Anda di halaman 1dari 47

SOAL 2

Diketahui :
Data Perencanaan
§ Pasang surut = 2,00 m
§ Tinggi jagaan = 1,00 m
§ Berat jenis beton = 2400 kg/m3
§ Berat jenis air laut = 1024 kg/m3

Ditanya :
a. Perencanaan Pemecah Gelombang Sisi Miring (Rubblemound
Breakwaters), dengan kriteria : overtopping breakwaters dan jenis lapis
batu pelindung dari quarry stone dan Tetrapod dari pantai sampai
kedalaman - 8,00 m dari MSL
b. Perencanaan Pemecah Gelombang Campuran (Composite Breakwaters),
dengan kriteria : bahan dari beton bertulang dan di dalamnya diisi
pasir/batu pecah dan pelindung kaki (toe protection) dari Tetrapod

Jawab :
2.a Perencanaan Pemecah Gelombang Sisi Miring
(Rubblemound Breakwaters)
Penyelesaian :
1. Gelombang Desain

.H =
∑H
N

dimana : .H = tinggi rata – rata gelombang (m)


N = jumlah data = 20

∑ H. = 3,35 + 3,05 + 1,75 + 3,25 + 3,05 + 2,75 + 2,65 + 3,00 + 2,75


+ 2,65 + 1,50 + 1,75 + 1,60 + 1,45 + 1,25 + 1,35 + 1,85 + 1,95
+ 2,25 + 3,50
= 46,7 m
46,7
.H =
20
= 2,335 m

∑ (H - H)
2

σ .H = ⇒ dicari dengan kalkulator


N −1

σ .H = 0,743

Periode ulang 20 tahun

H T = .H +
σH
σn
(
Y − Yn )

Dari Buku Dasar – Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal II-6
(Nur Yuwono, 1992)

Dari tabel 2.2 → diperoleh nilai Y = 2,97


Y juga dapat dicari dengan persamaan :

Y = − ln [− ln{(Tr - 1) / Tr}] ; Tr = 20

= − ln[− ln{(20 - 1) / 20}]


= 2,97
Dari tabel 2.3 → Y n = 0,523 (N = 20)
Dari tabel 2.4 → σ .n = 1,06 (N = 20)

Maka :
Tinggi gelombang signifikan dengan kala ulang 20 tahun

(Hs )20 = .H +
σH
σn
(
Y − Yn )
= 2,335 +
0,743
(2,97 − 0,523)
1,06
= 4,05 m
Menghitung Ts

8,50 dt Ts
8,25 dt

3,35 m 3,50 m 4,05 m

0,15 (8,50 − 8,25)


=
0,7 ( x)
0,15 (0,25)
=
0,7 ( x)
x = 1,167
Ts = 1,167 + 8,25 = 9,417 dt

Jadi Gelombang Rencana :


Hd = 4,05 m
Td = 9,417 dt

2. Elevasi Mercu Bangunan


a. Run – up Gelombang

g T2
Lo =

dimana : g = 9,8 m/dt2


Td = 9,417 dt
9,8 . 9,417 2
Maka, Lo =

= 138,39 m

tan θ
Ir =
H
Lo
dimana : tan θ = 0,5
Maka,
Iribarren number (Ir)
0,5
Ir =
4,05
138,39
= 2,92
Dari Gambar 5.4 Dasar – dasar Perencanaan Bangunan Pantai
Vol II halaman V – 5 (Nur Yuwono, 1992), dihitung nilai Run –
up.
Untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry stone) :
Ru
= 1,11 ⇒ Ru = 1,11 x 4,05 = 4,5 m
H
Untuk lapis lindung dari tetrapod
Ru
= 0, 78 ⇒ Ru = 0,78 x 4,05 = 3,2 m
H

b. Sea Level Rise (SLR)


Kala ulang gelombang = 20 tahun
Tahun awal perencanaan = 2007
Tahun akhir perencanaan = 2027
Dari Gambar 3.7 Prediksi Kenaikan Muka Air Laut (SLR)
hal III – 12, diperoleh SLR = 19 cm = 0,19 m

c. Storm Surge/Wave Set – up

g 0,50 . Ho 2 . . T
SS =
64 . π . db1,50

Perhitungan Hb dan db
§ Tinggi Gelombang Pecah (Hb)
Dengan periode gelombang di laut dalam (T = 9,417 dt) dan
tinggi gelombang rencana adalah tinggi gelombang di laut
dalam tanpa refraksi (Ho’), panjang gelombang di laut dalam
dapat dihitung sebagai berikut :
9,8 . 9,417 2
Lo =

= 138,39 m
Untuk menentukan tinggi gelombang pecah (Hb) dipakai dua
cara :
1) Dari Shore Protection Manual thn 1984, Volume I,
hal 2 -130 (Munk, 1949)

Hb 1
=
Ho' 3,3 (Ho' /Lo)1 / 3

Ho'
Hb =
3,3 (Ho' /Lo)
1/ 3

4,05
=
3,3 (4,05/138,39 )
1/ 3

= 3,978 m
2) Dari Gambar 3.4 Hb/Ho’ versus Ho’/gT^2 Dasar - dasar
Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal III – 8 (Nur
Yuwono,1992)
Kemiringan dasar laut diasumsikan 1 : 50 (m = 0,02)
Ho' 4,05
= = 0,0047
gT 2 9,8 . 9,417 2
m = 0,020 (1:50)
Hb
maka diperoleh = 1,14
Ho'
Hb = 1,14 x 4,05 = 4,617 m

∴ Dari dua cara di atas, diambil tinggi gelombang pecah


yang paling besar kemungkinan terjadi, yaitu Hb= 4,617
m.
§ Kedalaman Gelombang Pecah (db)
Untuk menentukan kedalaman pada saat gelombang pecah,
ditentukan berdasarkan persamaan di bawah ini :

1) Persamaan Munk, 1949 (SPM 1984, Vol I, hal 2 – 130)

db
= 1,28
Hb

Maka, db = 1,28 x 4,617 = 5,33 m

2) Persamaan Iversen (1952, 1953), Galvin (1969) dan Goda


(1970) (SPM 1984, Vol I hal 2 – 130)

a = 43,75 (1 − e −19 m )

Maka, a = 43,75 (1 – e -19 . 0,02) = 13,83

1,56
b=
(1 + e −19 ,5 m )

1,56
Maka, b = = 0,93
(1 + e −19 , 5,0 ,02 )
db 1
=
Hb b - (a Hb/ g T 2 )

Maka, db = 1
Hb (
b - a Hb/ g T 2 )
Hb
db =
(
b - a Hb/ g T 2 )
4,617
db =
0,93 - (13,83 . 4,617/ 9.8 . 9,417 2 )
= 5,346 m

3) Dari Gambar 3.3. α dan β versus Hb/gT^2 Dasar –


dasar Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal III-7 (Nur
Yuwono, 1992)
Hb 4,617
= = 0,005
gT 2 9,8 . 9,4172
m = 0,02
db
maka diperoleh, = 1,1625
Hb
db = 1,1625 x 4,617 = 5,367 m

Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa :


▫ Apabila tanpa memperhitungkan kemiringan
db = 5,33 m
▫ Apabila memperhitungkan kemiringan dasar
db = 5,367 m

∴ Untuk dasar perhitungan dipakai kedalaman gelombang


pada saat pecah adalah yang paling besar, mengingat
konstruksi akan lebih aman dengan perhitungan di
gelombang pecah (breaking wave) : db = 5,367 m.

