Laporan Pendahuluan Hipotensi
Laporan Pendahuluan Hipotensi
DI PUSKESMAS KERTOSARI
BANYUWANGI
2019
Oleh :
NIM : 2016.01.031
BANYUWANGI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
MAHASISWA
(________________________) (________________________)
KEPALA RUANGAN
(_______________________________)
A. DEFINISI LANJUT USIA.
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia
lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu
faktu sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari
berbagai status dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia
dapat berarti semakin melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan (Prayitno,
2015).
19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan
90/60 mmHg sehingga menyebabkan keluhan. Namun jika tidak terjadi keluhan
yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel
darah rendah yang terjadi saat ventricle beristirahat dan mengisi ruangannya.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan darah rendah dari nilai 90/60 mmHg tekanan darah cukup rendah,
Ramadhan, 2010).
Tekanan darah rendah adalah tekanan darah diastolik yang kurang dari
60 mmHg atau tekanan darah systolic yang kurang dari 90 mmHg. Ciri-ciri
darah rendah adalah sesak napas, nyeri dada, dakit kepala, diare berkepanjangan,
C. ETIOLOGI
beberapa orang mengalami gejala dengan tekanan yang rendah. Gejala tekanan
darah rendah terjadi karena satu atau lebih dari organ tubuh tidak mendapatkan
berada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa
dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik
Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak
ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi di antara setiap denyut
(diastole). Jika jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak
Jika otot jantung telah rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup
hipotensi.
2. Cairan intravascular
Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan
bakar mereka .
b. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan
D. PATOFISIOLOGI
Tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka
tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada
orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200
mmHg. Tekanan darah arteri setinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan
vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu
curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi
bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala
akan turun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan
tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH
didalam dinding dan hamper setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun
dalam jumlah banyak didapatkan dalam diding arteri karotis interna, sedikit di
atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding
pembuluh darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan
timbulnya hipotensi ortostatik, selain oleh factor penurunan curah jantung akibat
berbagai sebab dan kontraksi volume intravascular baik yang relative maupun
E. MANIFESTASI KLINIS
Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual, pinsan,
Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot terasa
F. KOMPLIKASI
sel darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang
pembuangan dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga
tes dimulai.
3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
4. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari
Tes ini dianggap positif jika tekanan darah sistolik turun 20mmHg bawah
dasar atau jika tekanan darah diastolik turun 10mmHg bawah baseline.Jika
segera.
H. PENATALAKSANAAN
1. Hipotensi kronik
a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien
untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai
penderitanya.
2. hipotensi ringan
ringan.
a. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena kafein
pasien masih merespon dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari
e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus
zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang menambah
3. hipotensi simtomatik :
respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang lain yang telah
d. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain (Dr. Indra k. Muhtadi,
2013).
I. PATHWAY
Jantung Cairan
Terpapar panas terlalu
lama, dehidrasi
Kerusakan
otot jantung
Curah jantung
Akral dingin
syncope
Menganggu
Pucat aktifitas sehari -
hari Jatuh
Gangguan
pemenuhan Rasti
nutrisi Cedera
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
Muntah (mimgkin proyektif), gangguan menelan (batuk, air liur keluar, dan
disfagia).
6. Neurosensorik
masalah, pengaruh emosi tingkah laku dan emosi). Perubahan pupil (respon
tubuh.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda dan biasanya
8. Pernafasan
karena aspirasi).
9. Keamanan
Gejala : trauma karena kecelakaan. Tanda : fraktur / dislokasi dan gangguan
paralisis.
Diagnosa Keperawatan 1
(Doenges, 1999).
membaik.
d. Intervensi:
4) Pertahankan kepala pada posisi tengah atau pada posisi netral Kepala
yang miring pada salah satu sisi menekan vena jogularis dan
Diagnosa Keperawatan 2
normal.
Nafas normal (16-24 x / mnt), irama regular, bunyi nafas normal, GDA
d. Intervensi:
1) Pantau frekuensi pernafasan, irama dan kedalaman pernafasan.
2) Angkat kepala tempat tidur sesuai aturan, posisi miring sesuai indikasi.
pencegahan hipoksia.
Diagnosa Keperawatan 3
dengan penurunan BB, penurunan masa otot, tonus otot buruk. (Carpenito,
2006).
d. Intervensi:
makanan.
Diagnosa Keperawatan 4
hilang.
c. Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau hilang, TTV dalam batas normal.
d. Intervensi:
1) Kaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T). Untuk mengetahui letak dan
cara mengatasinya.
Diagnosa Keperawatan 5
infeksi.
d. Intervensi
komplikasi.
3) Monitor suhu tubuh dan penurunan kesadaran. suhu yang tinggi dapat
nasokomial
Diagnosa Keperawatan 6
c. Kriteria hasil :
d. Intervensi
2) Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3. Jakarta :
EGC.
EGC
Jakarta : EGC.
Donna, D.Et Al.1991. Medical Surgical Nursing : A. Nursing Prosess Approch. St.
Louis : The
NANDA
International, Philadephia.
Mansjoer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarata : Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem