Anda di halaman 1dari 11

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

SOSIALISASI
KEBIJAKAN PENGGUNAAN DBH CHT
TA 2021

Selasa, 22 Desember 2020


DESAIN KEBIJAKAN DBH CHT 2021
(REVISI PMK 7/PMK.07/2020)

PENGGUNAAN DBH CHT DALAM UU 39/2007 PENGATURAN PENGGUNAAN PADA UU APBN 2021

Peningkatan Kualitas Bahan


Baku Penerimaan DBH Cukai Hasil Tembakau, baik bagian
Pembinaan Industri provinsi maupun bagian kabupaten/kota dialokasikan
untuk mendanai program sebagaimana yang diatur dalam
Pembinaan Lingkungan Sosial peraturan perundang-undangan mengenai cukai, dengan
prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukung
Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai program jaminan kesehatan nasional terutama
peningkatan kuantitas dan kualitas layanan
Pemberantasan Barang Kena Cukai (BKC) kesehatan dan pemulihan perekonomian di daerah.
Ilegal

EARMARKING ALOKASI DBH CHT KEBIJAKAN DBH CHT 2021

1. Bidang Kesehatan → 25%


2. Bidang Kesejahteraan Masyarakat → 50% diarahkan untuk memitigasi dampak kebijakan CHT, melalui:
a. Peningkatan Kualitas Bahan Baku (PKBB) → 1. Dukungan pembangunan manusia meliputi:
15% • Peningkatan kuantitas dan kualitas layanan kesehatan
b. Pembinaan Lingkungan Sosial (Bidang Kesehatan)
1) Kegiatan pemberian bantuan kepada petani • Peningkatan kesejahteraan petani tembakau dan
tembakau, buruh tani/buruh pabrik → 35% peningkatan keterampilan kerja (Bidang Kesejahteraan
2) Kegiatan peningkatan keterampilan kerja Masyarakat)
(ketentuan earmark termasuk dalam PKBB 2. Dukungan optimalisasi penerimaan cukai hasil tembakau
sebesar 15%, lihat poin 2a). (Bidang Penegakan Hukum)
3. Bidang Penegakan Hukum → 25%
PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN
DBH CHT TA 2021

PRINSIP PENGGUNAAN DBH CHT BIDANG YANG DIDANAI DBH CHT

DBH CHT digunakan dengan


prioritas pada bidang kesehatan 50% KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di
untuk mendukung Program
daerah
Jaminan Kesehatan Nasional
terutama peningkatan kuantitas dan
kualitas layanan kesehatan dan
pemulihan perekonomian di daerah 25% PENEGAKAN HUKUM
yang diprioritaskan pada bidang dalam rangka menurunkan tingkat peredaran BKC ilegal
kesejahteraan masyarakat.

25% KESEHATAN
dalam rangka mendukung JKN
BIDANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1 2
PENINGKATAN KUALITAS BAHAN BAKU PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL

A. Pelatihan peningkatan kualitas tembakau A. Kegiatan pemberian bantuan → dianggarkan sebesar 35% dari total DBH CHT pada tahun
berjalan, meliputi:

1. Bantuan langsung tunai kepada buruh tani


B. Penanganan panen dan pasca panen tembakau dan/atau buruh pabrik rokok
2. Bantuan pembayaran iuran jaminan perlindungan
produksi tembakau bagi petani tembakau
C. Dukungan sarana dan prasarana usaha tani tembakau 3. Subsidi harga tembakau

B. Kegiatan peningkatan keterampilan kerja. Meliputi:

1. Pelatihan keterampilan kerja kepada buruh tani dan/atau buruh


Dianggarkan total sebesar 15%
dari total
2.
pabrik rokok;
Bantuan modal usaha kepada buruh tani dan/atau buruh pabrik
DBH CHT yang dianggarkan pada tahun rokok yang akan beralih untuk menjalankan usaha;
berjalan 3. Bantuan bibit/benih/pupuk dan/atau sarana dan prasarana produksi
kepada petani tembakau dalam rangka diversifikasi tanaman

➢ Pelaksanaan kegiatan beperdoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh ➢ Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Kementerian Pertanian dengan memperhatikan capaian keluaran, pengelolaan keuangan daerah dengan memperhatikan capaian keluaran, kebutuhan, dan ketersediaan
anggaran di Daerah serta mempertimbangkan asas keadilan.
kebutuhan, dan ketersediaan anggaran di daerah
➢ Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan langsung tunai paling kurang dengan mempertimbangkan
kriteria penerima bantuan, besaran bantuan, dan jangka waktu pemberian bantuan

Dalam hal ketersediaan anggaran untuk kegiatan di bidang kesejahteraan masyarakat melebihi kebutuhan, kelebihan anggaran tersebut dialihkan dengan prioritas untuk kegiatan di bidang kesehatan
BIDANG PENEGAKAN HUKUM

EARMARKED
1. PEMBINAAN INDUSTRI
25%
Kegiatan pembentukan, pengelolaan, dan
pengembangan kawasan industri tertentu hasil
tembakau yang berpedoman pada ketentuan yang
PENGATURAN
ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dengan
memperhatikan capaian keluaran, kebutuhan, dan
ketersediaan anggaran di Daerah • Ditujukan dalam rangka menurunkan tingkat
peredaran BKC ilegal di daerah
• Penyelenggaraan kegiatan diatur Pemerintah Daerah
2. SOSIALISASI KETENTUAN DI dengan berkoordinasi bersama DJBC dan dapat
BIDANG CUKAI melibatkan aparat penegak hukum di daerah.
• Sosialisasi melalui tatap muka/media • Pendanaan kegiatan pemberantasan barang kena cukai
• Monitoring dan evaluasi DBH CHT ilegal diutamakan untuk mendukung operasional
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
bersama dengan instansi terkait yang mendukung tugas
pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. PEMBERANTASAN BKC ILEGAL
• Pengumpulan dan penyampaian Informasi
• Operasi bersama pemberantasan BKC ilegal
BIDANG KESEHATAN

“MENDUKUNG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL”

Kegiatan pelayanan kesehatan baik kegiatan Penyediaan/peningkatan/pemelih Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan
promotif/preventif maupun kuratif/rehabilitatif araan sarana/ prasarana fasilitas penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
dengan prioritas mendukung upaya penurunan kesehatan Daerah termasuk pekerja yang terkena
angka prevalensi stunting dan upaya pemutusan hubungan kerja
penanganan pandemi Covid-19

Kegiatan di bidang kesehatan dianggarkan sebesar 25% dari total DBH CHT
pada tahun berjalan.

Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dengan memperhatikan
capaian keluaran, kebutuhan, dan ketersediaan anggaran di Daerah.
RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN DAN
PENGANGGARAN PENGGUNAAN DBH CHT

1 Kepala Daerah menyusun rancangan program/kegiatan dan penganggaran penggunaan


DBH CHT.
Bupati/wali kota menyampaikan rancangan program/ kegiatan dan penganggaran penggunaan
2 DBH CHT kepada gubernur sebelum tahun anggaran dimulai.

Gubernur dapat memfasilitasi penyusunan rancangan program/kegiatan dan penganggaran


3 penggunaan DBH CHT

Rancangan program/kegiatan dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka


4 Menengah Daerah.

5 Besaran penganggaran penggunaan DBH CHT ditetapkan dalam APBD.


PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGGUNAAN DBH CHT

PEMANTAUAN EVALUASI

TUJUAN: TUJUAN:
• Memastikan kepatuhan penyampaian laporan, • Kesesuaian penggunaan DBH CHT dengan
• Memastikan kesesuaian penganggaran dengan program/kegiatan,
pagu alokasi, dan • Terpenuhinya persentase penggunaan untuk
• Memastikan kesesuaian persentase kegiatan yang telah ditentukan,
earmarking penggunaan untuk masing-masing • Teralokasikan seluruh Sisa DBH CHT setiap
bidang/kegiatan yang telah ditentukan Daerah,
• Pencapaian kinerja penerimaan cukai,
pencapaian kinerja produksi tembakau kering,
pencapaian kinerja atas prioritas penggunaan
DBH CHT, dan ketepatan waktu penyampaian
laporan, dan
• Pencapaian keluaran/output
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGGUNAAN DBH CHT
PENUNDAAN
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan penundaan penyaluran DBH
TRIWULAN I SYARAT: CHT sebesar 15% dari jumlah penyaluran triwulan berkenaan kepada Daerah kabupaten/kota/provinsi dalam
• Laporan konsolidasi realisasi
20% DBH CHT semester II TA
hal:
• Gubernur tidak menyampaikan laporan konsolidasi realisasi penggunaan DBH CHT,
sebelumnya • Gubernur tidak menyampaikan Surat Pernyataan Penganggaran Kembali Sisa DBH CHT, dan/atau
• Belum terpenuhinya persentase penggunaan untuk kegiatan yang telah ditentukan (baik persentase
earmarking maupun kegiatan)
TRIWULAN II SYARAT:
• Laporan realisasi DBH CHT
30% semester II TA sebelumnya PENYALURAN KEMBALI
• Surat Pernyataan telah
menganggarkan kembali sisa Penyaluran kembali DBH CHT yang ditunda dilaksanakan setelah:
lebih penggunaan anggaran • Gubernur menyampaikan laporan konsolidasi realisasi penggunaan DBH CHT,
DBH CHT TA sebelumnya • Gubernur menyampaikan Surat Pernyataan Penganggaran Kembali Sisa DBH CHT, dan/atau
• Telah terpenuhinya persentase penggunaan untuk kegiatan yang telah ditentukan (baik persentase
earmarking maupun kegiatan)
TRIWULAN III SYARAT:
• Laporan realisasi DBH
30% CHT semester I TA
berjalan PENGHENTIAN

TRIWULAN IV SYARAT:
• Laporan realisasi DBH Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melakukan penghentian penyaluran
20% CHT semester I TA DBH CHT dalam hal Daerah telah 2 (dua) kali berturut-turut dilakukan penundaan penyaluran DBH CHT.
berjalan
ALOKASI DBH CHT PER PROVINSI

Alokasi DBH CHT per provinsi = (Alokasi Kinerja per provinsi + Alokasi Formula per provinsi)

Alokasi Kinerja per Provinsi = {(6% x Kinerja Cukai) +(6% x Kinerja Tembakau) +(6% x Kinerja prioritas
penggunaan) + (2% x Kinerja Pelaporan)} x Alokasi DBH CHT tahun
sebelumnya

Alokasi Formula per Provinsi = {(60%xCHT) + (40%xTBK)} x Total Alokasi Formula Nasional

Alokasi Kinerja

• Capaian kinerja penerimaan cukai merupakan skor penilaian kinerja atas penerimaan cukai dibandingkan dengan
skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Capaian kinerja produksi tembakau kering merupakan skor penilaian kinerja atas produksi tembakau kering
dibandingkan dengan skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Capaian kinerja atas prioritas penggunaan DBH CHT merupakan skor penilaian kinerja atas penggunaan DBH
CHT sesuai prioritas penggunaan dibandingkan dengan skor penilaian kinerja maksimal dikalikan bobot 6%
• Ketepatan waktu penyampaian pelaporan merupakan penilaian atas ketepatan waktu penyampaian laporan
dikalikan bobot 2%
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai