Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wahdaniyyah

NIM : 1814042033

Kelas : Pendidikan Biologi B 2018

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN PRESENTASI METODE DAN TEKNIK


PENGAJARAN REMEDIAL 31 JULI 2021

PRESENTER : WAHDANIYYAH
PENANYA I (RIVALDO SETIAWAN)
Pertanyaan:
1. Dalam materi disampaikan bahwa terdapat beberapa metode pengajaran remedial salah
satunya adalah metode pembelajaran individual, jadi sebenarnya kapan metode pengajaran
remedial yang berupa pengajaran individual ini dilaksanakan?
Jawaban:
Seperti yang kita ketahui bersama terdapat beberapa metode pengajaran remedial dan salah
satu di antaranya adalah metode pengajaran individual. Pengajaran individual ini dilakukan
dengan melihat situasi dan kondisi kelas yang kita ajar dan juga kesulitan belajar apa yang
dialami oleh siswa. Menurut saya metode pengajaran individual dilaksanakan apabila salah
satu dari metode lainnya tidak dapat dilaksanakan secara efektif.
Sanggahan I
Jadi menurut anda pengajaran remedial dengan metode pengajaran individual ini
dilaksanakan setelah semua teknik pengajaran selesai di lakukan? Apakah hal tersebut
efektif dan tidak terkesan buang-buang waktu?
Jawaban:
Tidak juga demikian. Tentunya jika diterapkan hal tersebut akan sangat tidak efektif dan
menyita waktu yang lama. Kembali lagi kita sebagai guru melihat bagaimana situasi dan
kondisi saat itu di dalam kelas yang kita ajar, misalnya setelah diberikan ulangan harian
lantas hasilnya ada beberapa orang yang memiliki nilai yang jauh di bawah standar dan
harus mengulang, maka metode pengajaran remedial yang kita gunakan adalah pengajaran
individual dengan cara memberikan bimbingan khusus kepada siswa tersebut mulai dari
pemberian soal-soal dan kemudian dari situ kita dapat menelaah dan memonitor bagaimana
atau sudah sejauh mana perkembangannya setelah mengikuti metode pengajaran tersebut.

2. Terdapat beberapa teknik dan strategi pengajaran remedial, salah satunya strategi dan teknik
pendekatan yang bersifat kuratif dan memiliki 3 bentuk teknik tindak lanjut yaitu (1)
pengulangan (repetition), pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement) dan
juga percepatan (acceleration). Apakah perbedaan dari enrichment dan reinforcement itu
sendiri?
Jawaban:
Sebenarnya antara pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcemet) sama saja dan
merupakan salah satu teknik tindak lanjut yang dilakukan kepada siswa setelah
memeriksakan hasil evaluasi dan mendiagnosis kesulitan belajarnya. Pengayaan dan
pengukuhan ini ditujukan kepada siswa yang mempunyai kelemahan ringan. Materi yang
diberikan yaitu yang masih ada kaitannya (ekuivalen) dengan materi pokok yang telah
diujikan atau dapat juga merupakan tambahan (suplementer) sehingga akan memperoleh
cakrawala yang lebih luas dari materi tersebut. Misalnya setelah melakukan ulangan harian
materi sistem sirkulasi, kemudian siswa yang dimaksud mengalami kesulitan pemahaman
pada bagian proses peredaran darah, maka sebagai tindak lanjutnya maka akan diberikan
materi dan tugas tambahan mengenai proses peredaran darah dengan level yang sama atau
bahkan dengan level soal yang lebih tinggi agar dapat meningkatkan wawasan dan prestasi
belajarnya. Sedikit perbedaannya adalah jika pengayaan lebih mengarah kepada pemberian
tes seperti apa yang dilakukan oleh guru, sedangkan pengukuhan atau reinforcement lebih ke
dalam bentuk verbal berupa motivasi dan dorongan.

3. Sebutkan 1 contoh pengajaran remedial yang menganut strategi dan teknik pendekatan
preventif!
Jawaban:
Teknik pendekatan preventif diberlakukan setelah mengetahui diagnosis kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa setelah diberikan tes. Kemudian dari hasil tes tersebut
dikelompokkan siswa menjadi 3 kategori yaitu yang memiliki percepatan belajar yang cepat
dan percepatan belajar normal, dan percepatan belajar yang lambat. Adapun bentuk atau
contohnya dengan pemberian:
1) Layanan Kelompok Belajar Homogen
Dalam satu kelas, dibentuk kelompok berdasarkan tingkat pemahaman siswa kemudian
di berikan soal dengan tingkat kesukaran yang berbeda. Misalnya untuk siswa cepat,
tingkat kesukarannya lebih tinggi dari siswa normal dan siswa lambat. Yang terpenting
adalah bagaimana kelompok siswa itu dapat meyelesaikan pembelajaran pada waktu
yang bersamaan.
2) Layanan Pembelajaran Individual
Siswa mempunyai kebebasan melakukan kegiatan-kegiatan atau berkonsultasi dengan
gurunya secara pribadi terkait dengan materi apa yang ia rasa belum dikuasai.
Sanggahan I
Tadi anda mengatakan bahwa pendekatan ini diberlakukan ketika guru telah mengetahui
hasil belajar peserta didiknya, jadi apa bedanya dengan teknik pendekatan kuratif jika seperti
itu karena dari pemaparan anda hamper sama dengan pada pendekatan kuratif dimana telah
diketahui hasil belajarnya
Jawaban
Tidak berarti sama. Pada pendekatan kuratif diberlakukan setelah proses belajar mengajar
selesai di laksanakan dan siswa telah diberikan ulangan harian untuk satu atau dua
kompetensi dasar dan pokok bahasan sehingga akan muncul 3 bentuk tindak lanjut yaitu
pengulangan, pengayaan dan pengukuhan serta percepatan. Sedangkan pada pendekatan
preventif dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap kesulitan belajar siswa.
Sanggahan II
Jadi sebenarnya letak perbedaanya berada dimana antara pendekatan preventif dengan
pendekatan kuratif jika yang anda katakana keduanya sama-sama telah di ketahui hasil tes
siswanya?
Jawaban:
Pada pendekatan kuratif diberlakukan setelah proses belajar mengajar selesai di laksanakan
dan siswa telah diberikan ulangan harian untuk satu atau dua kompetensi dasar dan pokok
bahasan sehingga akan muncul 3 bentuk tindak lanjut yaitu pengulangan bagi siswa yang
mendapatkan nilai sangat rendah atau sangat jauh di bawah KKM, pengayaan dan
pengukuhan bagi yang sudah memenuhi KKM tetapi masih memiliki kesulitan belajar
dengan intensitas rendah serta percepatan bagi yang mendapatkan nilai sempurna.
Sedangkan pada pendekatan preventif dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap
kesulitan belajar siswa. Yang saya katakana tadi setelah diketahui hasil tesnya, maksud saya
tes awal yang biasanya berupa pertanyaan langsung untuk mengetahui tingkat pengetahuan
awalnya terkait dengan materi. Kemudian selain daripada itu telah diketahui kesulitan
belajarnya dari informasi atau dari hasil ulangan harian yang sebelumnya.

PENANYA II (DEWI KUSUMAWATI)


Pertanyaan
1. Dalam teknik dan strategi pendekatan preventif, siswa dikelompokkan menjadi golongan
yang memiliki tingkat pemahaman materi yang cepat dan siswa yang mengalami
pemahaman materi yang lambat. Jadi metode pengajaran remedial seperti apa yang akan
diterapkan bagi siswa yang memiliki tingkat pemahaman materi yang lambat?
Jawaban:
Bagi siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lambat dapat diberikan pengajaran
remedial dengan menggunakan metode pengajaran remedial seperti metode pemberian
tugas, metode tutor sebaya dan metode pengajaran individual. Tetapi dari ketiga metode
tersebut menurut saya metode pengajaran individual adalah metode yang paling tepat
digunakan karena guru dapat memberikan bimbingan khusus seperti pemberian kisi-kisi dan
bahan belajar serta soal-soal untuk diselesaikan, dan terakhir akan diberikan evaluasi ulang
dan dari hasil evaluasi itu guru dapat mengukur peningkatan pengetahuan siswa sebelum dan
setelah melakukan pengajaran remedial.
Pertanyaan Lanjutan
Kemudian untuk siswa yang memiliki tingkat pemahaman materi yang cepat dalam
menyelesaikan pembelajaran menurut anda tidak perlu diberikan suatu bentuk program
misalnya program pengayaan?
Jawab
Tentunya perlu, adapun bentuk tindakan yang dapat dilakukan adalah program pengayaan
dan juga percepatan atau akselerasi.
Sanggahan II
Menurut anda seperti apa siswa yang tergolong cepat dalam memahami pembelajaran dan
seperti apa siswa yang lambat dalam memahami pembelajaran serta tindakan apa yang
dilakukan guru bagi siswa yang memiliki tingkat pemahaman yan cepat?
Jawaban:
Hal ini dapat diukur dari hasil belajar atau hasil ulangan harian yang diberikan. Misalnya
telah dilakukan ulangan harian materi sistem peredaran darah, kemudian ada sejumlah siswa
yang mendapatkan nilai jauh di bawah kkm dan sisanya mendapatkan nilai sama dengan
atau di atas KKM. Nah dari situ guru dapat mengidentifikasi dimana yang mendapatkan nilai
di bawah KKM dikategorikan memiliki tingkat pemahaman yang lambat sedangkan yang
memperoleh nilai di atas KKM dikategorikan memiliki tingkat pemahaman yang cepat. Dari
sini kemudian guru mengambil tindakan dimana:
1. Bagi siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM diberikan pengulangan atau repetition
dengan metode tertentu misalnya dengan metode tanya jawab atau pemberian tugas dll
tergantung dari jumlah siswanya dan bagaimana kesulitan belajarnya.
2. Bagi siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau sedikit di atas KKM (rentang 78-
85) maka diberikan program pengayaan dengan memberi tugas dan soal tambahan sesuai
dengan dimana letak kelemahannya pada materi yang telah di ajarkan.
3. Bagi siswa yang nilainya sangat bagus (85-100) diberikan kesempatan akselerasi atau
dapat pula di tunjuk oleh guru untuk menjadi tutor sebaya dan membantu teman-
temannya yang masih mengalami kesulitan belajar.

PENANYA III (DIAN HAMDANA)


Pertanyaan:
Bagaimana teknik pengajaran remedial berupa pembelajaran klasikal? Metode seperti apa yang
diterapkan oleh guru yang menganut pembelajaran klasikal sebagai teknik pengajaran
remedialnya?
Jawaban:
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Untuk teknik pembelajaran klasikal itu
sendiri seperti yang kita terapkan dan sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dimana guru
memberikan pembelajaran secara langsung di dalam satu kelas dengan jumlah siswa 30-45
orang. Tetapi kelemahannya terletak pada kesulitan guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami oleh siswanya. Metode yang biasanya diterapkan dalam pembelajaran klasikal
adalah metode kerja kelompok dan juga pengajaran ulang.
Sanggahan I:
Jadi jika metode ini kurang efektif dan memiliki kelemahan mengapa ditetapkan sebagai teknik
pengajaran remedial?
Jawaban:
Ditetapkan sebagai teknik pengajaran remedial berdasarkan dari sumber yang saya baca, dalam
hal ini guru mengajar siswa yang jumlahnya misalnya 30-45 orang dan karena banyaknya siswa
guru kesulitan untuk mendiagnosis kesulitan belajar setiap siswanya dan cenderung menganggap
semua siswa memiliki pemahaman yang sama. Jika misalnya setelah dilakukan ulangan harian
ada siswa yang memiliki nilai dibawah KKM dan ada siswa yang memiliki nilai di atas KKM
maka seluruh siswa akan diberikan pengajaran ulang. Jadi guru mengulang materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai