Anda di halaman 1dari 9

107

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


Volume 7 Nomor 2: 107-115 (2018)

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


http://www.industria.ub.ac.id
ISSN 2252-7877 (Print) ISSN 2548-3582 (Online)
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2018.007.02.5

Analisis Kerusakan Mekanis dan Umur Simpan pada Rantai Pasok Buah Naga
di Kabupaten Tanah Laut

Analysis of Mechanical Damage and Shelf Life on Dragon Fruit Supply Chain
in Tanah Laut Regency

Raden Rizki Amalia*, Nina Hairiyah, Nuryati


Department of Agroindustrial Technology, State Polytechnic of Tanah Laut
Jl. Ahmad Yani, Tanah Laut 70815, Indonesia
*
ra.amalia.rizki@gmail.com
Received: 23rd January, 2018; 1st Revision: 28th March 2018; 2nd Revision: 02nd May, 2018; Accepted: 08th Mei, 2018

Abstrak
Sebagai salah satu komoditas hortikultura, buah naga memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi dalam
proses distribusinya hingga ke konsumen. Entitas yang terlibat dalam rantai pasok buah naga adalah petani,
pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar, pedagang pengecer, dan konsumen. Dilihat dari banyakya
entitas pada rantai pasok buah naga, maka diperlukan kajian mengenai jenis dan persentasi tingkat kerusakan
mekanis dengan tujuan mempertahankan kualitas buah naga sampai ke konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan identifikasi jenis kerusakan, analisis penyebab kerusakan mekanis pada setiap tahapan handling,
memberikan solusi langkah perbaikan yang bisa dilakukan, serta menganalisis umur simpan buah naga yang masih
layak untuk dijual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kerusakan mekanis yang terjadi pada saat pengamatan
buah naga dapat diklasifikasikan menjadi abrasion, bruising, shatter cracking, cutting, puncture dan splitting.
Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan bahwa rata-rata presentasi kerusakan pada tahap pemanenan sebesar 46%,
transportasi 35%, penyusunan display di toko 15% dan pada saat proses pembelian di pedagang pengecer sebesar
4%. Pada hari kesembilan, buah yang busuk/tidak dapat terjual mencapai 51,07% dari total buah yang mengalami
kerusakan mekanis pada hari pertama, sementara buah naga lainnya mengalami penurunan mutu diikuti dengan
penurunan harga jual sampai dengan 100% setelah hari ketiga belas.
Kata kunci: buah naga, kerusakan mekanis, umur simpan

Abstract
As one of the horticulture commodities, dragon fruit has a high level of damage in the distribution process.
Entities involved in the dragon fruit supply chain are farmers, small collectors, large collectors, retailers, and
consumers. A lot of supply chain entities makes it necessary to study the type and percentage of mechanical damage
degree to maintain the dragon fruit quality. This study aims to identify the types of mechanical damage, mechanical
damage causes analysis on each stage handling, providing possible solutions improvement steps, and analyzing the
shelf life of worth selling dragon fruit. The results showed mechanical damage type that occurred during the dragon
fruit observation classified into abrasion, bruising, shatter cracking, cutting, puncture and splitting. Based on the
results of the identification, the average percentage of damage at the harvesting stage is 46%, transportation 35%,
the arrangement in 15% display and at the buying process at retailer 4%. On a ninth day, rotten/unsold fruit reaches
51.07% of the total dragon fruits that go through mechanical damage on the first day while the other dragon fruit
has a decreased quality followed by a drop in the selling price up to 100% after the thirteenth day.
Keywords: dragon fruit, mechanical damage, shelf life

PENDAHULUAN kandungan airnya yang sangat tinggi serta rasanya


cukup manis. Dalam 100 gram buah naga me-
Buah Naga super red (Hylocereus costar- ngandung air 82,5-83 g, protein 0,159-0,229 g,
cencis) atau yang lebih dikenal dengan nama dra- lemak 0,21-0,61 g, serat kasar 0,7-0,9 g, karoten
gon fruit memiliki potensi yang baik dilihat dari 0,005-0,012 g, kalsium 6,3-8,8 mg, fosfor 30,2-
permintaan yang terus meningkat diikuti dengan 36,1 mg, iron 0,55-0,65 mg, vitamin B1 0,28-
teknik budidaya yang mudah. Buah naga biasanya 0,034 mg, vitamin B2 0,043-0,045 mg, vitamin B3
dikonsumsi dalam bentuk buah segar karena 0,297-0,43 mg, vitamin C 8-9 g, thiamine 0,28-
108
Analisis Kerusakan Mekanis dan...
0,30 mg, riboflavin 0,043-0,044mg, niacin 1,297- mengamati buah naga yang telah mengalami keru-
1,300 mg, dan abu 0,28 g (Taiwan Food Industry sakan mekanis dapat dilihat dampak terhadap ma-
Development Research Authorities, 2005). sa simpan buah naga untuk dibandingkan dengan
Salah satu sentra produksi buah naga di In- masa jualnya.
donesia terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
khususnya di Kabupaten Tanah Laut. Walaupun oleh Zee, Yen, dan Nishina (2004), masa simpan
buah naga dapat ditemukan di berbagai daerah In- buah naga pada suhu ruang adalah selama 10 hari,
donesia, tetapi buah naga menjadi suatu komo- sedangkan menurut Istianingsih dan Efendi (2013)
ditas yang khas di Tanah Laut karena dapat dite- umur simpan buah naga untuk jenis super red (Hy-
mukan di pasar-pasar sekitar lokasi wisata Kabu- locereus costaricencis) optimal pada suhu ruang
paten Tanah Laut. Buah naga merupakan salah sa- adalah ± 7 hari. Sehingga bisa disimpulkan umur
tu tanaman hortikultura yang mulai dibudidayakan simpan buah naga khususnya untuk jenis super
di Kabupaten Tanah Laut sejak tahun 2006 di red optimal pada suhu ruang berkisar antara 7-10
Desa Tampang dan Desa Sumber Mulia Kecamat- hari. Masa jual adalah lama buah naga mampu
an Pelaihari. Budidaya ini dilakukan mengacu bertahan untuk bisa dijual walaupun dalam kondi-
pada hasil keputusan menteri pertanian No. si mutu yang semakin menurun yang akan berban-
511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang komoditi buah ding lurus dengan penurunan harga jual.
naga sebagai salah satu tanaman binaan Direktorat
Jenderal Hortikultura. Pada tahun 2015, luas ta- METODE PENELITIAN
nam budidaya buah naga sebesar 182 hektar yang
tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanah Kerusakan Mekanis
Laut. Lokasi untuk sentra buah naga dengan Pengamatan dilakukan secara visual berda-
kualitas super red berada di Kecamatan Bajuin sarkan adanya bentuk-bentuk kerusakan mekanis
dan Takisung (Badan Pusat Statistik, 2016). pada buah. Setiap buah yang mengalami kerusak-
Menurut Khumphant, Vongmanee, dan an baik besar maupun kecil dikategorikan sebagai
Rattanawong (2007) kegiatan yang terjadi pada buah yang mengalami kerusakan mekanis. Hasil
rantai pasok buah naga terdiri dari pemanenan, pengamatan ini digunakan untuk identifikasi pe-
pengaturan, pemuatan, pembongkaran, pengemas- nyebab kerusakan buah naga dalam rantai pasok
an, pengemasan ulang, dan transportasi. Serang- berdasarkan besarnya tingkat kerusakan mekanis-
kaian proses tersebut dapat berasal dari berbagai nya. Persamaan yang digunakan untuk menghi-
aktivitas pelaku/entitas yang saling berkaitan de- tung kerusakan mekanis yang terjadi adalah seba-
ngan tujuan akhir buah naga dapat sampai ke gai berikut.
konsumen akhir. Banyaknya entitas, aktivitas dan 𝐽𝑛𝑟
𝐾𝑚 =
proses yang saling berkaitan dalam rantai pasok 𝑇𝑏𝑛
buah naga berakibat pada tingginya resiko keru- Keterangan :
Km = Kerusakan Mekanis
sakan buah naga. Memahami mengenai kegiatan
Jnr = Jumlah buah naga rusak
yang dilakukan tiap entitas mulai dari kegiatan Tbn = Total contoh buah naga
panen hingga penjualan akhir akan bermanfaat da-
lam melakukan perbaikan pascapanen guna mem- Sampel buah naga diambil sebanyak 5% pada
pertahankan umur simpan buah naga. setiap tahapan yang diteliti. Pada tahap setelah
Amalia, Hairiyah, dan Nuryati (2017) telah panen, buah naga masih berada di dalam karung.
melakukan penelitian mengenai pemetaan rantai Sebanyak lima karung buah naga masing-masing
pasok buah naga di Kabupaten Tanah Laut. Pene- seberat 60 kg dijadikan populasi untuk pengam-
litian tersebut menyimpulkan ada empat pola alir- bilan sampel. Dari 300 kg populasi sampel maka
an rantai pasok buah naga dengan entitas yang sampel yang diambil adalah sebanyak 15 kg (ma-
terdiri dari petani, pedagang pengumpul kecil, pe- sing-masing karung diambil 3 kg). Sampel buah
dagang pengumpul besar, pedagang pengecer, dan naga diambil secara acak dari letaknya di dalam
konsumen. Berdasarkan rantai pasok buah naga karung (bagian atas, tengah dan bawah). Pada
yang ada di Kabupaten Tanah Laut, diperlukan tahap dimana buah naga telah dikeluarkan dan
kajian jenis dan persentasi tingkat kerusakan dikumpulkan di satu tempat, sampel yang diambil
mekanis pada masing-masing proses di setiap sebanyak 9 kg (bagian atas, tengah dan bawah
entitas dengan tujuan mempertahankan kualitas tumpukan). Pengambilan sampel buah naga yang
buah naga untuk sampai ke konsumen. Tingkat telah berada di display diambil secara acak 5%
kerusakan khususnya di pengecer perlu diamati dari jumlah total yang berada di display.
karena merupakan akumulasi kerusakan dari
berbagai entitas sebelumnya. Selanjutnya dengan

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


109
Analisis Kerusakan Mekanis dan...
Masa Simpan untuk memberikan gambaran entitas apa saja yang
Masa simpan yang dimaksud dalam penga- terlibat dalam sebuah rantai pasok. Pemetaan ran-
matan ini adalah lamanya penyimpanan buah naga tai pasok buah naga yang ada di Kabupaten Tanah
di tingkat pengecer sampai buah naga tidak dapat Laut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
dijual lagi atau busuk total. Pengamatan ini ber- oleh Amalia et al. (2017) terdiri dari empat pola
tujuan untuk melihat dampak dari kerusakan me- aliran, yaitu :
kanis yang dihasilkan terhadap lamanya masa 1. Aliran rantai pasok 1
simpan buah naga di pedagang pengecer. Contoh Petani  Pedagang Pengumpul Kecil  Pe-
buah naga yang diamati adalah buah naga yang dagang Pengumpul Besar  Pedagang Penge-
telah diamati tingkat kerusakannya, buah diambil cer  Konsumen
sebanyak lima buah dalam satu partai secara acak. 2. Aliran rantai pasok 2
Kelima buah ini sengaja dibeli tetapi tetap disim- Petani  Pedagang Pengumpul Besar  Pe-
pan di pajangan dengan tujuan melihat perubahan dagang Pengecer  Konsumen
yang terjadi dari hari ke hari sesuai kondisi yang 3. Aliran rantai pasok 3
ada di lapangan. Pada tiap pengamatan keterangan Petani  Pedagang Pengecer  Konsumen
berupa kondisi buah dan perubahan harga berda- 4. Aliran rantai pasok 4
sarkan informasi dari pedagang pengecer, jika me- Petani  Konsumen
nurut pedagang pengecer buah sudah tidak dapat Berdasarkan empat pola aliran rantai pasok
dijual maka pengamatan tidak dilakukan lagi. yang ada di Kabupaten Tanah Laut, entitas yang
Masa simpan yang diperoleh berdasarkan lamanya terlibat terdiri dari petani, pedagang pengumpul
penyimpanan buah yang telah mengalami keru- kecil, pedagang pengumpul besar, pedagang pe-
sakan mekanis akan dibandingkan dengan kapasi- ngecer, dan konsumen. Entitas yang paling banyak
tas penjualan pedagang pengecer. Lamanya masa muncul adalah petani, pedagang pengecer, dan
jual di pengecer sampai barang habis terjual diper- konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka pada
oleh dari hasil wawancara. penelitian ini identifikasi dan analisis mengenai
kerusakan mekanis yang terjadi pada rantai pasok
HASIL DAN PEMBAHASAN buah naga lebih ditekankan pada proses yang ter-
jadi pada entitas petani (kegiatan pemanenan), en-
Rantai Pasok Buah Naga di Kabupaten Tanah titas pedagang pengecer (yaitu kegiatan trans-
Laut portasi serta penataan display buah naga pada toko
Manajemen rantai pasok memiliki peran da- buah), serta entitas konsumen (proses pembelian
lam menjaga biaya seminimum mungkin dalam di pedagang pengecer atau petani).
sebuah bisnis serta upaya untuk mendapatkan pro-
fitabilitas setinggi mungkin. Ada banyak faktor Analisis Kerusakan Mekanis Buah Naga
yang terlibat dalam manajemen rantai pasokan, Jenis Kerusakan Mekanis
dimana salah satu dari aliran tersebut merupakan Penanganan buah naga belum dilakukan se-
faktor terpenting. Aliran tersebut mencakup arus cara maksimal oleh entitas rantai pasok, sehingga
produk, aliran informasi, dan aliran keuangan. penanganan yang kurang hati-hati seperti metode
Aliran produk merupakan gerakan suatu produk pemanenan yang tidak menggunakan alat yang
atau barang dari pemasok hingga ke konsumen. sesuai, penanganan pasca panen saat pengum-
Adanya manajemen rantai pasok diharapkan dapat pulan buah yang ditumpuk dan peletakan yang
memberikan hasil yang optimal untuk semua keras, serta pengangkutan yang tidak menggu-
entitas yang terlibat pada aliran rantai pasok (Rais nakan wadah atau alas yang standar mengaki-
& Sheoran, 2015). Menurut Tolani dan Hussain batkan tingkat kerusakan buah yang tinggi. Keru-
(2013) keuntungan penting dari manajemen rantai sakan yang terjadi dapat berupa kerusakan meka-
pasok adalah mengurangi kerugian produk dalam nis, fisiologis, kimiawi dan mikrobiologis. Keru-
transportasi dan penyimpanan; meningkatkan pen- sakan mekanis dalam rangkaian kegiatan di rantai
jualan; diseminasi teknologi, teknik-teknik cang- pasok perlu diperhatikan, karena dapat menjadi
gih, modal dan pengetahuan antar entitas; membe- titik awal bagi kerusakan-kerusakan lain seperti
rikan informasi yang lebih baik tentang arus pro- kimiawi dan mikrobiologi. Beberapa tipe kerusak-
duk, pasar, dan teknologi; memberikan kontrol an mekanis yang terjadi saat pengamatan tampak
yang lebih baik dari keamanan dan kualitas pro- pada Gambar 1.
duk; mampu meningkatkan efisiensi dan mening-
katkan volume perdagangan; serta kepuasan pe- Tingkat Kerusakan Mekanis
langgan. Pengukuran tingkat kerusakan dilakukan
Sebuah pemetaan rantai pasok diperlukan secara manual dengan uji visual pada penampakan

