A. Auditing
determine and report on the degree of correspondence between the information and
laporan pada pada tingkat kesesuaian antara informasi kuantitaif dan kriteria yang
telah ditentukan. Auditing harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki kompetensi
dan independensi.
dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
Dari berbagai pengertian audit di atas, dapat penulis simpulkan bahwa “audit
pendapat) mengenai suatu entitas tertentu yang dilaksanakan oleh orang yang
kompeten dan independen (integritas dan obyektif) berdasarkan pada bukti yang
cukup dan informasi yang relevan, yang dapat diperoleh selama pemriksaan dengan
Akuntan publik melaksanakan tiga tipe audit utama : audit atas laporan
keuangan, audit operasionl, serta audit kepatuhan ( Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) elah dinyatakan
sesuai dengan criteria tertentu (Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasle
2001:20) Audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta
efektivitas prosedur serta metode tersebut ( Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark
apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat
oleh otoritas yang lebih tinggi. Melihat fenomena yang begitu kompleks berkaitan
dengan deteksi fraud white collar crime maka lahirlah Audit Investigasi yang
menggabungkan ketiga jenis audit tadi namun dikombinasikan dengan berbagai jenis
ilmu yang lebih komprehesif dan berbasis pada Akuntansi Forensik (Ilmu Hukum,
menjadi saksi ahli dalam persidangan sesuai dengan posisi auditor forensik sebagai
Expert Witness (Saksi Ahli) dan Konsultan litigasi terhadap suatu kasus kecurangan.
2.1.2 Risiko
dihadapi oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Risiko juga bisa dipandang
menghambat organisasi untuk mencapai tujuannya. Berkaitan dengan audit, ada dua
jenis risiko yaitu risiko organisasi dan risiko audit. Risiko organisasi adalah potensi
dalam mencapai tujuannya, sedangkan risiko audit adalah risiko yang dihadapi oleh
1. Risiko Organisasi
14
usaha mencapai tujuan, organisasi menghadapi risiko yaitu kondisi atau kejadian
usaha mencapai tujuan, sangat penting bagi organisasi untuk mengevaluasi dan
risiko penting bagi auditor intern, karena auditor intern bertanggung jawab untuk
manajemen risiko telah sesuai dengan tata kelola yang sehat. Atau dengan kata lain,
auditor intern mempunyai kewajiban untuk menentukan bahwa risiko yang dihadapi
diminimalisasi.
Pemahaman atas manajemen risiko juga penting bagi auditor intern, karena
pada setiap penugasan audit, risiko-risiko organisasi akan merupakan dasar bagi
auditor dalam menentukan tingkat risiko audit. Tingkat risiko pelaksanaan kegiatan
menetapkan materialitas atau tingkat dapat diterimanya suatu keadaan yang tidak
sesuai dengan yang seharusnya, atau dengan kata lain batas nilai kesalahan yang
tujuan-tujuan audit.
2. Risiko Audit
15
Risiko audit adalah kondisi ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor yang
menyebabkan audit tidak mencapai sasaran. Dengan kata lain simpulan atau pendapat
yang dikemukakan tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Auditor yang
menyimpulkan bahwa kegiatan telah dilakukan secara ekonomis, efisien dan efektif,
Sumber : Arens, Alvin A., et al, Auditing and Assurance Services – An Integrated
Risiko audit (RA) adalah ukuran risiko tidak tercapainya tujuan audit.
Dengan kata risiko audit merupakan suatu ukuran dimana auditor akan membuat
simpulan atau pendapat yang tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Risiko
audit dipengaruhi oleh ketiga unsur risiko yang lain, yakni risiko inheren (risiko
Risiko inheren (RI) atau risiko melekat adalah ukuran risiko yang terkait
Jadi, risiko inheren berkaitan dengan sifat kegiatan yang bersangkutan, tanpa
pengendalian yang diterapkan auditi dalam pelaksanaan suatu kegiatan tidak mampu
pengendalian yang diterapkan, maka makin besar nilai RP. Sama halnya dengan
risiko inheren, risiko pengendalian juga tidak dapat dipengaruhi oleh auditor. Risiko
pendapat, auditor harus senantiasa bertindal sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan dalam bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesinal, auditor
harus menjalani pelatihan teknis yang cukup, pelatihan ini harus secara memadai dan
mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Asisten junior, yang baru masuk
independen yang memikul tanggung jawab akhir suatu perikatan, harus menggunakan
pertimbangan matang dalam setiap tahap pelaksanaan supervise dan dalam review
Pada gilrannya, para asisten tersebut harus juga memenuhi tanggung jawabnya
Dalam pernyataan Standar Auditing No.4 (PSA No.4) pada standar umum
publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama dengan maksud baik dan
integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif. Pelaksanaan audit
kecurangan suatu auditor harus berpikir seperti pelaku kecurangan itu sendiri, dengan
yang kemungkinan terjadi dan sebelumnya telah diindikasikan oleh berbagai pihak.
berpengalaman auditor harus peka terhadap semua hal yang tidak wajar baik hal itu
dirsakan terlalu besar, terlalu kecil terlalu sering, terlalu brendah, terlalubanyak,
18
terlalu sedikit maupun kesan yang janggal. Kedian auditor harus meneliti hal tersebut
untuk merekonstruksi apa yang menyebabkan hal tersebut dan apa akibatnya.
melaporkan fakta- fakta itu secara akuat dan lengkap. Kemampuan untuk memastikan
akurat dan lengkap adalah sama pentingnya. Auditor investigasi daalah gabungan
2007:49-50)
1. Pengetahuan Dasar
prinsip-prinsip audit investigasi dan kecurangan, teknik audit investigasi dan cara
memperoleh bukti.
f) Memiliki pengetahuan tentang bukti, bahwa bukti harus relevan dan kompeten.
19
2. Kemampuan Teknis
e) Mampu bertindak objektif dan independen, serta netral, dan selalu menjunjung
3. Sikap Mental
b) Bersifat independen
d) Bersifat kritis
antara keilmuan akuntansi yang dalam, pemahaman konsep dan peraturan hukum
20
yang berlaku, analisis psikologi criminal, dan teknik komunikasi konstruktif yang
Menurut Jack Bologna dan paul Shaw yang dikutip oleh Amin Widjaja dalam
Forensic accounting, sometimes called fraud auditing, is a skill that goes beyond the
Indeed forensic accounting skill go beyond the general realm of collar crime. Dengan
Secara garis besar Audit Investigasi mirip dengan istilah Fraud Examination
sebgaimana yang di maksud dalam Fraud Examination Manual yang diterbitkan oleh
fraud examiners tersebut, yang dimaksud dengan audit investigasi : Methodology for
testifying findings and assisting in the detection and prevention fraud. Yang artinya
mengambil laporan, menulis laporan, kesaksian temuan dan membantu dalam deteksi
specific purpose, which could relate to litigation support and issurance claims, as wll
terhadap dokume keuangan dengan tujuan spesifik, yang bertujuan untuk dukungan
Dari semua definisi di atas definisi audit investigasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa audit investigasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk
kemungkinan sedang atau sudah terjadi dengan menggunakan keahlian tertentu dari
Ada beberapa aksioma yang menarik terkait dengan audit investigasi, yaitu :
kecurangannya juga sangat beragam, hal ini semakin sulit dideteksi apabila modus
kecurangan yang dilakukan berkaitan dengan white collar crime biasanya pola
bahwa dia tidak melakukan kecurangan. Demikian juga sebaliknya, jika hendak
kecurangan.
Adanya suatu tindak kecurangan atau korupsi baru dapat dipastikan jika telah
memberikan opini mengenai kesalahan atau tanggung jawab salah satu pihak
dikumpulkannya.
3. Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk
5. Bukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai kapanpun akan selalu
6. Informasi yang diperole dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat
7. Jika auditor mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang
Pemeriksaan Investigasi atas kasus yang memiliki indikasi tindak kecurangan yang
menunjukkan danya keyakinan kuat yang didasari oleh profesionalisme dan sikap
kehati-hatian dari auditor yang telah dibekali dengan pelatihan dan pemahaman
tentang kecurangan, bahwa fraud/kecurangan telah terjadi, sedang terjadi atau akan
terjadi. Tanpa predikasi, pemeriksaan investigasi tidak boleh dilakukan. Hal ini
Investigasi.
pendalaman agar diperoleh bukti yang cukup kuat untuk dilakukan Pemeriksaan
Investigasi.
Garis besar proses Audit Investigasi secara keseluruhan, dari awal sampai
A. Perencanaan Pemeriksaan
Pada proses ini pemeriksa melakukan: penelaahan informasi awal & sasaran &
ruang linkup, menyusun program audit, menyusun anggaran dan tim audit.
B. Pelaksanaan Pemeriksaan
C. Laporan Pemeriksaan
penyimpangan yang hendak diungkap dan mencari bukti yang dapat diterima
atas.
Pada tahapan tindak lanjut ini, dilakukan : pemberian saran dan rekomendasi,
poemantauan tindak lanjut, pengakuan tanggung jawab auditor. Pada tahapan ini
26
proses sudah diserahkan dari tim audit kepada pimpinan organisasi dan secara
peradilan, tim Audit Investigasi dapat ditunjuk oleh organisasi untuk memberikan
yang akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai apa
yang diauditnya. Bukti audit kompeten yang cukup kuat dapat melalui inspeksi
menyatakan pendapat.
Ada beberapa jenis bukti audit yang dapat dikumpulkan oleh seseorang
Adalah bukti yang dapat dilihat langsung oleh auditor. Bukti fisik merupakan
bukti audit yang paling dapat diandalkan oleh auditor karena bukti yang diperoleh
cukup kompeten dan sering digunakan untuk memverifikasi keberadan dari asset
dan aktivitas perusahaan. Pe,eriksaan fisik terhadap aktiva atau asset serta
Adakah jenis bukti yang diperoleh oleh auditor melalui hubungan langsung dengan
individu atau perusahaan lain selain klien yang bersangkutan. Hal ini didasari pada
Keandalan informasi ini tergantung kepada kualifikasi dan kemauan untuk bekerja
dari pihak ketiga. Pihak ketiga yang terlibat diantaranya adalah konsumen,
pemasok, bank, pengacara dan agen. Bentuk yang paling banyak dari jenis bukti
yang terdapat di dalam laporan keuangan maupun catatan atas laporan keuangan
untuk melihat apakah angka-angka yang disajikan telah terhitung dengan benar.
Auditor harusnya meminta bukti langsung dari klien. Bukti semacam ini banyak
digunakan auditor dalam tahap perencanaan, tetapi karena bukti ini berasal dari
pernayataan klien, maka kegunaanya terbatas. Bukti ini dperoleh melalui Tanya
Meliputi pengujian dan pembandingan dari hubungan antar data. Data yang
Bukti audit (Audit Evidencei) yang diperoleh harus memenuhi kualifikasi tertentu,
yaitu relevan dengan data yang diperiksa, kompetensi dari pihak pemberi
informasi kecukupan jumlah, tepat waktu, biaya yang kecil, dan kemampuannya
oleh IAI. Selain itu, istilah yang resmi dari IAI juga belumturun. Sebagian ada yang
menyebutnya audit kecurangan, audit forensik, audit khusus dan audit investigasi.
dan mengasumsikan bahwa investigasi berkaitan dengan pengadilan atau hukum dan
Dalam majalah Akuntansi No.10 tahun 1988 seperti yang dikutip oleh
Soejono Karni, dijelaskan tentang akuntann investigasi tidak berbeda dengan akuntan
publik yang ada, hanya akuntan publik, mereka bertujuan memberikan pendapat atas
laporan keuangan yang diperiksa dan kadang juga menemukan adanya kecurangan,
(tidak wajar)”.
29
keuangan dengan audit invetigasi. Ada delapan perbedaan yang terlihat antara lain :
yang mungkin terjadi. Selain itu, aduit investigasi juga dapat dilakuakan atas dasar
temuan audit yang mengarah pada kemungkinan adanya kecurangan yang di dapat
Pada audit atas laporan keuangan, audit bertanggung jawab atas nama lembaga
audit atau KAP ( Kantor Akuntan Publik ) tempat auditor bekerja. Pada audit
investigasi, auditor bertanggung jawab atas nama pribadi yang ditunjuk, karena
3. Tujuan Audit
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk mengetahui laporan keuangan
perusahaan klien telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit
Dalam audit atas laporan keuangan, prosedur dan teknik audit yang digunakan
mengacu hanya pada standar auditing, sedangkan adit investigasi mengacu pada
standar auditing juga kewenangan penyidik sehingga dapat digunakan teknik audit
6. Tim Audit
Dalam audit atas laporan keuangan, tim audit bisa saja yang ada di Instansi
tersebut. Dalam audit investigasi, tim audit dipilih oleh auditor yang sudah pernah
melaksanakan bantuan tenaga ahli untuk kasus yang serupa atau hampir sama
salah satu dari tim audit harus bersedia menjadi saksi ahli di persidangan.
Pada audit atas laporan keuangan, auditor harus menguasai masalah akuntansi dan
auditing.
audit investigasi, menyatakan siapa yang bertanggung jawab dan terlibat dalam
kasus kecurangan yang ditangani, tetapi tetap menerapkan azas praduga tak
bersalah.
31
definisi yang diambil dari situs resmi commission of Sponsoring Orgnization of the
suatu proses yang dipengaruhi dewan direksi suatu entitas, manajemen, dan personel
lainnya. Didesain untuk menyediakan kepastian yang masuk akal tentang pencapaian
tujuan dalam kategori berikut, yaitu : efektivittas dan efisiensi operasi, yang berkaitan
untuk laporan keuangan yang dapat diandalkan: dan kesesuaian dengan hokum dan
peraturan yang berlaku. Selain definisi tersebut, New York’s Office of State
32
diterangkan di bawah ini. New York’s Office of State Comptroller (OSC) stated that
together to provide reasonable assurance that the organization will achieve its
kesatuan dari aktivitas, perencanaan, prilaku, kebijakan, dan usaha dari personel suatu
organisasi yang bekerja sama untuk menyediakan kepastian yang memadai bahwa
organisasi tersebut akan dapat mencapai tujuannya. Secara mendetil, New York’s
2. Pengendalian Internal adalah elemen yang mendasar dari suatu organisasi, bukan
5. Pengendalian Internal akan terlaksana secara efektif apabila seluruh personel dalam
Baik COSO maupun New York’s OSC menyebutkan lima unsure pokok
Nilai etika adalah standar prilaku yang membentuk kerangka tata cara kerja
pegawai negeri sipil. Manajemen menetapkan nilai etika yang akan membantu
dan profesional saat dihadapkan pada nilai etika. Jika tugas manajemen adalah
Manajemen)
34
dari yang lain, dan tingkat aktivitas yang berbeda-beda jika diterapkan dalam
entitas tertentu. Manajemen harus mempraktekkan jenis dan filosofi yang paling
efektif dan sesuai dengan nilai etika yang diterapkan dalam organisasi, serta
3. Competence (Kompetensi)
Manajemen harus tanggap akan peranan nilai moral yang baik dengan efektifnya
manajemen bahwa proses pencapaian misi organisasi sedang berjalan, maka pihak
6. Mission (Misi/Tugas)
pemerintahan harus transparan yang memberikan arahan dan tujuan bagi seluru
personel, serta panduan saat harus membuat keputusan penting. Tanpa misi yang
7. Structure (Struktur)
dengan jelas otoritas dan hubungan tanggung jawab antar bagian, sehingga dapat
membantu pegawai negeri sipil untuk lebih memahami organisasi secara utuh.
Setiap entitas mengalami berbagai jenis resiko baik dari dalam maupun luar yang
analisa resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan, dengan menyusun dasar
yang ada.
3. Penyebab, yaitu alasan kenapa hal yang merugikan tersebut terjadi. Dengan
Terdapat beberapa cara pengelolaan resiko yang bias dilakukan, antara lain :
menerima resiko yang mungkin terjadi karena konsekuensi atau kerugian yang
tidak dapat mengambil resiko terjadinya hal yang tidak diinginkan, sehingga
langkah yang riskan tersebut tidak dilakukan, dan dihapuskan dari rencana
kegiatan untuk digantikan dengan langkah lain dengan tingkat resiko yang lebih
rendah.
Dalam hal ini manajemen harus menggunakan informasi penaksiran resiko untuk
untuk menangani resiko tersebut. Analisa dan interpretasi yang dibuat dari
informasi penaksiran resiko itu dicatat dan nantinya dapat digunakan sebagai
Bila terjadi perubahan dalam organisasi (misalnya: penerapan proses atau system
baru, pengaturan ulang personel, dll), hal itu dapat juga berdampak pada aktivitas
pengendalian resiko yang ada sebelumnya. Untuk dapat menangani resiko dengan
semestinya, manajemen harus memonitor apabila ada hal yang harus diubah dalam
aktivitas itu untuk menyesuaian dengan perubahan yang terjadi dalam organisasi.
bahwa arahan yang diberikan pihak manajemen dilaksanakan dengan baik. Beberapa
1. Documentation (Pencatatan)
keputusan, kejadian, transaksi atau system secara utuh, akurat, dan dicatat
3. Verification (Pengesahan)
transaksi , kejadian atau informasi. Hal ini merupakan aktivitas pengendalian yang
dengan ketentuan.
39
4. Supervision (Pengawasan)
memastiakan hasil dari suatu kegiatan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pemisahan tugas adalah pembagian dari tugas pokok dan kewajiban antara
berbagai karyawan dan unit dari organisasi, dengan memisahkan tugas pokok dan
Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi akses pada aset dan informasi, untuk
7. Reporting (Pelaporan)
Pelaporan adalah salah satu cara menyampaikan informasi, yang juga berperan
sebagai pengendali saat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya hal yang
yang diambil.
keamanan akses baik pada perangkat keras maupun file elektronik, yang
40
program computer serta penggunaan dan perubahan data dalam file computer.
