Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu dan Teknologi Reproduksi
Ternak
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas D
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Reproduksi ”.
dengan menggunakan bahasa yang sederhana, pemaparan materi yang rinci, dan
hubungan sub pokok bahasan yang berkesinambungan. Perlu disadari bahwa
makalah yang baik bukanlah makalah yang selalu memuat segalanya melainkan
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha ternak saat ini merupakan aset nasional yang turut menunjang
dihasilkan baik unggas maupun ruminansia setiap tahun selalu meningkat. Bukan
hanya menjanjikan dalam perhitungan bisnis, beternak juga banyak dijalani oleh
masyarakat karena merupakan pilihan usaha lokal yang mudah dan cocok untuk
ditekuni. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi
organisme makhluk hidup. Reproduksi ternak betina dan jantan adalah suatu proses
yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan
berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah
produktivitas ternak. Sebagai contoh untuk menghasilkan telur, susu, dan bakalan
ternak, haruslah melalui proses reproduksi yang dimulai dengan pembentukan sel
ternak jantan maupun betina merupakan hal yang penting untuk dipelajari, karena
dengan mempelajari anatomi reproduksi ternak jantan atau betina kita mengetahui
cara kerja sistem reproduksi ternak dan diharapkan mampu diaplikasikan langsung
di lapangan.
berperan penting juga di dalamnya. Hormon adalah suatu zat kimia organik yang
dihasilkan dalam sel atau kumpulan sel (kelenjar) normal dan sehat, disekresikan
langsung ke dalam darah, dibawa ke tempat pada suatu jarak dimana hormon
tersebut bekerja (target organ), diproduksi dalam jumlah sedikit tapi memiliki
fungsi-fungsi alat tubuh. Pada dalam tubuh (sistem regulasi), terdapat banyak jenis
dipengaruhi oleh ada dan tidaknya hormon lain atau dengan kata lain hormon selalu
1.2.1 Apa saja organ reproduksi ternak jantan mamalia dan unggas ?
1.2.2 Bagaimana fungsi organ reproduksi ternak jantan mamalia dan unggas ?
1.2.3 Apa saja organ reproduksi ternak betina mamalia dan unggas?
1.2.3 Bagaimana fungsi organ reproduksi ternak betina mamalia dan unggas ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.2 Mengetahui fungsi organ reproduksi ternak jantan mamalia dan unggas ?
1.3.3 Mengetahui fungsi organ reproduksi ternak betina mamalia dan unggas ?
Makalah ini ditujukan guna pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu dan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Testis
4
Testosteron merupakan hormon kejantanan yang berfungsi untuk
2. Epididimis
sperma.
3. Vas defferens
menyalurkan sperma.
4. Penis
5. Kloaka
5
2.1.2 Organ Reproduksi Betina Ternak Unggas
1. Ovarium
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12
kelamin. Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena
6
dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di
ovarium sebagai folikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur). (Tri,
2004).
dan pakan. Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan oleh
mempersiapkan ayam betina untuk bertelur. Pola pemberian pakan dan nilai
dewasa kelamin terutama organ reproduksi mulai dari ovarium sampai kloaka
(Martha, 2012).
2. Oviduk
Menurut Tri, (2004) secara anatomi alat reproduksi ayam (oviduk) terbagi
Panjang dari bagian ini adalah 9 cm dan fungsi utama dari infundibulum
ini hanyalah menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan
b. Magnum
magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel dimana sintesa
7
dan sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersusun dari sel
goblet. Sel goblet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur
berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam
c. Isthmus
saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit
sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum
3. Uterus
Uterus disebut pula glandula kerabang telur yang panjangnya 10 cm, pada
bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih telur atau plumping
kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur yang terdiri dari
sel porphyrin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari mineralisasi kerabang
4. Vagina
telur. Telur melewati vagina dengan cepat yaitu sekitar 3 menit, kemudian telur
ovulasi.
5. Kloaka
Kloaka adalah bagian ujung luar dari oviduk tempat dikeluarkannya telur.
Total waktu yang diperlukan untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26
jam. Inilah salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur 2 lebih
dari satu butir/hari. Disamping itu saluran reproduksi ayam betina bersifat
8
tunggal, artinya hanya oviduk bagian kiri saja yang mampu berkembang.
Padahal ketika ada benda asing seperti yolk dan gumpalan darah menyebabkan
tidak terjadinya ovulasi. Proses pengeluaran telur ini diatur oleh hormon
Organ kelamin sapi jantan terdiri atas tiga komponen yaitu organ
kelamin primer yaitu testis, kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu
saluran terdiri atas epididimis serta duktus deferens dan alat kelamin luar
9
1. Testis
Gambar 4. Testis
Testis adalah sepasang organ reproduksi primer pada jantan yang
diproduksi estrogen dan berbagai jenis protein yang berperan penting dalam
merupakan hasil sintesis sel sertoli (Senger, 2005). Testis ditutupi dengan
sekunder dan tingkah laku kawin normal serta berfungsi penting pada
jantan (Bearden et al., 2004). Sekitar 60-90% dari jaringan testis ditempati
oleh tubuli seminiferi sedangkan sisanya adalah jaringan interstisial,
2. Skrotum
10
kerja musculus cremaster sexternur, pabila suhu tubuh meningkat maka,
3. Epididimis
dalam tunika dengan testis (Bearden et al., 2004). Epididimis dibagi menjadi
tiga bagian yaitu caput, cauda dan corpus. Caput epididimis terdapat
pada rendahnya suhu skrotum dan peranan hormon jantan (Hafez, 2000).
11
4. Vas Deferens
inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada cincin
saraf dari korda. Selanjutnya dua vas deferens mendekati uretra, bersatu dan
yang disebut lipatan urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan
deferens dibalut oleh epitel silinder banyak lapis, sebelum mencapai akhir
dan serabut elastis. Tunika muskularis pada bagian terminal duktus deferens
terdiri dari susunan bervariasi dari berkas otot polos, yang dikelilingi oleh
(Dellmann, 1992)
5. Penis
menjadi tiga bagian, yaitu glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau
badan dan krura atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang
yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang
12
berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut di sekitar penis (Frandson,
1992).
keluar dari selubung prepusiumnya yang sering terjadi pada saat kencing.
ruang jaringan erektil dalam corpora kavernosa, spongiosa penis dan glans
• Bagian-bagian Penis
1) Corpus Penis
3) Urethra
4) Glans Penis
5) Processus Urethralis
13
Gambar 5. Tipe Penis
6. Kelenjar-Kelenjar Tambahan
a) Kelenjar Vesicularis
Pada sapi kelenjar ini sepsang; dari luar kelihatan jelas berlobuli;
letaknya sebidang dengan ampulla vas deferens tetapi ada di sebelah lateral,
jadi kedua ampula itu diapit oleh kedua kelenjar vesikuralis (Partodiharjo,
1987).
suatu ejakulasi yang normal. Jadi kalau pejantan sapi itu ejakulasinya 5 cc
b) Kelenjar Prostate
Kelenjar prostat pada sapi ada sepasang, bentuknya bulat dan jauh
lebih kecil daripada kelenjar vesikularis. Sekresi dari kelenjar ini melalui
dari epitel uretrha pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian; bagian
14
padat kelenjar atau bagian luar (corpus prostat), dan bagian yang menyebar
atau bagian dalam (pars disseminata prostatae). Bagian luar menutup bagian
c) Kelenjar cowper
majemuk (babi, kucing, dan kambing jantan), atau tubuloalveolar (kuda, sapi
cowper terbentuk dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap-tiap
serabut urat daging licin. Urat dagung ini berkontraksi secara tiba-tiba dan
15
1. Ovarium
fungsi, yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum
estrogen dan progesteron. Pada umumnya ovarium terdapat dua buah, kanan
dan kiri yang terletak di dalam pelvis. Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-
beda menurut spesies dan fase dari siklus estrus. Ovarium terdiri atas bagian
dalam yang disebut medulla dan bagain luar yaitu korteks (Soeparna &
N.Solihati, 2014). \
Dua komponen penting yang terdapat pada ovarium yaitu folikel dan
korpus luteum. Folikel pada ovarium berasal dari epitel benih yang melapisi
1,3-5,0 cm, dan lebar 1,3-3,2 cm, dan tebal 0,6-1,9cm. pada domba, ovarium
kuda berbentuk seperti ginjal dengan ukuran panjang 4,0-8,0 cm, lebar 3,0-
6,0 dan tebal 3,0-5,0 cm. Ovarium pada babi, berbentuk lonjong menyerupai
Saluran tuba atau tuba fallopi adalah salah satu komponen utama
dari sistem reproduksi wanita, dan mereka harus bekerja dengan baik untuk
16
memastikan kesuburan. Setiap sisi rahim memiliki tuba falopi yang
Fungsi utama dari saluran tuba adalah untuk menangkap telur yang
menjulur dari daerah dari ovarium setiap bulan selama ovulasi, dan
perempuan. Setelah telur muncul dari ovarium, serat kecil seperti rambut di
Tuba fallopi juga dikenal dengan istilah oviduct (saluran telur) dan
kadang-kadang disebut tuba uterina. Saluran ini terdapat pada setiap sisi
1992).
3. Uterus
penerimaan ovum yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan fetus, dan
stadium permulaan eksplusi fetus pada waktu kelahiran. Uterus pada mamalia
terdiri dari corpus, serviks dan dua tanduk atau cornua. Proporsi relative
masing-masing bagian ini demikian pula bentuk dan susunan akan berbeda-
17
umumnya dinding uterus terdiri dari selaput mukosa dibagian dalam, selapis
otot licin dibagian tengah, dan selapis serosa dibagian luar ialah peritorneum.
dinding uterus terdapat tiga lapisan yaitu selaput mukosa dan sub mukosa
4. Serviks
Serviks meupakan otot sphincter yang terletak di antara uterus dan vagina.
botol) yang disesuaikan dengan perputaran spiralis penis babi. (Soeparna &
N.Solihati, 2014).
Fungsi serviks yang utama adalah menutup lumen uterus sehingga tidak
serviks selalu tertutup kecuali pada waktu birahi dan melahirkan. Pada waktu
birahi hanya terbua sedikit untuk emberi jalan masuk bagi semen.(Tita D.L &
Ismudiono, 2013)
5. Vagina
sepanjang vagina. Vagina sapi betina, lipatan melingkar yang penting juga
terdapat di bagian kranial vagina. Variasi daur tampak pada tinggi serta
18
struktur epitel. Peningkatan jumlah lendir vagina selama berahi terutama
dan rodensia, tidak terjadi secara nyata pada ruminansia, mungkin karena
di antara uterus (arah cranial) dan vulva (caudal). Vagina juga berperan
sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi
selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica
urinaria dan berfungsi sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu
bagi fetus sewaktu partus (Feradis, 2010). Vagina memiliki fungsi sebagai
keluar dari cervix, uterus, dan oviduct, dan jalan peranakan selama proses
Vagina terletak di bagian belakang dari rongga pelvis sebelah atas dari
kantong kencing. Pada waktu melahirkan rongga vagina dapat meluas dan
1995). Vagina berbentuk pipa, berdinding tipis dan elastis. Lapisan luar
berupa tunika serosa yang diikuti oleh lapisan otot polos yang mengandung
dari stratified squamous epithelial cells. Sel epitel ini berubah menjadi sel
terdiri dari sel kelenjar dan sel bersilia. Sel kelenjarnya sangat sedikit yaitu
19
hanya pada bagian depan. Sel kelenjar ini menghasilkan lendir yang berfungsi
(semakin sering melahirkan, maka vagina semakin lebar). Vagina terdiri dari
dua bagian, yaitu portio vaginalis cervices (bagian yang dekat cervix) dan
vestibulum.
dari otot licin, lumennya diseliputi oleh selaput mukosa yang berlipat-lipat,
sekeliling cervix seperti pada kuda atau atau tidak ada sama sekali seperti
pada babi. Suatu fornix dorsal dapat ditemukan pada sapi dan domba (Feradis,
2010).
6. Vulva
berfungsi sebagai tempat masuknya penis ternak jantan, hal ini sesuai
terdiri atas labia mayora (lipatan luar vulva) dan labia minora (lipatan dalam
20
vulva). Labia vulva ditutupi oleh bulu-bulu yang jarang dan menjaga lubang
luar saluran reproduksi. Pada domba commisure dorsal nya agak membulat,
kelenjar sebaceous dan tubuler, lemak jaringan elastic, selapis tipis otot
licin, serta mempunyai struktur permukaan luar yang sama seperti kulit.
