuntansi dan Akuntansi. Fakultas Ekonomi diharapkan memiliki
Berdasarkan uraian permasalahan kompetensi menyusun laporan keuangan
yang telah dipaparkan, rumusan masalah sehingga saat mereka bekerja atau memiliki
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: usaha mereka mampu menyusun dan
“Bagaimana keefektifan penerapan menganalisis laporan keuangan bagi
pembelajaran kooperatif berbasis gamifikasi perusahaan.
akuntansi pada kompetensi untuk Pembelajaran akuntansi
meningkatkan kemampuan mahasiswa non- dikembangkan dengan berbagai metode dan
akuntansi dalam menyusun laporan media. Tujuannya sama yaitu meningkatkan
keuangan?” pemahaman dan keterampilan akuntansi bagi
Laporan keuangan merupakan hasil peserta pembelajaran. Penggunaan metode
dari proses akuntansi yang terdiri dari pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan kompetensi mahasiswa. Beberapa penelitian
Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan atau kajian tentang penerapan berbagai
65
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
metode dalam pembelajaran akuntansi telah Pembelajaran secara tim; 2) Didasarkan pada
dilakukan antara lain adalah collaborative manajemen kooperatif; 3) Kemauan untuk
learning (Cheng, 2009; Edmond & bekerja sama; dan 4) Keterampilan bekerja
Tiggeman, 2009), problem based learning sama. Pembelajaran kooperatif adalah
(DuWayne, 2012), active learning (Fowler, pembelajaran secara tim. Tim adalah tempat
2006; Brickner & Etter, 2008; Boyas, 2008; untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran
de Araujo & Slomski, 2013), meaningfull kooperatif, setiap mahasiswa dituntut untuk
learning (Mass, 2005), atau team learning saling membantu dan bekerjasama sehingga
(Opdecam & Everaert, 2012). Selain metode, keberhasilan kelompok ditentukan oleh tim.
beberapa media telah dikembangkan Kelompok yang dibentuk beragam baik dari
termasuk media berbasis permainan. segi kemampuan akademis, jenis kelamin,
Beberapa penelitian atau kajian terkait media dan latar belakang fakultas yang berbeda.
yang digunakan dalam pembelajaran Pembentukan kelompok beragam ini
akuntansi antara lain monopoly (Albrech, dimaksudkan agar mahasiswa saling
2008), snakes and ladders (Hodkiewicz, memberi dan menerima serta bertukar
2012), atau mnemonic device (Laing, 2010). pengalaman untuk mendorong keberhasilan
Salah satu metode pembelajaran yang kelompok.
digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Manajemen dalam pembelajaran
Metode ini digunakan untuk menjalin kooperatif memiliki 4 fungsi. Fungsi
kerjasama positif untuk mencapai tujuan pertama, perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran. pembelajaran kooperatif memerlukan
Pembelajaran Kooperatif merupakan perencanaan yang matang agar proses
metode pembelajaran dengan sistem pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi
pengelompokkan/ tim kecil, yaitu antara kedua, pelaksanaan menunjukkan bahwa
empat sampai enam orang yang mempunyai pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
latar belakang kemampuan akademik, jenis sesuai dengan perencanaan. Fungsi ketiga,
kelamin, ras atau suku yang berbeda organisasi menunjukkan bahwa
(Sanjaya, 2013). Strategi ini kini menjadi pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan
perhatian dan dianjurkan oleh para ahli bersama antar setiap anggota kelompok, oleh
pendidikan untuk digunakan. Huda (2012: sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung
32) menyatakan “Pembelajaran Kooperatif jawab setiap anggota kelompok. Fungsi
mengacu pada metode pembelajaran dimana keempat, kontrol menunjukkan bahwa dalam
siswa bekerja sama dalam kelompok kecil pembelajaran kooperatif perlu ditentukan
dan saling membantu dalam kriteria keberhasilan.
belajar”.Pembelajaran kooperatif dalam Keberhasilan Pembelajaran
peningkatan kompetensi menyusun laporan Kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
keuangan merupakan metode pembelajaran secara kelompok. Setiap anggota kelompok
dimana mahasiswa dibagi dalam beberapa harus diatur tugas dan tanggung jawabnya.
tim/ kelompok untuk bekerja sama dan saling Dalam pembelajaran kooperatif ditekankan
membantu dalam belajar. Di samping saling untuk saling bekerja sama dan saling
membantu, kelompok-kelompok tersebut membantu. Kemauan untuk bekerja sama itu
akhirnya juga akan berkompetisi untuk kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan
menjadi yang terbaik. kegiatan yang tergambarkan dalam
Metode Pembelajaran Kooperatif keterampilan bekerja sama. Dengan
memiliki karakteristik yang berbeda dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
metode pembelajaran yang lain. Menurut dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
Sanjaya (2013), karakteristik metode dengan anggota lain. Mahasiswa perlu
pembelajaran kooperatif ada 4, yaitu: 1) dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam
66
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga pengelolaan kelas karena dengan adanya satu
mahasiswa dapat menyampaikan ide, orang yang berkemampuan akademis tinggi,
mengemukakan pendapat dan memberikan dosen mendapatkan satu asisten untuk setiap
kontribusi kepada keberhasilan kelompok. tiga orang. Keterlibatan mahasiswa dalam
Prosedur pembelajaran kooperatif pembelajaran secara tim, mendorong
pada prinsipnya terdiri atas 4 tahap, yaitu (1) mahasiswa untuk melakukan tukar-menukar
penjelasan materi; (2) belajar dalam informasi dan pendapat, mendiskusikan
kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan permasalahan secara bersama,
tim (Sanjaya, 2013). Tahap penjelasan materi membandingkan jawaban mereka, dan
berisi proses penyampaian pokok materi mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
pelajaran sebelum mahasiswa belajar dalam Penilaian dalam pembelajaran
kelompok. Tujuan utama dari tahap ini kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau
adalah pemberian pemahaman mahasiswa kuis yang dilakukan secara individu atau
terhadap pokok materi pelajaran. Dalam kelompok. Tes individu nantinya akan
tahap ini, dosen memberikan gambaran memberikan informasi kemampuan setiap
tentang materi pelajaran yang harus dikuasai mahasiswa dan tes kelompok yang
yang selanjutnya siswa akan memperdalam memberikan informasi kemampuan setiap
materi dalam kelompok. Pada tahap ini, kelompok. Hasil akhir, kedua penilaian ini
dosen dapat menggunakan metode ceramah, digabung. Selain itu, pengakuan terhadap
curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan jika tim juga diperlukan. Pengakuan tim (team
perlu dosen dapat menggunakan recognition) adalah penetapan tim yang
demonstrasi. Untuk dapat menarik minat dan dianggap paling menonjol atau tim paling
perhatian mahasiswa, dosen dapat berprestasi untuk kemudian diberikan
menggunakan media pembelajaran. penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan
Setelah dosen menjelaskan gambaran pemberian penghargaan tersebut diharapkan
umum tentang pokok-pokok materi, dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
selanjutnya mahasiswa diminta untuk belajar dan membangkitkan motivasi tim lain untuk
pada kelompok masing-masing yang telah lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
dibentuk sebelumnya. Dalam pembelajaran Peningkatan kompetensi melalui
ini, kelompok dibuat secara heterogen kerjasama tim dapat dilakukan dengan cara
artinya kelompok dibentuk berdasarkan menggunakan metode pembelajaran
perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, kooperatif. Namun, faktor motivasi belajar
baik perbedaan gender, latar belakang juga perlu diperhatikan dalam upaya
agama, sosial ekonomi, dan etnik serta peningkatan kompetensi menyusun laporan
perbedaan kemampuan akademik. Lie (2005) keuangan. Pembelajaran harus didesain agar
dalam Sanjaya (2013) menyatakan mahasiswa tertarik dan termotivasi untuk
kemampuan akademis dalam kelompok belajar. Gamifikasi merupakan salah satu
pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang pendekatan yang dapat digunakan untuk
berkemampuan akademis tinggi, dua orang meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya Gamifikasi diterjemahkan sebagai
dari kelompok kemampuan akademis pemanfaatan mekanika berbasis permainan,
kurang. Alasan lebih disukainya estetika, dan cara berpikir berbasis
pengelompokkan heterogen adalah (1) permainan untuk menggugah ketertarikan,
kelompok ini memberikan kesempatan untuk motivasi beraksi, mempromosikan
saling mengejar dan mendukung, (2) pembelajaran, dan menyelesaikan
kelompok ini meningkatkan relasi, interaksi perrmasalahan (Kapp, 2012). Gamifikasi
antar ras, agama, etnis, gender, dan (3) digunakan untuk memunculkan ketertarikan
kelompok heterogen memudahkan seseorang dan memotivasi seseorang untuk
67
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
68
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
69
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
70
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
71
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
kemampuan mahasiswa. Soal pretest dan sesudah penerapan tindakan. Hal ini
posttest disesuaikan dengan indikator bertujuan untuk mengetahui keefektifan
yang telah ditentukan dalam RPS dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
SAP. berbasis gamifikasi untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam menyusun
Teknik Analisis Data laporan keuangan.
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data Indikator Keberhasilan Tindakan
deskriptif kuantitatif untuk menganalisis Indikator keberhasilan tindakan ini adalah
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam apabila minimal 75% dari jumlah mahasiswa
menyusun laporan keuangan berdasarkan mendapat nilai tes kemampuan menyusun
hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Data laporan keuangan > 75. Selain itu,
yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis keberhasilan tindakan juga dilihat pada ada
untuk mengetahui persentase skor atau tidaknya perbedaan kemampuan pada
pemahaman akuntansi sebagai berikut kelas tindakan setelah adanya tindakan.
(Sugiyono, 2009): Perbedaan peningkatan yang signifikan
1. Menentukan kriteria pemberian skor menunjukkan keberhasilan tindakan yang
terhadap masing-masing indikator diberikan.
kemampuan menyusun laporan keuangan.
2. Menjumlahkan skor untuk masing-masing HASIL PENELITIAN DAN
indikator kemampuan menyusun laporan PEMBAHASAN
keuanganyang diamati. Sebelum siklus dalam Penelitian Tindakan
3. Menghitung skor kemampuan menyusun Kelas (PTK) ini dilakukan pengelompokkan
laporan keuangan pada setiap indikator untuk menentukan mahasiswa yang akan
yang diamati dengan rumus: masuk ke dalam kelas tindakan dan kelas
Skor Tes kontrol. Subjek penelitian ini adalah
Menyusun mahasiswa baru Program Studi D3
Laporan Manajemen Pemasaran FE UNY sejumlah 46
Nilai = x 100% mahasiswa. Mahasiswa dikelompokkan
Keuangan
Skor menjadi dua kelas secara acak. Kelas
Maksimum tindakan berisi 23 mahasiswa, kelas kontrol
Rumus di atas merupakan rumus untuk juga berisi 23 mahasiswa. Perkuliahan untuk
menghitung nilai setiap mahasiswa secara dua kelas ini diselenggarakan pada hari yang
individu. Rumus yang digunakan untuk sama namun waktu yang berbeda. Setelah
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam terbagi ke dalam dua kelas, mahasiswa diberi
menyusun laporan keuangan adalah sebagai pretest untuk mengukur kemampuan awal
berikut: mahasiswa dan untuk mengetahui bahwa
Jumlah Nilai kelas tindakan dan kelas kontrol tidak
Seluruh memiliki perbedaan kemampuan. Berikut ini
Nilai Rata-rata = Mahasiswa merupakan hasil pretest pada kelas tindakan
Jumlah (KK) dan kelas kontrol (KK) dan uji
Mahasiswa Independent Sample T-Test.
