Anda di halaman 1dari 77

Antibodi

 Molekul immunoglobulin yang dihasilkan oleh sel B setelah


terpapar antigen
 Antigen : substansi kimia yang mampu berikatan secara khas
dengan antibodi yang homolog
 Imunogen : substansi yang jika masuk tubuh mampu
merangsang tubuh untuk membentuk antibodi
 Epitop : bagian dari antigen yang berikatan secara khas dengan
ab. Setiap molekul antigen dapat memiliki berbagai epitop yang
berbeda sehingga menhasilkan ab yang berbeda
 Hapten: molekul kecil yang mampu berikatan dengan antibodi
tetapi tidak mampu menginduksi terbentukknya Ab.
 Jadi hapten : bersifat antigenik tetapi tidak bersifat immunogenik
 Hapten dapat dibuat immunogenik jika dikonjugasikan dengan
protein karier
 Contoh hapten: antibiotika, antiseptik, hormon steroid,
ecosanoid dll
Antibodi
 Keragaman dan spesifsitas: >109 Antibodi yang
berbeda dapat membedakan molekul yang sangat
serupa
 Menandai partikel yang harus dilenyapkan atau
dihancurkan
 Melindungi tubuh dari infeksi
Struktur antibodi
N-terminus Variable region/tempat
Fab Fab
berikatannya antigen
ss ss
Light chain
papain (2 fragmen Fab)
Heavy chain -ss-
pepsin ( 1 fragmen Fab)
C-terminus
Fc
Tempat berikatannya Ab pada
sel
Ikatan –SS- menstabikan struktur Ab dan fungsinya.
Struktur antibodi
Monomer: molekul berbentuk Y yang fleksibel dengan 4
rantai protein:
 2 rantai pendek (light chains) yang identik
 2 rantai panjang (heavy chains) yang identik
Daaerah variabel (Variable Regions): Dua bagian pada
ujung tangan Y yang mengandung tempatnya berikatan
dengan antigen (antigen binding sites/Fab). Identik pada
antibodi yang sama tetapi sangat bervariasi di antara
antibodi yang berbeda.
Daerah konstan (Constant Regions): bagian bawah dari
molekul Y .
Daerah Fc: Bagian bawah dari monomer yang berikatan
dengan kompemen atau sel.
Struktur antibodi
Ig domain: 110 amino
acids; globular domain
used in many proteins.
Variable domains,
Constant domains, Hinge.
Fab: fragment antigen
binding
Fc: fragment crystallizable
(effector functions)

© New Science Press Ltd. 2003


Rantai H terdiri atas VH, CH1, CH2 dan CH 3

Rantai L terdidi atas VL dan CL


Gen rantai VH dibedakan lagi
menjadi V, D dan J
Sehingga gen H terdiri atas VDJ dan
C
Gen rantai VL dibedakan lagi
menjadi V, dan J
Sehingga gen L tediri atas VJ dan C
Gen VH
 Gen V dari VH terdiri atas 51 segmen
 Gen D dari VH terdiri atas 27 segmen
 Gen J dari J terdiri atas 6 segmen
Gen CH
Alpha, gamma, delta, miu dan epsilon (α, γ, δ, ε, μ)
Gen VL
 V terdiri atas VL terdiri atas 25 segmen
 J dari VL terdiri atas 5 segmen
Gen CL
 Lamda (λ) 40 segmen
 Kappa κ (30) segmen
Gen rantai H Ab
Rantai L

Daerah variable dari gen Ab rantai L juga mirp dengan H tteapi tidak ada D. Jadi Ada 35
VJ
Rantai CH dibedakan lagi menjadi 5
yaitu γ (IgG), α (IgA), δ (IgD), ε(IgE)
dan μ (IgM)
Rantai CL dibedakan lagi menjadi
lamda (λ) dan Kappa (κ)
Digesti (pemotongan) molekul Ab dengan enzim
 Dengan Papain
 3 Fragmen
 2 Fab dan Fc
 Fab (Antigen Binding)
 Fc (Kristalisasi pd keadaan beku)
 Dengan Pepsin
 2 F(ab`)
 Fc : memotong ikatan disulfida)
 Dengan mercaptoethanol
 2 rantai pendek (light chains) yang identik
 2 rantai panjang (heavy chains) yang identik
KLAS Imunoglobulin
Imunoglobulin G (IgG)