Pemulihan Kerusakan) Semua sistem computer harus memilki data cadangan dan
resiko yang terkait dengan kegagalan system, kehilangan tenaga, atau ancaman
telah disahkan dan diubah dalam format yang dapat dibaca oleh mesin. Sebagai
data yang hilang, disembunyikan, ditambah, digandakan, atau diubah secara tidak
semestinya.
tersebut akurat dan hanya pengguna yang telah diotorisasi yang menerima
informasi itu.
yang efektif juga berlaku dalam pengertian yang lebih luas, dalam arus ke bawah,
41
mengkomunikasikan informasi yang relevan pada orang yang tepat dan pada
pekerjaan mereka, termasuk tujuan dan kontribusi yang bisa diberikan untuk
Saluran komunikasi yang baik amat penting bagi penilaian resiko, karena dapat
membantu menejer mengidentifikasi resiko baru atau perubahan resiko yang sudah
menghadapi resiko pada manajemen di tingkat lebih tinggi dan juga pada personel
kegiatan dan tanggung jawab pengendalian pada pihak pelaksana dan pihak yang
terpengaruh atas kegiatan pengendalian tersebut. Selain itu, manajemen juga bisa
selalu waspada saat aktivitas pengendalian gagal dan tindakan korektif perlu
diambil.
5. Monitoring (Pemantauan)
kesalahan dan/atau membantu penerapan aktivitas kerja yang sesuai, juga pada
pihak manajemen ditingkat lebih tinggi untuk melaporkan tujuan yang telah
laporan tersebut bila terdapat perubahan rencana atau tujuan yang mungkin
6. Monitoring (Pemantauan)
pelaksanaan system tersebut dari waktu ke waktu. Terdapat tiga hal yang harus
Posisi dalam organisasi adalah penentu fokus dan banyaknya tanggung jawab,
a. Staf
Focus utama pemantauan mandiri staf adalah untuk memastikan bahwa tugas
b. Supervisor
mengawasi semua aktivitas dan transaksi dalam unit mereka, untuk memastikan
dengan baik, serta resiko dan kesempatan telah diidentifikasi dengan semestinya.
c. Menejemen Tengah
pengendalian pada beberapa unit dalam organisasi, dan seberapa baik performa
d. Manajemen Eksekutif
1. Misi
2. Lingkungan Pengendalian
standar prilaku yang etis dan menerapkan moral staf yang baik, juga untuk
meyakinkan kompetensi staf, kecukupan pelatihan, serta jenis dan filosofi yang
3. Komunikasi
baru. Jika perubahan telah diidentifikasi, kemudian dapat diambil tindakan yang
untuk manajemen maupun staf, untuk melaporkan hasil positif maupun negatif
pada tingkatan manajemen yang semestinya tanpa menimbulkan rasa takut atau
sakit hati.
adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. Secara spesifik
1. Untuk menerapkan operasi yang teratur, ekonomis, efisien dan efektif sesuai
4. Untuk mengembangkan dan menjaga data keuangan dan manajemen yang dapat
diandalkan, serta menyajikan dalam laporan dengan tepat waktu. Secara garis
tabel berikut:
46
Control Environment
(http://www.osc.state,ny.Us/audits/audits/controls/)
1. Manajemen/Birokrat Eksekutif
kepada sekretaris, yang kemudian akan diubah menjadi kebijakan dan prosedur
pengendalian internal yang lebih spesifik untuk masing-masing fungsi unit. Dalam
entitas yang lebih kecil, pengaruh pimpinan eksekutif yang biasanya sebagai
jawabnya.
memandu dan memantau kinerjanya. Anggota dewan direksi yang efektif harus
tentang kegiatan dan lingkungan entitas, serta menerapkan jangka waktu yang
yang tidak benar. Dewan direksi yang kokoh dan aktif terutama jika memeiliki
saluran komunikasi yang baik dan pendanaan yang memadai, bersama dengan
fungsi audit internal yang legal, merupakan solusi terbaik untuk mengkoreksi
masalah tersebut.
3. Auditor Internal
karena posisi organisasi dan otorisasi dalam entitas yang dimilikinya, fungsi audit
4. Personel Lainnya
dan menjadi bagian implisit maupun eksplisit dari depenelitian kerja tiap personel.
48
atasan.
2. Dapat member keyakinan yang memadai akan kebenaran laporan keuangan yang
atau konsekuensi lain yang mungkin terjadi COSO juga menjelaskan, karena
manajemen yang memang buruk menjadi baik seketika. Lebih jauh lagi,
kesesuaian dengan hukum dan peraturan. Anggapan ini juga tidak memiliki
dan dewan mengenai pencapaian tujuan suatu entitas. Pencapaian tujuan ini
disengaja. Terlebih lagi, pengendalian dapat dibobol oleh kolusi dua orang atau
sistem tersebut. Faktor keterbatasan lainnya adalah bahwa desain dari system
namun bukanlah obat mujarab yang langsung dapat bekerja dengan ajaib.
yang akan dijelaskan di bawah ini. Menurut Institute of Internal Audit, kecurangan
intentional deception, that can be perpretrated for the benefit of or to the detriment of
the organisation and by person outside as well as inside the organization, or in other
la receive gain.”
kebiasaan dan tindakan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja, yang
oleh orang di luar maupun di dalam pemerintahan itu sendiri. Dalam hand-out
seminar “Fraud Detection and Investigation for Internal Auditor” dijelaskan bahwa
hukum (illegal acts) yang dilakukan dengan sengaja, untuk tujuan tertentu, misalnya
menipu atau memberikan gambaran yang keliru, untuk keuntungan pribadi atau
sekelompok secara tidak fair, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
pihak lain.
51
kecurangan sebagai hasil interaksi dari dua kekuatan yang berasal dari dalam pribadi
fraud, yang lebih dikenal dengan “fraud triangle” yaitu ooprtunity, pressure dan
rationalization.
Pressure Rationalizitaion
Opportunity
pelaku terhadap objek fraud. Kesempatan untuk melakukan fraud selalu ada pada
setia kedudukan, hanya ada kesempatan besar dan kesempatan kecil. Kesempatan
1. Greed ( Keserakahan)
2. Opportunity (Kesempatan)
4. Exposure (Pengungkapan)
dan bentuk kecurangan dalam sebuah pohon kecurangan (The Fraud Tree), dalam
pohon kecurangan tersebut digambarkan terdapat tiga jenis dan bentu utama
dibahas dalam seminar “Fraud Detection and Investigation for Internal Auditor”,
yaitu :
4. Kualitas dan kuantitas fraud meningkat seiring dengan peningkatan ketiga hal
yaitu :
kejujuran
5. Dalam hal kecurangan dapat terungkap kepada pelaku tidak diberi tindakan yang
tegas
54
terselesaikan
langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan atau mencegah terjadinya fraud
yang material.
menyimpang
kerja dalam pembuatan surat pertanggung jawaban, dan melakukan uji petik dalam
4. Menganalisa secara mendalam performa yang tampak terlalu baik, dan performa
Menurut Zabihollah Rezaee dan Richard Riley (2004 : 64) menjelaskan ada
tiga unsur yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen perusahaan bila ingin
nilai etika yang tinggisalah satu tanggung jawab organisasi adalah menumbuhkan
Setting the at the top, merekrut dan mempromosikan karyawan yang tepat,
pelatihan, disiplin.
pegawai dimana seorang yang mempunyai kualitas audit yang baik itu
c. Pelatihan
d. Disiplin
pemerintah provinsi sumatera utara dan instansi kabupaten labuhanbatu utara, agar
Fraud tidak akan terjadi tanpa persepsi adanya kesempatan dan menyembunyikan
Beberapa hal yang harus dimilki oleh auditor internal agar pendeteksian fraud
tersebut.
Ketiga hal tersebut, dapat memiliki oleh auditor internal setelah pengalaman
bertahun-tahun melakukan audit berbagai fungsi atau unit kerja di suatu organisasi
(perusahaan).
dari
dipercaya
4. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh manajemen.
kemampuan teknis yaitu pengetahuan akuntansi dan auditing yang dibantu dengan
kemampuan penyidikan.
memiliki fungsi pengawasan yang tepat, pengawasan dalam berbagai jenis dan
bentuk ini dapat dilaksnakan oleh berbagai pihak ini dapat dilaksanakan oleh
a. Komite Audit
Auditor harus dapat menentukan sifat dari kondisi yang perlu dilaporkan dan
manajemen dengan
58
untuk segera dilakukan tindakan korektif yang dapat mengurangi resiko dan
kerugian potensial.
b. Manajemen
c. Internal Auditor
Jumlah staf auditor yang diperlukan, agar diperoleh pemanfaatan yang optimal
jumlah waktu yang dibutuhkan, guna jaminan ketepatan waktu kerja. Salah satu
cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya fraud adalah melalui
struktur atau mekanisme pengendalian intern. Dalam hal ini, yang paling
organisasi. Dalam rangka pencegahan fraud, maka berbagi upaya harus dikerahkan
untuk membuat para pelaku fraud tidak berani melakukan fraud. Apabila fraud
terjadi, maka dampak (effect) yang timbul diharapkan dapat diminimalisir. Auditor
intern, dengan mengevaluasi seberapa jauh resiko yang potensial (potential risk)
telah diidentifikasi.
Auditor”, disebutkan beberapa unsur yang terdapat oleh praktek fraud atau
terpenuhi, maka tindakan tersebut termasuk dalam tindakan Pidana Khusus dan
termasuk juga dalam cakupan Tindakan Pidana Korupsi (KPK) seperti dinyatakan
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
Negara, dipidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4-20 tahun dan
denda minimal Rp 200 juta s/d maksimal Rp 1 miliyar. Untuk keadaan tertentu dapat
dipidana mati.”