Analisis data lain yang digunakan yaitu uji
beda. Uji beda digunakan untuk mengetahui
perbedaan antara nilai tes kemampuan
menyusun laporan keuangan pada kelas
tindakan dan kelas kontrol serta nilai tes
mahasiswa kelas tindakan sebelum dan
72
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
73
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
6 tim dengan anggota 3-4 mahasiswa. sebesar 73,04 < 75. Terdapat 12 mahasiswa
Pembelajaran dilakukan dengan melakukan atau sebesar 52,17% yang belum mencapai
aktivitas gamifikasi dengan permainan kriteria minimal. Di kelas lain, yaitu kelas
yang telah disiapkan oleh dosen. Dosen kontrol berdasarkan hasil posttest I dapat
hanya berperan sebagai fasilitator dan diketahui bahwa rata-rata tes untuk
motivator. Setelah pembelajaran selesai dan mengukur kemampuan mahasiswa dalam
materi tuntas dipelajari oleh mahasiswa menyusun laporan keuangan juga belum
melalui aktivitas gamifikasi dilakukan mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu
posttest I untuk mengukur kemampuan sebesar 69,35 < 75. Terdapat 15 mahasiswa
menyusun laporan keuangan. Posttest I atau sebesar 65,22% yang belum mencapai
juga diberikan pada kelas kontrol yang kriteria minimal. Berdasarkan hasil posttest
menggunakan metode ceramah, latihan, I diketahui bahwa tindakan yang diberikan
dan tugas. Berikut ini merupakan hasil pada siklus I belum berhasil meningkatkan
posttest I kelas tindakan dan kelas kontrol. kemampuan sampai dengan kriteria
minimal. Oleh sebab itu, siklus akan
Tabel 3. Hasil Posttest I dilanjutkan ke siklus II. Begitu pula dengan
Kelas Tindakan Kelas Kontrol kelas tindakan, materi tentang penyusunan
(KT) (KK) laporan keuangan kembali dijelaskan.
Nama Nilai Nama Nilai Siklus II pada penelitian ini memuat
WR 65 ANS 65 materi yang sama dengan siklus I. Materi
RD 65 TRN 55 yang dibahas adalah neraca lajur, laporan
IV 85 ILY 80 laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
GT 60 SVR 70 laporan posisi keuangan. Pada awal
SQ 70 DIN 85 pertemuan, dosen kembali membentuk tim
RQ 75 UMM 70 sejumlah 6 tim dengan anggota 3-4
PP 70 DSN 75 mahasiswa. Pembelajaran dilakukan
NR 65 SLL 65 dengan melakukan aktivitas gamifikasi
WC 65 BYU 80 dengan permainan yang telah disiapkan
DV 95 GLG 60 oleh dosen. Dosen hanya berperan sebagai
NF 85 EGA 80
fasilitator dan motivator. Setelah
EL 75 ATF 65
pembelajaran selesai dan materi tuntas
HD 60 FLD 85
dipelajari oleh mahasiswa melalui aktivitas
AJ 65 PRD 70
NK 90 AGT 70 gamifikasi dilakukan posttest II untuk
FT 80 YNA 60 mengukur kemampuan menyusun laporan
AM 60 DLA 60 keuangan. Posttest II juga diberikan pada
UW 80 HRK 55 kelas kontrol yang menggunakan metode
AG 75 AZZ 65 ceramah, latihan, dan tugas. Berikut ini
ID 85 RFA 80 disajikan hasil posttest II kelas tindakan dan
AT 80 DWI 60 kelas kontrol.
KT 65 RZA 90
HS 65 AFN 50 Tabel 4. Hasil Posttest II
Rata-rata 73,04 Rata-rata 69,35 Kelas Tindakan Kelas Kontrol
(KT) (KK)
Berdasarkan tabel 3 hasil posttest I di kelas Nama Nilai Nama Nilai
tindakan dapat diketahui bahwa rata-rata tes WR 80 ANS 80
untuk mengukur kemampuan mahasiswa RD 85 TRN 65
dalam menyusun laporan keuangan belum IV 90 ILY 90
mencapai kriteria yang ditetapkan, yaitu GT 85 SVR 70
SQ 85 DIN 95
74
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
75
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
76
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
77
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
78
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 2, Tahun 2016
Endra Murti Sagoro
63 - 79
79