§ Storm Surge (SS)

g 0,50 . Ho 2 . . T
SS =
64 . π . db1,50

Data : g = 9,8 m/dt2


Ho= 4,05 m
T = 9,417 dt
db = 5,367 m

maka diperoleh :
9,80,50. 4,05 2 . . 9,417
SS =
64 . π . 5,3671,50
= 0,194 m
Hitung wave set-up = ?
d. Penentuan Elevasi Mercu Bangunan
Data : elev dasar (bottom level) dbl = - m
pasang surut = 2,00 m
run – up
- lapis lindung quarry stone = 4,5 m
- lapis lindung tetrapod = 3,2 m
SLR = 0,19 m
SS = 0,194 m
Wave set-up =? m
Maka,
Elevasi Mercu Bangunan (untuk lapis lindung quarry stone)
= 6,884 m dari MSL
Elevasi Mercu Bangunan (untuk lapis lindung tetrapod)
= 5,584 m dari MSL

e. Tinggi Pemecah Gelombang


HPem.Gel = 6,884 – (– 8) = 14,884 m (quarry stone)
HPem.Gel = 5,584 – (– 8) = 13,584 m (tetrapod)

3. Spesifikasi Batu Lapis Pelindung


Tetrapod
− Rapat massa sesuai dengan kualitas beton yang dipakai.
− Berat jenis beton = 2400 kg/m3 = 2,4 t/m3
− Berat jenis butir batu pelindung γa = 2,4 t/m3

− Berat jenis air laut γ W = 1024 kg/m3 = 1,024 t/m3

2,4
Sr = = 2,34375 ⇒ Sr – 1 = 1,34375
1,024
Cot θ = 2
m =2
Dari Tabel 7.1 halaman 261 Teknik Pantai (Bambang
Triatmodjo, 1999), diperoleh : KD = 8
Dari Tabel 7.2 halaman 265 Teknik Pantai (Bambang
Triatmodjo, 1999), diperoleh: K ∆ =1,04 dan P = n = 50 %.

§ Batu Alam (Quarry Stone)


− Rapat massa 2400 – 3000 kg/m3
− Berat jenis butir batu pelindung γa = 2,6 t/m3

− Berat jenis air laut γ W = 1024 kg/m3 = 1,024 t/m3

2,6
Sr = = 2,539 ⇒ Sr – 1 = 1,539
1,024
Cot θ = 2
m = 2,
Dari Tabel 7.1 halaman 261 Teknik Pantai (Bambang
Triatmodjo, 1999), diperoleh : KD = 4
Dari Tabel 7.2 halaman 265 Teknik Pantai (Bambang
Triatmodjo, 1999), diperoleh: K ∆ =1,15 dan P = n = 37 %.

4. Berat Butir Lapis Lindung


Berat batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson berikut ini :

ρa . g . H 3 .
W>
K D . (Sr - 1) . cot (α )
3

§ Untuk lapis lindung dari quarry stone :


2,6 . 4,617 3
W> = 8,775 ton
4 . (1,539) . 2
3

W = 9 ton
§ Untuk lapis lindung dari tetrapod :
2,4 . 4,6173 .
W> = 6,084 ton
8 . (1,34375) . 2
3

W = 6,5 ton
5. Lebar Puncak Pemecah Gelombang
Lebar puncak pemecah gelombang untuk m’ = 3 (minimum) :
1/ 3
 W 
1/ 3
 9
B = m' K ∆   = 3 x 1,15 x   = 5,217 m
 ρa . g   2,6 
6. Tebal Lapis Lindung
Tebal lapis lindung dihitung dengan rumus berikut:
§ Untuk lapis lindung dari quarry stone :
1/ 3 1/ 3
 W   9
t = m K∆   = 2 x 1,15 x   = 3,478 m
 ρa . g   2,6 
§ Untuk lapis lindung dari tetrapod :
1/ 3
 W 
1/3
 6,5 
t = m K∆   = 2 x 1,04 x   = 2,822 m
 ρa . g   2,6 
7. Jumlah Batu Pelindung
Jumlah batu pelindung (“armour unit”) dihitung dengan rumus berikut :
§ Untuk lapis lindung dari quarry stone :

 ρa . g 
2/3 2/3
 2,6 
C = m K ∆ (1 - n )  = 2 x 1,15 x (1- 37/100) x  
 W   9 
= 0,634 ≈ 1
§ Untuk lapis lindung dari quarry stone :
2/3
 ρa . g 
2/3
 2,6 
C = m K ∆ (1 - n )  = 2 x 1,04 x (1- 37/100) x  
 W   6,5 
= 0,712 ≈ 1

2.b Perencanaan Pemecah Gelombang Campuran

Data Perencanaan :
§ Pasang surut = 2,00 m
§ Tinggi jagaan = 1,00 m
§ Berat jenis beton = 2400 kg/m3
§ Berat jenis air laut = 1024 kg/m3
§ Bahan dari beton bertulang dan di dalamnya diisi pasir/batu pecah
§ Pelindung kaki (toe protection) dari Tetrapod

Penyelesaian :
1. Penentuan Tinggi Gelombang Rencana
* Analisis Statistik Gelombang Rencana

.H =
∑H
N
dimana : .H = tinggi rata – rata gelombang (m)
N = jumlah data = 10

∑ H. = 3,35 + 3,05 + 1,75 + 3,25 + 3,05 + 2,75 + 2,65 + 3,00 + 2,75


+ 2,65 + 1,50 + 1,75 + 1,60 + 1,45 + 1,25 + 1,35 + 1,85 + 1,95
+ 2,25 + 3,50
= 46,7 m
46,7
.H =
20
= 2,335 m

∑ (H - H)
2

σ .H = ⇒ dicari dengan kalkulator


N −1

σ .H = 0,743
Periode ulang 20 tahun

H T = .H +
σH
σn
(
Y − Yn )

Dari Buku Dasar – Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal II-6 (Nur
Yuwono, 1992)

Dari tabel 2.2 → diperoleh nilai Y = 2,97

Dari tabel 2.3 → Yn = 0,523 (N = 20)


Dari tabel 2.4 → σ .n = 1,06 (N = 20)

Maka :
Tinggi gelombang signifikan dengan kala ulang 20 tahun

(Hs )20 = .H +
σH
σn
(
Y − Yn )

= 2,335 +
0,743
(2,97 − 0,523)
1,06
= 4,05 m
* Tinggi Gelombang Rencana Maksimum
Dari Tabel 3.1 Pedoman Pemilihan Jenis dan Kala Ulang Gelombang
(Nur Yuwono, 1992) untuk bangunan pemecah gelombang komposit
merupakan jenis bangunan semi kaku atau semi rigid dengan tinggi
gelombang rencana (H 10% - H 1%), di samping itu tipe bangunan
adalah non overtopping water, maka bangunan pemecah gelombang
direncanakan dengan tidak memperkenankan/mengijinkan air
melimpas, sehingga tinggi gelombang rencana diambil tinggi
gelombang maksimum (Hmaks).

H maks = 0,707 H 20 ln .N
H maks = 1,8 H20

H maks = 0,707 (4,05) ln .10 = 4,345 m

H maks = 1,8 (4,05) = 7,29 m

⇒ diambil Hmaks = 7,29 m

* Data – data Perencanaan


a. Tipe konstruksi non overtopping water
b. Stabilitas konstruksi untuk beban tetap (Sf) = 1,20
c. Stabilitas konstruksi untuk beban gempa (Sf’) = 1,00
d. Percepatan/koefisien gempa = 0,05
e. Tinggi pasang (HWS – HWL) = 2,00 m
f. Tinggi gelombang rencana = 7,29 m
g. Rapat massa beton =2400 kg/m3
h. Rapat massa sirtu =1800 kg/m3

* Periode Gelombang Rencana


Untuk perhitungan periode gelombang rencana dipakai rumusan
dengan prediksi gelombang di laut dalam (deep water) dan spectrum
gelombang maksimum dalam kondisi FDS (Fully Developed Sea),
dipakai Gambar 1.6 “Deep Water Forecasting Curve (SPM, 1984)”,
Dasar – dasar Perencanaan Bangunan Pantai, Vol II, hal I – 10 :
Hs = 7,29 m T = 14,5 detik

2. Elevasi Muka Air Laut Rencana


* Perhitungan Gelombang Pecah (Breaking Wave)
a. Tinggi gelombang pecah (Hb)
Dengan periode gelombang di laut dalam (T = 14,5 dt) dan tinggi
gelombang rencana adalah tinggi gelombang di laut dalam tanpa
refraksi (Ho’), panjang gelombang di laut dalam dapat dihitung
sebagai berikut :

g T2
Lo =

9,8 . 14,52
Lo =

= 328,097 m
Untuk menentukan tinggi gelombang pecah (Hb) dipakai dua
cara :
1) Dari Shore Protection Manual thn 1984, Volume I, hal 2 -130
(Munk, 1949)

Hb 1
=
Ho' 3,3 (Ho' /Lo)1 / 3

Ho'
Hb =
3,3 (Ho' /Lo)
1/ 3

7,29
=
3,3 (7,29/328,097 )
1/ 3

= 7,848 m

2) Dari Gambar 3.4 Hb/Ho’ versus Ho’/gT^2 Dasar - dasar


Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal III – 8 (Nur
Yuwono,1992)
Kemiringan dasar laut diasumsikan 1 : 50 (m = 0,02)
Ho' 7,29
= = 0,0035
gT 2 9,8 . 14,52
m = 0,020 (1:50)
Hb
maka diperoleh = 1,175
Ho'
Hb = 1,175 x 7,29 = 8,566 m ≈ 9 m.

∴ Dari dua cara di atas, diambil tinggi gelombang pecah yang


paling besar kemungkinan terjadi, yaitu Hb = 9 meter.

b. Kedalaman gelombang pecah (db)


Untuk menentukan kedalaman pada saat gelombang pecah,
ditentukan berdasarkan persamaan di bawah ini :

1) Persamaan Munk, 1949 (SPM 1984, Vol I, hal 2 – 130)

db
= 1,28
Hb

Maka, db = 1,28 x 9 = 11,52 m

2) Persamaan Iversen (1952, 1953), Galvin (1969) dan Goda


(1970) (SPM 1984, Vol I hal 2 – 130)

a = 43,75 (1 − e −19 m )

Maka, a = 43,75 (1 – e -19 . 0,02) = 13,83

1,56
b=
(1 + e −19 ,5 m )

1,56
Maka, b = = 0,93
(1 + e −19 ,5 ,0 ,02 )

db 1
=
Hb b - (a Hb/ g T 2 )
Maka, db = 1
Hb (
b - a Hb/ g T 2 )
Hb
db =
(
b - a Hb/ g T 2 )
9
db =
(
0,93 - 13,83 . 9/ 9,8. 14,5 2 )
= 10,35 m

3) Dari Gambar 3.3. α dan β versus Hb/gT^2 Dasar –


dasar Perencanaan Bangunan Pantai Vol II hal III-7 (Nur
Yuwono, 1992)
Hb 9
= = 0,0044
gT 2 9,8 . 14,52

m = 0,02
db
maka diperoleh, = 1,15
Hb
db = 1,15 x 9 = 10,35 m
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa :
▫ Apabila tanpa memperhitungkan kemiringan
db = 11,52 m
▫ Apabila memperhitungkan kemiringan dasar
db = 10,35 m
∴ Untuk dasar perhitungan dipakai kedalaman gelombang
pada saat pecah adalah yang paling besar, mengingat
konstruksi akan lebih aman dengan perhitungan di
gelombang pecah (breaking wave) : db = 11,52 m.

* Penentuan Tinggi Gelombang Signifikan


a. Shoaling, Refraksi, Difraksi dan Refleksi Gelombang
Bila gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai,
maka arah, tinggi dan panjang gelombang akan berubah dan
hanya periode gelombang yang tetap berdasarkan konservasi
jumlah gelombang. Proses yang dialami oleh gelombang selama
perambatan tersebut antara lain proses pendangkalan (shoaling),
pembelokan arah karena perubahan kedalaman (refraksi),
pembelokan arah karena rintangan (difraksi) dan pemantulan
gelombang (refleksi).
Pada perencanaan bangunan penahan gelombang
(breakwaters) hanya memperhitungkan gelombang akibat refraksi
dan shoaling, karena didasarkan atas gelombang yang dating dari
depan bangunan, sedangkan proses difraksi terjadi di belakang
bangunan dan gelombang refleksi tidak begitu berpengaruh
terhadap stabilitas bangunan tersebut.
Proses refraksi yaitu pembelokan arah puncak gelombang
dan shoaling (pendangkalan) disebabkan karena perubahan
kedalaman dasar laut. Pada perencanaan ini, batimetri dasar laut
dianggap sejajar dengan garis pantai, sehingga koefisien refraksi
besarnya sama dengan satu ((Kr = 1) dan koefisien shoaling
dihitung sebagai berikut :

H1 n0 C0 b0
=
Ho n 1C 1 b1
Lo
Co =
T
g T2  2πd 
L = tanh  
2π  L 
1 2kd 
n =  1+ 
2 sinh 2 kd 

k =
L

Untuk kedalaman 11,52 meter :


Lo = 328,097 m
T = 14,5 dt
Co = 328,097/14,5 = 242,63 m/dt
no = 0,5
Ho = 7,29 m
db = 11,52 m
d/Lo = 11,52/328,097 = 0,035
Tabel L-1 Lampiran Buku Teknik Pantai (Bambang
Triadmodjo,1999)
⇒ d/L = 0,07749
L = 11,52/0,07749 = 148,66 m
n = 0,9289
C = L/T = 10,25
n0 L0
Ks = koefisien shoaling =
nL
= 1,09
Maka, Hd = Ks . Kr . Ho
Hd = 1,09 . 1 . 7,29 = 7,95 m

b. Perhitungan tinggi gelombang pecah maksimum


Untuk memperhitungkan tinggi gelombang maksimum yang
mungkin akan terjadi pada kedalaman 11,52 meter, digunakan
kedalaman mercu bangunan (ds) maksimum.
ds = (HHWL – BL) + Storm Surge + SLR

Storm Surge (wave set – up)

g 0,50 . H' o 2 . . T
Sw = 0,15 db -
64 . π . db1,50

9,8 0,50. 7,29 2 . . 14,5


Sw = (0,15 . 11,52) -
64 . π . 11,521,50
= 1,42 m

Sea Level Rise (SLR)


Kala ulang gelombang = 20 tahun
Tahun awal perencanaan = 2007
Tahun akhir perencanaan = 2027
Dari Gambar 3.7 Prediksi Kenaikan Muka Air Laut (SLR)
hal III – 12, diperoleh SLR = 19 cm = 0,19 m
diperoleh ds = 11,52 + 1,42 + 0,19 = 13,13 m
ds/ g T^2 = 0,0064
m = 0,02
Dari Gambar 3.5 Hb/ds versus ds/ g T^2, didapat
Hb/ds = 0,925
Hb = 12,15 m > Hs = 7,95 m
Dipakai Hd = Hs = 7,95 m

c. Perhitungan Hd
Dengan cara yang sama seperti di atas, maka dihitung besarnya
Hb pada tiap kedalaman lokasi bangunan breakwaters, dimana
setelah membandingkan besarnya Hb dan Hs didapatkan
besarnya Hd.
Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 : Perhitungan Hd untuk gelombang pecah


ds / g
d (m) ds (m) g T^2 T^2 Hb/ds Hb (m) Hs (m) Hd (m)

11,52 13,13 2060,45 0,0064 0,925 12,15 7,95 7,95


11,00 12,61 2060,45 0,0061 0,925 11,66 7,95 7,95
10,00 11,61 2060,45 0,0056 0,925 10,74 7,95 7,95
9,00 10,61 2060,45 0,0051 0,930 9,87 7,95 7,95
8,00 9,61 2060,45 0,0047 0,935 8,99 7,95 7,95
7,00 8,61 2060,45 0,0042 0,940 8,09 7,95 7,95
6,00 7,61 2060,45 0,0037 0,945 7,19 7,95 7,19
5,00 6,61 2060,45 0,0032 0,950 6,28 7,95 6,28
4,00 5,61 2060,45 0,0027 0,955 5,36 7,95 5,36
3,00 4,61 2060,45 0,0022 0,960 4,43 7,95 4,43
2,00 3,61 2060,45 0,0018 0,963 3,47 7,95 3,47
1,00 2,61 2060,45 0,0013 0,975 2,54 7,95 2,54
d. Penetapan elevasi mercu bangunan

Penetapan elevasi mercu bangunan pemecah gelombang


(breakwaters) tipe monolit ditentukan berdasarkan kedalaman
dan lokasi bangunan tersebut, yaitu pada lokasi gelombang tidak
pecah (non breaking waves) dan gelombang pecah (breaking
waves).
Bila gelombang tidak pecah (non breaking waves)
menghantam permukaan pecah gelombang – impermeable
vertikal secara tegak lurus, maka gelombang tersebut akan
dipantulkan kembali dan gelombang pemantulan ini akan
menimbulkan standing waves atau gelombang clapotis,
sedangkan apabila menghantam pemecah gelombang
impermeable vertikal tersebut adalah gelombang pecah maka
akan timbul gaya tambahan yaitu gaya kejut (impact force).
Dalam perencanaan ini didapat pada kedalaman 11,52 m
sampai 20 m merupakan gelombang tidak pecah (non breaking
waves) dan dari garis pantai sampai kedalaman 11,52 m
direncanakan dengan gelombang pecah (breaking waves).

• Elevasi mercu non breaking waves


o Hmaks = 7,95 m
o Pasang surut = 2,00 m
o SLR = 0,19 m
o Freeboard = 1,00 m
o Tinggi caisson = 11,00 m
o Elevasi caisson ± 0,00
o Elevasi mercu = 17,165 m

• Elevasi mercu breaking waves


§ Hd (maksimum) = 7,95 m
§ Pasang surut = 2,00 m
§ Wave set up = 1,42 m
§ SLR = 0,19 m
§ Freeboard = 1,00 m
§ Tinggi caisson = 11,00 m
§ Elevasi caisson ± 0,00
§ Elevasi mercu = 18,585 m

Karena permukaan bagian atas pemecah gelombang


dipergunakan untuk fasilitas jalan atau lalu lintas untuk jalan
inspeksi yang memerlukan permukaan datar, maka elevasi mercu
dibuat sama sebesar + 18,585 m dari dasar caisson.

3. Perhitungan Stabilitas Konstruksi


* Gaya Gelombang
a. Gaya Gelombang menurut Technical Standards for Port and
Harbour Facilities in Japan (New Edition, 1991).
Untuk kedalaman 20,00 m.
Data : Hd = Hmax = 7,95 m
Lo = 328,097 m
T = 14,5 dt
d = 11,00 m
h = 20,00 m
h/Lo = 20,00/328,097 = 0,061
Tabel L-1 Lampiran Buku Teknik Pantai (Bambang
Triadmodjo,1999) ⇒ h/L = 0,10529
L = 189,952

η * = 0,75(1 + cos β ) H D

Arah gelombang dianggap tegak lurus arah breakwaters ( β = 90o)


Maka, η * = 0,75(1 + cos 90 ) 7,95 = 5,9625 m
2
 
1 4 π h/ L 

α 1 = 0,60 +  
2  4π h 
 sinh  L  
 
 hb - d  H D  2 d 
2

α 2 = min    ; 
 3 hb  d  H D 
 
 
h'  1 
α3 =1− 1−
h 2 π h 
 cos  
  L 

p1
1
2
( )
= (1 + cos β ) α 1 + α 2 cos 2 β γ W H D
p1
p2 =
 2π 
cosh  
 L 
p3 = α 3 p1

pu =
1
(1 + cos β )α 1 α 2 γ W H D
2
Berdasarkan persamaan di atas,
4 π h /L = 1,323113
sinh 4 π h /L = 1,744394
α1 = 0,8877
5*H33 = 5 x 4,05 = 20,25 m
hb = h + 5mH33 = 20 + (5 .(1:50).4,05 )= 20,405 m
α2 = 0,080251

α2 = 2,767296
dipakai α2 = 0,080251
2 π h /L = 0,661557
cosh 2 π h /L = 1,226927
α3 = 0,898274

Maka, γW = 1,024 tf/m3

p1 = 3,6131 tf/m2
p2 = 2,9449 tf/m2
p3 = 3,2456 tf/m2
pu = 0,2900 tf/m2
Keterangan :
η * = tinggi di atas SWL, dimana pada tempat itu mempunyai
tekanan nol (m)
p 1 = tekanan gelombang di SWL (tf/m2)
p 2 = tekanan gelombang di dasar laut (tf/m2)
p 3 = tekanan gelombang di dasar dinding (tf/m2)
p u = tekanan uplift gelombang (tf/m2)
h = kedalaman air di depan dinding (m)
hb = kedalaman air di depan dinding sejauh 5H33 (m)
h’ = kedalaman air di dasar dinding (m)
d = kedalaman air sampai lapis lindung kaki (m)
HD = tinggi gelombang rencana (Hmaks)
γ W = berat unit air laut (tf/m3)

P1

n*
hc

d
h'

h
Pu

P2
P3

Gambar Distribusi Tekanan Gelombang pada Dinding Tegak


Tabel 2 Perhitungan Panjang Gelombang, α 1 dan α 2 , dan Tekanan Gelombang
FORMULAJAPAN
η*
4 π h/L 2 π h/L
h Lo h/L d L sinh 2 π h/L
cosh
h/Lo HD
(Tabel 4 π h/L
(m) (m) L-1) (m) (m) (m)
20,00 328,097 0,061 0,10529 11,00 7,950 189,952 1,323113 1,744394 0,661557 1,226927 5,963
19,00 328,097 0,058 0,10232 11,00 7,950 185,692 1,285791 1,670548 0,642896 1,213874 5,963
18,00 328,097 0,055 0,09930 11,00 7,950 181,269 1,247841 1,597845 0,623920 1,201035 5,963
17,00 328,097 0,052 0,09623 11,00 7,950 176,660 1,209262 1,526296 0,604631 1,188426 5,963
16,00 328,097 0,049 0,09311 11,00 7,950 171,840 1,170055 1,455910 0,585027 1,176065 5,963
15,00 328,097 0,046 0,08991 11,00 7,950 166,834 1,129842 1,386042 0,564921 1,163857 5,963
14,00 328,097 0,043 0,08664 11,00 7,950 161,588 1,088750 1,316961 0,544375 1,151868 5,963
13,00 328,097 0,040 0,08329 11,00 7,950 156,081 1,046653 1,248496 0,523327 1,140089 5,963
12,00 328,097 0,035 0,07749 11,00 7,950 154,859 0,934817 1,077045 0,467409 1,111239 5,963
11,52 328,097 0,034 0,07629 11,00 7,950 151,003 0,915414 1,048730 0,457707 1,106589 5,963
11,00 328,097 0,034 0,07629 11,00 7,950 144,187 0,958688 1,112439 0,479344 1,117102 5,963
10,00 328,097 0,030 0,07135 10,00 7,950 140,154 0,896611 1,021665 0,448305 1,102183 5,963
9,00 328,097 0,027 0,06747 9,00 7,950 133,393 0,847853 0,953148 0,423927 1,091211 5,963
8,00 328,097 0,024 0,06340 8,00 7,950 126,183 0,796708 0,883708 0,398354 1,080398 5,963
7,00 328,097 0,021 0,05912 7,00 7,950 118,403 0,742924 0,813176 0,371462 1,069789 5,963
6,00 328,097 0,018 0,05456 6,00 7,190 109,971 0,685621 0,740614 0,342811 1,059337 5,393
5,00 328,097 0,015 0,04964 5,00 6,280 100,725 0,623795 0,665044 0,311897 1,049036 4,710
4,00 328,097 0,012 0,04426 4,00 5,360 90,375 0,556188 0,585310 0,278094 1,038918 4,020
3,00 328,097 0,009 0,03821 3,00 4,430 78,513 0,480161 0,498825 0,240081 1,028958 3,323
2,00 328,097 0,006 0,03110 2,00 3,470 64,309 0,390814 0,400839 0,195407 1,019153 2,603
1,00 328,097 0,003 0,02192 1,00 2,540 45,620 0,275455 0,278951 0,137727 1,009499 1,905
0 328,097 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Keterangan : nilai α 2 (1) dan α 2 (2) diambil nilai yang minimum.
b. Gaya Gelombang menurut Formula Hiroi (Nur Yuwono, 1992).

Pb

P1
Pb

HD + R > 1,25 HD
HD/2

HD/2

P2

d/H33 > = 2 d/H33 < 2

Untuk kondisi d/H33 ≥ 2 : Untuk kondisi d/H33 < 2

p b = 1,5 γ w H D
p b = 1,5 γ w H D
p u = 1,25 γ w H D
 H D + ho  R = 1 ,25 H D
p 1 = (p 2 + γ w h )  
 h + H D + ho 

γ W HD
p2 = pu =
Cosh (2π h / L)
π HD  2π h 
2

ho = δo = coth  
L  L 

Keterangan :
hb = tekanan gelombang pecah (tf/m2) ; γ W = berat unit air laut (tf/m3)
p1 = tekanan gelombang di SWL (tf/m2) Hd = tinggi gelombang rencana
p2 = tekanan gelombang di dasar laut (tf/m2) (Hmaks = 1,8 H33 (m)
h = kedalaman air di depan dinding (m) pu = tekanan uplift (tf/m2)
d = kedalaman air sampai lapis lindung kaki (m) R = tinggi run – up (m)
Tabel 3 Perhitungan Tekanan Gelombang pada Setiap Kedalaman (Hiroi Formula)
FORMULAHIROI

δo
h d d/H33 HD L
2 π h/L 2 π cosh
h/L 2 π Coth
h/L p2 = Pu ho = p1 pb R
(m) (m) (m) (tf/m2) (m) (tf/m2) (tf/m2) (m)
20,00 11,00 2,716049 7,950 189,952 0,661557 1,226927 1,725928 6,6351 1,8041 11,4517 12,2112 -
19,00 11,00 2,716049 7,950 185,692 0,642896 1,213874 1,764080 6,7065 1,8863 11,8307 12,2112 -
18,00 11,00 2,716049 7,950 181,269 0,623920 1,201035 1,805538 6,7782 1,9777 12,2382 12,2112 -
17,00 11,00 2,716049 7,950 176,660 0,604631 1,188426 1,850698 6,8501 2,0801 12,6774 12,2112 -
16,00 11,00 2,716049 7,950 171,840 0,585027 1,176065 1,900022 6,9221 2,1954 13,1521 12,2112 -
15,00 11,00 2,716049 7,950 166,834 0,564921 1,163857 1,954577 6,9947 2,3262 13,6716 12,2112 -
14,00 11,00 2,716049 7,950 161,588 0,544375 1,151868 2,014940 7,0675 2,4759 14,2405 12,2112 -
13,00 11,00 2,716049 7,950 156,081 0,523327 1,140089 2,082191 7,1405 2,6488 14,8679 12,2112 -
12,00 11,00 2,716049 7,950 154,859 0,486884 1,120888 2,213664 7,2628 2,8383 16,0774 12,2112 -
11,52 11,00 2,716049 7,950 151,003 0,479344 1,117102 2,243570 7,2874 2,9501 16,3499 12,2112 -
11,00 11,00 2,716049 7,950 144,187 0,479344 1,117102 2,243570 7,2874 3,0896 16,3499 12,2112 -
10,00 10,00 2,469136 7,950 140,154 0,448305 1,102183 2,378093 7,3861 3,3690 17,5648 12,2112 -
9,00 9,00 2,222222 7,950 133,393 0,423927 1,091211 2,498544 10,1760 3,7191 25,4252 12,2112 -
8,00 8,00 1,975309 7,950 126,183 0,398354 1,080398 2,641731 10,1760 - - 12,2112 9,9375
7,00 7,00 1,728395 7,950 118,403 0,371462 1,069789 2,814762 10,1760 - - 12,2112 9,9375
6,00 6,00 1,481481 7,190 109,971 0,342811 1,059337 3,030448 9,2032 - - 11,0438 8,9875
5,00 5,00 1,234568 6,280 100,725 0,311897 1,049036 3,309481 8,0384 - - 9,6461 7,8500
4,00 4,00 0,987654 5,360 90,375 0,278094 1,038918 3,688133 6,8608 - - 8,2330 6,7000
3,00 3,00 0,740741 4,430 78,513 0,240081 1,028958 4,244990 5,6704 - - 6,8045 5,5375
2,00 2,00 0,493827 3,470 64,309 0,195407 1,019153 5,182493 4,4416 - - 5,3299 4,3375
1,00 1,00 0,246914 2,540 45,620 0,137727 1,009499 7,306569 3,2512 - - 3,9014 3,1750
0 0 0,000000 0 0 0 1 - 0 - - 0 0
c. Gaya Gelombang menurut Formula Ito (Nur Yuwono, 1992).

1,25 H

Untuk H/d <= 1

p = 0,7 γ w H D

Untuk H/d > 1

  H 
p = 0,7 + 0,55 − 1γ W H
 d 

R = 1 ,25 H

Keterangan :
p = tekanan gelombang atau uplift (tf/m2)
d = kedalaman air sampai lapis lindung kaki (m)
γ W = berat unit air laut (tf/m3)

H = tinggi gelombang rencana = Hmaks = 1,8 H33 (m)


R = tinggi run – up (m)
Tabel 4 Perhitungan Tekanan Gelombang Ito Formula

FORMULA ITO

h d p R
H H/d
2
(m) (m) (tf/m ) (m)
20,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
19,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
18,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
17,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
16,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
15,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
14,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
13,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
12,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
11,52 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
11,00 11,00 7,950 0,72273 5,6986 9,9375
10,00 10,00 7,950 0,79500 5,6986 9,9375
9,00 9,00 7,950 0,88333 5,6986 9,9375
8,00 8,00 7,950 0,99375 5,6986 9,9375
7,00 7,00 7,950 1,13571 6,3062 9,9375
6,00 6,00 7,190 1,19833 5,9569 8,9875
5,00 5,00 6,280 1,25600 5,4069 7,8500
4,00 4,00 5,360 1,34000 4,8684 6,7000
3,00 3,00 4,430 1,47667 4,3647 5,5375
2,00 2,00 3,470 1,73500 3,9237 4,3375
1,00 1,00 2,540 2,54000 4,0237 3,1750
0 0 0 0 0 0
d. Formula Hiroi untuk Pemecah Gelombang Komposit
(Nur Yuwono, 1992).

P 1,0 H21

p = 1,0 γ w H 33

Keterangan :
p = tekanan rerata pada dinding (tf/m2)
γ W = berat unit air laut (tf/m3)

H = tinggi gelombang signifikan (m)


Tabel 5 Perhitungan Tekanan Gelombang Komposit (Hiroi’s Formula)
FORMULA HIROI
KOMPOSIT

h d H33 H1/2 P
(m) (m) (m) (m) (tf/m2)
20,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
19,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
18,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
17,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
16,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
15,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
14,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
13,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
12,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
11,52 11,00 7,950 7,07550 8,1408
11,00 11,00 7,950 7,07550 8,1408
10,00 10,00 7,950 7,07550 8,1408
9,00 9,00 7,950 7,07550 8,1408
8,00 8,00 7,950 7,07550 8,1408
7,00 7,00 7,950 7,07550 8,1408
6,00 6,00 7,190 6,39910 7,3626
5,00 5,00 6,280 5,58920 6,4307
4,00 4,00 5,360 4,77040 5,4886
3,00 3,00 4,430 3,94270 4,5363
2,00 2,00 3,470 3,08830 3,5533
1,00 1,00 2,540 2,26060 2,6010
0 0 0 0 0
Untuk menentukan besarnya tekanan gelombang pada setiap
kedalaman diambil nilai yang terbesar untuk setiap formula (Tabel 6).
Dari rekapitulasi hasil perhitungan tinggi muka air maksimum (ru – up)
dan besarnya tekanan gelombang pada Tabel 6, perhitungan dengan cara
b (Hiroi’s Formula) memberikan hasil yang paling besar, sehingga untuk
perhitungan stabilitas pemecah gelombang dipakai hasil perhitungan
dengan cara ini.
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Run – Up dan Tekanan Gelombang

REKAPITULASI TINGGI MUKA AIR MAKSIMUM (RUN-UP) DAN TEKANAN GELOMBANG

h d Cara Cara Cara c


η* δo
(m) (m) p1 p2 p3 pu HD + R pb p1 p2 pu R p 1.0H1/2
20,00 11,00 5,963 3,6131 2,9449 3,2456 0,2900 9,754 - 12,2112 11,4517 6,6351 6,6351 9,9375 5,6986 7,0755
19,00 11,00 5,963 3,6479 3,0052 3,2758 0,2751 9,836 - 12,2112 11,8307 6,7065 6,7065 9,9375 5,6986 7,0755
18,00 11,00 5,963 3,6835 3,0669 3,3067 0,2580 9,928 - 12,2112 12,2382 6,7782 6,7782 9,9375 5,6986 7,0755
17,00 11,00 5,963 3,7198 3,1300 3,3381 0,2383 10,030 - 12,2112 12,6774 6,8501 6,8501 9,9375 5,6986 7,0755
16,00 11,00 5,963 3,7567 3,1943 3,3701 0,2155 10,145 - 12,2112 13,1521 6,9221 6,9221 9,9375 5,6986 7,0755
15,00 11,00 5,963 3,7946 3,2604 3,4028 0,1889 10,276 - 12,2112 13,6716 6,9947 6,9947 9,9375 5,6986 7,0755
14,00 11,00 5,963 3,8332 3,3278 3,4361 0,1578 10,426 - 12,2112 14,2405 7,0675 7,0675 9,9375 5,6986 7,0755
13,00 11,00 5,963 3,8726 3,3967 3,4699 0,1210 10,599 - 12,2112 14,8679 7,1405 7,1405 9,9375 5,6986 7,0755
12,00 11,00 5,963 3,9754 3,5775 3,6106 0,0784 10,788 - 12,2112 16,0774 7,2628 7,2628 9,9375 5,6986 7,0755
11,52 11,00 5,963 3,9929 3,6083 3,6257 0,0539 10,900 - 12,2112 16,3499 7,2874 7,2874 9,9375 5,6986 7,0755
11,00 11,00 5,963 3,9537 3,5393 3,5393 0,0244 11,040 - 12,2112 16,3499 7,2874 7,2874 9,9375 5,6986 7,0755
10,00 10,00 5,963 4,0097 3,6380 3,6380 0,0329 11,319 - 12,2112 17,5648 7,3861 7,3861 9,9375 5,6986 7,0755
9,00 9,00 5,963 4,0526 3,7139 3,7139 0,0454 11,669 - 12,2112 25,4252 7,4603 7,4603 9,9375 5,6986 7,0755
8,00 8,00 5,963 4,0964 3,7916 3,7916 0,0650 - 9,9375 12,2112 - 7,5350 7,5350 9,9375 5,6986 7,0755
7,00 7,00 5,963 4,1410 3,8708 3,8708 0,0974 - 9,9375 12,2112 - 7,6097 7,6097 9,9375 5,6986 7,0755
6,00 6,00 5,393 3,7862 3,5741 3,5741 0,1146 - 8,9875 11,0438 - 6,9502 6,9502 8,9875 5,1538 6,3991
5,00 5,00 4,710 3,3436 3,1874 3,1874 0,1317 - 7,8500 9,6461 - 6,1301 6,1301 7,8500 4,5015 5,5892
4,00 4,00 4,020 2,8856 2,7775 2,7775 0,1588 - 6,7000 8,2330 - 5,2830 5,2830 6,7000 3,8420 4,7704
3,00 3,00 3,323 2,4117 2,3438 2,3438 0,2085 - 5,5375 6,8045 - 4,4087 4,4087 5,5375 3,1754 3,9427
2,00 2,00 2,603 1,9104 1,8745 1,8745 0,3228 - 4,3375 5,3299 - 3,4865 3,4865 4,3375 2,4873 3,0883
1,00 1,00 1,905 1,4143 1,4010 1,4010 0,8767 - 3,1750 3,9014 - 2,5765 2,5765 3,1750 1,8207 2,2606
0 0 0,000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 - 0 0,0000 - 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0
* Stabilitas Pemecah Gelombang
Perhitungan stabilitas pemecah gelombang dalam tugas ini hanya ditinjau
dalam dua keadaan, yaitu pada kedalaman 20 m untuk non breaking wave
dan pada kedalaman 8 m untuk breaking wave.
a. Dimensi Caisson
Penentuan dimensi caisson menurut Technical Standards for Port and
Harbour Facilities in Japan (1991) dapat ditentukan sebagai berikut :
§ Tebal concrete cap minimal 0,50 m, diambil = 0,50 m
§ Tebal concrete crown :
Hs ≥ 2 m = 1,00 m
Hs < 2 m = 0,50 m
Diambil, = 1,00 m
§ Tebal dinding luar (side wall) caisson 35 – 40 cm = 0,40 m
§ Tebal dinding bawah (bottom slab) caisson 40-60 cm = 0,60 m
§ Tebal dinding partisi minimal 20 cm, diambil = 0,20 m
Tinggi caisson ditinjau pada dua keadaan (non breaking wave dan
breaking wave) tekanan gaya gelombang dan tinggi run – up maksimum
dan ditentukan sebagai berikut :

1) Kedalaman 20,00 m (non breaking wave)


h = 20,00 m
d = 11,00 m
(HD + δ o )maks = 11,669 m

Freeboard = 1,00 m
Tinggi caisson = 23,669 m > 18,585 m
2) Kedalaman 8,00 m (breaking wave)
h = 8,00 m
d = 8,00 m
R = 9,9375 m
Freeboard = 1,00 m
Tinggi caisson = 18,9375m > 18,585 m
Dari perhitungan di atas, diambil tinggi caisson = 23,669 m
concrete crown
+ 23,669 m

+ 20,00 m 2,0 m

concrete cap

sirtu
+ 11,00 m

caisson

± 0,00

6,00 6,00

Gambar Tampang Melintang Caisson


b. Dimensi Pondasi dan Pelindung Kaki
1) Lebar Puncak Pondasi
Lebar puncak pelindung kaki dari jenis konstruksi rubble as foundation
dipilih yang paling besar dari nilai dibawah ini (Nur Yuwono, 1992) :
B =2H = 2 x 7,95 = 15,9 m
B = 0,4ds = 0,4 x 20 = 4,80 m

Apabila tanah didepan dinding pemecah gelombang sangat lunak,


pelindung harus B ≥ 3/8 x panjang gelombang = 3/8 x 189,952 = 71,232
meter.
Dengan asumsi bahwa konstruksi pemecah gelombang yang direncanakan
terletak diatas tanah sangat lunak, maka diambil lebar puncak fondasi =
71,25 meter

2) Berat Batu Pelindung


Dari Grafik 6.15 Stability Number Konstruksi Pelindung Kaki (Toe
Protection), halaman VI-22 Dasar-dasar Perencanaan Bangunan Pantai,
Volume .II, didapat sebagai berikut :
d/ds = 0,55 dan rubble as foundation Ns3 = 19
Pelindung kaki (toe protection) dari Tetrapod
Spesifikasi dari tetrapod adalah sebagai berikut :
− Rapat massa sesuai dengan kualitas beton yang dipakai.
− Berat jenis beton = 2400 kg/m3 = 2,4 t/m3
− Berat jenis butir batu pelindung γa = 2,4 t/m3

− Berat jenis air laut γ W = 1024 kg/m3 = 1,024 t/m3

γa 2,4
Sr = = = 2,34375 ⇒ Sr – 1 = 1,34375
γw 1,024
Berat batu pelindung (W) dicari dengan rumus Hudson yang dimodifikasi:
= 2,400 tf/m3
ρr
Sr = = 1,204 tf/m3
ρW
γr H 3 = 2,4/1.024 = 2,34375
W =
Ns (Sr - 1)
3 3
= 2,400 tf/m3
2,4 H 3
W =
Ns 3 (Sr - 1)
3

2,4 7,95 3
=
19 (1,34375 )
3

= 26,158 ton

3) Tebal Lapis Batu Pelindung

1/3
 W 
t = m K∆  
 ρa . g 

dimana :
Berat jenis butir batu pelindung γa = 2,4 t/m3
Berat jenis air laut γ W = 1024 kg/m3 = 1,024 t/m3

m = 2 dan penempatan secara acak.


Dari Tabel 7.2 Koefisien Lapis Batu Pelindung halaman 265
Teknik Pantai (Bambang Triatmodjo, 1999), diperoleh:
K ∆ =1,04 dan porositas P = n = 50 % (tetrapod).

1/ 3
 
Maka, t = m K ∆  W 
 ρa . g 
1/ 3
 26,158 
= 2 1,04 .  
 2,4 
= 4,61 m

4) Jumlah Batu Pelindung

2/3
 ρa . g 
C = m K ∆ (1 - n )
 W 

2/3
 2,7 
Maka, C = 2 x 1,04 x (1- 50/100) x  
 26,158 
= 0,23 ≈ 1 bh/m2/lapis.
5) Berat Batu Pelindung Dalam (inner material)
W’ = 1/20 armouring material = 1/20 . 26,158 ton = 1,31 t
Secondary material 1/15 s/d 1/10 armouring material = 1/10.26,158 =3 t

6) Ukuran Pelindung Kaki (toe protection)


Tebal pelindung kaki (t s/d. 2t ) = t = 4,61 m
Panjang pelindung kaki (3H s/d. 4,5H) = 3H = 23,85 m
c. Stabilitas Pemecah Gelombang Akibat Beban Gelombang
1) Titik berat box caisson
A = 284,028 m2
Xo = 6,00 m
Yo = 11,84 m
Sx = A.Xo = 1704,168 m3
Sy = A.Yo = 3362,89 m3

+ 23,669 m + 23,669 m 3.50

concrete crown
2.42 1
2
1.50

4.50 3 2
+ 20,00 m

0.50 0.50
concrete cap

sirtu
+ 11,00 m

18.50 caisson

0.40 0.20 0.40

± 0,00
0.50

6.60
7.00
13.20
14.00
2) Penggeseran arah horizontal (horizontal sliding)

Pb

P1

3.50

concrete crown
2.42 1
2
1.50

4.50 3 2.00

Pw1 0.50 0.50


concrete cap HD + do = 10,540 m

sirtu
Pw2
Hd

18.50 caisson

Pw3 W
d = 12,00 m

Pw4
0.40 0.20 0.40
B

0.50
P2
7.3069

P2
N' N

6.60
7.00
13.20
14.00

Pb = 12,2112 tf/m2
P1 = 11,4517 tf/m2
P2 = Pu = 6,6351 tf/m2
Hd = 7,95 m

FF
≥ Sf
FW
FF = f (W - B – N’)
dimana :
S1 = safety factor = 1,30
W = berat pemecah gelombang
B = gaya apung (buoyancy)
Fw = gaya dinamik gelombang
N’ = gaya uplift akibat gelombang
FF = gaya gesek
N = gaya reaksi dari pondasi

§ Berat Pemecah Gelombang (W)


Dihitung tiap 1 meter lebar caisson (tegak lurus bidang gambar)
W1 = concrete caisson = 284,028 m2 x 1 m x 2,4 tf/m3 = 681,67 tf
W2 = pasir = (6,5 m x 18,5 m x 1 m x 1,8 tf/m3)2= 432,9 tf
W total = 681,67 + 432,9 = 1114,57 tf

§ Gaya Dinamik Geombang (Fw) :


Pw1 = 11,4517 tf/m2 F w1 = 11,4517x 10,67 = 122,19 tf
2
Pw2 = 12,2112 tf/m Fw2 = 12,2112 x 8,51 = 103,92 tf
Pw3 = P1 – P2 = 4,8166 tf/m2 Fw3 = 4,8166 x 7,74 = 37,28 tf
Pw4 = 6,6351 tf/m2 Fw4 = 6,6351 x 7,74 = 51,36 tf
Fw total = 314,75 tf
§ Gaya Uplift Akibat Gelombang (N’) :
N’ = 6,6351 x 14 x 1 = 92,89 tf

§ Gaya Apung (Buoyancy) (B) :


Berat jenis air laut ( ) = 1,024 tf/m3
B = 1,024 x 284,028 x 1 = 290,85 tf

§ Gaya Gesek (pondasi – pemecah gelombang) :


FF = f (W - B – N’) tf
= 1114,57 – 290,85 – 92,89
= 730,83 tf
Horizontal sliding = 2,32 > S1 = 1,30 (aman)

3) Penggulingan (Overtuning)

Pb

P1

3.50

concrete crown
2.42 1
2
1.50

4.50 3 2.00

Pw1 0.50 0.50


concrete cap HD + do = 10,540 m

sirtu
Pw2
Hd

18.50 caisson

Pw3 W
d = 12,00 m

Pw4
0.40 0.20 0.40
B

0.50
P2
7.3069

P2
N' N

6.60
7.00
13.20
14.00

Pb = 12,2112 tf/m2
P1 = 11,4517 tf/m2
P2 = Pu = 6,6351 tf/m2
Hd = 7,95 m

∑ Momen Penahan ≥ Sf
∑ Momen Pengguling an

Dimana : Sf = 1,30
∑ Momen penggulingan = ∑Fw1 Zi + N’ a3 + B a2
= 15629,34 tf.m
∑ Momen penahan = W.a1
= 41964,56 tf.m

Overtuning = 2,685 > 1,50 (Aman!)

4) Penggeseran Datar
Rumus Umum :
d. Stabilitas Pemecah Gelombang Akibat Gempa dan Gelombang
1) Gaya Gempa (seismic force)
Koefisien gempa regional = 0,06 (wilayah gempa II & tanah lunak)
Faktor kondisi tanah sub soil = 1,00 (pondasi tanah lunak)
Faktor keutamaan = 1,00 (class B)
Koefisien gempa = 0,06
Beban mati = berat caisson = 1114,57 tf
Gaya gempa = koefisien gempa x beban mati = 66,87 tf
Gaya gempa + gaya gelombang = 159,76 tf

2) Horizontal Sliding
FF
≥ Sf
( FW + FE )

Sf = 1,1
FF = 730,83 tf
Fw = 314,75 tf
FE = 66,87 tf
Horizontal sliding = 1,92 > 1,10 (Aman !)

3) Overturning
ΣMomen penahan = 41964,56 tf.m.
ΣMomen pengguling = 15629,34 tf.m.
Overturning = 2,685 > 1,00 (Aman !)

4) Penggeseran datar
C=0
C.L = 0
Σ(W′ + V) = 22945,4 tf
cos.α = 0,910291
sin.α = 0,41397
H = 478,36 tf
Σ(W+V+Fe) = 17894,6 tf
penggeseran datar = 2,150626 > 1,10 (Aman!

Anda mungkin juga menyukai