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


110
Analisis Kerusakan Mekanis dan...

Abrasion Bruising Shatter cracking

Cutting Puncture Splitting


Gambar 1. Tipe kerusakan mekanis saat pengamatan

Tabel 1. Tingkat kerusakan mekanis dan susut di pengecer berdasarkan pemasok


Jumlah Tingkat Kerusakan (%) Susut Jumlah (%)
Pemasok
Pengamatan Rataan Maks Min Rataan Maks Min
Petani 11 65,67 86,00 18,18 2,83 17,5 0
Pengumpul 20 63,51 90,00 42,73 1,83 10 0
Grosir 1 54,11 54,11 54,11 0 0 0
Keterangan : Tingkat kerusakan maksimum di petani dan pengumpul disebabkan banyaknya terdapat luka abrasion
kecil.

luar buah naga dan melihat jumlah buah yang ru- ni/pemilik pohon, pedagang pengecer tidak mela-
sak pada tiap contoh dalam satu pengiriman ba- kukan penyortiran terlebih dahulu. Buah naga
rang. Pada saat pengamatan, besar maupun kecil yang dipanen kebanyakan masih belum cukup tua
kerusakan pada buah dikategorikan sebagai buah untuk dipanen, sehingga banyak buah naga yang
yang mengalami kerusakan mekanis. Tingkat ke- mengalami gagal masak dan menjadi rusak. Peda-
rusakan mekanis yang diamati merupakan tingkat gang pengecer tetap membeli buah naga tersebut
kerusakan mekanis yang terjadi di pedagang pe- karena kondisi buah naga di pasaran sedang sedi-
ngecer melalui pedagang pengumpul besar, peda- kit. Pantastico dan Kamariyani (1986) menya-
gang grosir atau langsung dari petani. Susut yang takan tingkat kemasakan pada saat pemanenan
terjadi merupakan jumlah buah yang rusak total merupakan hal yang sangat penting untuk memak-
pada saat pendistribusian dan tidak dapat terjual simalkan umur simpan buah naga. Pemetikan
lagi di pedagang pengecer. buah yang terlalu muda harus dihindari, karena
Tingkat kerusakan mekanis dan susut berda- buah muda cenderung mempunyai aroma dan
sarkan pemasok dapat dilihat pada Tabel 1. Rata- tekstur yang kurang baik pada saat pemasakan.
rata tingkat kerusakan pada tiap pemasok hampir
sama tetapi rata-rata susut yang terjadi berbeda- Penyebab Kerusakan Mekanis serta Perbaikan
beda besarnya. Hal ini disebabkan karena penga- yang Dapat Dilakukan pada Setiap Tahapan
matan tingkat kerusakan mekanis tidak dibedakan Handling
dari besar kecilnya kerusakan pada buah. Besar- 1. Pemanenan
nya tingkat keparahan dari kerusakan mekanis Pada tahap pemanenan rata-rata persentasi
dapat terlihat dari besarnya susut yang terjadi pada kerusakan adalah 46%. Pemanenan memiliki per-
saat pendistribusian dari ketiga asal pemasok. sentase penyebab kerusakan tertinggi diantara ta-
Besarnya rata-rata tingkat kerusakan mekanis hap yang lainnya. Jenis kerusakan mekanis yang
yang berasal dari petani bisa disebabkan karena sering terjadi pada tahap ini adalah shatter crac-
kurang hati-hatinya penanganan pada saat pema- king yang disebabkan buah terkena batang atau
nenan. Pada saat pengambilan buah naga di peta- daun, cutting yang disebabkan pemetikan lang-

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


111
Analisis Kerusakan Mekanis dan...
sung menggunakan tangan atau tidak menggu- pengangkutan dan buah di dalam karung berada di
nakan alat pemotong serta teknik pemetikan yang dekat ujung–ujung kendaraan.
salah (tidak dipetik bersamaan dengan tangkai Menurut Idah, Ajisegiri, dan Yisa (2007), tin-
buah), serta splitting yang disebabkan karena dakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk me-
teknik peletakan buah ke dalam karung dengan ngurangi tingkat kerusakan pada tahap trans-
cara dilempar. Pada dasarnya penyebab kerusakan portasi untuk buah dan sayur segar adalah dengan
mekanis pada tahap ini adalah teknik pemanenan menggunakan jenis pengemas yang disesuaikan
yang kurang benar. Pekerja tidak menggunakan dengan karateristik jenis buah dan sayuran segar
sarung tangan, pemetikan dilakukan tanpa meng- yang diangkut, seperti dengan menggunakan ke-
gunakan alat bantu pemotong, buah yang telah ranjang yang dibuat dari anyaman dengan sisi
dipetik juga beresiko terkena batang sulur serta yang tidak tajam, menggunakan kontainer plastik,
pekerja tidak hati-hati dan terkesan melempar bu- atau karung goni (bukan karung yang terbuat dari
ah ketika meletakkan buah naga yang telah dipetik karung plastik tipis) yang dapat mengurangi ben-
ke dalam karung tempat pengumpulan buah. turan saat dilakukan proses transportasi. Selain itu
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan menurut Mashudi (2012), tindakan perbaikan
adalah melakukan proses pemanenan dengan pro- yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat
sedur yang benar. Tindakan perbaikan untuk me- kerusakan pada tahap transportasi buah adalah
ngatasi shatter cracking dan splitting menurut To dengan memberikan alas karpet atau bahan lain
et al. (2000) adalah dengan melakukan proses yang dapat mengurangi benturan.
pemanenan dan pemindahan buah naga dengan
hati-hati, menempatkan buah pada keranjang atau 3. Penataan display di toko buah
peti dengan bahan yang tidak tajam, serta meng- Kerusakan mekanis yang terjadi pada tahap-
hindari peletakkan buah yang baru dipanen de- an penataan display buah naga di toko buah me-
ngan cara dijatuhkan. ngalami rata-rata tingkat kerusakan mekanis sebe-
Selain itu menurut Kristriandiny dan Susanto sar 15%. Jenis kerusakan mekanis yang sering ter-
(2016) cara pemanenan buah naga yang benar jadi adalah abrasion dan bruising yang disebab-
yaitu: kan teknik pemindahan yang kurang hati-hati serta
a. Pekerja harus menggunakan sarung tangan terjatuh saat berada di display. Perbaikan yang
untuk menghindari tangan tertusuk duri yang dapat dilakukan pada tahapan ini menurut Sabir
terdapat pada sulur. dan Farooquie (2015) adalah dengan mengklasi-
b. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan fikasikan jenis buah yang disusun pada display
gunting pangkas yang kuat dan tajam untuk berdasarkan umur simpan (buah yang lama dan
mempermudah proses pemotongan tangkai yang baru masuk). Hal ini dilakukan agar pada
buah. saat penjualan, penjual dapat dengan mudah
c. Pemotongan buah naga dilakukan pada tang- mengambil buah yang diinginkan oleh konsumen
kai buahnya. Jika tangkai buah naga terlalu sesuai dengan harga jual yang ditetapkan untuk
pendek atau bahkan menempel dengan buah, buah lama dan buah yang baru masuk, sehingga
maka pemotongan dilakukan dengan memo- mengurangi pemindahan buah berlebih yang
tong sedikit sulur di dekat pangkal buah tanpa menyebabkan kerusakan mekanis.
merusak sulur tempat buah naga tumbuh.
d. Buah yang telah dipetik diletakkan dengan 4. Proses pembelian di pedagang pengecer sam-
hati pada tempat pengumpulan buah. pai ke konsumen
Pada tahapan handling proses pembelian bu-
2. Transportasi ah naga oleh konsumen dari pedagang pengecer,
Tahapan handling transportasi mengalami terjadi tingkat kerusakan mekanis sebesar 4%.
tingkat kerusakan rata-rata sebesar 35%. Pada Berdasarkan hasil identifikasi jenis kerusakan
tahap transportasi, jenis kerusakan mekanis yang mekanis yang terjadi adalah abrasion, hal ini dise-
sering terjadi adalah abrasion dan bruising yang babkan karena kemasan saat membungkus buah
disebabkan terjadinya benturan karena getaran menggunakan plastik yang tipis serta buah tertum-
pada saat pengangkutan, tipisnya kemasan karung puk dengan barang belanjaan yang lain. Perbaikan
yang digunakan saat pengangkutan, tidak meng- yang dapat dilakukan menurut Idah et al. (2007)
gunakan alas pada wadah pengangkut serta pele- adalah dengan menggunakan tas yang dianyam
takan karung pada proses pengangkutan yang dari bahan polipropilen (polinet) sebagai wadah
kurang hati-hati. Selain itu pada tahapan ini juga untuk membungkus buah saat proses penjualan di
sering ditemui adanya jenis kerusakan mekanis pedagang pengecer.
puncture yang disebabkan tekanan berlebih saat

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


112
Analisis Kerusakan Mekanis dan...
Analisis Umur Simpan Buah Naga Layak Jual dalam setahun. Kapasitas dan persentase susut di
Bobot Susut responden pedagang pengumpul besar dan peda-
Menurut Sutrisno dan Purwanto (2011) bobot gang grosir dapat dilihat pada Tabel 2.
susut buah naga tidak dipengaruhi oleh jenis ke- Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
masan yang digunakan pada buah naga, sehingga besarnya susut seperti penanganan masing-masing
bobot susut yang terjadi dapat disebabkan keru- entitas, kondisi lingkungan serta kondisi buah na-
sakan mekanis pada buah naga. Berdasarkan hasil ga itu sendiri. Pendistribusian buah naga pada saat
wawancara, pedagang pengumpul besar yang me- kondisi hujan bisa sangat merugikan karena ke-
ngirim ke beberapa pasar wisata di Kabupaten Ta- mungkinan susut yang terjadi sangat besar. Kondi-
nah Laut menjelaskan bahwa pengumpulan buah si buah naga seperti tingkat kematangan atau ting-
naga yang dilakukan rata-rata sejumlah 2 ton/ kat kerusakan sangat berpengaruh pada saat kegi-
minggu. Dari jumlah buah naga yang dikum- atan penyimpanan dan pendistribusian.
pulkan terdapat susut 200 kg pada saat dilakukan Besarnya susut yang terjadi di pedagang pe-
penyortiran di gudang. Kemudian susut berikut- ngumpul besar dikarenakan umumnya buah naga
nya terjadi pada saat pengiriman buah naga de- yang diperoleh dari pedagang pengumpul kecil
ngan ratarata 20 kg tiap pedagang pengecer. belum disortir. Selain susut pada saat pendistribu-
Pengiriman buah naga dilakukan keempat peda- sian terdapat juga susut pada saat penyimpanan.
gang pengecer di pasar wisata, jadi buah naga Susut penyimpanan kadang terjadi di pedagang
yang dapat terjual sebesar 1.720 kg dari 2 ton buah grosir. Pedagang grosir berusaha memenuhi kapa-
naga yang dikumpulkan. Aliran pemasaran buah sitas gudang untuk menjaga pasokannya, sehingga
naga responden pengumpul besar di Kecamatan kadang dilakukan penyimpanan dalam jumlah be-
Bajuin dan Kecamatan Batu Ampar terdapat di sar karena barang belum habis terjual. Susut pe-
Gambar 2. nyimpanan yang terjadi dikarenakan lama pe-
Besarnya susut tersebut merupakan rata-rata nyimpanan dari banyaknya buah naga yang ter-
susut yang biasa terjadi pada saat penerimaan dan simpan. Tabel 2 menunjukkan persentase susut
pengiriman buah naga. Besarnya susut yang terja- yang terjadi pada pengumpul di Pasar Pelaihari
di di lapangan sangat bervariasi, susut yang terjadi lebih kecil dibanding pengumpul di Tajau Pecah.
bisa jauh lebih besar atau bahkan tidak terdapat Penggunaan alas karpet pada saat pendistribusian
susut sama sekali. Diasumsikan dalam tiap pengi- yang dilakukan pengumpul di Pasar Pelaihari da-
riman buah naga terdapat susut yang terjadi di tiap pat mencegah kerusakan mekanis yang lebih besar.
responden. Berdasarkan hasil wawancara kedua Alas karpet dapat berfungsi sebagai bantalan da-
pedagang pengumpul besar dan seorang pedagang lam menahan tekanan dari tumpukan dan memper-
grosir, rata-rata susut yang terjadi pada saat pe- kecil benturan yang terjadi antara kemasan yang
ngambilan dan pengiriman barang dijadikan per- menggunakan karung dengan alas bak kendaraan.
sentase sebagai acuan usaha pemasaran buah naga

Pengumpul 2000 kg 1800 kg 1800 kg 1720 kg


Responden Pengecer
kecil responden pengumpul Responden
besar
200 kg 80 kg

Susut Pengambilan Susut Pengiriman

Gambar 2. Aliran pemasaran buah naga responden pasar wisata Kabupaten Tanah Laut

Tabel 2. Kapasitas dan persentase susut di responden pedagang pengumpul besar dan pedagang grosir
Kapasitas Susut Kapasitas Susut Kapasitas
No Entitas Pembelian Pengambilan Pengiriman Pengiriman Penjualan
(Kg/tahun) (%) (Kg/tahun) (%) (kg/tahun)
1 A (Pengumpul 76.800 10 69.120 4 66.048
Pasar Tajau Pecah)
2 B (Pengumpul 246.000 6 231.240 0,5 230.010
Pasar Pelaihari)
3 C (Grosiran 634.000 3 614.980 1 608.640
Bajuin)

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


113
Analisis Kerusakan Mekanis dan...

Pedagang grosir yang melakukan pendistribusian dari besarnya tingkat keparahan yang dialami dari
dengan kemasan peti kayu menunjukkan susut kerusakan mekanis. Persentase dari tiap masa sim-
yang terjadi lebih kecil dibanding susut di kedua pan buah naga diakumulasikan sebagai pendekat-
pedagang pengumpul besar yang menggunakan an dalam melihat besarnya kerusakan buah yang
bak plastik. Kemasan peti kayu lebih kuat mena- terjadi dalam selang waktu penyimpanan pada
han benturan antara alas/dinding bak kendaraan, suatu partai barang yang mengalami kerusakan
benturan antara kemasan dan tekanan akibat tum- mekanis. Persentase kerusakan buah selama pe-
pukan berlebih. nyimpanan ditunjukkan pada Gambar 3.
Responden pedagang pengumpul besar me-
nanggung sendiri resiko susut pada saat pengam- Tabel 3. Jumlah buah naga yang busuk selama masa
bilan dan pengiriman buah naga. Jika susut dari jual di pedagang pengecer
pedagang pengumpul kecil sangat banyak maka Masa Jumlah Contoh Persentase
pedagang pengumpul besar akan meminta pe- Simpan Buah Naga (%)
H-4 1 2,13
ngambilan buah naga berikutnya harus lebih baik
H-5 3 6,18
daripada saat pengambilan sebelumnya. Pedagang H-6 2 4,26
pengecer akan melakukan pemotongan biaya H-7 8 17,02
pembelian jika susut yang terdapat dianggap besar H-8 9 19,15
dalam satu partai pengiriman. H-9 1 2,13
H - 10 7 14,89
Masa Simpan H - 11 8 17,02
Buah naga seperti buah-buahan pada umum- H - 12 4 8,51
nya termasuk perishable commodities, artinya ko- H - 13 4 8,51
moditi yang mudah mengalami kerusakan. Keru- Total 47 100
sakan dapat disebabkan oleh kerusakan mekanis
atau efek fisiologis. Kerusakan fisiologis yang ter-
jadi pada komoditi tanaman hortikultura antara
lain lecet, terkelupas, kering layu, memar, busuk
setelah dipanen. Dampak dari efek fisiologis, buah
-buahan tidak mempunyai umur simpan atau masa
simpan yang panjang (Harun, Efendi, & Hasibuan,
2012).
Masa simpan yang dimaksud adalah lamanya
masa simpan buah naga yang telah mengalami
kerusakan mekanis di pedagang pengecer sampai Gambar 3. Persentase kerusakan buah selama penyim-
mengalami busuk total atau tidak bisa dijual lagi. panan
Kerusakan mekanis yang belum terlihat pada saat
pendistribusian akan terlihat beberapa hari setelah Berdasarkan dari wawancara, pedagang pe-
dijajakan, tergantung dari tingkat keparahan yang ngecer mampu menjual habis buah naga pada hari
dialami. Selain itu kondisi lingkungan dan pena- ke-7 sampai hari ke-14. Bila dibandingkan dengan
nganan pada saat penyimpanan juga mempegaruhi masa simpan buah naga yang telah mengalami
mutu buah naga dalam masa penjualan di peda- kerusakan mekanis, pedagang pengecer akan me-
gang pengecer. Pengamatan ini bertujuan untuk ngalami kerugian berupa susut kuantitatif akibat
mengetahui besarnya pengaruh tingkat kerusakan buah yang rusak total dan tidak bisa terjual sama
mekanis yang terjadi terhadap masa simpan buah sekali. Kerugian berupa susut kualitatif juga dia-
naga. Jumlah buah naga yang busuk selama masa lami karena adanya penurunan harga jual buah
jual di pedagang pengecer dapat dilihat di Tabel 3. naga yang mengalami penurunan mutu. Kerusak-
Masa simpan buah naga tercepat yang me- an mekanis yang terjadi di awal penjualan bera-
ngalami kerusakan mekanis sampai buah naga kibat pada tingkat kerusakan buah yang semakin
tidak dapat terjual terdapat pada hari ke-4 dan besar seiring lamanya masa jual. Gambar 3 me-
masa simpan terlama terdapat pada hari ke-13. nunjukkan pada hari ke sembilan buah naga yang
Persentase terbanyak dari jumlah contoh buah busuk/tidak dapat terjual mencapai 51,07%, se-
naga yang tidak dapat terjual lagi terdapat pada mentara buah naga lainnya mengalami penurunan
hari ke-8. Bervariasinya masa simpan ini tergan- mutu diikuti dengan penurunan harga jual sampai
tung dari mutu awal buah naga pada saat pe- dengan 100% setelah hari ketiga belas.
nyimpanan. Mutu awal buah naga ini dipengaruhi

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


114
Analisis Kerusakan Mekanis dan...

Hari ke-4 Hari ke-7 Hari ke-11 Hari ke-13


Gambar 4. Perubahan buah naga dengan masa simpan 13 hari

Contoh perubahan buah naga dengan masa Badan Pusat Statistik. (2016). Kalimantan Selatan
simpan hari ke-13 dapat dilihat pada Gambar 4. dalam Angka 2015. Banjarbaru: Badan Pusat
Penanganan pascapanen pada rantai pasok buah Statistik Provinsi Kalimantan Selatan.
naga harus dilakukan dengan baik agar dapat me-
Harun, N., Efendi, R., & Hasibuan, H. (2012).
nekan jumlah buah naga yang mengalami keru-
Penggunaan lilin untuk memperpanjang umur
sakan mekanis. Dengan menekan jumlah buah na- simpan buah naga merah (Hylocereus
ga yang mengalami kerusakan mekanis, dampak polyrhizus). Sagu, 11(2), 1–14.
kerusakan total yang dialami buah naga pada masa
penyimpanan juga dapat berkurang. Apabila pena- Idah, P. A., Ajisegiri, E. S. A., & Yisa, M. G. (2007).
nganan dilakukan dengan lebih baik lagi diharap- Fruits and vegetables handling and transportation
kan masa simpan buah naga dapat diperpanjang in Nigeria. AU Journal of Technology, 10(3),
demikian juga masa jual buah naga. 175–183.

KESIMPULAN Istianingsih, T., & Efendi, D. (2013). Pengaruh umur


panen dan suhu simpan terhadap umur simpan
buah naga super red (Hylocereus costaricensis).
Jenis kerusakan mekanis yang terjadi pada
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI), 4(1), 54–61.
saat pengamatan buah naga dapat diklasifikasikan
menjadi abrasion, bruising, shatter cracking, cut- Khumphant, T., Vongmanee, V., & Rattanawong, W.
ting, puncture dan splitting. Kerusakan mekanis (2007). A cost reduced solutions of dragon fruits
paling besar terjadi pada tahapan handling pema- supply chain to increase business competitive
nenan yaitu sebesar 46%, pada tahap transportasi advantage. In 2nd International Conference on
sebesar 35%, pada saat penyusunan di display to- Operations and Supply Chain Management (pp.
ko sebesar 15%, serta pada saat proses pembelian 447–453). Bangkok: University of the Thai
di pedagang pengecer sebesar 4%. Pada masa sim- Chamber of Commerce.
pan hari ke-9 buah yang busuk/tidak dapat terjual
mencapai 51.07%, sementara buah naga lainnya Kristriandiny, O., & Susanto, S. (2016). Budi daya
buah naga putih (Hylocereus undatus) di Sleman,
mengalami penurunan mutu diikuti dengan penu-
Yogyakarta: Panen dan pascapanen. Buletin
runan harga jual setelah hari ketiga belas. Agrohorti, 4(1), 1–8.

UCAPAN TERIMA KASIH Mashudi, A. T. S. (2012). Kajian Tingkat Kerusakan


dan Masa Simpan Alpukat pada Rantai Pasok
Terima kasih kepada Politeknik Negeri Ta- Pasar Wisata Bogor. Skripsi. Departemen
nah Laut yang telah membiayai penelitian ini Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi
melalui dana hibah Penelitian Dosen Pemula Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
(PDP) tingkat institusi tahun 2017.
Pantastico, E. R. B., & Kamariyani. (1986). Fisiologi
Daftar Pustaka Pasca Panen: Penanganan dan Pemanfaatan
Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan
Amalia, R. R., Hairiyah, N., & Nuryati. (2017). Subtropika. Yogyakarta: Gadjah Mada
Pemetaan Rantai Pasok Buah Naga di Kabupaten University Press.
Tanah Laut. In Seminar Nasional Riset Terapan
2 (p. E25). Banjarmasin: Politeknik Negeri Rais, M., & Sheoran, A. (2015). Scope of supply chain
Banjarmasin. management in fruits and vegetables in India.
Journal of Food Processing & Technology, 6(3),

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)


115
Analisis Kerusakan Mekanis dan...
1–7. https://doi.org/10.4172/2157-7110.1000427 N. C., Mien, D. V. H., … Long, T. N. (2000).
Quality Assurance System for Dragon Fruit. In
Sabir, L. B., & Farooquie, J. A. (2015). Managing fruits 19th ASEAN Seminar on Postharvest Technology
and vegetables inventory: A study of retail stores. (pp. 101–114). Bruce ACT: Australian Centre for
South Asian Journal of Marketing & International Agricultural Research (ACIAR).
Management Research, 5(8), 47–60.
Tolani, V. C., & Hussain, H. (2013). Strategic change
Sutrisno, & Purwanto, E. G. M. (2011). Kajian in model of fruit and vegetables supply chain.
penyimpanan buah naga (Hylocereus The Global Journal of Management and Business,
costaricensis) dalam kemasan atmosfer 3(9), 965–970.
termodifikasi. JTEP (Jurnal Keteknikan
Pertanian), 25(2), 127–132. Zee, F., Yen, C.-R., & Nishina, M. (2004). Pitaya
(Dragon Fruit, Strawberry Pear). Honolulu:
Taiwan Food Industry Development Research College of Tropical Agriculture and Human
Authorities. (2005). Dragon Fruit. Retrieved Resources (CTAHR).
from http//swarnabhumi.com/dragonfruit/health

To, L. V, Ngu, N., Due, N. D., Trinh, D. T. K., Thanh,

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 107-115 (2018)

Anda mungkin juga menyukai