Kebijakan Penggunaan DBH CHT 2021
Kebijakan Penggunaan DBH CHT 2021
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SOSIALISASI
KEBIJAKAN PENGGUNAAN DBH CHT
TA 2021
PENGGUNAAN DBH CHT DALAM UU 39/2007 PENGATURAN PENGGUNAAN PADA UU APBN 2021
25% KESEHATAN
dalam rangka mendukung JKN
BIDANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 2
PENINGKATAN KUALITAS BAHAN BAKU PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL
A. Pelatihan peningkatan kualitas tembakau A. Kegiatan pemberian bantuan → dianggarkan sebesar 35% dari total DBH CHT pada tahun
berjalan, meliputi:
➢ Pelaksanaan kegiatan beperdoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh ➢ Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Kementerian Pertanian dengan memperhatikan capaian keluaran, pengelolaan keuangan daerah dengan memperhatikan capaian keluaran, kebutuhan, dan ketersediaan
anggaran di Daerah serta mempertimbangkan asas keadilan.
kebutuhan, dan ketersediaan anggaran di daerah
➢ Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan langsung tunai paling kurang dengan mempertimbangkan
kriteria penerima bantuan, besaran bantuan, dan jangka waktu pemberian bantuan
Dalam hal ketersediaan anggaran untuk kegiatan di bidang kesejahteraan masyarakat melebihi kebutuhan, kelebihan anggaran tersebut dialihkan dengan prioritas untuk kegiatan di bidang kesehatan
BIDANG PENEGAKAN HUKUM
EARMARKED
1. PEMBINAAN INDUSTRI
25%
Kegiatan pembentukan, pengelolaan, dan
pengembangan kawasan industri tertentu hasil
tembakau yang berpedoman pada ketentuan yang
PENGATURAN
ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dengan
memperhatikan capaian keluaran, kebutuhan, dan
ketersediaan anggaran di Daerah • Ditujukan dalam rangka menurunkan tingkat
peredaran BKC ilegal di daerah
• Penyelenggaraan kegiatan diatur Pemerintah Daerah
2. SOSIALISASI KETENTUAN DI dengan berkoordinasi bersama DJBC dan dapat
BIDANG CUKAI melibatkan aparat penegak hukum di daerah.
• Sosialisasi melalui tatap muka/media • Pendanaan kegiatan pemberantasan barang kena cukai
• Monitoring dan evaluasi DBH CHT ilegal diutamakan untuk mendukung operasional
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
bersama dengan instansi terkait yang mendukung tugas
pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. PEMBERANTASAN BKC ILEGAL
• Pengumpulan dan penyampaian Informasi
• Operasi bersama pemberantasan BKC ilegal
BIDANG KESEHATAN
Kegiatan pelayanan kesehatan baik kegiatan Penyediaan/peningkatan/pemelih Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan
promotif/preventif maupun kuratif/rehabilitatif araan sarana/ prasarana fasilitas penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
dengan prioritas mendukung upaya penurunan kesehatan Daerah termasuk pekerja yang terkena
angka prevalensi stunting dan upaya pemutusan hubungan kerja
penanganan pandemi Covid-19
Kegiatan di bidang kesehatan dianggarkan sebesar 25% dari total DBH CHT
pada tahun berjalan.
Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dengan memperhatikan
capaian keluaran, kebutuhan, dan ketersediaan anggaran di Daerah.
RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN DAN
PENGANGGARAN PENGGUNAAN DBH CHT
PEMANTAUAN EVALUASI
TUJUAN: TUJUAN:
• Memastikan kepatuhan penyampaian laporan, • Kesesuaian penggunaan DBH CHT dengan
• Memastikan kesesuaian penganggaran dengan program/kegiatan,
pagu alokasi, dan • Terpenuhinya persentase penggunaan untuk
• Memastikan kesesuaian persentase kegiatan yang telah ditentukan,
earmarking penggunaan untuk masing-masing • Teralokasikan seluruh Sisa DBH CHT setiap
bidang/kegiatan yang telah ditentukan Daerah,
• Pencapaian kinerja penerimaan cukai,
pencapaian kinerja produksi tembakau kering,
pencapaian kinerja atas prioritas penggunaan
DBH CHT, dan ketepatan waktu penyampaian
laporan, dan
• Pencapaian keluaran/output
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGGUNAAN DBH CHT
PENUNDAAN
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan penundaan penyaluran DBH
TRIWULAN I SYARAT: CHT sebesar 15% dari jumlah penyaluran triwulan berkenaan kepada Daerah kabupaten/kota/provinsi dalam
• Laporan konsolidasi realisasi
20% DBH CHT semester II TA
hal:
• Gubernur tidak menyampaikan laporan konsolidasi realisasi penggunaan DBH CHT,
sebelumnya • Gubernur tidak menyampaikan Surat Pernyataan Penganggaran Kembali Sisa DBH CHT, dan/atau
• Belum terpenuhinya persentase penggunaan untuk kegiatan yang telah ditentukan (baik persentase
earmarking maupun kegiatan)
TRIWULAN II SYARAT:
• Laporan realisasi DBH CHT
30% semester II TA sebelumnya PENYALURAN KEMBALI
• Surat Pernyataan telah
menganggarkan kembali sisa Penyaluran kembali DBH CHT yang ditunda dilaksanakan setelah:
lebih penggunaan anggaran • Gubernur menyampaikan laporan konsolidasi realisasi penggunaan DBH CHT,
DBH CHT TA sebelumnya • Gubernur menyampaikan Surat Pernyataan Penganggaran Kembali Sisa DBH CHT, dan/atau
• Telah terpenuhinya persentase penggunaan untuk kegiatan yang telah ditentukan (baik persentase
earmarking maupun kegiatan)
TRIWULAN III SYARAT:
• Laporan realisasi DBH
30% CHT semester I TA
berjalan PENGHENTIAN
TRIWULAN IV SYARAT:
• Laporan realisasi DBH Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melakukan penghentian penyaluran
20% CHT semester I TA DBH CHT dalam hal Daerah telah 2 (dua) kali berturut-turut dilakukan penundaan penyaluran DBH CHT.
berjalan
ALOKASI DBH CHT PER PROVINSI
Alokasi DBH CHT per provinsi = (Alokasi Kinerja per provinsi + Alokasi Formula per provinsi)
Alokasi Kinerja per Provinsi = {(6% x Kinerja Cukai) +(6% x Kinerja Tembakau) +(6% x Kinerja prioritas
penggunaan) + (2% x Kinerja Pelaporan)} x Alokasi DBH CHT tahun
sebelumnya
Alokasi Formula per Provinsi = {(60%xCHT) + (40%xTBK)} x Total Alokasi Formula Nasional
Alokasi Kinerja
• Capaian kinerja penerimaan cukai merupakan skor penilaian kinerja atas penerimaan cukai dibandingkan dengan
skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Capaian kinerja produksi tembakau kering merupakan skor penilaian kinerja atas produksi tembakau kering
dibandingkan dengan skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Capaian kinerja atas prioritas penggunaan DBH CHT merupakan skor penilaian kinerja atas penggunaan DBH
CHT sesuai prioritas penggunaan dibandingkan dengan skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Ketepatan waktu penyampaian pelaporan merupakan penilaian atas ketepatan waktu penyampaian laporan
dikalikan bobot 2%
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
TERIMA KASIH