Labia minora adalah bibir yang lebih dengan jaringan ikat dibagian
dalamnya. Pada berbagai jenis ternak bibir vulva hanya sederhana dan tidak
Siklus estrus pada ternak betina dapat dilihat dari perubahan pada
yang mengalir ke dalamnya. Ciri khas yang tampak dari selaput lendirnya
21
2.3 Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Hormaein yang mempunyai arti
yang menimbulkan gairah. Definisi klasik hormon adalah suatu zat kimia organik
yang diproduksi oleh sel-sel khusus yang sehat, dirembeskan melalui aliran darah,
dalam jumlah sedikit dan dapat menghambat atau merangsang aktivitas fungsional
mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu
terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem. Hormon dapat
didefinisikan sebagai zat organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam bahan
dan dialirkan ke dalam peredaran darah dan dengan jumlah yang sangat kecil dapat
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan
disekresi secara alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau
masing-masing. Oleh karena itu, sama halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem
reproduksi juga mempunyai hormon yang memberikan efek dan fungsi dalam
perkembangannya.
22
Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut unsur
asam lemak. Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat
hipotalamus, terletak di tengah bagian dasar otak yaitu persis di bagian tengah dan
tersusun atas beberapa inti hipotalamus (hypothalamic nuclei), yaitu suatu masa sel
23
penghambat (inhibitory hormone), oksitosin dan vasopressin. Hormon- hormon
tersebut termasuk ke dalam hormon yang terbentuk dari protein (Guyton dan Hall,
2007).
Menurut Budiasa, Gde, dan Pemayun (2019) Gn-RH adalah hormon yang
LH di hipofisa anterior
Hormon LH-RF berfungsi sebagai pengaktif pelepasan hormone FSH dan LH.
24
Merangsang pelepasan ACTH
hipofisis posterior dan hipofisis anterior. Hipofisis posterior terdiri dari jaringan
saraf dan karenanya juga dinamai neurohipofisis. Hipofisis anterior terdiri dari
berarti “kelenjar”).
sendiri yang kemudian akan dibebaskan dalam darah. Berbagai populasi sel
25
Menurut Budiasa et al., (2019) fungsi FSH adalah merangsang pertumbuhan
dan perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur
ovulasi serta mengatur hormon estrogen dan progesteron. Pada pria merangsang sel
• Prolaktin (PRL)
Perkembangan payudara dan produksi air susu pada wanita. Fungsi ada pria
belum jelas.
26
Gonad, yaitu testis pada hewan jantan dan ovarium pada hewan betina sebagai
jantan dan betina selain fungsinya sebagai penghasil gamet atau sel-sel kelamin.
Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulose dan sel
menyebabkan ternak gelisah dan mau dinaiki oleh sapi lain. Efek lain dari tingginya
menghasilkan mukus oleh glandula serviks dan vagina, yang mana ini merupakan
manifestasi dari tanda-tanda estrus pada hewan betina (Tiro, Tirajoh, Beding, &
Baliarti, 2020).
• Hormon Progesteron
27
Berfungsi merangsang dan memelihara kelenjar seks pelengkap; merangsang
• Prostaglandin
• Relaksin
Seperti LH.
Seperti FSH.
28
• Pregnancy Protein
29
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Organ reproduksi unggas jantan terdiri dari testis, epididimis, Vas defferens,
dari testis, skrotum, epididymis, vas deferens, penis, dan kelenjar tambahan.
2. Organ reproduksi unggas betina terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, vagina,
4. Hormon adalah suatu zat kimia organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus
yang sehat, dirembeskan melalui aliran darah, dalam jumlah sedikit dan
atau jaringan.
5. Terdapat empat sitem hormone reproduksi yaitu, Hormon dari
4.2 Saran
hormon dan organ reproduksi ternak guna pemahaman yang lebih baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
Budiasa, M. K., Gde, T., dan Pemayun, O. 2019. Induksi Berahi dengan PGF2 Alfa
Fifal. 2015. Laporan Organ Reproduksi Jantan. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makssar.
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Kurniawan, S., Handarini, R., dan Dihansih, E. 2018. Respons Pemberian Hormon
Lestari, T. D., & Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak (Vol. 53). Surabaya:
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta.
Soeparna & N.Solihati, 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. IPB Press. Bogor
Tiro, B. M. W., Tirajoh, S., Beding, P. A., dan Baliarti, E. 2020. Siklus Estrus dan
31