Struktur: Monomer (Rantai C : γ)


Persentase dalam serum: 80%
Lokasi: Darah, limfe, intestinum
Waktu paruh dalam serum: 23 hari
Fiksasi Komplemen: Ya
Tranfer ke anak lewat placental : Ya
Fungsi: meningkatkan fagositosis, neutralisasi
toksin dan virus, proteksi fetus dan anak baru
lahir.
Immunoglobulin M (IgM)

Struktur: Pentamer (Rantai :μ)


Persentase dalam serum: 5-10%
Lokasi: darah, limfe, permukaan sel B
(monomer)
Waktu paruh dalam serum: 5 hari
Fiksasi Komplemen: Ya
Tranfer ke anak melalui Placenta: tidak
Fungsi: Ab yang pertama dihasilkan setelah
infeksi. Efektif terhadap mikroba dan antigen
agglutinatinasi.
Immunoglobulin A (IgA)
Struiktur: Dimer (rantai C: α)
Persentasi dalam serum: 10-15%
Lokasi: Sekresi (air mata, saliva, intestinum, air susu),
darah dan limfe.
Waktu paruh: 6 hari
Fiksasi Komplemen: tidak
Transfer lewat pacenta: Tidak
Fungsi: Kekebalan mukosa untuk molokalisir infeksi.
Sangat berperan untuk melindungi pencernaan bayi
Immunoglobulin D (IgD)

Struktur: Monomer (rantai C :δ)


Persentase dalam serum : 0.2%
Lokast: permukaan sel B, darah, dan limfe
Waktu paruh dalam serum: 3 hari
Fiksasi Komplemen: tidak
Tranfer melalui Placenta: Tidak
Fungsi: Fungsi dalam serum melum diketahui. Pada
permukaan se B berperan dalam memuai respon
imune.
Immunoglobulin E (IgE)
Struktur: Monomer (rantai C:ε)
Persentase dalam serum: 0.002%
Lokasi: berikatan dengan sel Mast dan basofil
diseluruh tubuh. darah
Waktu paruh dalam serum: 2 hari
Fiksasi Kompemen: tidak
Transfer lewat placenta: tidak
Fungsi: reaksi alergi. Melisiskan parasit.
Klas dan subklas Ig
 Klas Ig dan yang membedakannya
 1. IgG - Gamma heavy chains
 2. IgM - Mu heavy chains
 3. IgA - Alpha heavy chains
 4. IgD - Delta heavy chains
 5. IgE - Epsilon heavy chains
 Immunoglobulin Subclasses – T
 1. IgG Subclasses
 a) IgG1 - Gamma 1 heavy chains
 b) IgG2 - Gamma 2 heavy chains
 c) IgG3 - Gamma 3 heavy chains
 d) IgG4 - Gamma 4 heavy chains
 Immunoglobulin dapat juga dibedakan
berdasarkan tipe rantai L-nya yaitu berdasarkan
sekuen asam amino daerah konstannya.
Perbedaan ini bisa dilacak dengan uji serologi
 1. Kappa light chains
 2. Lambda light chains
 Lambda light dapat dibedakan lagi menjadi
subtipe
 a) Lambda 1
 b) Lambda 2
 c) Lambda 3
 d) Lambda 4
Gen Imunoglobulin dan keragaman Ig sebelum
terpapar antigen
Pembentukan Ig yang sangat beraneka ragam oleh sel B sebelum
terpapar antigen
 Tubuh dapat membuat miliaran antibodi yang berbeda
(meskipun 1 sel B menghasilkan antibodi hanya khas
terhadap 1 jenis epitop)
 Bagian dari keaneka ragaman ini dihasilkan dari
gabungan berbagai rantai polipeptida H dan L
 gen penyandi rantai H dan L dari Ig terdiri atas familia
segmen gen. Beberapa dari segmen diatur kembali secara
somatik untuk membentuk gen imunoglobulin pada
limfosit B
 Proses pengaturan tersebut membentuk kanekaragaman
yang luar biasa
Gen rantai H Ab
Rantai L

Daerah variable dari gen Ab rantai L juga mirp dengan H tteapi tidak ada D. Jadi Ada 35
VJ
Penghitungan keragaman
Perkembangan sel B

Stem Cell Pro B awal pro-B akhir pre-B besar

Peripheral

pre-B kecil Sel B muda Sel B dewasa

Stadium ini didasarkan pada pengaturan Ig H, Ig L, expresi


molekul Ig dan adanya reseptor sel B
Pengaturan kembalai gen Ig pd sumsum tulang

Perk sel B Stem cell proB awal proB akhir Pre B besar

Gambaran Gen Ig (H)


Germline DH ke JH VH keDHJH VHDHJH

Reseptor
Pre-B
terekpresi

Ig (L belum belum diatur)


Bermigrasi dr sumsum tulang
ke organ limfoid sekunder

Perk sel B Pr B kecil Sel B muda Sel B dewasa

Gambaran Gen Ig (L)


V ke J V-J V-J
kecil
Reseptor Reseptor B Reseptor -B
Pre-B terekpresi terekpresi
terekpresi

Ig (L belum belum diatur)


Gen antibodi pada stem cells.

Daerah Variable dari gen H antibodi mengandung ratusan potong gen yang berbeda
yang dikelompokan menjadi Variable ( 1-45), Diversisity (D1-20) dan Junction (J 1-6)

Daerah variable dari gen Ab rantai L juga mirp dengan H tteapi tidak ada D. Jadi Ada 35
VJ
Rekombinasi gen H

1V ,D dan J diaatur kembali secara


berurutan.

2. Pada 1 limfosit B hanya satu


segmen D dan 1 segmen J yang
diambil membentuk D-J.

3.1 segmen V bergabung dengan


segmen D-J dan terbentuk
rekombinasi.

4. Gen V-D-J ditranskripsi terbentuk


premRNA
5. Segmen diantara V-D-J dipotong
(splicing) terbentuk mRNA untuk H

6. mRNA tditranslasi menjadi protein


(Ab) rantai H
V D J constant V D J constant

VDJ recombination #1 VDJ recombination #2

variable constant variable constant

VARIABLE REGION
Misal ada 2 limfosit yang berbeda mengambil segmen
yang berbeda sehingga menciptakan daerah variabel
yang khas untuk setiao antigen .
Misalnya yang 1 khas untuk antigen 1 dan yang 2 khas
untuk antigen 2.
Pembentukan IgM dari DNA menjadi mRNA dan protein
Keragaman antibodi
  light chains: 40 V x 5 J = 200
  light chains: 30 V x 4 J = 120
- H chains: 40 VH x 27 DH x 6JH = 6,480
- 320 rantai L x 6480 rantai H = 2.1 x 106
Keragaman Ig setelah sel B terpapar
antigen
Reseptor sel B (BCR)

Figure 4-4

BCR umumnya berupa molekul IgM atau IgD


Naïve mature B CELL: IgM & IgD EXPRESSION
IgM expression

IgL expression IgH


chain

IgH
IgD expression
 chain

Antigen-binding sites of IgM & IgD are identical: B cell is still “clonal”
Ekpansi klonal
Setiap sel B membawa BCR yang khas untuk setiap
epitop pada molekul antigen.

ketika terpapar epitop tertentu sel yang membawa BCR yang


cocok untuk epitop tersebut akan membelah manjadi banyak
(ekpansi klonal). 1 klon sel : sekelompok sel yang berasal dari 1
sel. 1 kolon sel B akan menghasilkan ab yang hanya beraksi
dengan 1 epitop
Pembentukan antibodi
 Setelah ketika terpapar antigen maka sel B naif yang
membawa BCR terhadap suatu epitop dalam antigen,
mengalami ekpansi klonal
 Yaitu 1 sel mrmbrlah menajdi banyak dan
menghasilkan antibodi
Dalam kekebalan spesifik,dan B yang berikatan
dengan antigen dari agen penyakit tertentu.

Akan merangsang 2 jenis sel


Sel B dewasa yang untuk membentuk antibodi
mengekpresikan BCR terhadap
berbagai jenis epitop/antigen Antigen dengan 2 epitop
-merah dan biru

Masing-masing epitop akan merangsang sel yang berbeda


Class Switching (perunbahan klas Ab)

 Pengaturan
kembali DNA
 Terjadi setelah
terpapar
 VDJ
 sitokin sel TH
mennetukan
 Hanya terjadi
pada rantai H Ketika terpapar antigen sel B naïve akan
berkembang menjadi sel plasma dan
menghasilkan ab. Molekul Ig pada permukaan
sel B/BCR (igD atau IgM) berubah menjadi Ab
(lepas dari sel B) dengan isotype IgG3, IgG1
IgA2 dst dan ini disebut class switching.
Ig Heavy chain class (isotype) switching
m g e a
VDJ
55 kb

T cell help
(cytokines, CD40L)
IgG+
antigen memory
cell

IgM+ naive
B cell
IgG
secreting
plasma cell
Antibody Class Switching
Class switching in immunoglobulin heavy chain genes
Beda ABMo dan PAb

POLIKLONAL. MONOKLONAL.

Berasal dari berbagai klon Beraal dari 1 klon el B


sel B yang berbeda

Dapat diproduksi dalam


Produksinya terbatas hanya jumlah yang besar secara in
pada hewan dan reaksinya vivo dan in vitro dan bereaksi
kurang spesifik sangat spesifik terhadap
antigen
Kurang untuk dipakai
dalam pengemabangan Sangat bagus untuk
metode diagnosis di pengkembangkan metode
Laboratotrium diagnosis di Laboratorium
Protein
Imunisasi hewan
Antibodi
Immune Response

Epitop

Campuran antibodi yang masing masing


B diproduksi oleh klon sel yang berbeda
sehingga berikatan dengan epitop yang
B berbeda

B
Antibodi poliklonal
B
Dalam kekebalan spesifik, hanya sel T dan B yang berikatan
dengan antigen dari agen penyakit tertentu.

Akan merangsang 2 jenis sel


Berbagai jenis sel B dan sel T untuk membentuk antibodi
dalam tubuh yang dapat
berikatan dengan antigen Antigen dengan 2 epitop
-merah dan biru

Masing-masing epitop akan merangsang sel yang berbeda


Beda ABMo dan PAb

POLIKLONAL. MONOKLONAL.

Berasal dari berbagai klon Derived from a single B cell


sel B yang berbeda clone

Dapat diproduksi dalam


Produksinya terbatas hanya jumlah yang besar secara in
pada hewan dan reaksinya vivo dan in vitro dan bereaksi
kurang spesifik sangat spesifik terhadap
antigen
Kurang untuk dipakai
dalam pengemabangan Sangat bagus untuk
metode diagnosis di pengkembangkan metode
Laboratotrium diagnosis di Laboratorium
B

B
Antibodi poliklonal (Antiserum)
B

lAntibodi monoklonal

B B B B B B B B
Teknik hibridoma
- Sel B dapat bermutasi menjadi sel tumor yang
disebut sel mieloma
- Sel mieloma bersifat imortal dan akan tumbuh
secara tidak terbatas in vitro
- Fusi sel B yang menghasilkan antibodi dengan
sel mieloma akan menghasilkan sel tumor yang
menhasilkan antibodi dan dapat ditumbuhkan
in vitro secara tidak terbatas. Sel ini disebut sel
hibridoma
B Limfosist B menghasilkan antibodi
tetapi tidak dapat tumbuh secara
in vitroture
M M
M M Tumbuh secara
Sel mieloma M tidak terbatas tetapi
M M
M M tidak menghasilkan
antibodi

Tumbuh secara tiak


FUSi Sel hibridoma terbatas dan
menghasilkan
antibodi

Monoclonal antibodies
Produksi antibodi
 Beberapa jenis hewan  Skema pembuatan antibodi
yang dipakai unutuk monklonal yang
menghasilkan antibodi
memproduksi antibodi monoklonal
Tahapan Pembuatan antibodi monoklonal

Imunisasi
Step 1:mencit
mencit yang dipilih adalah mencit Balb/C

ANTIGEN + ADJUVANT
(emulsification)

Ab titer Ab tinggi

Limpa diambil untuk fusi


Sekrining Ab pada mencit yang diimunisasi

Setelah
beberapa
minggu (6-8
minggu)
Titer antibodi dalam serum diperiksa
dengan - ELISA / Flow cytometery)

rendah tinggi
2 minggu
BOOST BOOST
beberapa kali siap dipakai)
sampai titer ab
tinggi
Penyiapan sel myeloma

+ 8 - Azaguanine
Myeloma
Sel Tumor asal limfosit

Myeloma yang tidak


mempunyai enzim
HGPRT
Tumbuh cepat dan sehat
Fusi sel myeloma dan limfosit , serta seleksi sel
hybridoma

PEG
FUSI
Limfosit asal SEL MYELOMA
limpa Feeder Cells
Growth Medium

1. TUMBUHKAN
SEL DALAM
MEDIA HAT
SEL HYBRIDOMA
2. SKRINING
HYBRIDOMA
ELISA
KLONING HIBRIDOMA DENGAN PENGENCERAN
TERBATAS

A. KLON YANG POSITIF


DIENECERAN DAN DIMULAI
DITUMBUHKAN DARI 1 SEL

B. Tes MEDIA SUPERNATAN

PRODUKSI mAb
Tissue Mouse
Culture Ascites
Method Method
Pembuatan AbMo dalam jumlah besar
In vitro cultivation
Uji imunohistokimia
Menggunakan AbMo
1.Dapat mendeteksi antigen
JDV pada jaringan atau dalam
PBMC pada saat demam
2.Antigen pada PBMC mulai
hari ke-3 pascainfeksi
3.Diharapkan dapat
menentukan jenis sel yang
terinfeksi
AbMo dapat dilabel dengan FAT
untuk pemeriksaan antigen dengan
FAT langsung
Melacak virus yang tombuh pada kultur sel
Melacak virus yang terdapat pada
sapel biologis seperti tinja
IgM Capture Assay untuk melacak
IgM terhadap penyakit tetrtentu
Tumor diagnosis

in vitro in vivo

99mTc-mAb
Affinity chromatography:

1. Bind antibody to a support matrix (e.g. sepharose gel)

2. Add protein mixture - antigen binds to antibody on support

3. Wash to remove unbound material

4. Lower pH - antibody releases the antigen - which is now free of contaminants

Figure 6.24
Affintity chromatography - protein elution profile

From http://ntri.tamuk.edu/fplc/pursammat.html
Potensi penggunaan Abmo untuk terapi
kanker

Jika antibodi yang berikatan secara


spesifik dengan antigen tumor dapat dibuat
dan molekul Ab tersebut dapat dilabel
dengan senyawa sitotoksik (misalnya
senyawa radioaktif kuat), pemberian
molekul Ab tersebut akan mencari dan
sekaligus membunuh sel tumor tanpa
merusak sel normal
Engineering to create “immunotoxins”

Figure 6.23d

Anda mungkin juga menyukai