60
Kajian white collar crime mulai dipopulerkan oleh Edwin H. Sutherland pada
perbuatan kejahatan oleh orang yang terhormat dan memiliki status tinggi serta
Konsepsi ini mendapatkan tentangan dari Paul Tappan dalam bukunya Who is
the Criminal? (1947), dimana dia mengkritik pandangan Sutherland yang berakar
dari pemikiran Durkheim bahwa suatu perbuatan dianggap jahat berdasarkan reaksi
didasarkan pada hukum yang berlaku, demi kemudahan dalam pengusutan dan
penuntutan.
dimana memiliki karakter seseorang yang mencari kemakmuran melalui cara yang
memalukan, tetapi tidak dianggap melanggar oleh masyarakat dan masyarakat tidak
menunjukkan kejahatan dengan ciri pelaku yang tidak teridentifikasi dengan jelas,
bukan hanya dilakukan oleh individual tetapi dapat pula dilakukan oleh organisasi.
61
Seperti studi yang dilakukan oleh Clinard (1946) terhadap perilaku pelanggaran yang
dilakukan oleh perusahaan bisnis saat Perang Dunia II, Hartung (1950) terhadap
industri daging di Detroit, Quinney (1963) terhadap pelanggaran yang dilakukan toko
obat/apotik, dan Geis (1967) terhadap pelanggaran anti monopoli yang dilakukan oleh
perusahaan listrik.
Definisi lain diberikan pula oleh Edelhertz (1970:3), menurut dia white collar
crime adalah perbuatan atau serangkaian perbuatan ilegal yang dilakukan secara non
fisik dan dengan sembunyi-sembunyi atau tipu muslihat, untuk mendapatkan uang
atau barang, untuk menghindari pembayaran atau kehilangan uang atau barang, atau
finansial yang dilakukan dengan menipu, oleh orang yang memiliki status pekerjaan
teknis serta kesempatan atas dasar pekerjaannya. Atau perbuatan dengan tujuan untuk
orang yang memiliki kecakapan khusus dan pengetahuan profesional atas perusahaan
Biderman dan Reiss (1980), juga mencoba mendefinisikan white collar crime
sebagai pelanggaran hukum yang tidak terbatas pada pelaku dengan status sosial
tinggi, karena hal ini menjadi permasalahan. Status sosial tidak bisa menjadi variabel
bebas, padahal dalam menjelaskan kejahatan status sosial menjadi variabel yang
hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan dalam
pekerjaan yang dihormati dan sah. Aktivitas tersebut bertujuan untuk mendapatkan
uang.
1. Pelaku sulit diidentifikasi. Jika kerusakan belum dirasakan maka korban tidak
2. Diperlukan waktu yang lama untuk pembuktian dan juga butuh keahlian
tertentu.
karena tidak mengikuti perintah atasan (Croall, 1992; Fisse & Braithwaite,
4. Proses viktimisasi juga tersamar karena pelaku dan korban tidak secara
langsung berhadapan.
crime, yaitu:
a. Kerugian yang diderita lebih besar dibandingkan street crime (Calavita and
c. Lebih rumit dalam metode yang digunakan dan kerugian yang diderita.
masyarakat.
politik, proses politik dan para pemimpin serta erosi atas moralitas masyarakat
h. Dalam kebijakan publik, perbedaan antara organized dan white collar crime
tidak jelas.
Clinard dan Quinney (1973; Kramer, 1984), membagi white collar crime
kedalam dua pembagian, yaitu occupational crime dan corporate crime. occupational
crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh individual untuk dirinya sendiri dalam
Corporate crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh pekerja untuk kepentingan
Bloch dan Geis (1970) membagi white collar crime dalam lima bagian, yaitu:
monopoli)
bagian, yaitu:
4. White collar crime sebagai bisnis atau sebagian kegiatan pokok (merupakan
Croal (1998: 274) membagi white collar crime kedalam empat bagian, yaitu:
(4)financial fraud. Malapraktek jika dilakukan oleh dokter secara individu dan untuk
dikategorikan sebagai occupational crime. Tetapi jika dilakukan oleh rumah sakit
atau dilakukan oleh perawat atau dokter sebagai pegawai rumah sakit dan dalam
yaitu kejahatan yang dilakukan oleh anggota organisasi, tetapi definisi tersebut
terbatas karena tidak memasukkan kejahatan yang dilakukan oleh bukan anggota
organisasi.
yang didasarkan adanya perencanaan dan tipu muslihat, namun tidak terbatas pada
dengan istilah blue collar, sebagai kejahatan oleh pekerja yang dilakukan oleh
seseorang dalam pekerjaannya tetapi tidak terbatas pada pekerjaan yang tinggi
Green (1990: 12), membagi occupational crime kedalam empat tipe besar,
yaitu:
asuransi perbaikan mobil yang dilakukan oleh bengkel mobil, jika ditanggung
membedah fenomena kejahatan secara umum termasuk white collar crime. Kelima
biasanya lemah dan tidak sama. Hukuman yang diberikan oleh pihak berwajib
biasanya ringan dan lebih sering dikenakan sanksi administratif oleh asosiasi
profesi.
crime antara lain: pemberian narkotika secara ilegal, melakukan aborsi ilegal, fee
splitting dan membuat penipuan dalam laporan kesehatan seseorang atau membuat
professional occupation crime yang terdiri dari (1) Kejahatan terhadap orang meliputi
pengobatan dan operasi yang tidak perlu, pelecehan seksual terhadap pasien,
pembunuhan kriminal seperti aborsi dan euthanasia (2) Kejahatan terhadap harta
oleh organisasi korporat. Hal ini adalah hasil dari kebijakan yang diambil oleh para
mendefinisikan corporate crime sebagai kegiatan ilegal secara hukum baik berupa
dalam organisasi yang formal yang bertujuan untuk memberikan keuntungan untuk
organisasi tersebut dengan membawa dampak secara fisik atau ekonomi kepada
69
pekerja, konsumen atau masyarakat umum. Definisi lain diberikan oleh Hagan
(1987:128), sebagai kejahatan yang dilakukan oleh individual atau kelompok dengan
Clinard dan Yeager (1980) menguraikan ada enam bentuk utama dari
persyaratan yang diberikan oeh suatu pranata pemerintahan atau oleh suatu
the poison prevention packaging act, serta the consumer product safety act.
6. Praktik perdagangan yang tidak jujur; meliputi persaingan yang tidak jujur,
korporasi yang menyebabkan luka atau kematian) , dan (4) Kontrol atas harga dan
monopoli. Croal (1998) memasukkan tiga kelompok besar kejahatan yang termasuk
corporate crime, yaitu: (1) kejahatan terhadap konsumen, (2) kejahatan terhadap
kejahatan corporate criminal behavior menurut Clinard dan Quinney (1967), yaitu:
1. Aspek hukum; Aturan resmi yang ada dibuat seiring dengan perkembangan
2. Aspek karir; Pelaku kejahatan dan korporasinya memiliki status sosial yang
sejalan dengan idiologi yang dianut oleh semua korporasi yang mendukung
71
Audit Investigasi
Gambaran tentang white collar crime, salah satunya adalah gambaran yang
dengan tindak kecurangan yang ada.Hal ini dapat di lihat dengan adanya teori yang
bersifat kriminal dan erat kaitannya dengan pengeloaan perusahaan maupun birokrasi
negara.
Teori tersebut di namakan dengan teori triangle fraud di mana teori tersebut
fraud adalah apabila seseorang mendapatkan sebuah pressure atau dorongan, pressure
atau dorongan inidapat berupa pressure yang bersiat internal maupun pressure yang
bersifat eksternal.
72
tekanan yang timbul lebih di sebabkan oleh persoalan finansial misalnya persoalan
hutang piutang, ataupun juga persoalan lain yang erat kaitannya dengan keterbatasan
finansial, hal ini menyebabkan seseorang sangat ingin melakukan suatu hal untuk
terlepas dari tekanan tersebut, salah satu contohnya seseorang yang terlilit hutang
keuangan yang dapat merugikan orang lain. Dari semua pemaparan tentang white
collar clime yang telah dibahas diatas maka jawaban untuk mendeteksi dan mecegah
fraud yang bermodus white collar crime adalah auditor investigasi yang dituntut
resistensi internal control terhadap fraud sehingga melahirkan tata kelola (Good
penelitian tersebut bahwa analisis auditor internal berperan dalam mencegah dan
mendeteksi kecurangan.
Audit Investigasi atau Akuntansi forensik adalah suatu kegiatan assurance dan
konsultasi yang independen dan obyektif, dirancang untuk memberikan nilai tambah
menemukan dan mendeteksi fraud yang sulit untuk di deteksi. Salah satu tujuan dari
sengaja, dengan tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran yang
keliru, untuk keuntungan pribadi/kelompok secara tidak fair, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan pihak. Tingginya kasus kecurangan dan korupsi di
white collar crime Hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan system pengendalian
internal yang memadai, yang slah satunya dapat tercapai dengan kemampuan Auditor
control yang digunakan oleh pelaku kejahatan kerah putih untuk berbuat curang.
74
Auditor Forensik/Auditor
Investigasi
(+) (+)